1. Stephanie Lexy Louis, SST., M.Biomed
Evi Yuniarti, SST., M.Kes
Prodi DIII Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Katolik Musi Charitas Palembang
2018
2. ii
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan berkahNya sehingga Modul Pembelajaran
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan ini dapat diselesaikan.
Modul Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan ini
menjadi acuan dalam proses pembelajaran aktif bagi mahasiswa Program
Studi DIII Kebidanan. Kami berharap modul pembelajaran ini dapat
mengantarkan mahasiswa mencapai kompetensi yang berkaitan dengan
pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat dilakukan asuhan
kebidanan secara langsung kepada ibu hamil.
Penyusun menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna
sehingga segala bentuk masukan yang kontruktif sangat diharapkan
dalam pengembangan dan perbaikan modul pembelajaran mata kuliah
asuhan kebidanan kehamilan ini di masa yang akan datang.
Salam
Penulis
3. iii
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................ iii
PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Deskripsi mata kuliah................................................... 1
B. Tujuan.......................................................................... 1
C. Capaian Pembelajaran ................................................ 1
D. Sasaran ....................................................................... 1
E. Bahan Kajian ............................................................... 2
F. Referensi...................................................................... 2
BAGIAN I. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan ............................. 4
BAGIAN II. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Kehamilan ........... 17
BAGIAN III. Diagnosa Kehamilan ................................................. 39
BAGIAN IV. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan........... 81
BAGIAN V. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I, II, III.............. 91
BAGIAN VI. Asuhan Kehamilan.................................................... 108
BAGIAN VII. Penyulit dan Komplikasi Kehamilan........................... 138
BAGIAN VIII. Dokumentasi Asuhan Kehamilan ……………………. 144
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI 160
4. 1
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini merupakan bagian dari mata kuliah keahlian berkarya
yang dibekali 3 sks Teori dan 2 sks Praktik. Mata Kuliah ini memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil normal dengan memperhatikan aspek budaya yang didasari
konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta hasil evidence based dalam
praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
yang berfokus pada upaya preventif dan promotif, deteksi dini komplikasi
serta pendokumentasiannya.
B. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan ini
adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar mampu
berperilaku profesional, beretika dan bermoral serta tanggap terhadap nilai
sosial budaya dalam memberikan asuhan kebidanan khusunya kehamilan
dengan memperhatikan kewenangan bidan dalam menjalankan praktik serta
aspek bio, psiko, sosio, cultural dan spiritual.
C. Capaian Pembelajaran
Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan dan berkomunikasi efektif dengan
perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat, dan profesi lain dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak dalam pelayanan kebidanan
serta melakukan upaya promotif, preventif, deteksi dini dan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kebidanan.
Khusus
1. Menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan
2. Menjelaskan proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam kehamilan
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
4. Menjelaskan kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap
perkembangannya
5. Melaksanakan asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu
6. Menjelaskan penyulit dan komplikasi kehamilan
7. Memahami dokumentasi asuhan kehamilan
D. Sasaran
Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan Tingkat II (dua) Semester III (tiga).
5. 2
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
E. Bahan Kajian
1. Konsep dasar asuhan kehamilan
2. Proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam kehamilan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
4. Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap perkembangannya
5. Asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu
6. Penyulit dan komplikasi kehamilan
7. Dokumentasi asuhan kehamilan
F. Referensi
1. Asrinah dkk. 2010. Asuhan Kebidanan : Masa Kehamilan Edisi I.
Yogyakarta : Graha Ilmu
2. Benih, Ade Nirwana. Kapita Selekta Kehamilan. 2011. Jakarta : Nuha
Medika
3. Billington, Mary. 2010. Kegawatan Dalam Kehamilan Persalinan Buku
Saku Bidan. Jakarta : EGC
4. Kusmiyati, Yuni dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Jakarta : Fitramaya.
5. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta :
Pustaka Belajar
6. Saminem. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. 2009. Jakarta : EGC
7. Sumber lain yang mendukung
6. 3
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
KONSEP DASAR ASUHAN
KEHAMILAN
A. Philosofi Asuhan Kehamilan
B. Lingkup Asuhan Kehamilan
C. Prinsip Pokok Asuhan
Kehamilan
D. Sejarah Asuhan Kehamilan
E. Tujuan Asuhan Kehamilan
F. Refocusing Asuhan Kehamilan
G. Standar asuhan kehamilan
H. Tipe pelayanan asuhan
kehamilan
I. Hak-hak wanita hamil
J. Tenaga professional (asuhan
kehamilan)
K. Peran dan tanggung jawab
bidan dalam asuhan kehamilan
L. Issue terkini dalam asuhan
kehamilan
M. Evidence based dalam praktek
kehamilan
- BAGIAN I -
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
7. 4
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
A. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan
Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi
perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa
kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam
mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta
mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu
kesatuan yang utuh.
Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam
beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi
tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses kelahiran meliputi
kejadian fisik, psikososial dan kultural.
1. Philosofi Asuhan Kehamilan
Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value
yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok
(Pearson & Vaughan, 1986 cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan
kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan
dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan
kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan
kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan :
a. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat
fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan
pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus
memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari
tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti
manfaatnya.
b. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan
(continuity of care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan
pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team
kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan
kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga
mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah
mengenal si pemberi asuhan .
c. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta
keluarga (family centered). Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan
kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus
- BAGIAN I -
8. 5
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan
bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu
hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi
ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu
hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi
oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan
mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga
merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan
dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan
keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu,
keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam
proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih
dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh
pelayanan kebidanannya.
d. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan
memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan
kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus
menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil
perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri
sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu
mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya
melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.
2. Lingkup Asuhan Kehamilan
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi :
a. Konsepsi
Bersatunya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan
inseminasi.
b. Ovulasi
Runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium bila ovum gagal bertemu
dalam waktu 2 x 24 jam → mati/hancur.
c. Inseminasi
Keluarnya sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma
bergerak melalui uterus → tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam.
Alat gerak sperma → Ekor dengan panjang rata-rata 10x bagian
kepala.
d. Asuhan kehamilan normal dan identifikasi dalam rangka penapisan
untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya
komplikasi kehamilan.
9. 6
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
3. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung
oleh prinsip-prinsip asuhan kebidanan. Lima prinsip-prinsip utama asuhan
kebidanan adalah :
a. Kelahiran adalah proses yang normal
Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal,
alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu dan melindungi
proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa model
asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran
normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama
kehamilan dan kelahiran.
b. Pemberdayaan
Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tau kapan
mereka akan melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk
melahirkan dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh
orang yang memberikan asuhan padanya dan oleh lingkungan
dimana ia melahirkan. Jika kita bersikap negatif atau kritis, hal ini akan
mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat mempengaruhi lamanya
waktu persalinan. Kita, sebagai bidan, harus membantu ibu yang
melahirkan daripada untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kita
harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan penolong
persalinan adalah aktor pembantu selama proses kelahiran.
c. Otonomi
Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat
membuat suatu keputusan. Kita harus tau dan menjelaskan informasi
yang akurat tentang resiko dan keuntungan semua prosedur, obat-
obatan dan tes. Kita juga harus membantu ibu dalam membuat suatu
pilihan tentang apa yang terbaik untuk diri dan bayinya berdasarkan
nilai dan kepercayaannya (termasuk kepercayaan-kepercayaan
budaya dan agama)
d. Jangan Membahayakan
Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat
indikasi-indikasi yang spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran
atau periode pasca persalinan dengan tes-tes ”rutin”, obat atau
prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya. Misalnya
prosedur-prosedur yang keuntungannya tidak mempunyai bukti
termasuk episiotomi rutin pada primipara, enema dan pengisapan
pada semua bayi baru lahir. Bidan yang terampil harus tau kapan
harus melakukan sesuatu. Asuhan selama kehamilan, kelahiran dan
pasca persalinan, seperti halnya juga penanganan komplikasi harus
dilakukan berdasarkan suatu bukti.
10. 7
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
e. Tanggung Jawab
Setiap penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap
kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus
dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas
kebutuhan penolong persalinan. Asuhan yang berkualitas tinggi,
berfokus pada klien dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah
sekarang ini adalah tanggung jawab semua bidan.
4. Sejarah Asuhan Kehamilan
Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu
selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat
medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari
penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi
dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang
kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak mencegah kesakitan
dan kematian maternal dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin
perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama
persalinan. Mengapa penilaian resiko tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi
dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi
dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang
berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana
yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan
jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan ”beresiko tinggi” yang
tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tingginya
kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram
tanpa masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat tidak
begitu berarti, kehamilan normal dan persalinan yang tidak berkomplikasi
mungkin saja mengalami perdarahan pasca persalinan.
Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbgai macam
metode, formula dan skala untuk melakukan penapisan ”resiko” diteliti.
Studi ini menemukan bahwa 71 % ibu yang mengalami partus macet tidak
digolongkan ke dalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan,
90 % ibu-ibu yang diidentifikasi ”beresiko” tidak mengalami komplikasi.
Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai faktor
resiko dan digolongkan ke dalam kelompok ”beresiko rendah”. Suatu
contoh seorang ibu yang beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2 P1
tanpa faktor resiko dan persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan
mengalami perdarahan 1000 cc karena atonia uteri.
5. Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan asuhan kehamilan antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
11. 8
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI Ekslusif
f. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
6. Refocussing Asuhan Kehamilan
Refocusing berasal dari kata refocused yang artinya perbarui. Refocusing
Asuhan adalah asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan
hal-hal yang terfokus pada kebutuhan ibu.
Fokus lama ANC :
a. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
b. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi &
presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan
kategori resiko ibu.
c. Pengajaran / Pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi.
Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health)
menunjukkan bahwa :
1) Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita
tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan
yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71%
ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan
90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi.
2) Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak
pernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai
sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian
menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang
tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi
komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3) Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong
kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah
diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya.
12. 9
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Pada refocussing ANC, Penolong yang terampil/terlatih harus selalu
tersedia untuk :
a) Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan
persalinan : petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin,
keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial
untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan
normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam
jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan
tepat.
b) Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri
menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan
membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi,
transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil
sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu
penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk membuat
keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
c) Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan
persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di
RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan
akan dapat dicegah.
d) Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan
pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
malaria, dsb).
e) Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan
kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong
yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
f) Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL
karena tetanus.
g) Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia
ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi &
asam folat.
Untuk populasi tertentu:
(1) Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan
insidens anemia berat,
(2) Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko
terkena malaria di daerah endemik
(3) Suplementasi yodium
(4) Suplementasi vitamin A
13. 10
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
7. Standar Asuhan Kehamilan
Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus
sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard
mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah
disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus
melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil
pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek
terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan
terbukti membahayakan. Terdapat enam standar dalam standar pelayanan
antenatal seperti sebagai berikut : (Standar Pelayanan Kebidanan, IBI,
2002)
a. Standar 3; Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga
harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat
pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
c. Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin
dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan /
atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
e. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
14. 11
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia
lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
f. Standar 8: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa
persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan
gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk
hal ini.
Standar Minimal Asuhan Kehamilan ada 10T, sebagai berikut :
Timbang BB & TB
Tekanan darah
Nilai status gizi (LILA)
Tinggi fundus uteri
Presentasi janin & DJJ
Imunisasi TT
Tablet Fe
Tes laboratorium
Tata laksana kasus
Temu wicara
8. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan
Tipe pelayanan asuahan kehamilan adalah suatu model pelaksanaan yang
diaplikasikan dalam asuhan kehamilan berdasarkan standar pelayanan
asuhan kebidanan pada kehamilan. Berikut 3 tipe pelayanan asuhan
kehamilan berdasarkan pemberi asuhan:
a. Pelayanan kebidanan primer / mandiri
Tugas pelayanan mandiri :
1) Menetapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan.
2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra
nikah dengan melibatkan klien.
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien/keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir
6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien atau keluarga.
7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
15. 12
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan
keluarga
b. Pelayanan kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan
tanggung jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat. Misal :
bidan, dokter, dan atau tenaga kesehatan professional lainnya.
Tugas pelayanan kolaborasi :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c. Pelayanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan
tanggung jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan
profesional lainnya untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar
kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan
anaknya.
Tugas pelayanan rujukan :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat.
3) Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien
dan keluarga.
16. 13
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
4) Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat
daruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan gawat darurat yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga
9. Hak-hak Wanita Hamil
a. Wanita hamil berhak mendapatkan penjelasan oleh tenaga kesehatan
yang memberikan asuhan tentang efek-efek potensial langsung/ tidak
langsung dari penggunaan obat atau tindakan selama masa
kehamilan, persalinan dan proses menyusui
b. Wanita hamil berhak mendapatkan informasi terapi alternative
sehingga dapat mengurangi atau meniadakan kebutuhan akan obat
dan intervensi obstetrik
c. Pasien kebidanan berhak untuk merawat bayinya sendiri bila dalam
keadaan normal
d. Pasien kebidanan berhak memperoleh informasi tentang siapa yang
akan menjadi pendampingnya selama persalinan.
e. Pasien kebidanan berhak untuk memperoleh/ memiliki catatan medis
dirinya dan bayinya dengan lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan
f. Wanita hamil berhak mendapat informasi efek tindakan yang akan
dilakukan baik pada ibu/ janin
g. Wanita hamil berhak untuk didampingi selama masa yang
menegangkan pada saat kehamilan dan persalinan
h. Pasien kebidanan berhak memperoleh catatan perincian biaya RS
i. Wanita hamil berhak mendapat informasi sebelum/ bila diantisipasi
akan dilakukan tindakan operasi SC
j. Wanita hamil berhak mendapat informasi tentang merk obat dan reaksi
yang akan ditimbulkan
k. Wanita hamil berhak mengetahui nama-nama yang memberikan obat-
obat atau melakukan prosedur tindakan
l. Wanita hamil berhak mendapat informasi yang akan dilakukan
kepadanya
m. Wanita hamil berhak memilik konsultasi medik untuk memilih posisi
persalinan yang dapat menurunkan stress.
11.Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kehamilan
Pada setiap tingkat masyarakat dan Negara terdapat tindakan yang dapat
diambil oleh bidan untuk membantu memastikan bahwa ibu-ibu tidak akan
meninggal dalam kehamilan dan kelahiran.
Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan pada beberapa tingkatan :
17. 14
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
a. Rumah dan masyarakat
1) Membagi apa yang diketahui oleh bidan
2) Jaringan promosi kesehatan
3) Membangun kepercayaan
b. Pusat kesehatan atau rumah bersalin
1) Asuhan yang berkualitas
2) Penatalaksanaan kegawatdaruratan awal
3) Memberikan contoh yang baik sesame teman sejawat dll
c. Rumah sakit
1) Penatalaksanaan komplikasi
2) Memberikan contoh yang baik (keterampilan berkomunikasi
interpersonal)
12. Issue Terkini dalam Asuhan Kehamilan
Terdapat beberapa issue terkini dalam asuhan kehamilan :
a. Touch in labor
Memanfaatkan alam dan kompetensi bidan yang ada untuk
memanajemen nyeri
b. Lotus birth
Yaitu praktik meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara
utuh, menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit
pasca persalinan.
13. Evidenced Based dalam Praktik Kehamilan
Pengertian evidence based ditinjau dari pemenggalan kata dalam
Bahasa Inggris dapat diartikan “evidence : bukti, fakta” sedangkan
“base : dasar”. Sehingga maksud evidence based adalah praktik
berdasarkan bukti/ fakta.
Evidence based adalah proses sistematis untuk mencari, menilai
dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan klinis, sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan
harus berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi
ilmiah yang sistematis.
Manfaat evidence based yaitu : (1) keamanan bagi nakes karena
intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah, (2) meningkatkan
kompetensi (kognitif), (3) memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai
profesional dalam memberikan asuhan yang bermutu, (4) memenuhi
kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1) Evidence Based-Antenatal Care
a) Diet rendah garam untuk mengurangi hipertensi
18. 15
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Hipertensi bukanlah dikarenakan retensi garam.
b) Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan
kelainan prematur
Dianjurkan untuk menggunakan kondom dikarenakan sel
spermatozoa mengandung prostaglandin yang dapat memicu
kontraksi uterus.
c) Diet untuk mencegah bayi besar
Bayi besar disebabkan oleh gangguan metabolism pada ibu,
seperti diabetes mellitus.
2) Evidence Based-Intranatal Care & Postnatal Care
a) Tampon vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan
perdarahan, bahkan perdarahan tetap terjadi dan menyebabkan
infeksi.
b) Memisahkan ibu dan bayi
Kontak kulit ke kulit (bonding attachment) bermanfaat untuk
mempererat ikatan batin ibu dan bayi serta berpengaruh pada
keberhasilan pemberian ASI.
Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah
menetapkan progtam kebijakan Antenatal Care (ANC) sebagai berikut :
a) Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan :
Trimester I : Sebelum usia kehamilan 14 minggu
Tujuannya untuk mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
Trimester II : usia kehamilan 14-28 minggu
Tujuannya sama seperti TM I, dan menambah kewaspadaan khusus
terhadap komplikasi seperti hipertensi kehamilan dll.
Trimester III :
Usia kehamilan 28-36 minggu
Tujuannya sama seperti TM II, ditambah deteksi kehamilan ganda
(gemelli).
Usia kehamilan setelah 36 minggu
Tujuannya sama seperti TM II, ditambah deteksi kelainan letak atau
kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
b) Pemberian suplemen mikronutrien
Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) &
asam folat 500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera stlh rasa mual
hilang
Pemberian selama 90 hari (3 bulan)
Ibu hamil harus dinasehati agar tidak minum obat bersamaan
dengan teh / kopi agar tidak mengganggu proses absorpsi.
