Dokumen tersebut membahas analisis kuantitas dan harga keseimbangan gorengan di Surabaya dengan menggunakan data permintaan dan penawaran yang diperoleh dari wawancara konsumen dan pedagang gorengan. Analisis menunjukkan bahwa titik keseimbangan didapatkan dari perpotongan kurva permintaan dan penawaran."
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
Analisis Keseimbangan Gorengan
1. Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan
di Surabaya
Siti Farida
02411740000017
Departemen Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Indonesia
Abstrak — Gorengan sebagai
camilan populer telah mendapat hati
sebagian besar masyarakat Surabaya.
Kebutuhan akan jajanan tersebut
didukung dengan maraknya pedagang
yang menyebar di penjuru kota.
Permintaan gorengan berasal dari
keinginan konsumen, sedangkan
pernawaran dipandang sebagai
keinginan pedagang untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Dengan adanya
interaksi permintaan dan penawaran
gorengan dapat dicapai titik
keseimbangan yang berada pada
perpotongan kurva permintaan dan
penawaran. Artikel ini bertujuan
menganalisis permintaan dan penawaran
gorengan jangka pendek di Surabaya
guna mencapai titik keseimbangan.
Pemilihan pengumpulan data
permintaan diperoleh melalui wawancara
sebanyak 20 orang sebagai sampel
masyarakat di sekitar Kodam
V/Brawijaya dan wawancara 3 pedagang
gorengan yang tersebar di beberapa titik
di area militer tersebut sebagai data
penawaran. Hasil dari penelitian
menunjukkan jika titik keseimbangan
didapatkan melalui perpotongan kurva
permintaan dan penawaran.
Kata kunci : permintaan, penawaran,
titik keseimbangan
I. PENDAHULUAN
Surabaya merupakan salah satu kota
terpadat di Indonesia dengan jumlah
penduduk 3.016.653 jiwa. Angka tersebut
menjadikan Surabaya sebagai salah satu
kota dengan kegiatan ekonomi yang
tinggi. Dikutip dari berita liputan 61
“Surabaya memiliki 3 sektor penunjang
perekonomian yakni perdagangan, hotel
dan restoran, dan angkutan/transportasi”.
Tingginya kuantitas penduduk yang
diiringi dengan masuknya perdagangan
sebagai salah satu sektor penunjang
perekonomian menjadikan Surabaya
memiliki permintaan dan penawaran suatu
produk yang menarik untuk dianalisis titik
keseimbangannya.
Titik kesimbangan merupakan titik
perpongongan kurva permintaan dan
penawaran. Komponen titik keseimbangan
terdiri absis berupa kuantitas
keseimbangan dan ordinat harga
keseimbangan. Harga keseimbangan
didapatkan melalui kesepatakan harga
yang telah terbentuk saat permintaan dan
penawaran bertemu sedangkan, kuantitas
keseimbangan terbentuk saat harga
keseimbangan terjadi.
Harga, permintaan, dan penawaran
terintegrasi sebagai variabel ekonomi yang
saling berpelngaruh satu sama lain.
1 Liputan 6 adalah situs penyajian beragam
informasi yang didirikan PT Kreatif Media Karya
2. Dengan kata lain harga dan jumlah suatu
barang yang dikomersilkan dapat
ditentukan dengan cara melihat
keseimbangan antara permintaan dan
penawaran pasar.
Interaksi permintaan dan penawaran
akan menciptakan keseimbangan pasar
jika kuantitas barang pada saat harga
keseimbangan sama dengan jumlah
penawaran. Secara grafis hal tersebut
diindikasikan dengan adanya perpotongan
kurva permintaan dan penawaran.
Melalui tulisan ini penjualan gorengan
akan dianalisis bagaimana bentuk kurva
permintaan dan penawaran dapat
membentuk titik keseimbangan sebagai
penentu harga keseimbangan. Harga
keseimbangan ialah harga yang ditetapkan
dengan ketentuan pedagang dan konsumen
tidak ingin menambah atau mengurangi
kuantitas barang diperjualbelikan.
Keadaan tersebut kontinu selama faktor
lain yang dapat memengaruhi tidak
menunjukkan perubahan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Gorengan adalah cemilan yang
diproses dengan cara digoreng dan pada
umumnya, memiliki rasa gurih, asin, atau
manis. Gorengan dibuat dari tepung-
tepungan yang dikombinasikan dengan
beberapa bahan seperti sayuran, udang,
tempe, tahu, umbi, kacang hijau, dan mie.
