1. Kondisi SMK pada Masa Pandemi Covid-19
Oleh : Setiyo Agustiono
Mengenai SMK yang merupakan pendidikan kejuruan yang mempersiapkan seseorang
agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan.
Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Namun, ketika Indonesia mengalami peristiwa pandemi Covid-19, harus merubah model
pendidikan dari pembelajaran offline(tatap muka) menjadi pembelajaran online atau
daring (dalam jaringan) melalui aplikasi.
Pada pandemic Covid-19 kenyataan pembelajaran SMK mengalami ketidaksiapan pada
sumberdaya yang dimiliki oleh berbagai SMK didaerah di Indonesia, tidak mencukupi
untuk mencakup pembelajaran online, mulai dari sumberdaya manusia yang kurang
memadai, fasilitas pembelajaran yang meliputi internet, computer/laptop atau
handphone, dan jaringan/sinyal yang belum sepenuhnya baik dapat menunjang
pembelajaran dan masih dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Sedangkan pada SMK, yang proses pembelajarannya mengedepankan praktek
dibanding teori, harus segera dapat menyesuaikan dan tidak efektif apabila dilakukan
secara online dengan kurikulum yang ada.
Persoalannya adalah apakah Guru-guru SMK telah memahami pembelajaran on-line
berbasis pada kompetensi itu yang bagaimana dan langkah-langkah Guru dalam
mengajarkan praktek dengan on-line telah terstandard(mudah dipahami oleh siswa),
apakah konsep pembelajaran online dilakukan oleh guru-guru ada feedback dari siswa-
siswa terkait pemahamannya (dalam forum diskusi).
2. Mengapa saya menulis ini, ada beberapa hal yang perlu dipikirkan, agar bekal
ketrampilan/kompetensi siswa SMK sesuai kualifikasi, karena kualifikasi diperlukan untuk
membentuk mental dan kesiapan dari siswa ketika lulus SMK serta untuk siap bekerja.
Pola mengajar secara on-line harus effektif dengan cara mengintegrasikan antara
praktek-praktek di SMK dan industri, konsep ini menjadi kebutuhan mendesak
menghadapi masa pandemi Covid-19. Sekolah SMK yang belum sepenuhnya
mengadaptasi program "link and match" antara SMK dan industri, saat ini menjadi
keharusan dan segera mungkin melakukan, jika tidak maka lulusan SMK tidak
mempunyai ketrampilan/ kompetensi yang benar (pembelajaran online tidak berdampak
pada kompetensi) sesuai kualifikasi kebutuhan Industri.
Konsep Pembelajaran on-line yang berbasis pada kompetensi harus dirancang dengan
benar dan disinergikan dengan industri, apakah cukup dengan video pendek praktek
yang dilajutkan dengan forum diskusi pada group(dengan media social) atau blended
dengan praktek pada pemagangan. Kondisi ini tergantung pada kemampuan inovasi
sekolah SMK, situasi pandemi Covid-19 menuntut agar kemandirian siswa SMK bisa
muncul dan kemandiriaqn siswa akan mencapai tujuan dari pendidikan SMK.
Perkembangan positif SMK harus dimulai dari SMK itu sendiri, harus terbuka dan mau
terus berkembang, jika tidak maka lulusan SMK semakin terpuruk. Mari kita bersama
membantu pengembangan SDM siswa-siswa SMK agar situasi pandemic Covid-19 tidak
terlalu berpengaruh besar pada kompetensi siswa.