SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Tujuan pembelajaran:
1. Menjelaskan cara analisis data dengan model-model yang ada
dalam riset operasi;
2. Memilih model yang lebih tepat dan sesuai dengan masalah yang
dihadapi;
3. Menerapkan hasil analisis untuk pemecahan masalah melalui
pengambilan keputusan;
4. Menggunakan konsep probabilitas dan kurva untuk membantu
analisis data agar menentukan kebijaksanaan dalam memecahkan
suatu masalah.
Fachran Arifin
Fachran Arifin
Pengertian Dasar
Dalam suatu organisasi,
manajemen selalu dihadapkan
pada pengambilan keputusan
untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapinya.
Sebelum mengambil keputusan,
dilakukan terlebih dahulu
analisis terhadap data yang
ada. Untuk melakukan analisis
ini, diperlukan alat-alat analisis
salah satunya adalah analisis
kuantitatif.
Tujuan dari riset operasi
adalah mencari pemecahan
masalah secara optimal
dengan mengingat tujuan
serta keterbatasan yang
ada. Optimal berarti sebaik-
baiknya, yaitu yang paling
kita kehendaki. Dalam hal
ini, biaya diminimumkan dan
manfaat atau keuntungan
dimakismumkan.
Fachran Arifin
Pengambilan keputusan bisa
dilakukan secara sembarang tanpa
didahului oleh suatu analisis. Akan
tetapi cara ini ini tentu saja tidak
menjamin diperoleh hasil yang
optimal, terutama jika masalahnya
relatif rumit dan terjadi pada
organisasi yang relatif besar
Untuk bisa mengambil
keputusan seara lebih baik,
bisa digunakan prosedur pada
skema berikutFachran Arifin
1. Identifikasi Masalah
2. Mengumpulkan Data
4. Penemuan alternatif-
alternatif pemecahan
masalah
3. Analisis Data
5. Pemilihan Alternatif
6. Pelaksanaan
Terus Dilaskanakan
Dalam analisis ini, biasanya
dibuat suatu model. Model
adalah tiruan atau
abstraksi dari kejadian
yang sebenarnya . Di
sinilah kedudukan analisis
kuantitatif sebagai alat
untuk membanu manajemen
dalam mengambil keputusan
Fachran Arifin
Analisis kuantitatif disebut juga
Operation Research in the UK, hal ini
karena penerapan pertamanya dalam
operasi militer di Inggris (1941).
Selanjutnya disebut riset operasi.
Setelah Inggris AS juga mencoba
menggunakan analisis kuantitatif ntuk
memecahkan masalah peperangan dan
hasilnya memuaskan. Ini membuat para
ilmuan mencoba menerapkannya ke
dalam dunia perekonomian dan
kehidupan perusahaan. Maka lahirlah
analisis kuantitatif atau disebut juga
riset operasi atau management science
Sebenarnya, analisis
kuantitatif ini sudah
mulai dikenal sejak
lama. Tokoh-tokoh
yang pernah mencoba
menerapkannya antara
lain; F.W Harris
(1915) dan Walter
Shewart (1931).
Fachran Arifin
Fachran Arifin
Terjadinya suatu peristiwa itu
dapat bersifat pasti atau belum
pasti. Kalau suatu peristiwa itu
tidak pasti, kita dapat
memperkirakan tingkat
kecenderungan terjadinya.
Dalam bahasa inggris, istilah
yang digunakan adalah
probability. Kemudian
dialihbahasakan ke Bahasa
Indonesia menjadi probabilitas
Probabilitas terjadinya suatu
peristiwa itu diukur dengan
menggunakan angka minimum = 0
dan maksimum = 1. Kalau peristiwa
A probabilitasnya = 0 (PA = 0)
berarti peristiwa itu mustahil
terjadi. Bila peristiwa B
probabilitasnya = 1 (PB = 1),