Gorengan dapat dijumpai hampir di
seluruh sudut-sudut kota di Surabaya
dengan harga yang bervariatif. Jenis-jenis
gorengan antara lain : tahu isi, bakwan,
tempe, perkedel jagung, lumpia, jagung,
pisang, singkong, cakwe, cireng, onde-
onde, dan lainnya.
Gorengan banyak dipilih sebagai
produk yang dikomersilkan karena
memiliki banyak penggemar. Dalam
kegiatan tersebut terdapat beberapa oknum
yang terlibat meliputi pedagang, pembeli,
dan pengusaha. Pedagang berperan sebagai
oknum yang terlibat dalam kegiatan jual-
beli barang atau jasa (yang tidak
diproduksinya sendiri) dengan tujuan
memeroleh keuntungan. Secara umum,
pedagang merupakan tangan kedua dari
produsen (pengusaha). Pengusaha ialah
pencipta barang atau jasa melalui kegiatan
produksi dengan sasaran kemajuan usaha.
Adapun konsumen merupakan seseorang
yang mendapatkan barang atau jasa untuk
kegiatan konsumsi pribadi. Dalam
penjualan gorengan, sebagian besar
pengusaha dan pedagang merupakan satu
pihak yang sama, sedangkan konsumen
meliputi usia anak-anak hingga manula.
Dalam kegiatan jual beli gorengan di
dapati adanya permintaan dan penawaran.
Permintaan dapat ditinjau dari sisi
konsumen sedangkan penawaran dati sisi
pedagang. Permintaan dikatakan sebagai
daya beli konsumen sebagai kuantitas
kebutuhan barang atau jasa yang diminati
pada tingkatan harga tertentu dalam
periode waktu. Permintaan memiliki tiga
keutamaan yaitu kuantitas barang atau jasa
yang diminta, daya beli konsumen, dan
keinginan konsumen terhadap barang atau
jasa yang diikuti daya beli melalui harga
yang ditentukan. Kurva permintaan ialah
grafik harga-kuantitas barang yang ingin
dan dapat dibeli konsumen per periode
waktu yang diturunkan dari titik-titik yang
berada pada Price Consumption Curve
(PCC). PCC diperoleh melalui plot titik-
titik utilitas pada masing-masing
persinggungan indiverent kurva
(menggambarkan kombinasi dari dua
barang yang dikonsumsi konsumen dengan
manfaat dan kepuasan yang sama) dan
budget line. Faktor yang memengaruhi
permintaan diantaranya harga barang itu
sendiri, harga barang lain yang terkait,
3. tingkat pendapatan, selera konsumen,
jumlah penduduk, perkiraan harga di masa
mendatang, dan usaha untuk meingkatkan
penjualan. Penawaran merupakan
kuantitas barang yang akan dijual dengan
tingkatan harga per periode waktu tertentu.
Penawaran dapat dibedakan menjadi
penawaran jangka panjang dan pendek,
adapun kurva penawaran jangka pendek
didapatkan melalui kurva biaya marginal
yang terletak diatas biaya variabel rata-
rata. Faktor yang memengaruhi penawaran
meliputi harga barang komplemen, biaya
produksi, teknologi produksi, keuntungan
dan ekspektasi yang diinginkan pedagang,
dan kompetitor. Idealnya, pada tingkatan
harga yang lebih rendah penawaran akan
semakin tinggi, sedangkan penawarannya
cenderung tinggi.
Representasi permintaan dan
penawaran dapat ditunjukkan melalui
kurva permintaan dan kurva pernawaran.
Penggabungan kedua kurva dalam sebuah
grafis dapat dimanfaatkan untuk
memeroleh titik keseimbangan. Titik
keseimpangan terdiri dari 2 komponen
yaitu kuantitas keseimbangan dan harga
keseimbangan. Perlunya mencapai titik
keseimbangan dapat dipergunakan
pegadang untuk menganalisis berapa
kuantitas yang akan ditawarkan jika
terbentuk harga keseimbangan yang
sedemikian rupa agar penjualannya dapat
bersaing dengan kompetitornya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan penelitian studi kasus
dibagi menjadi tiga. Tahap pertama
dilakukan melalui kajian pustaka yang
berasal dari literatur buku, artikel,dan
jurnal ilmiah yang mendukung
penulisan artikel. Tahap kedua berupa
pengumpulan data. Terdapat dua data
yang dikumpulkan meliputi data
permintaan dan penawaran. Data
permintaan diperoleh melalui
wawancara 20 responden yang terdiri
dari masyarakat yang tinggal di sekitar
Kodam V/Brawijaya dengan rentang
usia 21 hingga 45 tahun. Data
penawaran didapatkan dengan
wawancara 3 pedagang gorengan yang
tersebar di sekitar Kodam V/Brawijaya
dan selanjutnya disajikan pada Tabel 1.
