Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang termoregulasi pada neonatus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti rasio permukaan tubuh, lemak subkutan, dan lingkungan.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan mekanisme termoregulasi melalui produksi dan kehilangan panas tubuh serta pengendalian suhu tubuh neonatus di ruang bersalin dan unit perawatan neonatus.
3. Dokumen
2. Penyebab
• Rasio permukaan tubuh dibanding berat badan lebih
besar
• Lemak subkutan sedikit dengan kapasitas insulator
(penyekat panas) yang lebih kecil
• Persediaan lemak coklat belum berkembang (bayi
prematur)
3. Definisi
• Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC.
• Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC.
• Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC.
• Lingkungan suhu netral (NTE): Kondisi/suhu
lingkungan dimana suhu tubuh normal dengan
pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen yang
minimal.
4. Mekanisme
Termoregulasi adalah keseimbangan antara
kehilangan panas dan produksi panas tubuh.
Tujuan utamanya adalah mengendalikan lingkungan
untuk mempertahankan lingkungan suhu netral dan
meminimalkan pengeluaran energi.
5. Mekanisme
• Produksi panas
Pada saat lahir, suhu tubuh turun seketika
diikuti dengan stres dingin. Produksi panas
terjadi akibat pelepasan norepinefrin yang
menyebabkan metabolisme simpanan lemak
coklat dan konsumsi oksigen dan glukosa.
6. Mekanisme
• Produksi panas
Pada saat lahir, suhu tubuh turun seketika
diikuti dengan stres dingin. Produksi panas
terjadi akibat pelepasan norepinefrin yang
menyebabkan metabolisme simpanan lemak
coklat dan konsumsi oksigen dan glukosa.
7. Mekanisme
• Kehilangan panas
Pada neonatus, kehilangan panas sangat besar
sehingga melebihi kemampuan untuk
memproduksi panas dan menjaga
keseimbangan.
8. Metode Kehilangan Panas
• Evaporasi
• Kehilangan panas ke udara ruangan melalui kulit yang basah atau
selaput mukosa.
• Konduksi
• Terjadi jika bayi diletakkan pada permukaan yang dingin dan
padat.
• Radiasi
• Terjadi jika panas berpindah dari bayi ke benda padat lainnya
tanpa melalui kontak langsung.
• Konveksi
• Kehilangan panas dari kulit bayi ke udara yang bergerak.
10. Hipotermia
• Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC
• Faktor risiko :
■ Lingkungan yang dingin
■ Asuhan neonatus yang tidak tepat segera setelah
lahir misalnya pengeringan tubuh tidak memadai,
baju tidak memadai, dan dipisahkan dari ibu.
■ Neonatus sakit
11. Hipotermia
Tanda Dan Gejala Hipotermia
• Pengukuran suhu pada neonatus mungkin tidak
dapat mendeteksi secara dini adanya stres dingin,
karena neonatus akan menggunakan simpanan
energi lebih dahulu untuk mempertahankan suhu
tubuhnya.
• 17
12. Hipotermia
Tanda awal hipotermia
■Kaki teraba dingin.
■Kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa
menyusu.
■Letargi dan menangis lemah.
■Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi
kutis marmorata atau pletora.
■ Takipnea dan takikardia.
13. Hipotermia
■Saat hipotermia menetap, tanda berikut
berlanjut:
–Letargi
–Apnea dan bradikardia
–Risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, asidosis
metabolik, sesak nafas, dan faktor pembekuan yang
abnormal (perdarahan intraventrikel, perdarahan
paru).
14. Hipertermia
• Hipertermia: suhu tubuh di atas 37.5 ºC
■Faktor risiko:
–Suhu lingkungan
–Dehidrasi
–Perdarahan Intrakranial
–Infeksi
■ Catatan: Inkubator harus dipantau ketat terhadap
terjadinya suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah yang
tidak benar.
15. Hipertermia
Tanda dan Gejala
■Kulit hangat terlihat kemerahan atau merah
muda pada awalnya dan kemudian terlihat
pucat.
■Berkeringat; ketidakmampuan neonatus untuk
mengeluarkan keringat mungkin merupakan
sebagian besar dari masalah yang terjadi.
16. Hipertermia
• Pola yang mirip dengan hipotermia mungkin terjadi
jika masalah berlanjut: meningkatnya laju
metabolik, iritabel/rewel, takikardia, dan takipnea.
• Dehidrasi, perdarahan intrakranial, heat stroke, dan
kematian.
17. Pengendalian suhu
di Unit Perawatan Neonatus
• Di ruang bersalin
–Berikan lingkungan hangat yaitu lingkungan yang
bebas dari aliran udara yang bertiup.
–Keringkan bayi segera.
–Kontak kulit dengan kulit bersama ibu secara
langsung dapat berfungsi sebagai sumber panas.
Selimuti ibu dengan bayinya sekaligus atau tutupi
dengan kain.
• 25
18. Pengendalian suhu
di Unit Perawatan Neonatus
–Gunakan radiant warmer pada saat lahir untuk
semua neonatus dari ibu yang mempunyai faktor
risiko atau menunjukkan tanda stres intrapartum atau
nilai Apgar rendah.
–Gunakan topi bayi, jika ada, untuk menutupi
bagian kepala.
20. Penggunaan Radiant Warmer
• Bayi tidak menggunakan pakaian, kecuali popok,
dan diletakkan tepat dibawah penghangat di
dalam radiant warmer.
• Probe pengukur suhu diletakkan rata di kulit
neonatus, biasanya di bagian kanan perut.
• Suhu diatur 36,5°C.
21. Perawatan dalam inkubator
• Pastikan bahwa semua petugas yang terlibat
dalam perawatan ini mampu menggunakan
inkubator dengan benar, memantau suhu bayi,
dan menyesuaikan suhu inkubator untuk
mempertahankan lingkungan suhu netral
(NTE).
22. Perawatan dalam inkubator
Jauhkan lokasi yang
terbuka
Perhatikan suhu ruangan
Pemantauan suhu
neonatus & lampu
fototerapi
Kontak kulit orang tua
23. Suhu Inkubator
BERAT LAHIR SUHU INKUBATOR (OC) MENURUT UMUR
35oC 34 oC 33 oC 32 oC
<1500 g 1-10 hari 11 hari s.d
3 minggu
3-5 minggu >5 minggu
1500-2000 g 1-10 hari 11 hari s.d
4 minggu
>4 minggu
2100 – 2500 g 1-2 hari 3 hari s.d
3 Minggu
>3 minggu
>2500 g 1-2 hari > 2 hari
24. Perawatan Metode Kanguru
• Menghangatkan/ mempertahankan bayi pada suhu
normal
• Memperlancar ASI/ memfasilitasi menyusui
• Meningkatkan durasi menyusui
• Meningkatkan baby bounding