SlideShare a Scribd company logo
1 of 98
MODUL
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Suatu kondisi yang ditandai oleh
adanya gangguan pada pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang
yang memerlukan perhatian dan
intervensi terapeutik SEGERA
Kegawatdaruratan
psikiatri
Gaduh gelisah
agitasi
agresif
kekerasan
Percobaan
bunuh diri
KEGAWAT
DARURATAN
PSIKIATRI
Algoritma Utama
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
STRATEGI UMUM
• Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri
sendiri maupun orang lain.
• Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan
kesehatan.
• Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota tim
dan keselamatan pasien
• Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim
• Cegah perlukaan
• Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan
seperti senjata, gunting, pisau atau benda berbahaya lainnya.
• Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk
melakukan kekerasan.
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
MODIFIKASI LINGKUNGAN
• Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal
atau rangsangan minimal untuk mengurangi
kecemasan pasien.
• Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi
ilusi dan mispersepsi lingkungan yang dapat
meningkatkan risiko perilaku kekerasan atau
agresif.
• Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak
mengancam.
PRINSIP WAWANCARA DALAM
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Lakukan pengkajian pada area yang tertutup
(privasi)
• Ciptakan hubungan terapeutik
• Yakinkan bahwa pasien berada di tempat yang
aman
• Lakukan komunikasi terapeutik :
 bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang
 vokal jelas dan nada suara tegas
 intonasi rendah
 gerakan tidak tergesa-gesa
 pertahankan posisi tubuh
 hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Kumpulkan sebanyak mungkin informasi
• Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat
pendek dan mudah dipahami
• Tetap mempertahankan keselamatan petugas dan
pasien (jarak aman 2-3 langkah dr pasien)
• Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit
fisik, ketergantungan zat/alkohol yang mungkin
mengancam nyawa, pertimbangkan gangguan jiwa
lain bila hal2 tersebut bisa disingkirkan
• Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri,
adanya penyakit penyerta, kualitas dan ketersediaan
sistem pendukung
TATALAKSANA UMUM
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Yang perlu dilakukan :
- Berpikir dan bersikap kritis
- Tetap tenang
- Perlu kontrol thd perasaan bingung,
aneh, atau depresi
- Bersikap suportif
- Jaga jarak aman
- Tawarkan pilihan : mengontrol diri,
minum obat, atau dibantu dg fiksasi
- Tegaskan bahwa perilaku kekerasan
tdk diperkenankan
- Lakukan dokumentasi
Yang harus dihindari :
- Mengancam
- Mentertawakan
- Merasa tdk adekuat
atau sangat tidak pasti
- Merasa terancam
- Menghakimi
- Marah thd keluarga
yg membawa
PEMERIKSAAN YG DILAKUKAN PADA PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
PEMERIKSAAN
FISIK DAN
NEUROLOGIK
PEMERIKSAAN
STATUS
MENTAL
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
(bila perlu dan
tersedia)
 > 40 tahun :
- skrining
toksikologi,
- EKG,
- rontgen,
- laboratorium
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
TENAGA
KESEHATAN :
- Dokter
- Perawat
- bidan
TOKOH
MASYARAKAT :
- lurah/kades
- RT,RW
- Tokoh agama
- Tokoh wanita
TENAGA
KEAMANAN :
- satpam hansip
- Pamong praja
- Kemanan desa
Alat-alat untuk kegawatdaruratan psikiatri
Alat fiksasi kaki dan
tangan:
- Kain yg kuat & halus
- 40 cm x 20 cm x 0,5
cm
- 2 tali pengikat : utk
manset & ke tempat
tidur
- 4 buah : utk lengan
& tungkai
Jaket fiksasi :
untuk pasien
dg
hiperaktifitas
motorik
Alat injeksi :
spuit 3 cc
Obat-obat untuk kegawatdaruratan
psikiatri
Obat oral
Haloperidol tablet 0.5, 1.5 dan 5
mg
Chlorpromazine tablet 25 mg,
100 mg
Risperidon tablet 2 mg
Diazepam tablet 2 mg, 5 mg
Lorazepam 2 mg
Propanolol 10 mg, 40 mg
Obat injeksi
Haloperidol injeksi 5 mg (kerja
singkat)
Diazepam injeksi 10 mg
Sulfas atropin injeksi
Diphenhidramin injeksi
Gaduh gelisah
Perilaku agitasi Perilaku kekerasan
Aktifitas motorik atau verbal yang
meningkat dan tidak bertujuan
Agresi fisik yang bertujuan untuk
melukai orang lain
Manifestasi :
 ketakutan/kecemasan yang
berlebihan
 Hostilitas/ permusuhan
 Peningkatan psikomotor
 Perilaku destruktif
 Kekasaran atau mengancam
 Iritabilitas
 Respons yang berlebihan terhadap
stimulasi
 Daya nilai terganggu
Perilaku agitasi dapat disebabkan oleh :
Gangguan mental organik : kondisi medis umum yang
dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat
Gangguan penyalahgunaan napza
Gangguan psikotik
Gangguan mood
Gangguan kepribadian
Pasien dapat datang dengan :
• aktivitas motorik yang berlebihan, tidak
sesuai dan tidak bertujuan
• Menyerang
• Kontrol impuls yang buruk
• Postur tegang dan condong ke depan
• Merusak lingkungan
• Kontak mata melotot
• Ketakutan dan/atau anxietas yang berat
Pasien dapat datang dengan :
• Iritabilitas yang dapat meningkat intensitasnya
menjadi perilaku yang mengancam
• Ketidakmampuan untuk menganalisis situasi
dengan baik
• Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat
menghina
• Tekanan suara keras dan menuntut
• Marah-marah
• Dendam
• Merasa tidak aman
PENILAIAN
Wawancara Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Prinsip wawancara
kedaruratan
Riwayat penyakit medik :
kesadaran, tanda vital,
pemeriksaan neurologis
Darah perifer lengkap,
elketrolit, fungsi hati, fungsi
ginjal
Bila pasien membawa
senjata tajam : yakinkan
pasien dalam keadaaan
aman, diminta meletakkan
senjata
Riwayat penggunaan obat,
zat psikoaktif, alkohol
Urinalisa lengkap
Identifikasi kemungkinan
penyebab :
a. Kondisi organik,
penggunaan napza
b. Kondisi mental :
gangguan psikotik,
gangguan mood,
gangguan ansietas,
gangguan kepribadian
Riwayat penyakit psikiatrik :
pemeriksaan status mental
dan riwayat psikososial
Radiologi, EKG (jika tersedia)
Tatalaksana
gaduh
gelisah
Pelaksanaan pembatasan gerak/pengekangan
fisik (restraint)
Lakukan
informed
consent lisan,
tulis di status
•Jelaskan tindakan yg akan
dilakukan, bukan hukuman
tp untuk keamanan
Siapkan ruang
isolasi/alat
pengikat yg aman
• Lakukan
kontrak/kesepakatan utk
mengontrol perilakunya
Pilih alat pengikat
yg aman & nyaman,
dr bahan katun
Pengikatan di
tempat tidur dg
posisi terlentang
•Ikatan tdk terlalu
kencang & tdk terlalu
longgar
Observasi tiap 30
menit
• Pengikatan min 4 org (1
memegang kepala, 2
ekstremitas, 1 ekstremitas
bawah
Hal-hal yang perlu diobservasi dlm pengekangan
• Tanda-tanda vital
• Tanda-tanda cedera yang berhubungan
dengan proses pengikatan
• Nutrisi dan hidrasi
• Sirkulasi & rentang gerak ekstremitas
• Higiene & eliminasi
• Status fisik dan psikologis