Adapun pertanyaan saat wawancara
pengumpulan data permintaan dan
penawaran untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 1 dan 2. Tahap
terakhir berupa analisis dan
pembahasan data yang selanjutnya
akan diolah sedemikian rupa untuk
mendapatkan titik keseimbangan.
Tabel 1 : Pedagang Gorengan
Lokasi Jumlah
Gorengan
Harga
(rupiah)
Karangan 500 1000
Ksatrian 400 1000
Gunung Sari 400 500
4. Gambar 1 : Daftar Pertanyaan Wawancara
Permintaan Gorengan
Gambar 2 : Daftar Pertanyaan Wawancara
Penawaran Gorengan
IV. HASIL
Data utilitas permintaan masing-masing
individu yang telah dikumpulkan disajikan
melalui tabel 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 akan
dikalkulasi sehingga didapatkan
representasi utilitas total sebagai titik-titik
pembentuk Price Consumption Curve
(PCC). Selanjutnya, titik-titik pada PCC
akan diturunkan sedemikian rupa hingga
didapatkan kurva permintaan.
Tabel 2 : Data Kombinasi Permintaan Gorengan ( Harga Rp. 1.000,00) dan Es Degan ( Harga Rp. 5.000,00)
Budget Line (individu)
Gorengan : 50 , Es Degan : 0
Gorengan : 0 , Es Degan : 10
Nmr. Jumlah
Gorengan
Jumlah
Es Degan
1 10 8
2 20 6
3 15 7
4 5 9
5 10 9
6 5 8
7 5 8
8 10 8
9 20 6
10 10 8
11 5 9
12 5 9
13 15 7
14 5 9
15 10 8
16 10 8
17 20 6
18 10 8
19 5 9
20 10 8
U1 210 168
PERTANYAAN SAAT
WAWANCARA PERMINTAAN
GORENGAN
a. Berapa usia anda?
b. Jika anda memiliki uang sejumlah
Rp. 50.000,00 dan harus
menghabiskannya untuk membeli
gorengan dan es degan pada tiap-
tiap harga dibawah ini, kombinasi
apa yang akan anda lakukan :
Es degan Rp. 5.000,00 dan
gorengan Rp. 1.000,00
Es degan Rp. 5.000,00 dan
gorengan Rp. 800,00
Es degan Rp. 5.000,00 dan
gorengan Rp. 600,00
Es degan Rp. 5.000,00 dan
gorengan Rp. 500,00
Es degan Rp. 5.000,00 dan
gorengan Rp. 400,00
Es degan Rp. 5.000,00 dan
gorengan Rp. 300,00
PERTANYAAN SAAT
WAWANCARA
PENAWARAN GORENGAN
a. Dimanakah lokasi perdagangan
gorengan?
b. Berapa biaya tetap yang
dialokasikan per hari?
c. Berapa harga dan jumlah
gorengan yang dijual tiap hari?
d. Berapa biaya variabel yang
dialokasikan jika unit gorengan
yang diproduksi diasumsikan
dari 0, selanjutnya bertambah
100 biji?
5. Tabel 3 : Data Kombinasi Permintaan Gorengan ( Harga Rp. 800,00) dan Es Degan ( Harga Rp. 5.000,00)
Budget Line (individu)
Gorengan : 63 , Es Degan : 0
Gorengan : 0 , Es Degan : 10
Nmr. Jumlah
Gorengan
Jumlah
Es Degan
18 7
2 25 6
3 12 8
4 6 9
5 12 8
6 6 9
7 6 9
8 25 6
9 25 6
10 18 7
11 12 8
12 18 7
13 25 6
14 6 9
15 12 8
16 12 8
17 25 6
18 12 8
19 6 9
20 25 6
U2 306 150
Tabel 4 : Data Kombinasi Permintaan Gorengan ( Harga Rp. 600,00) dan Es Degan ( Harga Rp. 5.000,00)
Budget Line (individu)
Gorengan : 83 , Es Degan : 0
Gorengan : 0 , Es Degan : 10
Nmr. Jumlah
Gorengan
Jumlah
Es Degan
1 33 6
2 33 6
3 25 7
4 16 8
5 16 8
6 8 9
7 16 8
8 33 6
9 33 6
10 33 6
11 25 7
12 25 7
13 49 4
14 16 8
15 25 7
16 16 8
17 33 6
18 16 8
19 16 8
20 33 6
U3 500 139
6. Tabel 5 : Data Kombinasi Permintaan Gorengan ( Harga Rp. 500,00) dan Es Degan ( Harga Rp. 5.000,00)
Budget Line (individu)
Gorengan : 100 , Es Degan : 0
Gorengan : 0 , Es Degan : 10
Nmr. Jumlah
Gorengan
Jumlah
Es Degan
1 40 6
2 40 6
3 40 6
4 20 8
5 40 6
6 20 8
7 30 7
8 40 6
9 60 4
10 40 6
11 30 7
12 30 7
13 60 4
14 40 6
15 60 4
16 40 6
17 40 6
18 40 6
19 30 7
20 40 6
U4 780 122
Tabel 6 : Data Kombinasi Permintaan Gorengan ( Harga Rp. 400,00) dan Es Degan ( Harga Rp. 5.000,00)
Budget Line (individu)
Gorengan : 125 , Es Degan : 0
Gorengan : 0 , Es Degan : 10
Nmr. Jumlah
Gorengan
