SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GAGAL
NAFAS
In House Training Graha Puspa Husada
SUDARMINTO
Instalasi Anestesiologi dan Rawat Intensif
RSU Dr. Saifu Anwar Malang
GAGAL NAFAS AKUT
(ACUTE RESPIRATORY FAILURE)
I. PENGERTIAN
- Gagal nafas akut terjadi ketika sistem respirasi tidak mampu
secara adequat untuk mengabsorbsi oksigen atau
mengeluarkan karbondioksida
- Suatu keadaan dimana upaya pernafasan tidak cukup untuk
mempertahankan gas darah dan nilai pH pada tingkat yang
bisa diterima
- Gagal nafas akut merupakan suatu akibat dari proses
penyakit paru atau bukan penyakit paru
- Gagal nafas akut ini berkembang progresif dalam hitungan
menit, jam dan hari pada pasien yang sebelumnya memiliki
paru normal atau sebelumnya memang sedang menderita
penyakit tertentu yang menjadi penyabab gagal nafas.
PENYEBAB GAGAL NAFAS
II. KLASIFIKASI
TIPE I HIPOKSEMIA
TIPE II HIPERCAPNEA
1. TIPE I HIPOKSEMIA
Ciri – ciri :
- PO2 turun
( 50 – 60 mmHg pada kadar oksigen ruangan )
- PCO2 normal atau turun
PENYEBAB :
Diakibatkan ketidakseimbangan difusi perfusi akibat
kelainan alveoli, shunting right to left
TIPE I HIPOKSEMIA
CIRI – CIRI :
- PO2 TURUN
( 50 – 60 MMHG PADA KADAR OKSIGEN
RUANGAN )
- PCO2 NORMAL ATAU TURUN
PENYEBAB :
DIAKIBATKAN KETIDAKSEIMBANGAN
DIFUSI PERFUSI AKIBAT KELAINAN ALVEOLI,
SHUNTING RIGHT TO LEFT
TERJADI PADA KELAINAN PENYAKIT PARU
RESTRIKTIF
- Fibrosis paru
- Odem paru cardiogenik dan non cardiogenik
- Atelektasis
- Pneumonia
- Aspirasi cairan lambung
- Tengelam
- ARDS
2. TIPE II HIPERCAPNEA
Ciri-ciri :
- PCO2 tinggi ( > 50 mmHg )
PENYEBAB :
Kelainan ini disebabkan oleh gangguan ventilasi
yang diakibatkan oleh kelainan sistem saraf
pusat dan periver, kelainan atau
ketidakstabilan otot otot respirasi, dinding
dada. Dimana keadaan ini mengakibatkan
gangguan hipoventilasi.
TERJADI PADA :
PENEKANAN DI PUSAT PERNAFASAN
- Pemakaian over dosis obat sedatif, opiat
- Trauma kepala
- Enchepalitis
- Poliomielitis
- Gangguan metabolik seperti gagal ginjal dan hepatic failure
KELAINAN PLEURA DAN DINDING DADA
- Flail chest
- Fraktur iga
- Pneumothorak
- Efusi pleura
- Kiposkoliosis
- Obesitas
KELAINAN OTOT
- Guilaine Barrel syndrome
- Miastenia grafis
- Trauma medula spinalis cervical 1 – 5
- Nyeri berat
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
- Broncitis kronis
- Asma
SUMBATAN JALAN NAFAS
- Adanya tumor
- Benda asing
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
(ARDS)
Pengertian :
Kerusakan paru progresif yang ditandai sindroma gagal nafas akut yang
disebabkan oleh penyakit penyebab yang berasal dari paru atau non paru.
ARDS bukan penyakit primer
ARDS komplikasi akhir dari penyakit dari paru atau non paru yang berkembang
parah dan progresifitas akibat proses inflamasi sistemik. Dan bukan merupakan
penyebab cardiogenik pulmonary odema
Ditemukan sekitar tahun 1967 oleh Ashbaugh dkk, dimulai dari ditemukannya 12
penderita dengan gejala yang sama dan tidak menderita penyakit paru
sebelumnya.
KRITERIA ARDS
www.themegallery.com
Kerusakan paru
Terjadi 24-48
setelah injuri paru
Kelainan paru bersifat extensif,
progresif dan bilateral
Kegagalan nafas bersifat akut
dan bermanifestasi hipoksemia
KRITERIA
ARDS
PATOFISIOLOGI
ARDS LUNG
ETIOLOGI
 Direct injury lung
1. Pneumonia
2. Aspirasi cairan lambung
3. Kontusio paru
4. Emboli lemak
5. Tengelam
6. Trauma inhalasi
 Indirect injury lung
1. Sepsis
2. Trauma berat dengan shock dan multiple tranfusi
3. Kardiopulmonary bypass
4. Drug overdosis
5. Pancreatitis
6. Tranfusi beberapa macam produk darah
SECARA KLINIS ARDS TERBAGI ATAS 4
FASE
 Fase laten
 Fase edema interstisiil
 Fase Edema intraalveolar
 Fase sub acut atau kronik
FASE ARDS
 FASE LATEN
Fase berlangsung jam – beberapa hari
Tidak ada gejala klinik
Terdapat pengaliran cairan limfa saja
 FASE EDEMA INTERSTISIIL
Terjadi kerusakan kapiler dan alveoli sehingga terjadi
peningkatan permiabilitas untuk protein sehingga
protein masuk kedalam interstisiil
Keluhan : sesak nafas, hiperventilasi dan hipoksemia
FASE ARDS
 FASE EDEMA INTRAALVEOLAR
Alveoli terisi oleh protein, terjadi karena kerusakan
Pneumosit I yang menyebabkan kenaikan
permiabilitas kapiler terhadap protein
Kerusakan Pneumosit II produksi surfactan kurang
dan alveoli kolap dan paru atelektasis
Gejala klinik : gelisah, pernafasan dangkal, tachipnea,
hipoksemia, kondisi ARDS yang berat
 FASE SUB ACUT/KRONIS
Bila terjadi penyembuhan maka protein plasma,
debris sel, da fibrin merangsang invasi sel sel
fibroblas dan terbentuknya membran hialin yang
bisa menimbulkan fibrosis paru
PATOFISIOLOGY
MEKAMISME INJURI PARU
Sistemic releasing Mediator(complemen,endotoksin,TNF)
Mengaktifkan neutropil, macrofag dll
Keluar ke PD, neutropil melepaskan oksigen radical,protease, leucotrien,
asam arachidonat (BERSIFAT MEMBEKUKAN DARAH )
Protease merusak endotel, epitel PD
Pneumosit 1 rusak
Permiabilitas meningkat
Alveoli kolap
Membran rusak
Produksi surfactan turun
Pneumosit 2 rusak
Pneumosit 1 rentan trauma
Peradangan, perdarahan, odema
Sembuh lambat
fibrosis
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGY
Faktor pencetus/penyebab
Lung injury
Respon inflamasi
Pelepasan subtansi vasoaktif
Peningkatan permiabilitas membran alveolo kapiler
Peningkatan kebocoran cairan yang kaya protein ke
jaringan interstisiil dan alveoli
Platelet leucosit
Sumbatan micro sirkulasi
pulmonal
PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN
Non cardiogenic pulmonary odema
Alveoli tergenangi cairan
yang kaya protein
Penurunan kadar surfactan
Cidera pada sel tipe II pneumosit
Atelektasis
Penurunan compliance paru
Hypoxemia
FRC turun
GANGGUAN PERTUKARAN GAS/GAGAL NAFAS
PATOFISIOLOGY
www.themegallery.com
Faktor pencetus/penyebab
Lung injury
Respon inflamasi
Pelepasan subtansi vasoaktif
Peningkatan permiabilitas membran alveolo kapiler
Peningkatan kebocoran cairan yang kaya protein ke
jaringan interstisiil dan alveoli
Platelet leucosit
Sumbatan micro sirkulasi
pulmonal
PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN
www.themegallery.com
Non cardiogenic pulmonary odema
Alveoli tergenangi cairan
yang kaya protein
Penurunan kadar surfactan
Cidera pada sel tipe II pneumosit
Atelektasis
Penurunan compliance paru
Hypoxemia(PCO2, PO2 )
FRC turun
Pola nafas tidak efektif
PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN
www.themegallery.com
FRC turun
Gangguan pertukaran gas
Life treathening
Ancaman
kematian
Kecemasan
sulit makan
intake nutrisi
kurang
perubahan nutrisi
Kelelahan
intoleransi aktifitas
intoleransi aktifitas
Kooping keluarga
tidak efektif
Kebutuhan
metabolisme naik
PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN
www.themegallery.com
Gangguan pertukaran gas
Penatalaksanaan terapi
Pengunaan ventilator mekanik
Setting PEEP terpasang ETT
resiko cardiac output,
Venous return turun
sulit mengeluarkan secret
produksi secret meningkat
gangguan
perfusiJaringan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
Resiko tinggi infeksi
Pengunaan jangka lama
overnutrisi
Malnutrisi
Malnutrisi
Rangsang otot nafas turun
Massa otot diafragma turun
Kekuatan otot nafas turun
Produksi surfactan turun
CO2 naik
Kegagalan weaning
PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN
www.themegallery.com
Gangguan pertukaran gas
Penatalaksanaan terapi
Prosedur infasif : Pemasangan PAC/CVP/arteri line
Resiko infeksi
BAGAIMANA PARU BISA FIBROSIS PARU
Perdarahan intraalveoli
Perubahan paru
Kongesti paru
Microemboli trombosit/ fibrin
Edema interstisiil
Edema intraalveolar
Pembentukan membran hialin
Hipertropi dan hiperplasia sel alveoli dan interstisiil
Proliferasi fibroblas alveoli
Pengendapan kolagen
Pengendapan kolagen
Fibrosis
GAMBARAN PATOLOGI PARU YANG
MENDERITA ARDS
 Jaringan paru berwarna hitam, kemerahan, massa bertambah, tidak
mengandung udara, paru hampir tidak mengembang
 Jaringan paru padat seperti organ hati
 Cairan dari paru banyak mengandung protein dan neutropil
 Paru disebut “ Baby Lung “
 Bila dipotong melintang :
- Perdarahan
- Kongesti
- Odema
- Banyak microemboli
GAMBAR ARDS LUNG
KOMPLIKASI
1. Kematian pada ARDS yang terjadi 72 jam
setelah onset disebabkan infeksi, yang
sebelum 72 jam karena faktor penyebab
2. Penurunan cardiac output
3. Empisema subcutis
4. Pneumothorax
5. Pneumomediastinum
PROGNOSA
1. Mortality Rate 50 - 70 %.
2. 70 – 80 % bila ada sepsis dan Multiple organ
Disfunction(MODS)
3. Penyebab kematian terbagi menjadi 2 kategori utama.
< 72 jam bila ada penyakit yang mendasari atau cidera
> 3 hari bila ada infeksi sekunder, sepsis, gagal nafas yang
menetap dan MODS
4. Kerusakan paru permanen karena fibrosis
5. Pada pasien ARDS yang berhasil sembuh, fungsi paru
membaik setelah 3 bulan setelah ekstubasi dan sembuh
maksimal pada 6 bulan setelah ekstubasi.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Prinsip – prinsip pengkajian
1. Pengkajian bersifat kolaboratif
2. Pengkajian dan diagnosa perawatan yang lebih awal akan
menentukan keberhasilan dalam memberikan tindakan
perawatan yang cepat dan tepat
3. Waspadai tanda dan gejala dipsnea, tachipnea, hipoksemia
yang tidak responSif dengan terapi oksigen
4. Tanda dan gejala ARDS muncul 24 – 48 jam sesudah onset
faktor predisposisi.
5. Pada pasien dengan penyakit dasar sepsis tanda dan gejala
ARDS muncul lebih awal yaitu < 24 jam
6. Tanda dan gejala yang muncul terbagi 2, yaitu gejala awal
dan lanjut.
PENGKAJIAN …….. LANJUTAN
Pengkajian yang penting adalah :
1. Pemantauan hemodinamik : CVP, PCWP, PAP
dan Cardiac output
2. Blood Gas analisa
3. Saturasi oksigen
4. Suara nafas
5. X ray serial
6. Keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Kebutuhan nutrisi dan metabolisme
8. Kebutuhan psikososial
LOKASI PEMASANGAN
PA KATETER UNTUK MENGUKUR
PULMONARY CAPILLARY WEDGE PRESSURE
(PCWP), PULMONARY ARTERY PRESSURE
(PAP)
PENGKAJIAN …….. LANJUTAN
Tanda dan Gejala Awal :
80 % ARDS terjadi 6-48 jam sesudah cidera paru (inflamasi) :
1. Gelisah
2. Perubahan prilaku
3. Disorientasi
4. Penurunan kesadaran
5. Sesak nafas
6. Hiperventilasi
7. Batuk
8. Tachicardia
9. Suhu naik
10. Alkalosis respiratorik (PCO2)
11. Torax foto normal
12. Kenaikan tekanan inspirasi puncak, bila pasien sudah terpasang
ventilator mekanik
PENGKAJIAN …….. LANJUTAN
Tanda dan Gejala Lanjut
 Pa O2 turun (Hipoksemia) tidak ada perbaikan dengan terapi oksigen
 PCO2 turun ( Hipocapnea )dengan respiratory alkalosis
 Retraksi intercosta dan suprasternal
 Dipnea
 Tachicardia
 Pucat
 Sianosis
 Ronchi
 Wheezing
 Suara nafas bronchial
 FRC turun
 Foto thorax : gambaran infiltrat pada kedua paru
 Alkalosis respiratorik dan asidosis metabolik yang menyebabkan produksi
asam lactat
 JVD normal
 Kenaikan tekanan inspirasi puncak, bila pasien sudah terpasang ventilator
mekanik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
BGA :
• PCO2 > 50 mmHg
• PO2 < 50 mmHg dengan terapi Fi O2 > 60%
Thorax foto :
 lebih dari 12 jam setelah injuri tampak infiltrat pada
kedua paru
 Perkabutan dan bercak bercak putih tampak di area
periver lebih banyak
 Tidak ada efusi pleura
Darah :
 Hb Normal / turun
 Leucosit normal / turun
 Trombosit turun
DIAGNOSA MEDIS
AMERICAN EUROPEAN CONSENSUS CONFERENCE (AECC) 1994 :
ONSET AKUT, ADA PENYAKIT YANG MENDASARI /FAKTOR
PREDISPOSISI
HIPOKSIA SCORE :
PaO2 / fiO2 > 400 : Paru normal
PaO2 / fiO2 ≤ 300 : Lung injuri
Pa O2 / fiO2 ≤ 200 : ARDS
THORAX FOTO INFILTRAT BILATERAL SETELAH LEBIH DARI 24 JAM
ONSET KEJADIAN INFILTRAT TERDAPAT PADA BAGIAN TEPI PARU
DAN MENYEBAR, BERBEDA DENGAN ODEMA PARU YANG
TAMPAK INFILTRAL PADA BAGIAN HILUSNYA
GAMBARAN INFILTRAT SEGERA HILANG PADA PEMBERIAN LASIX
PADA KASUS ALO SEDANGKAN PADA ARDS TIDAK MUDAH
HILANG
PCWP ≤ 18 MMHG
DIAGNOSA PERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif BD
peningkatan produksi sekret dan penurunan
fungsi cilia
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan peningkatan permiabilitas membran
alveolo kapiler, penurunan surfactan, emboli
dan sumbatan mirovasculer paru.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan permiabilitas membran
alveolokapilerdan penurunan compliance paru.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit
dan prosedur invasif.
DIAGNOSA PERAWATAN…….
LANJUTAN
5. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan
dengan kekurangan intake cairan, non
cardiogenik pulmonary odemadan terapi diuretik.
6. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan venous return, penurunan cardiac
output akibat pengunaan PEEP dan hipotensi.
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake yang kurang akibat
infeksi, trauma, pengunaan ventilator mekanik
dan peningkatan kebutuhan metabolisme.
8. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan bedrest dan nutrisi yang tidak adekuat
DIAGNOSA PERAWATAN…….
LANJUTAN
9. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan
berbicara, situasi krisis, dan ketidakpastian
10. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
hipoksemia.
11. Kooping keluarga tidak efektif berhubungan
dengan kurang pengetahuan, kurang informasi
dan kondisi ketidakpastian.
TUJUAN KEPERAWATAN
1. Jalan nafas/airway bersih
2. Meningkatkan oksigenasi ke jaringan
3. Menurunkan konsumsi oksigen
4. Suplai nutrisi adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
5. Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
6. Memberikan support psikologis pada pasien
dan keluarga
7. Menghindari infeksi
8. Mmpertahankn kwalitas fungsi paru dan organ
lainnya
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Prinsip prinsip :
Intervensi pada pasien dengan ARDS harus
bersifat kolaboratif, karena akan lebih
mudah tercapainya tujuan terapi,
meliputi :
1. Oksigenasi
2. Support psikososial dan family
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
