SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
“PENGELOLAAN SATUAN UNIT PENDIDIKAN”
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Disusun oleh
Novri Heriyani (06081181419007)
Restie Amelia (06081181419020)
Sutri Octaviana (06081181419074)
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015/2016
Pengelolaan Satuan Unit Pendidkan
A. Konsep Pengelolaan Satuan Pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan merupakan pengelolaan pendidikan
yang merupakan pengelolaan pendidikan yang berada pada unit paling
bawah untuk merencanakan program pendidikan dan membuat keputusan
yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara
komprehensif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolah,
visi, misi, dan tujuan pendidikan sekolah.
Pengelolaan satuan pendidikan bermuara kepada mutu sekolah,
mutu sekolah yang mencakup input, proses, output, dan outcome tentunya
diharapkan ideal sesuai dengan standar pelayanan minimal PP Nomor 15
Tahun 2010. Siapapun pelaku dalam pengelolaan satuan pendidikan harus
ada kesadaran diri untuk mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi
kehidupannya. Kesadaran diri tersebut merupakan kunci keberhasilan yang
memerlukan tindakan-tindaka konkret dan komprehensif tidak akan
mencapai hasil maksimal dan tidak akan terarah dalam tindakan-
tindakannya.
Edward Sallis (2010:54) menyatakan bahwa definisi mutu
memiliki dua aspek, yaitu: Menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan
Memenuhi kebutuhan pelanggan.
Menyesuaikan diri dengan spesifikasi sering disebut sebagai mutu
sesungguhnya (quality in fact) atau sistem jaminan mutu (quality
assurance system). Penyesuaian dengan spesifikasi sering disimpulkan
sesuai dengan tujuan dan manfaat, kadangkala definisi ini dinamai dengan
tujuan dan manfaat.
Memenuhi kebutuhan pelanggan sering disebut sebagai mutu
sesuai persepsi (quality in perseption) atau mutu yang dirasa ( perceived
quality). Mutu ini sebagai mutu yang hanya ada dimata orang yang
melihatnya, atau diartikan juga sebagai sesuatu yang memuaskan dan
melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Tindakan konkret itu sangat diperlukan dengan kesadaran diri dari
para pelaku-pelaku pendidikan dalam pengelolaan sekolah.
Berikut ialah fungsi kesadaran diri:
a. Menginventarisir sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah
b. Meningkatkan kualitas guru-guru
c. Melakukan pembenahan dan pemberdayaan potensi-potensi yang ada
d. Memperkuat tenaga administrasi sekolah
e. Membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar
f. Membangun hubungan baik dengan instansi-instansi yang terkait guna
meningkatkan mutu sekolah yang dapat menjadi sekolah yang
bermutu/berkualitas.
Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan diatur oleh Pasal 49
dan Pasal 50.
1. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, pastisipasi, keterbukaan,
dan akuntabilitas.
2. Pengelolaan pada satuan pendidikan pada jejang pendidikan tinggi
menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam batas-batas yang diatur
dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan memberikan
kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik,
operasional, personalia, keuangan dan area fungsional kepengolaan
lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.
3. Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai
penanggung jawab pengelolaan pendidikan.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala satuan pendidikan
SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dibantu minimal
oleh satu orang wakil kepala satuan pendidikan.
5. Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk
lain yang sederajat, kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan
tugasnya dibantu minimal oleh tigas wakil kepala satuan pendidikan
yang masing-masing secara berturut-turut membidangi akademik,
sarana dan prasarana, dan kesiswaan.
Kata kunci pada pengelolaan pendidikan pada satuan sekolah yang
merupakan unit terbawah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah, yang diharapkan dapat
menumbuhkan kreativitas dan pemberdayaan semua sumber demi
tercapainya kemandirian.
Pandangan yang dikemukakan oleh Nanang Fatah (2006:37)
menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah bergantung
kepada:
1. Nilai-nilai sosial budaya,
2. Gaya bawahan dan kedewasaan,
3. Gaya kolega dan harapan-harapannya,
4. Lingkungan organisasi,
5. Teknologi.
Pandangan tersebut memberikan pemahaman bahwa pengelolaan satuan