19. 16
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
c) Imunisasi TT
IMUNISASI WAKTU MASA PERLINDUNGAN
TT1 Kunjungan ANC pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur hidup
EVALUASI I
1. Tujuan asuhan kebidanan pada kehamilan adalah …
a. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi
selama hamil
b. Menghilangkan trauma dan risiko yang dapat terjadi pada ibu
c. Memantau tumbuh kembang saat bayi lahir
d. Mempersiapkan tindakan rujukan
e. Memantau perubahan BB ibu
2. Pemberian profilaksis cacing tambang, suplementasi yodium dan
vitamin A pada populasi tertentu merupakan salah satu tindak lanjut
dalam …
a. Peran bidan sebagai tenaga kesehatan
b. Kunjungan ulang kehamilan
c. Kunjungan awal kehamilan
d. Tujuan asuhan kehamilan
e. Refocussing ANC
3. Bidan melakukan home visit dengan berinteraksi kepada
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu hamil, hal ini merupakan bagian dari standar
pelayanan …
a. Palpasi abdominal
b. Identifikasi ibu hamil
c. Pengelolaan anemia pada kehamilan
d. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
4. Bidan melakukan minimal 4 kali pelayanan antenatal kepada ibu
hamil, hal ini merupakan bagian dari standar pelayanan …
a. Palpasi abdominal
b. Identifikasi ibu hamil
20. 17
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
c. Pengelolaan anemia pada kehamilan
d. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
5. Standar minimal asuhan kehamilan terdiri dari …
a. 2T
b. 4T
c. 6T
d. 8T
e. 10T
21. 18
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
PERUBAHAN FISIOLOGI
DAN PSIKOLOGI
KEHAMILAN
A. Anatomi Fisiologi Organ
Reproduksi Wanita
B. Konsepsi
C. Pertumbuhan dan
Perkembangan Hasil Konsepsi
- BAGIAN Ii -
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
22. 19
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
B. Perubahan Fisiologi dan Psikologi dalam Kehamilan
a. Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
a. Genetalia Eksterna
a) Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum),
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen,
vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada
dinding vagina.
b) Mons pubis/ mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.Pada masa
pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c) Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang,
banyak mengandung pleksus vena.Homolog embriologik dengan
skrotum pada pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas
atas labia mayora.Di bagian bawah perineum, labia mayora
menyatu (pada commisura posterior).
d) Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung
serabut saraf.
e) Klitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior
vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior
vagina.Homolog embriologik dengan penis pada pria.Terdapat
juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan
ujung serabut saraf, sangat sensitif.
f) Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas
lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.Terdapat 6
lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus
vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene
kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g) Introitus vagina/ orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup
lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa
robekan.Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis,
septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat
- BAGIAN Ii -
23. 20
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan
(misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut
parous.Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang
robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.Hymen
yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen
imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan
darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h) Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai
dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di
bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix,
dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding
dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah
mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada
haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian
atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
posterior dan lateralis di sekitar serviks uteri.
i) Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas
otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan
diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina.Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Gambar 1.
Genetalia Eksterna Wanita
24. 21
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
b. Genetalia Interna
a) Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai
tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari
corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
1) Serviks
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis
(berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars
supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin.
Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
(dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan
(primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi
serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir
getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air.
Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi
siklus haid.
2) Korpus
Lapisan bagian paling luar dari serosa/peritoneum yang
melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah
lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari
luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan
sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi
dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid
akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri
berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus
terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanit
b) Ligamen
Ligamen berfungsi sebagai penyangga uterus. Ligamen terdiri
dari ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri,
25. 22
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum
sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
c) Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai
jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal
dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari
pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars
infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter
uterotuba pengendali transfer gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga
terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale
pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat
ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam
tuba.
d) Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai
jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari
korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan
terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang
dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
26. 23
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Gambar 2.
Genetalia Interna Wanita
c. Panggul
Panggul adalah daerah di setiap sisi pinggang; terdiri dari tiga
bagian: ilium, iskium, dan pubis, bagian atas femur (tulang kaki
bagian atas) yang bertemu dengan pinggul melalui bola sendi dan
soket; soket adalah tulang panggul berbentuk cangkir, yang disebut
acetabulum, dan bola adalah kepala femur.
Anatomi panggul dan jenis-jenis panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk
pokok jenis panggul :
1) Ginekoid
Jenis panggul ini paling ideal bagi perempuan, diameter
anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat : 45%
2) Android
Jenis panggul ini biasanya pada pria, PAP berbentuk segitiga,
diameter transversa dekat dengan sacrum. segitiga : 15%
3) Antropoid
Jenis panggul ini berbentuk agak lonjong seperti telur, diameter
anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa.
4) Platipeloid
Jenis panggul ini berbentuk picak, diameter transversa lebih
besar daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka
belakang : 5%
27. 24
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Gambar 3.
Jenis-jenisPanggul
TULANG-TULANG PANGGUL
1) Panggul terdiri atas :
a) Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
b) Bagian yang lunak dibentuk oleh otot – otot dan ligamentum
2) Bagian Keras Panggul
Tulang panggul terdiri atas empat tulang :
a) Tulang pangkal paha (ossa coxae)
(1) Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk
bagian atas dan belakang dari panggul.
(2) Bagian atas merupakan pinggir tulang yang tebal yang
disebut crista iliaca.
(3) Ujung depan maupun belakang dari crista iliaca menonjol
disebut spina iliaca anterior superior dan spina iliaca
posterior superior.
(4) Sedikit dibawah spina iliaca anterior superior terdapat
tonjolan tulang lagi ialah spina iliaca anterior inferior,
sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior superior
terdapat spina iliaca posterior inferior.
(5) Dibawah spina iliaca posterior inferior terdapat tekik (lekuk)
yang disebut incisura ischiadica mayor.
(6) Pada os ilium terdapat lajur ialah linea innominata (linea
terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan
panggul kecil
b) Tulang duduk (os ischium)
28. 25
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
(1) Terdapat sebelah bawah dari tulang usus.
(2) Pinggir belakang berduri disebut Spina Ischiadica
(3) Di bawah spina ischiadica terdapat incisura ischiadica
minor. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian
inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan
disebut tuber ischiadicum
c) Tulang kemaluan (os pubis)
(1) Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus.
Dengan tulang duduk, tulang ini membatasi sebuah
lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen
obturatorium.
(2) Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan
tulang usus disebut rasmus superior ossis pubis.
(3) Sedangkan yang berhubungan dengan tulang duduk
disebut rasmus inferior ossis pubis.
(4) Rasmus inferior kiri dan kanan membentuk arcus pubis
d) Tulang kelangkang (os sacrum)
(1) Berbentuk segitiga
(2) Melebar diatas dan meruncing kebawah
(3) Terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha
(4) Terdiri dari 5 ruas tulang bersenyawa
(5) Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun
dari samping ke samping
(6) Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah
lobang disebut foramina sacralia anteriora.
(7) Lubang ini dilalui urat –urat syaraf yang akan membentuk
flexus dan pembuluh darah kecil
(8) Flexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu
kadang-kadang penderita merasa nyeri atau kejang di
kaki, kalau flexus sacralis ini tertekan pada waktu kepala
turun ke dalam rongga panggul.
(9) Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan
kasar. Di garis tengahnya terdapat deretan duri disebut
crista sacralis
(10)Ke atas tulang kelangkang berhubungan dengan ruas ke
5 tulang pinggang
(11)Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan
ini menonjol ke depan disebut promontorium.
e) Tulang tungging (os coccygis)
(1) Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu
29. 26
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
(2) Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak
sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar
f) Ruang panggul (pelvic cavity)
(1) Pelvis major (false pelvis)
(2) Pelvis minor (true pelvis). Pevis major terletak di atas
linea terminalis yang di bawah disebut pelvis minor.
g) Pintu panggul
(1) Pintu atas panggul (PAP) disebut inlet yang dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis
(2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina
ischiadica, disebut midlet.
(3) Pintu bawah panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus
pubis, disebut outlet.
(4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvic cavity) berada
antara inlet dan outlet.
h) Inklinasi panggul/ miring panggul
Yaitu sudut antara pintu atas panggul dengan bidang sejajar
tanah, pada wanita yang berdiri sudut membentuk 55°.
Gambar 4.
Tulang Panggul
30. 27
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Ukuran-ukuran panggul
1) Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan, kurang
lebih 24-26 cm.
2) Distantia cristarum
Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri, kurang lebih
28-30 cm
3) Conjugata externa (baudeloque)
Jarak antara pinggir atas simfisis dan ujung prosessus spinosus
ruas tulang lumbal ke-V, kurang lebih 18 cm.
4) Ukuran lingkar panggul
Dari pinggir atas simfisis ke pertengahan antara spina iliaca
anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali
melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain, kurang lebih
10,5 cm.
Gambar 5.
Cara mengukur panggul luar
d. Siklus Hormonal
1) Hypothalamic-Releasing Hormone : GnRH
Pelepasan GnRH dari hipothalamus dikontrol oleh beberapa
faktor, yaitu neurotransmiter norepinefrin (meningkatkan
sekresi) dan dopamin (menurunkan sekresi). Endorphin juga
menurunkan pelepasan GnRH. GnRH menstimulasi sekresi
31. 28
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
FSH dan LH. Sekresi LH dirangsang secara terus menerus
secara pulsatil oleh GnRH. Sekresi FSH juga dipengaruhi oleh
kadar hormon lainnya, seperti estrogen dan inhibin yang
menghambat sekresi FSH. Karena faktor-faktor yang
mempengaruhi ini, sekresi FSH tidak selalu berhubungan
dengan jumlah GnRH yang ada. GnRH memiliki half-life yang
sangat singkat dan tidak dijumpai dalam sirkulasi sistemik
dalam jumlah yang signifikan. Untuk menstimulasi sekresi
gonadotropin, GnRH tampil secara pulsatil, suatu proses yang
memfasilitasi half-lifenya yang sangat pendek.
