SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI
BUKU PANDUAN MAHASISWA
TEHNIK KETERAMPILAN PEMERIKSAAN
STATUS MENTAL
Skill Lab. Sistem Neuropsikiatri
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
2015
PENGANTAR
Buku panduan skill lab. Sistem Neuropsikiatri ini berisi 2 (DUA)
keterampilan utama, yaitu :
1. Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan sistem
Neuropsikiatri dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik
mengarah ke sistem Neuropsikiatri,
2. Keterampilan pemeriksaan status mental dan ketrampilan menegakkan
diagnostik. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan
keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan anamnesis
lengkap dan pemeriksaan status mental sehubungan sistem ini secara
berurutan serta mengetahui keadaan normal ataupun abnormal dari
sistem ini.
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah
melakukan anamnesis, pemeriksaan status mental, juga berisi daftar tilik
dalam bentuk lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai
penilaian akhir serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan
yang telah dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.
Makassar, Agustus 2015
Koordinator Skill Lab.Sistem Neuropsikiatri
TEHNIK PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
SISTEM NEUROPSIKIATRI
Pengertian
Pemeriksaan status mental meliputi penilaian status mental, penilaian
kesadaran, penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi, penilaian
persepsi, penilaian bentuk dan isi pikir, penilaian mood dan afek, penilaian
pengendalian impuls, penilaian menilai realitas, penilaian kemampuan tilikan
(insight), penilaian kemampuan fungsional.
Indikasi
Pemeriksaan status mental dilakukan untuk :
1. Mengetahui diagnosis dari seorang pasien
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien
3. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien
4. Digunakan sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan
paripurna terhadap pasien
Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis
lengkap dan pemeriksaan status mental secara berurutan dan mampu
mengetahui keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan penilaian status mental
2. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
3. Mengenal dan menentukan berbagai bentuk gangguan perilaku, pikiran
dan perasaan yang bermanifestasi sebagai gangguan jiwa.
Media dan alat bantu pembelajaran :
- Daftar panduan belajar pemeriksaan status mental
- Alat tulis,
- Audio-visual
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya &
jawab
30
menit
1. mengatur posisi duduk mahasiswa
2. dua orang instruktur, 1 sebagai
dokter & 1 sebagai pasien
memberikan contoh bagaimana cara
melakukan pemeriksaan status
mental.Mahasiswa menyimak /
mengamati
3. memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instrukstur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting
4. mahasiswa dapat memperhatikan
dan menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dan instruktur
menanggapinya
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
100
menit
1. mahasiswa dibagi menjadi
pasangan-pasangan. Seorang
mentor diperlukan untuk mengamati
2 pasang
2. setiap pasangan berpraktek, 1
orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan 1 orang sebagai pasien secara
serentak
3. mentor memberikan tema khusus
atau keluhan utama kepada pasien
dan selanjutnya akan ditanyakan
oleh si pemeriksa (dokter)
4.mentor berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan
supervisi menggunakan daftar tilik
5. setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih 1 kali
4. Curah pendapat / diskusi 15
menit
1. curah pendapat / diskusi : apa yang
dirasakan mudah atau sulit ?
menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dilakukan oleh
dokter agar pasien merasa
nyaman?
2. instruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti
Total waktu 150
menit
Dasar Teori :
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
SISTEM NEUROPSIKIATRI
I. Status Mental :
A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan : Posture, sikap, pakaian, perawatan diri, rambut, kuku,
sehat, sakit, marah, takut, apatis, bingung, merendahkan, tenang, tampak
lebih tua, tampak lebih muda, bersifat seperti wanita, bersifat seperti
laki-laki, tanda-tanda kecemasan–tangan basah, dahi berkeringat,
gelisah, tubuh tegang, suara tegang, mata melebar, tingkat kecemasan
berubah-ubah selama wawancara atau dengan topik khusus.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotorik : Cara berjalan, mannerisme, tics,
gerak–isyarat, berkejang-kejang (twitches), stereotipik, memetik,
menyentuh pemeriksa, ekopraksia, janggal / kikuk (clumsy), tangkas
(agile), pincang (limp), kaku, lamban, hiperaktif, agitasi, melawan
(combative), bersikap seperti lilin (waxy)
3. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif, penuh perhatian, menarik
perhatian, menantang (frack), sikap bertahan, bermusuhan, main-main,
mengelak (evasive), berhati-hati (guarded)
B. Bicara : Cepat, lambat, memaksa (pressure), ragu-ragu (hesitant),
emosional, monoton, keras, membisik (whispered), mencerca (slurred),
komat-kamit (mumble), gagap, ekolalia, intensitas, puncak (pitch),
