1. Barisan Pelopor
Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 1 November 1944. Organisasi semimiliter ini
dibentuk sebagai hasil keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In (Dewan
Pertimbangan Pusat. Barisan Pelopor dipimpin oleh Ir. Soekarno. Sedangkan
wakilnya yaitu R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran Martoatmojo.
Tokoh nasionalis yang duduk dalam Barisan Pelopor berusaha memanfaatkan
kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menanamkan semangat nasionalisme di
kalangan para pemuda. Para pemuda dikerahkan untuk mendengarkan pidato para
tokoh nasionalis. Di dalam pidatonya, para tokoh nasionalis selalu menyelipkan kata-
kata untuk membangkitkan semangat cinta tanah air di kalangan para pemuda.
Organisasi Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang Pada bulan Januari 1942 Jepang
menduduki Malaysia, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Malaysia pada waktu itu
dikuasai Sekutu berhasil direbut Jepang. Pada tanggal 24 Januari 1942 Jepang
menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Balikpapan merupakan sumber-
sumber minyak maka diserang dengan hati-hati agar tetap utuh, tetapi
dibumihanguskan oleh tentara Belanda. Tanggal 3 Februari 1942 Samarinda diduduki
pasukan Jepang. Pada waktu itu Samarinda masih dikuasai tentara Hindia Belanda
(KNIL). Dengan direbutnya lapangan terbang oleh Jepang, maka tanggal 10 Februari
1942 Banjarmasin dengan mudah dapat diduduki. Pada tanggal 4 Februari 1942
Ambon berhasil diduduki Jepang, kemudian dilanjutkan pada tanggal 14 Februari
1942 menguasai Palembang dan sekitarnya. Dengan jatuhnya Palembang maka
dengan mudah Jepang masuk ke Jawa. Dalam penyerbuan-penyerbuan itu Jepang
lebih kuat dibanding Sekutu karena Jepang memiliki bantuan kekuatan udara taktis.
Sedangkan kekuatan udara Sekutu sudah dihancurkan dalam pertempuran-
pertempuran awal di Indonesia maupun Malaya (Malaysia). Berikut ini Organisasi
Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang:
2. 1.Seinendan (Barisan pemuda)
Seinendan merupakan organisasi pemuda yang dibentuk pada tanggal 29 April 1943,
tepat pada hari ulang tahun Kaisar Jepang. Seinendan merupakan organisasi
kepemudaan yang bersifat semimiliter. Organisasi tersebut langsung berada di
bawah pimpinan gunseikan. Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk
mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah
airnya dengan kekuatan sendiri. Namun, sebenarnya maksud tersembunyi
pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendapatkan tenaga cadangan
sebanyak-banyaknya yang diperlukan bagi kemenangan perang Jepang.
Pada awalnya, Seinendan beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusaia antara
15-25 tahun. Namun, usia anggotanya kemudian diubah menjadi 14-22 tahun. Pada
awalnya anggota Seinendan sebanyak 3.500 orang yang berasal dari seluruh Jawa.
Jumlah tersebut berkembang menjadi 500.000 orang pemuda pada akhir masa
pendudukan Jepang.
Susunan Seinendan terdiri atas:
a.Dancho(Komandan)
b.Fuku Dancho(Wakil Komandan)
c.Komon(Penasehat)
d.Sanyo(Anggota Dewan Pertimbangan)
e.Kanji(Administrator)
Yang pasti bahwa organisasi ini digunakan untuk mengamankan garis belakang dan
sebagai barisan cadangan. Selain itu dibentuk pula Seinendan putri yang membantu
pelaksanaan garis belakang.
2.Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Keibodan juga merupakan organisasi pemuda yang dibentuk bersamaan dengan
pembentukan Seinendan. Berbeda dengan Seinendan, dalam pembentukan
Keibodan tersebut tampak bahwa pemerintah pendudukan Jepang berusaha agar
tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis. Bahkan kaum nasionalis pada tingkat
bawah pun tidak mempunyai hubungan dengan Keibodan, karena badan ini langsung
ditempatkan di bawah pengawasan polisi. Selain Jawa, kedua badan tersebut juga
dibentuk di Sumatra dan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan angkatan
laut. Di Sumatra, Keibodan dikenal dengan nama Bogodan. Di Kalimantan terdapat
badan serupa yang disebut Borneo Konan Hokokudan. Selain golongan pemuda, juga
dilakukan pengorganisasian kaum wanita. Pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai
(himpunan wanita). Usia minimum dari anggota Fujinkai adalah 15 tahun. Wanita-
wanita tersebut juga diberikan latihan-latihan militer.
Syuisyintai (Barisan Pelopor)
Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 1 November 1944. Organisasi semimiliter ini
dibentuk sebagai hasil keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In (Dewan
Pertimbangan Pusat. Barisan Pelopor dipimpin oleh Ir. Soekarno. Sedangkan wakilnya
yaitu R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran Martoatmojo. Tokoh
3. nasionalis yang duduk dalam Barisan Pelopor berusaha memanfaatkan kesempatan
itu sebaik-baiknya untuk menanamkan semangat nasionalisme di kalangan para
pemuda. Para pemuda dikerahkan untuk mendengarkan pidato para tokoh
nasionalis. Di dalam pidatonya, para tokoh nasionalis selalu menyelipkan kata-kata
untuk membangkitkan semangat cinta tanah air di kalangan para pemuda.
3.Fujinkai (Barisan Wanita)
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya terdiri atas wanita yang
berumur 15 tahun ke atas. Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat pertahanan
dengan cara mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan
makanan untuk kepentingan perang.
4.Hizbullah
Pada tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda Islam yang
dinamakan Hizbullah (tentara Allah) yang dalam istilah Jepangnya disebut Kaikyo
Seinen Teishintai. Hizbullah mempunyai tugas pkok, yaitu sebagai berikut :
Sebagai tentara cadangan dengan tugas dan program, antara lain : melatih
diri, jasmani maupun rohani dengan segiat-giatnya.; membantu tentara Dai Nippon;
menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh; menggiatkan dan
menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang.
Sebagai pemuda Islam dengan tugas dan program, antara lain : menyiarkan
agama Islam, memimpin umat Islam agar taat menjalankan agama Islam, dan
membela agama dan umat Islam Indonesia.[gs]
5.Gakutotai (Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944.
Menjelang Jepang terpuruk kalah tanpa syarat dalam Perang Dunia II, untuk
memperkuat posisinya di Indonesia, Jepang melatih rakyat dengan latihan
kemiliteran. Tidak ketinggalan pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pasukan pelajar dan
mahasiswa yang dibentuk oleh Jepang disebut dengan “GAKUKOTAI”.
4. 6.BARISAN BERANI MATI (Jibakutai), Pasukan Bunuh Diri Indonesia
Terinspirasi oleh penerbang bunuh diri Kamikaze, Jepang membentuk barisan bunuh
diri (Jibakutai) di Indonesia pada 8 Desember 1944. Jibaku kemudian diserap sebagai
kata Indonesia yang artinya “menyerang musuh dengan jalan menubrukkan dirinya
(yang sudah dipersenjatai dengan bom atau alat peledak lainnya) pada musuh;
bertindak nekat.”
Gambar di atas hanya ilustrasi. Jumlah keseluruhan anggota Jibakutai mencapai
50.000 orang. Ia didirikan di beberapa daerah. Di Bali misalnya, Jibakutai disebut juga
Bo’ei Teisin Tai. Pada Desember 1944, pihak berwenang Jepang melaporkan bahwa
orang Bali “minta bagian dalam menghajar musuh” dengan ikut Bo’ei Teisin Tai.
“Mereka mencatat bahwa para intelektual, kebanyakan guru sekolah, redaktur
media massa dan sebagainya merupakan mayoritas nama-nama yang terdaftar.
Kesatuan Bo’ei Teisin Tai pertama berdiri pada Maret 1945, dan pada Juni 1945, grup
kedua bertolak dari Buleleng ke Gianyar untuk latihan,” tulis sejarawan Geoffrey
Robinson dalam Sisi Gelap Pulau Dewata.
Kendati namanya sebagai pasukan berani mati, namun Jibakutai seperti barisan
semimiliter lain bentukan Jepang (Peta atau Pembela Tanah Air dan Heiho),
dipersiapkan hanya sebagai pendukung tentara Jepang.
“Haruslah diperhatikan bahwa satuan-satuan ini dipersenjatai dan dilatih hanya
dengan bambu runcing…Tujuan melatih kelompok-kelompok ini adalah saling kerja
5. sama dan mendukung kepada perang, bukanlah ikut serta secara militer sebagai
satuan-satuan tempur,” tulis sejarawan Joyce C. Lebra dalam Tentara Gemblengan
Jepang (Baca: Setengah Mitos Bambu Runcing)
Bahkan, sejarawan Nugroho Notosusanto, menegaskan bahwa Jibakutai tidak pernah
mempunyai eksistensi yang nyata sebagai organisasi monolitis seperti yang lain-lain.
“Barisan itu lebih merupakan ungkapan daripada tekad pemuda Indonesia untuk
mempertahankan tanah airnya terhadap musuh,” tulisnya dalam Tentara Peta Pada
Jaman Pendudukan Jepang di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Peta dan Heiho menjadi cikal bakal tentara Indonesia.
Bagaimana dengan Jibakutai?
Mantan pejuang kemerdekaan, Asmadi mengungkapkan kesaksiannya bahwa segera
setalah Proklamasi kemerdekaan, Jibakutai mengubah namanya menjadi Barisan
Berani Mati (BBM), tetapi umumnya orang menganggap namanya terlalu muluk.
Mereka baru menunjukkan aksinya ketika perang melawan Sekutu di Surabaya pada
10 November 1945.
“Berjenis-jenis kendaraan lapis baja seperti brencarrier, panser dan tank banyak yang
meledak karena ulah mereka,” tulis Asmadi dalam Pelajar Pejuang.
Anggota BBM beroperasi dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing menjinjing
sebuah bom, kemudian membenturkan diri ke kendaraan perang musuh yang
menghancurkan benteng-benteng berjalan itu. Tindakan yang kelewat berani ini
sangat menonjol pada hari ketiga perang. Keberanian mereka menimbulkan
kekaguman di kalangan pejuang dan keterkejutan di pihak lawan. Tentara Inggris
terperanjat dan menuding Indonesia menggunakan orang-orang Jepang untuk
melakukan bunuh diri, karena mereka menganggap hanya orang Jepang yang berani
berbuat nekat seperti itu.
“Anggota BBM telah membuktikan bahwa cemooh yang diperolehnya selama ini
adalah tidak benar, bahwa keberanian bukan milik bangsa Jepang saja yang dengan
Kamikaze-nya berani menumbukkan pesawat terbang ke kapal perang Sekutu,” tulis
Atmaji.
6. TUGAS SEJARAH
Organisasi Semi Militer
Di susun oleh
Livia fatmawati
Kelas XI IPS 2
SMA ALI MAKSUM YOGYAKARTA
TA 2016/2017