2) Gonadotropins : Luteinizing Hormone dan Follicle-
StimulatingHormone
Kedua hormon ini merupakan hormon glikoprotein yang
menyerupai TSH dan hCG. Ke empat hormon ini memiliki sub
unit alpha yang sama, tetapi masing-masingnya memiliki
subunit beta khas yang membedakan identitas dan fungsi yang
nyata. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan memicu korpus
luteum untuk mensintesis progesteron. FSH memicu
pematangan folikel di ovarium, sehingga terjadi sintesis
estrogen dalam jumlah besar.
3) Androgen
Androgen merupakan hormon steroid. Pada wanita, sejumlah
kecil testosteron dan dihydrotestosteron diproduksi oleh
ovarium yang jika muncul dalam jumlah yang cukup banyak
akan menimbulkan efek androgenik yang signifikan.
4) Estrogen
Meskipun tidak dibutuhkan untuk perkembangan karakteristik
seksual primer pada wanita, estrogen dibutuhkan untuk
maturasi struktur saluran reproduktif wanita, yaitu vagina,
uterus dan tuba fallopi. Estrogen juga menstimulasi
perkembangan stromal dan duktal payudara, serta mengatur
distribusi lemak lemak tubuh seperti yang terlihat pada wanita.
Estrogen juga menstimulasi pertumbuhan endometrial lining
dan meningkatkan produksi sekresi vagina dan mukus serviks.
Estradiol adalah estrogen utama yang diproduksi oleh ovarium.
LH dan FSH menstimulasi produksi estradiol melalui aksi
terkoordinasi sel-sel theca dan granulosa. Kadar estradiol
bervariasi secara nyata selama siklus menstruasi.
5) Progesteron
Kadar sirkulasi progesteron yang signifikan ditemukan hanya
pada waktu setelah ovulasi. Progesteron dan komposisi sintetik
sejenis, dikenal dengan progestin, merangsang perubahan
32. 29
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
sekretorik pada endometrial lining. Progesteron dapat sedikit
meningkatkan temperatur tubuh.
33. 30
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
EVALUASI II
1. Sebutkan bagian-bagian genetalia eksterna wanita di bawah ini !
2. Sebutkanlah bagian-bagian tulang panggul dibawah ini yang
mengalami perubahan selama kehamilan!
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
34. 31
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
PENUGASAN PRAKTIKUM
PANGGUL LUAR
CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian dan pengukuran
panggul luar pada ibu hamil yang didasari konsep-konsep, sikap dan
keterampilan yang berfokus pada upaya preventif, deteksi dini dan komplikasi
yang dapat ditimbulkan.
Khusus
1. Mampu memahami bagian-bagian rongga panggul luar
2. Mampu menilai keadaan dan bentuk panggul luar
3. Mampu melakukan pengukuran panggul luar
No. Kegiatan
SKALA
PENILAIAN Ket.
4 3 2 1
I. Persiapan alat
1. a. Jangka panggul
b. Pita pengukur
c. Alat Pencatat
d. Scerem
II. Langkah- langkah
2. Menjelaskan prosedur tindakan.
Sapa pasien dengan hangat dan ramah,
serta beritahu tentang pemeriksaan
panggul luar
3. Mengatur posisi ibu (pengukuran dapat di
lakukan dengan posisi berbaring atau
berdiri), perhatikan kenyamanan
4. Mencuci tangan dengan sabun pada air
mengalir dan mengeringkan dengan lap
bersih
5. Melakukan pengukuran distansia spinarum
a. Memegang jangka panggul dengan
posisi ibu hamil dan angka penunjuk
menghadap ke pemeriksa
b. Menentukan spina illiaka anterior
superior kiri dan kanan ibu hamil
(spina illiaka anterior adalah ujung
depan dari krista illiaka yang
menonjol)
c. Menempelkan masing-masing ujung
jangka panggul pada spina illiaka
anterior superior kiri dan kanan ibu
35. 32
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
No. Kegiatan
SKALA
PENILAIAN Ket.
4 3 2 1
hamil. (jangan terlalu menekan ujung
jangka panggul saat pengukuran)
d. Membaca angka petunjuk (ukuran
normal orang Indonesia adalah 23
cm)
6. Melakukan pengukuran distansia cristarum
a. Memegang ujung jangka panggul
dengan posisi ujung-ujung jangka
panggul menghadap ke pemeriksa
b. Menentukan crista illiaka kiri dan
kanan ibu hamil (crista illiaka adalah
jarak terjauh tulang panggul dan
merupakan pinggir tulang yang tebal)
c. Menempelkan masing-masing ujung
jangka panggul pada crista illiaka kiri
dan kanan ibu hamil. (jangan terlalu
menekan ujung jangka panggul saat
pengukuran)
d. Membaca angka petunjuk (ukuran
normal orang Indonesia adalah 26
cm)
7. Melakukan pengukuran Conjugata Externa
(Boudelogue) :
Peganglah jangka panggul dengan posisi
ujung-ujung jangka panggul di sebelah kiri
atau kanan ibu hamil dan angka penunjuk
menghadap ke pemeriksa
8. a. Menentukan :
1. Pinggir atas simfisis
2. Ujung Processus Spinosus
lumbal ke V ibu hamil
(Ujung Processus terletak kurang
lebih 1 cm di bawah pertengahan
garis antara crista illiaka kiri dan
kanan, berbentuk seperti belah
ketupat)
b. Menempelkan masing-masing ujung
dari jangka panggul pada :
1. Pinggir atas simfisis
2. Ujung Processus lumbal ke V ibu
hamil
(Jangan terlalu menekan jangkar
panggul saat melakukan pengukuran)
c. Membaca angka petunjuk (ukuran
normal orang Indonesia adalah 18-20
cm)
9. Melakukan pengukuran lingkar panggul
a. Mengukuran lingkar panggul di
lakukan dengan menggunakan pita
pengukur
b. Menentukan :
36. 33
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
No. Kegiatan
SKALA
PENILAIAN Ket.
4 3 2 1
- Pinggir atas symfisis
- Spina illiaka anterior superior
- Trokanter mayor pada ibu hamil
10. Mengatur posisi ibu (pengukuran dapat di
lakukan dengan posisi berbaring atau
berdiri), perhatikan kenyamanan
11. Mencuci tangan dengan sabun pada air
mengalir dan mengeringkan dengan lap
bersih
12. Melakukan pengukuran distansia spinarum
a. Memegang jangka panggul dengan
posisi ibu hamil dan angka penunjuk
menghadap ke pemeriksa
b. Menentukan spina illiaka anterior
superior kiri dan kanan ibu hamil
(spina illiaka anterior adalah ujung
depan dari krista illiaka yang
menonjol)
c. Menempelkan masing-masing ujung
jangka panggul pada spina illiaka
anterior superior kiri dan kanan ibu
hamil. (jangan terlalu menekan ujung
jangka panggul saat pengukuran)
d. Membaca angka petunjuk (ukuran
normal orang Indonesia adalah 23
cm)
13. Melakukan pengukuran distansia cristarum
a. Memegang ujung jangka panggul
dengan posisi ujung-ujung jangka
panggul menghadap ke pemeriksa
b. Menentukan crista illiaka kiri dan
kanan ibu hamil (crista illiaka adalah
jarak terjauh tulang panggul dan
merupakan pinggir tulang yang tebal)
c. Menempelkan masing-masing ujung
jangka panggul pada crista illiaka kiri
dan kanan ibu hamil. (jangan terlalu
menekan ujung jangka panggul saat
pengukuran)
d. Membaca angka petunjuk (ukuran
normal orang Indonesia adalah 26
cm)
14. Melakukan pengukuran Conjugata externa
(Boudelogue) :
Peganglah jangka panggul dengan posisi
ujung-ujung jangka panggul di sebelah kiri
atau kanan ibu hamil dan angka penunjuk
menghadap ke pemeriksa
15. Menentukan :
a. Pinggir atas simfisis
b. Ujung Processus Spinosus lumbal ke V
37. 34
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
No. Kegiatan
SKALA
PENILAIAN Ket.
4 3 2 1
ibu hamil (Ujung Processus terletak
kurang lebih 1 cm di bawah
pertengahan garis antara crista illiaka
kiri dan kanan, berbentuk seperti belah
ketupat)
c. Menempelkan masing-masing ujung
dari jangka panggul pada :
1.Pinggir atas simfisis
2.Ujung Processus lumbal ke V ibu
hamil
(Jangan terlalu menekan jangkar
panggul saat melakukan pengukuran)
d. Membaca angka petunjuk (ukuran
normal orang Indonesia adalah 18-20
cm)
16. Melakukan pengukuran lingkar panggul
a. Mengukuran lingkar panggul di
lakukan dengan menggunakan pita
pengukur
b. Menentukan :
- Pinggir atas symfisis
- Spina illiaka anterior superior
- Trokanter mayor pada ibu hamil
17. Mengatur posisi ibu (pengukuran dapat di
lakukan dengan posisi berbaring atau
berdiri), perhatikan kenyamanan
18. Mencuci tangan dengan sabun pada air
mengalir dan mengeringkan dengan lap
bersih
19. Melakukan pengukuran distansia spinarum
a. Memegang jangka panggul dengan
posisi ibu hamil dan angka penunjuk
menghadap ke pemeriksa
b. Menentukan spina illiaka anterior
superior kiri dan kanan ibu hamil
(spina illiaka anterior adalah ujung
depan dari krista illiaka yang
menonjol)
c. Menempelkan masing-masing ujung
jangka panggul pada spina illiaka
anterior superior kiri dan kanan ibu
hamil. (jangan terlalu menekan ujung
jangka panggul saat pengukuran)
d. Membaca angka petunjuk (ukuran
normal orang Indonesia adalah 23
cm)
20. a. Menempelkan ujung pita pengukur di
pinggir atas simfisis ke pertengahan
antara spina illiaka anterior superior
dan trokanter mayor kanan ke
pertengahan spina illiaka anterior
38. 35
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
No. Kegiatan
SKALA
PENILAIAN Ket.
