4. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan tidak langsung (indirect examination)
Autoanamesis
Aloanamnesis
2. Pemeriksaan langsung (direct examination)
Pemeriksaan Fisik (status internus dan neurologis)
Pemeriksaan Khusus Psikik
- penampilan umum
- bidang emosi, afek
- bidang pikiran
- bidang motorik
3. Pemeriksaan tambahan atau penunjang
5. RIWAYAT PSIKIATRIK
Adalah catatan tentang riwayat penyakit,
gangguan jiwa, dan riwayat hidup pasien
pasien,
yang
dari
diperlukan untuk memahami siapa
mana pasien berasal dan perkiraan akan kearah
mana pasien selanjutnya pada masa mendatang.
7. ANAMNESIS PSIKIATRI
V. Riwayat Hidup
a. Prenatal dan Perinatal
b. Masa kanak awal (sampai 3 tahun)
c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
d. Masa Remaja
e. Masa Dewasa
i.
ii.
iii.
Riwayat
Riwayat
Riwayat
pekerjaan, perkawinan/berpasangan/pacaran
pendidikan
militer
iv. Riwayat agama/kehidupan beragama
v. Aktivitas sosial dan situasi kehidupan sekarang
vi. Riwayat pelanggaran hukum
f. Riwayat Psikoseksual
g. Riwayat Keluarga
h. Impian, Fantasi dan Nilai-nilai
8. Prinsip Wawancara Psikiatrik:
Bina Rapport
o
o
o
Salam
Identitas
Suasana tenang dan nyaman
Tanyakan keluhan utama
Onsetnya
Gejala-gejala lain DD/ D/
o Psikotik, Mood (depresi, manik, bipolar, cemas)
Cara mengatasi gejala-gejala
Faktor organik (penyakit fisik akut / kronis, obat,
penyalahgunaan) singkirkan faktor organik
9. Stressor psikososial (Perkawinan, pekerjaan, relasi
keluarga,dll)
Biarkan pasien berbicara bebas observasi komunikasi
verbal & non verbal pasien
Pendengar aktif, bicara bahasa yang jelas & mudah
dimegerti
Teknik wawancara spesifik (fasilitasi, kejelasan, refleksi,
interpretasi, keheningan,dll)
Buat kesimpulan, informasi & edukasi, janji pertemuan
berikutnya
10. Lama wawancara :
30 menit sd 1 jam tergantung situasi
Psikotik akut, gaduh gelisah, derilium, penyakit
medik akut / terminal : lebih singkat
11. Teknik wawancara
Fasilitasi (verbal / non verbal)
Refleksi isi (mengulang & menyimpulkan)
Keheningan (normal, autistic thingking, halusinasi auditorik)
Konfrontasi (waham)
Interprestasi (jangan terburu-buru tetap seperti pada aw al
wawancara, pasien depresi, cemas)
Menentramkan hati ( verbal / non-verbal)
Nasehat (akhir wawancara + sudah terbina raport)
Kejelasan (mengulang)
12. Jangan malu / enggan bertanya ( hal-hal pribadi : seks,
perkawinan, ekonomi, bunuh diri : ide / usaha)
Komunikasi verbal &non-verbal (melakukan & observer)
Pendengar & Obeserver yang baik
Status mental (kesadaran, sikap, perilaku / psikomotor,
mood/afek, bentuk & isi pikiran, persepsi, bahasa, kognitif)
Pertanyaan terbuka >> tertutup
Teknik wawancara (fasilitasi, refleksi isi,
kejelasan,keheningan, dll)
Kehadiran keluarga ( tanya)
Empati
13. EMPATI
Memahami / merabarasakan perasaan, pikiran,
keinginan pasien tanpa mempengaruhi
penilaian objektivitas
Tidak mengkritik, menghakimi, memotong
pembicaraan, mencela, menghargai
Menempatkan diri ditempat pasien sesuai usia,
jenis kelamin, pikiran, persepsi, budaya
Komunikasi 2 arah (verbal & non-verbal)
Kontak mata
•
•
•
Pasien bicara jujur dan nyaman
Psikopatologi muncul
Problem muncul
14. Situasi tempat duduk:
Kursi sama tinggi
Membuat Catatan:
•
•
•
Untuk alasan medis & hukum
Bantu ingatan terapis tentang pasien
Jangan dilakukan jika ganggu kelancaran wawancara
21. CHECK LIST KETRAMPILAN WAWANCARAPSIKIATRIK
NO.
