SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Chap 5- 1 
KKoonnsseepp--KKoonnsseepp 
PPrroobbaabbiilliittaass
Konsep-konsep probabilitas 
Pengertian Probabilitas (Obyektif: klasik & 
empiris, Subyektif) 
Istilah-istilah dalam probabilitas: eksperimen, 
hasil, kejadian, mutually exclusive, collectively 
exhaustive, independent, permutasi, dan 
kombinasi. 
Aturan probabilitas: aturan penjumlahan & 
aturan perkalian 
Penggunaan Diagram pohon untuk menyusun 
& menghitung probabilitas 
Chap 5- 2
Definisi 
Probabilitas adalah ukuran dari kemungkinan bahwa 
sebuah peristiwa di masa depan akan terjadi. 
P(A) = peluang (probabilitas) bahwa kejadian A terjadi 
 Nilai probabilitas hanya antara 0 dan 1 atau 
Chap 5- 3 
0 ≤ P(A) ≤ 1 
 Sebuah nilai mendekati nol menunjukkan kemungkinan 
tidak terjadi. Nilai mendekati satu berarti kemungkinan 
terjadi. 
 Pendekatan penentuan probabilitas: 
1. Probabilitas Obyektif: klasik dan empiris 
2. Probabilitas Subjektif.
Istilah penting dalam probabilitas 
Chap 5- 4 
Eksperimen (Experiment): proses yang 
menghasilkan satu kejadian dari beberapa 
pengamatan. 
Misal: Melempar sebuah dadu 
Hasil (outcome): keluaran atau output tertentu dari 
sebuah eksperimen. 
Misal: Dari eksperimen melempar dadu, hasil yang 
mungkin adalah munculnya angka 1, 2, 3 ,4, 5 atau 6. 
Kejadian (Event): kumpulan dari satu hasil atau lebih 
dari suatu eksperimen. 
Misal: Kejadian yang diamati dari melempar dadu 
adalah munculnya angka genap: 2, 4 dan 6.
Probabilitas Klasik 
Probabilitas klasik berlaku jika hasil-hasil dari 
sebuah eksperimen semuanya memiliki peluang 
yang sama. 
Pada metode ini probabilitas dapat ditentukan 
sebelum eksperimen dilakukan karena jumlah 
keseluruhan hasil telah diketahui. 
Probabilitas Kejadian = Jumlah hasil yang diharapkan 
Jumlah seluruh hasil yang mungkin 
Misal: Dari eksperimen melempar dadu, berapa 
probabilitas muncul angka 5? 
P(5)= 1/ 6 
Chap 5- 5
Probabilitas Empiris 
Probabilitas empiris: Probabilitas sutau kejadian yang 
muncul merupakan proporsi atau bagian dari kejadian 
serupa yang telah terjadi sebelumnya. 
Probabilitas Empiris = Jumlah kemunculan suatu kejadian 
Jumlah seluruh pengamatan 
Pendekatan probabilitas empiris didasarkan pada 
“Hukum Jumlah Besar” (Law of Large Number) yang 
menyatakan bahwa semakin banyak pengamatan akan 
menghasilkan perkiraan probabilitas yang lebih akurat. 
Chap 5- 6
Chap 5- 7 
Contoh 1 
Selama 5 tahun mengajar, Prof. Budi telah memberi nilai A 
pada 186 mahasiswa dari total 1200 mahasiswa yang 
pernah diajarnya. Berapa probabilitas seorang mahasiswa 
bisa memperoleh nilai A pada semester ini? 
Ini adalah contoh probabilitas empiris. 
Untuk menghitung probabilitas memperoleh nilai A: 
0.155 
P(A) = 186 = 
1200 
Hasil ini juga disebut “Probabilitas tanpa syarat” 
(Unconditional probability) 
Seringkali yang dicari adalah probabilitas dapat nilai A 
untuk siswa yang belajar l10 jam atau lebih per minggu. 
Hal ini disebut “Probabilitas Bersyarat “ (conditional 
probability). 
P(A | belajar 10 jam atau lebih per minggu)
Probabilitas Subyektif 
Probabilitas subjektif didasarkan hanya pada 
informasi yang tersedia, berdasarkan 
perasaan subyektif. 
Misalnya: 
Memperkirakan kemungkinan bahwa perekonomian 
Indonesia akan tumbuh 5% pada tahun ini. 
Memperkirakan kemungkinan bahwa Anda akan 
menikah sebelum usia 30 tahun. 
Chap 5- 8
Mutually Exclusive, Independent and 
Collectively Exhaustive events 
Mutually exclusive (tidak terikat satu sama lain/saling 
lepas): munculnya satu kejadian, meniadakan 
kejadian yang lain. Tidak ada kejadian lain yang 
mucul pada waktu yang bersamaan. 
Collectively exhaustive (kumpulan lengkap): 
Kumpulan semua kejadian yang mungkin. Dalam satu 
eksperimen harus ada satu kejadian yang muncul. 
Independent (saling bebas): munculnya satu kejadian 
tidak berpengaruh pada probabilitas kejadian lain. 
Untuk dua kejadian yang berbeda waktunya. 
Chap 5- 9
Chap 5- 10 
Contoh 2 
Sebuah dadu dilempar sekali. 
Budi hanya perduli dengan munculnya angka genap, yaitu, 2, 
4, 6. 
Arman hanya perduli dengan munculnya angka kurang dari 
atau sama dengan 3, yaitu, 1, 2, 3. 
Maria hanya perduli dengan munculnya angka 6. 
Sonia hanya perduli dengan munculnya angka ganjil, yaitu 1, 3, 
5. 
Sebuah dadu dilempar dua kali. 
Dani hanya perduli dengan munculnya angka genap pada 
lemparan pertama, yaitu, 2, 4, 6. 
Sarah hanya perduli dengan munculnya angka genap pada 
lemparan kedua, , yaitu, 2, 4, 6.
Definisi continued 
Eksperimen: Melempar dadu. 
• Hasil: Hasil yang mungkin adalah angka-angka 1, 2, 
3, 4, 5, dan 6. 
Kejadian/event: 
 Bagi Budi: munculnya bilangan genap, yaitu, 2, 4, 6. 