pendidikan berkaitan erat dengan manajemen berbasis sekolah bahwa
bagaimana sebuah satuan pendidikan atau sekolah dapat merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan yang secara
menyeluruh dapat mengembangkan arah-arah yang benar dalam
melaksanakannya.
B. Organisasi
1. Konsep Organisasi
Organisasi ialah suatu kelompok atau kumpulan yang telah
memiliki keputusan dan tindakan kolektif yang berkelanjutan dan
mengatur tugas ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana.
Ada beberapa bagian-bagian kekuasaan sesuai dengan
pernyataan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2008:218) yang
menyatakan bahwa “power can be classified not only as legitimate or
illegitimate but also as formal or informal; hence, four basic kinds of
organizational power exist: two forms of legitimate power-formal and
informal authority and two kinds of illegitimate power-coercive and
political”.
Dari konsep diatas, dapat dijabarkan tentang kekuasaan yang
dapat diklasifikasikan bukan hanya pada sah (legitimate) atau tidak sah
(illegimate) bahkan juga resmi (formal) atau tidak resmi (informal).
Dengan demikian empat komponen dasar yang menjadi jenis-jenis
kekuasaan organisasi, diantaranya:
a. Legitimate power-formal authority berarti kekuasaan yang sah-
kewenangan yang resmi
b. Legitimate power-informal authority berarti kekuasaan yang sah-
kewenangan yang tidak resmi
c. Illegitimate power-coercive authority berarti kekuasaan yang
tidak sah-kewenangan yang memaksa
d. Illegitimate power-political authority berarti kekuasaan yang
tidak sah-kewenangan politik
Sesuai dengan pernyataan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel
(2008:219) “organizational are created and controlled by legitimate
authorities” yang artinya bahwa organisasi diciptakan dan dikontrol oleh
kewenangan yang sah. Dengan demikian organisasi perlu adanya visi,
misi, tujuan, dan rencana kerja yang matang yang dilakukan secara
konsisten dari anggota organisasi, perlu adanya aturan yang mengatur
anggota organisasi, dan perlu adanya pembagian struktur organisasi yang
membagi tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota organisasi,
perlu adanya kekuatan hukum yang menjadi landasan berpijak bagi
organisasi. Sehingga kewenangan yang sah ini akan terwujud apabila
dilakukan atas dasar kesepakatan bersama.
Sumber-sumber kekuasaan terdiri dari 5 jenis:
1. Reward power, berarti kekuasaan yang bersumber pada
kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan
dengan memberikan penghargaan
2. Coercive power, berarti kekuasaan yang bersumber pada
kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan
dengan cara memaksa/memberi hukuman kepada bawahan
3. Legitimate power, berarti kekuasaan yang bersumber pada
kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan
dengan secara sederhana karena berada pada posisi formal,
artinya bawahan tidak mengetahui bahwa seorang pemimpin
harus benar-benar paham terhadap isu-isu yang berhadapan
langsung
4. Referent power, berarti kekuasaan yang bersumber pada
kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan
dengan cara mengidentifikasi apa-apa yang menjadi kesenangan
bawahan
5. Expert power, berarti kekuasaan yang bersumber pada
kemampuan seorang pemimpin untuk mengetahui bawahan
dengan cara memiliki pengetahuan dan keterampilan sendiri.
2. Organisasi Sekolah
Menurut Sudarwan Danim (2007:121-123) menyatakan bahwa ada
beberapa pendekatan organisasi, diantaranya:
a. Pendekatan Struktural
Istilah struktur merujuk pada bagaimana pekerjaan keorganisasian
dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal
b. Pendekatan Fungsional
Ideal pendekatan ini yaitu organisasi sekolah distrukturkan sesuai
dengan fungsinya
c. Pendekatan Struktural-Fungsional.
Struktur institusi persekolahan perlu ditata secara benar dan setiap
orang yang berada pada struktur organisasi sekolah melakukan tugas
pokok dan fungsinya secara benar.
Perhatikan gambar diatas. Tampak jelas bahwa kompetisi, sumber-
sumber, dan tekanan politik dari lingkungan berpengaruh pada kerjaan
internal organisasi. Model sistem terbuka memandang organisasi tidak
hanya dipengaruhi oleh lingkungan tetapi juga bergantung kepada dirinya
sendiri. Artinya bahwa organisasi sekolah mengambil sumber-sumber dari
lingkungan tetapi dari potensi-potensi yang dimiliki organisasi, seperti
sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi, pendanaan yang
dimiliki oleh organisasi, fasilitas dan perangkat-perangkat yang dimiliki
oleh organisasi, kemudian dari sumber-sumber tersebut ditransformasikan
oleh proses, kemudian menghasilkan sebuah produktivitas yang
dibutuhkan oleh lingkungan dan hasil dari pelayanan yang diberikan dari
organisasi kepada lingkungan, dan dari output yang dihasilkan tersebut ada
imbal balik kepada proses pelaksanaan (feedback).
Menurut Oteng Sutisna (1989:210) terdapat 3 unsur yang dapat
mempersatukan dan menjadi kesatuan, yaitu:
a) Tujuan, adalah menyebabkan kesatuan terdapat dalam pikiran para
anggota organisasi sebagai tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
b) Kewenangan, ialah hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu
atas dasar kedudukan yang ditempati seorang.
c) Pengetahuan, karena dianggap sebagai kekuatan yang
mempersatukan dan merupakan dasar bagi pengertian dan
persesuaian paham diantara para anggota organisasi dan menjadi
pedoman bagi sikap dan perbuatan mereka dan dengan pengetahuan
peranan-peranan dan hubungan-hubungan didalam organisasi
adalah penting bagi tercapainya kerja sama yang efektif.
Tahap-tahap mengorganisasikan sekolah, yaitu:
i. Persiapan
ii. Perencanaan
iii. Pelatihan
iv. Pelaksanaan
v. Pengawasan
C. Ruang Lingkup Pengelolaan Sekolah
1. Pengelolaan Sekolah yang Bersifat Fisik, terdiri dari pengelolaan
gedung ruang guru dan ruang belajar, pengelolaan meja dan kursi guru
serta siswa, ruang wc, ruang laboratorium, tenaga administrasi, dan
sebagainya.
2. Pengelolaan Sekolah yang Bersifat Non Fisik, terdiri dari kurikulum,
jadwal pelajaran, hasil belajar, silabus, rpp, evaluasi belajar, proses
belajar mengajar, penilaian kinerja guru, dan sebagainya.
Ada beberapa dimensi yang menjadi tugas pendidikan sekolah
dalam kerangka kerja konseptual, yaitu:
1. Dimensi pribadi, mencakup:
a. Religi, kesadaran beragam
b. Fisik, kesehatan jasmani dan fisik
c. Emosi, kesehatan mental dan stabilitas emosi
d. Etika, integritas moral
e. Estetika, pengejaran culture dan rekreasi
2. Dimensi kecerdasan, mencakup:
a. Penguasan pengetahuan, konsep-konsep dan informasi
b. Komunikasi pengetahuan, keterampilan
c. Penciptaan pengetahuan, cara pemeriksaan, diskriminasi, dan
imajinasi
d. Hasrat akan pengetahuan, kesukaan akan belajar
3. Dimensi sosial, mencakup:
a. Hubungan antarmanusia, kerjasama, toleransi
b. Hubungan individu-negara, hak dan kewajiban warga negara,
kesetiaan dan patriotisme, solidaritas nasional
c. Hubungan individu-dunia, antarhubungan bangsa-bangsa
pemahaman dunia
d. Hubungan individu-lingkungan hidup, ekologi
4. Dimensi produktif, mencakup:
a. Pilihan pekerjaan, informasi dan bimbingan
b. Persiapan untuk bekerja, latihan dan penempatan
c. Rumah dan keluarga, mengatur rumah tangga, keterampilan
mengerjakan sesuatu sendiri, perkawinan
d. Konsumen, membeli, menjual, investasi
Dari dimensi tugas pendidikan tersebut diharapkan dapat
menghasilkan suatu pendidikan yang kredibel dan dipercaya.
Dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar di kabupaten/kota,
terdapat 13 indikator pemenuhan SPM yang merupakan tanggung jawab
sekolah/madrasah, sedangkan 14 indikator pemenuhan SPM yang
merupakan tanggung jawab kabupaten/kota.
Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang SPM lebih
menekankan kepada KTSP, kemudian diganti oleh Kurikulum 2013, hal
ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Yang
mana pembahasan kurikulum akan lebih diperjelas pada pengelolaan
kurikulum dibagian ketujuh. Sehingga dapat kita lihat perbedaan setiap
mata pelajaran pada kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, yang dapat
diilustrikan dengan tabel sebagai berikut.
Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
No. Kurikulum KTSP Kurikulum 2013
1 Materi disusun untuk
memberikan pengetahuan
kepada siswa
Materi disusun seimbang
mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan
2 Pendekatan pembelajaran
adalah siswa diberitahu tentang
materi yang harus dihafal
(siswa diberi tahu)
Pendekatan pembelajaran
berdasarkan pengamatan,
pertanyaan, pengumpulan
data, penalaran, dan penyajian
hasilnya melalui pemanfaatan
berbagai sumber-sumber
belajar (siswa mencari tahu)
3 Penilaian pada pengetahuan
melalui ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek
kompetensi sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan berdasarkan
portofolio
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Diding & Sibaweh, Imam. (2015). Pengelolaan
Pendidikan Dari Teori Menuju Implementasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada

More Related Content

What's hot

modul transformasi
modul transformasimodul transformasi
modul transformasi
immochacha
 
Bahas osp matematika sma 2011
Bahas osp matematika sma 2011Bahas osp matematika sma 2011
Bahas osp matematika sma 2011
Mina Lim
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Abdul Jamil
 

What's hot (20)

modul transformasi
modul transformasimodul transformasi
modul transformasi
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMPPPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
geometri terurut
geometri terurutgeometri terurut
geometri terurut
 
Bahas osp matematika sma 2011
Bahas osp matematika sma 2011Bahas osp matematika sma 2011
Bahas osp matematika sma 2011
 
Contoh soal dan jawaban tentang gaya
Contoh soal dan jawaban tentang gayaContoh soal dan jawaban tentang gaya
Contoh soal dan jawaban tentang gaya
 
Lkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deretLkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deret
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunankumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
 
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptxppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
 
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
 
geometri analitik
geometri analitikgeometri analitik
geometri analitik
 
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptxppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
ppt-sistem-pertidaksamaan-linear-dua-variabel.pptx
 

Viewers also liked

Resume jurnal pendidikan matang
Resume jurnal pendidikan matangResume jurnal pendidikan matang
Resume jurnal pendidikan matang
diknaekanovia
 

Viewers also liked (20)

Pengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikanPengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan
 
Pengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikanPengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan
 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik
 
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga KependidikanPengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
 
PENGELOLAAN KURIKULUM
PENGELOLAAN KURIKULUM PENGELOLAAN KURIKULUM
PENGELOLAAN KURIKULUM
 
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana PendidikanPengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
 
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan KurikulumPengelolaan Kurikulum
Pengelolaan Kurikulum
 
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanPengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
 
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanPengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
 
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan KurikulumPengelolaan Kurikulum
Pengelolaan Kurikulum
 
Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan Peserta DidikPengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan Peserta Didik
 
Resume jurnal pendidikan matang
Resume jurnal pendidikan matangResume jurnal pendidikan matang
Resume jurnal pendidikan matang
 