berkurang (ease), spontan, bergaya (manner), bersajak (prosody)
C. Mood dan Afek :
1. Mood : (Suatu emosi yang meresap dan bertahan yang mewarnai
persepsi seseorang terhadap dunianya) : Bagaimana pasien menyatakan
perasaannya, kedalaman, intensitas, durasi, fluktuasi suasana perasaan–
depresi, berputus asa (despairing), mudah tersinggung (irritable), cemas,
menakutkan (terrify), marah, meluap-luap (expansived), euforia, hampa,
rasa bersalah, perasaan kagum (awed), sia-sia (futile), merendahkan diri
sendiri (self– contemptuous), anhedonia, alexithymic
2. Afek : (ekspresi keluar dari pengalaman dunia dalam pasien),
Bagaimana pemeriksa menilai afek pasien–luas, terbatas, tumpul atau
datar, dangkal (shallow), jumlah dan kisaran dari ekspresi perasaan ;
sukar dalam memulai, menahan (sustaining) atau mengakhiri respons
emosinal, ekspresi emosi serasi dengan isi pikiran, kebudayaan,
3. Keserasian : keserasian respon emosional pasien dapat dinilai dalam
hubungan dengan masalah yang sedang dibahas oleh pasien. Sebagai
contoh, pasien paranoid yang melukiskan waham kejarnya harus marah
atau takut tentang pengalaman yang sedang terjadi pada mereka. Afek
yang tidak serasi, ialah suatu mutu respons yang ditemukan pada
beberapa pasien skizofrenia; afeknya inkongruen dengan topik yang
sedang mereka bicarakan. (contohnya : mereka mempunyai afek yang
datar ketika berbicara tentang impuls membunuh). Ketidak serasian juga
mencerminkan tarap hendaya dari pasien untuk mempertimbangkan atau
pengendalian dalam hubungan dengan respons emosional.
D. Pikiran dan Persepsi :
1. Bentuk Pikiran :
a. Produktivitas : Ide yang meluap-luap (overabundance of ideas),
kekurangan ide (paucity of ideas), ide yang melompat-lompat (flight
of ideas), berpikir cepat, berpikir lambat, berpikir ragu-ragu (hesitant
thinking), apakah pasien bicara secara spontan ataukah menjawab
hanya bila ditanya, pikiran mengalir (stream of thought), kutipan dari
pasien (quotation from patient)
b. Arus pikiran : Apakah pasien menjawab pertanyaan dengan
sungguh-sungguh dan langsung pada tujuan, relevan atau tidak
relevan, asosiasi longgar, hubungan sebab akibat yang kurang dalam
penjelasan pasien; tidak logis, tangensial, sirkumstansial, melantur
(rambling), bersifat mengelak (evasive), perseverasi, pikiran
terhambat (blocking) atau pikiran kacau (distractibility).
c. Gangguan Berbahasa : Gangguan yang mencerminkan gangguan
mental seperti inkoheren, bicara yang tidak dimengerti (word salad),
asosiasi bunyi (clang association), neologisme.
2. Isi Pikiran :
a. Preokupasi : Mengenai sakit, masalah lingkungan, obsesi, kompulsi,
fobia, rencana bunuh diri, membunuh, gejala-gejala hipokondrik,
dorongan atau impuls-impuls antisosial.
3. Gangguan Pikiran :
a. Waham : Isi dari setiap sistim waham, organisasinya, pasien yakin
akan kebenarannya, bagaimana waham ini mempengaruhi
kehidupannya, ; waham penyiksaan–isolasi atau berhubungan dengan
kecurigaan yang menetap, serasi mood (congruent) atau tak serasi
mood (incongruent)
b. Ideas of Reference dan Ideas of influence : Bagaimana ide mulai,
dan arti / makna yang menghubungkan pasien dengan diri mereka.
4. Gangguan Persepsi :
a. Halusinasi dan Ilusi : Apakah pasien mendengar suara atau melihat
bayangan, isi, sistim sensori yang terlibat, keadaan yang terjadi,
halusinasi hipnogogik atau hipnopompik ; thought brocasting.
b. Depersonalisasi dan Derealisasi : Perasaan yang sangat berbeda
terhadap diri dan lingkungan.
5. Mimpi dan Fantasi
a. Mimpi : satu yang menonjol, jika ia iingin menceritakan, mimpi
buruk.
b. Fantasi : berulang, kesukaan, lamunan yang tak tergoyahkan
E. Sensorium dan Fungsi Kognitif:
1. Kesadaran : Kesadaran terhadap lingkungan, jangka waktu perhatian,
kesadaran berkabut, fluktuasi tingkat kesadaran, somnolen, stupor,
kelelahan, keadaan fugue.
2. Orientasi :
a. Waktu : Apakah pasien mengenal hari secara benar, tanggal, waktu
dari hari, jika dirawat di rumah sakit dia mengetahui sudah berapa
lama ia dia berbaring disitu,
b. Tempat : Apakah pasien tahu dimana dia berada
c. Orang : Apakah pasien mengetahui siapa yang memeriksa dan apa
peran dari orang-orang yang bertemu denganya.
3. Konsentrasi dan Perhitungan : Pengurangan 7 dari 100 dan hasilnya
tetap dikurangi 7. jika pasien tidak dapar dengan pengurangan 7. pasien
dapat tugas lebih mudah – 4 x 9; 4 x 5 ; Apakah cemas atau beberap
gangguan mood atau konsentrasi yg bertanggung jawab terhadap
kesulitan ini.
4. Daya ingat : Gangguan, usaha yang membuat menguasai gangguan itu –
penyangkalan, konfabulasi, reaksi katastropik, sirkumstansialitas yang
digunakan untuk menyembunyikan kekurangannya, apakah proses
registrasi, retensi, rekoleksi material terlibat.
a. Daya ingat jangka panjang (remote memory) : data masa kanak-
kanak, peristiwa penting yang terjadi ketika masih muda atau bebas
dari penyakit, persoalan-persoalan pribadi.
b. Daya ingat jangka pendek (Recent past memory, recent memory) :
beberapa bulan atau beberapa hari yang lalu, apa yang dilakukan
pasien kemarin, sehari sebelumnya, sudah sarapan, makan siang,
makan malam.
c. Daya ingat segera (immediate retention and recall) : kemampuan
untuk mengulangi enam angka setelah pemeriksa mendiktekannya –
pertama maju, kemudian mundur, sedudah beberapa menit interupsi,