• Kesiapan klien untuk dilepaskan dari
pengikatan, termasuk tanda vital
….lanjutan proses pengekangan
Lakukan
perawatan
daerah
pengikatan
• Pantau kondisi kulit yg diikat
• Lakukan latihan gerak pd
tungkai yg diikat secara
bergantian tiap 2 jam
• Perubahan posisi pengikatan
Libatkan & latih
pasien utk
mengontrol perilaku
sblm ikatan dibuka
Kurangi
pengekangan
secara bertahap
Bila klien sdh dpt
mengontrol perilaku :
coba interaksi tanpa
ikatan
KEDARURATAN PASIEN DENGAN
RISIKO DAN TINDAKAN BUNUH
DIRI
TANDA & GEJALA RISIKO DAN PERILAKU BUNUH DIRI
• Bunuh diri merupakan tindakan yang secara
sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya
• JENIS PERILAKU BUNUH DIRI :
ancaman buhun diri : perilaku untuk melakukan
bunuh diri apabila keinginan/harapannya tidak
terpenuhi
isyarat/gelagat : bentuk/perilaku bunuh diri yg
diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah
laku/kebiasaan yg tidak biasa kemduain
dilanjutkan dg percobaan bunuh diri
Percobaan bunh diri : perilaku bunh diri dalam
bentuk percobaan mencederai diri sendiri dg
berbagai cara.
Tanda dan gejala
• Pasien dengan risiko dan tindakan bunuh diri
mungkin datang dengan :
• Ancaman untuk melukai atau bunuh diri
• Mencari jalan untuk bunuh diri misalnya
mencari akses ke obat-obatan, senjata, atau
cara lainnya
• Bicara atau menulis sesuatu tentang kematian,
sekarat, atau bunuh diri
Pasien mungkin datang dengan tanda-tanda
fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku.
Tanda fisik Tanda pikiran Tanda perasaan Tanda perilaku
- Tidak peduli
penampilan
- Hilamg hasrat
seksual
- Gangguan tidur
- Hilang anfsu
makan, BB
- Keluhan kesehatan
fisik
-”saya tdk
membutuhkan apa2
lagi”
-”saya tidak bisa
berbuat apapun yg
baik”
- “saya tidak bisa
berpikir benar”
- “saya berharap
saya mati”
- “ segalanya akan
lebih baik tanpa
saya”
- “Semua masalah
akan berakhir
secepatnya”
- Putus asa
- Marah
- Rasa bersalah
- Tidak berarti
- Kesepian
- Sedih
- Tidak ada harapan
- Tidak tertolong
- Menarik diri
- Tidak tertarik dg
hal2 yg dulu
disukai
- Perilaku tidak
menentu
- Perubahan perilaku
drastis
- Impulsif
- Mutilasi diri
- Mengembalikan
barang2,
mengubah wasiat,
menitipkan hal2 yg
dicintai
Penilaian gawat darurat risiko
bunuh diri
1. Wawancara untuk mengkaji kemungkinan
penyebab :
a. Penyakit fisik : epilepsi, tumor, penyakit
Alzheimer, multiple sklerosis, trauma,
keganasan dll
b. Ringkasan gangguan jiwa & komorbiditas
gangguan jiwa
2. Wawancara utk mengkaji faktor risiko dan faktor protektif
Faktor risiko Faktor protektif
- ide, rencana, & akses ke alat2 saat ini
- Riwayat percobaan bunuh diri/melukai
diri sendiri
- Riwayat keluarga dg bunuh diri
- Penyalahgunaan alkohol/zat psikoaktif
- Riwayat gg jiwa saat ini/sebelumnya
- Baru pulang dr perawatan di rawatan
psikiatri
- Impulsivitas & kontrol diri rendah
- Keputusasaan
- Kehilangan
- Masalah yg berkepanjangan
- Riwayat perilaku salah & kekerasan
- Kondisi akut : dipermalukan, rs putus asa
- Masalah komorbiditas kesehatan
- Usia, jenis kelamin, tdk menikah,
homoseksual
• Dukungan sosial yang positif
• Spiritualitas
• Tanggungjawab pada keluarga,
aset ekonomi
• Memiliki anak atau hamil
• Kepuasan hidup
• Memiliki kemampuan
membedakan mana yg nyata dan
tidak nyata
• Memiliki ketrampilan
menyelesaikan masalah
• Hubungan terapeutik yang
positif
• Memiliki hobi, aktivitas
rekreasional
3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan
tanda2 :
- Sayatan pd pergelangan tangan
- Luka tusuk di dada/abdomen,
- luka tembak
- Jejas bekas gantung diri
- Luka memar akibat jatuh atau
membentur benda keras
- Bau muntah racun serangga
- tanda2 intoksikasi obat2an
tertentu
Kemungkinan diagnosis
utama :
- Gangguan mental organik
- Gangguan akibat
penyalahgunaan zat dan
3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan
tanda2 :
Lakukan
pem
fisik
utk
mencari
tanda2
:
- Sayatan pd
pergelangan tangan
- Luka tusuk di
dada/abdomen,
- luka tembak
- Jejas bekas gantung diri
- Luka memar akibat
jatuh atau membentur
benda keras
- Bau muntah racun
serangga
- tanda2 intoksikasi
obat2an tertentu
Kemungkinan
diagnosis
utama
- Gangguan mental
organik
- Gangguan akibat
penyalahgunaan zat &
alkohol
- Gangguan psikotik
- Gangguan mood
- Gangguan neurotik
- Gangguan kepribadian
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN
BUNUH DIRI
Yang harus dilakukan :
• Waspada
• Bertindak
• Terbuka
• Menyediakan diri
• Meu mendengarkan
• Harapan
• Jejaring bantuan
yang harus dihindari :
- Menantang untuk melakukan
tindakan bunuh diri
- Terlihat terpukul /terkejut
- Bertanya “kenapa”
- Menghakimi
- Menjanjikan utk menjadikan
hal ini rahasia
- Pemberian antidepresan hati2
 memperbesar risiko
percobaan bunuh diri
Tindakan-tindakan khusus
Mereka yg telah
merencanakan bunuh diri saat
ini
- Perlu dirawat
- Menyingkirkan alat
- Membina hubungan terus
dg pasien & kontak sumber
dukungan terdekat
Mereka yg tampak gelisah &
sulit mengendalikan diri
Lakukan manajemen gaduh
gelisah
Mereka yg memiliki rasa nyeri
& sesak
Bantu utk mengurangi rasa
nyeri & sesak
Mereka yg dengan perilaku
bunuh diri sebelumnya
Lindungi dr bahaya seperti yg
dulu pernah dilakukan
Mereka yg memiliki gangguan
jiwa
Hubungkan ke layanan
kesehatan jiwa
Manajemen untuk mencegah
percobaan bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
1. Awasi, jangan biarkan pasien sendirian
2. Simpan benda2 yg dapat digunakan utk bunuh diri :
benda tajam, tali, ikat pinggang, racun serangga
3. Apabila pasien minum obat  pastikan obat benar2
diminum dalam dosis yang sesuai
4. Buat kontrak : tdk akan melakukan tindakan bunuh
diri pd periode waktu tertentu
Manajemen untuk mencegah
percobaan bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
5. Tegakkan hubungan saling percaya dg pasien
6. Jangan menghakimi perilaku pasien
7. Tingkatkan harga diri pasien : memberikan aspek
positif diri, menyusun rencana jangka pendek
8. Kerahkan dukungan keluarga/orang terdekat. Edukasi
supaya memberikan dukunga kpd pasien
Ajak pasien utk mengenali potensi penyelesaian
masalah yg selama ini efektif
Tindak lanjut
• Pasien tidak memiliki keluarga/keluarga tdk
mampu merawat pasien di rumah 
hospitalisasi
DELIRIUM
DELIRIUM
Delirium merupakan :
• gangguan dari sistem saraf pusat yang
mengancam nyawa namun juga bersifat
reversibel dan ditandai oleh :
penurunan akut dalam tingkat kesadaran dan
kognitif,
gangguan pada atensi,
gangguan persepsi,
aktivitas psikomotor abnormal, gangguan dalam
siklus tidur
Frekuensi
• 10-30% dari seluruh pasien yg dirawat di
rumah sakit
• Populasi lanjut usia : 10-15% delirium saat
masuk RS & 10-40% mengalami delirium saat
dirawat di RS
• Unit gawat darurat :
- 12 – 50%
- 60% tidak dikenali oleh sistem kesehatan
Faktor risiko
FAKTOR PREDISPOSISI
• Usia lanjut
• Demensia
• Polifarmasi