berarti peristiwa B ini pasti
terjadi. Sementara itu, peristiwa
yang kita hitung adalah peristiwa
yang probabilitasnya di atas 0 dan
di bawah 1.
Jumlah probabilitas semua
alternatif kejadian suatu peristiwa
= 1. Misalnya, kalau probabilitas
terjadinya suatu peristiwa adalah
= 0,45, maka probabilitas tidak
terjadinya persitiwa tersebut
adalah = 0,55
Fachran Arifin
Ada dua cara atau
pendekatan yang
biasanya digunakan
untuk menghitung
probabilitas, yaitu
pendekatan
teoritis dan
pendekatan
frekuensi
1. Pendekatan Teoritis
Pendekatan teoritis sering juga disebut
dengan pendekatan klasik. Penentuan
probabilitas didasarkan pada objek yang
terlibat.
Sebagai contoh:
Suatu mata uang logam Rp500 memiliki dua permukaan yang
simetris, yaitu permukaan A (bergambar burung garuda) dan
permukaan B (bergambar bunga). Jika dilemparkan ke atas,
probabilitas munculnya permukaan A = 0,50 dan permukaan B =
0,50Fachran Arifin
Pendekatan frekuensi sering disebut juga pendekatan
experimental. Dalam pendekatan ini, probabilitas suatu
peristiwa dihitung berdasarkan pengalaman, kejadian,
atau hasil yang pernah terjadi.
2. Pendekatan Frekuensi
Sebagai contoh:
Jika mata uang yang simetris dilemparkan 100 kali, diperoleh 48
kali permukaan A dan permukaan B 5 kali. Maka, probabilitas
memperoleh permukaan A =48/100 = 0,48 dan permukaan B =
52/100 = 0,52Fachran Arifin
Hubungan Mutually
Exclusive terjadi apabila
suatu peristiwa yang
mengakibatkan peristiwa
lain tidak akan terjadi.
Misalnya dalam
pelemparan mata uang,
kalau diperoleh permukaan
A, tidak mungkin
diperoleh permukaan B.
1. Hubungan Mutually Exclusive
Hubungan ini dirumuskan:
1. Probabilitas peristiwa A dan B
terjadi semua atau bersama-sama
P(A dan B) = 0
2. Probabilitas peristiwa A atau B
yang terjadi
P(A dan B) = PA + PB
Fachran Arifin
“Jika peristiwa A terjadi,
peristiwa B boleh terjadi
dan boleh juga tidak
terjadi”. Hubungan ini tidak
saling mengikat dan boleh
terjadi dengan bebas
2. Hubungan Independen
Hubungan ini dirumuskan:
P(A dan B) = P(A) x P(B)
Fachran Arifin
Dalam hubungan conditional
atau bersyarat, terjadinya
suatu peristiwa didahului oleh
peristiwa prasyarat. Misalnya
seorang bayi mula-mula
dilahirkan (peristiwa A)
kemudian menjadi dewasa
(peristiwa B). Sebelum dewasa,
pasti dilahirkan duku dengan
selamat (sebagai prasyarat)
3. Hubungan Conditional
Probailitas prasyarat biasanya
ditulis dengan PA. Sementara itu,
untuk peristiwa B (probabilitas
menjadi dewasa ketika sudah
dilahirkan dengan selamat) ditulis
dengan P(B/A). Maka hubungan ini
dirumuskan:
P(A dan B) = P(A) x P(B/A)
Fachran Arifin
Contoh: kita, meneliti
keluarga-kelarga yang
beranak tiga di suatu
daerah. Ternyata setiap
terjadi kelahiran,
probabilitas wanita =
0,30 sehingga probabilitas
laki-laki = 0,70. Anak
yang dimiliki bisa laki-laki
semua, mungkin, anak
pertama perempuan, lalu
anak ke-2 dan ke-3 laki-
laki dan seterusnya.
1. Untuk alternatif pertama, semuanya laki-
laki (L,L,L)
P1L x P2L x P3L = 0,7 x 0,7 x 0,7 = 0,343
Secara rinci perhatikan tabel berikut:
Alternatif
Anak ke Anak
Wanita
Probabilitas
I II III
1 L L L 0 0,7 x 0,7 x 0,7 = 0,343
2 L L P 1 0,7 x 0,7 x 0,3 = 0,147
3 L P L 1 0,7 x 0,3 x 0,7 = 0,147
4 P L L 1 0,3 x 0,7 x 0,7 = 0,147
5 L P P 2 0,7 x 0,3 x 0,3 = 0,063
6 P L P 2 0,3 x 0,7 x 0,3 = 0,063
7 P P L 2 0,3 x 0,3 x 0,7 = 0,063
8 P P P 3 0,3 x 0,3 x 0,3 = 0,027
Jumlah 1,000Fachran Arifin
Dari data tersebut
maka kita bisa
menggambarkannya
dalam bentuk
hitogram
Tabel
Distribusi Teoritis
Kelas
Jumlah anak
perempuan
Probabilitas
1 0 0,343
2 1 0,441
3 2 0,189
4 3 0,027
1,000
Histogram
1 2 3 4
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
Fachran Arifin
Distribusi Binomial
Menghitung probabilitas
setiap alternatif seperti pada
contoh sebelumnya, dilakukan
dengan cara yang cukup
panjang. Untuk
mempermudah, maka kita
akan menggunakan rumus
binomial yang hasilnya akan
sama dengan hasil hitungan
sebelumnya
1. Probabilitas tidak ada anak wanita =
X = 0, n = 3, p = 0,3
2. Probabilitas mendapat 1 anak wanita =
X = 1, n = 3, p = 0,3
3. Probabilitas mendapat 2 anak wanita =
X = 2, n = 3, p = 0,3
4. Probabilitas mendapat 3 anak wanita =
X = 3, n = 3, p = 0,3
Fachran Arifin
1. Rumus mean pada distribusi
frekuensi biasa adalah sebagai
berikut:
2. Jika fi/N diganti dengan P, rumus
mean dari probabilitas dapat ditulis
sebagai berikut:
3. Deviasi standar untuk data biasa,
rumusnya sebagai berikut:
4. Jika fi/N diganti dengan p, maka
rumus standar deviasi dari
probabilitas adalah sebagai berikut:
Fachran Arifin
Rumus binomial hanya dapat
dipakai jika probabilitas
suatu kejadian tidak terlalu
kecil (misalnya0,20; 0,40)
dan tidak terlalu besar
(misalnya 3,4,5,10).
Apabila probabilitasnya
sangat kecil (misalnya
0,005;0,0001) dan n-nya
banyak sekali (misalnya
1000; 10000), maka kita
menggunakan rumus poisson
Rumus poisson:
Dengan:
μ = n.p
e = bilangan naperian = 2,71828
Contoh:
Dalam suatu kecamatan, terdapat 5000 orang penduduk dewasa.
Probabilitas seofrang penduduk yang memiliki bibit penyakit
malaria = 0,001
a. Berapa probabilitas jika empat orang penduduk di kecamatan
itu memiliki bibit penyakit malaria?
b. Hitunglah probabilitas paling banyak dua orang yang memiliki
bibit penyakit malaria!
Fachran Arifin
Jawab
a.
μ = 5000 x 0,0001 = 5
Jadi, probabilitas empat orang penduduk yang
memiliki bibit penyakit malaria adalah 0,175521
b.
Probabilitas paling banyak dua orang yang
memiliki bibit penyakit malaria = P0 + P1 + P2
Jadi, probabilitas paling banyak dua orang yang
memiliki bibit penyakit malaria adalah 0,0067 +
0,0337 + 0,08425 = 0, 12469
Fachran Arifin
Fachran Arifin
Curve atau kurva
sering disebut dengan
lengkung. Kurva
menunjukkan distribusi
dari data. Biasanya,
sekolompok data yang
nilainya sedikit berada
dipinggir. Semakin
besar nilainya semakin
banyak di tengah-
tengah
frekuensi
Mean = Median = Modus
Kurva normal adalah kurva yang belahan kirinya
simetris dengan belahan kanannya. Luasnya 100%,
sehingga masing-masing bagian, kiri dan kanan
50%. Kurva ini biasanya digunakan untuk
menggambar data yang bersifat continous atau
sinambung, misalnya berat beras dapat dihitung
dalam pecahan kilogram. Akan tetapi, memang
kadang-kadang dapat digunakan pada discrete,
tetapi perlu penyesuaian.
Fachran Arifin
Dalam kurva normal,
terjadi ketentuan:
1. Banyaknya data
yang besarnya antara
μ-σ sampai dengan μ+σ
= 68%
2. Banyaknya data
yang besarnya antara
μ-2σ sampai dengan
μ+2σ = 95%
Xi
μ
μ-σ 68% μ+σ
μ-2σ 95% μ+2σ
μ-3σ 99% μ+3σ
3. Banyaknya data
yang besarnya antara
μ-3σ sampai dengan
μ+3σ = 99%Fachran Arifin
a b
Kurva normal memiliki
persamaan sebagai berikut:
Luas antara titik a dan titik
b dapat dicari dengan
integral antara titik a dan
titik b
Xi
Fachran Arifin
Contoh:
Usatu perusahaan memiliki
pelanggan yang jumlahnya sangat
banyak. Omzet penjualan kepada
setiap pelanggan itu setiap beli
rata-rata Rp115.000.000 dengan
deviasi standarnya Rp15.000.000
Berapa persenkah pelanggan yang
dapat menghasilkan omzet antara
Rp125.000.000 sampai dengan
Rp155.000.000?
Dengan data di contoh, kita
membuat persamaan garis Y dan
mencar luas di bawah lengkun
dengan mengunakan integral
terbatas antara Rp125.000.000
sampai dengan Rp155.000.000
(untuk memudahkan disingkat 125
dan 155)
125 155
μ = 15
Persentase pelanggan yang omzetnya
antara Rp125.000.000 sampai dengan
Rp155.000.000 dicari dengan integral.
Berarti pelanggan yang menghasilkan
omzet penjualan perusahaan antara
Rp125.000.000 sampai dengan
Rp155.000.000 sebanyak 0,2476 atau
24,76%
Fachran Arifin
Apabila nilai x lebih besar dari
rata-rata (μ), nilai z positif. Kalau
X lebih kecil dari μ,nilai Z akan
negatif.
Berdasarkan nilai Z kita dapat
menghitung luas kurva normal
antara Z = 0 (pada rata-rata,
mula-mula = μ)sampai dengan nilai
Z pada titik yang kita kehendaki
Perhitungan persentase dengan
integral terbatas seperti pada
contoh sebelumnya cukup rumit
dan memakan waktu lama.
Untuk lebih mudahnya, kita
menggunakan tabel kurva
normal, yaitu dengan mengubah
nilai X (dalam contoh
sebelumnya) menjadi Z. Pada
kurva normal dengan skala ini,
nilai μ dianggap = 0 dan nilai σ
dianggap = 1. Jadi, nilai Z
dapat dicari dengan rumus:
Contoh:
Kita akan menghitung luas antara
rata-rata (omzet penjualan
Rp115.000.000) sampai dengan
omzet penjualan = Rp125.000.000
(X1). Nilai Z1 dapat dihitung dengan
rumus Z:
Fachran Arifin
Maka, luas
antara Z = 0
sampai dengan
Z1 = 0,33 =
0,1293
Sekarang kita akan cari luas antara
rata-rata sampai dengan omzet
penjualan Rp155.000.000
Nilai Z2 = X2 = Rp155.000)
Z2 = (155-) / 15 = 2,6666
dibulatkan 2,567
Luas = 0,1293
μ = 15
125
Z = 0,33
Xi = Omzet penjualan
Fachran Arifin
Maka, luas
antara Z = 0
sampai dengan
Z2 = 2,67 =
0,4962
Persentase pelanggan yang
omzetnya antara
Rp125.000.000 sampai
dengan Rp155.000.000
adalah luas Z0 sampai
dengan Z2 dikurangi Z0
sampai dengan Z1 =
0,4962 – 0,1293 = 0,3669
Luas = 0,4692
μ = 15
155
Z2 = 2,67
Xi = Omzet penjualan
Z1 = 0
125 155
μ = 15
Luas = 0,4692 – 0,1293
= 0,1293
Xi = Omzet penjualan
Fachran Arifin
Untuk nilai omzet penjualan
kepada pelanggan
Rp125.000.000, nilai Z nyz
= Z1 sudah diketahui = 0,33
dan luas antara Z0 sampai
dengan Z1 = 0,1293. Jadi,
luas kurva normal di atas
Z1 = 0,50 – 0,1293 =
0,3707
Contoh
Hitunglah persentase pelanggan yang
besar omzetnya lebih dari
Rp125.000.000 dengan menggunakan
data pada contoh sebelumnya
Luas = 0,50-0,1293 =0,3707
μ = 15
125
Z = 0,33
Xi = Omzet penjualan
Fachran Arifin
TERIMA
KASIH
Fachran Arifin

