SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
TERMOREGULASI pada
NEONATUS
Zilfi Yola Pitri, S.Tr.Keb, M.Keb
1
Pendahuluan
2
 MASALAH YANG SIGNIFIKAN PADA
NEONATUS, KHUSUSNYA PADA BAYI
BBLR DAN PREMATUR
 KONTRIBUSI TERHADAP RISIKO
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
Penyebab
3
• Rasio permukaan tubuh dibanding berat
badan lebih besar
• Lemak subkutan sedikit dengan kapasitas
insulator (penyekat panas) yang lebih kecil
• Persediaan lemak coklat belum berkembang
(bayi prematur)
Otak Bayi Prematur
4
Termoregulasi
DEFINISI
 Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC.
 Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC
 Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC.
 Lingkungan suhu netral (NTE):
Kondisi/suhu lingkungan dimana suhu
tubuh normal dengan pengeluaran kalori
dan konsumsi oksigen yang minimal.
5
Mekanisme Termoregulasi
 Termoregulasi adalah keseimbangan
antara kehilangan panas dan produksi
panas tubuh.
– Tujuan utamanya adalah mengendalikan
lingkungan untuk mempertahankan
lingkungan suhu netral dan meminimalkan
pengeluaran energi.
6
Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...)
Produksi panas
 Pada saat lahir, suhu tubuh turun
seketika diikuti dengan stres dingin.
Produksi panas terjadi akibat pelepasan
norepinefrin yang menyebabkan
metabolisme simpanan lemak coklat dan
konsumsi oksigen dan glukosa.
7
 Catatan: Karena neonatus tidak
menggigil, mereka harus mengandalkan
termogenesis tanpa menggigil atau
kimiawi untuk memproduksi panas..
Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...)
8
Kehilangan panas
 Pada neonatus, kehilangan panas sangat
besar sehingga melebihi kemampuan
untuk memproduksi panas dan menjaga
keseimbangan.
Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...)
9
10
Metode kehilangan panas
Evaporasi
 Kehilangan panas ke udara ruangan melalui kulit
yang basah atau selaput mukosa.
Konduksi
 Terjadi jika bayi diletakkan pada permukaan yang
dingin dan padat.
Radiasi
 Terjadi jika panas berpindah dari bayi ke benda
padat lainnya tanpa melalui kontak langsung.
Konveksi
 Kehilangan panas dari kulit bayi ke udara yang
bergerak.
Mekanisme hilangnya panas
11
Metode kehilangan panas (lanjutan ...)
 Semua metode tersebut dapat menjadi masalah di
bagian ruang bayi di rumah sakit. Jika udara sangat
panas, bayi akan mengumpulkan panas terutama
melalui radiasi dan konveksi.
 Catatan: Neonatus sakit/prematur tidak mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan suhu tubuhnya
dengan cara meningkatkan laju metabolik. Selain itu,
simpanan lemak coklat dan subkutan lebih sedikit
dibandingkan dengan neonatus cukup bulan.
12
Pemeriksaan Suhu
• Pemeriksaan suhu aksiler selama 5 menit
• Pemeriksaan suhu rektal tidak dianjurkan
13
Hipotermia
Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC
Faktor risiko :
 Lingkungan yang dingin
 Asuhan neonatus yang tidak tepat segera
setelah lahir misalnya pengeringan tubuh
tidak memadai, baju tidak memadai, dan
dipisahkan dari ibu.
14
Faktor Risiko Hipotermia (lanjutan ...)
 Prosedur penghangatan tidak
memadai (sebelum dan selama
perjalanan).
 Neonatus yang sakit dan stres.
15
Tanda Dan Gejala Hipotermia