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahJenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
 
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga KependidikanPengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
 
ketahanan nasional
 ketahanan nasional ketahanan nasional
ketahanan nasional
 
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
 
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasionalKebudayaan nasional
Kebudayaan nasional
 
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantaraPendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 

Similar to Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasi
mirakomalsari
 
Makalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikanMakalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikan
isalsand
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Septian Muna Barakati
 

Similar to Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan (20)

Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasi
 
ADMINISTRASI PENDIDIKAN.pptx
ADMINISTRASI PENDIDIKAN.pptxADMINISTRASI PENDIDIKAN.pptx
ADMINISTRASI PENDIDIKAN.pptx
 
Afi parnawi. makalah . kultur lembaga pend. islam
Afi parnawi. makalah . kultur lembaga pend. islamAfi parnawi. makalah . kultur lembaga pend. islam
Afi parnawi. makalah . kultur lembaga pend. islam
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptxMANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
 
Makalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikanMakalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikan
 
Manajemen_Organisasi.ppt
Manajemen_Organisasi.pptManajemen_Organisasi.ppt
Manajemen_Organisasi.ppt
 
Manajemen Organisasi.ppt
Manajemen Organisasi.pptManajemen Organisasi.ppt
Manajemen Organisasi.ppt
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
PPT-UEU-Manajemen-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-1.ppt
PPT-UEU-Manajemen-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-1.pptPPT-UEU-Manajemen-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-1.ppt
PPT-UEU-Manajemen-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-1.ppt
 
Kelompok 3 t ou
Kelompok 3 t ouKelompok 3 t ou
Kelompok 3 t ou
 
Kelompok 3 t ou
Kelompok 3 t ouKelompok 3 t ou
Kelompok 3 t ou
 
Kelompok 3 softskill
Kelompok 3 softskillKelompok 3 softskill
Kelompok 3 softskill
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia PendidikanManajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
 
Manajemen SDM Pendidikan.
Manajemen SDM Pendidikan.Manajemen SDM Pendidikan.
Manajemen SDM Pendidikan.
 
pdfcoffee.com_analisis-jabatan-pengawas-sekolah-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_analisis-jabatan-pengawas-sekolah-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_analisis-jabatan-pengawas-sekolah-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_analisis-jabatan-pengawas-sekolah-pdf-free.pdf
 
Kelompok 3 t ou
Kelompok 3 t ouKelompok 3 t ou
Kelompok 3 t ou
 

More from Sherly Anggraini

More from Sherly Anggraini (16)

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana PendidikanPengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
 
Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan Peserta DidikPengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan Peserta Didik
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Puisi matematika-unsri-zulkardi
Puisi matematika-unsri-zulkardiPuisi matematika-unsri-zulkardi
Puisi matematika-unsri-zulkardi
 
Persamaan ellips
Persamaan ellipsPersamaan ellips
Persamaan ellips
 
Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabar
 
Contoh Iceberg
Contoh IcebergContoh Iceberg
Contoh Iceberg
 
Contoh puisi dan Analisis puisi Matematika
Contoh puisi dan Analisis puisi MatematikaContoh puisi dan Analisis puisi Matematika
Contoh puisi dan Analisis puisi Matematika
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 
ketahanan nasional
 ketahanan nasional ketahanan nasional
ketahanan nasional
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasionalKebudayaan nasional
Kebudayaan nasional
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