 Bagi Arman: munculnya angka kurang dari atau 
sama dengan 3, yaitu, 1, 2, 3. 
 Untuk Maria: munculnya angka 6. 
 Untuk Sonia: munculnya angka ganjil, yaitu 1, 3, 5. 
Chap 5- 11
Mutually Exclusive, Independent 
and Collectively Exhaustive events 
Mutually exclusive atau tidak terikat satu sama lain. 
Kejadian untuk Budi dan Arman tidak mutually 
exclusive (saling terikat) - keduanya ada angka 2. 
Kejadian untuk Budi dan Maria tidak mutually 
exclusive (saling terikat) - keduanya mengandung 6. 
Kejadian untuk Arman dan Maria mutually 
exclusive (tidak saling terikat) - tidak ada angka yang 
sama. 
Kejadian untuk Budi dan Sonia mutually exclusive 
(tidak saling terikat) - tidak ada angka yang sama. 
Chap 5- 12
Mutually Exclusive, Independent and 
Collectively Exhaustive events 
Independent atau saling bebas: munculnya satu 
kejadian tidak berpengaruh pada probabilitas kejadian 
lain. 
Chap 5- 13 
P(A&B) = P(A)*P(B) 
Tidak independent atau tidak saling bebas: 
Antara kejadian Budi & Arman. 
Antara kejadian Budi & Maria. 
Antara kejadian Arman & Maria. 
Antara kejadian Budi & Sonia. 
Independent: 
Antara kejadian Dani & Sarah: 
P(Dani & Sarah) = P(Dani)*P(Sarah)
Mutually Exclusive, Independent 
and Exhaustive events 
Chap 5- 14 
Collectively exhaustive atau Kumpulan Lengkap: 
Kumpulan semua kejadian yang mungkin. 
Kejadian untuk Budi (angka genap) & kejadian untuk 
Sonai (angka ganjil) adalah collectively exhaustive 
atau kumpulan lengkap semua hasil yang mungkin 
terjadi. 
Kejadian untuk Budi (angka genap) & kejadian untuk 
Maria (angka 6) bukan collectively exhaustive atau 
bukan kumpulan lengkap.
Struktur Probabilitas dua kejadian yang tidak 
saling terikat (bukan mutually exclusive) 
Chap 5- 15 
Union = “atau” = gabungan. Simbol: U. 
Intersection = “dan” = irisan. Simbol: ∩. 
Contoh: Jika diketahui X = {1, 4, 7, 9} dan 
Y = {2, 3, 4, 5, 6}, maka 
XUY = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9} 
X∩Y = {4}
Chap 5- 16 
Aturan Probabilitas 
Aturan penjumlahan khusus : 
Berlaku untuk dua kejadian A dan B yang 
mutually exclusive (tidak saling terikat), maka 
probabilitas kejadian A atau B adalah jumlah 
probabilitas keduanya : 
P(A atau B) = P(A) + P(B) 
P(A U B) = P(A) + P(B)
Chap 5- 17 
Contoh 3 
Emprit Airways mengumpulkan data 
penerbangan dari Surabaya ke Jakarta: 
Kedatangan Frequency 
Lebih Awal 100 
Tepat Waktu 800 
Terlambat 75 
Dibatalkan 25 
Total 1000
Chap 5- 18 
Contoh 3 continued 
Jika A adalah kejadian 
pesawat datang lebih awal, 
maka 
P(A) = 100/1000 = 0.1. 
Jika B adalah kejadin 
pesawat terlambat, maka 
P(B) = 75/1000 = 0.075. 
Probabilitas pesawat 
datang lebih awal atau 
terlambat : 
P(A atau B) = P(A) + P(B) 
= 0.10 + 0.075 =0.175. 
Kedatangan Frequency 
Lebih Awal 100 
Tepat Waktu 800 
Terlambat 75 
Dibatalkan 25 
Total 1000
Chap 5- 19 
The Complement Rule 
Aturan Komplemen (Complement rule) 
dipergunakan untuk menentukan probabilitas 
suatu kejadian dengan mengurangi probabilitas 
tidak muculnya kejadian tersebut dari 1. 
Jika P(A) adalah probabilitas kejadian A dan 
P(~A) adalah komplemen dari A, 
P(A) + P(~A) = 1 atau P(A) = 1 - P(~A).
The Complement Rule continued 
Diagram Venn mengambarkan aturan 
komplemen, sbb: 
Chap 5- 20 
A ~A
Chap 5- 21 
Contoh 4 
Dari Contoh 3. Gunakan aturan komplemen untuk 
menentukan probabilitas pesawat lebih awal (A) atau 
terlambat (B). 
Kedatangan Frequency 
Lebih Awal 100 
Tepat Wakt u 800 
Terlambat 75 
Dibatalkan 25 
Total 1000 
 P (A atau B ) = 1 - P (C atau 
D ) 
 JikaC adalah kejadian 
pesawat datang tepat 
waktu, maka P(C) = 
800/1000 = 0.8. 
 JikaD adalah kejadian 
pesawat dibatalkan, maka 
P(DP (A or B) )= =2 51/ 1- 0P0(0C =o r0 D.0)2 5. 
= 1 - [0.8 +0.025] =0.175
Chap 5- 22 
Contoh 4 continued 
P(A atau B) = 1 - P(C atau D) 
= 1 - [0.8 +.025] =0.175 
C.8 
D. 
025 
~(C or D) = (A or B) 
0.175
Chap 5- 23 
Aturan Penjumlahan umum 
Jika A dan B adalah dua kejadian yang tidak 
mutually exclusive, maka P(A atau B) adalah: 
P(A atau B) = P(A) + P(B) - P(A dan B)
Chap 5- 24 
Aturan umum Penjumlahan 
Diagram Venn menggambarkan aturan ini: 
A dan B 
A 
B
Chap 5- 25 
Contoh 5 
Satu sampel yang terdiri dari 500 siswa, 320 
memiliki Stereo, 175 memiliki TV, dan 100 
memiliki keduanya: 
Stereo 
320 
Both 
100 
TV 
175
Satu sampel yang terdiri dari 500 siswa, 320 memiliki Stereo, 175 
memiliki TV, dan 100 memiliki keduanya. 
Chap 5- 26 
Contoh 5 continued 
Jika satu siswa diambil secara acak, berapa 
probabilitas seorang siswa hanya memiliki stereo, 
hanya memiliki TV, dan memiliki stereo dan TV? 
P (S ) = 320/500 = .64. 
P (T ) = 175/500 = .35. 
P (S dan T ) = 100/500 = .20.
Satu sampel yang terdiri dari 500 siswa, 320 memiliki Stereo, 175 
memiliki TV, dan 100 memiliki keduanya. 
Chap 5- 27 
Contoh 5 continued 
P (S ) = 320/500 = .64. 
P (T ) = 175/500 = .35. 
P (S dan T ) = 100/500 = .20. 
Jika satu siswa diambil secara acak, berapa 
probabilitas seorang siswa memiliki stereo atau 
TV? 
P (S atau T ) 
= P (S ) + P (T ) - P (S dan 
T ) 
= .64 +.35 - .20 = .79.
Chap 5- 28 
Probabilitas Gabungan (Joint 
Probability) 
Probabilitas Gabungan (joint probability) 
mengukur kemungkinan dua atau lebih kejadian 
terjadi bersama-sama. 
Misalnya: dalam contoh 3, kejadian seorang 
siswa memiliki stereo dan TV di kamarnya. 
P(dadu=5 dan dadu=6) =0 karena dua kejadian 
tersebut mutually exclusive.
Chap 5- 29 
Aturan Perkalian khusus 
Aturan Perkalian Khusus berlaku untuk dua 
kejadian A dan B yang independent atau saling 
bebas. 
Dua kejadian A dan B independent atau saling 
bebas jika munculnya salah satu kejadian tidak 
berpengaruh pada probabilitas munculnya 
kejadian yang lain. 
Aturan perkalian khusus: P(A dan B) = P(A)P(B)
Contoh 6 
Budi punya dua saham, IBM dan General 
Electric (GE). Probabilitas kenaikan harga 
saham IBM pada tahun depan adalah 0.5 
sedangkan untuk GE, 0.7. Anggap kedua 
saham independen. Berapa probabilitas harga 
kedua saham tsb naik? 
Chap 5- 30 
P(IBM and GE) = (.5)(.7) = .35.
Chap 5- 31 
Probabilitas Bersyarat (Conditional 
Probability) 
Probabilitas Bersyarat (Conditional probability) 
adalah probabilitas muculnya suatu kejadian , 
apabila diketahui kejadian lain telah terjadi 
sebelumnya. 
Probabilitas kejadian A setelah kejadian B terjadi 
ditulis P(A|B). 
P(Perempuan | Manajemen) 
P(Bayi perempuan | Hasil USG perempuan)
Chap 5- 32 
Aturan Perkalian Umum 
Aturan Perkalian Umum digunakan untuk 
menentukan probabilitas gabungan dari dua 
kejadian. Tentunya dua kejadian yang tidak saling 
bebas. 
Aturan ini menyatakan untuk dua kejadian A dan 
B, probabilitas gabungan kedua kejadian diperoleh 
dengan mengkalikan probabilitas A dengan 
probabilitas bersyarat dari B setelah A terjadi.
Chap 5- 33 
Aturan Perkalian Umum 
Probabiltas gabungan, P(A dan B): 
P(A dan B) = P(A)P(B/A) atau 
P(A dan B) = P(B)P(A/B) 
P (hasil test perempuan dan lahir perempuan) 
= P(lahir perempuan) * P(hasil test perempuan| 
lahir perempuan) 
P (test USG laki-laki dan lahir laki-laki) 
= P(lahir laki-laki) * P(test USG perempuan| lahir 
laki-laki)
Contoh 7 
Dekan FE mengumpulkan informasi mahasiswa 
S1 di fakultasnya: 
Chap 5- 34 
Jurusan Lk Pr Total 
Akuntansi 170 110 280 
Keuangan 120 100 220 
Pemasaran 160 70 230 
Manajemen 150 120 270 
Total 600 400 1000
Chap 5- 35 
Contoh 7 continued 
Jika seorang mahasiswa dipilih 
secara acak, berapakah 
probabilitas bahwa mahasiswa tsb 
adalah perempuan (F) jurusan 
akuntansi (A) 
Jurusan Lk Pr Total 
Akuntansi 170 110 280 
Keuangan 120 100 220 
Pemasaran 160 70 230 
Manajemen 150 120 270 
Total 600 400 1000 
Jika mahasiswa tsb perempuan, berapa probabilitas 
mahasiswa tersebut dari jurusan Akuntansi? 
Pendekatan 1: 
P(F dan A) = P(F)* P(A|F) 
= [400/1000]*[110/400] 
= 0.11
Diagram Pohon (Tree Diagrams) 
Diagram Pohon adalah grafik yang berguna untuk 
menggambarkan probabilitas bersyarat dan 
probabilitas gabungan, yang tersusun dalam 
beberapa tahap perhitungan. 
Contoh 8: Dalam tas berisi 7 bola merah dan 5 
bola biru, Anda mengambil 2 bola secara 
berurutan dengan tidak memasukkan kembali bola 
yang telah diambil. Susun diagram pohon dari 
informasi tsb. 
Chap 5- 36
Chap 5- 37 
Contoh 8 continued 
M1 
B1 
M2 
B2 
M2 
B2 
7/12 
5/12 
6/11 
5/11 
7/11 
4/11
Diagram pohon menggambarkan dengan jelas hubungan 
antara probabilitas gabungan dan probabilitas bersyarat. 
Anggap A (B) adalah kejadian bola merah pada pengambilan 
pertama (kedua). 
Chap 5- 38 
Contoh 8 continued 
M1 
B1 
M2 
B2 
M2 
B2 
5/12 
5/11 
7/11 
4/11 
P(B|A) = 6/11 
P(A) = 7/12 
P(A dan B) 
= P(A)*P(B|A) 
= 6/11 * 7/12 
7/12 
6/11
i i 
( ) ( | ) ( ) ( | ) ... ( ) ( | ) 
Chap 5- 39 
Bayes’s Rule 
Allows computation of an unknown conditional 
probability, P(B|A), by converting it to a known 
conditional probability, P(A|B) 
For k mutually exclusive events, 
( | ) ( ) ( | ) 
1 1 2 2 
i 
k k 
P B A P B P A B 
P B P A B P B P A B P B P A B 
= 
+ + +
Bayes’s Rule Example 
A company manufactures mp3 players at two factories. 
Factory I produces 60% of the mp3 players and 
Factory II produces 40%. Two percent of the mp3 
players produced at Factory I are defective, while 1% 
of Factory II’s are defective. An mp3 player is selected 
at random and found to be defective. What is the 
probability it came from Factory I? 
Chap 5- 40
= = = 
Chap 5- 41 
Bayes’s Rule Example 
FFaaccttoorr 
P(I) = .6 yy II 
FFaaccttoorr 
yy IIII 
P(D|I) = .02 
P(G|I) = .98 
P(II) = .4 
P(D|II) = .01 
P(G|II) = .99 
DDeeffeeccttii 
vvee 
GGoooodd 
DDeeffeeccttii 
vvee 
GGoooodd 
P I D P I P D I 
( | ) ( ) ( | ) .6*.02 .75 
P I P D I P II P D II 
+ + 
( ) ( | ) ( ) ( | ) .6*.02 .4*.01
Chap 5- 42 
Prinsip-prinsip Menghitung 
Rumus Perkalian menyatakan bahwa jika ada 
m cara untuk melakukan suatu hal dan n cara 
untuk melakukan hal yang lain, maka ada m x 
n cara untuk melakukan keduanya. 
Jumlah total susunan= (m)(n) 
Contoh 10: Budi punya 10 baju dan 8 dasi. 
Berapa pasangan baju dan dasi yang dimiliki? 
(10)(8) = 80
Prinsip-prinsip Menghitung 
Permutasi susunan apapun dari r objek yang 
dipilih dari sekelompok n objek yang ada. 
Note: urutan susunan diperhatikan dalam 
permutasi, a b c berbeda dengan b a c. 
Chap 5- 43 
P n! n r - 
(n r)! 
=
Prinsip-prinsip Menghitung 
Kombinasi adalah jumlah dari cara 
memilih r objek dari sekelompok n objek 
tanpa memperhatikan susunannya. 
Chap 5- 44 
C n! n r - 
r!(n r)! 
=
Contoh 11 
Ada 12 pemain di tim basket di FE unair. 
Pelatih harus memilih lima pemain di antara 
dua belas pemain tsb untuk bermain di kuarter 
pertama. Ada berapa banyak kelompok yang 
berbeda? 
Chap 5- 45 
792 
C 12! 12 5 = 
5!(12 - 
5)! 
=
Contoh 11 continued 
Misalkan bahwa selain memilih grup pemain, 
Pelatih juga harus mengurutkan peringkat 
masing-masing pemain dalam lineup awal sesuai 
dengan kemampuan mereka. 
Chap 5- 46 
95,040 
P 12! 12 5 = 
(12 - 
5)! 
=
Chap 5- 47 
Learning exercise 1: 
University Demographics 
 Current enrollments by college and by sex appear in the following 
table. 
College Ag-For Arts-Sci Bus- 
Econ 
Educ Engr Law Undec 
l 
Totals 
Female 500 1500 400 1000 200 100 800 4500 
Male 900 1200 500 500 1300 200 900 5500 
Totals 1400 2700 900 1500 1500 300 1700 10000 
 If I select a student at random, answer the following: 
 Find P(Female or Male) 
 Find P(not-Ag-For) 
 Find P(Female |BusEcon) 
 Find P(Male and Arts-Sci) 
 Are “Female” and “Educ” Statistical independent? 
Why or Why not?
Chap 5- 48 
Learning exercise 1: 
University Demographics 
College Ag-For Arts-Sci Bus- 
Econ 
Educ Engr Law Undec 
l 
Totals 
Female 500 1500 400 1000 200 100 800 4500 
Male 900 1200 500 500 1300 200 900 5500 
Totals 1400 2700 900 1500 1500 300 1700 10000 
P(Female or Male) =(4500 + 5500)/10000 = 1 
P(not-Ag-For) =(10000 – 1400) /10000 = 0.86 
P(Female | Bus Econ) = 400 /900 = 0.44 
P(Male and Arts-Sci) =1200 /10000 = 0.12 
Are Female and Educ Statistical 
NO! 
Pin(fdeempaelned aenndt? E duc)=1000 /10000 = 0.1 
P(female)=4500 /10000 = 0.45 P(Educ) =1500 /10000 = 0.15 
P(female and Educ)> P(female)*P(Educ) = 0.0675
Chap 5- 49 
Learning exercise 2: 
Predicting Sex of Babies 
 Many couples take advantage of ultrasound exams to determine the 
sex of their baby before it is born. Some couples prefer not to know 
beforehand. In any case, ultrasound examination is not always 
accurate. About 1 in 5 predictions are wrong. 
In one medical group, the proportion of girls correctly identified is 
9 out of 10 and 
the number of boys correctly identified is 3 out of 4. 
The proportion of girls born is 48 out of 100. 
What is the probability that a baby predicted to be a girl actually 
turns out to be a girl? 
Formally, find P(girl | test says girl).
Chap 5- 50 
Learning exercise 2: 
Predicting Sex of Babies 
 P(girl | test says girl) 
In one medical group, the proportion of girls correctly identified is 9 out of 
10 and 
the number of boys correctly identified is 3 out of 4. 
The proportion of girls born is 48 out of 100. 
 Think about the next 1000 births handled by this medical 
group. 
 480 = 1000*0.48 are girls 
 520 = 1000*0.52 are boys 
 Of the girls, 432 (=480*0.9) tests indicate that they are 
girls. 
 Of the boys, 130 (=520*0.25) tests indicate that they are 
girls. 
 In total, 562 (=432+130) tests indicate girls. Out of these 
462 babies, 432 are girls. 
 Thus P(girl | test says girl ) = 432/562 = 0.769
1000*[P(girls)*P(test says girls|girls) + P(boys)*P(test says girls|boys)] 
Chap 5- 51 
Learning exercise 2: 
Predicting Sex of Babies 
 480 = 1000*0.48 are girls 
1000*P(girls) 
 520 = 1000*0.52 are boys 
1000*P(boys) 
 Of the girls, 432 (=480*0.9) tests indicate that they are 
girls. 
1000*P(girls)*P(test says girls|girls) 
 Of the boys, 130 (=520*0.25) tests indicate that they 
are girls. 
1000*P(boys)*P(test says girls | boys) 
 In total, 562 tests indicate girls. 
 Out of these 562 babies, 432 are girls. 
 Thus P(girls | test syas girls ) = 432/562 = 0.769 
1000*P(girls)*P(test says girls|girls) 
1000*[P(girls)*P(test says girls|girls) + P(boys)*P(test says girls|boys)]

More Related Content

What's hot

Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parametermatematikaunindra
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan intervalhartantoahock
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
keputusan dalam keadaan risiko
keputusan dalam keadaan risikokeputusan dalam keadaan risiko
keputusan dalam keadaan risikoAbu Tholib
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendekmagdalena praharani
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanMaulina Sahara
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiRosmaiyadi Snt
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasiHafiza .h
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 

What's hot (20)

Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Probabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutanProbabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutan
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
keputusan dalam keadaan risiko
keputusan dalam keadaan risikokeputusan dalam keadaan risiko
keputusan dalam keadaan risiko
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalan
 
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITASSTATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
 
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 

Similar to Statistik 1 4 probabilitas

Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaAmnil Wardiah
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1zenardjov
 
Bab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluangBab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluangristiawatiida
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian Dindi2
 
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.pptYandiChaniago
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalFachran Arifin
 
10. statistik 10 teori probabilitas
10. statistik 10   teori probabilitas10. statistik 10   teori probabilitas
10. statistik 10 teori probabilitasEdwin Ramadhani
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangprofkhafifa
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitaspadlah1984
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASHusna Sholihah
 
1 PROBABILITAS new.pptx
1 PROBABILITAS new.pptx1 PROBABILITAS new.pptx
1 PROBABILITAS new.pptxAkuMalas2
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangAnto Pixels
 

Similar to Statistik 1 4 probabilitas (20)

Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
Aturan peluang
Aturan  peluangAturan  peluang
Aturan peluang
 
kel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptxkel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptx
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
 
Bab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluangBab vi pengantar peluang
Bab vi pengantar peluang
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
 
P5 Statistika.pptx
P5 Statistika.pptxP5 Statistika.pptx
P5 Statistika.pptx
 
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
 
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf6. Konsep Dasar Peluang.pdf
6. Konsep Dasar Peluang.pdf
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
 
10. statistik 10 teori probabilitas
10. statistik 10   teori probabilitas10. statistik 10   teori probabilitas
10. statistik 10 teori probabilitas
 
Modul 12. 3.4 (muthmainnah)
Modul 12. 3.4 (muthmainnah)Modul 12. 3.4 (muthmainnah)
Modul 12. 3.4 (muthmainnah)
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluang
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITAS
 
1 PROBABILITAS new.pptx
1 PROBABILITAS new.pptx1 PROBABILITAS new.pptx
1 PROBABILITAS new.pptx
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
 

More from Selvin Hadi

Statistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi squareStatistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi squareSelvin Hadi
 
Statistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anovaStatistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anovaSelvin Hadi
 
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampelStatistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampelSelvin Hadi
 
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sampleStatistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sampleSelvin Hadi
 
Statistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ciStatistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ciSelvin Hadi
 
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normalStatistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normalSelvin Hadi
 
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskritStatistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskritSelvin Hadi
 
Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiSelvin Hadi
 
Statistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralStatistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralSelvin Hadi
 
Statistik 1 1 intro & dist frek
Statistik 1 1 intro & dist frekStatistik 1 1 intro & dist frek
Statistik 1 1 intro & dist frekSelvin Hadi
 

More from Selvin Hadi (10)

Statistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi squareStatistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi square
 
Statistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anovaStatistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anova
 
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampelStatistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
 
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sampleStatistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
 
Statistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ciStatistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ci
 
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normalStatistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normal
 
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskritStatistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
 
Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersi
 
Statistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralStatistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentral
 
Statistik 1 1 intro & dist frek
Statistik 1 1 intro & dist frekStatistik 1 1 intro & dist frek
Statistik 1 1 intro & dist frek
 

Recently uploaded

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 

Statistik 1 4 probabilitas

  • 1. Chap 5- 1 KKoonnsseepp--KKoonnsseepp PPrroobbaabbiilliittaass
  • 2. Konsep-konsep probabilitas Pengertian Probabilitas (Obyektif: klasik & empiris, Subyektif) Istilah-istilah dalam probabilitas: eksperimen, hasil, kejadian, mutually exclusive, collectively exhaustive, independent, permutasi, dan kombinasi. Aturan probabilitas: aturan penjumlahan & aturan perkalian Penggunaan Diagram pohon untuk menyusun & menghitung probabilitas Chap 5- 2
  • 3. Definisi Probabilitas adalah ukuran dari kemungkinan bahwa sebuah peristiwa di masa depan akan terjadi. P(A) = peluang (probabilitas) bahwa kejadian A terjadi  Nilai probabilitas hanya antara 0 dan 1 atau Chap 5- 3 0 ≤ P(A) ≤ 1  Sebuah nilai mendekati nol menunjukkan kemungkinan tidak terjadi. Nilai mendekati satu berarti kemungkinan terjadi.  Pendekatan penentuan probabilitas: 1. Probabilitas Obyektif: klasik dan empiris 2. Probabilitas Subjektif.
  • 4. Istilah penting dalam probabilitas Chap 5- 4 Eksperimen (Experiment): proses yang menghasilkan satu kejadian dari beberapa pengamatan. Misal: Melempar sebuah dadu Hasil (outcome): keluaran atau output tertentu dari sebuah eksperimen. Misal: Dari eksperimen melempar dadu, hasil yang mungkin adalah munculnya angka 1, 2, 3 ,4, 5 atau 6. Kejadian (Event): kumpulan dari satu hasil atau lebih dari suatu eksperimen. Misal: Kejadian yang diamati dari melempar dadu adalah munculnya angka genap: 2, 4 dan 6.
  • 5. Probabilitas Klasik Probabilitas klasik berlaku jika hasil-hasil dari sebuah eksperimen semuanya memiliki peluang yang sama. Pada metode ini probabilitas dapat ditentukan sebelum eksperimen dilakukan karena jumlah keseluruhan hasil telah diketahui. Probabilitas Kejadian = Jumlah hasil yang diharapkan Jumlah seluruh hasil yang mungkin Misal: Dari eksperimen melempar dadu, berapa probabilitas muncul angka 5? P(5)= 1/ 6 Chap 5- 5
  • 6. Probabilitas Empiris Probabilitas empiris: Probabilitas sutau kejadian yang muncul merupakan proporsi atau bagian dari kejadian serupa yang telah terjadi sebelumnya. Probabilitas Empiris = Jumlah kemunculan suatu kejadian Jumlah seluruh pengamatan Pendekatan probabilitas empiris didasarkan pada “Hukum Jumlah Besar” (Law of Large Number) yang menyatakan bahwa semakin banyak pengamatan akan menghasilkan perkiraan probabilitas yang lebih akurat. Chap 5- 6
  • 7. Chap 5- 7 Contoh 1 Selama 5 tahun mengajar, Prof. Budi telah memberi nilai A pada 186 mahasiswa dari total 1200 mahasiswa yang pernah diajarnya. Berapa probabilitas seorang mahasiswa bisa memperoleh nilai A pada semester ini? Ini adalah contoh probabilitas empiris. Untuk menghitung probabilitas memperoleh nilai A: 0.155 P(A) = 186 = 1200 Hasil ini juga disebut “Probabilitas tanpa syarat” (Unconditional probability) Seringkali yang dicari adalah probabilitas dapat nilai A untuk siswa yang belajar l10 jam atau lebih per minggu. Hal ini disebut “Probabilitas Bersyarat “ (conditional probability). P(A | belajar 10 jam atau lebih per minggu)
  • 8. Probabilitas Subyektif Probabilitas subjektif didasarkan hanya pada informasi yang tersedia, berdasarkan perasaan subyektif. Misalnya: Memperkirakan kemungkinan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh 5% pada tahun ini. Memperkirakan kemungkinan bahwa Anda akan menikah sebelum usia 30 tahun. Chap 5- 8
  • 9. Mutually Exclusive, Independent and Collectively Exhaustive events Mutually exclusive (tidak terikat satu sama lain/saling lepas): munculnya satu kejadian, meniadakan kejadian yang lain. Tidak ada kejadian lain yang mucul pada waktu yang bersamaan. Collectively exhaustive (kumpulan lengkap): Kumpulan semua kejadian yang mungkin. Dalam satu eksperimen harus ada satu kejadian yang muncul. Independent (saling bebas): munculnya satu kejadian tidak berpengaruh pada probabilitas kejadian lain. Untuk dua kejadian yang berbeda waktunya. Chap 5- 9
  • 10. Chap 5- 10 Contoh 2 Sebuah dadu dilempar sekali. Budi hanya perduli dengan munculnya angka genap, yaitu, 2, 4, 6. Arman hanya perduli dengan munculnya angka kurang dari atau sama dengan 3, yaitu, 1, 2, 3. Maria hanya perduli dengan munculnya angka 6. Sonia hanya perduli dengan munculnya angka ganjil, yaitu 1, 3, 5. Sebuah dadu dilempar dua kali. Dani hanya perduli dengan munculnya angka genap pada lemparan pertama, yaitu, 2, 4, 6. Sarah hanya perduli dengan munculnya angka genap pada lemparan kedua, , yaitu, 2, 4, 6.
  • 11. Definisi continued Eksperimen: Melempar dadu. • Hasil: Hasil yang mungkin adalah angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Kejadian/event:  Bagi Budi: munculnya bilangan genap, yaitu, 2, 4, 6.  Bagi Arman: munculnya angka kurang dari atau sama dengan 3, yaitu, 1, 2, 3.  Untuk Maria: munculnya angka 6.  Untuk Sonia: munculnya angka ganjil, yaitu 1, 3, 5. Chap 5- 11
  • 12. Mutually Exclusive, Independent and Collectively Exhaustive events Mutually exclusive atau tidak terikat satu sama lain. Kejadian untuk Budi dan Arman tidak mutually exclusive (saling terikat) - keduanya ada angka 2. Kejadian untuk Budi dan Maria tidak mutually exclusive (saling terikat) - keduanya mengandung 6. Kejadian untuk Arman dan Maria mutually exclusive (tidak saling terikat) - tidak ada angka yang sama. Kejadian untuk Budi dan Sonia mutually exclusive (tidak saling terikat) - tidak ada angka yang sama. Chap 5- 12
  • 13. Mutually Exclusive, Independent and Collectively Exhaustive events Independent atau saling bebas: munculnya satu kejadian tidak berpengaruh pada probabilitas kejadian lain. Chap 5- 13 P(A&B) = P(A)*P(B) Tidak independent atau tidak saling bebas: Antara kejadian Budi & Arman. Antara kejadian Budi & Maria. Antara kejadian Arman & Maria. Antara kejadian Budi & Sonia. Independent: Antara kejadian Dani & Sarah: P(Dani & Sarah) = P(Dani)*P(Sarah)
  • 14. Mutually Exclusive, Independent and Exhaustive events Chap 5- 14 Collectively exhaustive atau Kumpulan Lengkap: Kumpulan semua kejadian yang mungkin. Kejadian untuk Budi (angka genap) & kejadian untuk Sonai (angka ganjil) adalah collectively exhaustive atau kumpulan lengkap semua hasil yang mungkin terjadi. Kejadian untuk Budi (angka genap) & kejadian untuk Maria (angka 6) bukan collectively exhaustive atau bukan kumpulan lengkap.