Pengukuran suhu pada neonatus
mungkin tidak dapat mendeteksi
secara dini adanya stres dingin,
karena neonatus akan menggunakan
simpanan energi lebih dahulu untuk
mempertahankan suhu tubuhnya.
16
Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan ...)
Tanda awal hipotermia
 Kaki teraba dingin.
 Kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa
menyusu.
 Letargi dan menangis lemah.
 Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis
menjadi kutis marmorata atau pletora.
 Takipnea dan takikardia.
17
Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan ...)
 Saat hipotermia menetap, tanda
berikut berlanjut:
– Letargi
– Apnea dan bradikardia
– Risiko tinggi untuk terjadinya
hipoglikemia, asidosis metabolik, sesak
nafas, dan faktor pembekuan yang
abnormal (DIC, perdarahan intraventrikel,
perdarahan paru).
18
Hipertermia
Hipertermia: suhu tubuh di atas 37.5 ºC
 Faktor risiko:
– Suhu lingkungan
– Dehidrasi
– Perdarahan Intrakranial
– Infeksi
 Catatan: Inkubator harus dipantau ketat terhadap
terjadinya suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah yang
tidak benar.
19
Tanda dan gejala Hipertermia
 Kulit hangat terlihat kemerahan atau
merah muda pada awalnya dan
kemudian terlihat pucat.
 Berkeringat; ketidakmampuan neonatus
untuk mengeluarkan keringat mungkin
merupakan sebagian besar dari masalah
yang terjadi.
20
Tanda dan gejala Hipertermia (lanjutan ...)
 Pola yang mirip dengan hipotermia
mungkin terjadi jika masalah
berlanjut: meningkatnya laju
metabolik, iritabel/rewel, takikardia,
dan takipnea.
 Dehidrasi, perdarahan intrakranial,
heat stroke, dan kematian.
21
22
Klasifikasi berat ringan
hipotermia/hipertermia
Temuan*
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
- Bayi terpapar suhu
lingkungan yang
rendah
- Waktu timbulnya
kurang dari 2 hari
- Suhu Tubuh 32 oC-
36,4oC
- Gangguan napas
- Denyut jantung
kurang dari 100
kali/menit
- Malas minum
- Letargi
Hipotermia sedang
- Bayi terpapar suhu
lingkungan yang
rendah
- Waktu timbulnya
kurang dari 2 hari
- Suhu tubuh < 32oC
- Tanda hipotermia
sedang
- Kulit teraba keras
- Napas pelan dan
dalam
Hipotermia berat
23
Klasifikasi berat ringan hipotermia/hipertermia
lanj…
- Tid
din
yan
ak terpapar dengan
gin atau panas
g berlebihan
- Suhu tubuh berfluktuasi antara
36 oC – 39 oC meskipun berada
di suhu lingkungan yang stabil
- Fluktuasi terjadi sesudah periode
suhu stabil
Suhu tubuh tidak stabil
(pertimbangkan dugaan
sepsis)
- Bayi berada
dilingkungan yang
sangat panas, terpapar
sinar matahari, berada
di dalam inkubator,
atau di bawah
pemancar panas.
- Suhu tubuh > 37, 5oC
- Tanda dehidrasi (elastisitas kulit
turun, mata dan ubun-ubun besar
cekung, lidah dan membran
mukosa kering)
- Malas minum
- Frekuensi napas > 60 kali. Menit
- Denyut jantung > 160 kali/ menit
- Letargi
- Iritabel
Hipertermia
*Diagnosis pada kolom sebelah kanan tidak dapat ditegakkan apabila temuan yang dicetak tebal tidak
dijumpai pada bayi. Adanya temuan yang dicetak tebal, juga tidak menjamin diagnosis tegak. Diganosis
ditegakkan hanya bila didapat temuan yang dicetak miring. Temuan lain yang dicetak tegak merupakan
penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis, tetapi bila tidak dijumpai tidak dapat digunakan
untuk menyingkirkan diagnosis.
Buku Panduan Manajemen Bayi Bayi Baru Lahir (Depkes, 2004)
Pengendalian suhu
di Unit Perawatan Neonatus
 Di ruang bersalin
– Berikan lingkungan hangat yaitu lingkungan
yang bebas dari aliran udara yang bertiup.
– Keringkan bayi segera.
– Kontak kulit dengan kulit bersama ibu
secara langsung dapat berfungsi sebagai
sumber panas. Selimuti ibu dengan bayinya
sekaligus atau tutupi dengan kain.
24
Pengendalian suhu
di Unit Perawatan Neonatus (lanjutan ...)
 Di ruang bersalin (lanj.)
– Gunakan radiant warmer pada saat lahir
untuk semua neonatus dari ibu yang
mempunyai faktor risiko atau menunjukkan
tanda stres intrapartum atau nilai Apgar
rendah.
– Gunakan topi bayi, jika ada, untuk
menutupi bagian kepala.
25
Penggunaan Radiant Warmer
 Bayi tidak menggunakan pakaian, kecuali popok,
dan diletakkan tepat dibawah penghangat di
dalam radiant warmer.
 Probe pengukur suhu diletakkan rata di kulit
neonatus, biasanya di bagian kanan perut.
 Suhu servo diatur 36,5°C.
 Suhu diukur setiap 30 menit atau sesuai instruksi
dokter untuk menentukan bahwa suhu neonatus
berada pada kisaran yang tepat.
26
Perawatan dalam inkubator
 Pastikan bahwa semua petugas yang
terlibat dalam perawatan ini mampu
menggunakan inkubator dengan benar,
memantau suhu bayi, dan
menyesuaikan suhu inkubator untuk
mempertahankan lingkungan suhu
netral (NTE).
27
Perawatan dalam inkubator
 Inkubator memerlukan pasokan listrik
yang tidak terputus, petugas terlatih
untuk pemeliharaan dan perbaikan,
serta ketersediaan suku cadang untuk
perbaikan.
28
29
Perawatan dalam inkubator (lanjutan ...)
 Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi.
Inkubator harus jauh dari jendela yang
tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan
harus tepat dan tiupan angin minimal.
 Catatan: Jika inkubator terkena sinar
matahari langsung atau lampu fototerapi
digunakan, pemantauan suhu neonatus
dan penyesuaian suhu inkubator perlu
sering dilakukan untuk mencegah
pemanasan yang berlebihan.
 Jika neonatus memerlukan perawatan
dalam inkubator, penting untuk
menganjurkan orang tua bayi berkunjung
dan memeluknya sesering mungkin, dan
memanfaatkan kontak kulit dengan kulit
agar suhunya stabil.
Perawatan dalam inkubator (lanjutan ...)
30
 Suhu neonatus harus dipantau secara
berkala, setiap 4 jam atau sesuai instruksi
dokter untuk mempertahankan suhu tubuh
36,5 – 37,5°C.
 Lubang jendela inkubator sedapat mungkin
harus digunakan saat melakukan perawatan
neonatus, dan tidak dengan membuka pintu
inkubator yang lebih besar.
Selama perawatan dalam inkubator (lanjutan ...)
31
32
Suhu inkubator
Buku Panduan Manajemen Bayi Bayi Baru Lahir (Depkes, 2004)
BER AT LAHIR SUHU INKUBATOR (OC) MENURUT UMUR
35oC 34 oC 33 oC 32 oC
<1500 g 1-10 hari 11 hari-3
minggu
3-5 minggu >5 minggu
1500-2000 g 1-10 hari 11 hari - 4
minggu
>4 minggu
2100 – 2500 g 1-2 hari 3 hari – 3
minggu
>3 minggu
>2500 g 1-2 hari > 2 hari
Perawatan Metode Kanguru
33
• Menghangatkan/mempertahankan bayi
pada suhu normal
• Memperlancar ASI/ Menfasilitasi menyusui
• Meningkatkan durasi menyusui
• Meningkatkan BABY BONDING
Perawatan Metode Kanguru
34
35

More Related Content

Similar to termoregulasi neonatus, bayi dan balita.pptx

HYPO n HYPERTERMI pwer point.ppt
HYPO n HYPERTERMI pwer point.pptHYPO n HYPERTERMI pwer point.ppt
HYPO n HYPERTERMI pwer point.pptnoviarita6
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airwayDeteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airwaySulistia Rini
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKhaerulAmri12
 
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermiaManagemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermiaAprillia Indah Fajarwati
 
perubahan suhu tubuh dan panas
perubahan suhu tubuh dan panasperubahan suhu tubuh dan panas
perubahan suhu tubuh dan panasMJM Networks
 
178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubator
178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubator178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubator
178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubatorRafika Dewi
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)Chiyapuri
 

Similar to termoregulasi neonatus, bayi dan balita.pptx (20)

HYPO n HYPERTERMI pwer point.ppt
HYPO n HYPERTERMI pwer point.pptHYPO n HYPERTERMI pwer point.ppt
HYPO n HYPERTERMI pwer point.ppt
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
SAP DEMAM PADA ANAK
SAP DEMAM PADA ANAKSAP DEMAM PADA ANAK
SAP DEMAM PADA ANAK
 
Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas i AKPER PEMKAB MUNA
 
Maternitas i
Maternitas iMaternitas i
Maternitas i
 
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airwayDeteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airway
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
 
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermiaManagemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
 
360604836 sop-hipotermi-docx
360604836 sop-hipotermi-docx360604836 sop-hipotermi-docx
360604836 sop-hipotermi-docx
 
Makalah incubator
Makalah incubatorMakalah incubator
Makalah incubator
 
perubahan suhu tubuh dan panas
perubahan suhu tubuh dan panasperubahan suhu tubuh dan panas
perubahan suhu tubuh dan panas
 
178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubator
178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubator178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubator
178016899 perawatan-bayi-dalam-inkubator
 
Demam
DemamDemam
Demam
 
Femeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayiFemeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayi
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Masa nifas AKBID PARAMATA RAHA
Masa nifas AKBID PARAMATA RAHA Masa nifas AKBID PARAMATA RAHA
Masa nifas AKBID PARAMATA RAHA
 

Recently uploaded

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 

Recently uploaded (20)