KOMPONEN PENILAIAN SKOR
0 1 2
1. Membina rapport
2. Menanyakan identitas pasien (nama, usia, pekerjaan,
pendidikan, status nikah, alamat pasien)
3. Menanyakan keluhan utama (alasan datang berobat)
4. Menunjukkan minat, perhatian dan empati (ekspresi wajah
dan intonasi suara ramah, kontak mata, dll)
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan jelas
oleh pasien
6. Memberi respon secara memadai terhadap komunikasi
verbal & non-verbal pasien
7. Mampu mendengar secara aktif
8. Menelusuri gejala gangguan jiwa (gejala psikotik, depresi,
cemas, manik)
9. Menggali kemungkinan faktor-faktor organik sebagai
penyebab atau pencetus keluhan pasien
22. 0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, kurang benar
2 = Dilakukan, dengan benar
10. Menggali stressor psikososial (pekerjaan, perkawinan, sosial
ekonomi,dll)
11. Menggali riwayat penggunaan obat-obat yang sudah diminum
12. Menyimpulkan dan menutup wawancara
Total Skor
24. Bagian dari pemeriksaan
status klinis yang
menggambarkan jumlah total
observasi pemeriksa dan kesan
tentang pasien psikiatrik saat
wawancara.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
25. I. Gambaran umum
a.Penampilan
b.Perilaku dan aktivitas psikomotor
c.Sikap terhadap
Mood dan Afek
a.Mood
b.Afek
c.Kesesuaian
Bicara
pemeriksa
II.
III.
IV. Gangguan persepsi
GARIS BESAR PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
26. V. Pikiran
a. Proses atau bentuk pikiran
b. Isi pikiran
Sensorium dan Kognotif
VII.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kesiagaan dan tingkat kecerdasan
Orientasi
Daya ingat
Konsentrasi dan perhatian
Kapasitas untuk membaca dan menulis
Kemampuan visuospasial
Pikiran abstrak
Sumber informasi dan kecerdasan
...LANJUTAN
28. I. GAMBARAN UMUM
a. PENAMPILAN kesan fisik pasien
secara keseluruhan.
Contoh : jenis tubuh, postur, ketegangan,
pakaian, dandanan, rambut, kuku.
Istilah yg digunakan untuk
menggambarkan penampilan tampak sehat,
sakit, seimbang, kelihatan tua, kelihatan
muda, kusut, seperti anak- anak, dan
kacau.
Tanda kecemsan : tangan yang lembab,
keringat pada dahi, postur tegang, mata
lebar.
29. b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Contoh : menerisma, tiks, gerakan isyarat,
kedutan, perilaku stereotipik, echopraxia,
hiperaktivitas, agitasi, melawan,
fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan, dan
ketangkasan, kegelisahan, meremas-remas
tangan dan melangkah.
Sikap terhadap pemeriksa
Contoh : bekerjasama, bersahabat, penuh
perhatian, tertarik, datar, menggoda,
bertahan, merendahkan, kebingungan,
apatis, bermusuhan, bermain-main,
menyenangkan, mengelak atau berlindung.
c.
30. menerus yang mewarnai persepsi
cemas, marah meluap-luap, euforik,
merendahkan diri-sendiri, ketakutan dan
pasien yang tampak yang disimpulkan
jumlah dan macam perilaku ekspresif.
terbatas, tumpul dan datar.
a. Mood emosi yang meresap dan terus-
seseorang akan dunia.
Contoh : depresi, kecewa, mudah marah,
kosong, bersalah, terpesona, sia-sia,
membingungkan.
b Ekspresi Afektif respon emosional
pemeriksa dari wajah pasien termasuk
Afek digambarkan : dalam rentang normal,
II. MOOD DAN AFEK
31. c. Kesesuaian
Kesesuaian respon emosional pasien dapat dipertimbangkan
dalam konteks masalah subyektif yang didiskusikan pasien.
Apabila ekspresi emosi serasi dengan isi pikiran, budaya dan
keadaan/ suasana pada waktu pemeriksaan.
32. III. BICARA
Menggambarkan karakteristik fisik dari berbicara
baik kuantitas, kecepatan produksi bicara dan
kualitasnya.
Contoh : senang berbicara, suka mengomel,
fasih, pendiam, tidak spontan atau berespon
normal terhadap pewawancara.
Bicara mungkin cepat atau lambat, tertekan,
ragu-ragu, emosional, dramatik, monoton,
keras, berbisik, dll.
33. Halusinasi dan ilusi apakah pasien
mendengar suara atau melihat bayangan?,
apa yang dilihat atau didengar?, dalam
keadan bagimana keadaan itu terjadi?
Depersonalisasi dan derealisasi : perasaan
terlepas dari diri sendiri dan lingkungan.