  • 15. Struktur Probabilitas dua kejadian yang tidak saling terikat (bukan mutually exclusive) Chap 5- 15 Union = “atau” = gabungan. Simbol: U. Intersection = “dan” = irisan. Simbol: ∩. Contoh: Jika diketahui X = {1, 4, 7, 9} dan Y = {2, 3, 4, 5, 6}, maka XUY = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9} X∩Y = {4}
  • 16. Chap 5- 16 Aturan Probabilitas Aturan penjumlahan khusus : Berlaku untuk dua kejadian A dan B yang mutually exclusive (tidak saling terikat), maka probabilitas kejadian A atau B adalah jumlah probabilitas keduanya : P(A atau B) = P(A) + P(B) P(A U B) = P(A) + P(B)
  • 17. Chap 5- 17 Contoh 3 Emprit Airways mengumpulkan data penerbangan dari Surabaya ke Jakarta: Kedatangan Frequency Lebih Awal 100 Tepat Waktu 800 Terlambat 75 Dibatalkan 25 Total 1000
  • 18. Chap 5- 18 Contoh 3 continued Jika A adalah kejadian pesawat datang lebih awal, maka P(A) = 100/1000 = 0.1. Jika B adalah kejadin pesawat terlambat, maka P(B) = 75/1000 = 0.075. Probabilitas pesawat datang lebih awal atau terlambat : P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0.10 + 0.075 =0.175. Kedatangan Frequency Lebih Awal 100 Tepat Waktu 800 Terlambat 75 Dibatalkan 25 Total 1000
  • 19. Chap 5- 19 The Complement Rule Aturan Komplemen (Complement rule) dipergunakan untuk menentukan probabilitas suatu kejadian dengan mengurangi probabilitas tidak muculnya kejadian tersebut dari 1. Jika P(A) adalah probabilitas kejadian A dan P(~A) adalah komplemen dari A, P(A) + P(~A) = 1 atau P(A) = 1 - P(~A).
  • 20. The Complement Rule continued Diagram Venn mengambarkan aturan komplemen, sbb: Chap 5- 20 A ~A
  • 21. Chap 5- 21 Contoh 4 Dari Contoh 3. Gunakan aturan komplemen untuk menentukan probabilitas pesawat lebih awal (A) atau terlambat (B). Kedatangan Frequency Lebih Awal 100 Tepat Wakt u 800 Terlambat 75 Dibatalkan 25 Total 1000  P (A atau B ) = 1 - P (C atau D )  JikaC adalah kejadian pesawat datang tepat waktu, maka P(C) = 800/1000 = 0.8.  JikaD adalah kejadian pesawat dibatalkan, maka P(DP (A or B) )= =2 51/ 1- 0P0(0C =o r0 D.0)2 5. = 1 - [0.8 +0.025] =0.175
  • 22. Chap 5- 22 Contoh 4 continued P(A atau B) = 1 - P(C atau D) = 1 - [0.8 +.025] =0.175 C.8 D. 025 ~(C or D) = (A or B) 0.175
  • 23. Chap 5- 23 Aturan Penjumlahan umum Jika A dan B adalah dua kejadian yang tidak mutually exclusive, maka P(A atau B) adalah: P(A atau B) = P(A) + P(B) - P(A dan B)
  • 24. Chap 5- 24 Aturan umum Penjumlahan Diagram Venn menggambarkan aturan ini: A dan B A B
  • 25. Chap 5- 25 Contoh 5 Satu sampel yang terdiri dari 500 siswa, 320 memiliki Stereo, 175 memiliki TV, dan 100 memiliki keduanya: Stereo 320 Both 100 TV 175
  • 26. Satu sampel yang terdiri dari 500 siswa, 320 memiliki Stereo, 175 memiliki TV, dan 100 memiliki keduanya. Chap 5- 26 Contoh 5 continued Jika satu siswa diambil secara acak, berapa probabilitas seorang siswa hanya memiliki stereo, hanya memiliki TV, dan memiliki stereo dan TV? P (S ) = 320/500 = .64. P (T ) = 175/500 = .35. P (S dan T ) = 100/500 = .20.
  • 27. Satu sampel yang terdiri dari 500 siswa, 320 memiliki Stereo, 175 memiliki TV, dan 100 memiliki keduanya. Chap 5- 27 Contoh 5 continued P (S ) = 320/500 = .64. P (T ) = 175/500 = .35. P (S dan T ) = 100/500 = .20. Jika satu siswa diambil secara acak, berapa probabilitas seorang siswa memiliki stereo atau TV? P (S atau T ) = P (S ) + P (T ) - P (S dan T ) = .64 +.35 - .20 = .79.
  • 28. Chap 5- 28 Probabilitas Gabungan (Joint Probability) Probabilitas Gabungan (joint probability) mengukur kemungkinan dua atau lebih kejadian terjadi bersama-sama. Misalnya: dalam contoh 3, kejadian seorang siswa memiliki stereo dan TV di kamarnya. P(dadu=5 dan dadu=6) =0 karena dua kejadian tersebut mutually exclusive.
  • 29. Chap 5- 29 Aturan Perkalian khusus Aturan Perkalian Khusus berlaku untuk dua kejadian A dan B yang independent atau saling bebas. Dua kejadian A dan B independent atau saling bebas jika munculnya salah satu kejadian tidak berpengaruh pada probabilitas munculnya kejadian yang lain. Aturan perkalian khusus: P(A dan B) = P(A)P(B)
  • 30. Contoh 6 Budi punya dua saham, IBM dan General Electric (GE). Probabilitas kenaikan harga saham IBM pada tahun depan adalah 0.5 sedangkan untuk GE, 0.7. Anggap kedua saham independen. Berapa probabilitas harga kedua saham tsb naik? Chap 5- 30 P(IBM and GE) = (.5)(.7) = .35.
  • 31. Chap 5- 31 Probabilitas Bersyarat (Conditional Probability) Probabilitas Bersyarat (Conditional probability) adalah probabilitas muculnya suatu kejadian , apabila diketahui kejadian lain telah terjadi sebelumnya. Probabilitas kejadian A setelah kejadian B terjadi ditulis P(A|B). P(Perempuan | Manajemen) P(Bayi perempuan | Hasil USG perempuan)
  • 32. Chap 5- 32 Aturan Perkalian Umum Aturan Perkalian Umum digunakan untuk menentukan probabilitas gabungan dari dua kejadian. Tentunya dua kejadian yang tidak saling bebas. Aturan ini menyatakan untuk dua kejadian A dan B, probabilitas gabungan kedua kejadian diperoleh dengan mengkalikan probabilitas A dengan probabilitas bersyarat dari B setelah A terjadi.
  • 33. Chap 5- 33 Aturan Perkalian Umum Probabiltas gabungan, P(A dan B): P(A dan B) = P(A)P(B/A) atau P(A dan B) = P(B)P(A/B) P (hasil test perempuan dan lahir perempuan) = P(lahir perempuan) * P(hasil test perempuan| lahir perempuan) P (test USG laki-laki dan lahir laki-laki) = P(lahir laki-laki) * P(test USG perempuan| lahir laki-laki)
  • 34. Contoh 7 Dekan FE mengumpulkan informasi mahasiswa S1 di fakultasnya: Chap 5- 34 Jurusan Lk Pr Total Akuntansi 170 110 280 Keuangan 120 100 220 Pemasaran 160 70 230 Manajemen 150 120 270 Total 600 400 1000
  • 35. Chap 5- 35 Contoh 7 continued Jika seorang mahasiswa dipilih secara acak, berapakah probabilitas bahwa mahasiswa tsb adalah perempuan (F) jurusan akuntansi (A) Jurusan Lk Pr Total Akuntansi 170 110 280 Keuangan 120 100 220 Pemasaran 160 70 230 Manajemen 150 120 270 Total 600 400 1000 Jika mahasiswa tsb perempuan, berapa probabilitas mahasiswa tersebut dari jurusan Akuntansi? Pendekatan 1: P(F dan A) = P(F)* P(A|F) = [400/1000]*[110/400] = 0.11
  • 36. Diagram Pohon (Tree Diagrams) Diagram Pohon adalah grafik yang berguna untuk menggambarkan probabilitas bersyarat dan probabilitas gabungan, yang tersusun dalam beberapa tahap perhitungan. Contoh 8: Dalam tas berisi 7 bola merah dan 5 bola biru, Anda mengambil 2 bola secara berurutan dengan tidak memasukkan kembali bola yang telah diambil. Susun diagram pohon dari informasi tsb. Chap 5- 36
  • 37. Chap 5- 37 Contoh 8 continued M1 B1 M2 B2 M2 B2 7/12 5/12 6/11 5/11 7/11 4/11
  • 38. Diagram pohon menggambarkan dengan jelas hubungan antara probabilitas gabungan dan probabilitas bersyarat. Anggap A (B) adalah kejadian bola merah pada pengambilan pertama (kedua). Chap 5- 38 Contoh 8 continued M1 B1 M2 B2 M2 B2 5/12 5/11 7/11 4/11 P(B|A) = 6/11 P(A) = 7/12 P(A dan B) = P(A)*P(B|A) = 6/11 * 7/12 7/12 6/11
  • 39. i i ( ) ( | ) ( ) ( | ) ... ( ) ( | ) Chap 5- 39 Bayes’s Rule Allows computation of an unknown conditional probability, P(B|A), by converting it to a known conditional probability, P(A|B) For k mutually exclusive events, ( | ) ( ) ( | ) 1 1 2 2 i k k P B A P B P A B P B P A B P B P A B P B P A B = + + +
  • 40. Bayes’s Rule Example A company manufactures mp3 players at two factories. Factory I produces 60% of the mp3 players and Factory II produces 40%. Two percent of the mp3 players produced at Factory I are defective, while 1% of Factory II’s are defective. An mp3 player is selected at random and found to be defective. What is the probability it came from Factory I? Chap 5- 40
  • 41. = = = Chap 5- 41 Bayes’s Rule Example FFaaccttoorr P(I) = .6 yy II FFaaccttoorr yy IIII P(D|I) = .02 P(G|I) = .98 P(II) = .4 P(D|II) = .01 P(G|II) = .99 DDeeffeeccttii vvee GGoooodd DDeeffeeccttii vvee GGoooodd P I D P I P D I ( | ) ( ) ( | ) .6*.02 .75 P I P D I P II P D II + + ( ) ( | ) ( ) ( | ) .6*.02 .4*.01
  • 42. Chap 5- 42 Prinsip-prinsip Menghitung Rumus Perkalian menyatakan bahwa jika ada m cara untuk melakukan suatu hal dan n cara untuk melakukan hal yang lain, maka ada m x n cara untuk melakukan keduanya. Jumlah total susunan= (m)(n) Contoh 10: Budi punya 10 baju dan 8 dasi. Berapa pasangan baju dan dasi yang dimiliki? (10)(8) = 80
  • 43. Prinsip-prinsip Menghitung Permutasi susunan apapun dari r objek yang dipilih dari sekelompok n objek yang ada. Note: urutan susunan diperhatikan dalam permutasi, a b c berbeda dengan b a c. Chap 5- 43 P n! n r - (n r)! =
  • 44. Prinsip-prinsip Menghitung Kombinasi adalah jumlah dari cara memilih r objek dari sekelompok n objek tanpa memperhatikan susunannya. Chap 5- 44 C n! n r - r!(n r)! =
  • 45. Contoh 11 Ada 12 pemain di tim basket di FE unair. Pelatih harus memilih lima pemain di antara dua belas pemain tsb untuk bermain di kuarter pertama. Ada berapa banyak kelompok yang berbeda? Chap 5- 45 792 C 12! 12 5 = 5!(12 - 5)! =
  • 46. Contoh 11 continued Misalkan bahwa selain memilih grup pemain, Pelatih juga harus mengurutkan peringkat masing-masing pemain dalam lineup awal sesuai dengan kemampuan mereka. Chap 5- 46 95,040 P 12! 12 5 = (12 - 5)! =
  • 47. Chap 5- 47 Learning exercise 1: University Demographics  Current enrollments by college and by sex appear in the following table. College Ag-For Arts-Sci Bus- Econ Educ Engr Law Undec l Totals Female 500 1500 400 1000 200 100 800 4500 Male 900 1200 500 500 1300 200 900 5500 Totals 1400 2700 900 1500 1500 300 1700 10000  If I select a student at random, answer the following:  Find P(Female or Male)  Find P(not-Ag-For)  Find P(Female |BusEcon)  Find P(Male and Arts-Sci)  Are “Female” and “Educ” Statistical independent? Why or Why not?
  • 48. Chap 5- 48 Learning exercise 1: University Demographics College Ag-For Arts-Sci Bus- Econ Educ Engr Law Undec l Totals Female 500 1500 400 1000 200 100 800 4500 Male 900 1200 500 500 1300 200 900 5500 Totals 1400 2700 900 1500 1500 300 1700 10000 P(Female or Male) =(4500 + 5500)/10000 = 1 P(not-Ag-For) =(10000 – 1400) /10000 = 0.86 P(Female | Bus Econ) = 400 /900 = 0.44 P(Male and Arts-Sci) =1200 /10000 = 0.12 Are Female and Educ Statistical NO! Pin(fdeempaelned aenndt? E duc)=1000 /10000 = 0.1 P(female)=4500 /10000 = 0.45 P(Educ) =1500 /10000 = 0.15 P(female and Educ)> P(female)*P(Educ) = 0.0675
  • 49. Chap 5- 49 Learning exercise 2: Predicting Sex of Babies  Many couples take advantage of ultrasound exams to determine the sex of their baby before it is born. Some couples prefer not to know beforehand. In any case, ultrasound examination is not always accurate. About 1 in 5 predictions are wrong. In one medical group, the proportion of girls correctly identified is 9 out of 10 and the number of boys correctly identified is 3 out of 4. The proportion of girls born is 48 out of 100. What is the probability that a baby predicted to be a girl actually turns out to be a girl? Formally, find P(girl | test says girl).
  • 50. Chap 5- 50 Learning exercise 2: Predicting Sex of Babies  P(girl | test says girl) In one medical group, the proportion of girls correctly identified is 9 out of 10 and the number of boys correctly identified is 3 out of 4. The proportion of girls born is 48 out of 100.  Think about the next 1000 births handled by this medical group.  480 = 1000*0.48 are girls  520 = 1000*0.52 are boys  Of the girls, 432 (=480*0.9) tests indicate that they are girls.  Of the boys, 130 (=520*0.25) tests indicate that they are girls.  In total, 562 (=432+130) tests indicate girls. Out of these 462 babies, 432 are girls.  Thus P(girl | test says girl ) = 432/562 = 0.769
  • 51. 1000*[P(girls)*P(test says girls|girls) + P(boys)*P(test says girls|boys)] Chap 5- 51 Learning exercise 2: Predicting Sex of Babies  480 = 1000*0.48 are girls 1000*P(girls)  520 = 1000*0.52 are boys 1000*P(boys)  Of the girls, 432 (=480*0.9) tests indicate that they are girls. 1000*P(girls)*P(test says girls|girls)  Of the boys, 130 (=520*0.25) tests indicate that they are girls. 1000*P(boys)*P(test says girls | boys)  In total, 562 tests indicate girls.  Out of these 562 babies, 432 are girls.  Thus P(girls | test syas girls ) = 432/562 = 0.769 1000*P(girls)*P(test says girls|girls) 1000*[P(girls)*P(test says girls|girls) + P(boys)*P(test says girls|boys)]

Editor's Notes

  1. Taken from http://www.amstat.org/publications/jse/v9n3/keeler.html
  2. Taken from http://www.amstat.org/publications/jse/v9n3/keeler.html