4 3 2 1
superior dan trokanter mayor kiri
kemudian kembali lagi ke symfisis
(melingkar)
b. Membaca angka petunjuk pada pita
pengukur (ukuran lingkar panggul
normal orang Indonesia adalah 80
cm)
21. Merapikan ibu dan membereskan
peralatan
22. Mencuci tangan dengan sabun pada air
mengalir dan mengeringkannya dengan
lap bersih
23. Melakukan pendokumentasian
III. Sikap
24. Sopan dan ramah
25. Hati-hati dalam menentukan langkah
sesuai dengan kondisi
PETUNJUK PENILAIAN:
4 = Bila dikerjakan dengan benar tanpa bantuan
3= Bila dikerjakan dengan benar, masih dengan bantuan
2= Bila dikerjakan tapi masih salah
1= Bila tidak dikerjakan
Jumlah Skor
Nilai : X 100
100
39. 36
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
b. Konsepsi
a. Ovum dan Sperma
Pengertian Ovum dan Sperma
Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan
oleh ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan
hewan (termasuk manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel
telur yang terlindung oleh bakal biji (ovulum). Sel telur manusia,
berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm, dengan jumlah
kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari
pihak wanita,terdapat dalam sel telur ini.Sel telur manusia, tidak dapat
diperbaharui.
Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin
(dalam kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel
telur. Ovarium hanya melepaskan sel telur yang telah matang / siap
dilepaskan, dan itupun dapat dipastikan "hanya sebulan sekali". Sel
telur tersebut adalah sel telur yang bertumbuh-kembang sejak masa
janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan
dengan bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem
informasi genetik manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil,
akan semakin besar pula peluang / kemungkinan terjadinya anak
dengan kelainan / kecacatan. Secara umum, batasan usia reproduksi
sehat bagi wanita berkaitan dengan.
Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)''''sperma (yang
berarti "benih") dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam
jenis reproduksi seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada
perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang
disebut sel "laki-laki" atau sperma.
Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan
hanya akan bertahan hidup di lingkungan yang hangat, sekali
meninggalkan tubuh kelangsungan hidup sperma berkurang dan
dapat menyebabkan sel mati, mengurangi kualitas sperma. Sel
sperma datang dalam dua jenis; "laki-laki" dan "perempuan". Sperma
sel-sel yang menimbulkan perempuan (XX) keturunan setelah
pembuahan berbeda dalam bahwa mereka membawa kromosom X,
sedangkan sperma sel-sel yang menimbulkan laki-laki (XY) keturunan
membawa kromoso
b. Fertilisasi dan Implantasi
Fertilisasi/konsepsi Konsepsi didefenisikan sebagai pertemuan antara
sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini
merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (sel
telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), pengabungan gamet dan
implantasi embrio didalam uterus.
40. 37
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
1) Ovum
ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Setiap
bulan satu ovum atau kadang-kadang lebih menjadi matur, denan
sebuah penjamu mengelilingi sel pendukung.Saat ovulasi, ovum
keluar dari folikel ovarium yang pecah. Ovum tidak dapat berjalan
sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba
uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan
menggerakkannya sepanjang tuba menuju ringga rahim.
Ada dua lapisan pelindung yang melindungi ovum. Lapisan
pertama berupa membran tebal tidak berbentuk, yang disebut
zona pellusida.lingkaran luar yang disebut korona radiata,terdiri
dari sel-sel oval yang dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum
dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak
difertilisasi oleh sperma, ovum berdegenerasi dan direabsorpsi.
Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari
ovarium. Dengan gerakan seperti menyapu oleh fimbria tuba
uterina, ia ditangkap infundibulum. Selanjutnya ia masuk kedalam
ampulae sebagai hasil gerakan silia dan kontraksi otot. Sebuah
ovum mungkin ditangkap /masuk kedalam infundibulum tuba yang
berlawanan.
Keadaan ini disebut migrasi eksterna.ovum biasanya dibuahi
dalam 12 jam setelah ovulasi dan akan mati dalam 12 jam bila
tidak segera dibuahi.
2) Spermatozoa Spermatozoa terdiri 3 bagian yaitu:
a) Kaput(kepala) yang mengandung bahah nukleus.
b) Ekor berguna untuk bergerak
c) Bagian silindrik, menghubungkan kepala dan ekor.
Pada saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan kedalam
fornik posterior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta.
Dengan gerakan ekotrnya sperma masuk kedalam kanalis
servialis. Di dalam rongga uterus dn tuba gerakan sperma
terutama disebab kan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut.
Sperma tozoa ,kira-kira 1 jam setelah coitus. Ampula tuba
merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Hanta beberapa ratus
sperma yang bisa mencapai tempat ini. Sebagian besar mati
sebagai akibat keasaman vagina, sebagian lagi hilang/ mati dalam
perjalanan. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi
wanita sampai empat hari.
41. 38
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
3) Fertilisasi penghamilan (fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sel mani dan sel telur. Konsepsi/
fertilisasi/pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel
mani dengan sel telur dituba fallopi(rustam mochtar,1998:18).
Sedangkan menurut (manuaba,1998:99)
konsepsi/fertilisasi/pembuahan adalah pertemuan inti ovum
dengan inti spermatozoa dan membentuk zigot. JadiFertilisasi
adalah proses peleburan/ penyatuan antara satu sel sperma
dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang dan membentuk
zigot yang umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang saluran
telur yaitu di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas
dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
a. Struktur dan fungsi amnion
1) Struktur
a) Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-
20 cm dan 2-2,5 cm.
b) Berat rata-rata 500 gram.
c) Letak plasenta umumnya didepan atau dibelakang dinding
uterus, agak atas kearah fundus.
d) Terdiri atas dua bagian , yaitu sebagai berikut :
Pars maternal : bagian plasenta yang menempel pada
desidua. Terdapat kotiledon ( rata-rata 20 kotiledon ).
Pars fetal : terdapat tali pusat ( insersio, penanaman
tali pusat ).
2) Fungsi
a) Memberi makan kepala janin.
b) Ekskresi hormon
c) Respirasi janin, tempat pertukaran 02 dan C02 antar janin
dan ibu.
d) Membentuk hormon estrogen
e) Menyalurkan berbagai antibodi dari ibu.
f) Sebagai barrier dari janin kemungkinan masuknya
mikroorganisme / kuman.
c. Struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat
Stuktur Tali Pusat
Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan
amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal
amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik
kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.
42. 39
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan
duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung
pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin
dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam
funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil
pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/
menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam
posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika
janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :
Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke
sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak
di dalam spatium choriodeciduale.
Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari
fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke
dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.
d. Struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta
1) Struktur
Pembuluh darah tali pusat berbeda dalam struktur dan fungsi
dibandingkan dengan pembuluh darah besar di dalam tubuh.
Kedua arteri tali pusat melilit dalam model putaran. Darah
mengalir dengan cara yang berdenyut dari janin ke plasenta
melalui arteri. Sebuah pulsasi kecil dalam transpor pasif di dalam
darah masuk ke janin melalui vena umbilikalis.
Tali pusat terdiri dari lapisan Universitas Sumatera Utara
luar dari epitel amnion, dengan massa internal mesodermal,
wharton’s jelly. Dalam wharton’s jelly terdapat dua saluran
endodermal, yaitu : duktus allantois dan duktus vitellini, serta
pembuluh darah umbilikalis.
Struktur tali pusat normal terdiri dari dua arteri umbilikalis,
dan satu vena umbilikalis yang dikelilingi oleh wharton jelly
lapisan luar, dan lapisan tunggal selaput amnion. Arteri tali pusat
timbul dari aorta embrio setelah berdiferensiasi dan mengalami
pertumbuhan, mereka menjadi cabang-cabang arteri iliaka
interna pada janin.
Tali pusat dan jaringan penyusunnya terdiri dari : lapisan
luar amnion, wharton’s jelly, dua arteri umbilikalis dan satu vena
umbilikalis, yang dirancang untuk melindungi aliran darah ke
janin selama masa kehamilan sampai aterm. Lapisan luar
amnion dapat mengatur tekanan fluida di dalam tali pusat.
Wharton's jelly diisi cairan jelly untuk mencegah kompresi
pembuluh darah. Aliran darah diatur oleh otot polos di sekitar
43. 40
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
arteri yang bercampur dengan kolagen berdasarkan matriks
ekstraseluler.
