⦁ Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1926 di Surabaya. NU mempersatukan solidaritas ulama tradisional dan pengikutnya.
⦁ NU berdasarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dan mengikuti salah satu dari empat mazhab utama (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali) dalam bidang fiqih. Dalam bidang akidah mengikuti
2. Nahdlatul Ulama atau disingkat NU, yang
merupakan suatu jam’iyah Diniyah Islamiyah yang
berarti Organisasi Keagamaan Islam. Didirikan di
Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab
1344 H. Organisasi ini merupakan salah satu
organisasi terbesar di Indonesia dewasa ini. NU
mempersatukan solidaritas ulama tradisional dan
para pengikut mereka .
3. Sebagai latar belakang terbentuknya organisasi NU ini adalah
gerakan pembaruan di Mesir dan sebagian Timur Tengah lainnya
dengan munculnya gagasan Pan-Islamisme yang dipelopori
Jamaluddin al-Afghani untuk mempersatukan seluruh dunia Islam.
Sementara di Turki bangkit gerakan nasionalisme yang kemudian
meruntuhkan Khalifah Usmaniyah.
oleh
Pada saat yang sama, tantangan pembaruan yang dibawa
Muhammad Abduh di Mesir mempengaruhi ulama Indonesia.
Penghapusan kekhalifahan di Turki dan kejatuhan Hijaz ke tangan
Ibn Sa’ud yang menganut Wahabiyah pada tahun 1924 memicu
konflik terbuka dalam masyarakat Muslim Indonesia. Perubahan-
perubahan ini mengganggu sebagian besar ulama Jawa, termasuk
Hasbullah. Dia dan ulama sefaham menyadari serta melakukan
usaha-usaha untuk melawan ancaman bid’ah tersebut serta
merupakan kebutuhan yang mendesak.
Timu
Hasyim As’ari Kiai dari pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa
tahu
r, menyetujui permintaan mereka untuk membentuk NU pada
n 1926 dan dia menjadi ketua pertamanya atau ro’is akbar.
4. ⦁ Nahdlatul Ulama sebagai jami’yah diniyah
beraqidah islam menurut faham
Ahlussunnah wal Jama’ah. Dalam bidang fiqih
mengikuti salah satu madzhab empat, Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hambali. Dalam Bidang
Akidah mengikuti Abu Hasan Al-Asy’ari dan
Abu Mansur al-Maturidi. Dalam Bidang
Tasawuf mengikuti Al-Ghazali dan Junaedi
Al-Baghdadi.
⦁ NU dalam Kehidupan berbangsa dan
bernegara berasas pada Pancasila.
5. Khittah NU 1926 menyatakan tujuan NU sebagai berikut:
⦁ Meningkatkan hubungan antar ulama dari berbagai
mazhab sunni.
⦁ Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah
Wal-Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat,
di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
⦁ Meneliti kitab-kitab pesantren untuk menentukan
kesesuaian dengan ajaran Ahlusunnah Wal-
Jama’ah.
⦁ Mendakwahkan Islam berdasarkan ajaran empat
mazhab.
⦁ Mendirikan Madrasah, mengurus masjid, tempat-tempat
ibadah, dan pondok pesantren, mengurus yatim piatu
dan fakir miskin.
⦁ Dan membentuk organisasi untuk memajukan
pertanian, perdagangan, dan industri yang halal
menurut hukum Islam.
6. Struktur
1. Pengurus Besar (tingkat Pusat)
2. Pengurus Wilayah (tingkat Propinsi)
3. Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota)
4. Majelis Wakil Cabang (tingkat Kecamatan)
5. Pengurus Ranting (tingkat Desa/Kelurahan)
Untuk tingkat Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil
Cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:
1. Mustasyar (Penasehat)
2. Syuriah (Pimpinan Tertinggi)
3. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Untuk tingkat Ranting, setiap kepengurusan terdiri dari:
1. Syuriaah (Pimpinan tertinggi)
2. Tanfidziyah (Pelaksana harian)
7. 1.Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah
Program pokok:
🞉 Pengkajian ketarekatan dan keagamaan.
🞉 Pengembangan ajaran tarekat mu'tabarah di
lingkungan NU.
🞉 Pembinaan praktek tarekat bagi warga NU
2. Muslimat NU
Program pokok:
🞉 Pengkaderan dan pengembangan keorganisasian
🞉 Pengkajian keperempuanan dan kemasyarakatan
🞉 Pengembangan SDM kaum perempuan
🞉 Pengembangan pendidikan kejuruan
🞉 Pengembangan usaha sosial dan advokasi perempuan
8. 3. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
Program pokok:
🞉 Pengkaderan dan pengembangan keorganisasian.
🞉 Pengembangan wawasan kebangsaan.
🞉 Pengembangan SDM di bidang ekonomi, politik,
IPTEK, social budaya, dan hukum.
🞉 Pengembangan jaringan kerja nasional dan
internasional.
4. Fatayat NU
Program pokok:
🞉 Pengkaderan dan pengembangan keorganisasian.
🞉 Kajian kepemudaan dan keperempuanan.
🞉 Pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
🞉 Penanggulangan krisis social, terutama menyangkut
perbaikan kualitas generasi muda.
9. 5. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
Program pokok:
🞉 Pengkaderan dan pengembangan keorganisasian
🞉 Pengkajian social kemasyarakatan
🞉 Pengembangan kreatifitas pelajar
🞉 Penggalangan dana beasiswa bagi pelajar kurang mampu
🞉 Pendidikan dan pembinaan remaja penyandang masalah social
6. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
Program pokok:
🞉 Pengkaderan dan pengembangan keorganisasian
🞉 Pengkajian social keagamaan serta masalah remaja dan
kepelajaran
🞉 Pendidikan dan pelayanan kesehatan remaja
🞉 Pengembangan pendidikan bagi pelajar putus sekolah
🞉 7. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)
🞉 Pemetaan dan pengembangan potensi kader terdidik NU
🞉 Optimalisasi peran dan mobilitas social warga NU
🞉 Pengkajian masalah-masalah keindonesiaan
🞉 Pengembangan jaringan kerja nasional dan internasional
10. 8.Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa (IPS Pagar Nusa)
Program pokok:
🞉 Pendidikan bela diri pencak silat.
🞉 Pembinaan dan pengembangan tenaga keamanan
di lingkungan NU.
🞉 Pengembangan kerja social kemanusiaan.
9.Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz (JQH)
Program pokok:
🞉 Pengkajian dan pengembangan seni baca Al-
Qur'an.
🞉 Pendidikan dan pembinaan qira'atul Qur'an.
🞉 Pengembangan SDM di bidang tahfidzul Qur'an.
🞉 Penyelenggaraan MTQ.
11. Jumlah warga Nahdlatul Ulama atau basis
pendukungnya diperkirakan mencapai lebih dari 40
juta orang, dari beragam profesi. Sebagian besar
dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota
maupun di desa. Mereka memiliki kohesifitas yang
tinggi karena secara sosial-ekonomi memiliki
masalah yang sama, selain itu mereka juga sangat
menjiwai ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah dan pada
umumnya mereka memiliki ikatan cukup kuat
dengan dunia pesantren yang merupakan pusat
pendidikan rakyat dan cagar budaya NU.
12. Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam, sebagaimana
diwariskan oleh para walisongo dan pendahulunya.
Melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa
persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam
perbedaan.
Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di Mekah,
sehingga umat Islam sedunia bisa menjalankan ibadah sesuai
dengan madzhab masing-masing.
Mempelopori berdirinya Majlis Islami A'la Indonesia (MIAI) tahun
1937, yang kemudian ikut memperjuangkan tuntutan Indonesia
berparlemen.
Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan imperialis
melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22
Oktober 1945.
Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955 berhasil
menempati urutan ketiga dalam peroleh suara secara nasional.
Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika
(KIAA) 1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37 negara.
Mempelopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil
society di Indonesia sepanjang dekade 90-an.
13. Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada
saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi
pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu
1955. NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi
DPR, dan 91 kursi Konstituante. Pada masa
Demokrasi Terpimpin, NU dikenal sebagai partai yang
mendukung Soekarno. Setelah PKI memberontak, NU
tampil sebagai salah satu yang aktif menekan PKI.
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai
Persatuan Pembangunan pada 5 januari 1973.
Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada
Muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan diri
untuk ‘Kembali ke Khittah 1926’ yaitu untuk tidak
lagi berpolitik praktis.
par
Namun, setelah reformasi 1988, muncul partai-
tai yang mengatasnamakan NU. Yang terpenting
adalah PKB yang dideklarasikan oleh Abdurrahman
Wahid.