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 

termoregulasi neonatus, bayi dan balita.pptx

  • 1. TERMOREGULASI pada NEONATUS Zilfi Yola Pitri, S.Tr.Keb, M.Keb 1
  • 2. Pendahuluan 2  MASALAH YANG SIGNIFIKAN PADA NEONATUS, KHUSUSNYA PADA BAYI BBLR DAN PREMATUR  KONTRIBUSI TERHADAP RISIKO MORBIDITAS DAN MORTALITAS
  • 3. Penyebab 3 • Rasio permukaan tubuh dibanding berat badan lebih besar • Lemak subkutan sedikit dengan kapasitas insulator (penyekat panas) yang lebih kecil • Persediaan lemak coklat belum berkembang (bayi prematur)
  • 5. Termoregulasi DEFINISI  Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC.  Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC  Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC.  Lingkungan suhu netral (NTE): Kondisi/suhu lingkungan dimana suhu tubuh normal dengan pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen yang minimal. 5
  • 6. Mekanisme Termoregulasi  Termoregulasi adalah keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas tubuh. – Tujuan utamanya adalah mengendalikan lingkungan untuk mempertahankan lingkungan suhu netral dan meminimalkan pengeluaran energi. 6
  • 7. Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...) Produksi panas  Pada saat lahir, suhu tubuh turun seketika diikuti dengan stres dingin. Produksi panas terjadi akibat pelepasan norepinefrin yang menyebabkan metabolisme simpanan lemak coklat dan konsumsi oksigen dan glukosa. 7
  • 8.  Catatan: Karena neonatus tidak menggigil, mereka harus mengandalkan termogenesis tanpa menggigil atau kimiawi untuk memproduksi panas.. Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...) 8
  • 9. Kehilangan panas  Pada neonatus, kehilangan panas sangat besar sehingga melebihi kemampuan untuk memproduksi panas dan menjaga keseimbangan. Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...) 9
  • 10. 10 Metode kehilangan panas Evaporasi  Kehilangan panas ke udara ruangan melalui kulit yang basah atau selaput mukosa. Konduksi  Terjadi jika bayi diletakkan pada permukaan yang dingin dan padat. Radiasi  Terjadi jika panas berpindah dari bayi ke benda padat lainnya tanpa melalui kontak langsung. Konveksi  Kehilangan panas dari kulit bayi ke udara yang bergerak.
  • 12. Metode kehilangan panas (lanjutan ...)  Semua metode tersebut dapat menjadi masalah di bagian ruang bayi di rumah sakit. Jika udara sangat panas, bayi akan mengumpulkan panas terutama melalui radiasi dan konveksi.  Catatan: Neonatus sakit/prematur tidak mempunyai kemampuan untuk meningkatkan suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan laju metabolik. Selain itu, simpanan lemak coklat dan subkutan lebih sedikit dibandingkan dengan neonatus cukup bulan. 12
  • 13. Pemeriksaan Suhu • Pemeriksaan suhu aksiler selama 5 menit • Pemeriksaan suhu rektal tidak dianjurkan 13
  • 14. Hipotermia Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC Faktor risiko :  Lingkungan yang dingin  Asuhan neonatus yang tidak tepat segera setelah lahir misalnya pengeringan tubuh tidak memadai, baju tidak memadai, dan dipisahkan dari ibu. 14
  • 15. Faktor Risiko Hipotermia (lanjutan ...)  Prosedur penghangatan tidak memadai (sebelum dan selama perjalanan).  Neonatus yang sakit dan stres. 15
  • 16. Tanda Dan Gejala Hipotermia Pengukuran suhu pada neonatus mungkin tidak dapat mendeteksi secara dini adanya stres dingin, karena neonatus akan menggunakan simpanan energi lebih dahulu untuk mempertahankan suhu tubuhnya. 16
  • 17. Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan ...) Tanda awal hipotermia  Kaki teraba dingin.  Kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa menyusu.  Letargi dan menangis lemah.  Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi kutis marmorata atau pletora.  Takipnea dan takikardia. 17
  • 18. Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan ...)  Saat hipotermia menetap, tanda berikut berlanjut: – Letargi – Apnea dan bradikardia – Risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, asidosis metabolik, sesak nafas, dan faktor pembekuan yang abnormal (DIC, perdarahan intraventrikel, perdarahan paru). 18
  • 19. Hipertermia Hipertermia: suhu tubuh di atas 37.5 ºC  Faktor risiko: – Suhu lingkungan – Dehidrasi – Perdarahan Intrakranial – Infeksi  Catatan: Inkubator harus dipantau ketat terhadap terjadinya suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah yang tidak benar. 19
  • 20. Tanda dan gejala Hipertermia  Kulit hangat terlihat kemerahan atau merah muda pada awalnya dan kemudian terlihat pucat.  Berkeringat; ketidakmampuan neonatus untuk mengeluarkan keringat mungkin merupakan sebagian besar dari masalah yang terjadi. 20
  • 21. Tanda dan gejala Hipertermia (lanjutan ...)  Pola yang mirip dengan hipotermia mungkin terjadi jika masalah berlanjut: meningkatnya laju metabolik, iritabel/rewel, takikardia, dan takipnea.  Dehidrasi, perdarahan intrakranial, heat stroke, dan kematian. 21
  • 22. 22 Klasifikasi berat ringan hipotermia/hipertermia Temuan* Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi - Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah - Waktu timbulnya kurang dari 2 hari - Suhu Tubuh 32 oC- 36,4oC - Gangguan napas - Denyut jantung kurang dari 100 kali/menit - Malas minum - Letargi Hipotermia sedang - Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah - Waktu timbulnya kurang dari 2 hari - Suhu tubuh < 32oC - Tanda hipotermia sedang - Kulit teraba keras - Napas pelan dan dalam Hipotermia berat
  • 23. 23 Klasifikasi berat ringan hipotermia/hipertermia lanj… - Tid din yan ak terpapar dengan gin atau panas g berlebihan - Suhu tubuh berfluktuasi antara 36 oC – 39 oC meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil - Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil Suhu tubuh tidak stabil (pertimbangkan dugaan sepsis) - Bayi berada dilingkungan yang sangat panas, terpapar sinar matahari, berada di dalam inkubator, atau di bawah pemancar panas. - Suhu tubuh > 37, 5oC - Tanda dehidrasi (elastisitas kulit turun, mata dan ubun-ubun besar cekung, lidah dan membran mukosa kering) - Malas minum - Frekuensi napas > 60 kali. Menit - Denyut jantung > 160 kali/ menit - Letargi - Iritabel Hipertermia *Diagnosis pada kolom sebelah kanan tidak dapat ditegakkan apabila temuan yang dicetak tebal tidak dijumpai pada bayi. Adanya temuan yang dicetak tebal, juga tidak menjamin diagnosis tegak. Diganosis ditegakkan hanya bila didapat temuan yang dicetak miring. Temuan lain yang dicetak tegak merupakan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis, tetapi bila tidak dijumpai tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis. Buku Panduan Manajemen Bayi Bayi Baru Lahir (Depkes, 2004)
  • 24. Pengendalian suhu di Unit Perawatan Neonatus  Di ruang bersalin – Berikan lingkungan hangat yaitu lingkungan yang bebas dari aliran udara yang bertiup. – Keringkan bayi segera. – Kontak kulit dengan kulit bersama ibu secara langsung dapat berfungsi sebagai sumber panas. Selimuti ibu dengan bayinya sekaligus atau tutupi dengan kain. 24
  • 25. Pengendalian suhu di Unit Perawatan Neonatus (lanjutan ...)  Di ruang bersalin (lanj.) – Gunakan radiant warmer pada saat lahir untuk semua neonatus dari ibu yang mempunyai faktor risiko atau menunjukkan tanda stres intrapartum atau nilai Apgar rendah. – Gunakan topi bayi, jika ada, untuk menutupi bagian kepala. 25
  • 26. Penggunaan Radiant Warmer  Bayi tidak menggunakan pakaian, kecuali popok, dan diletakkan tepat dibawah penghangat di dalam radiant warmer.  Probe pengukur suhu diletakkan rata di kulit neonatus, biasanya di bagian kanan perut.  Suhu servo diatur 36,5°C.  Suhu diukur setiap 30 menit atau sesuai instruksi dokter untuk menentukan bahwa suhu neonatus berada pada kisaran yang tepat. 26
  • 27. Perawatan dalam inkubator  Pastikan bahwa semua petugas yang terlibat dalam perawatan ini mampu menggunakan inkubator dengan benar, memantau suhu bayi, dan menyesuaikan suhu inkubator untuk mempertahankan lingkungan suhu netral (NTE). 27
  • 28. Perawatan dalam inkubator  Inkubator memerlukan pasokan listrik yang tidak terputus, petugas terlatih untuk pemeliharaan dan perbaikan, serta ketersediaan suku cadang untuk perbaikan. 28
  • 29. 29 Perawatan dalam inkubator (lanjutan ...)  Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi. Inkubator harus jauh dari jendela yang tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan harus tepat dan tiupan angin minimal.  Catatan: Jika inkubator terkena sinar matahari langsung atau lampu fototerapi digunakan, pemantauan suhu neonatus dan penyesuaian suhu inkubator perlu sering dilakukan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan.
  • 30.  Jika neonatus memerlukan perawatan dalam inkubator, penting untuk menganjurkan orang tua bayi berkunjung dan memeluknya sesering mungkin, dan memanfaatkan kontak kulit dengan kulit agar suhunya stabil. Perawatan dalam inkubator (lanjutan ...) 30
  • 31.  Suhu neonatus harus dipantau secara berkala, setiap 4 jam atau sesuai instruksi dokter untuk mempertahankan suhu tubuh 36,5 – 37,5°C.  Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus digunakan saat melakukan perawatan neonatus, dan tidak dengan membuka pintu inkubator yang lebih besar. Selama perawatan dalam inkubator (lanjutan ...) 31
  • 32. 32 Suhu inkubator Buku Panduan Manajemen Bayi Bayi Baru Lahir (Depkes, 2004) BER AT LAHIR SUHU INKUBATOR (OC) MENURUT UMUR 35oC 34 oC 33 oC 32 oC <1500 g 1-10 hari 11 hari-3 minggu 3-5 minggu >5 minggu 1500-2000 g 1-10 hari 11 hari - 4 minggu >4 minggu 2100 – 2500 g 1-2 hari 3 hari – 3 minggu >3 minggu >2500 g 1-2 hari > 2 hari
  • 33. Perawatan Metode Kanguru 33 • Menghangatkan/mempertahankan bayi pada suhu normal • Memperlancar ASI/ Menfasilitasi menyusui • Meningkatkan durasi menyusui • Meningkatkan BABY BONDING
  • 35. 35