SMK Harus Siap Hadapi Masa Depan dengan Metode Agile
1. Sudah Siapkan Lulusan SMK Dalam Situasi VUCA
Di susun oleh Setiyo Agustiono
Situasi pandemic covid-19 yang belum mereda dan terjadinya resesi ekonomi diperbagai Negara,
atau situasi yang disebut VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) atau Dalam
situasi yang tidak stabil, prediksi peristiwa masa lalu sebenarnya dapat menyesatkan bila
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sekolah SMK harus bersikap tidak
konvensional. Keterampilan dan pengetahuan yang dulunya menjadi andalan mungkin sudah
tidak relevan lagi. Dalam situasi ini model struktural kurikulum sering kali sulit dioperasikan
dalam jaringan yang tebal dan kaku. Kurikulum harus disesuaikan secara cepat tanggap, Agile
merupakan kunci keberhasilan, serta ketepatan membaca peta perubahan yang sedang terjadi.
Pertanyaannya apakah sekolah SMK mampu mengantisipasi yang terjadi ini, bagaimana dengan
guru-gurunya?, dan jika guru-guru tidak tanggap, bagaimana dengan lulusannya? Bagaimana jika
sikap guru-guru hanya biasa saja(business is usually).
Mari kita amati yang terjadi di suasana Global yang dalam kondisi VUCA, Ketrampilan apa saja
yang mereka persiapkan bagi anak-anak didiknya.
Fleksibilitas kognitif
Munculnya teknologi digital berarti siswa harus mampu menangani banyak peluang dan
tantangan yang menyertainya.
Apakah siswa memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan
mengkonseptualisasikan banyak ide yang kompleks sekaligus? Jika demikian, siswa menunjukkan
kualitas yang ada pada multi-tasker tingkat lanjut dan yang nantinya ini sangat dihargai oleh
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Literasi digital dan pemikiran komputasi
Karena dunia terus bergantung pada teknologi yang sangat teknis dan terus berkembang,
kebutuhan mereka yang memiliki keterampilan digital yang sesuai juga meningkat.
Siswa harus mengenal tentang SMAC (sosial, seluler, analitik, dan cloud)? Ketrampilan literasi
digital harus terus dilakukan meskipun saat ini dibombardir dengan istilah-istilah digital, literasi
digital menawarkan kemampuan yang melampaui apa yang sebelumnya dianggap tidak mungkin,
tetapi teknologi yang sedang berkembang mengarah kesana, seperti kecerdasan buatan (AI),
pembelajaran mesin, Internet of Things (IoT), dan ilmu data (data science).
Pengambilan keputusan
Mengingat kita berada di puncak revolusi industri keempat, masih membutuhkan seseorang yang
mampu menunjukkan dalam mengambil keputusan dan menjelaskan apa arti angka dan
signifikansinya.
2. Meskipun robot dan teknologi otomasi mungkin lebih baik daripada manusia dalam hal lain
seperti perhitungan dan pemecahan diagnostik, manusia tetap akan berurusan dengan sisi
subjektif dari analitik data.
Kecerdasan emosi dan sosial
Di beberapa sektor, kualitas kecerdasan emosi dan social ini sangat penting. Permintaan
pekerjaan di bidang hospitality, perawatan kesehatan, sedang meningkat ini menunjukkan
bagaimana kemampuan peran elemen manusia dalam kecerdasan emosi dan sosial. Pekerjaan
masa depan siswa-siswa SMK kemungkinan besar akan mencakup bekerja sama dengan orang
lain, jadi memiliki empati, kemampuan untuk berkolaborasi, serta keterampilan komunikasi yang
sangat baik, ini semua sesuatu yang pasti akan siswa SMK butuhkan.
Pola pikir kreatif dan inovatif
Era Industri 4.0 menunjukkan bahwa otomatisasi akan mengurangi kesempatan bekerja dan
beberapa profesi pekerjaan tergantikan oleh aplikasi atau robot, akan tetapi ada lebih banyak
pekerjaan yang profesi baru bermunculan. Disini Siswa SMK harus tetap melakukannya
keterampilan kreativitasnya dan mempertahankan pola pikir yang inovatif agar menjadi lulusan
yang dikehendaki oleh DUDI.
Sama seperti memiliki rasa kecerdasan sosial yang luar biasa, kreativitas alami adalah sesuatu
yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh teknologi digital terbaru. Selama Sisiwa SMK mampu
berpikir out the box (di luar kotak).