Tali pusat terbentuk sampai akhir trimester kedua, dengan
berat 40 gram dan mencapai diameter rata-rata 1-2 cm dan
panjang 50-60 cm. Terdiri dari sel epitel skuamosa kuboid yang
disebut epitel umbilikalis yang berasal dari epitel amnion.
Abnormalitas panjang tali pusat berhubungan dengan lilitan tali
pusat, tali pusat tersimpul (knotting), insersi tali pusat, dan
prolaps tali pusat. Secara singkat, gangguan yang
menghubungkan tali pusat dengan permukaan tubuh janin dapat
terjadi anomali di mana dinding abdomen anterior gagal
terbentuk. Isi perut terbuka dan tali pusat tidak sempurna atau
tidak terbentuk, sehingga janin melekat langsung ke membran.
2) Fungsi
Tali pusat berfungsi untuk mengalirkan darah ke janin untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Jaringan dari tali pusat
harus bekerja untuk mempertahankan aliran darah selama
perkembangan janin dengan gerakan yang normal. Tali pusat
merupakan perpanjangan dari sistem kardiovaskular janin
sehingga memiliki potensi besar dalam mempelajari dan menilai
perubahan dalam jaringan pembuluh darah janin.
3) Sirkulasi
Arteri di dalam tali pusat mengalami peregangan selama pulsasi.
Hal ini mengurangi diameter arteri. Dengan demikian,
meningkatkan diameter pembuluh darah vena dan menyebabkan
tekanan negatif yang relatif pada pembuluh darah vena. Dengan
cara ini aliran darah vena akan meningkat.
e. Sirkulasi darah fetus
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi
darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi
sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta.
Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga
dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis
yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui
tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per
menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke
dalam vena cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian
bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena
cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke
ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
44. 41
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas,
memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian
melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju
aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta
melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk
mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai
saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac
output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui
paru-paru
Gambar 6.
Sirkulasi Darah Janin
f. Menentukan usia kehamilan
Usia kehamilan adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai
dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Penentuan usia kehamilan bisa dilakukan mulai dari antenatal sampai
setelah persalinan. Pada masa antenatal ditentukan dengan cara
sederhana yaitu dengan menghitung Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) dan kejadian-kejadian selama kehamilan yang penting
(Damanik, 2008). Apabila usia kehamilan tidak dapat ditentukan
dengan jelas, maka sonografi mungkin sangat membantu
(Cunningham et al., 2006).
Rumus Neagle adalah salah satu cara yang dipakai oleh wanita
untuk menghitung usia kehamilan dengan penerapan aturan Haid
Pertama Haid Terakhir (HPHT). Apakah yang dimaksud HPHT?
HPHT adalah tanggal terjadinya haid pertama kali dalam siklus haid
45. 42
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
terakhir kali sebelum terjadi kehamilan. Misalnya, bulan November
kemarin seorang wanita mengalami haid terakhir kali sebelum
mendapati tanda-tanda awal kehamilan.
Rumus Neagle = (Hari ditambah 7), (Bulan dikurang 3), (Tahun ditambah 1)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung usia
kehamilan dengan Rumus Neagle adalah:
1) Rumus Neagle berlaku untuk wanita yang memiliki siklus haid
teratur dan normal, yaitu selama 28 sampai 30 hari.
2) Jika siklus haid Anda pendek, antara 14 sampai 26 hari, maka
penetapan prediksi tanggal persalinan dimundurkan 2 hari. Jika
memakai HPHT 1-11-2011, maka tanggal persalinan mundur
menjadi 10 Agustus 2012.
3) Jika siklus haid Anda panjang, antara 31 sampai 40 hari, maka
penetapan prediksi tanggal persalinan dimundurkan 12 hari. Jika
memakai HPHT 1-11-2011, maka tanggal persalinan mundur
menjadi 20 Agustus 2012.
4) Rumus Neagle tidak bisa dipakai bila wanita hamil tersebut baru
saja menghentikan pemakaian alat kontrasepsi Pil KB.
Contoh Kasus :
1) HPHT Tanggal 7 Bulan Mei Tahun 2013
HPL = Tahun 2013 (+1); bulan 5 (-3); tanggal 7 (+7)
= Tahun 2014; bulan 2; tanggal 14
= 14 Februari 2014
2) HPHT Tanggal 28 Bulan Februari Tahun 2013
2013 12 + 2 28
+1 -3 +7
2013 11 35
Karena jumlah hari dalam 1 bulan berkisar 30 hari maka :
jumlah hari (-30) jumlah bulan (+1)
HPL = Tanggal 5 Bulan 12 Tahun 2013
Dengan HPHT yang tidak pasti, USG sering digunakan untuk
menentukan usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan. HPHT
tidak dapat dipercaya pada keadaan seperti: tanggal HPHT tidak
diketahui dengan tepat, siklus haid rata-rata bukan 28 hari, siklus haid
46. 43
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
tidak teratur, ibu hamil tersebut baru berhenti mengkonsumsi pil
kontrasepsi dalam tiga bulan terakhir, dan terjadi perdarahan awal
kehamilan (Chudleigh & Thilaganathan, 2004). Perkiraan usia
kehamilan dengan USG dilakukan dengan mengukur biometri janin.
Banyak parameter yang telah digunakan untuk menentukan usia
kehamilan.
Parameter yang paling sering digunakan adalah:
Mean Sac Diameter
Pengukuran Kantung Gestasi
Pengukuran Panjang Ubun-ubun Bokong (CRL)
Diameter Biparietal (BPD)
Panjang Tulang Femur (FL)
Tabel 1.
Keakuratan Penentuan Usia Kehamilan dengan Ultrasonografi
Usia Kehamilan (minggu)
Ukuran
Ultrasonografi
Rentang
Keakuratan
<8 Ukuran kantong gestasi ±10 hari
8-12 Jarak kepala bokong ±7 hari
12-14 Jarak kepala bokong, BPD ±14 hari
15-20 BPD, HC, FL, AC ±10 hari
20-28 BPD, HC, FL, AC ±2 minggu
>28 BPD, HC, FL, AC ±3 minggu
BPD= biparietal diameter
HC = head circumference
FL = femur length
AC = abdominal circumference
g. Menentukan periode kehamilan
Lamanya hamil normal yang dimulai dari ovulasi sampai partus
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu).
Kehamilan seluruhnya dibagi menjadi 3 periode, masing–masing
periode lamanya 3 bulan (12 Minggu) (Adriaansz, et. Al, 2007).
1) Trimester I (0-12 Minggu)
Periode trimester I merupakan masa atau fase yang kritis. Pada
fase ini embrio tumbuh tulang belakang, otak syaraf tulang
belakang, jantung, sirkulasi darah dan pencernaan. Jantung mulai
20 memompa darah, bagian utama otak dapat dilihat, telinga
dibentuk dari lipatan kulit, ginjal memproduksi urine. Kehamilan
pada fase ini mudah terjadi keguguran. Selain itu pada fase ini
47. 44
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
sering terjadi gejala mual dan muntah. Serta berbagai reaksi
adaptasi tubuh karena adanya hormon kehamilan.
2) Trimester II (12-28 Minggu)
Periode trimester II merupakan periode paling stabil, pada periode
ini kehamilan sudah terbentuk sempurna. Aktifitas janin sudah
dimulai, gerakan janin aktif, pernafasan mulai aktif, mulai
terbentuk surfaktan. Ibu sudah mulai beradaptasi sehingga tidak
sensitif lagi, ibu merasa senang, sehat dan segar. Secara
psikologis ibu sudah menginginkan kehamilan dan ayah sudah
mendambakan kehadiran anaknya.
3) Trimester III (28-40 Minggu)
Periode trimester III janin sudah mempunyai simpanan lemak
yang berkembang dibawah kulit, mulai menyimpan zat besi,
kalium, dan phosphor, sehingga kondisi ibu kembali menjadi
rawan. Kehamilan semakin berat dan seluruh tubuh akan
membengkak. Ini adalah beban berat bagi si ibu, sehingga ibu
sering menjadi cepat lelah dan lemah. Ibu hamil sering terasa
panas dan banyak berkeringat.
48. 45
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
PENUGASAN TERSTRUKTUR
Kegiatan : Tugas kelompok
Tujuan Penugasan :
1. Mahasiswa mampu memahami tentang proses terjadinya konsepsi, fertilisasi
hingga implantasi kehamilan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses terjadinya konsepsi,
fertilisasi hingga implantasi kehamilan
3. Mahasiswa mampu menguraikan pertumbuhan dan perkembangan hasil
konsepsi
Rancangan Penugasan :
1. Mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok. Masing-masing kelompok
membentuk struktur dan fungsi dari anggotanya.
2. Tugas dibuat dalam bentuk paper dengan tema “PERUBAHAN FISIOLOGI
KEHAMILAN”
3. Referensi berasal dari buku, jurnal, evidence based practice minimal 10
tahun terakhir dari buku, dan 5 tahun terakhir yang berasal dari jurnal
4. Batasan penulisan tugas terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ketentuan penulisan dalam penyusunan tugas antara lain :
1. Tugas diketik dengan Font TIMES NEW ROMAN (TNR) berukuran 12,
dengan spasi 1,5
2. Setting ukuran kertas A4
3. Tugas dikumpul dapat bentuk file Words Document atau PDF
49. 46
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
4. Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil
Trimester I, II, III
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin,rahim membesar akibat
hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut
kolagenya menjadi higroskopik, endometrium menjadi desidua.