IV. GANGGUAN PERSEPSI
34. Contoh gangguan pikiran :
a. proses berpikir atau bentuk pikiran
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
pengendoran asosiasi
flight of ideas
pikiran berpacu
tangensialitas
sirkumstansialitas
inkoherensi
neologisme
asosiasi bunyi
permainan kata
penghambatan pikiran
pikiran samara-samar.
atau keluar dari jalur
V. PIKIRAN
36. VI. SENSORIUM DAN KOGNISI
Mencari petunjuk fungsi organ organik,
intelegensia pasien, kapasitas untuk
berpikir abstrak, tingkat tilikan dan
pertimbangan.
37. a. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran
Gangguan kesadaran biasanya
menyatakan gangguan otak organik.
Tingkat kesadaran pasien : berkabut,
somnolen, stupor, koma, letargi, melupakan
identitas lama seringkali disertai perjalanan
dan mengembara kelingkungan baru.
38. b. Orientasi
Waktu : perhatikan apakah pasien mampu
mengidentifikasikan hari, waktu, lamanya
pasientelah berada di rumah sakit. Apakah
perilakunya sesuai dengan orientasi waktu.
•
• Tempat : perhatikan apakah pasien tahu
dimana ia berada.
• Orang : perhatikan apakah pasien tahu
siapa pemeriksa dan peranan orang-orang
yang berhubungan dengannya disekitarnya.
39. c. Daya ingat
Fungsi daya ingat (memory) biasanya dibagi
menjadi empat bidang :
Daya ingat jauh (remote memory) data masa
anak-anak, peristiwa penting yang diketahui telah
terjadi saat pasien masih muda atau bebas dari
penyakit, masalah pribadi.
Daya ingat masa lalu yang belum lama (recent past
memory) dalam beberapa bulan yang lalu.
Daya ingat yang baru saja (recent memory)
beberapa hari yang lalu, apa yang pasien lakukan
kemarin, hari sebelumnya, apa yang pasien makan
untuk sarapan, makan siang dan makan malam.
Penyimpanan dan daya ingat segera (immediate
retention reccal) pengukuran rentang angka,
kemampuan untuk mengulang tiga kata segera dan
40. d.Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi pasien dapat terganggu karena
berbagai alasan.
Misalnya : gangguan kognitif, kecemasan,
depresi dan stimulasi in ternal.
Perhatian dinilai dengan kemampuan
berhitung atau meminta pasien mengeja kata
secara mundur.
e. Kemampuan membaca dan menulis
Pasien diminta untuk bereaksi terhadap
suatu kalimat dan selanjutnya melakukan
apa yang diperintahkan kalimat tersebut.
Pasien juga diminta untuk menulis kalimat
sederhana tapi lengkap.
41. f. Kemampuan visuospasial
Pasien diminta mencontoh suatu gambar
seperti jam atau segilima yang
berpotongan.
g. Berpikir abstrak
Kemampuan pasien untuk berhadapan
dengan konsep.
h. Sumber informasi dan intelegensia
Intelegensia berhubungan dengan
perbendaharaan kata dan sumber
pengetahuan umum.
42. VII. PENGENDALIAN IMPULS
Pemeriksaan pengendalian impuls penting
dalam memastikan kesadaran pasien tentang
perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu
pengukuran tentang kemungkinan bahaya
pasien bagi dirinya sendiri atau orang lain,
misalnya : impuls seksual, agresif dan
lainnya.
43. VIII. PERTIMBANGAN DAN TILIKAN
Pertimbangan (judgement) menilai
aspek kemampuan pasien dalam
pertimbangan sosial.
Apakah pasien mengerti kemungkinan akibat dari
perilakunya?
Dapatkah pasien memperkirakan apa yang akan
dilakukannya didalam situasi khayalan?
Tilikan derajat kesadaran dan
pengertian pasien mengenai gangguan
kesehatan jiwa yang dialami.
44. bantuan, tp dlm wkt yg bersamaan menyangkal penyakitnya.
kesalahan pd org lain, pd faktor eksternal/ faktor organik.
diketahui pd diri sendiri.
gejala/ kegagalan dlm penyesuaian sosialnya disebabkan
sendiri tanpa menetapkan pengetahuan tsb untuk
emosional tentang motif & perasaan di dalam diri pasien &
1. Penyangkalan penyakit sama sekali.
2. Kesadaran sedikit bhw mereka sakit & membutuhkan
3. Terdapat kesadaran bhw mereka sakit tp melemparkan
4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yg tdk
5. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit &
oleh perasan irasional atau gangguan tertentu dlm diri pasien
pengalaman dimasa dpn.
6 Tilikan emosional yang sesungguhnya : kesadaran
orang yg penting dlm kehidupan.
TINGKAT TILIKAN