SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian Suhu
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat.
Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda.
Sedangkan dalam bidang termodinamika suhu adalah suatu ukuran
kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan.
Dalam dunia kesehatan, suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas
yang diproduksi oleh panas tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan
luar. Pemeriksaan suhu tubuh termasuk dalam tolak ukur utama untuk
mengetahui keadaan pasien dan diagnosa. Sehingga, kemampuan pengukuran
suhu tubuh sangatlah penting bagi tenaga kesehatan dibidang apapun (Liana,
2012).
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi panas dan
kehilangan panas (MarieB dan Hoehn dalam McCallum: 2012 ). Jika
tingkat panas yang dihasilkan setara dengan tingkat panas yang hilang, suhu
tubuh inti akan stabil (Tortora dan Derrickson dalam McCallum: 2012). Suhu
tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia
dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia
diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme
umpan balik. Rata-rata suhu tubuh manusia normal adalah berkisar antara 36,5
sampai 37,5ºC, akan tetapi pada pagi hari akan berkurang sampai 36 ºC,
daripada saat latihan suhu tubuh dapat meningkat sampai mendekati 40 ºC
tanpa efek sakit, karena perubahan tersebut merupakan kondisi fisiologis yang
normal. Akan tetapi, suhu tubuh juga dapat meningkat akibat adanya perbedaan
suhu lingkungan dan kelembaban udara yang relatif tinggi.
2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
Tubuh selalu mempertahankan suhu normalnya agar tidak terjadi
gangguan pada proses Homeostasis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
suhu tubuh (Eliasih: 2012)
2.1.2.1 Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme pengaturan
suhu sehingga dapat terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis terhadap
lingkungan. Pastikan mereka mengenakan yang cukup dan hindari pajanan
terhadap suhu lingkungan. Seorang bayi baru lahir dapat kehilangan 30 % panas
tubuh melalui kepala sehingga dia harus menggunakan tutup kepala untuk
mencegah kehilangan panas. Suhu tubuh bayi lahir berkisar antara 35,5˚C
sampai 37,5˚C. Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan saat pubertas. Suhu
normal akan terus menerus menurun saat seseorang semakin tua. Para dewasa
tua memiliki kisaran suhu tubuh yang lebih kecil dibandingkan dewasa muda.
2.1.2.2 Olahraga
Semakin berat olahraga maka suhunya akan meningkat 15X sedangkan
pada atlet dapat meningkatkan 20X dari suhu normal. Aktivitas otot
membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan pemecahan karbonhidrat
dan lemak. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat
meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Olahraga berat yang lama seperti jalan jauh dapat meningkatkan suhu tubuh
sampai 41 C.
2.1.2.3 Kadar Hormon
Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar. Hal ini
dikarenakan adanya variasi hormonal saat siklus menstruasi. Kadar progesteron
naik dan turun sesuai siklus menstruasi. Saat progesterion rendah suhu tubuh
dibawah suhu dasar, yaitu sekitar 1/10”nya. Suhu ini bertahan sampai terjadi
ovulasi. Saat ovulasi, kadar progesteron yang memasuki sirkulasi akan
meningkat dan menaikan suhu tubuh ke suhu dasar atau suhu yang lebih tinggi.
Variasi suhu ini dapat membantu mendeteksi masa subur seorang wanita.
Perubahan suhu tubuh juga terjadi pada wanita saat menopause. Mereka
biasanya mengalami periode panas tubuh yang intens dan perspirasi selama 30
detik sampai 5 menit. Pada periode ini terjadi peningkatan suhu tubuh sementara
sebanyak 4 C, yang sering disebut hotflases. Hal ini diakibatkan ketidakstabilan
pengaturan fasomor.
2.1.2.4 Irama sircadian
Suhu tubuh yang normal berubah 0,5℃ sampai 1 ℃ selama periode 24
jam. Suhu terendah berada diantara pukul 1 sampai 4 pagi. Pada siang hari suhu
tubuh meningkat dan mencapai maximum pada pukul 6 sore, lalu menurun
kembali sampe pagi hari. Pola suhu ini tidak mengalami perubahan pada individu
yang bekerja di malam hari dan tidur di siang hari. Dibutuhkan 1 sampai 3
minggu untuk terjadinya pembalikan siklus. Secara umum, irama suhu sircadian
tidak berubah seiring usia.
2.1.2.5 Stres
Stres fisik maupun emosianal meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan syaraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme, yang
akan meningkatkan produksi panas. Klien yang gelisah akan memiliki suhu
normal yang lebih tinggi.
2.1.2.6 Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme kompensasi
yang tepat, suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu lingkungan. Suhu
lingkungan lebih berpengaruh terhadap anak-anak dan dewasa tua karena
mekanisme regulasi suhu mereka yang kurang efisien.
2.1.2.7 Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar kisaran normal akan mempengaruhi titik
pengaturan hypotalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas
berlebihan, kehilangan panas berlebihan, produksi panas minimal, kehilangan
panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi
jenis masalah klinis yang dialami klien.
2.1.2.8 Asupan Makanan
Makanan dapat meningkatkan 10%-20% metabolisme.
2.1.3 Jenis Pengukuran Suhu Tubuh
Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki suhu tubuh yang bervariasi dan
beragam tergantung dari banyaknya aktivitas yang dilakukan, serta kondisi cuaca
dan suhu yang terjadi pada lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini tentunya akan
berbeda – beda setiap manusia.
Tabel 2.1 Tabel Usia Dan Suhu Tubuh Standar
(Dikutipdari makalahsuhutubuhkaryaSari Indah)
Suhu tubuh pada manusia ini ternyata dapat mengalami perubahan, baik
kenaikan atau penurunan suhu tubuh dalam satu hari. Secara umum, suhu
terendah pada tubuh manusia terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur, dengan
kondisi cuaca yang juga bersuhu dingin. Ketika anda beraktivitas, terutama
aktivitas di bawah suhu panas, seperti berjalan di bawah terik matahari, maka
suhu tubuh anda akan mengalam kemungkinan untuk mengalami peningkatan
kurang lebih sebesar 0.6 derajat.
Dalam pengukuran suhu tubuh terdapat empat macam cara yang biasa
dugunakan dalam duni kesehatan untuk mengukur suhu tubuh, yaitu (Liana,
2012):
1. Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu melalui oral(mulut)
2. Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak)
3. Perrektal, yaitu mengukur suhu melalui rektum(dubur)
4. Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga
Ke empat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena
pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian
suhu mana yang ingin kita ketahui. Ada dua macam jenis suhu tubuh yang kita
perlukan untuk tujuan pemeriksaan, yaitu (Liana, 2012):
2.1.2.1 Suhu Inti (Core Temperatur)
Yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam relatif konstan, seperti
kranial, toraks, rongga abdomen, rongga pelvis, rektum, membran
timpani,esophagus,arteri pulmoner, dan kandung kemih. Suhu ini biasanya
dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). Tempat pengukuran suhu inti yang
paling efektif : rectum, membrane timpani, esophagus, arteri pulmonel, kandung
kemih, rektal. Dalam hal ini, kita harus menggunakan cara pengukuran suhu
melalui rektum
2.1.2.2 Suhu Permukaan (Surface Temperatur)
Yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini
biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C. Tempat pengukuran
suhu permukaan yang paling efektif : kulit, aksila oral. Sehingga, kita bias
menggunakan cara pengukuran melalui oral, aksila, dan telinga.
Alat pengukur suhu adalah termometer. Namun dalam dunia kesehatan,
termometer yang digunakan adalah termometer suhu badan atau klinis, baik
yang terbuat dari air raksa (kaca) maupun digital.
2.1.4 Skala
Pengertian Skala suhu adalah suhu yang kita ukur dinyatakan dalam suatu
skala pengukuran. Setiap negara menggunakan skala pengukuran suhu yang
berbeda-beda, tetapi hasil pengukuran suhu tetap dinyatakan dalam derajat.
Skala pengukuran suhu yang telah dikenal ada empat, yaitu skala Celcius, skala
Kelvin, skala Fahrenheit, dan skala Reamur.
Skala Celcius adalah suatu skala yang didesain supaya titik beku air
berada pada 0°dan titik didih pada 100° ditekanan atmosfik standar. Skala
Celcius ini dikemukakan oleh Anders Celcius, seorang astronom Swedia. Anders
Celcius pertama kali mempresentasikan tentang skala Celcius yang
dirumuskannya pada 1742, dalam publikasinya “the origin of the Celsius
temperature scale”. Titik lebur es digunakan sebagai titik tetap bawah dan titik
didih air digunakan sebagai titik tetap atas. Es yang digunakan untuk
menetapkan titik tetap bawah skala Celcius haruslah es murni. Jika es tidak
berasal dari air murni, titik leburnya bisa lebih rendah daripada seharusnya.
Skala pengukuran suhu dengan skala Celcius dinyatakan dalam derajat Celcius
yang dilambangkan dengan °C. Skala Celcius merupakan skala pengukuran
yang biasa digunakan di Indonesia.
Skala Kelvin adalah skala suhu dimana 0 absolut, didefinisikan sebagai 0
K, satuan Kelvin merupakan slah satu dari 7 unit dasar SI(Standar Indonesia).
Skala Kelvin dikemukakan oleh Lord Kelvin, seorang ilmuwan fisika yang berasal
dari negara Inggris. Dengan meneliti energi kinetik suatu partikel yang
dihubungkan dengan kenaikan suhu, Kelvin menemukan bahwa pada suhu -
273°C, partikel berhenti bergerak. Akibatnya, tidak ada lagi suhu yang dapat
diukur karena energi kinetik partikel sama dengan nol. Berdasarkan penemuan
ini, Kelvin mengusulkan adanya nol mutlak, yaitu suhu terendah yang mungkin
dapat dimiliki oleh sebuah benda. Pengukuran suhu yang menggunakan skala
pengukuran Kelvin dinyatakan dalam derajat Kelvin dengan lambang K.
Skala Fahrenheit adalah skala suhu yang mempunyai titik beku air adalah
32℉ dan titik didih air adalah 212℉. Skala Fahrenheit dikemukakan oleh seorang
ilmuwan dari Jerman bernama Gabriel Fahrenheit. Skala pengukuran Fahrenheit
dinyatakan dalam derajat Fahrenheit yang dilambangkan dengan °F. Sama
halnya dengan skala Celcius, skala Fahrenheit juga menggunakan titik lebur es
untuk titik tetap bawah dan titik didih air untuk titik tetap atas. Skala Fahrenheit
biasa digunakan di negara Amerika Serikat.
Skala Reamur adalah skala yang mempunyai titik didih air 80° R dengan
titik bekunya 0°R. skala reamur dikemukakan oleh René Antoine Ferchault de
Réaumur, seorang ilmuwan dari Prancis, pada 1731. Dengan demikian, 1 °R
sama dengan 1,25°C atau K. Termometer skala Reamur pertama kali dibuat
menggunakan cairan alkohol. Dulunya, alat ini banyak digunakan di negara-
negara Eropa, terutama di Jerman dan Prancis. Sekarang, termometer Reamur
telah digantikan oleh termometer. Celcius sehingga termometer Reamur relatif
jarang ditemukan, kecuali di industri permen dan keju.
Skala yang paling sering digunakan saat ini adalah skala celsius dan skala
fahrenheit. Untuk skala celcius lebih sering digunakan dinegara-negara Asia
sedangkan untuk skala fahrenheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat.
Skala suhu yang cukup penting dalam bidang sains-skala muthlak/Kelvin
(Halliday resniak 1978:705).
2.1.5 Termometer Suhu Badan (Termometer Klinis)
Gambar 2.1 Bagan Termometer
Beberapa sifat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah termometer adalah
skalanya mudah dibaca, aman untuk digunakan, mempunyai kepekaan
pengukurannya, dan lebar jangkauan suhu yang mampu diukur.
Termometer klinis biasa digunakan para dokter dan perawat untuk
mengukur suhu tubuh manusia. Skala pada termometer klinis antara 35°C
sampai dengan 42°C. Penampang kepalanya dibuat lebih kecil daripada
termometer biasa. Hal ini dimaksudkan agar perubahan suhu yang kecil pun
dapat dilihat dengan jelas. Untuk mengukur suhu badan, termometer diletakkan
di ketiak atau di bawah lidah kurang lebih 2 menit. Termometer klinis bisa
dibedakan menjadi dua, yaitu termometer klinis analog dan termometer klinis
digital (Valentina, 2013).
2.1.6 Termometer Klinis Analog
Gambar 2.1 Termometer Air Raksa
Termometer klinis analog adalah termometer yang digunakan untuk
mengukur suhu badan yang banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran yang
mana nilai suhu ditampilkan oleh naiknya air raksa dan kita mengetahui nilainya
dengan melihat angka yang dicapai oleh air raksa pada pipa kapiler.
2.1.6.1 Cara Kerja Termometer Klinis Analog
Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam
wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan
bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air
raksa akan berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang
merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom
alkohol atau air raksa merupakan nilai suhu yang diukur (Rosalina, 2014).
2.1.6.2 Cara Baca Termometer Klinis Analog
Mula-mula,periksa terlebih dahulu apakah termometer sudah
menunjukkan suhu dibawah 35°C. Jika belum, termometer kita kibas-kibaskan
sehingga menunjukkan suhu kurang dari 35°C. Selanjutnya, pasang
thermometer itu di bawah ketiak atau lipatan tubuh selama kira-kira 5
menit.Setelah itu,ambil thermometer dari tubuh dan baca pada skala
termometer.Skala yang ditunjukkan termometer menunjukkan suhu tubuh pasien
pada keadaan itu (Valentina, 2013).
2.1.7 Termometer Klinis Digital
Gambar 2.1 Termometer Digital
Termometer klinis digital adalah termometer yang digunakan untuk
mengukur suhu badan yang banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran yang
mana nilai suhunya ditampilkan dengan langsung dalam bentuk angka yang
tertera pada layar kecil termometer.
2.1.7.1 Cara Kerja Termometer Klinis Digital
Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai
sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana
termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya,
hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction.
Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt)
dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki
tegangan tertentu pula.
Pada temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda
dengan logam B, terjadilah beda tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat
dideteksi. Jadi dari input temperatur lingkungan setelah melalui termokopel
terdeteksi sebagai perbedaan tegangan (volt).
Beda tegangan ini kemudian dikonversikan kembali nilai arusnya melalui
pengkomparasian dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator,
fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt
kemudian dijadikan besaran temperatur yang ditampilkan melalui layar/monitor
berupa seven segmen yang menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh
termokopel (Rosalina, 2014).
2.1.7.2 Cara Baca Termometer Klinis Digital
Mula-mula pasang termometer pada ketiak, setelah itu tunggu beberapa
saat hingga termometer klinis digital berbunyi. Setelah itu, ambil termometer dari
tubuh dan baca angka yang tertera pada layar termometer.
2.2 Hipotesis
Ada pengaruh pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer analog
dan termometer digital terhadap keakuratan hasil pengukuran.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer
Mengukur suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu yang
paling umum adalah dengan melakukan pengukuran di ketiak, mulut, dubur, dan
telinga. Termometer yang digunakan,sebaiknya termometer digital (elektronik)
untuk memberikan hasil yang tepat dan akurat.
Pengukuran suhu tubuh yang paling umum dan mudah adalah di ketiak.
Hal ini dikarenakan cara ini lebih aman dan non-invasif selain itu cara ini yang
lebih disukai pada bayi baru lahir dan pasien yang tidak kooperatif. Akan tetapi
kelemahannya waktu pengukuran lama dan memerlukan bantuan perawat untuk
mempertahankan posisi klien.
Langkah pengukuran pertama-tama menurunkan suhu termometer
dibawah antara 34℃ − 35℃ , kemudian ujung termometer dibersihkan setelah itu
diletakkan ujung termometer di ketiak yang juga telah dibersihkan, dan jepit
dengan erat kemudian tahan termometer 3-5 menit setelah itu hasil pengukuran
bisa segera dibaca. Untuk menjaga kebersihan maka setelah pemakaian
sebaiknya dibersihkan dengan tissue dan dicuci dengan air sabun atau
disinfektan kemudian termometer dapat disimpan.
Pengukuran suhu tubuh yang lainnya yaitu dengan menggunakan mulut.
Mengukur suhu tubuh yang paling mudah dan memberikan hasil yang cukup
akurat adalah melalui mulut. Hal ini dikarenakan mudah dijangkau dan tidak
membutuhkan perubahan posisi, nyaman bagi klien, dan memberikan
pembacaan suhu permukaan yang akurat
Akan tetapi pengukuran menggunakan mulut ini tidak boleh dilakukan pada
klien yang bernapas lewat mulut, selain itu tidak boleh dilakukan pada klien yang
mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat
kedinginan. Pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau pasien
konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif hal ini juga tidak boleh dilakukan
dengan menggunakan pengukuran dengan oral(mulut). Adapun kerugian lain
dalam pengukuran menggunakan oral(mulut) adalah mempunyai risiko terpapar
cairan tubuh.
Untuk mengukur suhu tubuh ini pertama-tama dilakukan letakan ujung
termometer yang telah dibersihkan pada mulut setelah itu masukkan ujung
termometer ke bawah lidah kemudian tahan termometer dalam mulut minimal 1
menit kemudian keluarkan termometer dan hasil dapat dibaca. Untuk menjaga
kebersihan maka maka setelah pemakaian sebaiknya dibersihkan dengan tissue
dan dicuci dengan air sabun atau disinfektan kemudian termometer dapat
disimpan.
Adapun tempat lain untuk mengukur suhu tubuh adalah di dubur.
Pengukuran suhu tubuh lewat rektal atau dubur terbukti lebih dapat diandalkan
bila suhu oral tidak dapat diperoleh dan menunjukkan suhu inti
Namun pengukuran di tempat ini cukup merepotkan, terutama pada bayi
atau anak-anak. Pengukuran ditempat ini juga tidak boleh dilakukan pada pasien
yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau
cenderung perdarahan. Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan
sumber rasa malu dan ansietas pasien.Selain itu risiko terpajan cairan tubuh,
memerlukan lubrikasi, dan dikontradiksikan pada bayi baru lahir.
Langkah pengukuran yang perlu dilakukan adalah dengan mengoleskan
pelumas (Aquagel) pada ujung termometer setelah itu posisikan pasien agar
posisi badan tengkurap kemudian mulai memasukkan 1,5-2,5 cm(anak-anak)
dan 3,5 cm(dewasa) ujung termometer ke dalam dubur dengan hati-hati. Tahan
posisi tersebut 30-60 detik, diusahakan agar posisi pasien harus ditahan tidak
bergerak, sebab jika bergerak, dapat menyebabkan termometer masuk lebih
dalam dan menyebabkan luka.Pengukuran suhu tubuh di dubur memberikan
hasil yang paling akurat. Sebagai catatan, termometer yang telah digunakan
pada dubur tidak boleh digunakan pada tempat lain, terutama di mulut.
Pengukuran ditempat lainnya yaitu pada membra timpani telinga
dikarenakan tempat ini mudah dicapai dengan perubahan posisi yang dibutuhkan
minimal. Selain itu memberi pembacaan inti yang akurat dengan waktu
pengukuran sangat cepat (2-5 detik) dan dapat dilakukan tanpa membangunkan
atau mengganggu klien. Untuk melakukan pengukuran ini alat bantu dengar
harus dikeluarkan sebelum pengukuran juga tidak boleh dilakukan pada pasien
yang mengalami bedah telinga atau membran timpani. Dalam hal ini impaksi
serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu. Selain itu
keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun
masih diragukan.
Penempatan termometer adalah pada lubang terlinga, masukan ujung
probe termometer secara perlahan-lahan ke dalam saluran telinga yang
mengarah ketitik tengah.Teknik yang benar adalah tergantung pada bagaimana
perangkat digunakan. Probe termometer pada beberapa model harus
dimasukkan hanya cukup sampai mencapai segel cahaya, sedangkan model
lainnya memerlukan segel penuh dan putaran dari termometer. Oleh karena itu
penting bahwa perawat dilatih dalam penggunaan yang benar dari termometer
timpani di area klinis.
3.2 Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer
Analog
Termometer air raksa merupakan jenis termometer yang paling mudah
ditemui dinegara ini walaupun nanti kedepannya termometer jenis ini akan
tergantikan dengan termometer jenis digital yang lebih mudah dipakai dan lebih
akurat. Termometer ini harganya cukup murah dan bisa didapatkan disetiap
apotik dan toko obat disekitar. Untuk menggunakan termometer jenis ini pertama
harus dilakukan perendaman termometer pada air dingin beberapa waktu
sebelum melakukan pengukuran, hal ini dilakukan agar air raksa yang tadinya
menunjukkan suhu ruangan dapat segera turun. Untuk mempercepat turunnya
suhu maka dapat mengocok-ngocok termometer dengan cara memegang
termometer pada ujung yang tidak berwarna silver(ujung kaca) dan kemudian
ayun-ayunkan kebawah untuk mempercepat turunnya suhu pada termometer.
Setelah suhunya turun maka dapat dilakukan pengukuran suhu dengan cara
meletakkan ujung termometer yang berwarna silver pada ketiak dan himpit
termometer tersebut selama 3 menit. Pengukuran juga bisa dilakukan dengan
meletakkan ujung termometer yang berwarna silver pada bagian bawah lidah
selama 3 menit. Jika melakukan hal ini maka harus dipastikan bahwa termometer
harus selalu bersih maka setelah pemakaian harus dibersihkan dengan air sabun
atau disinfektan. Pada beberapa kasus khusus dimana pengukuran dengan
kedua cara diatas dirasa tidak optimal maka juga bisa memberikan semacam
pelumas khusus diujung termometer dan dimasukkan sedikit ujungnya kedalam
dubur sekitar 3 menit. Setelah 3 menit kemudian segera angkat termometer ke
arah cahaya dan lihat ada berapa angkat yang ditunjukkan pada air raksa di
termometer. Ada beberapa versi mengenai pengukuran suhu tubuh normal
manusia. Menurut departemen RI, suhu tubuh normal adalah 36℃ − 47,5℃.
Sedangkan menurut WHO, suhu tubuh normal 37,2℃ − 37,5℃ . Lebih jelasnya
jika suhu tubuh yang diukur diatas 37℃ maka bisa dipastikan bahwa pasien
tersebut demam. Setelah menggunakan termometer analog tersebut, maka
pastikan untuk membersihkannya dengan alkohol, disinfektan atau pada air yang
mengalir menggunakan sabun yang tidak terlalu keras. Dengan menggunakan
lap keringkan termometer tersebut kemudian simpan pada wadah yang telah
disediakan. Hal ini menjaga agar termometer yang digunakan tetap bersih dan
steril untuk penggunaan selanjutnya.(Chandra Medika:2015)
3.3 Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer
Digital
Penggunaan termometer digital sangatlah mudah untuk digunakan.
Pertama-tama harus membaca petunjuk paduan pemakaian yang ada diberikan.
Akan tetapi apabila buku paduan sudah hilang, maka yang harus diketahui
bahwa kebanyakan termometer digital mengeluarkan bunyi ”bip” yang
menunjukkan bahwa pengukuran sudah selesai. Untuk itu sangat penting
mengetahui termometer apa yang digunakan. Untuk menggunakan termometer
digital harus menyalakan tombol on off terlebih dahulu kemudian memastikan
bahwa angka yang ditunjukkan adalah 0 atau tidak muncul suhu sama sekali.
Pada umumnya sama pengukuran dengan air raksa pada mulut, ketiak,
dubur, dan membran timpani. Jika termometer sudah mengeluarkan suara “bip”
atau petunjuk yang lain sesuai dengan petunjuk termometer yang digunakan
pada buku paduan maka segera mungkin untuk mengangkat termometer untuk
membaca suhu tubuh yang tertera pada layar. Setelah menggunakan
termometer analog tersebut, maka pastikan untuk membersihkannya dengan
alkohol, disinfektan atau pada air yang mengalir menggunakan sabun yang tidak
terlalu keras. Dengan menggunakan lap keringkan termometer tersebut
kemudian simpan pada wadah yang telah disediakan. Hal ini menjaga agar
termometer yang digunakan tetap bersih dan steril untuk penggunaan
selanjutnya.(Chandra Medika:2015)
3.4 Perbandingan Cara Pengukuran Suhu Tubuh Menggunakan
Termometer Digital dan Termometer Analog
Termometer digital lebih mudah dan cepat untuk digunakan. Termometer
digital akan memberikan sinyal bunyi ketika termometer telah siap untuk
dilakukan pengukuran suhu. Selain itu, hasil dari pengukuran tersebut lebih
mudah dibaca, dibandingkan dengan skala baca yang ada pada termometer air
raksa. Termometer digital tidak seperti termometer air raksa yang dapat
menumpahkan air raksa dan pecahan beling ketika jatuh/ pecah, sehingga
penggunaan termometer digital lebih aman. Selain itu termometer air raksa
memiliki kemungkinan pecah yang lebih besar, hal ini dikarenakan diperlukan
pengguncangan untuk menyesuaikan pengukuran sebelum termometer dipakai.
Hasil pengukurannya lebih lama dibandingkan dengan termometer digital
Tidak ada alarm penanda jika pengukuran suhu selesai Tidak dapat digunakan
untuk mengukur suhu yang rendah, Selain itu air raksa merupakan zat yang
berbahaya, sehingga kalau jatuh dan pecah ditakutkan membahayakan.
Pada termometer digital pembacaan pengukuran suhu selesai dengan
mengeluarkan suara alarm (dengan bunyi “bip”) jika terjadi demam, ditandai
dengan suhu lebih dari 37,5˚ C sedangkan pada termometer air raksa tidak
terdapat alarm sehingga lebih merepotkan. Dengan termometer digital jika kita
melakukan pengukuran suhu anak kita pada malam hari dengan penerangan
lampu yang kurang, pembacaan suhunya cukup jelas dibaca karena angka
tertulis jelas, besar, mudah dibaca, dan ada cahaya di latar belakang akan tetapi
berbeda dengan termometer air raksa yang pembacaannya perlu ketelitian
karena latar belakang berupa garis-garis sehingga menyulitkan pembacaan.
Tabel 3.4 Perbedaan Selisih Suhu Pada Termometer Analog dan Termometer Digital
(sumber : nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/)
3.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengukuran Suhu Tubuh
Pemeriksaan suhu tubuh melalui rectal, aksila, dan oral menilai
keseimbangan tubuh dapat membantu menentukan diagnosis suatu penyakit.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran suhu tubuh adalah
termometer harus dalam keadaan nol suhunya. Dalam penggunaan termometer
untuk tiap tempat pengukuran harus pisah. Cara menurunkan suhu harus
dilakukan hati-hati jangan sampai thermometer jatuh dan pecah. Sebelum
melakukan pengukuran harus dijelaskan dengan benar tentang tempat dan
tujuan pengukuran suhu. Fungsi thermometer harus menghadap keluar untuk
arah yang dibaca. Dan yang terakhir pembacaan thermometer harus ditempat
yang cukup cahaya
Dalam pengukuran suhu tubuh, terkadang terjadi kesalahan-kesalahan
dalam prosedurnya. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah kesalahan
pembacaan skala (kesalahan paralaks) kesalahan ini terjadi akibat salah dalam
mengidentifikasi skala atau pun dalam membaca skala pada termometer
sehingga pencatatan hasil pengukuran menjadi tidak benar. Untuk
meminimalkan kesalahan ini, diperlukan ketelitian dalam melihat skala
termometer dan jika perlu dilakukan pengulangan pengukuran suhu tubuh.
Kesalahan prosedur merupakan kesalahan yang misalnya adalah termometer
tidak diguncang terlebih dahulu sebelum dipakai sehingga indikator (air raksa)
tidak berada pada kondisi 0°C saat dipakai. Dalam hal ini, sebelum melakukan
pengukuran suhu tubuh, harus diperiksa terlebih dahulu apakah indikator
termometer sudah dalam keadaan nol atau belum. Selanjutnya kesalahan
pemakaian jenis termometer, kesalahan ini fatal, sebab kesalahan ini terjadi
akibat salah dalam memilih jenis termometer dan bagian tubuh yang akan diukur
suhunya.(Chandra Medika:2015)

More Related Content

What's hot

What's hot (17)

Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarGangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
 
Lp hypertermi
Lp hypertermiLp hypertermi
Lp hypertermi
 
Sistem termoregulasi
Sistem termoregulasiSistem termoregulasi
Sistem termoregulasi
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
TERMOREGULASI
TERMOREGULASITERMOREGULASI
TERMOREGULASI
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
Thermoregulasi
 
Novi punya
Novi punyaNovi punya
Novi punya
 
Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermia
 
Laporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatisLaporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatis
 
Suhu tubuh
Suhu tubuh Suhu tubuh
Suhu tubuh
 
perubahan suhu tubuh dan panas
perubahan suhu tubuh dan panasperubahan suhu tubuh dan panas
perubahan suhu tubuh dan panas
 
12345
1234512345
12345
 
Thermoregulation
ThermoregulationThermoregulation
Thermoregulation
 
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 

Similar to Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.

makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalMJM Networks
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxelisabethlumbantoruan
 
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfpengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfSarahKusumahBakti
 
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdfNoorSyazanaRosli
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Pratiwi Lilapraba
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapsyafa69
 
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.pptAgathaHaselvin
 
Menjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptx
Menjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptxMenjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptx
Menjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptxdrRaiyanFairoziSKed
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demamTmb Odhian
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppttifannie
 

Similar to Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2. (20)

makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
 
Adri 2 cod.scr--
Adri 2 cod.scr--Adri 2 cod.scr--
Adri 2 cod.scr--
 
TERMO.pptx
TERMO.pptxTERMO.pptx
TERMO.pptx
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfpengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
 
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
 
TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI.pdfTERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI.pdf
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
 
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
 
Termodinamika
Termodinamika Termodinamika
Termodinamika
 
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
Menjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptx
Menjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptxMenjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptx
Menjaga Kondisi Tubuh di Situasi Cuaca Panas.pptx
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppt
 
ppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptxppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptx
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.

  • 1. BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pengertian Suhu Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang termodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan. Dalam dunia kesehatan, suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh panas tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Pemeriksaan suhu tubuh termasuk dalam tolak ukur utama untuk mengetahui keadaan pasien dan diagnosa. Sehingga, kemampuan pengukuran suhu tubuh sangatlah penting bagi tenaga kesehatan dibidang apapun (Liana, 2012). Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas (MarieB dan Hoehn dalam McCallum: 2012 ). Jika tingkat panas yang dihasilkan setara dengan tingkat panas yang hilang, suhu tubuh inti akan stabil (Tortora dan Derrickson dalam McCallum: 2012). Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Rata-rata suhu tubuh manusia normal adalah berkisar antara 36,5 sampai 37,5ºC, akan tetapi pada pagi hari akan berkurang sampai 36 ºC, daripada saat latihan suhu tubuh dapat meningkat sampai mendekati 40 ºC tanpa efek sakit, karena perubahan tersebut merupakan kondisi fisiologis yang normal. Akan tetapi, suhu tubuh juga dapat meningkat akibat adanya perbedaan suhu lingkungan dan kelembaban udara yang relatif tinggi.
  • 2. 2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh Tubuh selalu mempertahankan suhu normalnya agar tidak terjadi gangguan pada proses Homeostasis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh (Eliasih: 2012) 2.1.2.1 Usia Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme pengaturan suhu sehingga dapat terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis terhadap lingkungan. Pastikan mereka mengenakan yang cukup dan hindari pajanan terhadap suhu lingkungan. Seorang bayi baru lahir dapat kehilangan 30 % panas tubuh melalui kepala sehingga dia harus menggunakan tutup kepala untuk mencegah kehilangan panas. Suhu tubuh bayi lahir berkisar antara 35,5˚C sampai 37,5˚C. Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan saat pubertas. Suhu normal akan terus menerus menurun saat seseorang semakin tua. Para dewasa tua memiliki kisaran suhu tubuh yang lebih kecil dibandingkan dewasa muda. 2.1.2.2 Olahraga Semakin berat olahraga maka suhunya akan meningkat 15X sedangkan pada atlet dapat meningkatkan 20X dari suhu normal. Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan pemecahan karbonhidrat dan lemak. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama seperti jalan jauh dapat meningkatkan suhu tubuh sampai 41 C. 2.1.2.3 Kadar Hormon Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar. Hal ini dikarenakan adanya variasi hormonal saat siklus menstruasi. Kadar progesteron naik dan turun sesuai siklus menstruasi. Saat progesterion rendah suhu tubuh dibawah suhu dasar, yaitu sekitar 1/10”nya. Suhu ini bertahan sampai terjadi ovulasi. Saat ovulasi, kadar progesteron yang memasuki sirkulasi akan meningkat dan menaikan suhu tubuh ke suhu dasar atau suhu yang lebih tinggi. Variasi suhu ini dapat membantu mendeteksi masa subur seorang wanita. Perubahan suhu tubuh juga terjadi pada wanita saat menopause. Mereka biasanya mengalami periode panas tubuh yang intens dan perspirasi selama 30 detik sampai 5 menit. Pada periode ini terjadi peningkatan suhu tubuh sementara
  • 3. sebanyak 4 C, yang sering disebut hotflases. Hal ini diakibatkan ketidakstabilan pengaturan fasomor. 2.1.2.4 Irama sircadian Suhu tubuh yang normal berubah 0,5℃ sampai 1 ℃ selama periode 24 jam. Suhu terendah berada diantara pukul 1 sampai 4 pagi. Pada siang hari suhu tubuh meningkat dan mencapai maximum pada pukul 6 sore, lalu menurun kembali sampe pagi hari. Pola suhu ini tidak mengalami perubahan pada individu yang bekerja di malam hari dan tidur di siang hari. Dibutuhkan 1 sampai 3 minggu untuk terjadinya pembalikan siklus. Secara umum, irama suhu sircadian tidak berubah seiring usia. 2.1.2.5 Stres Stres fisik maupun emosianal meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan syaraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme, yang akan meningkatkan produksi panas. Klien yang gelisah akan memiliki suhu normal yang lebih tinggi. 2.1.2.6 Lingkungan Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme kompensasi yang tepat, suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu lingkungan. Suhu lingkungan lebih berpengaruh terhadap anak-anak dan dewasa tua karena mekanisme regulasi suhu mereka yang kurang efisien. 2.1.2.7 Perubahan suhu Perubahan suhu tubuh di luar kisaran normal akan mempengaruhi titik pengaturan hypotalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas berlebihan, kehilangan panas berlebihan, produksi panas minimal, kehilangan panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis masalah klinis yang dialami klien. 2.1.2.8 Asupan Makanan Makanan dapat meningkatkan 10%-20% metabolisme.
  • 4. 2.1.3 Jenis Pengukuran Suhu Tubuh Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki suhu tubuh yang bervariasi dan beragam tergantung dari banyaknya aktivitas yang dilakukan, serta kondisi cuaca dan suhu yang terjadi pada lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini tentunya akan berbeda – beda setiap manusia. Tabel 2.1 Tabel Usia Dan Suhu Tubuh Standar (Dikutipdari makalahsuhutubuhkaryaSari Indah) Suhu tubuh pada manusia ini ternyata dapat mengalami perubahan, baik kenaikan atau penurunan suhu tubuh dalam satu hari. Secara umum, suhu terendah pada tubuh manusia terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur, dengan kondisi cuaca yang juga bersuhu dingin. Ketika anda beraktivitas, terutama aktivitas di bawah suhu panas, seperti berjalan di bawah terik matahari, maka suhu tubuh anda akan mengalam kemungkinan untuk mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 0.6 derajat. Dalam pengukuran suhu tubuh terdapat empat macam cara yang biasa dugunakan dalam duni kesehatan untuk mengukur suhu tubuh, yaitu (Liana, 2012): 1. Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu melalui oral(mulut) 2. Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak) 3. Perrektal, yaitu mengukur suhu melalui rektum(dubur)
  • 5. 4. Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga Ke empat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian suhu mana yang ingin kita ketahui. Ada dua macam jenis suhu tubuh yang kita perlukan untuk tujuan pemeriksaan, yaitu (Liana, 2012): 2.1.2.1 Suhu Inti (Core Temperatur) Yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam relatif konstan, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, rongga pelvis, rektum, membran timpani,esophagus,arteri pulmoner, dan kandung kemih. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif : rectum, membrane timpani, esophagus, arteri pulmonel, kandung kemih, rektal. Dalam hal ini, kita harus menggunakan cara pengukuran suhu melalui rektum 2.1.2.2 Suhu Permukaan (Surface Temperatur) Yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C. Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling efektif : kulit, aksila oral. Sehingga, kita bias menggunakan cara pengukuran melalui oral, aksila, dan telinga. Alat pengukur suhu adalah termometer. Namun dalam dunia kesehatan, termometer yang digunakan adalah termometer suhu badan atau klinis, baik yang terbuat dari air raksa (kaca) maupun digital.
  • 6. 2.1.4 Skala Pengertian Skala suhu adalah suhu yang kita ukur dinyatakan dalam suatu skala pengukuran. Setiap negara menggunakan skala pengukuran suhu yang berbeda-beda, tetapi hasil pengukuran suhu tetap dinyatakan dalam derajat. Skala pengukuran suhu yang telah dikenal ada empat, yaitu skala Celcius, skala Kelvin, skala Fahrenheit, dan skala Reamur. Skala Celcius adalah suatu skala yang didesain supaya titik beku air berada pada 0°dan titik didih pada 100° ditekanan atmosfik standar. Skala Celcius ini dikemukakan oleh Anders Celcius, seorang astronom Swedia. Anders Celcius pertama kali mempresentasikan tentang skala Celcius yang dirumuskannya pada 1742, dalam publikasinya “the origin of the Celsius temperature scale”. Titik lebur es digunakan sebagai titik tetap bawah dan titik didih air digunakan sebagai titik tetap atas. Es yang digunakan untuk menetapkan titik tetap bawah skala Celcius haruslah es murni. Jika es tidak berasal dari air murni, titik leburnya bisa lebih rendah daripada seharusnya. Skala pengukuran suhu dengan skala Celcius dinyatakan dalam derajat Celcius yang dilambangkan dengan °C. Skala Celcius merupakan skala pengukuran yang biasa digunakan di Indonesia. Skala Kelvin adalah skala suhu dimana 0 absolut, didefinisikan sebagai 0 K, satuan Kelvin merupakan slah satu dari 7 unit dasar SI(Standar Indonesia). Skala Kelvin dikemukakan oleh Lord Kelvin, seorang ilmuwan fisika yang berasal dari negara Inggris. Dengan meneliti energi kinetik suatu partikel yang dihubungkan dengan kenaikan suhu, Kelvin menemukan bahwa pada suhu - 273°C, partikel berhenti bergerak. Akibatnya, tidak ada lagi suhu yang dapat diukur karena energi kinetik partikel sama dengan nol. Berdasarkan penemuan ini, Kelvin mengusulkan adanya nol mutlak, yaitu suhu terendah yang mungkin dapat dimiliki oleh sebuah benda. Pengukuran suhu yang menggunakan skala pengukuran Kelvin dinyatakan dalam derajat Kelvin dengan lambang K. Skala Fahrenheit adalah skala suhu yang mempunyai titik beku air adalah 32℉ dan titik didih air adalah 212℉. Skala Fahrenheit dikemukakan oleh seorang ilmuwan dari Jerman bernama Gabriel Fahrenheit. Skala pengukuran Fahrenheit dinyatakan dalam derajat Fahrenheit yang dilambangkan dengan °F. Sama halnya dengan skala Celcius, skala Fahrenheit juga menggunakan titik lebur es
  • 7. untuk titik tetap bawah dan titik didih air untuk titik tetap atas. Skala Fahrenheit biasa digunakan di negara Amerika Serikat. Skala Reamur adalah skala yang mempunyai titik didih air 80° R dengan titik bekunya 0°R. skala reamur dikemukakan oleh René Antoine Ferchault de Réaumur, seorang ilmuwan dari Prancis, pada 1731. Dengan demikian, 1 °R sama dengan 1,25°C atau K. Termometer skala Reamur pertama kali dibuat menggunakan cairan alkohol. Dulunya, alat ini banyak digunakan di negara- negara Eropa, terutama di Jerman dan Prancis. Sekarang, termometer Reamur telah digantikan oleh termometer. Celcius sehingga termometer Reamur relatif jarang ditemukan, kecuali di industri permen dan keju. Skala yang paling sering digunakan saat ini adalah skala celsius dan skala fahrenheit. Untuk skala celcius lebih sering digunakan dinegara-negara Asia sedangkan untuk skala fahrenheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat. Skala suhu yang cukup penting dalam bidang sains-skala muthlak/Kelvin (Halliday resniak 1978:705).
  • 8. 2.1.5 Termometer Suhu Badan (Termometer Klinis) Gambar 2.1 Bagan Termometer Beberapa sifat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah termometer adalah skalanya mudah dibaca, aman untuk digunakan, mempunyai kepekaan pengukurannya, dan lebar jangkauan suhu yang mampu diukur. Termometer klinis biasa digunakan para dokter dan perawat untuk mengukur suhu tubuh manusia. Skala pada termometer klinis antara 35°C sampai dengan 42°C. Penampang kepalanya dibuat lebih kecil daripada termometer biasa. Hal ini dimaksudkan agar perubahan suhu yang kecil pun dapat dilihat dengan jelas. Untuk mengukur suhu badan, termometer diletakkan di ketiak atau di bawah lidah kurang lebih 2 menit. Termometer klinis bisa dibedakan menjadi dua, yaitu termometer klinis analog dan termometer klinis digital (Valentina, 2013).
  • 9. 2.1.6 Termometer Klinis Analog Gambar 2.1 Termometer Air Raksa Termometer klinis analog adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu badan yang banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran yang mana nilai suhu ditampilkan oleh naiknya air raksa dan kita mengetahui nilainya dengan melihat angka yang dicapai oleh air raksa pada pipa kapiler. 2.1.6.1 Cara Kerja Termometer Klinis Analog Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa merupakan nilai suhu yang diukur (Rosalina, 2014). 2.1.6.2 Cara Baca Termometer Klinis Analog Mula-mula,periksa terlebih dahulu apakah termometer sudah menunjukkan suhu dibawah 35°C. Jika belum, termometer kita kibas-kibaskan sehingga menunjukkan suhu kurang dari 35°C. Selanjutnya, pasang thermometer itu di bawah ketiak atau lipatan tubuh selama kira-kira 5 menit.Setelah itu,ambil thermometer dari tubuh dan baca pada skala termometer.Skala yang ditunjukkan termometer menunjukkan suhu tubuh pasien pada keadaan itu (Valentina, 2013).
  • 10. 2.1.7 Termometer Klinis Digital Gambar 2.1 Termometer Digital Termometer klinis digital adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu badan yang banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran yang mana nilai suhunya ditampilkan dengan langsung dalam bentuk angka yang tertera pada layar kecil termometer. 2.1.7.1 Cara Kerja Termometer Klinis Digital Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B, terjadilah beda tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat dideteksi. Jadi dari input temperatur lingkungan setelah melalui termokopel terdeteksi sebagai perbedaan tegangan (volt). Beda tegangan ini kemudian dikonversikan kembali nilai arusnya melalui pengkomparasian dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt kemudian dijadikan besaran temperatur yang ditampilkan melalui layar/monitor
  • 11. berupa seven segmen yang menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh termokopel (Rosalina, 2014). 2.1.7.2 Cara Baca Termometer Klinis Digital Mula-mula pasang termometer pada ketiak, setelah itu tunggu beberapa saat hingga termometer klinis digital berbunyi. Setelah itu, ambil termometer dari tubuh dan baca angka yang tertera pada layar termometer.
  • 12. 2.2 Hipotesis Ada pengaruh pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer analog dan termometer digital terhadap keakuratan hasil pengukuran.
  • 13. BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer Mengukur suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu yang paling umum adalah dengan melakukan pengukuran di ketiak, mulut, dubur, dan telinga. Termometer yang digunakan,sebaiknya termometer digital (elektronik) untuk memberikan hasil yang tepat dan akurat. Pengukuran suhu tubuh yang paling umum dan mudah adalah di ketiak. Hal ini dikarenakan cara ini lebih aman dan non-invasif selain itu cara ini yang lebih disukai pada bayi baru lahir dan pasien yang tidak kooperatif. Akan tetapi kelemahannya waktu pengukuran lama dan memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien. Langkah pengukuran pertama-tama menurunkan suhu termometer dibawah antara 34℃ − 35℃ , kemudian ujung termometer dibersihkan setelah itu diletakkan ujung termometer di ketiak yang juga telah dibersihkan, dan jepit dengan erat kemudian tahan termometer 3-5 menit setelah itu hasil pengukuran bisa segera dibaca. Untuk menjaga kebersihan maka setelah pemakaian sebaiknya dibersihkan dengan tissue dan dicuci dengan air sabun atau disinfektan kemudian termometer dapat disimpan. Pengukuran suhu tubuh yang lainnya yaitu dengan menggunakan mulut. Mengukur suhu tubuh yang paling mudah dan memberikan hasil yang cukup akurat adalah melalui mulut. Hal ini dikarenakan mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi, nyaman bagi klien, dan memberikan pembacaan suhu permukaan yang akurat Akan tetapi pengukuran menggunakan mulut ini tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut, selain itu tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan. Pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau pasien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif hal ini juga tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pengukuran dengan oral(mulut). Adapun kerugian lain
  • 14. dalam pengukuran menggunakan oral(mulut) adalah mempunyai risiko terpapar cairan tubuh. Untuk mengukur suhu tubuh ini pertama-tama dilakukan letakan ujung termometer yang telah dibersihkan pada mulut setelah itu masukkan ujung termometer ke bawah lidah kemudian tahan termometer dalam mulut minimal 1 menit kemudian keluarkan termometer dan hasil dapat dibaca. Untuk menjaga kebersihan maka maka setelah pemakaian sebaiknya dibersihkan dengan tissue dan dicuci dengan air sabun atau disinfektan kemudian termometer dapat disimpan. Adapun tempat lain untuk mengukur suhu tubuh adalah di dubur. Pengukuran suhu tubuh lewat rektal atau dubur terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh dan menunjukkan suhu inti Namun pengukuran di tempat ini cukup merepotkan, terutama pada bayi atau anak-anak. Pengukuran ditempat ini juga tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan. Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas pasien.Selain itu risiko terpajan cairan tubuh, memerlukan lubrikasi, dan dikontradiksikan pada bayi baru lahir. Langkah pengukuran yang perlu dilakukan adalah dengan mengoleskan pelumas (Aquagel) pada ujung termometer setelah itu posisikan pasien agar posisi badan tengkurap kemudian mulai memasukkan 1,5-2,5 cm(anak-anak) dan 3,5 cm(dewasa) ujung termometer ke dalam dubur dengan hati-hati. Tahan posisi tersebut 30-60 detik, diusahakan agar posisi pasien harus ditahan tidak bergerak, sebab jika bergerak, dapat menyebabkan termometer masuk lebih dalam dan menyebabkan luka.Pengukuran suhu tubuh di dubur memberikan hasil yang paling akurat. Sebagai catatan, termometer yang telah digunakan pada dubur tidak boleh digunakan pada tempat lain, terutama di mulut. Pengukuran ditempat lainnya yaitu pada membra timpani telinga dikarenakan tempat ini mudah dicapai dengan perubahan posisi yang dibutuhkan minimal. Selain itu memberi pembacaan inti yang akurat dengan waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik) dan dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien. Untuk melakukan pengukuran ini alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran juga tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah telinga atau membran timpani. Dalam hal ini impaksi
  • 15. serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu. Selain itu keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun masih diragukan. Penempatan termometer adalah pada lubang terlinga, masukan ujung probe termometer secara perlahan-lahan ke dalam saluran telinga yang mengarah ketitik tengah.Teknik yang benar adalah tergantung pada bagaimana perangkat digunakan. Probe termometer pada beberapa model harus dimasukkan hanya cukup sampai mencapai segel cahaya, sedangkan model lainnya memerlukan segel penuh dan putaran dari termometer. Oleh karena itu penting bahwa perawat dilatih dalam penggunaan yang benar dari termometer timpani di area klinis. 3.2 Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer Analog Termometer air raksa merupakan jenis termometer yang paling mudah ditemui dinegara ini walaupun nanti kedepannya termometer jenis ini akan tergantikan dengan termometer jenis digital yang lebih mudah dipakai dan lebih akurat. Termometer ini harganya cukup murah dan bisa didapatkan disetiap apotik dan toko obat disekitar. Untuk menggunakan termometer jenis ini pertama harus dilakukan perendaman termometer pada air dingin beberapa waktu sebelum melakukan pengukuran, hal ini dilakukan agar air raksa yang tadinya menunjukkan suhu ruangan dapat segera turun. Untuk mempercepat turunnya suhu maka dapat mengocok-ngocok termometer dengan cara memegang termometer pada ujung yang tidak berwarna silver(ujung kaca) dan kemudian ayun-ayunkan kebawah untuk mempercepat turunnya suhu pada termometer. Setelah suhunya turun maka dapat dilakukan pengukuran suhu dengan cara meletakkan ujung termometer yang berwarna silver pada ketiak dan himpit termometer tersebut selama 3 menit. Pengukuran juga bisa dilakukan dengan meletakkan ujung termometer yang berwarna silver pada bagian bawah lidah selama 3 menit. Jika melakukan hal ini maka harus dipastikan bahwa termometer harus selalu bersih maka setelah pemakaian harus dibersihkan dengan air sabun atau disinfektan. Pada beberapa kasus khusus dimana pengukuran dengan kedua cara diatas dirasa tidak optimal maka juga bisa memberikan semacam pelumas khusus diujung termometer dan dimasukkan sedikit ujungnya kedalam
  • 16. dubur sekitar 3 menit. Setelah 3 menit kemudian segera angkat termometer ke arah cahaya dan lihat ada berapa angkat yang ditunjukkan pada air raksa di termometer. Ada beberapa versi mengenai pengukuran suhu tubuh normal manusia. Menurut departemen RI, suhu tubuh normal adalah 36℃ − 47,5℃. Sedangkan menurut WHO, suhu tubuh normal 37,2℃ − 37,5℃ . Lebih jelasnya jika suhu tubuh yang diukur diatas 37℃ maka bisa dipastikan bahwa pasien tersebut demam. Setelah menggunakan termometer analog tersebut, maka pastikan untuk membersihkannya dengan alkohol, disinfektan atau pada air yang mengalir menggunakan sabun yang tidak terlalu keras. Dengan menggunakan lap keringkan termometer tersebut kemudian simpan pada wadah yang telah disediakan. Hal ini menjaga agar termometer yang digunakan tetap bersih dan steril untuk penggunaan selanjutnya.(Chandra Medika:2015)
  • 17. 3.3 Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer Digital Penggunaan termometer digital sangatlah mudah untuk digunakan. Pertama-tama harus membaca petunjuk paduan pemakaian yang ada diberikan. Akan tetapi apabila buku paduan sudah hilang, maka yang harus diketahui bahwa kebanyakan termometer digital mengeluarkan bunyi ”bip” yang menunjukkan bahwa pengukuran sudah selesai. Untuk itu sangat penting mengetahui termometer apa yang digunakan. Untuk menggunakan termometer digital harus menyalakan tombol on off terlebih dahulu kemudian memastikan bahwa angka yang ditunjukkan adalah 0 atau tidak muncul suhu sama sekali. Pada umumnya sama pengukuran dengan air raksa pada mulut, ketiak, dubur, dan membran timpani. Jika termometer sudah mengeluarkan suara “bip” atau petunjuk yang lain sesuai dengan petunjuk termometer yang digunakan pada buku paduan maka segera mungkin untuk mengangkat termometer untuk membaca suhu tubuh yang tertera pada layar. Setelah menggunakan termometer analog tersebut, maka pastikan untuk membersihkannya dengan alkohol, disinfektan atau pada air yang mengalir menggunakan sabun yang tidak terlalu keras. Dengan menggunakan lap keringkan termometer tersebut kemudian simpan pada wadah yang telah disediakan. Hal ini menjaga agar termometer yang digunakan tetap bersih dan steril untuk penggunaan selanjutnya.(Chandra Medika:2015)
  • 18. 3.4 Perbandingan Cara Pengukuran Suhu Tubuh Menggunakan Termometer Digital dan Termometer Analog Termometer digital lebih mudah dan cepat untuk digunakan. Termometer digital akan memberikan sinyal bunyi ketika termometer telah siap untuk dilakukan pengukuran suhu. Selain itu, hasil dari pengukuran tersebut lebih mudah dibaca, dibandingkan dengan skala baca yang ada pada termometer air raksa. Termometer digital tidak seperti termometer air raksa yang dapat menumpahkan air raksa dan pecahan beling ketika jatuh/ pecah, sehingga penggunaan termometer digital lebih aman. Selain itu termometer air raksa memiliki kemungkinan pecah yang lebih besar, hal ini dikarenakan diperlukan pengguncangan untuk menyesuaikan pengukuran sebelum termometer dipakai. Hasil pengukurannya lebih lama dibandingkan dengan termometer digital Tidak ada alarm penanda jika pengukuran suhu selesai Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah, Selain itu air raksa merupakan zat yang berbahaya, sehingga kalau jatuh dan pecah ditakutkan membahayakan. Pada termometer digital pembacaan pengukuran suhu selesai dengan mengeluarkan suara alarm (dengan bunyi “bip”) jika terjadi demam, ditandai dengan suhu lebih dari 37,5˚ C sedangkan pada termometer air raksa tidak terdapat alarm sehingga lebih merepotkan. Dengan termometer digital jika kita melakukan pengukuran suhu anak kita pada malam hari dengan penerangan lampu yang kurang, pembacaan suhunya cukup jelas dibaca karena angka tertulis jelas, besar, mudah dibaca, dan ada cahaya di latar belakang akan tetapi berbeda dengan termometer air raksa yang pembacaannya perlu ketelitian karena latar belakang berupa garis-garis sehingga menyulitkan pembacaan.
  • 19. Tabel 3.4 Perbedaan Selisih Suhu Pada Termometer Analog dan Termometer Digital (sumber : nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/)
  • 20. 3.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengukuran Suhu Tubuh Pemeriksaan suhu tubuh melalui rectal, aksila, dan oral menilai keseimbangan tubuh dapat membantu menentukan diagnosis suatu penyakit. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran suhu tubuh adalah termometer harus dalam keadaan nol suhunya. Dalam penggunaan termometer untuk tiap tempat pengukuran harus pisah. Cara menurunkan suhu harus dilakukan hati-hati jangan sampai thermometer jatuh dan pecah. Sebelum melakukan pengukuran harus dijelaskan dengan benar tentang tempat dan tujuan pengukuran suhu. Fungsi thermometer harus menghadap keluar untuk arah yang dibaca. Dan yang terakhir pembacaan thermometer harus ditempat yang cukup cahaya Dalam pengukuran suhu tubuh, terkadang terjadi kesalahan-kesalahan dalam prosedurnya. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah kesalahan pembacaan skala (kesalahan paralaks) kesalahan ini terjadi akibat salah dalam mengidentifikasi skala atau pun dalam membaca skala pada termometer sehingga pencatatan hasil pengukuran menjadi tidak benar. Untuk meminimalkan kesalahan ini, diperlukan ketelitian dalam melihat skala termometer dan jika perlu dilakukan pengulangan pengukuran suhu tubuh. Kesalahan prosedur merupakan kesalahan yang misalnya adalah termometer tidak diguncang terlebih dahulu sebelum dipakai sehingga indikator (air raksa) tidak berada pada kondisi 0°C saat dipakai. Dalam hal ini, sebelum melakukan pengukuran suhu tubuh, harus diperiksa terlebih dahulu apakah indikator termometer sudah dalam keadaan nol atau belum. Selanjutnya kesalahan pemakaian jenis termometer, kesalahan ini fatal, sebab kesalahan ini terjadi akibat salah dalam memilih jenis termometer dan bagian tubuh yang akan diukur suhunya.(Chandra Medika:2015)