tes pertanyaan yang lain, pertanyaan yang sama, jika diulang,
sebutkan empat perbedaan jawaban pada empat waktu.
d. Pengaruh atau kecacatan pada pasien : mekanime pasien
mengembangkan kemampuan menguasai kecacatan
5. Tingkat Pengetahuan : Tingkat pendidikan formal, perkiraan
kemampuan intelektual pasien dan apakah mampu berfungsi pada
tingkat dasar pengetahuan. : jumlah, perhitungan, pengetahuan umum,
pertanyaan harus relevan dengan latar belakang pendidikan dan
kebudayaan pasien.
6. Pikiran Abstrak : Gangguan dalam formulasi konsep; cara pasien
mengkonsepsualisasikan atau menggunakan ide-idenya, (misalnya
membedakan antara apel dan pear, abnormalitas dalam mengartikan
peribahasa yang sederhana, misalnya ; “Batu-batu berguling tidak
dikerumuni lumut”; jawabannya mungkin konkrit. Memberikan contoh-
contoh yang spesipik terhadap ilustrasi atau arti) atau sangat abstrak
(memberikan penjelasan yang umum) ; kesesuaian dengan jawaban.
F. Tilikan :
1. Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit
2. Sedikit kesadaran diri akan adanya penyakit dan meminta pertolongan
tetapi menyangkalinya pada saat yang bersamaan
3. Sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar,
medis atau faktor organik yang tidak diketahui.
4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui
pada dirinya.
5. Tilikan Intelektual : Pengakuan sakit dan mengetahui gejala dan
kegagalan dalam penyesuaian sosial oleh karena perasaan irrasional atau
terganggu, tanpa menerapkan pengetahuannya untuk pengalaman dimasa
mendatang
6. Tilikan Emosional yang sebenarnya : kesadaran emosional terhadap
motif-motif perasaan dalam, yang mendasari arti dari gejala; ada
kesadaran yang menyebabkan perubahan kepribadian dan tingkah laku
dimasa mendatang; keterbukaan terhadap ide dan konsep yang baru
mengenai diri sendiri dan orang-orang penting dalam kehidupannya.
G. Daya nilai :
1. Daya nilai Sosial : Manifestasi perilaku yang tidak kentara yang
membahayakan pasien dan berlawanan dengan tingkah laku yang dapat
diterima budayanya. Adanya pengertian pasien sebagai hasil yang tak
mungkin dari tingkah laku pribadi dan pasien dipengaruhi oleh
pengertian itu.
2. Uji daya nilai : pasien dapat meramalkan apa yang akan dia lakukan
dalam bayangan situasi tsb. Misalnya apa yang akan dilakukan pasien
dengan perangko, alamat surat yang dia temukan dijalan.
3. Penilaian Realitas : kemampuan membedakan kenyataan dengan fantasi
II. Pemeriksaan Lanjutan
A. Pemeriksaan Fisik :
B. Pemeriksaan Neurologis :
C. Diagnostik Psikiatrik Tambahan
D. Wawancara dengan keluarga, teman, tetangga dengan seorang
sosial worker
E. Pemeriksaan laboratorium
STRATEGI DAN CARA PELATIHAN
PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEHNIK PEMRIKSAAN STATUS MENTAL PSIKIATRI)
(digunakan oleh Peserta)
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
I. Deskripsi Umum
1. Penampilan
a. Ekspresi wajah
b. Postur dan gerakan
c. Kerapihan (pakaian dan dandanan)
2. Perilaku dan aktivitas psikomotorik
3. Sikap terhadap pemeriksa
II. Mood, afek, emosi, keserasiaan
4. Mood
5. Afek
6. Keserasian
7. Empati
III. Bicara
8. a.Kecepatan
9. b.Kuantitas
10. c.Pengucapan
IV. Gannguan Persepsi
11. Halusinasi (persepsi tanpa objek)
12. Ilusi (Kesalahan mempersepsikan objek)
13. Depersonalisasi (persepsi diri yang salah)
14. Derealisasi (persepsi terhadap lingkungan yang
salah)
V. Alam Pikiran
15. Proses dan bentuk pikir
16. Isi Pikiran : waham, obsesi, preokupasi
VI. Sensorium dan Fungsi Kognitif
17. Kesiagaan dan tingkat kesadaran
18. Orientasi
 Orientasi waktu
 Orientasi tempat
 Orientasi orang
19. Daya Ingat
 Daya Ingat segera
 Daya Ingat sedang
 Daya Ingat jangka pendek
 Daya Ingat jangka panjang
20. Konsentrasi dan perhatian
21. Pikiran Abstrak
22. Intelegensi dan kemampuan informasi (tingkat
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan mengguakan kriteria berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkat-langkah tidak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai
urutannya
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, tetapi ridak efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan dan efisien
pengetahuan)
23. Bakat kreatif
24. Kemampuan menolong diri sendiri
VII Pengendalian Impuls
25. Pengendalian Impuls
 Baik
 Terganggu
VIII Daya Nilai
26. Daya Nilai Sosial
27. Daya nilai Realitas
28. Uji Daya nilai
IX. Tilikan
29 Tilikan
X. Taraf Dapat Dipercaya
30. Taraf Dapat Dipercaya
 a.Dapat dipercaya
 b.Tidak dapat dipercaya
EVALUASI
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Komentar / kesimpulan : .........................................................................................
Rekomendasi : ..........................................................................................................
Tanggal .......
Penguji
(........................................ )
No. Pemeriksaan Psikiatri PENILAIAN
1 2
1. Penilaian status mental
2. Penilaian kesadaran
3. Penilaian bicara
4. Penilaian persepsi
5. Penilaian orientasi
6. Penilaian inetelegensi
7. Penilaian bentuk pikiran
8. Penilaian isi pikiran
9. Penilaian mood
10. Penilaian afek
11. Penilaian motorik
12. Penilaian pengendalian impuls
13. Penilaian kemampuan menilai realitas
14. Penilaian tilikan
15. Penilaian kemampuan fungsional

More Related Content

What's hot

Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaSyscha Lumempouw
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikLena Setianingsih
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialdadadony
 
Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportifPsikoterapi suportif
Psikoterapi suportifAmalia Senja
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Gangguan mental lansia
Gangguan mental lansiaGangguan mental lansia
Gangguan mental lansiaJoni Iswanto
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardirezky ilhamsyah
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragikmamasaugi
 

What's hot (20)

Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportifPsikoterapi suportif
Psikoterapi suportif
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Gangguan mental lansia
Gangguan mental lansiaGangguan mental lansia
Gangguan mental lansia
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Stroke hemoragik
Stroke hemoragikStroke hemoragik
Stroke hemoragik
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 

Similar to PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

model konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatrimodel konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatriFransiska Oktafiani
 
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptxKegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptxNers Yoyok
 
MODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptx
MODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptxMODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptx
MODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptxRetno Lusmiati Anisah
 
psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2fikri asyura
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxOtchiPutri
 
Konteks Biopsikososiokultural
Konteks BiopsikososiokulturalKonteks Biopsikososiokultural
Konteks BiopsikososiokulturalUti Tia
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaZha Sarimurni
 
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...SuciMayvera1
 
Perilaku Abnormal
 Perilaku Abnormal Perilaku Abnormal
Perilaku Abnormalpjj_kemenkes
 
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (20)

model konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatrimodel konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatri
 
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptxKegawatdaruratan psikiatri.pptx
Kegawatdaruratan psikiatri.pptx
 
Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4
 
MODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptx
MODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptxMODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptx
MODEL KONSEP G3 PSIKOSOSIAL LENGKAP.pptx
 
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietasAsuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
 
psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
 
Konteks Biopsikososiokultural
Konteks BiopsikososiokulturalKonteks Biopsikososiokultural
Konteks Biopsikososiokultural
 
PPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptxPPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptx
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Clien centered
Clien centeredClien centered
Clien centered
 
Clien centered ppt
Clien centered pptClien centered ppt
Clien centered ppt
 
Clien centered
Clien centered Clien centered
Clien centered
 
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
 
Perilaku Abnormal
 Perilaku Abnormal Perilaku Abnormal
Perilaku Abnormal
 
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

  • 1. SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN PEMERIKSAAN STATUS MENTAL Skill Lab. Sistem Neuropsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2015
  • 2. PENGANTAR Buku panduan skill lab. Sistem Neuropsikiatri ini berisi 2 (DUA) keterampilan utama, yaitu : 1. Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan sistem Neuropsikiatri dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik mengarah ke sistem Neuropsikiatri, 2. Keterampilan pemeriksaan status mental dan ketrampilan menegakkan diagnostik. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan status mental sehubungan sistem ini secara berurutan serta mengetahui keadaan normal ataupun abnormal dari sistem ini. Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan anamnesis, pemeriksaan status mental, juga berisi daftar tilik dalam bentuk lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang telah dilatih. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini. Makassar, Agustus 2015 Koordinator Skill Lab.Sistem Neuropsikiatri
  • 3. TEHNIK PEMERIKSAAN STATUS MENTAL SISTEM NEUROPSIKIATRI Pengertian Pemeriksaan status mental meliputi penilaian status mental, penilaian kesadaran, penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi, penilaian persepsi, penilaian bentuk dan isi pikir, penilaian mood dan afek, penilaian pengendalian impuls, penilaian menilai realitas, penilaian kemampuan tilikan (insight), penilaian kemampuan fungsional. Indikasi Pemeriksaan status mental dilakukan untuk : 1. Mengetahui diagnosis dari seorang pasien 2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien 3. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien 4. Digunakan sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna terhadap pasien Tujuan pembelajaran Tujuan Umum : Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan status mental secara berurutan dan mampu mengetahui keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut. Tujuan Khusus : Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu : 1. Melakukan penilaian status mental 2. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada 3. Mengenal dan menentukan berbagai bentuk gangguan perilaku, pikiran dan perasaan yang bermanifestasi sebagai gangguan jiwa. Media dan alat bantu pembelajaran : - Daftar panduan belajar pemeriksaan status mental - Alat tulis, - Audio-visual
  • 4. Metode pembelajaran : 1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar 2. Ceramah 3. Diskusi 4. Partisipasi aktif dalam skill lab. (simulasi) 5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pengantar 5 menit Pengantar 2. Bermain peran tanya & jawab 30 menit 1. mengatur posisi duduk mahasiswa 2. dua orang instruktur, 1 sebagai dokter & 1 sebagai pasien memberikan contoh bagaimana cara melakukan pemeriksaan status mental.Mahasiswa menyimak / mengamati 3. memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instrukstur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting 4. mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya 3. Praktek bermain peran dengan umpan balik 100 menit 1. mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan. Seorang mentor diperlukan untuk mengamati 2 pasang 2. setiap pasangan berpraktek, 1 orang sebagai dokter (pemeriksa) dan 1 orang sebagai pasien secara serentak
  • 5. 3. mentor memberikan tema khusus atau keluhan utama kepada pasien dan selanjutnya akan ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter) 4.mentor berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan daftar tilik 5. setiap mahasiswa paling sedikit berlatih 1 kali 4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. curah pendapat / diskusi : apa yang dirasakan mudah atau sulit ? menanyakan bagaimana perasaan mahasiswa yang berperan sebagai pasien. Apa yang dilakukan oleh dokter agar pasien merasa nyaman? 2. instruktur menyimpulkan dengan menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal yang masih belum dimengerti Total waktu 150 menit
  • 6. Dasar Teori : PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN STATUS MENTAL SISTEM NEUROPSIKIATRI I. Status Mental : A. Deskripsi Umum : 1. Penampilan : Posture, sikap, pakaian, perawatan diri, rambut, kuku, sehat, sakit, marah, takut, apatis, bingung, merendahkan, tenang, tampak lebih tua, tampak lebih muda, bersifat seperti wanita, bersifat seperti laki-laki, tanda-tanda kecemasan–tangan basah, dahi berkeringat, gelisah, tubuh tegang, suara tegang, mata melebar, tingkat kecemasan berubah-ubah selama wawancara atau dengan topik khusus. 2. Perilaku dan aktivitas psikomotorik : Cara berjalan, mannerisme, tics, gerak–isyarat, berkejang-kejang (twitches), stereotipik, memetik, menyentuh pemeriksa, ekopraksia, janggal / kikuk (clumsy), tangkas (agile), pincang (limp), kaku, lamban, hiperaktif, agitasi, melawan (combative), bersikap seperti lilin (waxy) 3. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif, penuh perhatian, menarik perhatian, menantang (frack), sikap bertahan, bermusuhan, main-main, mengelak (evasive), berhati-hati (guarded) B. Bicara : Cepat, lambat, memaksa (pressure), ragu-ragu (hesitant), emosional, monoton, keras, membisik (whispered), mencerca (slurred), komat-kamit (mumble), gagap, ekolalia, intensitas, puncak (pitch), berkurang (ease), spontan, bergaya (manner), bersajak (prosody) C. Mood dan Afek : 1. Mood : (Suatu emosi yang meresap dan bertahan yang mewarnai persepsi seseorang terhadap dunianya) : Bagaimana pasien menyatakan perasaannya, kedalaman, intensitas, durasi, fluktuasi suasana perasaan– depresi, berputus asa (despairing), mudah tersinggung (irritable), cemas, menakutkan (terrify), marah, meluap-luap (expansived), euforia, hampa, rasa bersalah, perasaan kagum (awed), sia-sia (futile), merendahkan diri sendiri (self– contemptuous), anhedonia, alexithymic 2. Afek : (ekspresi keluar dari pengalaman dunia dalam pasien), Bagaimana pemeriksa menilai afek pasien–luas, terbatas, tumpul atau datar, dangkal (shallow), jumlah dan kisaran dari ekspresi perasaan ; sukar dalam memulai, menahan (sustaining) atau mengakhiri respons emosinal, ekspresi emosi serasi dengan isi pikiran, kebudayaan, 3. Keserasian : keserasian respon emosional pasien dapat dinilai dalam hubungan dengan masalah yang sedang dibahas oleh pasien. Sebagai contoh, pasien paranoid yang melukiskan waham kejarnya harus marah atau takut tentang pengalaman yang sedang terjadi pada mereka. Afek yang tidak serasi, ialah suatu mutu respons yang ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia; afeknya inkongruen dengan topik yang sedang mereka bicarakan. (contohnya : mereka mempunyai afek yang datar ketika berbicara tentang impuls membunuh). Ketidak serasian juga
  • 7. mencerminkan tarap hendaya dari pasien untuk mempertimbangkan atau pengendalian dalam hubungan dengan respons emosional. D. Pikiran dan Persepsi : 1. Bentuk Pikiran : a. Produktivitas : Ide yang meluap-luap (overabundance of ideas), kekurangan ide (paucity of ideas), ide yang melompat-lompat (flight of ideas), berpikir cepat, berpikir lambat, berpikir ragu-ragu (hesitant thinking), apakah pasien bicara secara spontan ataukah menjawab hanya bila ditanya, pikiran mengalir (stream of thought), kutipan dari pasien (quotation from patient) b. Arus pikiran : Apakah pasien menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh dan langsung pada tujuan, relevan atau tidak relevan, asosiasi longgar, hubungan sebab akibat yang kurang dalam penjelasan pasien; tidak logis, tangensial, sirkumstansial, melantur (rambling), bersifat mengelak (evasive), perseverasi, pikiran terhambat (blocking) atau pikiran kacau (distractibility). c. Gangguan Berbahasa : Gangguan yang mencerminkan gangguan mental seperti inkoheren, bicara yang tidak dimengerti (word salad), asosiasi bunyi (clang association), neologisme. 2. Isi Pikiran : a. Preokupasi : Mengenai sakit, masalah lingkungan, obsesi, kompulsi, fobia, rencana bunuh diri, membunuh, gejala-gejala hipokondrik, dorongan atau impuls-impuls antisosial. 3. Gangguan Pikiran : a. Waham : Isi dari setiap sistim waham, organisasinya, pasien yakin akan kebenarannya, bagaimana waham ini mempengaruhi kehidupannya, ; waham penyiksaan–isolasi atau berhubungan dengan kecurigaan yang menetap, serasi mood (congruent) atau tak serasi mood (incongruent) b. Ideas of Reference dan Ideas of influence : Bagaimana ide mulai, dan arti / makna yang menghubungkan pasien dengan diri mereka. 4. Gangguan Persepsi : a. Halusinasi dan Ilusi : Apakah pasien mendengar suara atau melihat bayangan, isi, sistim sensori yang terlibat, keadaan yang terjadi, halusinasi hipnogogik atau hipnopompik ; thought brocasting. b. Depersonalisasi dan Derealisasi : Perasaan yang sangat berbeda terhadap diri dan lingkungan. 5. Mimpi dan Fantasi a. Mimpi : satu yang menonjol, jika ia iingin menceritakan, mimpi buruk. b. Fantasi : berulang, kesukaan, lamunan yang tak tergoyahkan
  • 8. E. Sensorium dan Fungsi Kognitif: 1. Kesadaran : Kesadaran terhadap lingkungan, jangka waktu perhatian, kesadaran berkabut, fluktuasi tingkat kesadaran, somnolen, stupor, kelelahan, keadaan fugue. 2. Orientasi : a. Waktu : Apakah pasien mengenal hari secara benar, tanggal, waktu dari hari, jika dirawat di rumah sakit dia mengetahui sudah berapa lama ia dia berbaring disitu, b. Tempat : Apakah pasien tahu dimana dia berada c. Orang : Apakah pasien mengetahui siapa yang memeriksa dan apa peran dari orang-orang yang bertemu denganya. 3. Konsentrasi dan Perhitungan : Pengurangan 7 dari 100 dan hasilnya tetap dikurangi 7. jika pasien tidak dapar dengan pengurangan 7. pasien dapat tugas lebih mudah – 4 x 9; 4 x 5 ; Apakah cemas atau beberap gangguan mood atau konsentrasi yg bertanggung jawab terhadap kesulitan ini. 4. Daya ingat : Gangguan, usaha yang membuat menguasai gangguan itu – penyangkalan, konfabulasi, reaksi katastropik, sirkumstansialitas yang digunakan untuk menyembunyikan kekurangannya, apakah proses registrasi, retensi, rekoleksi material terlibat. a. Daya ingat jangka panjang (remote memory) : data masa kanak- kanak, peristiwa penting yang terjadi ketika masih muda atau bebas dari penyakit, persoalan-persoalan pribadi. b. Daya ingat jangka pendek (Recent past memory, recent memory) : beberapa bulan atau beberapa hari yang lalu, apa yang dilakukan pasien kemarin, sehari sebelumnya, sudah sarapan, makan siang, makan malam. c. Daya ingat segera (immediate retention and recall) : kemampuan untuk mengulangi enam angka setelah pemeriksa mendiktekannya – pertama maju, kemudian mundur, sedudah beberapa menit interupsi, tes pertanyaan yang lain, pertanyaan yang sama, jika diulang, sebutkan empat perbedaan jawaban pada empat waktu. d. Pengaruh atau kecacatan pada pasien : mekanime pasien mengembangkan kemampuan menguasai kecacatan 5. Tingkat Pengetahuan : Tingkat pendidikan formal, perkiraan kemampuan intelektual pasien dan apakah mampu berfungsi pada tingkat dasar pengetahuan. : jumlah, perhitungan, pengetahuan umum, pertanyaan harus relevan dengan latar belakang pendidikan dan kebudayaan pasien. 6. Pikiran Abstrak : Gangguan dalam formulasi konsep; cara pasien mengkonsepsualisasikan atau menggunakan ide-idenya, (misalnya membedakan antara apel dan pear, abnormalitas dalam mengartikan peribahasa yang sederhana, misalnya ; “Batu-batu berguling tidak
  • 9. dikerumuni lumut”; jawabannya mungkin konkrit. Memberikan contoh- contoh yang spesipik terhadap ilustrasi atau arti) atau sangat abstrak (memberikan penjelasan yang umum) ; kesesuaian dengan jawaban. F. Tilikan : 1. Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit 2. Sedikit kesadaran diri akan adanya penyakit dan meminta pertolongan tetapi menyangkalinya pada saat yang bersamaan 3. Sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar, medis atau faktor organik yang tidak diketahui. 4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada dirinya. 5. Tilikan Intelektual : Pengakuan sakit dan mengetahui gejala dan kegagalan dalam penyesuaian sosial oleh karena perasaan irrasional atau terganggu, tanpa menerapkan pengetahuannya untuk pengalaman dimasa mendatang 6. Tilikan Emosional yang sebenarnya : kesadaran emosional terhadap motif-motif perasaan dalam, yang mendasari arti dari gejala; ada kesadaran yang menyebabkan perubahan kepribadian dan tingkah laku dimasa mendatang; keterbukaan terhadap ide dan konsep yang baru mengenai diri sendiri dan orang-orang penting dalam kehidupannya. G. Daya nilai : 1. Daya nilai Sosial : Manifestasi perilaku yang tidak kentara yang membahayakan pasien dan berlawanan dengan tingkah laku yang dapat diterima budayanya. Adanya pengertian pasien sebagai hasil yang tak mungkin dari tingkah laku pribadi dan pasien dipengaruhi oleh pengertian itu. 2. Uji daya nilai : pasien dapat meramalkan apa yang akan dia lakukan dalam bayangan situasi tsb. Misalnya apa yang akan dilakukan pasien dengan perangko, alamat surat yang dia temukan dijalan. 3. Penilaian Realitas : kemampuan membedakan kenyataan dengan fantasi II. Pemeriksaan Lanjutan A. Pemeriksaan Fisik : B. Pemeriksaan Neurologis : C. Diagnostik Psikiatrik Tambahan D. Wawancara dengan keluarga, teman, tetangga dengan seorang sosial worker E. Pemeriksaan laboratorium
  • 10. STRATEGI DAN CARA PELATIHAN PENUNTUN PEMBELAJARAN TEHNIK PEMRIKSAAN STATUS MENTAL PSIKIATRI) (digunakan oleh Peserta) PEMERIKSAAN STATUS MENTAL I. Deskripsi Umum 1. Penampilan a. Ekspresi wajah b. Postur dan gerakan c. Kerapihan (pakaian dan dandanan) 2. Perilaku dan aktivitas psikomotorik 3. Sikap terhadap pemeriksa II. Mood, afek, emosi, keserasiaan 4. Mood 5. Afek 6. Keserasian 7. Empati III. Bicara 8. a.Kecepatan 9. b.Kuantitas 10. c.Pengucapan IV. Gannguan Persepsi 11. Halusinasi (persepsi tanpa objek) 12. Ilusi (Kesalahan mempersepsikan objek) 13. Depersonalisasi (persepsi diri yang salah) 14. Derealisasi (persepsi terhadap lingkungan yang salah) V. Alam Pikiran 15. Proses dan bentuk pikir 16. Isi Pikiran : waham, obsesi, preokupasi VI. Sensorium dan Fungsi Kognitif 17. Kesiagaan dan tingkat kesadaran 18. Orientasi  Orientasi waktu  Orientasi tempat  Orientasi orang 19. Daya Ingat  Daya Ingat segera  Daya Ingat sedang  Daya Ingat jangka pendek  Daya Ingat jangka panjang 20. Konsentrasi dan perhatian 21. Pikiran Abstrak 22. Intelegensi dan kemampuan informasi (tingkat Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan mengguakan kriteria berikut : 1. Perlu perbaikan : Langkat-langkah tidak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai urutannya 2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, tetapi ridak efisien 3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan dan efisien
  • 11. pengetahuan) 23. Bakat kreatif 24. Kemampuan menolong diri sendiri VII Pengendalian Impuls 25. Pengendalian Impuls  Baik  Terganggu VIII Daya Nilai 26. Daya Nilai Sosial 27. Daya nilai Realitas 28. Uji Daya nilai IX. Tilikan 29 Tilikan X. Taraf Dapat Dipercaya 30. Taraf Dapat Dipercaya  a.Dapat dipercaya  b.Tidak dapat dipercaya EVALUASI PEMERIKSAAN STATUS MENTAL Komentar / kesimpulan : ......................................................................................... Rekomendasi : .......................................................................................................... Tanggal ....... Penguji (........................................ ) No. Pemeriksaan Psikiatri PENILAIAN 1 2 1. Penilaian status mental 2. Penilaian kesadaran 3. Penilaian bicara 4. Penilaian persepsi 5. Penilaian orientasi 6. Penilaian inetelegensi 7. Penilaian bentuk pikiran 8. Penilaian isi pikiran 9. Penilaian mood 10. Penilaian afek 11. Penilaian motorik 12. Penilaian pengendalian impuls 13. Penilaian kemampuan menilai realitas 14. Penilaian tilikan 15. Penilaian kemampuan fungsional