Jumlah
Es Degan
1 50 6
2 50 6
3 50 6
4 25 8
5 50 6
6 25 8
7 50 6
8 50 6
9 75 4
10 50 6
11 50 6
12 50 6
13 75 4
14 50 6
15 50 6
16 50 6
17 50 6
18 50 6
19 50 6
20 50 6
U5 950 103
7. Tabel 7 : Data Kombinasi Permintaan Gorengan ( Harga Rp. 300,00) dan Es Degan ( Harga Rp. 5.000,00)
Budget Line (individu)
Gorengan : 167 , Es Degan : 0
Gorengan : 0 , Es Degan : 10
Nmr. Jumlah
Gorengan
Jumlah
Es Degan
1 100 4
2 100 4
3 82 5
4 50 7
5 50 7
6 50 7
7 82 5
8 100 4
9 82 5
10 100 4
11 100 4
12 82 5
13 100 4
14 100 4
15 100 4
16 82 5
17 100 4
18 100 4
19 100 4
20 82 5
U6 1742 95
Gambar 3 : Price Consumption Curve
0
50
100
150
200
250
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Price Consumption Curve (PCC)
A
U1
U2
U3
U4
U5
U6 PCC
IC6
IC5
IC4
IC3
IC2
IC1
Q Es Degan
Q Gorengan
8. Gambar 4 : Kurva Permintaan Gorengan
Data penawaran ketiga pedagang gorengan
perhari akan disajikan pada tabel 8, 9, dan
10. Data yang diperoleh dipergunakan
untuk melakukan perhitungan biaya total
(TC), rata-rata biaya total (ATC), rata-rata
biaya tetap (AFC), rata-rata biaya variabel
(AVC), serta biaya marginal (MC). Setelah
memeroleh data, grafik penawaran jangka
pendek masing-masing pedagang yang
berupa biaya marginal diatas biaya rata-
rata digambarkan dalam gambar 5, 6, dan
7. Gambar-gambar tersebut selanjutnya
akan direpresentasikan ke dalam kurva
penawaran pedagang gorengan di
Surabaya pada gambar 8. .
Tabel 8 : Data Penawaran Gorengan di Karangan
Biaya Tetap (FC) : Rp. 60.000,00
Q VC
(rupiah)
TC
(rupiah)
AFC
(rupiah)
AVC
(rupiah)
ATC
(rupiah)
MC
(rupiah)
0 n/a 60.000 n/a n/a n/a 0
100 60.000 120.000 600 600 1.200 600
200 110.000 170.000 300 550 850 500
300 170.000 230.000 200 566 766 600
400 250.000 310.000 150 625 775 800
500 350.000 410.000 120 700 820 1000
0
200
400
600
800
1000
1200
0 500 1000 1500 2000
Kurva PermintaanGorengan
Kuantitas
210
306
500
780
950
1742
P
Q
9. Gambar 5 : Kurva Penawaran Gorengan di Karangan
Tabel 9 : Data Penawaran Gorengan di Ksatrian
Biaya Tetap (FC) : Rp. 40.000,00
Q VC
(rupiah)
TC
(rupiah)
AFC
(rupiah)
AVC
(rupiah)
ATC
(rupiah)
MC
(rupiah)
0 n/a 40.000 n/a n/a n/a 0
100 40.000 80.000 400 400 800 400
200 100.000 140.000 200 500 700 600
300 180.000 220.000 133 600 730 800
400 280.000 330.000 100 700 825 1.000
Gambar 6 : Kurva Penawaran Gorengan di Ksatrian
0
200
400
600
800
1000
1200
100 200 300 400 500
AVC
MC
P
Q
Penawaran
0
200
400
600
800
1000
1200
100 200 300 400
AVC
MC
P
Q
Penawaran
10. Tabel 10 : Data Penawaran Gorengan di Gunung Sari
Biaya Tetap (FC) : Rp. 20.000,00
Q VC
(rupiah)
TC
(rupiah)
AFC
(rupiah)
AVC
(rupiah)
ATC
(rupiah)
MC
(rupiah)
0 n/a 20.000 n/a n/a n/a 0
100 25.000 45.000 200 250 450 250
200 55.000 75.000 100 275 375 300
300 85.000 105.000 67 283 350 400
400 135.000 155.000 50 338 386 500
Gambar 7 : Kurva Penawaran Gorengan di Gunung Sari
Gambar 8 : Kurva Penawaran Gorengan di Surabaya
0
100
200
300
400
500
600
200 400 600 800
AVC
MC
Penawaran
P
Q
0
200
400
600
800
1000
1200
200 300 400 500 700 900
Kurva PenawaranGorengan
P
Q
11. Titik keseimbangan merupakan perpaduan
harga keseimbangan dan kuantitas
keseimbangan. Pada titik tersebut baik
pedagang dan konsumen tidak ingin
menambah atau mengurangi kuantitas
barang pada tingkat harga yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, titik
keseimbangan didapatkan dari
perpotongan kurva permintaan dan
penawaran yang akan ditunjukkan pada
gambar 9. Adapun interaksi antara
kurva permintaan dan penawaran akan
diterangkan pada tabel 11.
Gambar 8 : Titik Keseimbangan Kurva Permintaan dan
Penawaran Gorengan di Surabaya
Tabel 11 : Interaksi Kurva Permintaan dan Penawaran Gorengan di Surabaya
Harga
(Rupiah)
Permintaan Penawaran Interaksi Keterangan
300 1742 200 Kelebihan permintaan 1542
400 950 300 Kelebihan permintaan 650
500 780 400 Kelebihan permintaan 380
600 500 500 Titik Keseimbangan Penawaran = Permintaan
800 306 700 Kelebihan penawaran 394
1.000 210 900 Kelebihan penawaran 690
0
200
400
600
800
1000
1200
0 500 1000 1500 2000
Kuantitas
210
306
500
780
950
1742
P
Q
900
700
400
300
200
Permintaan
Penawaran
Titik
Keseimbangan
12. V. PEMBAHASAN
Titik keseimbangan penawaran dan
permintaan gorengan di Surabaya
berdasarkan gambar 8 dapat disepakati jika
harga keseimbangan jatuh pada nominal
Rp. 600,00 dengan kuantitas
keseimbangan 500 buah gorengan.
Permintaan gorengan di Surabaya
dapat dikategorikan elastis terhadap
perubahan harga dikarenakan kurva
permintaannya landai. Penurunan harga
gorengan mengakibatkan kenaikan yang
cukup tinggi terhadap permintaan
gorengan.
VI. KESIMPULAN
Kuantitas keseimbangan dan harga
keseimbangan gorengan terjadi pada titik
keseimbangan kurva permintaan dan
penawaran yang merupakan titik potong
kurva permintaan dan penawaran. Harga
yang rendah akan mengakibatkan interaksi
permintaan dan penawaran kelebihan
permintaan sedangkan harga yang tinggi
kelebihan penawaran. Adanya kondisi
tersebut mendorong pencarian titik
keseimbangan kedua kurva dengan
diperileh hasil kuantitas keseimbangan 500
buah gorengan dengan harga
keseimbangan Rp. 500,00 per buah.
REFERENSI
[1] Kurniawan, Dian (2014), 3 Sektor ini
Jadi Penunjang Utama Perekonomian
Surabaya
http://bisnis.liputan6.com/read/209
8597/3-sektor-ini-jadi-penunjang-
utama-perekonomian-surabaya
(Diakses pada tanggal 25 Agustus
2017)
[2] Ilmu Eknomi ID (2015), Pengertian
Penawaran, Hukum, Fungsi, dan Kurva
Penawaran
http://www.ilmu-ekonomi-
id.com/2015/12/penawaran-
supply.html (Diakses pada tanggal
29 Agustus 2017)
[3] Ilmu Ekonomi (2015), Pengertian
Permintaan, Hukum,dan Kurva Permintaan
http://www.ilmu-ekonomi-
id.com/2015/12/permintaan.html
(Diakses pada tanggal 25Agustus
2017)
[4] Ilmu Ekonomi ID (2017),
Pengertian dan Jenis-Jenis
Pedagang Eceran Retailer.
http://www.ilmu-ekonomi-
id.com/2017/07/pengertian-dan-
jenis-jenis-pedagang-eceran-
retailer.html (Diakses pada tanggal
25 Agustus 2017)