Inilah beberapa ketrampilan tambahan yang harus dipersiapkan guru-guru SMK dalam mendidik
siswanya, beberapa ilmu yang telah berkembang dan support ketrampilan-ketrampilan tersebut
diatas serta belum di implementasikan di SMK diantaranya; Design thinking, Agile. Ilmu-ilmu
tersebut merupakan menambah pola pikir (mindset) siswa-siswa SMK.
Saya menuliskan ini karena saya mengamati kemampuan siswa-siswa SMK Indonesia adalah
sangat besar, hanya bekal mindset perlu diberikan tambahan dan ini saya dedikasikan untuk
mengembangkan siswa-siswa SMK agar menjadi kebanggaan orang tua, Sekolah dan Bangsa
Indonesia. (sagustiono@gmail.com)
3. Sudah Waktunya Sekolah Vokasi SMK mengunakan metode Agile
Revolusi Industri 4.0 ini diiringi Era VUCA, hal tersebut ditandai dengan perubahan yang
terjadi sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan
kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif
Sekolah SMK yang masih menggunakan pola pikir (mindset) lama akan kurang adaptif
terhadap situasi kebutuhan kompetensi karena tidak melihat realita yang terjadi saat ini.
Hal ini nampak pada kinerja Sekolah SMK tidak efektif untuk mendidik kompetensi siswa-
siswanya yang sangat diperlukan saat ini, karena masih menggunakan kompetensi-
kompetensi lama yang sudah tidak lagi relevan lagi bagi Industri dan Dunia Kerja.(IDUKA)
dalam mengoperasikan industrinya. Sekolah SMK dalam situasi saat ini diharapkan dapat
melakukan perubahan secara radikal. Oleh karena itu, Stakeholder Sekolah SMK harus
mempunyai sifat Agile (tangkas) atau dengan kata lain mengunakan metode Agile untuk
menjawab atas persoalan yang terjadi pada era nasional saat ini.
Metode Agile pada guru-guru SMK menjadi sarana adaptif untuk fasilitas dan kurikulum di
SMK yang mampu menjawab link and match dengan IDUKA, pada situasi saat ini dan
kedepan agar SMK selalu kompetitif juga tidak kalah dengan sekolah vokasi di negara lain.
Mengapa metode Agile penting bagi guru-guru karena agile berfokus pada pengembangan
di setiap iterasinya. Agile berarti tim kecil, bekerja secara kolektif dan kolaboratif, dengan
misi:
• Untuk memberikan rilis fungsi dan fitur inovatif yang sering dan bertahap, diprioritaskan
untuk kebutuhan dan keterjangkauan;
• Berkembang secara iteratif dari sebuah visi menurut refleksi dan umpan balik pengguna;
• Dan diproduksi dengan proses terbaik.
Untuk mengoptimalkan kompetensi siswa-siswa SMK dalam memenuhi kebutuhan IDUKA
saat ini, tidak bisa mengunakan metode Agile dalam semalam, harus melalui proses untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi IDUKA. Proses itu adalah direncanakan, dikerjakan,
ditemukan kesalahan, disempurnakan dengan rencana perbaikannya,dikerjakan kembali —
circle ini harus terus dilakukan dan dimotivasi untuk mendapatkan umpan balik yang
menyiratkan bahwa interaksi dengan IDUKA terjadi dengan baik. Hasilnya akan dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi IDUKA.
Penggunaan Metode Agile itu merupakan metode pola pikir untuk menyelesaikan
permasalahan yang bersifat flexible terhadap perubahan suatu masalah, sehingga pola
penyelesaian masalah menggunakan metode agile menyesuaikan perubahan.
Dalam Agile kita harus selalu siap pada perubahan yang akan terjadi, banyak hal yang dapat
merubah suatu langkah dalam menyelesaikan suatu masalah, bisa jadi rencana yang kita
bangun tidak sesuai saat eksekusi
4. Guru-guru Sekolah SMK yang menerapkan agile bisa lebih cepat merilis kurikulum yang
sangat dibutuhkan saat ini. Tak perlu menunggu waktu 1-2 tahun, bahkan dalam hitungan
bulan ketrampilan yang dibutuhkan sudah siap dilatihkan pada siswa SMK.
Saya menuliskan ini karena saya mengamati kemampuan guru dan siswa-siswa SMK
Indonesia adalah sangat besar, hanya bekal mindset perlu diberikan tambahan dan ini saya
dedikasikan untuk mengembangkan siswa-siswa SMK agar menjadi kebanggaan orang tua,
Sekolah dan Bangsa Indonesia. (sagustiono@gmail.com)
.