4. Mempertahankan support nutrisi adekuat
OKSIGENASI
1. Atasi hipoksemia dengan alat terapi oksigen
90 % pasien ARDS dalam kurun waktu 48 jam
selalu perlu dilakukan intubasi untuk pemasangan
endotracheal tube ( Intubasi) dan penatalaksanaan
mengunakan ventilator mekanik
2. Mengurangi konsumsi oksigen
STRATEGI VENTILATOR MEKANIK
 Mencapai PO2 yang dibutuhkan dengan FiO2 yang
rendah
 Mendukung oksigenasi sampai penyebab teratasi
 Cegah Atelektasis
 Mengontrol asam basa dan PCO2
 Pakai PEEP
TUJUAN :
1. Memaksimalkan fungsi alveoli dan
mencegah collap
2. Menaikkan FRC
3. Mengurangi pemakaian O2 dengan
konsentrasi tinggi
4. PEEP mulai 5 mbarr
STRATEGI VENTILATOR MEKANIK
4. Pakai tidal volume rendah 5 ml/kg BB
ideal
5. RR maksimal 25 x/menit
6. Pakai sedasi dan muscle relaxan
7. Pertahankan jalan nafas lancar :
 Suctioning secret
 Pakai ETT
 Pertahankan humidifikasi.
STRATEGI VENTILATOR MEKANIK
MENGURANGI KONSUMSI OKSIGEN
Mempertahankan suhu tubuh normal:
1. Berikan antipiretik
2. Kompras dingin/ selimut dingin
3. Bedret total
Berikan kenyamanan :
1. Hindari nyeri
2. Pantau tanda tanda ketidaknyamanan : tachiardia,
gelisah,perhatian lingkaungan menurun
MENCEGAH ATELEKTASIS
1. Reposisi tiap 2 jam
2. Pulmonary higiene : Fisioterapi dada dan
suctioning
3. Waspada saat melakukan perubahan posisi
jangan sampai ada ganggun oksigenasi :
karena tubing yang tertekan
4. Bila paru yang sakit unilateral, maka
pertukaran gas dapat ditingkatkan dengan
meletakan pasien dengan posisi miring
dimana paru yang sehat berada dibawah.
Posisi ini mempermudah aliran darah untuk
meningkatkan fungsi paru
PANTAU HEMODINAMIK
1. Ukur CVP
2. Ukur PCWP
3. Cardiac output
4. Vital sign
5. Produksi urine
6. Kesadaran
7. Berat badan
8. Hb
9. Hematokrit
MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
Hal hal yang harus dipantau adalah :
• Pantau intake dan output cairan, hindari overload cairan
• Pantau BUN, creatinin, serum elektrolit
• Pantau bunyi tambahan paru ronchi, wheezing
• Pantau produksi urine
• Pantau level kesadaran
• Pantau nilai PCWP, nilai harus rendah atau normal
MEMPERTAHANKAN VENOUS RETURN
1. Mengangkat kaki 10 – 20 derajat
2. Melakukan pasive Range Of
Motion (ROM)
3. Pantau produksi urine
4. Odema
SUPPORT NUTRISI ADEQUAT
1. Pertahankan kebutuhan nutrisi adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme
2. Kebutuhan meningkat 1,5 - 2 kali, Hal ini
disebabkan karena adanya sepsis, stress metabolik,
trauma, peningkatan kerja nafas dan pengunaan
ventilator mekanik.
3. Perhatikan perbandingan kalori dan non protein
kalori (N : NPC)
4. Pertahankan sumber kalori dari karbohidrat dan
lemak (KH lemak = 1 : 1)
5. Lebih baik nutrisi enteral dari pada nutrisi
parenteral
PSIKOSOSIAL SUPPORT
1. Perlu diketahui bahwa pasien dengan ARDS akan mengalami
stress, kecemasan dan ketakutan akan penyakit kritis.
2. Rasa terisolasi karena pengunaan Ventilator mekanik dan masa
pemulihan yang lama dan tidak menentu.
3. Perawat harus bersikap ramah, hangat, percaya diri, menjaga
lingkungan tenang.
4. Beri kesempatan untuk memberikan penjelasan dengan hati hati
terhadap tiap prosedur yang akan dilakukan, perubahan kondisi
dan outcomenya pada pasien dan keluarga.
PSIKOSOSIAL SUPPORT……. LANJUTAN
5. Beri kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaan
6. Pasien boleh berperan dalam perencanaan
terapi
7. Pada pasien yang terpasang ventilator mekanik
: maka ijinkan keluarga untuk berkunjung atau
mendampingi, beri waktu yang cukup untuk
istirahat, sediakan foto foto orang yang dicintai
OUTCOMES
1. Pola nafas efektif dan pertukaran gas adekuat tanpa
mengunakan ventilator mekanik
2. Oksigenasi ke jaringan periver dan organ adekuat
3. Penurunan konsumsi oksigen
4. Temperatur tubuh dalam batas normal
5. Tidak ada tanda tanda infeksi
6. Keseimbangan cairan dan elektrolit optimal
7. Nutrisi adekuat dan efektif memenuhi kebutuhan
metabolisme
8. Integritas kulit terjaga
9. Kerusakan jaringan paru minimal
10.BP dan CO stabil
11.Kecemasan, ketakutan dan rasa isolasi sosial berkurang
12.Secara bertahap aktifitas pasien kembali normal tanpa
tanda tanda tahipnea, dipsnea, dan BGA dalam batas
normal
PENCEGAHAN TERJADINYA ARDS :
Hindari infeksi dengan terapi antibiotik
spektrum luas
Bila tranfusi gunakan blood set yang ada
filternya
Hindari shock yang terlalu lama
Hindari Hipertermia dan Hipotermia
Segera cek BGA bila ada pasien sesak nafas
yang refrakter terhadap terapi oksigen
pada pasien yang memiliki faktor
predisposisi
Hindari aspirasi cairan lambung
SUDAH SELESAI.......

More Related Content

What's hot

232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
dini dimas
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
Dwika Marbun
 
Bronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pBronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.p
angkyrofi
 

What's hot (20)

Spinal cord
Spinal cordSpinal cord
Spinal cord
 
TETRALOGI OF FALLOT
TETRALOGI OF FALLOTTETRALOGI OF FALLOT
TETRALOGI OF FALLOT
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Gagal napas
Gagal napasGagal napas
Gagal napas
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
Bronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pBronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.p
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Penghidu donna
Penghidu donnaPenghidu donna
Penghidu donna
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Osteologi da psik SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Osteologi da psik SEMESTER 2 kd 2 anatomyOsteologi da psik SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Osteologi da psik SEMESTER 2 kd 2 anatomy
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
PPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan JiwaPPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan Jiwa
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
 

Similar to 1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx

Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
Arif WR
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
Arif WR
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
sharklasers22
 

Similar to 1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx (20)

Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 
Askep Gagal Nafas
Askep Gagal NafasAskep Gagal Nafas
Askep Gagal Nafas
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
GAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptxGAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptx
 
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAnalisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
 
ASMA.pptx
ASMA.pptxASMA.pptx
ASMA.pptx
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
PPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptxPPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptx
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Ppok
PpokPpok
Ppok
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 

Recently uploaded

Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
AthoinNashir
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
sandiharyanto
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
DavyPratikto1
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
NadhifahRahmawati
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

Recently uploaded (20)

epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL NAFAS In House Training Graha Puspa Husada SUDARMINTO Instalasi Anestesiologi dan Rawat Intensif RSU Dr. Saifu Anwar Malang
  • 2. GAGAL NAFAS AKUT (ACUTE RESPIRATORY FAILURE) I. PENGERTIAN - Gagal nafas akut terjadi ketika sistem respirasi tidak mampu secara adequat untuk mengabsorbsi oksigen atau mengeluarkan karbondioksida - Suatu keadaan dimana upaya pernafasan tidak cukup untuk mempertahankan gas darah dan nilai pH pada tingkat yang bisa diterima - Gagal nafas akut merupakan suatu akibat dari proses penyakit paru atau bukan penyakit paru - Gagal nafas akut ini berkembang progresif dalam hitungan menit, jam dan hari pada pasien yang sebelumnya memiliki paru normal atau sebelumnya memang sedang menderita penyakit tertentu yang menjadi penyabab gagal nafas.
  • 4. II. KLASIFIKASI TIPE I HIPOKSEMIA TIPE II HIPERCAPNEA 1. TIPE I HIPOKSEMIA Ciri – ciri : - PO2 turun ( 50 – 60 mmHg pada kadar oksigen ruangan ) - PCO2 normal atau turun PENYEBAB : Diakibatkan ketidakseimbangan difusi perfusi akibat kelainan alveoli, shunting right to left
  • 5. TIPE I HIPOKSEMIA CIRI – CIRI : - PO2 TURUN ( 50 – 60 MMHG PADA KADAR OKSIGEN RUANGAN ) - PCO2 NORMAL ATAU TURUN PENYEBAB : DIAKIBATKAN KETIDAKSEIMBANGAN DIFUSI PERFUSI AKIBAT KELAINAN ALVEOLI, SHUNTING RIGHT TO LEFT
  • 6. TERJADI PADA KELAINAN PENYAKIT PARU RESTRIKTIF - Fibrosis paru - Odem paru cardiogenik dan non cardiogenik - Atelektasis - Pneumonia - Aspirasi cairan lambung - Tengelam - ARDS
  • 7. 2. TIPE II HIPERCAPNEA Ciri-ciri : - PCO2 tinggi ( > 50 mmHg ) PENYEBAB : Kelainan ini disebabkan oleh gangguan ventilasi yang diakibatkan oleh kelainan sistem saraf pusat dan periver, kelainan atau ketidakstabilan otot otot respirasi, dinding dada. Dimana keadaan ini mengakibatkan gangguan hipoventilasi.
  • 8. TERJADI PADA : PENEKANAN DI PUSAT PERNAFASAN - Pemakaian over dosis obat sedatif, opiat - Trauma kepala - Enchepalitis - Poliomielitis - Gangguan metabolik seperti gagal ginjal dan hepatic failure
  • 9. KELAINAN PLEURA DAN DINDING DADA - Flail chest - Fraktur iga - Pneumothorak - Efusi pleura - Kiposkoliosis - Obesitas KELAINAN OTOT - Guilaine Barrel syndrome - Miastenia grafis - Trauma medula spinalis cervical 1 – 5 - Nyeri berat
  • 10. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF - Broncitis kronis - Asma SUMBATAN JALAN NAFAS - Adanya tumor - Benda asing
  • 11. ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS) Pengertian : Kerusakan paru progresif yang ditandai sindroma gagal nafas akut yang disebabkan oleh penyakit penyebab yang berasal dari paru atau non paru. ARDS bukan penyakit primer ARDS komplikasi akhir dari penyakit dari paru atau non paru yang berkembang parah dan progresifitas akibat proses inflamasi sistemik. Dan bukan merupakan penyebab cardiogenik pulmonary odema Ditemukan sekitar tahun 1967 oleh Ashbaugh dkk, dimulai dari ditemukannya 12 penderita dengan gejala yang sama dan tidak menderita penyakit paru sebelumnya.
  • 12. KRITERIA ARDS www.themegallery.com Kerusakan paru Terjadi 24-48 setelah injuri paru Kelainan paru bersifat extensif, progresif dan bilateral Kegagalan nafas bersifat akut dan bermanifestasi hipoksemia KRITERIA ARDS
  • 15. ETIOLOGI  Direct injury lung 1. Pneumonia 2. Aspirasi cairan lambung 3. Kontusio paru 4. Emboli lemak 5. Tengelam 6. Trauma inhalasi  Indirect injury lung 1. Sepsis 2. Trauma berat dengan shock dan multiple tranfusi 3. Kardiopulmonary bypass 4. Drug overdosis 5. Pancreatitis 6. Tranfusi beberapa macam produk darah
  • 16. SECARA KLINIS ARDS TERBAGI ATAS 4 FASE  Fase laten  Fase edema interstisiil  Fase Edema intraalveolar  Fase sub acut atau kronik
  • 17. FASE ARDS  FASE LATEN Fase berlangsung jam – beberapa hari Tidak ada gejala klinik Terdapat pengaliran cairan limfa saja  FASE EDEMA INTERSTISIIL Terjadi kerusakan kapiler dan alveoli sehingga terjadi peningkatan permiabilitas untuk protein sehingga protein masuk kedalam interstisiil Keluhan : sesak nafas, hiperventilasi dan hipoksemia
  • 18. FASE ARDS  FASE EDEMA INTRAALVEOLAR Alveoli terisi oleh protein, terjadi karena kerusakan Pneumosit I yang menyebabkan kenaikan permiabilitas kapiler terhadap protein Kerusakan Pneumosit II produksi surfactan kurang dan alveoli kolap dan paru atelektasis Gejala klinik : gelisah, pernafasan dangkal, tachipnea, hipoksemia, kondisi ARDS yang berat  FASE SUB ACUT/KRONIS Bila terjadi penyembuhan maka protein plasma, debris sel, da fibrin merangsang invasi sel sel fibroblas dan terbentuknya membran hialin yang bisa menimbulkan fibrosis paru
  • 20. MEKAMISME INJURI PARU Sistemic releasing Mediator(complemen,endotoksin,TNF) Mengaktifkan neutropil, macrofag dll Keluar ke PD, neutropil melepaskan oksigen radical,protease, leucotrien, asam arachidonat (BERSIFAT MEMBEKUKAN DARAH ) Protease merusak endotel, epitel PD Pneumosit 1 rusak Permiabilitas meningkat Alveoli kolap Membran rusak Produksi surfactan turun Pneumosit 2 rusak Pneumosit 1 rentan trauma Peradangan, perdarahan, odema Sembuh lambat fibrosis
  • 22. PATOFISIOLOGY Faktor pencetus/penyebab Lung injury Respon inflamasi Pelepasan subtansi vasoaktif Peningkatan permiabilitas membran alveolo kapiler Peningkatan kebocoran cairan yang kaya protein ke jaringan interstisiil dan alveoli Platelet leucosit Sumbatan micro sirkulasi pulmonal
  • 23. PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN Non cardiogenic pulmonary odema Alveoli tergenangi cairan yang kaya protein Penurunan kadar surfactan Cidera pada sel tipe II pneumosit Atelektasis Penurunan compliance paru Hypoxemia FRC turun GANGGUAN PERTUKARAN GAS/GAGAL NAFAS
  • 24. PATOFISIOLOGY www.themegallery.com Faktor pencetus/penyebab Lung injury Respon inflamasi Pelepasan subtansi vasoaktif Peningkatan permiabilitas membran alveolo kapiler Peningkatan kebocoran cairan yang kaya protein ke jaringan interstisiil dan alveoli Platelet leucosit Sumbatan micro sirkulasi pulmonal
  • 25. PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN www.themegallery.com Non cardiogenic pulmonary odema Alveoli tergenangi cairan yang kaya protein Penurunan kadar surfactan Cidera pada sel tipe II pneumosit Atelektasis Penurunan compliance paru Hypoxemia(PCO2, PO2 ) FRC turun Pola nafas tidak efektif
  • 26. PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN www.themegallery.com FRC turun Gangguan pertukaran gas Life treathening Ancaman kematian Kecemasan sulit makan intake nutrisi kurang perubahan nutrisi Kelelahan intoleransi aktifitas intoleransi aktifitas Kooping keluarga tidak efektif Kebutuhan metabolisme naik
  • 27. PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN www.themegallery.com Gangguan pertukaran gas Penatalaksanaan terapi Pengunaan ventilator mekanik Setting PEEP terpasang ETT resiko cardiac output, Venous return turun sulit mengeluarkan secret produksi secret meningkat gangguan perfusiJaringan Bersihan jalan nafas tidak efektif Resiko tinggi infeksi Pengunaan jangka lama overnutrisi Malnutrisi Malnutrisi Rangsang otot nafas turun Massa otot diafragma turun Kekuatan otot nafas turun Produksi surfactan turun CO2 naik Kegagalan weaning
  • 28. PATOFISIOLOGY ……. LANJUTAN www.themegallery.com Gangguan pertukaran gas Penatalaksanaan terapi Prosedur infasif : Pemasangan PAC/CVP/arteri line Resiko infeksi
  • 29. BAGAIMANA PARU BISA FIBROSIS PARU Perdarahan intraalveoli Perubahan paru Kongesti paru Microemboli trombosit/ fibrin Edema interstisiil Edema intraalveolar Pembentukan membran hialin Hipertropi dan hiperplasia sel alveoli dan interstisiil Proliferasi fibroblas alveoli Pengendapan kolagen Pengendapan kolagen Fibrosis
  • 30. GAMBARAN PATOLOGI PARU YANG MENDERITA ARDS  Jaringan paru berwarna hitam, kemerahan, massa bertambah, tidak mengandung udara, paru hampir tidak mengembang  Jaringan paru padat seperti organ hati  Cairan dari paru banyak mengandung protein dan neutropil  Paru disebut “ Baby Lung “  Bila dipotong melintang : - Perdarahan - Kongesti - Odema - Banyak microemboli
  • 32. KOMPLIKASI 1. Kematian pada ARDS yang terjadi 72 jam setelah onset disebabkan infeksi, yang sebelum 72 jam karena faktor penyebab 2. Penurunan cardiac output 3. Empisema subcutis 4. Pneumothorax 5. Pneumomediastinum
  • 33. PROGNOSA 1. Mortality Rate 50 - 70 %. 2. 70 – 80 % bila ada sepsis dan Multiple organ Disfunction(MODS) 3. Penyebab kematian terbagi menjadi 2 kategori utama. < 72 jam bila ada penyakit yang mendasari atau cidera > 3 hari bila ada infeksi sekunder, sepsis, gagal nafas yang menetap dan MODS 4. Kerusakan paru permanen karena fibrosis 5. Pada pasien ARDS yang berhasil sembuh, fungsi paru membaik setelah 3 bulan setelah ekstubasi dan sembuh maksimal pada 6 bulan setelah ekstubasi.
  • 35. PENGKAJIAN Prinsip – prinsip pengkajian 1. Pengkajian bersifat kolaboratif 2. Pengkajian dan diagnosa perawatan yang lebih awal akan menentukan keberhasilan dalam memberikan tindakan perawatan yang cepat dan tepat 3. Waspadai tanda dan gejala dipsnea, tachipnea, hipoksemia yang tidak responSif dengan terapi oksigen 4. Tanda dan gejala ARDS muncul 24 – 48 jam sesudah onset faktor predisposisi. 5. Pada pasien dengan penyakit dasar sepsis tanda dan gejala ARDS muncul lebih awal yaitu < 24 jam 6. Tanda dan gejala yang muncul terbagi 2, yaitu gejala awal dan lanjut.
  • 36. PENGKAJIAN …….. LANJUTAN Pengkajian yang penting adalah : 1. Pemantauan hemodinamik : CVP, PCWP, PAP dan Cardiac output 2. Blood Gas analisa 3. Saturasi oksigen 4. Suara nafas 5. X ray serial 6. Keseimbangan cairan dan elektrolit 7. Kebutuhan nutrisi dan metabolisme 8. Kebutuhan psikososial
  • 37. LOKASI PEMASANGAN PA KATETER UNTUK MENGUKUR PULMONARY CAPILLARY WEDGE PRESSURE (PCWP), PULMONARY ARTERY PRESSURE (PAP)
  • 38. PENGKAJIAN …….. LANJUTAN Tanda dan Gejala Awal : 80 % ARDS terjadi 6-48 jam sesudah cidera paru (inflamasi) : 1. Gelisah 2. Perubahan prilaku 3. Disorientasi 4. Penurunan kesadaran 5. Sesak nafas 6. Hiperventilasi 7. Batuk 8. Tachicardia 9. Suhu naik 10. Alkalosis respiratorik (PCO2) 11. Torax foto normal 12. Kenaikan tekanan inspirasi puncak, bila pasien sudah terpasang ventilator mekanik
  • 39. PENGKAJIAN …….. LANJUTAN Tanda dan Gejala Lanjut  Pa O2 turun (Hipoksemia) tidak ada perbaikan dengan terapi oksigen  PCO2 turun ( Hipocapnea )dengan respiratory alkalosis  Retraksi intercosta dan suprasternal  Dipnea  Tachicardia  Pucat  Sianosis  Ronchi  Wheezing  Suara nafas bronchial  FRC turun  Foto thorax : gambaran infiltrat pada kedua paru  Alkalosis respiratorik dan asidosis metabolik yang menyebabkan produksi asam lactat  JVD normal  Kenaikan tekanan inspirasi puncak, bila pasien sudah terpasang ventilator mekanik
  • 40. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK BGA : • PCO2 > 50 mmHg • PO2 < 50 mmHg dengan terapi Fi O2 > 60% Thorax foto :  lebih dari 12 jam setelah injuri tampak infiltrat pada kedua paru  Perkabutan dan bercak bercak putih tampak di area periver lebih banyak  Tidak ada efusi pleura Darah :  Hb Normal / turun  Leucosit normal / turun  Trombosit turun
  • 41. DIAGNOSA MEDIS AMERICAN EUROPEAN CONSENSUS CONFERENCE (AECC) 1994 : ONSET AKUT, ADA PENYAKIT YANG MENDASARI /FAKTOR PREDISPOSISI HIPOKSIA SCORE : PaO2 / fiO2 > 400 : Paru normal PaO2 / fiO2 ≤ 300 : Lung injuri Pa O2 / fiO2 ≤ 200 : ARDS THORAX FOTO INFILTRAT BILATERAL SETELAH LEBIH DARI 24 JAM ONSET KEJADIAN INFILTRAT TERDAPAT PADA BAGIAN TEPI PARU DAN MENYEBAR, BERBEDA DENGAN ODEMA PARU YANG TAMPAK INFILTRAL PADA BAGIAN HILUSNYA GAMBARAN INFILTRAT SEGERA HILANG PADA PEMBERIAN LASIX PADA KASUS ALO SEDANGKAN PADA ARDS TIDAK MUDAH HILANG PCWP ≤ 18 MMHG
  • 42. DIAGNOSA PERAWATAN 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif BD peningkatan produksi sekret dan penurunan fungsi cilia 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan permiabilitas membran alveolo kapiler, penurunan surfactan, emboli dan sumbatan mirovasculer paru. 3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan permiabilitas membran alveolokapilerdan penurunan compliance paru. 4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit dan prosedur invasif.
  • 43. DIAGNOSA PERAWATAN……. LANJUTAN 5. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kekurangan intake cairan, non cardiogenik pulmonary odemadan terapi diuretik. 6. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan venous return, penurunan cardiac output akibat pengunaan PEEP dan hipotensi. 7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang akibat infeksi, trauma, pengunaan ventilator mekanik dan peningkatan kebutuhan metabolisme. 8. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bedrest dan nutrisi yang tidak adekuat
  • 44. DIAGNOSA PERAWATAN……. LANJUTAN 9. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan berbicara, situasi krisis, dan ketidakpastian 10. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan hipoksemia. 11. Kooping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan, kurang informasi dan kondisi ketidakpastian.
  • 45. TUJUAN KEPERAWATAN 1. Jalan nafas/airway bersih 2. Meningkatkan oksigenasi ke jaringan 3. Menurunkan konsumsi oksigen 4. Suplai nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme 5. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit 6. Memberikan support psikologis pada pasien dan keluarga 7. Menghindari infeksi 8. Mmpertahankn kwalitas fungsi paru dan organ lainnya
  • 47. INTERVENSI KEPERAWATAN Prinsip prinsip : Intervensi pada pasien dengan ARDS harus bersifat kolaboratif, karena akan lebih mudah tercapainya tujuan terapi, meliputi : 1. Oksigenasi 2. Support psikososial dan family 3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit 4. Mempertahankan support nutrisi adekuat
  • 48. OKSIGENASI 1. Atasi hipoksemia dengan alat terapi oksigen 90 % pasien ARDS dalam kurun waktu 48 jam selalu perlu dilakukan intubasi untuk pemasangan endotracheal tube ( Intubasi) dan penatalaksanaan mengunakan ventilator mekanik 2. Mengurangi konsumsi oksigen
  • 49. STRATEGI VENTILATOR MEKANIK  Mencapai PO2 yang dibutuhkan dengan FiO2 yang rendah  Mendukung oksigenasi sampai penyebab teratasi  Cegah Atelektasis  Mengontrol asam basa dan PCO2  Pakai PEEP
  • 50. TUJUAN : 1. Memaksimalkan fungsi alveoli dan mencegah collap 2. Menaikkan FRC 3. Mengurangi pemakaian O2 dengan konsentrasi tinggi 4. PEEP mulai 5 mbarr STRATEGI VENTILATOR MEKANIK
  • 51. 4. Pakai tidal volume rendah 5 ml/kg BB ideal 5. RR maksimal 25 x/menit 6. Pakai sedasi dan muscle relaxan 7. Pertahankan jalan nafas lancar :  Suctioning secret  Pakai ETT  Pertahankan humidifikasi. STRATEGI VENTILATOR MEKANIK
  • 52. MENGURANGI KONSUMSI OKSIGEN Mempertahankan suhu tubuh normal: 1. Berikan antipiretik 2. Kompras dingin/ selimut dingin 3. Bedret total Berikan kenyamanan : 1. Hindari nyeri 2. Pantau tanda tanda ketidaknyamanan : tachiardia, gelisah,perhatian lingkaungan menurun
  • 53. MENCEGAH ATELEKTASIS 1. Reposisi tiap 2 jam 2. Pulmonary higiene : Fisioterapi dada dan suctioning 3. Waspada saat melakukan perubahan posisi jangan sampai ada ganggun oksigenasi : karena tubing yang tertekan 4. Bila paru yang sakit unilateral, maka pertukaran gas dapat ditingkatkan dengan meletakan pasien dengan posisi miring dimana paru yang sehat berada dibawah. Posisi ini mempermudah aliran darah untuk meningkatkan fungsi paru
  • 54. PANTAU HEMODINAMIK 1. Ukur CVP 2. Ukur PCWP 3. Cardiac output 4. Vital sign 5. Produksi urine 6. Kesadaran 7. Berat badan 8. Hb 9. Hematokrit
  • 55. MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Hal hal yang harus dipantau adalah : • Pantau intake dan output cairan, hindari overload cairan • Pantau BUN, creatinin, serum elektrolit • Pantau bunyi tambahan paru ronchi, wheezing • Pantau produksi urine • Pantau level kesadaran • Pantau nilai PCWP, nilai harus rendah atau normal
  • 56. MEMPERTAHANKAN VENOUS RETURN 1. Mengangkat kaki 10 – 20 derajat 2. Melakukan pasive Range Of Motion (ROM) 3. Pantau produksi urine 4. Odema
  • 57. SUPPORT NUTRISI ADEQUAT 1. Pertahankan kebutuhan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme 2. Kebutuhan meningkat 1,5 - 2 kali, Hal ini disebabkan karena adanya sepsis, stress metabolik, trauma, peningkatan kerja nafas dan pengunaan ventilator mekanik. 3. Perhatikan perbandingan kalori dan non protein kalori (N : NPC) 4. Pertahankan sumber kalori dari karbohidrat dan lemak (KH lemak = 1 : 1) 5. Lebih baik nutrisi enteral dari pada nutrisi parenteral
  • 58. PSIKOSOSIAL SUPPORT 1. Perlu diketahui bahwa pasien dengan ARDS akan mengalami stress, kecemasan dan ketakutan akan penyakit kritis. 2. Rasa terisolasi karena pengunaan Ventilator mekanik dan masa pemulihan yang lama dan tidak menentu. 3. Perawat harus bersikap ramah, hangat, percaya diri, menjaga lingkungan tenang. 4. Beri kesempatan untuk memberikan penjelasan dengan hati hati terhadap tiap prosedur yang akan dilakukan, perubahan kondisi dan outcomenya pada pasien dan keluarga.
  • 59. PSIKOSOSIAL SUPPORT……. LANJUTAN 5. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan 6. Pasien boleh berperan dalam perencanaan terapi 7. Pada pasien yang terpasang ventilator mekanik : maka ijinkan keluarga untuk berkunjung atau mendampingi, beri waktu yang cukup untuk istirahat, sediakan foto foto orang yang dicintai
  • 60. OUTCOMES 1. Pola nafas efektif dan pertukaran gas adekuat tanpa mengunakan ventilator mekanik 2. Oksigenasi ke jaringan periver dan organ adekuat 3. Penurunan konsumsi oksigen 4. Temperatur tubuh dalam batas normal 5. Tidak ada tanda tanda infeksi 6. Keseimbangan cairan dan elektrolit optimal 7. Nutrisi adekuat dan efektif memenuhi kebutuhan metabolisme 8. Integritas kulit terjaga 9. Kerusakan jaringan paru minimal 10.BP dan CO stabil 11.Kecemasan, ketakutan dan rasa isolasi sosial berkurang 12.Secara bertahap aktifitas pasien kembali normal tanpa tanda tanda tahipnea, dipsnea, dan BGA dalam batas normal
  • 61. PENCEGAHAN TERJADINYA ARDS : Hindari infeksi dengan terapi antibiotik spektrum luas Bila tranfusi gunakan blood set yang ada filternya Hindari shock yang terlalu lama Hindari Hipertermia dan Hipotermia Segera cek BGA bila ada pasien sesak nafas yang refrakter terhadap terapi oksigen pada pasien yang memiliki faktor predisposisi Hindari aspirasi cairan lambung