• Gangguan
penglihatan/pendengaran
• Dehidrasi
• Gangguan ginjal kronik
• Gangguan neurologis
• Gangguan fungsional/disabilitas
fisik
FAKTOR PRESIPITASI
- Efek samping obat (antikolinergik)
- intoksikasi/gejala putus penggunaan
napza
- Infeksi
- Trauma kepala
- Gangguan metabolik: dehidrasi, gg
elektrolit, malnutrisi, ensefalopati
- Gangguan vaskular : stroke,gagal
jantung, hipovolemia,aritmia
- Gangguan endokrin
Tanda dan gejala
• Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu hari
(biasanya memberat pada malam hari)
• Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian
• Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai
gangguan orientasi orang
• Halusinasi, biasanya visual (lihat) atau olfaktorik (penciuman)
• Hiperaktivitas atau hipoaktivitas motorik
• Gangguan siklus tidur
• Inkoherensi
• Onset akut
• Adanya penyakit fisik
Evaluasi dan diagnosis
1. Pasien yang mengalami perubahan mendadak
dalam :
• fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan
nafsu makan, sulit tidur, gelisah
• kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons
lambat
• Persepsi : halusinasi visual/ auditorik
• Perilaku sosial : tidak kooperatif
 Cek apakah ada faktor risiko predisposisi
delirium
Evaluasi dan diagnosis
Pasien yang
mengalami perubahan
mendadak dalam :
fungsi fisik :
penurunan mobilitas,
perubahan nafsu
makan, sulit tidur,
gelisah
kognitif : bingung,
sulit konsentrasi,
respons lambat
Persepsi : halusinasi
visual/ auditorik
Perilaku sosial : tidak
kooperatif
 Cek apakah ada
faktor risiko
predisposisi delirium
Pemeriksaan
fisik cermat
(status
generalis,
status
neurologis
Pemeriksaan darah
lengkap
Analisis gas darah
dan elektrolit
Kimia darah
Tes fungsi hati
Fungsi ginjal
Urinalisis
EKG
Foto thorax
Delirium :
fluktuatif :
pemeriksaan
serial
Tatalaksana
Atasi kondisi
medis yg
diduga
mencetus
kan delirium
Bila gelisah &
membahayak
an diri/orang
lain/menggan
ggu jalannya
pengobatan
• Haloperidol 0.5
mg/4-6 jam,
maks 10 mg/hari
• Lansia : maks 3
mg/hari
Agitas
berat/tidak
mungkin oral
• Injeksi
haloperidol 2.5
mg IM, bs
diulang setelah
30 menit, maks
10 mg/hari,
lansia maks 5
mg/hari
• Hindari
benzodiazepin,
kecuali ec
alkohol
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada Demensia
Algoritma terapi
Intervensi non Farmakologis
KEGAWATDARURATAN NAPZA
Definisi napza & pembagiannya
• Napza : zat kimia/ zat yg bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi fungsi tubuh
secara fisik dan psikologis.
Napza berdasarkan efek yang
ditimbulkannya
• Napza yg bekerja sbg depresan :
memperlambat/menekan sistem syaraf pusat
dan pesan yg dikirim ke otak, memperlambat
detak jantung & pernafasan
• Gejala :
efek yang ringan :
 perasaan tenag & sejahtera
Perasaan gembira yang berlebihan (euforia)
Perasaan rileks
Efek yg lebih serius :
 bicara cadel
Jalan sempoyongan
Mual, muntah
Napza yang memiliki efek stimulan
• Mempercepat/merangsang kerja sistem syaraf
pusat & pesan ke dan dari otak.
• Meningkatkan detak jantung, tekanan darah &
suhu tubuh
• Membuat orang lebih sadar dan waspada
• Efek ringan : hilang nafsu makan, tidak bisa
tidur, banyak bicara, gelisah
• Efek yang lebih serius : agresi, panik, cemas,
sakit kepala, paranoia
Napza yg memiliki efek halusinogen
Mempengaruhi persepsi orang yg menyebabkannya
melihat/mendengar sesuatu secara terdistorsi
EFEK
HALUSINOGEN
Tekanan darah meningkat
Detak jantung meningkat
Hilang nafsu makan
Kram perut
Banyak bicara dan tertawa
Aktivitas meningkat
Panik
Dilatasi pupil
Distorsi waktu dan ruang
Tanda & gejala intoksikasi dan putus zat akibat
penggunaan napza
Intoksikasi :
Kumpulan gejala disebabkan
oleh penggunaan Napza yg
mempengaruhi 1/lebih fungsi
mental (memori, orientasi,
mood, perilaku, sosial &
pekerjaan)
Putus zat (withdrawal) :
Kumpulan gejala yg terjadi setelah
menghentikan/mengurangi
penggunaan zat psikoaktif, sesudah
penggunaan berulang kali
(berlangsung lama dan/atau dalam
jumlah yg banyak)
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Opioid :
• Apatis, letargi, koma
• Gangguan penilaian, gangguan perhatian &
memori
• Lesu, agitasi, depresi pernafasan
• Kontraksi pupil
• Bicara kacau
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Apatis, letargi, koma
Gangguan penilaian,
gangguan perhatian
& memori
Lesu, agitasi, depresi
pernafasan
Kontraksi pupil
Bicara kacau
Opioid Gangguan
memusatkan
perhatian
Halusinasi
Kecurigaan/paranoid
Euforia/disinhibisi
Ansietas atau agitasi
Nafsu makan
bertambah
Kanabis
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Kesadaran menurun
Gangguan
memusatkan
perhatian
disinhibisi
Suasana perasaan labil
Agresi
Jalan sempoyongan
Nistagmus
Bicara pelo
Suka berdebat
Alkohol
Stupor atau koma
Apatis & sedasi
Gangguan perhatian &
daya ingat
Amnesia retrograd
Gangguan emosi
Perilaku kasar
Inkoordinasi
Nistagmus
Bicara cadel
Benzo
diazepin
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Letargi
Dizzines
Inkoordinasi
Jalan sempoyongan
Refleks menurun
Retardasi psikomotor
Tremor
Kelemahan otot
menyeluruh
Nistagmus
Blurred vision
Bicara cadel
Inhalansia
Tanda & gejala putus zat depresan
opioid
Disforia
Mual, muntah
Nyeri otot
Lakrimasi/rinorrhea
Dilatasi pupil
Piloereksi/berkeringat
Diare
Menguap
Demam
Alkohol
Berkeringat,
Mual muntah
Agitasi psikomotor
insomnia
Tremor lidah, mata &
tangan
Denyut jantung cepat
Tekanan darah
meningkat
Benzodiazepin
Ansietas
halusinasi/ilusi
Hiperaktifitas
otonom
Tremor tangan
Agitasi psikosomor
Insomnia, mual,
muntah
Tanda & gejala intoksikasi zat
stimulan
• Koma
• Bingung
• Agitas/retardasi psikomotor
• Kelemahan otot, depresi nafas,
nyeri dada/kejang
• Berkeringat, mual, muntah
• Takikardi/bradikardi
Kokain
• Kewaspadaan berlebihan
• Ilusi, halusinasi
• Ide kebesaran/paranoid
• Euforia, marah/agresif
• Perilaku diulang2
• Denyut jantung cepat
• berdebat
Amfetamin
Tanda & gejala putus zat stimulan
Kokain
• Mood disforik
• Mimpi buru yg jelas
• Retardasi
psikomotor/agitasi
• Rasa lelah,
insomnia/hipersomnia
• Peningkatan nafsu
makan
Amfetamin
• Suasana perasaan
disforia
• Mimpi bizar
• Keinginan konsumsi
stimulansia yg kuat
• Hambatan psikomotor
• Nafsu makan
bertambah
• Insomnia/hipersomnia
Tanda & gejala intoksikasi
halusinogen
• Dizziness
• Bingung
• Tremor, letargi, inkoordinasi
• Nistagmus, blurred vision/ diplopia
• Biara cadel
PENILAIAN
Anamnesis :
- Tanda & gejala, perilaku yg menyertai, intensitas &
frekuensi gejala, gejala yg mengarah pd gangguan
organik
- Penggunaan napza : jenis, lama penggunaan, toleransi
dosis, gejala putus obat, pengobatan sebelumnya
Pemeriksaan fisik : tanda vital, pmeriksaan
fisik menyeluruh
Pemeriksaan status mental : perasaan, pikiran,
perilaku
Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, tes urin utk
napza, SGOT/SGPT, ureum kreatinin
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA UMUM :
- Penanganan kondisi medik umum
- Monitoring vital sign
- Evaluasi tingkat kesadaran & jalan nafas :
 observasi tanda vital tiap 15 menit selama 4 jam
 Evaluasi perlunya pemberian oksigen
 Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
Terapi intoksikasi opioid :
 nalokson 0.2 – 0.4 mg (1cc)/ 0.01 mg/kg BB IV,
IM/subkutan, bisa diulang sesudah 3-10 menit
sampai 2-3 kali & pasien dipantau selama 24 jam
Bila tdk ada nalokson : terapi simtomatik, gelisah :
antipsikotik oral/injeksi
Mengatasi penyulit sesuai kondisi klinis
Bila kondisi fisik membutuhkan perawatan intensif
 rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi kokain & amfetamin :
 bila suhu naik  kompres air hangat
Untuk mencegah kejang : diazepam 10-30 mg per
oral/parenteral diulang 15-20 menit
Bila ada gejala psikotik : haloperidol 3 x 2.5-5 mg
Bila terjadi takikardi : propanolol 10-20 mg
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi kanabis:
 ciptakan suasana tenang, ajak bicara tentang
apa yg dialami
Jelaskan kondisi sementara, 4-8 jam akan
menghilang
Diazepam 10-30 mg per oral/ parenteral, diulang
tiap jam bila perlu (hati2 depresi nafas, maksimal
parenteral 20 mg/hari)
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi alkohol:
 kondisi hipoglikemi : dekstrose 40% : 50 ml
Injeksi Thiamine 100 mg IV utk profilaksis
terjadinya Wernicke Encephalopathy
Gelisah : antipsikotik, haloperidol 5 mg IM, bisa
diulang tiap 30 menit, maksimal 30 mg/hari
Bila kesadaran menurun  rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
Terapi intoksikasi sedatif hipnotik:
Non Psikofarmaka
GANGGUAN PSIKOTIK
GANGGUAN PSIKOTIK
• Gangguan dalam pikiran & perilaku yg ditandai dg
adanya distorsi pikiran & persepsi, emosi yg tdk
patut atau rentangnya sempit, pembicaraan
inkoheren/irrelevant, gangguan persepsi, gangguan
isi pikir
• Kegawatdaruratan gangguan psikotik :
- gaduh gelisah (agitasi psikomotor)
- agresivitas/ perilaku kekerasan
- perilaku melukai diri sendiri/percobaan bunuh diri
akibat halusinasi/ waham
Penilaian gawat darurat psikotik
1. Wawancara :
Lakukan wawancara sesuai prinsip wawancara
Jaga keamanan diri pewawancara
Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan napza
2. Pemeriksaan fisik & penunjang
Pemeriksaan fisik 7 penunjang sesuai pemeriksaan
kegawatdaruratan
Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan zat
Penatalaksanaan kegawatdaruratan
psikotik
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan psikotik
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN
DENGAN EFEK SAMPING OBAT PSIKOTROPIKA DERAJAT BERAT
Distonia Akut
Parkinsonisme
Akatisia
SNM
• Rigiditas
• Demam tinggi Bisa mencapai 41 C bahkan
lebih
• Instabilitas otonomik
• Takhikardia
• Diaforesis
• Tekanan darah abnormal: hipertensi,
hipotensi, atau naik turun drastis
• Kebingungan
Pemeriksaan Rigiditas
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
ANSIETAS YANG TERKESAN SEBAGAI
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK
Serangan Panik
Ditemukan sekurangnya 4 gejala dari daftar di bawah yang salah satunya
harus termasuk a sampai d:
a. Merasa denyut jantung tak teratur, cepat atau berdebar keras
b. Berkeringat
c. Gemetar atau bergetar
d. Merasa mulut kering
e. Kesulitan bernapas
f. Merasa tercekik
g. Merasa nyeri, tertekan atau tidak enak di dada
h. Mengalami mual atau gangguan perut
i. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan
j. Merasa asing dengan sekeliling atau asing dengan bagian tubuhmya
k. Takut akan menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan
l. Takut bahwa akan mati
m. Mengalami kilatan panas atau kedinginan
n. Merasa kesemutan atau baal pada bagian tubuh
Gangguan Disosiatif (Konversi)
• Perubahan fungsi tubuh atau anggota badan mirip dengan gangguan
neurologik namun tidak didapatkan bukti adanya gangguan fisik yang dapat
menjelaskan karakteristik
• gejala yang terjadi.
– Terdapat asosiasi waktu yang menyakinkan antara awitan gejala gangguan
ini dengan peristiwa penuh stres, masalah, atau kebutuhan.
– Perubahan (sementara) terhadap diri orang tersebut, seperti: suara yang
berbeda, bizarre/aneh, perubahan afeksi, perubahan emosi; bahkan
berubahnya identitas diri, seperti nama yang berbeda, hobi yang berbeda,
atau pengalaman yang berbeda dengan dirinya saat sebelum kesurupan.
– Perhatian dan kewaspadaan menjadi terbatas atau terpusat pada satu atau
dua aspek yang ada di lingkungannya.
– Posisi tubuh dan ungkapan kata-kata terbatas dan diulang-ulang.
– Ketidakmampuan mengendalikan gejala.
– Kurang memperdulikan keadaan
– Parese, pingsan, kejang.
Gangguan Disosiatif (Konversi)
• Gejala bisa merupakan: membiarkan konflik tidak
disadari atau mendapat keuntungan dari
lingkungan akibat gejala yang timbul.
• Biasanya terjadi secara mendadak
• Untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan
atau mengalami reaksi histeris, periksa kelopak
matanya yang selalu ditutup, dengan cara
membuka kelopak matanya.  Seseorang yang
mengalami reaksi histeris biasanya akan
menahannya dengan kuat.
• Dapat terjadi secara individu maupun massal.
KESURUPAN
TINDAKAN PADA KESURUPAN
TERIMA KASIH
Ilustrasi kasus
Tahap 1:
• Tn A, usia 25 tahun, dibawa oleh keluarga ke Puskesmas dalam
keadaan gelisah. Menurut keluarga, Tn A sejak 2 hari ini
marah-marah, merusak alat rumah tangga, membakar kasur
dan memukul tetangga sampai luka dan harus dibawa ke
rumah sakit.
• Informasi apa lagi yang harus anda dapatkan dengan segera,
dan tindakan awal apa yang perlu anda lakukan?
• Informasi apa lagi yang anda perlukan?
Tahap 2:
•Menurut keluarga, Tn A sejak 3 bulan ini terlihat suka
menyendiri, tidak mau bekerja dan tidak mau keluar rumah. Tn A
terlihat bicara dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang lalu. Tn. A
juga sering tiba-tiba marah dengan tetangga depan rumah
tersebut karena menurut Tn A tetangga tersebut berniat jahat
kepada Tn A dan mempunyai niat untuk merebut istri Tn A. Tn A
tidak pernah menderita penyakit berat, tidak pernah mengalami
kecelakaan atau cedera yang berat, tidak pernah mengalami
kejang. Tn A juga tidak pernah minum alkohol maupun
menggunakan narkotika, hanya suka merokok, hampir sebungkus
sehari, dan minum kopi 2 cangkir sehari.
•Informasi apa lagi yang anda perlukan dan tindakan apa yang
akan anda lakukan?
Tahap 3:
• Saat diwawancara oleh perawat, Tn A marah dan mengancam
akan memukul perawat. Tn A juga marah saat didekati oleh
dokter, pasien marah dan mengatakan tidak sakit. Penampilan
Tn A tampak sesuai usia, pakaian kotor dan acak-acakan
• Tindakan apa yang akan anda (dokter dan perawat) lakukan?
Tahap 4:
• Saat dicoba didekati, Tn A langsung berniat
memukul perawat dan menendang kursi
sampai terguling.
• Tindakan apa yang harus anda lakukan?

More Related Content

What's hot

KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKEKRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKEAsyifa Adawiyah
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)M Afzalurrahman Putranda
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonRafi Mahandaru
 
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)doctorronz7
 
Hiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenal
Hiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenalHiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenal
Hiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenalfikri asyura
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektifAmelia Rahmadiyan
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatriStandar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatriAzimatul Karimah
 
Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportifPsikoterapi suportif
Psikoterapi suportifAmalia Senja
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaSyscha Lumempouw
 

What's hot (20)

KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKEKRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
 
Management Pain
Management PainManagement Pain
Management Pain
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
depresi
depresidepresi
depresi
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
3949918 dispepsia
3949918 dispepsia3949918 dispepsia
3949918 dispepsia
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
vertigo
vertigovertigo
vertigo
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
 
Hiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenal
Hiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenalHiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenal
Hiperparatiroid, cushing’s disease dan krisis adrenal
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatriStandar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
 
Kuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALAKuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALA
 
Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportifPsikoterapi suportif
Psikoterapi suportif
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 

Similar to Kegawat daruratan-Psikiatrik.ppt

Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptDeteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptssuser1a94271
 
Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)
Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)
Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)Dr. Umi Adzlin Silim
 
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Idayu Buntoro
 
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)effarahman
 
Konteks Biopsikososiokultural
Konteks BiopsikososiokulturalKonteks Biopsikososiokultural
Konteks BiopsikososiokulturalUti Tia
 
perdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxperdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxtsabitamumtaza
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxFadhliKusuma
 
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptxParadigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptxArifTriSetyanto
 
Laporan resume kuliah.bp.jalil
Laporan resume kuliah.bp.jalilLaporan resume kuliah.bp.jalil
Laporan resume kuliah.bp.jalilSiti Subekti
 
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi LintasGangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi LintasMuhammad Akhyar
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikJoni Iswanto
 
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptxKegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptxNers Yoyok
 
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjangnurrahman
 
425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.ppt
425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.ppt425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.ppt
425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.pptRajapfKorsel
 

Similar to Kegawat daruratan-Psikiatrik.ppt (20)

Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptDeteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
 
Kuliah 10.ppt
Kuliah 10.pptKuliah 10.ppt
Kuliah 10.ppt
 
Rika
RikaRika
Rika
 
Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)
Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)
Ruqyah & Perubatan Moden (Psikiatri)
 
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
 
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
 
Konteks Biopsikososiokultural
Konteks BiopsikososiokulturalKonteks Biopsikososiokultural
Konteks Biopsikososiokultural
 
ABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.pptABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.ppt
 
perdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxperdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptx
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
 
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptxParadigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
 
Laporan resume kuliah.bp.jalil
Laporan resume kuliah.bp.jalilLaporan resume kuliah.bp.jalil
Laporan resume kuliah.bp.jalil
 
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi LintasGangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
 
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptxKegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
 
MARAMIS 1
MARAMIS 1MARAMIS 1
MARAMIS 1
 
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
 
psikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptxpsikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptx
 
Emergency psichiatri
Emergency psichiatriEmergency psichiatri
Emergency psichiatri
 
425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.ppt
425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.ppt425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.ppt
425206890-KESEHATAN-MENTAL-REMAJA-ppt.ppt
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 

Recently uploaded (20)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 

Kegawat daruratan-Psikiatrik.ppt

  • 2. Suatu kondisi yang ditandai oleh adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku seseorang yang memerlukan perhatian dan intervensi terapeutik SEGERA Kegawatdaruratan psikiatri Gaduh gelisah agitasi agresif kekerasan Percobaan bunuh diri KEGAWAT DARURATAN PSIKIATRI
  • 4. STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI STRATEGI UMUM • Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri sendiri maupun orang lain. • Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan kesehatan. • Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota tim dan keselamatan pasien • Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim • Cegah perlukaan • Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan seperti senjata, gunting, pisau atau benda berbahaya lainnya. • Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk melakukan kekerasan.
  • 5. STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI MODIFIKASI LINGKUNGAN • Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal atau rangsangan minimal untuk mengurangi kecemasan pasien. • Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi ilusi dan mispersepsi lingkungan yang dapat meningkatkan risiko perilaku kekerasan atau agresif. • Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak mengancam.
  • 6. PRINSIP WAWANCARA DALAM KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI • Lakukan pengkajian pada area yang tertutup (privasi) • Ciptakan hubungan terapeutik • Yakinkan bahwa pasien berada di tempat yang aman • Lakukan komunikasi terapeutik :  bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang  vokal jelas dan nada suara tegas  intonasi rendah  gerakan tidak tergesa-gesa  pertahankan posisi tubuh  hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien
  • 7. STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI • Kumpulkan sebanyak mungkin informasi • Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat pendek dan mudah dipahami • Tetap mempertahankan keselamatan petugas dan pasien (jarak aman 2-3 langkah dr pasien) • Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit fisik, ketergantungan zat/alkohol yang mungkin mengancam nyawa, pertimbangkan gangguan jiwa lain bila hal2 tersebut bisa disingkirkan • Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri, adanya penyakit penyerta, kualitas dan ketersediaan sistem pendukung
  • 8. TATALAKSANA UMUM KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI Yang perlu dilakukan : - Berpikir dan bersikap kritis - Tetap tenang - Perlu kontrol thd perasaan bingung, aneh, atau depresi - Bersikap suportif - Jaga jarak aman - Tawarkan pilihan : mengontrol diri, minum obat, atau dibantu dg fiksasi - Tegaskan bahwa perilaku kekerasan tdk diperkenankan - Lakukan dokumentasi Yang harus dihindari : - Mengancam - Mentertawakan - Merasa tdk adekuat atau sangat tidak pasti - Merasa terancam - Menghakimi - Marah thd keluarga yg membawa
  • 9. PEMERIKSAAN YG DILAKUKAN PADA PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIK PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PEMERIKSAAN PENUNJANG (bila perlu dan tersedia)  > 40 tahun : - skrining toksikologi, - EKG, - rontgen, - laboratorium
  • 10. PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI TENAGA KESEHATAN : - Dokter - Perawat - bidan TOKOH MASYARAKAT : - lurah/kades - RT,RW - Tokoh agama - Tokoh wanita TENAGA KEAMANAN : - satpam hansip - Pamong praja - Kemanan desa
  • 11. Alat-alat untuk kegawatdaruratan psikiatri Alat fiksasi kaki dan tangan: - Kain yg kuat & halus - 40 cm x 20 cm x 0,5 cm - 2 tali pengikat : utk manset & ke tempat tidur - 4 buah : utk lengan & tungkai Jaket fiksasi : untuk pasien dg hiperaktifitas motorik Alat injeksi : spuit 3 cc
  • 12. Obat-obat untuk kegawatdaruratan psikiatri Obat oral Haloperidol tablet 0.5, 1.5 dan 5 mg Chlorpromazine tablet 25 mg, 100 mg Risperidon tablet 2 mg Diazepam tablet 2 mg, 5 mg Lorazepam 2 mg Propanolol 10 mg, 40 mg Obat injeksi Haloperidol injeksi 5 mg (kerja singkat) Diazepam injeksi 10 mg Sulfas atropin injeksi Diphenhidramin injeksi
  • 13.
  • 14. Gaduh gelisah Perilaku agitasi Perilaku kekerasan Aktifitas motorik atau verbal yang meningkat dan tidak bertujuan Agresi fisik yang bertujuan untuk melukai orang lain Manifestasi :  ketakutan/kecemasan yang berlebihan  Hostilitas/ permusuhan  Peningkatan psikomotor  Perilaku destruktif  Kekasaran atau mengancam  Iritabilitas  Respons yang berlebihan terhadap stimulasi  Daya nilai terganggu
  • 15. Perilaku agitasi dapat disebabkan oleh : Gangguan mental organik : kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat Gangguan penyalahgunaan napza Gangguan psikotik Gangguan mood Gangguan kepribadian
  • 16. Pasien dapat datang dengan : • aktivitas motorik yang berlebihan, tidak sesuai dan tidak bertujuan • Menyerang • Kontrol impuls yang buruk • Postur tegang dan condong ke depan • Merusak lingkungan • Kontak mata melotot • Ketakutan dan/atau anxietas yang berat
  • 17. Pasien dapat datang dengan : • Iritabilitas yang dapat meningkat intensitasnya menjadi perilaku yang mengancam • Ketidakmampuan untuk menganalisis situasi dengan baik • Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat menghina • Tekanan suara keras dan menuntut • Marah-marah • Dendam • Merasa tidak aman
  • 18. PENILAIAN Wawancara Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Prinsip wawancara kedaruratan Riwayat penyakit medik : kesadaran, tanda vital, pemeriksaan neurologis Darah perifer lengkap, elketrolit, fungsi hati, fungsi ginjal Bila pasien membawa senjata tajam : yakinkan pasien dalam keadaaan aman, diminta meletakkan senjata Riwayat penggunaan obat, zat psikoaktif, alkohol Urinalisa lengkap Identifikasi kemungkinan penyebab : a. Kondisi organik, penggunaan napza b. Kondisi mental : gangguan psikotik, gangguan mood, gangguan ansietas, gangguan kepribadian Riwayat penyakit psikiatrik : pemeriksaan status mental dan riwayat psikososial Radiologi, EKG (jika tersedia)
  • 20. Pelaksanaan pembatasan gerak/pengekangan fisik (restraint) Lakukan informed consent lisan, tulis di status •Jelaskan tindakan yg akan dilakukan, bukan hukuman tp untuk keamanan Siapkan ruang isolasi/alat pengikat yg aman • Lakukan kontrak/kesepakatan utk mengontrol perilakunya Pilih alat pengikat yg aman & nyaman, dr bahan katun Pengikatan di tempat tidur dg posisi terlentang •Ikatan tdk terlalu kencang & tdk terlalu longgar Observasi tiap 30 menit • Pengikatan min 4 org (1 memegang kepala, 2 ekstremitas, 1 ekstremitas bawah
  • 21. Hal-hal yang perlu diobservasi dlm pengekangan • Tanda-tanda vital • Tanda-tanda cedera yang berhubungan dengan proses pengikatan • Nutrisi dan hidrasi • Sirkulasi & rentang gerak ekstremitas • Higiene & eliminasi • Status fisik dan psikologis • Kesiapan klien untuk dilepaskan dari pengikatan, termasuk tanda vital
  • 22. ….lanjutan proses pengekangan Lakukan perawatan daerah pengikatan • Pantau kondisi kulit yg diikat • Lakukan latihan gerak pd tungkai yg diikat secara bergantian tiap 2 jam • Perubahan posisi pengikatan Libatkan & latih pasien utk mengontrol perilaku sblm ikatan dibuka Kurangi pengekangan secara bertahap Bila klien sdh dpt mengontrol perilaku : coba interaksi tanpa ikatan
  • 23.
  • 24. KEDARURATAN PASIEN DENGAN RISIKO DAN TINDAKAN BUNUH DIRI
  • 25. TANDA & GEJALA RISIKO DAN PERILAKU BUNUH DIRI • Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya
  • 26. • JENIS PERILAKU BUNUH DIRI : ancaman buhun diri : perilaku untuk melakukan bunuh diri apabila keinginan/harapannya tidak terpenuhi isyarat/gelagat : bentuk/perilaku bunuh diri yg diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku/kebiasaan yg tidak biasa kemduain dilanjutkan dg percobaan bunuh diri Percobaan bunh diri : perilaku bunh diri dalam bentuk percobaan mencederai diri sendiri dg berbagai cara.
  • 27. Tanda dan gejala • Pasien dengan risiko dan tindakan bunuh diri mungkin datang dengan : • Ancaman untuk melukai atau bunuh diri • Mencari jalan untuk bunuh diri misalnya mencari akses ke obat-obatan, senjata, atau cara lainnya • Bicara atau menulis sesuatu tentang kematian, sekarat, atau bunuh diri
  • 28. Pasien mungkin datang dengan tanda-tanda fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku. Tanda fisik Tanda pikiran Tanda perasaan Tanda perilaku - Tidak peduli penampilan - Hilamg hasrat seksual - Gangguan tidur - Hilang anfsu makan, BB - Keluhan kesehatan fisik -”saya tdk membutuhkan apa2 lagi” -”saya tidak bisa berbuat apapun yg baik” - “saya tidak bisa berpikir benar” - “saya berharap saya mati” - “ segalanya akan lebih baik tanpa saya” - “Semua masalah akan berakhir secepatnya” - Putus asa - Marah - Rasa bersalah - Tidak berarti - Kesepian - Sedih - Tidak ada harapan - Tidak tertolong - Menarik diri - Tidak tertarik dg hal2 yg dulu disukai - Perilaku tidak menentu - Perubahan perilaku drastis - Impulsif - Mutilasi diri - Mengembalikan barang2, mengubah wasiat, menitipkan hal2 yg dicintai
  • 29. Penilaian gawat darurat risiko bunuh diri 1. Wawancara untuk mengkaji kemungkinan penyebab : a. Penyakit fisik : epilepsi, tumor, penyakit Alzheimer, multiple sklerosis, trauma, keganasan dll b. Ringkasan gangguan jiwa & komorbiditas gangguan jiwa
  • 30. 2. Wawancara utk mengkaji faktor risiko dan faktor protektif Faktor risiko Faktor protektif - ide, rencana, & akses ke alat2 saat ini - Riwayat percobaan bunuh diri/melukai diri sendiri - Riwayat keluarga dg bunuh diri - Penyalahgunaan alkohol/zat psikoaktif - Riwayat gg jiwa saat ini/sebelumnya - Baru pulang dr perawatan di rawatan psikiatri - Impulsivitas & kontrol diri rendah - Keputusasaan - Kehilangan - Masalah yg berkepanjangan - Riwayat perilaku salah & kekerasan - Kondisi akut : dipermalukan, rs putus asa - Masalah komorbiditas kesehatan - Usia, jenis kelamin, tdk menikah, homoseksual • Dukungan sosial yang positif • Spiritualitas • Tanggungjawab pada keluarga, aset ekonomi • Memiliki anak atau hamil • Kepuasan hidup • Memiliki kemampuan membedakan mana yg nyata dan tidak nyata • Memiliki ketrampilan menyelesaikan masalah • Hubungan terapeutik yang positif • Memiliki hobi, aktivitas rekreasional
  • 31. 3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan tanda2 : - Sayatan pd pergelangan tangan - Luka tusuk di dada/abdomen, - luka tembak - Jejas bekas gantung diri - Luka memar akibat jatuh atau membentur benda keras - Bau muntah racun serangga - tanda2 intoksikasi obat2an tertentu Kemungkinan diagnosis utama : - Gangguan mental organik - Gangguan akibat penyalahgunaan zat dan
  • 32. 3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan tanda2 : Lakukan pem fisik utk mencari tanda2 : - Sayatan pd pergelangan tangan - Luka tusuk di dada/abdomen, - luka tembak - Jejas bekas gantung diri - Luka memar akibat jatuh atau membentur benda keras - Bau muntah racun serangga - tanda2 intoksikasi obat2an tertentu Kemungkinan diagnosis utama - Gangguan mental organik - Gangguan akibat penyalahgunaan zat & alkohol - Gangguan psikotik - Gangguan mood - Gangguan neurotik - Gangguan kepribadian
  • 34. Yang harus dilakukan : • Waspada • Bertindak • Terbuka • Menyediakan diri • Meu mendengarkan • Harapan • Jejaring bantuan yang harus dihindari : - Menantang untuk melakukan tindakan bunuh diri - Terlihat terpukul /terkejut - Bertanya “kenapa” - Menghakimi - Menjanjikan utk menjadikan hal ini rahasia - Pemberian antidepresan hati2  memperbesar risiko percobaan bunuh diri
  • 35. Tindakan-tindakan khusus Mereka yg telah merencanakan bunuh diri saat ini - Perlu dirawat - Menyingkirkan alat - Membina hubungan terus dg pasien & kontak sumber dukungan terdekat Mereka yg tampak gelisah & sulit mengendalikan diri Lakukan manajemen gaduh gelisah Mereka yg memiliki rasa nyeri & sesak Bantu utk mengurangi rasa nyeri & sesak Mereka yg dengan perilaku bunuh diri sebelumnya Lindungi dr bahaya seperti yg dulu pernah dilakukan Mereka yg memiliki gangguan jiwa Hubungkan ke layanan kesehatan jiwa
  • 36. Manajemen untuk mencegah percobaan bunuh diri berikutnya Bila kondisi pasien sudah stabil : 1. Awasi, jangan biarkan pasien sendirian 2. Simpan benda2 yg dapat digunakan utk bunuh diri : benda tajam, tali, ikat pinggang, racun serangga 3. Apabila pasien minum obat  pastikan obat benar2 diminum dalam dosis yang sesuai 4. Buat kontrak : tdk akan melakukan tindakan bunuh diri pd periode waktu tertentu
  • 37. Manajemen untuk mencegah percobaan bunuh diri berikutnya Bila kondisi pasien sudah stabil : 5. Tegakkan hubungan saling percaya dg pasien 6. Jangan menghakimi perilaku pasien 7. Tingkatkan harga diri pasien : memberikan aspek positif diri, menyusun rencana jangka pendek 8. Kerahkan dukungan keluarga/orang terdekat. Edukasi supaya memberikan dukunga kpd pasien Ajak pasien utk mengenali potensi penyelesaian masalah yg selama ini efektif
  • 38. Tindak lanjut • Pasien tidak memiliki keluarga/keluarga tdk mampu merawat pasien di rumah  hospitalisasi
  • 40. DELIRIUM Delirium merupakan : • gangguan dari sistem saraf pusat yang mengancam nyawa namun juga bersifat reversibel dan ditandai oleh : penurunan akut dalam tingkat kesadaran dan kognitif, gangguan pada atensi, gangguan persepsi, aktivitas psikomotor abnormal, gangguan dalam siklus tidur
  • 41. Frekuensi • 10-30% dari seluruh pasien yg dirawat di rumah sakit • Populasi lanjut usia : 10-15% delirium saat masuk RS & 10-40% mengalami delirium saat dirawat di RS • Unit gawat darurat : - 12 – 50% - 60% tidak dikenali oleh sistem kesehatan
  • 42. Faktor risiko FAKTOR PREDISPOSISI • Usia lanjut • Demensia • Polifarmasi • Gangguan penglihatan/pendengaran • Dehidrasi • Gangguan ginjal kronik • Gangguan neurologis • Gangguan fungsional/disabilitas fisik FAKTOR PRESIPITASI - Efek samping obat (antikolinergik) - intoksikasi/gejala putus penggunaan napza - Infeksi - Trauma kepala - Gangguan metabolik: dehidrasi, gg elektrolit, malnutrisi, ensefalopati - Gangguan vaskular : stroke,gagal jantung, hipovolemia,aritmia - Gangguan endokrin
  • 43. Tanda dan gejala • Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu hari (biasanya memberat pada malam hari) • Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian • Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai gangguan orientasi orang • Halusinasi, biasanya visual (lihat) atau olfaktorik (penciuman) • Hiperaktivitas atau hipoaktivitas motorik • Gangguan siklus tidur • Inkoherensi • Onset akut • Adanya penyakit fisik
  • 44. Evaluasi dan diagnosis 1. Pasien yang mengalami perubahan mendadak dalam : • fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan nafsu makan, sulit tidur, gelisah • kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons lambat • Persepsi : halusinasi visual/ auditorik • Perilaku sosial : tidak kooperatif  Cek apakah ada faktor risiko predisposisi delirium
  • 45. Evaluasi dan diagnosis Pasien yang mengalami perubahan mendadak dalam : fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan nafsu makan, sulit tidur, gelisah kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons lambat Persepsi : halusinasi visual/ auditorik Perilaku sosial : tidak kooperatif  Cek apakah ada faktor risiko predisposisi delirium Pemeriksaan fisik cermat (status generalis, status neurologis Pemeriksaan darah lengkap Analisis gas darah dan elektrolit Kimia darah Tes fungsi hati Fungsi ginjal Urinalisis EKG Foto thorax Delirium : fluktuatif : pemeriksaan serial
  • 46. Tatalaksana Atasi kondisi medis yg diduga mencetus kan delirium Bila gelisah & membahayak an diri/orang lain/menggan ggu jalannya pengobatan • Haloperidol 0.5 mg/4-6 jam, maks 10 mg/hari • Lansia : maks 3 mg/hari Agitas berat/tidak mungkin oral • Injeksi haloperidol 2.5 mg IM, bs diulang setelah 30 menit, maks 10 mg/hari, lansia maks 5 mg/hari • Hindari benzodiazepin, kecuali ec alkohol
  • 48. Algoritme Asesmen Agitasi Pada Demensia
  • 49. Algoritme Asesmen Agitasi Pada Demensia
  • 53. Definisi napza & pembagiannya • Napza : zat kimia/ zat yg bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi tubuh secara fisik dan psikologis.
  • 54. Napza berdasarkan efek yang ditimbulkannya
  • 55. • Napza yg bekerja sbg depresan : memperlambat/menekan sistem syaraf pusat dan pesan yg dikirim ke otak, memperlambat detak jantung & pernafasan • Gejala : efek yang ringan :  perasaan tenag & sejahtera Perasaan gembira yang berlebihan (euforia) Perasaan rileks Efek yg lebih serius :  bicara cadel Jalan sempoyongan Mual, muntah
  • 56. Napza yang memiliki efek stimulan • Mempercepat/merangsang kerja sistem syaraf pusat & pesan ke dan dari otak. • Meningkatkan detak jantung, tekanan darah & suhu tubuh • Membuat orang lebih sadar dan waspada • Efek ringan : hilang nafsu makan, tidak bisa tidur, banyak bicara, gelisah • Efek yang lebih serius : agresi, panik, cemas, sakit kepala, paranoia
  • 57. Napza yg memiliki efek halusinogen Mempengaruhi persepsi orang yg menyebabkannya melihat/mendengar sesuatu secara terdistorsi EFEK HALUSINOGEN Tekanan darah meningkat Detak jantung meningkat Hilang nafsu makan Kram perut Banyak bicara dan tertawa Aktivitas meningkat Panik Dilatasi pupil Distorsi waktu dan ruang
  • 58. Tanda & gejala intoksikasi dan putus zat akibat penggunaan napza Intoksikasi : Kumpulan gejala disebabkan oleh penggunaan Napza yg mempengaruhi 1/lebih fungsi mental (memori, orientasi, mood, perilaku, sosial & pekerjaan) Putus zat (withdrawal) : Kumpulan gejala yg terjadi setelah menghentikan/mengurangi penggunaan zat psikoaktif, sesudah penggunaan berulang kali (berlangsung lama dan/atau dalam jumlah yg banyak)
  • 59. Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Opioid : • Apatis, letargi, koma • Gangguan penilaian, gangguan perhatian & memori • Lesu, agitasi, depresi pernafasan • Kontraksi pupil • Bicara kacau
  • 60. Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Apatis, letargi, koma Gangguan penilaian, gangguan perhatian & memori Lesu, agitasi, depresi pernafasan Kontraksi pupil Bicara kacau Opioid Gangguan memusatkan perhatian Halusinasi Kecurigaan/paranoid Euforia/disinhibisi Ansietas atau agitasi Nafsu makan bertambah Kanabis
  • 61. Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Kesadaran menurun Gangguan memusatkan perhatian disinhibisi Suasana perasaan labil Agresi Jalan sempoyongan Nistagmus Bicara pelo Suka berdebat Alkohol Stupor atau koma Apatis & sedasi Gangguan perhatian & daya ingat Amnesia retrograd Gangguan emosi Perilaku kasar Inkoordinasi Nistagmus Bicara cadel Benzo diazepin
  • 62. Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Letargi Dizzines Inkoordinasi Jalan sempoyongan Refleks menurun Retardasi psikomotor Tremor Kelemahan otot menyeluruh Nistagmus Blurred vision Bicara cadel Inhalansia
  • 63. Tanda & gejala putus zat depresan opioid Disforia Mual, muntah Nyeri otot Lakrimasi/rinorrhea Dilatasi pupil Piloereksi/berkeringat Diare Menguap Demam Alkohol Berkeringat, Mual muntah Agitasi psikomotor insomnia Tremor lidah, mata & tangan Denyut jantung cepat Tekanan darah meningkat Benzodiazepin Ansietas halusinasi/ilusi Hiperaktifitas otonom Tremor tangan Agitasi psikosomor Insomnia, mual, muntah
  • 64. Tanda & gejala intoksikasi zat stimulan • Koma • Bingung • Agitas/retardasi psikomotor • Kelemahan otot, depresi nafas, nyeri dada/kejang • Berkeringat, mual, muntah • Takikardi/bradikardi Kokain • Kewaspadaan berlebihan • Ilusi, halusinasi • Ide kebesaran/paranoid • Euforia, marah/agresif • Perilaku diulang2 • Denyut jantung cepat • berdebat Amfetamin
  • 65. Tanda & gejala putus zat stimulan Kokain • Mood disforik • Mimpi buru yg jelas • Retardasi psikomotor/agitasi • Rasa lelah, insomnia/hipersomnia • Peningkatan nafsu makan Amfetamin • Suasana perasaan disforia • Mimpi bizar • Keinginan konsumsi stimulansia yg kuat • Hambatan psikomotor • Nafsu makan bertambah • Insomnia/hipersomnia
  • 66. Tanda & gejala intoksikasi halusinogen • Dizziness • Bingung • Tremor, letargi, inkoordinasi • Nistagmus, blurred vision/ diplopia • Biara cadel
  • 67. PENILAIAN Anamnesis : - Tanda & gejala, perilaku yg menyertai, intensitas & frekuensi gejala, gejala yg mengarah pd gangguan organik - Penggunaan napza : jenis, lama penggunaan, toleransi dosis, gejala putus obat, pengobatan sebelumnya Pemeriksaan fisik : tanda vital, pmeriksaan fisik menyeluruh Pemeriksaan status mental : perasaan, pikiran, perilaku Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, tes urin utk napza, SGOT/SGPT, ureum kreatinin
  • 68. TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA UMUM : - Penanganan kondisi medik umum - Monitoring vital sign - Evaluasi tingkat kesadaran & jalan nafas :  observasi tanda vital tiap 15 menit selama 4 jam  Evaluasi perlunya pemberian oksigen  Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi
  • 69. TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS : Terapi intoksikasi opioid :  nalokson 0.2 – 0.4 mg (1cc)/ 0.01 mg/kg BB IV, IM/subkutan, bisa diulang sesudah 3-10 menit sampai 2-3 kali & pasien dipantau selama 24 jam Bila tdk ada nalokson : terapi simtomatik, gelisah : antipsikotik oral/injeksi Mengatasi penyulit sesuai kondisi klinis Bila kondisi fisik membutuhkan perawatan intensif  rujuk ke RS
  • 70. TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS :  Terapi intoksikasi kokain & amfetamin :  bila suhu naik  kompres air hangat Untuk mencegah kejang : diazepam 10-30 mg per oral/parenteral diulang 15-20 menit Bila ada gejala psikotik : haloperidol 3 x 2.5-5 mg Bila terjadi takikardi : propanolol 10-20 mg
  • 71. TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS :  Terapi intoksikasi kanabis:  ciptakan suasana tenang, ajak bicara tentang apa yg dialami Jelaskan kondisi sementara, 4-8 jam akan menghilang Diazepam 10-30 mg per oral/ parenteral, diulang tiap jam bila perlu (hati2 depresi nafas, maksimal parenteral 20 mg/hari)
  • 72. TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS :  Terapi intoksikasi alkohol:  kondisi hipoglikemi : dekstrose 40% : 50 ml Injeksi Thiamine 100 mg IV utk profilaksis terjadinya Wernicke Encephalopathy Gelisah : antipsikotik, haloperidol 5 mg IM, bisa diulang tiap 30 menit, maksimal 30 mg/hari Bila kesadaran menurun  rujuk ke RS
  • 73. TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA Terapi intoksikasi sedatif hipnotik:
  • 76. GANGGUAN PSIKOTIK • Gangguan dalam pikiran & perilaku yg ditandai dg adanya distorsi pikiran & persepsi, emosi yg tdk patut atau rentangnya sempit, pembicaraan inkoheren/irrelevant, gangguan persepsi, gangguan isi pikir • Kegawatdaruratan gangguan psikotik : - gaduh gelisah (agitasi psikomotor) - agresivitas/ perilaku kekerasan - perilaku melukai diri sendiri/percobaan bunuh diri akibat halusinasi/ waham
  • 77. Penilaian gawat darurat psikotik 1. Wawancara : Lakukan wawancara sesuai prinsip wawancara Jaga keamanan diri pewawancara Singkirkan kemungkinan penyebab organik & penyalahgunaan napza 2. Pemeriksaan fisik & penunjang Pemeriksaan fisik 7 penunjang sesuai pemeriksaan kegawatdaruratan Singkirkan kemungkinan penyebab organik & penyalahgunaan zat
  • 80. PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN DENGAN EFEK SAMPING OBAT PSIKOTROPIKA DERAJAT BERAT
  • 84. SNM • Rigiditas • Demam tinggi Bisa mencapai 41 C bahkan lebih • Instabilitas otonomik • Takhikardia • Diaforesis • Tekanan darah abnormal: hipertensi, hipotensi, atau naik turun drastis • Kebingungan
  • 88. ANSIETAS YANG TERKESAN SEBAGAI KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK
  • 89. Serangan Panik Ditemukan sekurangnya 4 gejala dari daftar di bawah yang salah satunya harus termasuk a sampai d: a. Merasa denyut jantung tak teratur, cepat atau berdebar keras b. Berkeringat c. Gemetar atau bergetar d. Merasa mulut kering e. Kesulitan bernapas f. Merasa tercekik g. Merasa nyeri, tertekan atau tidak enak di dada h. Mengalami mual atau gangguan perut i. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan j. Merasa asing dengan sekeliling atau asing dengan bagian tubuhmya k. Takut akan menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan l. Takut bahwa akan mati m. Mengalami kilatan panas atau kedinginan n. Merasa kesemutan atau baal pada bagian tubuh
  • 90. Gangguan Disosiatif (Konversi) • Perubahan fungsi tubuh atau anggota badan mirip dengan gangguan neurologik namun tidak didapatkan bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan karakteristik • gejala yang terjadi. – Terdapat asosiasi waktu yang menyakinkan antara awitan gejala gangguan ini dengan peristiwa penuh stres, masalah, atau kebutuhan. – Perubahan (sementara) terhadap diri orang tersebut, seperti: suara yang berbeda, bizarre/aneh, perubahan afeksi, perubahan emosi; bahkan berubahnya identitas diri, seperti nama yang berbeda, hobi yang berbeda, atau pengalaman yang berbeda dengan dirinya saat sebelum kesurupan. – Perhatian dan kewaspadaan menjadi terbatas atau terpusat pada satu atau dua aspek yang ada di lingkungannya. – Posisi tubuh dan ungkapan kata-kata terbatas dan diulang-ulang. – Ketidakmampuan mengendalikan gejala. – Kurang memperdulikan keadaan – Parese, pingsan, kejang.
  • 91. Gangguan Disosiatif (Konversi) • Gejala bisa merupakan: membiarkan konflik tidak disadari atau mendapat keuntungan dari lingkungan akibat gejala yang timbul. • Biasanya terjadi secara mendadak • Untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan atau mengalami reaksi histeris, periksa kelopak matanya yang selalu ditutup, dengan cara membuka kelopak matanya.  Seseorang yang mengalami reaksi histeris biasanya akan menahannya dengan kuat. • Dapat terjadi secara individu maupun massal.
  • 95. Ilustrasi kasus Tahap 1: • Tn A, usia 25 tahun, dibawa oleh keluarga ke Puskesmas dalam keadaan gelisah. Menurut keluarga, Tn A sejak 2 hari ini marah-marah, merusak alat rumah tangga, membakar kasur dan memukul tetangga sampai luka dan harus dibawa ke rumah sakit. • Informasi apa lagi yang harus anda dapatkan dengan segera, dan tindakan awal apa yang perlu anda lakukan? • Informasi apa lagi yang anda perlukan?
  • 96. Tahap 2: •Menurut keluarga, Tn A sejak 3 bulan ini terlihat suka menyendiri, tidak mau bekerja dan tidak mau keluar rumah. Tn A terlihat bicara dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang lalu. Tn. A juga sering tiba-tiba marah dengan tetangga depan rumah tersebut karena menurut Tn A tetangga tersebut berniat jahat kepada Tn A dan mempunyai niat untuk merebut istri Tn A. Tn A tidak pernah menderita penyakit berat, tidak pernah mengalami kecelakaan atau cedera yang berat, tidak pernah mengalami kejang. Tn A juga tidak pernah minum alkohol maupun menggunakan narkotika, hanya suka merokok, hampir sebungkus sehari, dan minum kopi 2 cangkir sehari. •Informasi apa lagi yang anda perlukan dan tindakan apa yang akan anda lakukan?
  • 97. Tahap 3: • Saat diwawancara oleh perawat, Tn A marah dan mengancam akan memukul perawat. Tn A juga marah saat didekati oleh dokter, pasien marah dan mengatakan tidak sakit. Penampilan Tn A tampak sesuai usia, pakaian kotor dan acak-acakan • Tindakan apa yang akan anda (dokter dan perawat) lakukan?
  • 98. Tahap 4: • Saat dicoba didekati, Tn A langsung berniat memukul perawat dan menendang kursi sampai terguling. • Tindakan apa yang harus anda lakukan?

Editor's Notes

  1. Tanyakan kepada peserta : Apa itu gawat Apa itu darurat Contoh kasus yang pernah ditangani
  2. Tanyakan : Hierarki Diagnosis F0 – F1 dst
  3. Tatalaksana untuk kasus gaduh gelisah dan percobaan bunuh diri
  4. Ingatkan tentang Hierari F0 F1 dst
  5. Tekan kan bahwa tim bukan hanya dokter dan perawat akan tetapi juga satpam
  6. Tekan home Masuk ke algoritma awal untuk masuk ke gaduh gelisah dan depresi
  7. Ingatkan wawancara : bukan melihat dari jendela dan langsung merujuk