1. HIPERTENSI
Oleh :
REZA FALEVI
22174018
SMF ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA RUMAH
SAKIT SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH
2022
REFERAT
Pembimbing:
dr. Muzakkir Sp.PD, K-GH
2. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia.
Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara
global sebesar 22% dari total penduduk dunia
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler
yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan
Secara global hipertensi merupakan penyebab utama peningkatan mortalitas penyakit kardiovaskular, kematian
mendadak, stroke, penyakit jatung koroner, gagal jantung, fibrilsi atrium, penyakit arteri perifer dan insufisiensi ginjal
3. EPIDEMIOLOGI
Dari hasil riset dasar kesehatan naisonal (RISKESDAS) 2018 didapatkan prevalensi
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18 tahun pada tahun 2018
4. Dari sejumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima yang melakukan upaya pengendalian
terhadap tekanan darah yang dimiliki. Wilayah Afrika memiliki prevalensi hipertensi tertinggi sebesar
27%. Asia Tenggara berada di posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% terhadap total
penduduk. WHO juga memperkirakan 1 di antara 5 orang perempuan di seluruh dunia memiliki
hipertensi. Jumlah ini lebih besar diantara kelompok laki-laki, yaitu 1 di antara 4 (Kemenkes RI,
2019).
5. Data Riskesdas Nasional tahun 2018 prevalensi hipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar
34,11% tertinggi di Kalimantan Selatan (44,13%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,22%).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun (31,61%), umur 45-54 tahun (45,32%), umur 55-
64 tahun (55,23%). Bedasarkan hasil pengukuran dari riskesdas aceh tahun 2018 prevalensi hipertensi
pada penduduk ≥18 tahun sebesar 26,45% tertinggi di daerah Bener Meriah (36,75%), sedangkan
terendah di Simeulue sebesar (18,47%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun (26,88%),
umur 45-54 tahun (38,05%), umur 55-64 tahun (47,11%) (Riskesdas Aceh, 2018). Dari data Dinas
Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2021, dari 11 Puskesmas yang ada di Kota Banda Aceh kasus
penyakit hipertensi tertinggi yaitu Puskesmas Meuraxa berjumlah 6,277 penderita kasus dan kasus
penyakit hipertensi terendah yaitu Puskesmas Jeulingke berjumlah 1.641 penderita (Dinkes Kota Banda
Aceh, 2021).
6. Definisi
JNC-7, WHO dan European society of
hipertension mendefinisikan hipertensi
sebagai kondisi dimana tekanan darah
sistolik seseorang lebih dari 140 mmHg
atau tekanan darah diastoliknya lebih dari
90 mmHg setelah dua kali pengukuran
secara terpisah.
KlasifikasiTekanan
Darah
Tekanan Darah
Sistolik (TDS)
mmHg
Tekanan Darah
Diastolik (TDD)
mmHg
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi derajat 2 >160 Atau >100
KlasifikasiTekanan Darah Tekanan Darah Sistolik
(TDS) mmHg
Tekanan Darah Diastolik
(TDD) mmHg
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-129 Atau <80
Hipertensi derajat 1 130-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat 2 >140 Atau ≥90
Hipertensi Krisis >180 dan >120
7. KLASIFIKASI
HIPERTENSI
Hipertensi
Esessial 90 % kasus
Sekunder 10 % kasus
Krisis
Hipertensi
Hipertensi Urgensi
Hipertensi Emergensi
Krisis
Hiipertensi
TD sistolik TD diastolik
Hipertensi
urgensi
>180 mmHg Dan
/atau
>120 mmHg
Hipertensi
emergensi
>180 mmHg
+ target
organ
damage
Dan/
atau
>120 mmHg +
target organ
damage
8. Etiologi
Hipertensi primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan
hipertensi essensial (hipertensi primer).
Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga.
Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik
memegang peranan penting pada patogenesis primer
Hipertensi Sekunder
9. Faktor Risiko Hipertensi
Faktor Risiko
Faktor Risiko yang tidak dapat diubah Faktor Risiko yang dapat diubah
Jenis kelamin
Usia
Genetik/keturunan
Obesitas
Merokok
Kurang aktifitas fisik
Dislipidemia
Konsumsi garam berlebihan
Konsumsi alkohol berlebihan
Psikososial dan stress
10. Manifestasi Klinis
Hipertensi disebut dengan penyakit silent killer, dikarenakan tidak menunjukkan gejala apapun
mulai dari yang bergejala sampai dengan tidak: keluhan hipertensi antara lain:
Sakit atau nyeri kepala
Gelisah
Jantung berdebar-debar
Pusing
Leher kaku
Penglihatan kabur
Rasa sakit di dada
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi.
12. Diagnosis Hipertensi
1. Anamnesis
keluhan :
mulai dari yang bergejala sampai dengan tidak: keluhan hipertensi antara lain:
• Sakit atau nyeri kepala
• Gelisah
• Jantung berdebar-debar
• Pusing
• Leher kaku
• Penglihatan kabur
• Rasa sakit di dada
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi.
• Tanyai tentang faktor risiko baik itu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
• Tanyakan juga hal-hal atau faktor risiko yang mungkin dapat mengarah ke hipertensi
sekunder (mis. penggunaan obat kontrasepsi hormonal, kortikosteroid, dekongestan
maupun NSAID)
13. Diagnosis Hipertensi
2. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum pasien, biasanya pasien tampak sehat, tetapi dapat juga terlihat sakit ringan – berat
bila sudah ada komplikasi hipertensi ke organ lain
• Pemeriksaan Tekanan darah
• Pada pasien HT, wajib diperiksa status neurologis dan pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena
jugular, batas jantung, dan ronki)
3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan untuk melihat ada atau tidak nya komplikasi dari HT,
dan juga untuk melihat penentuan risiko terhadap penyakit kardiovaskuler.
• Lab, urinalisa, x-ray thorax, EKG, fundoskopi.
Diagnosis dapat ditegakkan bila tekanan darah ≥140/90 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak
satu minggu. Bila salah satu tekanan darah sistolik atau diastolik yang meningkat maka sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis hipertensi
19. Penatalaksanaan Hipertensi
2. Penatalaksanaan Farmakologis Secara
umum, terapi farmakologi pada pasien
hipertensi dumulai bila pada pasien hipertensi
derajat 1 yang tidak mengalami penurunan
tekanan darah setelah >6 bulan menjalani pola
hidup sehat dan pada pasien dengan
hipertensi derajat ≥2.