Ukuran pada kehamilan cukup bulan adalah 30×25×20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000cc.
b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram 1000 gram
pada akhir kehamilan (40 minggu).
c) Bentuk dan konsistensi
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti
buah alpukat. Pada kehamilan empat bulanberbentuk bulat,
sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Ukuran
rahim kira-kira sebe sar telur ayaam ,pada kehamilan dua bulan
sebesar telur bebek , dan kehamilan tiga bulan sebesar telur
angsa . pada minggu pertama, isthmus rahim hipertrofi dan
bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih panjang
dan terasa lebih lunak (soft),keadaan ini disebut tanda hegar.
Pada kehamilan lima bulan ,rahim teraba seperti terisi cairan
ketuban dan dindingrahim terasa tipis . halite karena bagian-
bagian janindapat diraba melalui dinding perut dan dinding
rahim .
d) Posisi rahim
Pada permulaan kehamilan, dalam letak antefleksi atau
retofleksi, Pada empat bulan kehamilan ,rahim tetap berada
dalam rongga pelvis, Setelah itu, mulai memasuki rongga perut
yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati,
Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri (Rustan Mochtar,1998:36).
e) Vaskularisasi
Arteri uterin dan arteri ovarika bertambah dalam diameter
panjang dan anak-anak cabangnya . pembuluh darah balik
(vena) mengembang dan betambah
(Rustam Mochtar,1998:36).
f) Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan .
(1) Pada kehamilan 16 minggu , kavum uteri seluruhnya diisi
oleh amnion dimana desidua kapsularis dan desidua vera
(parietalis) telah menjadi satu . tinggi fundus uteri terletak
50. 47
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
antara pertengahan simfisis dan pusat. Plasenta telah
terbentuk seluruhnya .
(2) Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2-3
jari dibawah pusat .
(3) Pada kehamilan 24 minggu tinggi fundus uteri terletak
setinggi pusat .
(4) Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2-3
jari di atas pusat.menurut Spiegelberg, pada umur
kehamilan ini, fundus uteri dari simfisis adalah 26,7 cm
diatas simfisis.
(5) Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari
dibawah prosesus sifoideus.
(6) Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak
sama dengan 8 bulan, tetapi melebar kesamping yaitu
terletak diantara pertengahan pusat dan prosesus sifoideus
(rustam moctar,1998:52).(Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri
Sunarsih2014:89-91).
2) Serviks Uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) yang
disebut dengan tanda goodell.kelenjar endoservikal membesar
dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Ole karena pertambahan
dan pelebaran pembuluh darah , warnanya menjadi livid yang
disebut yanda Chadwic (rustam mochtar,1998:35). .(Asuhan
Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri
Sunarsih2014:89-91 )
Terjadi hiperkularisasi dan pelunakan pada serviks peningkatan
hormone estrogen dan progesterone. Peningkata lender serviks
yang disebut dengan operculum. Kerapuhan meningkat sehingga
mudah berdarah saat melakukan senggama .(Asuhan kebidanan
pada kehamilan fisiologi Ummi Hani, Jiarti Kusbandiyah, Marjati,
Rita Yulifah 2014:52 )
3) Ovarium (indung telur)
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang mengambil alih pengeluara
estrogen dan progestoren (kira-kira pada kehmilan 16 minggu dan
korpus luteum graviditas berdeameter kurang lebih3 cm). kadar
relaksin di sirkulasi maternal dapat di tentukan dan meningkat
dalam trimester pertama . relaksin mempunyai pengaruh
menenangkan hinga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm
(Rutam mochtar,1998 : 35). (Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan
,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih 2014:89-91 )
51. 48
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Tidak terjadipembentukan folikel baru dan hanya terlihat
perkembangan diri korpus luteum . (Asuhan kebidanan pada
kehamilan fisiologi Ummi Hani,Jiarti Kusbandiyah,Marjati,Rita
Yulifah2014:52
4) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubaha karena pengaruh estrogen.
Akibat dari hipervaskularisasi , vagina dan vulva terlihat lebih
merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks
di sebt tanda Chadwick (Rustam Mochtar,1998:35).(Asuhan
Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri
Sunarsih2014:89-91 )
b. Payudara
Payudara merupakan organ tubuh atas dada spesies mamalia
berjenis kelamin betina ,termasuk manusia.payudaraa merupakan
organ terpenting bagi seorang wanita,karna fungsi utamanya adalah
memberi nutrisi dalam bentuk air susu bayi atau balita.
Selama kehamilan payudara mengalami pertumbuhan tambah
membesar,tegang,dan berat .dapat teraba nodul-nodul akibat
hipertrofi alveoli,bayangan vena vena lebih membiru.Hiperpigmentasi
pada puting susu dan areola payudara.apalagi di peras akan keluar ai
susu (kolestrum)berwarna kuning (Rustam,1998:40). Perkembangan
payudara ini terjadi karna pengaruh hormon saat kehamilan yaitu
estrogen,progesteron,dan somatomamotropin.
1) Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian
ASI antara lain sebagai berikut :
a) Estrogen untuk menimbulkan hipertrofit system saluran
payudara, menimbulkan penimbunan lemak, air, serta garam
sehingga payudara tampak besar, tekanan saraf akibat
penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit
pada payudara.
b) Progesteron untuk mempersiapkan asinus sehingga dapat
berfungsi menambah sel asinus.
c) Somatomamotropin memengaruhi sel asinus untuk membuat
kasein,laktalbumiin,dan laktoglobulin penimbunan lemak
sekitar alveolus payudara(Hanifa Wiknjosastro,2002:95).
2) Perubahan payudara pada ibu hamil sebagai berikut :
a) Payudara menjadi lebih besar
b) Areola payudara makin hitam karna hiperpigmentasi.
c) Glandula montgomery makin tampak menonjol di permukaan
areola mamae.
52. 49
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
d) Pada kehamilan 2 12 minggu ke atas puting susu akan keluar
cairan putih jernih(kolostrum)yang berasal dari kelenjar asinus
yang mulai bereaksi.
e) Pengeluaram ASI belum terjadi karna prolaktin di tekan
oleh PIN(prolacctine inhibiting hormone).
f) Setelah persalinan ,dan melahirkan plasenta,maka pengaruh
estrogen,progesteron,somatommotropin terhadap hipotalamus
hilang sehingga prolaktin dapat di keluarkan dan laktasi
terjadi(Hanifa Wiknjosastro,2002:95).
c. System endokrin
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang
beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran
dan hasil sekresinya disebut hormon.
Fungsi kelenjar endokrin
1) Menghasilkan hormon yang dialirkan melalui darah ke jaringan-
jaringan yang memerlukan.
2) Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh.
3) Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
4) Merangsang pertumbuhan jaringan.
5) Mengatur metabolisme, oksidasi, dan meningkatkan absorpsi
glukosa pada usus halus.
6) Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin,
mineral, dan air.
Beberapa kelenjar endrokrin terjadi perubahan seperti berikut :
(1) Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
(2) Kelenjar hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior.
(3) Kelenjar adrenal: tidak begitu terpengaruh. (Vivian N.L.D,
Sunarsih Tri:2014, 101)
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar
kurang lebih 135%. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai
arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang mengalami
hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon
prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan
menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui.
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada
saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi.
Penganturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat
dengan magnesium, fosfat, hormon paratiroid, vitamin D, dan
53. 50
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
kalsitosin. Adanya gangguan pada salah satu faktor itu akan
menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma
hormonparatiroid akan menurun pada trimester pertama dan
kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari
hormon paratiroidini adalah untuk memesok janin dengan kalsium
yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran dalam
produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu. Pada saat hamil dan
menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D 10 mg atau .
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan
hormon androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron,
dan kortisol akan meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron
sulfat akan menurun. (Prawirohardjo, Sarwono: 2010, 186).
d. System kekebalan
Sistem imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel-sel dan
molekul-molekul yang memiliki paranan khusus dalam menciptakan
suatu sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing.
Terdapat dua jenis respons imun yang berbeda secara fundamental,
yaitu (1) respons yang bersifatinnate (alami / non spesifik), yang
berarti bahwa respons imun tersebut akan selalu sama seberapa pun
seringnya antigen tersebut masuk ke dalam tubuh; dan (2) respons
yang bersifat adaptif (didapat/spesifik), yang berarti bahwa akan
terjadi perubahan respons imun menjadi lebih adekuat seiring
dengan semakin seringnya antigen tersebut masuk ke dalam
tubuh. (Prawirohardjo, Sarwono: 2010, 98).
Ibu hamil sangat peka terhadap terjadinya infeksi dari berbagai
mikroorganisme. Secara fisiologik sistem imun pada ibu hamil
menurun, kemungkinan sebagai akibat dari toleransi sistem imun ibu
terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik, meskipun
tidak memberikan pengaruh secara klinik. Bayi intra uterin baru
membentuk sistem imun pada usia kemahilan sekitar 12 minggu,
kemudian meningkat dan pada kehamilan 26 minggu hampir sama
dengan sistem imun pada ibu hamil itu sendiri. Pada perinatal bayi
mendapat antibodi yang dimiliki oleh ibu, tetapi setelah 2 bulan
antibodi akan menurun. Secara anatomik dan fisiologik ibu hamil juga
mengalami perubahan, misalnya pada ginjal dan saluran kencing
sehingga mempermudah terjadinya infeksi (Sarwono, 2010).
Perubahan sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil pada trimester I,
II, dan III :
Trimester I:
Peningkatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita
tersebut lebih rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan
54. 51
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar
imunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.
Pada ibu hamil yang terkena virus Parvovirus, saat pemeriksaan
darah akan didapatkan Ig M antibodi dalam 10-12 hari setelah
infeksi, dan menetap 3-6 bulan.
Ig G akan positif beberapa hari setelah Ig M positif menetap
seumur hidup. Jika terjadi wabah 20-3- % anak sekolah akan
terinfeksi sehingga keadaan ini mungkin menyebabkan 50 %
perempuan sudah mempunyai kekebalan terhadap virus ini.
Trimester II
Infeksi virus Parvovirus pada perempuan hamil akan
menyebabkan abortus, hidrop nonimun dan kematian janin dan
secara total menyebabkan kegagalan kehamilan sebesar 10% .
Yaegashi (2000) mendapatkan adanya bayi dengan hidrop
sebesar 85% pada bayi yang sudah terinfeksi Parvovirus pada
ibu hamil 10 minggu dengan interval rata-rata 6-7 minggu, dan
80% pada trimester kedua dengan interval rata-rata 20-22
minggu. Di samping itu, dinyatakan masa kritis untuk infeksi ini
adalah pada umur kemahilan 22-23 minggu.
Trimester III:
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu
kadar Ig G, Ig A, dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-
10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-
30 dan tetap berada pada kadar ini hingga aterm.
e. System perkemihan
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami
tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih
pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air
kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar
Pada minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih
meningkat. Hal ini umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai
minggu ke- 24 kehamilan.Pada akhir kehamilan, bila kepala janin
mulai turun kandung kemih tertekan kembali sehinggal timbul sering
kencing.Perubahan struktur ginjal merupakan aktifitas hormonal [
estrogen dan progesteron ], tekanan yang timbul akibat pembesaran
uterus, dan peningkatan volume darah. Sehingga minggu ke-10
gestasi, pelvis ginjal dan uretra berdilatasi.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju
filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal
kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolism
55. 52
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk
sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,
panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat
wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak
efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring
telentang, berat uterus akan menekan vena kava dan aorta,
sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan
frekuensi jantung janin menurun, begitu jg dengan volume darah
ginjal.
Adaptasi sistem perkemihan pada ibu hamil :
Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang
dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak
berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada kehamilan.
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan
mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi
gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih
sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan
kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah.
Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada
awal kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan
metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga
mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan
sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi
rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi
telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus
akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung
menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung
janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada
trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari
panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5
cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti
panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung
56. 53
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat
mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah.
Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan
distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat
yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih,
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih
hanya berisi sedikit urine.
Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu
atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu juga
terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang
berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
Bila organ lain seperti perut mengalami pembesaran maka
organ lain akan mengalami tekanan jadi tidak jarang dengan
semakin besarnya perut akan mengalami gangguan perkemihan
dengan sering buang air kecil.Berat badan meningkat merupakan
hal yang lumrah untuk menyesuaikan keadaan otot-otot yang
semakin melebar agar bisa menahan berat si bayi, sedangkan
payudara membesar untuk mempersiapkan ASI bagi bayi.Pada
bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang
lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis dikarenakan
adanya kontraksi otot-otot bagian atas uterus yang
menyebabkan segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan
tipis.
f. System Pencernaan
Rongga Mulut
Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan
kesuaran menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi hiperemis
dan melunak, kadang berdarah apabila hanya terkena cedera
ringan, misalnya pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat
vaskular disebut epulis kehamilan yang terkadang dapat timbul,
tetapi secara khas mengecil secara spontan setelah kelahiran.
Keadaan tersebut disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen
yang meningkat atau kadang tejadi pada pengguna kontrasepsi
oral dan ibu yang mengalami defiisiensi vitamin C. Tidak ada bukti
57. 54
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
yang menjelaskan bahwa kehamilan mendorong proses
pembusukan pada gigi.
Motilitas Saluran Gastrointestinal
Biasanya ada penurunan tonus dan motilitas saluran
gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu
pengosongan lambung dan transit usus. Hal ini mungkin
merupakan akibat jumlah progesteron yang besar selama proses
kehamilan dan menurunkan kadar motalin-suatu peptida hormonal
yang diketahui mempengaruhi otot-otot halus (Christofides
dkk,1982) atau keduanya. Pada saat persalinan, khususnya
setelah pemberian analgesik, waktu pengosongan lambung secara
khas sangat memanjang. Bahaya utama anastesi umum adalah
regurgitasi dan aspirasi, baik isi makanan maupun asam lambung.
Hormon estrogen membuat pengeluaran asam lambung
meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang
berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, tejadi
mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari yang
disebut morning sickness. Muntah yang terjadi pada ibu hamil
disebut emesis gravidarum. Apabila muntah berlebihan dan
mengganggu kehidupan sehari- hari disebut hiperemesis
gravidarum.
Lambung dan Esofagus
Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan,
Paling mungkin disebabkan oleh refluks sekret- sekret asam ke
esofagus bagian bawah. Posisi lambung yang berubah mungkin
ikut menyumbang pada seringna terjadi peristiwa ini. Tonus
esofagus dan lambung berubah selama kahamilan dengan
tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung
lebih tinggi. Selain itu, pada saat yang bersamaan peristaltik
esofagus mempunyai kecepatan gelombang dan amplitudo yang
rendah (Ulmsten dan Sundstrom, 1978), perubahan- perubahan
tersebut menyokong terjadinya refluks gastroesofageal yang
menimbulkan heart burn.
Usus Kecil, Besar dan Appendiks
Oleh karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan
usus digeser oleh uterus yang membesar ke arah atas dan lateral.
Sebagai akibatnya, apendiks sebagai contoh biasanya bergeser
ke arah atas, lateral dan sering kali mencapai pinggang kanan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus serta motilitas dari
lambung dan usus berkurang selama kehamilan.
58. 55
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Hormon progesteron menimbulkan pergerakan usus makin
berkurang (relaksasi otot- otot polos) sehingga makanan lebih
lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih
lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, tetapi
dapat menimbulkan konstipasi di mana hal ini merupakan salah
satu keluhan dari ibu hamil. Konstipasi dapat juga terjadi karena
kurangnya aktivitas/ senam dan penurunan intake cairan.
Hati
Pertambahan ukuran hati pada beberapa binatang dapat
terlihat dengan jelas, tetapi sebaliknya pada kehamilan manusia,
pembesaran hati tersebut tidak dapat terlihat (Combes dan
Adams, 1971). Selain itu, dengan evaluasi histologis hati yang
didapat dengan biopsi, termasuk pemeriksaan dengan mikroskop
elektron menyatakan tidak ada perbedaan yang jelas dari
morfologi hati yang terjadi sebagai respons terhadap kehamilan
normal (Ingerslev dan Teilum, 1946). Perubahan terjadi secara
fungsional yaitu dengan menurunnya albumin plasma dan globulin
plasma dalam rasio tertentu. Kejadian ini merupakan kejadiaan
yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak hamil
kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit hati.
Kandung Empedu
Fungsi kandung empedu berubah selama kehamilan karena
pengaruh hipotoni dari otot- otot halus. Selama melakukan SC,
potter (1936) cukup sering menemukan empedu teregang namun
hipotonik dan aspirat empedu cukup kental. Secara umum diterima
bahwa kehamilan menjadi predisposisi pembentukan batu
empedu.
Perubahan sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil adalah
sebagai berikut:
Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan
enek (nausea). Hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon
estrogen yang meningkat. Tonus otot- otot traktus digestivus
menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal
ini mungkin baik untuk reabsorbsi, tetapi menumbulkan
konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan
utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai adanya gejala
muntah (emesis) pada bulan- bulan pertama kehamilan.
59. 56
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan | 2018
Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal dengan morning
sickness.Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu
banyak dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka keadaan
ini patologik. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi
dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita
ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan
dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang
bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya
adalah pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia
akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi (Hanifa
Wiknjosastro, 2002:97).
Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Salain itu, perut kembung juga
terjadi karaena adanya tekanan uterus yang membesar dalam
rongga perut yang mendesak organ- organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan
lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan.
Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya
tekanan vena- vena di bawah uterus termasuk vena
hemoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik
asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah.
g. System Muskuluskeletal
Estrogen dan progesterone memberi efek maksimal pada
reklasasi otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan.relaksasi
ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat
kelahiraan.ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan
menghilang karna bereklasasi sebagai efek dari estrogen.
simpifisis Pubis melebar sampai 4mm pada usia kehamilan 32
minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba, diikuti terabannya
koksigis sebagai pengganti bagian belakang .
Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua
disebbabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat
pembesarab uterus.bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan
dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot
abdomen.
Bagi wanita yang kurus lakukan timbangan lebih darinormal
dan menyebabkan roldosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki
bagian belakang.hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang