2. PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN INTRA
DAN EKSTRA UTERINE
1A Kebidanan
NAMA KELOMPOK :
NORLAELA
NOVITA PUTRI HANANTO
NUR AFIFA FATIN
NUR ARISKA
NUR EKA YATI
PEPIATUL HAMIDAH
3. TERMOREGULASI
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk
mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran
yang dapat ditolelir.
Mekanisme termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan
antara perolehan panas dengan pelepasan panas.
4. 3 komponen pengatur atau penyusun sistem pengatur panas,
yakni :
termoreseptor
hypothalamus
saraf eferen
5. TERMORESEPTOR
sel saraf khusus yang mampu mendeteksi perbedaan suhu.
Termoreseptor dapat mendeteksi panas dan dingin, dan di
temukan diseluruh kulit untuk memungkinkan penerimaan
sensoris ke seluruh tubuh.
termoreseptor penting untuk mendeteksi suhu sehingga tubuh
dapat memperbaiki setiap peribahan besar.
lokasi dan jumlah termoreseptor akan menentukan
sensitivitas kulit terhadap perubahan suhu.
6. HYPOTHALAMUS
terletak antara hemisfer serebral.
untuk mengontrol suhu tubuh.
dapat merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh.
hipotalamus anterior mengontrol perluasan panas.
hipotalamus posterior mengontrol produksi panas.
7. SARAF EFEREN
salah satu dari jutaan sel-sel penyusun saraf sensorik,
pembuluh dari sistem saraf perifer.
sinyal listrik yang dikenal sebagai impuls saraf dari reseptor
dalam tubuh sepanjang saraf terhadap sistem saraf pusat
(sumsum tulang belakang dan otak).
mengirimkan informasi ke sistem saraf pusat tentang rasa
sakit, suhu, ketegangan otot, dan masukan sensorik lainnya.
mengkoordinasikan respon terhadap informasi ini yang
dikirim kembali ke tubuh melalui neuron eferen atau motorik.
8. Regulasi Kefaalan Dalam Produksi
Regulasi kefaalan dalam produksi panas juga sering disebut regulasi
secara kimia karena terdiri dari proses-proses kimia dalam metabolisme.
Jika suhu lingkungan turun, kehilangan panas bertambah, sehingga suhu
tubuh turun apa bila metabolisme tidak meningkat. Pada suhu lingkungan
23 C atau jika suhu tubuh turun 0,6 sudah terjadi kenaikkan
metabolisme. Metabolisme dinaikan dengan mengigil, yang sesungguhnya
adalah kontraksi otot yang tidak teratur dan tidak disengaja. Oleh karena
itu oksidasi dapat meningkat sampai 400 x. Mekanisme-mekanisme yang
mengatur produksi panas ialah:
1. Aktivitas otot ;
2. Tonus oto ;
3. Speoifio Dynamio Aotion makanan
4. Perubahan-perubahan metabolisme basal.
Selain keempat mekanisme itu metabolisme secara intrinasik dipengaruhi
aktivitas glandula thyroidea dan tersedianya jaringan lemak coklat.
Clandula thyreodia menghasilkan hormon toroksin yang sangat erat
hubungan dengan metabolisme energi. Jaringan lemak pada hewan
menyusun ada dua macam yaitu lemak putih dan lemak coklat. Yang
terakhir ini kaya dengan pigmen respirasi (sitokrom).
9. Regulasi Kefaalan Dalam Pembuangan Panas
Dalam pembicaraan sebelumnya telah dikemukakan bahwa panas
tubuh hilang ke lingkungan melalui evaporasi kulit dan evaporasi
saluran respirasi. Pada hewan yang tidak memiliki kelenjar
keringat, untuk meningkatkan pembuangan panas dengan cara
meningkatkan frekuensi pernapasan dan menigkatkan
vensilasinya. Perilaku ini disebut : panting, misalnya pada anjing.
Selain itu pembuangan panas dapat terjadi melalui perendah-
darah perifer dengan sistem arus berlawanan.
10. Salah satu organ evaporasi yaitu kulit.
Kulit dapat membantu pengeluaran keringat, yang berpen
garuh dengan suhu tubuh kita.
Fungsi kulit yang lain, yakni :
◦ Sebagai pelindung atau alat proteksi
◦ Sebagai tempat eksteroreseptor
◦ Sebagai alat ekskretori
◦ Sebagai alat respirasi atau alat pernafasan
12. Pengaturan suhu saat dalam kandungan
Pada saat didalam rahim ibu, janin tidak perlu mengatur suhu
tubuh, hal ini di sebabkan karena suhu di dalam uterus
berfluktuasi sedikit. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,6°C dari
pada suhu ibu.
Suhu dingin dilingkungan luar menyebabkan air ketuban
menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi.
Pebentukan suhu tanpa mengigil merupakan usaha seorang bayi
yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya
melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
13. Pengaturan suhu saat diluar
kandungan
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pd BBL blm
berfungsi sempurna, permukaan tubuh bayi relatif luas,
tubuh bayi terlalu kecil utk memproduksi & menghslkan
panas sebabkan BBL mudah sekali terkena Hipotermi.
Disebut hipotermi bila suhu tubuh turun di bwh 36,5 °C
( N : 36,5 °C – 37,5 °C )
14. MEKANISME KEHILANGAN PANAS PD BBL
EVAPORASI
Proses kehilangan panas pd bayi krn penguapan cairan
ketuban pd permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri krn tdk sgr dikeringkan.
KONDUKSI
Kehilangan panas tubuh mll kontak langs ant tubuh bayi
dgn permukaan yg dingin.
KONVEKSI
kehilangan panas pd bayi yg tjd saat bayi terpapar
udara sekiar yg lebih dingin.
15. • RADIASI
Kehilangan panas yg tjd krn bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yg mempunyai suhu tubuh lebih rendah dr suhu tubuh
bayi.
16. Gejala Hipotermi BBL
1. Bayi tdk mau menyusu/minum
2. Bayi tampak lesu
3. Tubuh bayi teraba dingin
4. Dlm keadaan berat, denyut jantung bayi
menurun & kulit bayi mengeras
17. PENCEGAHAN HIPOTERMI
1. Segera mengeringkan bayi setelah lahir
2. Menyelimuti bayi dengan selimut atau
kain bersih, kering dan hangat
3. Menutupi kepala bayi dengan topi
4. Bonding attachment dan memberikan
ASI
5. Tidak memandikan bayi minimal 6 jam
setelah lahir (sampai suhu tubuh stabil)
6. Rawat gabung