SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
HENOCH SCHLONLEIN PURPURA
OLEH :
MUHAMMAD RIZKI FONNA
21174045
PEMBIMBING :
dr. Anna Triana, Sp.A
Laporan Kasus
SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ABULYATAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH
2022
Pendahuluan
Henoch Schonlein Purpura
(HSP) adalah ruam berwarna
merah atau ungu pada kulit
karena terjadi peradangan
pembuluh darah pada kulit,
sendi, usus dan ginjal. HSP
tidak menular dan cenderung
dialami oleh anak-anak yang
berusia di bawah usia 10 tahun.
Ruam biasanya terjadi pada
bagi tubuh bagian atas atau
wajah. Gejala lain yang bisa
ditimbulkan HSP adalah nyeri
perut, nyeri sendi, demam,
muntah, tinja dan air seni
terdapat flek darah
Henoch Schonlein Purpura (HSP)
merupakan penyakit autoimun (IgA
mediated) berupa hipersitivitas
vaskulitis, paling sering ditemukan
pada anak-anak. Merupakan
sindromm klinis kelainan inflamasi
vaskulitis generalisata pembuluh
darah kecil pada kulit, sendi, saluran
cerna dan ginjal yang ditanai dengan
lesi kulit spesifik berupa purpura
nontrombositopenik, artritis, artralgia,
nyeri abdomen atau perdarahan
saluran cerna, dan kadang-kadang
disertai nefritis atau hematuria
Identitas Pasien
Nama : M. Irfan Yusran Jenis Kelamin : Laki-Laki
No RM : 055094 Suku : Aceh
Usia : 7 tahun Agama : Islam
Tanggal Lahir : 12-08-2015 Alamat : Aceh Besar
Pendidikan : Sekolah Dasar No Handphone Orang tua : -
Tgl Masuk RS : 8-10-2022
Anamnesis
 Keluhan Utama
Demam disertai badan lemas.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 08-Oktober-2022 Pasien datang di antar orang tua nya ke IGD RSUD Meuraxa dengan keluhan demam kurang
lebih 4 hari. Pasien mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 5 kali dalam sehari disertai dengan nyeri perlenganan terdapat
bintik-bintik merah keunguan pada bagian tangan dan kaki. Pasien juga mengeluhkan terkadang tangan dan kaki sulit untuk
diluruskan. Batuk pilek pada pasien di sangkal, BAB dan BAK dalam batas normal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
1 tahun yang lalu pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal
 Riwayat Kelahiran
Pasien lahir cukup bulan, menangis spontan, BBL : 3500gr (3,5kg) TB : 50cm
 Riwayat Imunisasi
Imunisasi lengkap
 Riwayat Tumbuh Kembang
Merangkak umur ± 6 bulan, duduk ± 9 bulan, berdiri umur ±11 bulan, berjalan ± 12 bulan,
berbicara lancar ±2 tahun 5 bulan.
 Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan susu formula.
Sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang
pemberian air susu ibu dalam pasal 1 ayat 2, bahwa ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, kemudian ibu pasien berhenti asi sejak anak 20
bulan tidak di lanjutkan dengan susu formula. Pada usia 7 bulan anak sudah di beri makan
pisang, bubur. pada anak saat usia 15 bulan mengalami alergi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
 Frekuensi Nadi : 106 kali/menit, reguler, pulsasi bagus, isi cukup
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36,8oC (diukur pada axilla)
 SpO2 : 99%
Satatus Generalisata
 Kepala : Normocepal, Distribusi rambut merata berwarna hitam
 Wajah : Simetris
 Mata : Cekung (-/-), Konjungtivitis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Hidung : Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
 Mulut : Faring simetris
 Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus (-/-)
 Leher : Normal
Pemeriksaan Fisik
 Trakea : Deviasi (-)
 KGB : Tidak ada pembesaran KGB
 Thoraks
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, bentuk dada normal, retraksi intercostal (-)
Palpasi : Fremitus takstil kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Jantung: BJ I>II, Gallop (-), Murmur (-)
Paru : Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+)
Palpasi : Soepel (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
 Ekstremitas
Superior : Akral hangat (+/+), Bintik-Bintik Merah keunguan (+/+)
Inferior : Akral hangat (+/+), Bintik-Bintik Merah keunguan (+/+)
 Diagnosis Banding
1. ITP (Immune Thrombocytopeni Purpura)
2. SLE
3. Kawasaki Syndrome
4. Henoch Schlonlein Purpura
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin 08/10/2022
Hb 14,0 g/dl (H)
Eritrosit 5,50 106ul (H)
Ht 41,4 % (H)
MCV 75,7 fl
MCH 25,5 pg
MCHC 33,8 g/dL
RDW-SD 34,3 fl (L)
RDW-CV 12,0 %
Leukosit 6,5 103ul
HITUNG JENIS
Eosinofil 0,5 %
Basofil 0,3 %
Neutrofil 65,7 %
Limfosit 26,5 % (L)
Monosit 7,0 % (H)
Trombosit 440 103/uL
PDW 7,2 (L)
P-LCR 9,1 (L)
 Pemeriksaan Glukosa Darah (08-10-2022)
Glukosa Ad Random 90 mg/dl
Ureum 44 mg/dl
Creatinin 0,3 mg/dl (L)
Elektrolit
Natrium 129 mmol/L (L)
Kalium 4,3 mmol/L
Chlorida 88 mmol/L (L)
 Pemeriksaan Urinalisa Makroskopis (08-10-2022
Warna Kuning
Kekeruhan Keruh
Berat Jenis 1,025
PH 6,0
Glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Keton +++ (100) mg/dL
Urobilinogen 0,1 mg/Dl (Normal)
Eritrosit ++ (50) RBC/Ul
Protein +30 mg/Dl
Nitrit Negatif
Leukosit Esterase Negatif
 Pemeriksaan Kimia Klinik (10-10-2022)
Elektrolit
Natrium 143 mmol/L
Kalium 2,9 mmol/L (L)
Chlorida 107 mmol/L
Diagnosis Kerja
 Henoch Schlonlein Purpura
Penatalaksanaan
Terapi suportif
 Bed Rest
Medikamentosa
 IVFD RL 2:1 250 cc/24jam, maintenance 20 gtt/i (mikro)
 Injeksi Ranitidine 20mg/12 jam
 Prednisone 5mg, 2 tab-2 tab- 3 tab
Edukasi
1. Pantau suhu tubuh (seperti demam) serta tanda vital lain.
2. Pantau keseimbangan cairan tubuh.
3. Istirahat yang cukup.
Prognosis
Dubia Ad Bonam
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Resume
Pada tanggal 08-Oktober-2022 Pasien datang di antar orang tua nya ke IGD RSUD Meuraxa dengan
keluhan demam kurang lebih 4 hari. Pasien mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 5 kali dalam sehari
disertai dengan nyeri pergelangan tangan dan terdapat bintik-bintik merah keunguan pada bagian tangan dan
kaki. Pasien juga mengeluhkan terkadang tangan dan kaki sulit untuk diluruskan. Batuk pilek pada pasien di
sangkal, BAB dan BAK dalam batas normal. Dari riwayat penyakit dahulu 1 tahun yang lalu pasien pernah
berobat dengan keluhan yang sama. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan kesadaran compos mentis, keadaan
umum tampak sakit sedang, T : 36,8˚C, HR: 106 x/i, RR: 20 x/i. Pemeriksaan fisik yang lain dalam batas
normal hanya di dapatkan bintik-bintik merah keunguan di tangan dan di kaki, dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa cek laboratorium seperti cek darah lengkap, kadar glukosa darah, cek elektrolit. Dari hasil
cek darah lengkap hemoglobin, eritrosit, Ht tinggi, kadar glukosa rnormal sedangkan pada hasil dari elektrolit
kadar kalium rendah di dapatkan kesan: Henoch Schonlein Purpura
Tinjauan pustaka
Henoch Schonlein Purpura merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) berupa hipersensitivitas vaskulitis, paling sering
ditemukan pada anak-anak. Merupakan sindrom klinis kelainan inflamasi vaskulitis generalisata pembuluh darah kecil pada
kulit, sendi, aluran cerna, dan ginjal yang ditandai dengan lesi kulit spesifik berupa purpura non trombositopenik, artritis,
artralgia, nyeri abdomen atau perdarahan saluran cerna, dan kadamg-kadang disertai nefritis atau hematuri
Definisi
Sumber: Matondang C. Purpura Henoch Schlonlein. Dalam: Akib A, Mantondang C, penyunting, Alergi dan Imunologi Anak. Edisi ke-1. Jakarta BP.
IDAI 2014, h. 270-3. [Accesed On November 2022]
Rata-rata 14 kasus per 100.000 anak usia sekolah, prevalensi tertinggi pada anak usia 2-11 tahun (75%) kasus di
temukan. pada dewasa jarang ditemukan pada bayi dan lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan
rasio prevelensi 2:1 angka kejadian. Umum nya merupakan benign self-limited disorder <5% kasus menjadi kronis
hanya <1% kasus berkembang menjadi gagal ginjal.
Epidemiologi
Sumber: Cassidy JT, Pretty RE. Leukocytoclastic vasculitis; Henoch Schlonlein Purpura. In:Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM, dkk.Textbook od
Pediatrics Rheumatology 5th ed. Philadephia: Elsevier Saun-ders, 2013:496-501. [Accesed On November 2022]
Etiologi
Belum diketahui pasti
-. Infeksi :
Bakteri : terutama streptococus beta hemolitikus, Haemophilus, Mycoplasma pneumoniae, legionella, Yersiana, Salmonela, dan Shigella,
Virus : Parainfluenza, Epstein Barr Virus, Hepatitis B, adenovirus, varisela, cytomegalovirus, parpovirus B19, herpes simplex.
-. Faktor genetik : HLA class II, HLS B35 dan HLADRB1*01, polimorfisme gen interleukin (IL)-1 , defisiensi komplemen C2
-. Imunisasi : typoid , campak, varisela, rubela, hepatitis A dan B
-. Obat-obatan : Penisilin, Ampisilin, eritromisin, kina
-. Gigitan serangga
-. Alergen makanan (susu/coklat, telur dan ikan)
Sumber:Beselga E, Prolet BA, Esterly NB. Purpura in infants and childdren. J Am Acad Dermatol 2014;37:673-94. [Accesed On November 2022]
Patofisiologi
Sumber:Beselga E, Prolet BA, Esterly NB. Purpura in infants and childdren. J Am Acad Dermatol 2014;37:673-94. [Accesed On November 2022]
Manifestasi klinis
Sumber: Chang WL, Yang YH, Lin YT, Chiang BL. Gastrointestinal manifestations in Henoch-Schönlein purpura: a review of 261 patients. Acta
Paediatri 2014; 93:1427. [Accesed On November 2022]
Diagnosis
Purpura atau petekie nontrombositopenia (>ekstremitas inferior) + 1 gejala dari 4 kriteria di bawah :
a. Nyeri abdomen
b. Artritis atau Atralgia
c. Keterlibatan ginjal
d. Histologi: gambaran vaskulitis leukositoklastik atau glomerulonefritis proliferasi dengan dominasi deposit IgA.
Diangosis HSP dapat ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 kriteria di atas dengan sensitivitas 87,1% dan spesifitas
87,7%. Kriteria European League Against Rheumatism (EULAR) 2006 dan Pediatric Rheumatology Society
(Pres).
Sumber : Ozen S, Ruperto N, Dillon MJ, et al. EULAR/PReS endorsed consensus criteria for the classification of childhood vasculitides. Ann Rheum
Dis 2006; 65:936.[Accesed On November 2022]
Perbedaan Petekie, Purpura
Purpura Petekie
Diagnosis Banding
 ITP (Immune Trompbositopenic Purpura)
Sumber :Sandler SG, Tutuncuoglu SO. Immune thrombocytopenic purpura-current management practices. Expert Opin Pharmacother. 2014 Dec.
[Accesed On November 2022]
Diagnosis Banding
 SLE (Sistemic Lupus Erythematous)
Diagnosis Banding
 Kawasaki Syndrome
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap : Leukositosis, trombositosis, anemia bila terdapat pendarahan saluran cerna atau hematuri berat, LED dapat 
• Urin dippstik untuk mengetahui hematuria atau proteinuria
• Fungsi Ginjal : albumin serum 
• ASTO : untuk mengetahui infeksi streptococus
• Radiologi pada HSP :
Foto Abdomen -> Perforasi sal.cerna (gambaran udara bebas)
USG Abdomen -> terlihat penebalan dinding usus dan peristaltik usus  serta berguna untuk mengetahui intususepsi
USG Ginjal : Hidronefrosis
Sumber : Mills JA, Michel BA, Bloch DA, et al. The American College of Rheumatology 1990 criteria for the classification of Henoch-Schönlein purpura.
Arthritis Rheum 2015; 33:1114.[Accesed On November 2022]
Penatalaksanaan
Kelainan kulit
Prednison 2 mg/KgBB/hr selama 2
minggu termasuk tappering off.
Bila berat -> metilprednisolon
dosis tinggi (30 mg/KgBB/hr max
1 g). Scara IV dalam 1 jam selama
3 hari berturut-turut, di ikutin
dengan prednisolon 1 mg/m2/hr,
dilakukan tapering off bila
perbaikan klinis tercapai.
Kelainan Gastrointestinal
Prednison 2 mg/KgBB/hr selama 2
minggu termasuk tappering off.
Bila berat -> metilprednisolon dosis
tinggi (30 mg/KgBB/hr max 1 g). Scara
IV dalam 1 jam selama 3 hari berturut-
turut, di ikutin dengan prednisolon 1
mg/m2/hr, dilakukan tapering off bila
perbaikan klinis tercapai.
Sumber : Ozen S, Ruperto N, Dillon MJ, et al. EULAR/PReS endorsed consensus criteria for the classification of childhood vasculitides. Ann Rheum
Dis 2006; 65:936.[Accesed On November 2022]
Kelainan sendi
Asetaminofen 10-15 mg/KgBB/dosis tiap 6 jam atau
- Obat AINS :
Naproksen 10-20 mg/KgBB/hr (max 1 gr) dibagi 2
dosis , atau ibuprofen 30-40 mg/KgBB/Hr (maks
2400 mg) dibagis 3-4 dosis
Kelainan Ginjal
Prednisolon 1,5 mg/KgBB p.o 3x/hr selama 2
mgg.
Bila proteinuria resisten beri
Methylprednisolon pulse 15-30 mg/KgBB/hr
selama 3 hr (dosis maks 0,5 mg)
Penatalaksanaan
Sumber : Ozen S, Ruperto N, Dillon MJ, et al. EULAR/PReS endorsed consensus criteria for the classification of childhood vasculitides. Ann Rheum
Dis 2006; 65:936.[Accesed On November 2022]
Analisis Kasus
Kesimpulan
Henoch Schonlein Purpura (HSP) adalah ruam berwarna merah atau ungu pada kulit karena terjadi peradangan
pembuluh darah pada kulit, sendi, usus dan ginjal. Penanganan yang tepat dapat memulihkan penderita HSP dalam beberapa
minggu. HSP tidak menular dan cenderung dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah usia 10 tahun. Ruam biasanya
terjadi pada bagi tubuh bagian atas atau wajah. Gejala lain yang bisa ditimbulkan HSP adalah nyeri peruy, nyeri sendi,
demam, muntah, tinja dan air seni terdapat flek darah.
Penderita HSP sebagian besar mengalami infeksi virus atau bakteri pada tenggorokan dan paru-paru. Gangguan
kekebalan tubuh pada penderita HSP diduga disebabkan oleh makanan, obat-obatan, cuaca dingin atau gigitan serangga. HSP
yang parah dapat mengakibatkan terjadi komplikasi, sehingga perawatan harus dilakukan secara intensif di rumah skit. Jika
usus terlipat atau pecah, penderita HSP harus dilakukan tindakan operasi.
Prognosis pada sebagian kasus HSP baik dapat sembuh pada 94% kasus anak-anak dan 88% kasus dewasa dan beberapa
kasus memerlukan terapi tambahan. Rekurensi dapat terjadi pada 10-20% kasus, umumnya pada anak yang lebih besar dan dewasa
<5% penderita berkembang menjadi HSP kronis. Keluhan nyeri perut pada sebagian besar penderita biasanya sembuh spontan
dalam 72 jam.

More Related Content

Similar to FIX PPT LAPKAS RIZKI (HSP).pptx

Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxSindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxAvinoMulanaFikri1
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikFiqha Rosa
 
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxlaporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxirfanahmadh
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxAlisiaNurjannah
 
Henoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein PurpuraHenoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein PurpuraArgo Dio
 
169324640 case-gizi-buruk
169324640 case-gizi-buruk169324640 case-gizi-buruk
169324640 case-gizi-burukhomeworkping8
 
anemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdfanemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdfrendra33
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastikhomeworkping8
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
Laporan Kasus Geriatri.pptx
Laporan Kasus Geriatri.pptxLaporan Kasus Geriatri.pptx
Laporan Kasus Geriatri.pptxMeldyMuzadaElfa1
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckdRenitaArdani
 
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptxPENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptxIsyeSiahaya
 
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)orinarchi
 

Similar to FIX PPT LAPKAS RIZKI (HSP).pptx (20)

208548844 case-fix
208548844 case-fix208548844 case-fix
208548844 case-fix
 
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxSindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotik
 
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxlaporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
 
Henoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein PurpuraHenoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein Purpura
 
Askep dhf anak AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf anak AKPER PEMKAB MUNA Askep dhf anak AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf anak AKPER PEMKAB MUNA
 
169324640 case-gizi-buruk
169324640 case-gizi-buruk169324640 case-gizi-buruk
169324640 case-gizi-buruk
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Hemintiasis
Hemintiasis Hemintiasis
Hemintiasis
 
142286579 case
142286579 case142286579 case
142286579 case
 
anemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdfanemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdf
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
Laporan Kasus Geriatri.pptx
Laporan Kasus Geriatri.pptxLaporan Kasus Geriatri.pptx
Laporan Kasus Geriatri.pptx
 
file.pdf
file.pdffile.pdf
file.pdf
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
 
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptxPENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
 
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
 

More from SuciMayvera1

ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxSuciMayvera1
 
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.pptppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.pptSuciMayvera1
 
PPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptx
PPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptxPPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptx
PPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptxSuciMayvera1
 
PPT referat tuli mendadak akbar.pptx
PPT referat tuli mendadak akbar.pptxPPT referat tuli mendadak akbar.pptx
PPT referat tuli mendadak akbar.pptxSuciMayvera1
 
PPT referat ikhlasul amal.pptx
PPT referat ikhlasul amal.pptxPPT referat ikhlasul amal.pptx
PPT referat ikhlasul amal.pptxSuciMayvera1
 
PPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptxPPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptxSuciMayvera1
 
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...SuciMayvera1
 
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptxDengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptxSuciMayvera1
 
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptxREFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptxSuciMayvera1
 

More from SuciMayvera1 (9)

ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.pptppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
 
PPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptx
PPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptxPPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptx
PPT REFARAT HEPATITIS FAUZAN.pptx
 
PPT referat tuli mendadak akbar.pptx
PPT referat tuli mendadak akbar.pptxPPT referat tuli mendadak akbar.pptx
PPT referat tuli mendadak akbar.pptx
 
PPT referat ikhlasul amal.pptx
PPT referat ikhlasul amal.pptxPPT referat ikhlasul amal.pptx
PPT referat ikhlasul amal.pptx
 
PPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptxPPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptx
 
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
 
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptxDengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
Dengue_Shock_Syndrome_pada_Anak.pptx
 
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptxREFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (18)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

FIX PPT LAPKAS RIZKI (HSP).pptx

  • 1. HENOCH SCHLONLEIN PURPURA OLEH : MUHAMMAD RIZKI FONNA 21174045 PEMBIMBING : dr. Anna Triana, Sp.A Laporan Kasus SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH 2022
  • 2. Pendahuluan Henoch Schonlein Purpura (HSP) adalah ruam berwarna merah atau ungu pada kulit karena terjadi peradangan pembuluh darah pada kulit, sendi, usus dan ginjal. HSP tidak menular dan cenderung dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah usia 10 tahun. Ruam biasanya terjadi pada bagi tubuh bagian atas atau wajah. Gejala lain yang bisa ditimbulkan HSP adalah nyeri perut, nyeri sendi, demam, muntah, tinja dan air seni terdapat flek darah Henoch Schonlein Purpura (HSP) merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) berupa hipersitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan pada anak-anak. Merupakan sindromm klinis kelainan inflamasi vaskulitis generalisata pembuluh darah kecil pada kulit, sendi, saluran cerna dan ginjal yang ditanai dengan lesi kulit spesifik berupa purpura nontrombositopenik, artritis, artralgia, nyeri abdomen atau perdarahan saluran cerna, dan kadang-kadang disertai nefritis atau hematuria
  • 3. Identitas Pasien Nama : M. Irfan Yusran Jenis Kelamin : Laki-Laki No RM : 055094 Suku : Aceh Usia : 7 tahun Agama : Islam Tanggal Lahir : 12-08-2015 Alamat : Aceh Besar Pendidikan : Sekolah Dasar No Handphone Orang tua : - Tgl Masuk RS : 8-10-2022
  • 4. Anamnesis  Keluhan Utama Demam disertai badan lemas.  Riwayat Penyakit Sekarang Pada tanggal 08-Oktober-2022 Pasien datang di antar orang tua nya ke IGD RSUD Meuraxa dengan keluhan demam kurang lebih 4 hari. Pasien mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 5 kali dalam sehari disertai dengan nyeri perlenganan terdapat bintik-bintik merah keunguan pada bagian tangan dan kaki. Pasien juga mengeluhkan terkadang tangan dan kaki sulit untuk diluruskan. Batuk pilek pada pasien di sangkal, BAB dan BAK dalam batas normal.  Riwayat Penyakit Dahulu 1 tahun yang lalu pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama.
  • 5.  Riwayat Penyakit Keluarga Disangkal  Riwayat Kelahiran Pasien lahir cukup bulan, menangis spontan, BBL : 3500gr (3,5kg) TB : 50cm  Riwayat Imunisasi Imunisasi lengkap  Riwayat Tumbuh Kembang Merangkak umur ± 6 bulan, duduk ± 9 bulan, berdiri umur ±11 bulan, berjalan ± 12 bulan, berbicara lancar ±2 tahun 5 bulan.  Riwayat Nutrisi Pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan susu formula. Sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu dalam pasal 1 ayat 2, bahwa ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, kemudian ibu pasien berhenti asi sejak anak 20 bulan tidak di lanjutkan dengan susu formula. Pada usia 7 bulan anak sudah di beri makan pisang, bubur. pada anak saat usia 15 bulan mengalami alergi.
  • 6. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Umum  Keadaan umum : Tampak sakit sedang  Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital  Frekuensi Nadi : 106 kali/menit, reguler, pulsasi bagus, isi cukup  Pernafasan : 20 kali/menit  Suhu : 36,8oC (diukur pada axilla)  SpO2 : 99% Satatus Generalisata  Kepala : Normocepal, Distribusi rambut merata berwarna hitam  Wajah : Simetris  Mata : Cekung (-/-), Konjungtivitis (-/-), sklera ikterik (-/-)  Hidung : Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)  Mulut : Faring simetris  Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus (-/-)  Leher : Normal
  • 7. Pemeriksaan Fisik  Trakea : Deviasi (-)  KGB : Tidak ada pembesaran KGB  Thoraks Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, bentuk dada normal, retraksi intercostal (-) Palpasi : Fremitus takstil kiri sama dengan kanan Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru Auskultasi : Jantung: BJ I>II, Gallop (-), Murmur (-) Paru : Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)  Abdomen Inspeksi : Distensi (-) Auskultasi : Peristaltik (+) Palpasi : Soepel (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi : Timpani (+)  Ekstremitas Superior : Akral hangat (+/+), Bintik-Bintik Merah keunguan (+/+) Inferior : Akral hangat (+/+), Bintik-Bintik Merah keunguan (+/+)
  • 8.  Diagnosis Banding 1. ITP (Immune Thrombocytopeni Purpura) 2. SLE 3. Kawasaki Syndrome 4. Henoch Schlonlein Purpura Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin 08/10/2022 Hb 14,0 g/dl (H) Eritrosit 5,50 106ul (H) Ht 41,4 % (H) MCV 75,7 fl MCH 25,5 pg MCHC 33,8 g/dL RDW-SD 34,3 fl (L) RDW-CV 12,0 % Leukosit 6,5 103ul HITUNG JENIS Eosinofil 0,5 % Basofil 0,3 % Neutrofil 65,7 % Limfosit 26,5 % (L) Monosit 7,0 % (H) Trombosit 440 103/uL PDW 7,2 (L) P-LCR 9,1 (L)
  • 9.  Pemeriksaan Glukosa Darah (08-10-2022) Glukosa Ad Random 90 mg/dl Ureum 44 mg/dl Creatinin 0,3 mg/dl (L) Elektrolit Natrium 129 mmol/L (L) Kalium 4,3 mmol/L Chlorida 88 mmol/L (L)  Pemeriksaan Urinalisa Makroskopis (08-10-2022 Warna Kuning Kekeruhan Keruh Berat Jenis 1,025 PH 6,0 Glukosa Negatif Bilirubin Negatif Keton +++ (100) mg/dL Urobilinogen 0,1 mg/Dl (Normal) Eritrosit ++ (50) RBC/Ul Protein +30 mg/Dl Nitrit Negatif Leukosit Esterase Negatif  Pemeriksaan Kimia Klinik (10-10-2022) Elektrolit Natrium 143 mmol/L Kalium 2,9 mmol/L (L) Chlorida 107 mmol/L
  • 10. Diagnosis Kerja  Henoch Schlonlein Purpura
  • 11. Penatalaksanaan Terapi suportif  Bed Rest Medikamentosa  IVFD RL 2:1 250 cc/24jam, maintenance 20 gtt/i (mikro)  Injeksi Ranitidine 20mg/12 jam  Prednisone 5mg, 2 tab-2 tab- 3 tab Edukasi 1. Pantau suhu tubuh (seperti demam) serta tanda vital lain. 2. Pantau keseimbangan cairan tubuh. 3. Istirahat yang cukup. Prognosis Dubia Ad Bonam
  • 15. Resume Pada tanggal 08-Oktober-2022 Pasien datang di antar orang tua nya ke IGD RSUD Meuraxa dengan keluhan demam kurang lebih 4 hari. Pasien mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 5 kali dalam sehari disertai dengan nyeri pergelangan tangan dan terdapat bintik-bintik merah keunguan pada bagian tangan dan kaki. Pasien juga mengeluhkan terkadang tangan dan kaki sulit untuk diluruskan. Batuk pilek pada pasien di sangkal, BAB dan BAK dalam batas normal. Dari riwayat penyakit dahulu 1 tahun yang lalu pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan kesadaran compos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang, T : 36,8˚C, HR: 106 x/i, RR: 20 x/i. Pemeriksaan fisik yang lain dalam batas normal hanya di dapatkan bintik-bintik merah keunguan di tangan dan di kaki, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa cek laboratorium seperti cek darah lengkap, kadar glukosa darah, cek elektrolit. Dari hasil cek darah lengkap hemoglobin, eritrosit, Ht tinggi, kadar glukosa rnormal sedangkan pada hasil dari elektrolit kadar kalium rendah di dapatkan kesan: Henoch Schonlein Purpura
  • 17. Henoch Schonlein Purpura merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) berupa hipersensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan pada anak-anak. Merupakan sindrom klinis kelainan inflamasi vaskulitis generalisata pembuluh darah kecil pada kulit, sendi, aluran cerna, dan ginjal yang ditandai dengan lesi kulit spesifik berupa purpura non trombositopenik, artritis, artralgia, nyeri abdomen atau perdarahan saluran cerna, dan kadamg-kadang disertai nefritis atau hematuri Definisi Sumber: Matondang C. Purpura Henoch Schlonlein. Dalam: Akib A, Mantondang C, penyunting, Alergi dan Imunologi Anak. Edisi ke-1. Jakarta BP. IDAI 2014, h. 270-3. [Accesed On November 2022]
  • 18. Rata-rata 14 kasus per 100.000 anak usia sekolah, prevalensi tertinggi pada anak usia 2-11 tahun (75%) kasus di temukan. pada dewasa jarang ditemukan pada bayi dan lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan rasio prevelensi 2:1 angka kejadian. Umum nya merupakan benign self-limited disorder <5% kasus menjadi kronis hanya <1% kasus berkembang menjadi gagal ginjal. Epidemiologi Sumber: Cassidy JT, Pretty RE. Leukocytoclastic vasculitis; Henoch Schlonlein Purpura. In:Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM, dkk.Textbook od Pediatrics Rheumatology 5th ed. Philadephia: Elsevier Saun-ders, 2013:496-501. [Accesed On November 2022]
  • 19. Etiologi Belum diketahui pasti -. Infeksi : Bakteri : terutama streptococus beta hemolitikus, Haemophilus, Mycoplasma pneumoniae, legionella, Yersiana, Salmonela, dan Shigella, Virus : Parainfluenza, Epstein Barr Virus, Hepatitis B, adenovirus, varisela, cytomegalovirus, parpovirus B19, herpes simplex. -. Faktor genetik : HLA class II, HLS B35 dan HLADRB1*01, polimorfisme gen interleukin (IL)-1 , defisiensi komplemen C2 -. Imunisasi : typoid , campak, varisela, rubela, hepatitis A dan B -. Obat-obatan : Penisilin, Ampisilin, eritromisin, kina -. Gigitan serangga -. Alergen makanan (susu/coklat, telur dan ikan) Sumber:Beselga E, Prolet BA, Esterly NB. Purpura in infants and childdren. J Am Acad Dermatol 2014;37:673-94. [Accesed On November 2022]
  • 20. Patofisiologi Sumber:Beselga E, Prolet BA, Esterly NB. Purpura in infants and childdren. J Am Acad Dermatol 2014;37:673-94. [Accesed On November 2022]
  • 21. Manifestasi klinis Sumber: Chang WL, Yang YH, Lin YT, Chiang BL. Gastrointestinal manifestations in Henoch-Schönlein purpura: a review of 261 patients. Acta Paediatri 2014; 93:1427. [Accesed On November 2022]
  • 22. Diagnosis Purpura atau petekie nontrombositopenia (>ekstremitas inferior) + 1 gejala dari 4 kriteria di bawah : a. Nyeri abdomen b. Artritis atau Atralgia c. Keterlibatan ginjal d. Histologi: gambaran vaskulitis leukositoklastik atau glomerulonefritis proliferasi dengan dominasi deposit IgA. Diangosis HSP dapat ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 kriteria di atas dengan sensitivitas 87,1% dan spesifitas 87,7%. Kriteria European League Against Rheumatism (EULAR) 2006 dan Pediatric Rheumatology Society (Pres). Sumber : Ozen S, Ruperto N, Dillon MJ, et al. EULAR/PReS endorsed consensus criteria for the classification of childhood vasculitides. Ann Rheum Dis 2006; 65:936.[Accesed On November 2022]
  • 24. Diagnosis Banding  ITP (Immune Trompbositopenic Purpura) Sumber :Sandler SG, Tutuncuoglu SO. Immune thrombocytopenic purpura-current management practices. Expert Opin Pharmacother. 2014 Dec. [Accesed On November 2022]
  • 25. Diagnosis Banding  SLE (Sistemic Lupus Erythematous)
  • 27. Pemeriksaan Penunjang • Darah Lengkap : Leukositosis, trombositosis, anemia bila terdapat pendarahan saluran cerna atau hematuri berat, LED dapat  • Urin dippstik untuk mengetahui hematuria atau proteinuria • Fungsi Ginjal : albumin serum  • ASTO : untuk mengetahui infeksi streptococus • Radiologi pada HSP : Foto Abdomen -> Perforasi sal.cerna (gambaran udara bebas) USG Abdomen -> terlihat penebalan dinding usus dan peristaltik usus  serta berguna untuk mengetahui intususepsi USG Ginjal : Hidronefrosis Sumber : Mills JA, Michel BA, Bloch DA, et al. The American College of Rheumatology 1990 criteria for the classification of Henoch-Schönlein purpura. Arthritis Rheum 2015; 33:1114.[Accesed On November 2022]
  • 28. Penatalaksanaan Kelainan kulit Prednison 2 mg/KgBB/hr selama 2 minggu termasuk tappering off. Bila berat -> metilprednisolon dosis tinggi (30 mg/KgBB/hr max 1 g). Scara IV dalam 1 jam selama 3 hari berturut-turut, di ikutin dengan prednisolon 1 mg/m2/hr, dilakukan tapering off bila perbaikan klinis tercapai. Kelainan Gastrointestinal Prednison 2 mg/KgBB/hr selama 2 minggu termasuk tappering off. Bila berat -> metilprednisolon dosis tinggi (30 mg/KgBB/hr max 1 g). Scara IV dalam 1 jam selama 3 hari berturut- turut, di ikutin dengan prednisolon 1 mg/m2/hr, dilakukan tapering off bila perbaikan klinis tercapai. Sumber : Ozen S, Ruperto N, Dillon MJ, et al. EULAR/PReS endorsed consensus criteria for the classification of childhood vasculitides. Ann Rheum Dis 2006; 65:936.[Accesed On November 2022]
  • 29. Kelainan sendi Asetaminofen 10-15 mg/KgBB/dosis tiap 6 jam atau - Obat AINS : Naproksen 10-20 mg/KgBB/hr (max 1 gr) dibagi 2 dosis , atau ibuprofen 30-40 mg/KgBB/Hr (maks 2400 mg) dibagis 3-4 dosis Kelainan Ginjal Prednisolon 1,5 mg/KgBB p.o 3x/hr selama 2 mgg. Bila proteinuria resisten beri Methylprednisolon pulse 15-30 mg/KgBB/hr selama 3 hr (dosis maks 0,5 mg) Penatalaksanaan Sumber : Ozen S, Ruperto N, Dillon MJ, et al. EULAR/PReS endorsed consensus criteria for the classification of childhood vasculitides. Ann Rheum Dis 2006; 65:936.[Accesed On November 2022]
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. Kesimpulan Henoch Schonlein Purpura (HSP) adalah ruam berwarna merah atau ungu pada kulit karena terjadi peradangan pembuluh darah pada kulit, sendi, usus dan ginjal. Penanganan yang tepat dapat memulihkan penderita HSP dalam beberapa minggu. HSP tidak menular dan cenderung dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah usia 10 tahun. Ruam biasanya terjadi pada bagi tubuh bagian atas atau wajah. Gejala lain yang bisa ditimbulkan HSP adalah nyeri peruy, nyeri sendi, demam, muntah, tinja dan air seni terdapat flek darah. Penderita HSP sebagian besar mengalami infeksi virus atau bakteri pada tenggorokan dan paru-paru. Gangguan kekebalan tubuh pada penderita HSP diduga disebabkan oleh makanan, obat-obatan, cuaca dingin atau gigitan serangga. HSP yang parah dapat mengakibatkan terjadi komplikasi, sehingga perawatan harus dilakukan secara intensif di rumah skit. Jika usus terlipat atau pecah, penderita HSP harus dilakukan tindakan operasi. Prognosis pada sebagian kasus HSP baik dapat sembuh pada 94% kasus anak-anak dan 88% kasus dewasa dan beberapa kasus memerlukan terapi tambahan. Rekurensi dapat terjadi pada 10-20% kasus, umumnya pada anak yang lebih besar dan dewasa <5% penderita berkembang menjadi HSP kronis. Keluhan nyeri perut pada sebagian besar penderita biasanya sembuh spontan dalam 72 jam.