  • 1. “PENGELOLAAN SATUAN UNIT PENDIDIKAN” PENGELOLAAN PENDIDIKAN Disusun oleh Novri Heriyani (06081181419007) Restie Amelia (06081181419020) Sutri Octaviana (06081181419074) Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2015/2016
  • 2. Pengelolaan Satuan Unit Pendidkan A. Konsep Pengelolaan Satuan Pendidikan Pengelolaan satuan pendidikan merupakan pengelolaan pendidikan yang merupakan pengelolaan pendidikan yang berada pada unit paling bawah untuk merencanakan program pendidikan dan membuat keputusan yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara komprehensif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolah, visi, misi, dan tujuan pendidikan sekolah. Pengelolaan satuan pendidikan bermuara kepada mutu sekolah, mutu sekolah yang mencakup input, proses, output, dan outcome tentunya diharapkan ideal sesuai dengan standar pelayanan minimal PP Nomor 15 Tahun 2010. Siapapun pelaku dalam pengelolaan satuan pendidikan harus ada kesadaran diri untuk mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi kehidupannya. Kesadaran diri tersebut merupakan kunci keberhasilan yang memerlukan tindakan-tindaka konkret dan komprehensif tidak akan mencapai hasil maksimal dan tidak akan terarah dalam tindakan- tindakannya. Edward Sallis (2010:54) menyatakan bahwa definisi mutu memiliki dua aspek, yaitu: Menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan Memenuhi kebutuhan pelanggan. Menyesuaikan diri dengan spesifikasi sering disebut sebagai mutu sesungguhnya (quality in fact) atau sistem jaminan mutu (quality assurance system). Penyesuaian dengan spesifikasi sering disimpulkan sesuai dengan tujuan dan manfaat, kadangkala definisi ini dinamai dengan tujuan dan manfaat. Memenuhi kebutuhan pelanggan sering disebut sebagai mutu sesuai persepsi (quality in perseption) atau mutu yang dirasa ( perceived quality). Mutu ini sebagai mutu yang hanya ada dimata orang yang melihatnya, atau diartikan juga sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
  • 3. Tindakan konkret itu sangat diperlukan dengan kesadaran diri dari para pelaku-pelaku pendidikan dalam pengelolaan sekolah. Berikut ialah fungsi kesadaran diri: a. Menginventarisir sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah b. Meningkatkan kualitas guru-guru c. Melakukan pembenahan dan pemberdayaan potensi-potensi yang ada d. Memperkuat tenaga administrasi sekolah e. Membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar f. Membangun hubungan baik dengan instansi-instansi yang terkait guna meningkatkan mutu sekolah yang dapat menjadi sekolah yang bermutu/berkualitas. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan diatur oleh Pasal 49 dan Pasal 50. 1. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, pastisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. 2. Pengelolaan pada satuan pendidikan pada jejang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan dan area fungsional kepengolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi. 3. Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan. 4. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala satuan pendidikan. 5. Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat, kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dibantu minimal oleh tigas wakil kepala satuan pendidikan
  • 4. yang masing-masing secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan prasarana, dan kesiswaan. Kata kunci pada pengelolaan pendidikan pada satuan sekolah yang merupakan unit terbawah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah, yang diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas dan pemberdayaan semua sumber demi tercapainya kemandirian. Pandangan yang dikemukakan oleh Nanang Fatah (2006:37) menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah bergantung kepada: 1. Nilai-nilai sosial budaya, 2. Gaya bawahan dan kedewasaan, 3. Gaya kolega dan harapan-harapannya, 4. Lingkungan organisasi, 5. Teknologi. Pandangan tersebut memberikan pemahaman bahwa pengelolaan satuan pendidikan berkaitan erat dengan manajemen berbasis sekolah bahwa bagaimana sebuah satuan pendidikan atau sekolah dapat merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan yang secara menyeluruh dapat mengembangkan arah-arah yang benar dalam melaksanakannya. B. Organisasi 1. Konsep Organisasi Organisasi ialah suatu kelompok atau kumpulan yang telah memiliki keputusan dan tindakan kolektif yang berkelanjutan dan mengatur tugas ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana. Ada beberapa bagian-bagian kekuasaan sesuai dengan pernyataan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2008:218) yang menyatakan bahwa “power can be classified not only as legitimate or illegitimate but also as formal or informal; hence, four basic kinds of
  • 5. organizational power exist: two forms of legitimate power-formal and informal authority and two kinds of illegitimate power-coercive and political”. Dari konsep diatas, dapat dijabarkan tentang kekuasaan yang dapat diklasifikasikan bukan hanya pada sah (legitimate) atau tidak sah (illegimate) bahkan juga resmi (formal) atau tidak resmi (informal). Dengan demikian empat komponen dasar yang menjadi jenis-jenis kekuasaan organisasi, diantaranya: a. Legitimate power-formal authority berarti kekuasaan yang sah- kewenangan yang resmi b. Legitimate power-informal authority berarti kekuasaan yang sah- kewenangan yang tidak resmi c. Illegitimate power-coercive authority berarti kekuasaan yang tidak sah-kewenangan yang memaksa d. Illegitimate power-political authority berarti kekuasaan yang tidak sah-kewenangan politik Sesuai dengan pernyataan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2008:219) “organizational are created and controlled by legitimate authorities” yang artinya bahwa organisasi diciptakan dan dikontrol oleh kewenangan yang sah. Dengan demikian organisasi perlu adanya visi, misi, tujuan, dan rencana kerja yang matang yang dilakukan secara konsisten dari anggota organisasi, perlu adanya aturan yang mengatur anggota organisasi, dan perlu adanya pembagian struktur organisasi yang membagi tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota organisasi, perlu adanya kekuatan hukum yang menjadi landasan berpijak bagi organisasi. Sehingga kewenangan yang sah ini akan terwujud apabila dilakukan atas dasar kesepakatan bersama. Sumber-sumber kekuasaan terdiri dari 5 jenis: 1. Reward power, berarti kekuasaan yang bersumber pada kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan dengan memberikan penghargaan
  • 6. 2. Coercive power, berarti kekuasaan yang bersumber pada kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan dengan cara memaksa/memberi hukuman kepada bawahan 3. Legitimate power, berarti kekuasaan yang bersumber pada kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan dengan secara sederhana karena berada pada posisi formal, artinya bawahan tidak mengetahui bahwa seorang pemimpin harus benar-benar paham terhadap isu-isu yang berhadapan langsung 4. Referent power, berarti kekuasaan yang bersumber pada kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan dengan cara mengidentifikasi apa-apa yang menjadi kesenangan bawahan 5. Expert power, berarti kekuasaan yang bersumber pada kemampuan seorang pemimpin untuk mengetahui bawahan dengan cara memiliki pengetahuan dan keterampilan sendiri. 2. Organisasi Sekolah Menurut Sudarwan Danim (2007:121-123) menyatakan bahwa ada beberapa pendekatan organisasi, diantaranya: a. Pendekatan Struktural Istilah struktur merujuk pada bagaimana pekerjaan keorganisasian dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal b. Pendekatan Fungsional Ideal pendekatan ini yaitu organisasi sekolah distrukturkan sesuai dengan fungsinya c. Pendekatan Struktural-Fungsional. Struktur institusi persekolahan perlu ditata secara benar dan setiap orang yang berada pada struktur organisasi sekolah melakukan tugas pokok dan fungsinya secara benar.
  • 7. Perhatikan gambar diatas. Tampak jelas bahwa kompetisi, sumber- sumber, dan tekanan politik dari lingkungan berpengaruh pada kerjaan internal organisasi. Model sistem terbuka memandang organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan tetapi juga bergantung kepada dirinya sendiri. Artinya bahwa organisasi sekolah mengambil sumber-sumber dari lingkungan tetapi dari potensi-potensi yang dimiliki organisasi, seperti sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi, pendanaan yang dimiliki oleh organisasi, fasilitas dan perangkat-perangkat yang dimiliki oleh organisasi, kemudian dari sumber-sumber tersebut ditransformasikan oleh proses, kemudian menghasilkan sebuah produktivitas yang dibutuhkan oleh lingkungan dan hasil dari pelayanan yang diberikan dari organisasi kepada lingkungan, dan dari output yang dihasilkan tersebut ada imbal balik kepada proses pelaksanaan (feedback). Menurut Oteng Sutisna (1989:210) terdapat 3 unsur yang dapat mempersatukan dan menjadi kesatuan, yaitu: a) Tujuan, adalah menyebabkan kesatuan terdapat dalam pikiran para anggota organisasi sebagai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. b) Kewenangan, ialah hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu atas dasar kedudukan yang ditempati seorang. c) Pengetahuan, karena dianggap sebagai kekuatan yang mempersatukan dan merupakan dasar bagi pengertian dan persesuaian paham diantara para anggota organisasi dan menjadi
  • 8. pedoman bagi sikap dan perbuatan mereka dan dengan pengetahuan peranan-peranan dan hubungan-hubungan didalam organisasi adalah penting bagi tercapainya kerja sama yang efektif. Tahap-tahap mengorganisasikan sekolah, yaitu: i. Persiapan ii. Perencanaan iii. Pelatihan iv. Pelaksanaan v. Pengawasan C. Ruang Lingkup Pengelolaan Sekolah 1. Pengelolaan Sekolah yang Bersifat Fisik, terdiri dari pengelolaan gedung ruang guru dan ruang belajar, pengelolaan meja dan kursi guru serta siswa, ruang wc, ruang laboratorium, tenaga administrasi, dan sebagainya. 2. Pengelolaan Sekolah yang Bersifat Non Fisik, terdiri dari kurikulum, jadwal pelajaran, hasil belajar, silabus, rpp, evaluasi belajar, proses belajar mengajar, penilaian kinerja guru, dan sebagainya. Ada beberapa dimensi yang menjadi tugas pendidikan sekolah dalam kerangka kerja konseptual, yaitu: 1. Dimensi pribadi, mencakup: a. Religi, kesadaran beragam b. Fisik, kesehatan jasmani dan fisik c. Emosi, kesehatan mental dan stabilitas emosi d. Etika, integritas moral e. Estetika, pengejaran culture dan rekreasi 2. Dimensi kecerdasan, mencakup: a. Penguasan pengetahuan, konsep-konsep dan informasi b. Komunikasi pengetahuan, keterampilan
  • 9. c. Penciptaan pengetahuan, cara pemeriksaan, diskriminasi, dan imajinasi d. Hasrat akan pengetahuan, kesukaan akan belajar 3. Dimensi sosial, mencakup: a. Hubungan antarmanusia, kerjasama, toleransi b. Hubungan individu-negara, hak dan kewajiban warga negara, kesetiaan dan patriotisme, solidaritas nasional c. Hubungan individu-dunia, antarhubungan bangsa-bangsa pemahaman dunia d. Hubungan individu-lingkungan hidup, ekologi 4. Dimensi produktif, mencakup: a. Pilihan pekerjaan, informasi dan bimbingan b. Persiapan untuk bekerja, latihan dan penempatan c. Rumah dan keluarga, mengatur rumah tangga, keterampilan mengerjakan sesuatu sendiri, perkawinan d. Konsumen, membeli, menjual, investasi Dari dimensi tugas pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu pendidikan yang kredibel dan dipercaya. Dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar di kabupaten/kota, terdapat 13 indikator pemenuhan SPM yang merupakan tanggung jawab sekolah/madrasah, sedangkan 14 indikator pemenuhan SPM yang merupakan tanggung jawab kabupaten/kota. Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang SPM lebih menekankan kepada KTSP, kemudian diganti oleh Kurikulum 2013, hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Yang mana pembahasan kurikulum akan lebih diperjelas pada pengelolaan kurikulum dibagian ketujuh. Sehingga dapat kita lihat perbedaan setiap
  • 10. mata pelajaran pada kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, yang dapat diilustrikan dengan tabel sebagai berikut. Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 No. Kurikulum KTSP Kurikulum 2013 1 Materi disusun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan 2 Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal (siswa diberi tahu) Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar (siswa mencari tahu) 3 Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Nurdin, Diding & Sibaweh, Imam. (2015). Pengelolaan Pendidikan Dari Teori Menuju Implementasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada