Pemeriksaan status mental merupakan bagian penting dalam pemeriksaan klinis psikiatri yang menggambarkan observasi terhadap penampilan, perilaku, mood, pikiran, dan kognisi pasien. Pemeriksaan ini meliputi penilaian terhadap sembilan aspek utama yaitu gambaran umum, mood dan afek, bicara, gangguan persepsi, pikiran, sensorium dan kognisi, pengendalian impuls, pertimbangan, dan reliabilitas pasien. Tuju
2. Pemeriksaan status mental
I. Gambaran umum
a. Penampilan
b. Perilaku dan aktifitas psikomotor
c. Sikap terhadap pemeriksaan
II. Mood dan afek
a. Mood
b. Afek
c. Kesesuaian
III. Bicara
IV. Gangguan persepsi
3. V. Pikiran
a. Proses atau bentuk pikiran
b. Isi pikiran
VI. Sensorium dan kognitif
a. Kesiagaan dan tingkat kesadaran
b. Orientasi
c. Daya ingat
d. Konsentrasi dan perhatian
e. Kapasitas dan membaca dan menulis
f. Kemampuan visuospasial
g. Pemikiran abstrak
h. Sumber informasi dan kecerdasan
5. Definisi
Pemeriksaan status mental merupakan
bagian dari pemeriksaan klinis yang
menggambarkan jumlah total observasi
pemeriksaan dan kesan tentang pasien
psikiatrik saat wawancara.
Walaupun riwayat pasien tetap stabil,
status mental pasien dapat berubah-ubah
dari hari ke hari atau dari jam ke jam.
6. Pemeriksaan status mental adalah suatu
gambaran tentang penampilan pasien,
bicara, tindakan, dan pikiran selama
wawancara.
7. I. Gambaran umum
a. Penampilan
Adalah gambaran tentang penampilan
pasien dan kesan fisik secara
keseluruhan yang disampaikan kepada
dokter psikiatrik, contoh hal-hal di dalam
kategori penampilan adalah :
Jenis tubuh
Postur
Ketenangan
8. Pakaian
Dandanan
Rambut
Kuku
Istilah umum untuk menggambarkan
penampilan adalah tampak sehat, sakit,
agak sakit, seimbang, kelihatan tua,
kelihatan muda, kusut, seperti anak-anak,
dan kacau.
9. Tanda kecemasan dicatat seperti tangan
yang lembab, keringat pada dahi, postur
tegang, mata lebar.
10. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Kategori ini dimaksud pada aspek kuantitatif dari
perilaku motor pasien. Termasuk didalamnya
manerisme, tiks, gerakan isyarat, kedutan,
perilaku stereotipik, echopraxia,
hiperaktivitas,agitasi, melawan, fleksibilitas,
rigiditas, cara berjalan dan ketangkasan.
Kegelisahan, meremas-meremas tangan,
melangkah dan manifestasi fisik lainnya harus
digambarkan.
11. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat
digambarkan antara lain : bekerja sama,
bersahabat, penuh perhatian, tertarik,
datar, menggoda, bertahan, merendahkan,
kebingungan, apatis, bermain-main,
menyenangkan, mengelak, atau
berlindung. Tingkat rapport yang
ditegakkan harus dicatat.
12. II. Mood dan afek
Mood
adalah perasaan yang bertahan dan menyeluruh
atau perpasif yang mewarnai persepsi seseorang
akan dunia : cara pasien menyatakan
perasaannya, kedalaman perasaan,intensitas,
jangka waktu, fluktasi dari perasaan, depresi,
putus asa, mudah tersinggung, cemas,
ketakutan, rasa terpesona, merasa gagal dan
merendahkan diri.
13. Afek
Didefinisikan sebagai respon emosional pasien
yang tampak. Pemeriksa menilai afek pasien dari
ekspresi wajah pasien. Afek dibagi menjadi
kedalam rentang normal, terbatas, tumpul atau
datar.
Afek terbatas, jika terdapat penurunan jelas di
dalam rentang dan intensitas ekspresi.
Afek tumpul, ekspresi emosional yang menurun
lebih jauh.
Afek datar, adanya tanda wajah ekspresi afektif,
suara pasien monoton, wajah imobil.
14. Kesesuaian
Adalah suatu kualitas respon yang
ditemukan pada beberapa pasien
skizofrenia, dimana afek pasien tidak
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
pasien. (Sebagai contoh, afek yang datar
sambil berbicara tentang dorongan
pembunuhan).
15. III. Bicara
Bagian laporan ini menggambarkan
karakteristik fisik dari berbicara. Bicara
dapat digambarkan di dalam kuantitasnya,
kecepatan produksi bicara dan
kualitasnya. Gangguan bicara seperti
tergagap – gagap dimasukan kedalam
bagian ini. Irama yang tidak biasanya
(dysprosody) dan adanya penekanan
harus dicatat.
16. IV. Gangguan persepsi
Persepsi adalah proses memindahkan
stimulasi fisik menjadi informasi
psikologis; proses mental dimana stimulasi
sensoris dibawa kedalam alam kesadaran.
Gangguan persepsi seperti halusinasi,
dilusi, depersonalisasi atau derealisasi.
17. V. Pikiran
Pikiran aliran dari suatu gagasan, simbol dan
asosiasi yang bertujuan dimulai dengan suatu
masalah atau suatu tugas dan mengarah pada
suatu kesimpulan yang berorientasi kenyataan.
Pikiran dibagi menjadi :
Proses berpikir (bentuk pikiran)
adalah cara dimana seseorang menyatukan
gagasan dan asosiasi yang dinilai pikiran logis
dan koheren atau sama sekali tidak logis dan
bahkan tidak dapat dimengerti.
18. Contoh gangguan pikiran proses (atau
bentuk) pikiran : pengenduran asosiasi
atau keluar dan jalur, flight of ideas,
pikiran berpacu, tangensialitas,
sirkumstansialitas, inkoherensi,
neologisme, asosiasi bunyi, permainan
kata, penghambatan pikiran, pikiran
samar-samar.
19. Isi pikiran
adalah apa yang sesungguhnya dipikirkan
oleh seseorang seperti gagasan,
keyakinan, preokupasi, obsesi. Contoh
gangguan isi pikiran : waham, paranoia,
preokupasi, obsesi dan kompulsi, fobia,
gagasan bunuh diri dan membunuh,
gagasan menyangkut diri sendiri dan
pengaruh, kemiskinan isi.
20. VI. Sensorium dan Kognisi
Kesadaran adalah suatu keadaan
fungsional dari individu untuk
mengadakan relasi dan limitasi terhadap
dunia sekitarnya yang terdiri dari manusia,
benda atau faham seperti yang tertangkap
oleh panca indera.
21. Laporan pemeriksaan ini terdiri dari :
Kewaspadaan dan tingkat kesadaran
Orientasi terhadap waktu, tempat, orang
Daya ingat (memory)
Konsentrasi
Kemampuan visiospasial
Berpikir abstrak
22. VII. Kontrol Impuls
Apakah pasien mampu untuk mengendalikan
impuls seksual, agresif, dan impuls lainnya?
Penting dalam memastikan kesadaran pasien
tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan
suatu pengukuran tentang kemungkinan bahaya
pasien bagi diri sendiri atau orang lain.
Pengendalian impuls dapat diperkirakan dari
informasi dari riwayat pasien sekarang dan dari
perilaku yang diobservasi selama wawancara.
23. VIII. Pertimbangan dan tilikan
Pertimbangan
adalah kemampuan untuk menilai suatu situasi
secara benar dan untuk bertindak secara tepat
didalam situasi tersebut.
Selama perjalanan menggali riwayat penyakit,
dokter psikiatrik harus mampu menilai
pertimbangan aspek kemampuan pasien dalam
pertimbangan sosial. Dapatkah pasien
memperkirakan apa yang dilakukannya dalam
situasi khayalan.
24. Tilikan (insight)
Adalah derajat kesadaran dan pengertian
pasien mengenai gangguan kesehatan
jiwa yang dialaminya, terdapat 6 derajat
tilikan yaitu :
Tilikan I : penyangkalan sepenuhnya
bahwa dirinya sakit.
Tilikan II : kesadaran sedikit bahwa
dirinya menderita gangguan tetapi
juga menyangkal bahwa
memerlukan pertolongan.
25. Tilikan III : bahwa dirinya sakit tetapi
menyalahkan orang lain atau
faktor diluar dirinya sebagai
penyebabnya.
Tilikan IV :kesadaran bahwa sakitnya
disebabkan oleh sesuatu yang
tidak diketahui oleh pasien.
Tilikan V : tilikan intelektual yaitu : pengakuan
bahwa pasien menderita suatu
gangguan pada pasien sendiri serta
perasaan-perasaan yang tidak
digunakan untuk menghadapi
keadaan pada masa yang akan
datang.
26. Tilikan VI : tilikan emosional yang
sesungguhnya yaitu kesadaran
emosional mengenai motif-
motif dan perasaan
dalam diri pasien dan orang-
orang yang penting dalam
kehidupannya.
27. IX. Reliabilitas
Bagian dari status mental dari laporan
mengumpulkan kesan dokter psikiatrik
terhadap reliabilitas pasien dan
kemampuan untuk melaporkan situasi
dengan akurat. Bagian ini memasukkan
suatu perkiraan kesan dokter psikiatrik
pada kebenaran atau kejujuran pasien.