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamNinnasi Muttaqiin
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiSiti Zuariyah
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiPengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiindra wahyudi
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiNovia Putri
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran RisikoJudianto Nugroho
 
Keputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoKeputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoAbu Tholib
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenMang Engkus
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam EkonomiFungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomimsahuleka
 

What's hot (20)

Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiPengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
 
Keputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoKeputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan Risiko
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam EkonomiFungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
 
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
 

Similar to Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal

Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
Fp unsam 2009 distribusi probabilitas
Fp unsam 2009  distribusi probabilitasFp unsam 2009  distribusi probabilitas
Fp unsam 2009 distribusi probabilitasIr. Zakaria, M.M
 
Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitasRiswan
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1zenardjov
 
Probabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxProbabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxImanSolahudin
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaatin111
 
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 aDistribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 adilaniya
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitasUNISBA
 
Statistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasStatistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasSelvin Hadi
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesisDanu Saputra
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesisDanu Saputra
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistikaNida Hilya
 
Hipotesis & hipotesis satu rata rata
Hipotesis & hipotesis satu rata rataHipotesis & hipotesis satu rata rata
Hipotesis & hipotesis satu rata rataAYU Hardiyanti
 
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfBab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfimampajri1
 

Similar to Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal (20)

Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
Fp unsam 2009 distribusi probabilitas
Fp unsam 2009  distribusi probabilitasFp unsam 2009  distribusi probabilitas
Fp unsam 2009 distribusi probabilitas
 
Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitas
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
 
Probabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptxProbabilitas Diskrit1.pptx
Probabilitas Diskrit1.pptx
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
Probabilitas new
Probabilitas newProbabilitas new
Probabilitas new
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesia
 
kel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptxkel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptx
 
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 aDistribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
 
12017098.ppt
12017098.ppt12017098.ppt
12017098.ppt
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitas
 
Statistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasStatistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitas
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
Hipotesis & hipotesis satu rata rata
Hipotesis & hipotesis satu rata rataHipotesis & hipotesis satu rata rata
Hipotesis & hipotesis satu rata rata
 
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfBab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
 
Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11
 

Recently uploaded

BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 

Recently uploaded (20)

BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 

Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal

  • 1. Tujuan pembelajaran: 1. Menjelaskan cara analisis data dengan model-model yang ada dalam riset operasi; 2. Memilih model yang lebih tepat dan sesuai dengan masalah yang dihadapi; 3. Menerapkan hasil analisis untuk pemecahan masalah melalui pengambilan keputusan; 4. Menggunakan konsep probabilitas dan kurva untuk membantu analisis data agar menentukan kebijaksanaan dalam memecahkan suatu masalah. Fachran Arifin
  • 3. Pengertian Dasar Dalam suatu organisasi, manajemen selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapinya. Sebelum mengambil keputusan, dilakukan terlebih dahulu analisis terhadap data yang ada. Untuk melakukan analisis ini, diperlukan alat-alat analisis salah satunya adalah analisis kuantitatif. Tujuan dari riset operasi adalah mencari pemecahan masalah secara optimal dengan mengingat tujuan serta keterbatasan yang ada. Optimal berarti sebaik- baiknya, yaitu yang paling kita kehendaki. Dalam hal ini, biaya diminimumkan dan manfaat atau keuntungan dimakismumkan. Fachran Arifin
  • 4. Pengambilan keputusan bisa dilakukan secara sembarang tanpa didahului oleh suatu analisis. Akan tetapi cara ini ini tentu saja tidak menjamin diperoleh hasil yang optimal, terutama jika masalahnya relatif rumit dan terjadi pada organisasi yang relatif besar Untuk bisa mengambil keputusan seara lebih baik, bisa digunakan prosedur pada skema berikutFachran Arifin
  • 5. 1. Identifikasi Masalah 2. Mengumpulkan Data 4. Penemuan alternatif- alternatif pemecahan masalah 3. Analisis Data 5. Pemilihan Alternatif 6. Pelaksanaan Terus Dilaskanakan Dalam analisis ini, biasanya dibuat suatu model. Model adalah tiruan atau abstraksi dari kejadian yang sebenarnya . Di sinilah kedudukan analisis kuantitatif sebagai alat untuk membanu manajemen dalam mengambil keputusan Fachran Arifin
  • 6. Analisis kuantitatif disebut juga Operation Research in the UK, hal ini karena penerapan pertamanya dalam operasi militer di Inggris (1941). Selanjutnya disebut riset operasi. Setelah Inggris AS juga mencoba menggunakan analisis kuantitatif ntuk memecahkan masalah peperangan dan hasilnya memuaskan. Ini membuat para ilmuan mencoba menerapkannya ke dalam dunia perekonomian dan kehidupan perusahaan. Maka lahirlah analisis kuantitatif atau disebut juga riset operasi atau management science Sebenarnya, analisis kuantitatif ini sudah mulai dikenal sejak lama. Tokoh-tokoh yang pernah mencoba menerapkannya antara lain; F.W Harris (1915) dan Walter Shewart (1931). Fachran Arifin
  • 8. Terjadinya suatu peristiwa itu dapat bersifat pasti atau belum pasti. Kalau suatu peristiwa itu tidak pasti, kita dapat memperkirakan tingkat kecenderungan terjadinya. Dalam bahasa inggris, istilah yang digunakan adalah probability. Kemudian dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia menjadi probabilitas Probabilitas terjadinya suatu peristiwa itu diukur dengan menggunakan angka minimum = 0 dan maksimum = 1. Kalau peristiwa A probabilitasnya = 0 (PA = 0) berarti peristiwa itu mustahil terjadi. Bila peristiwa B probabilitasnya = 1 (PB = 1), berarti peristiwa B ini pasti terjadi. Sementara itu, peristiwa yang kita hitung adalah peristiwa yang probabilitasnya di atas 0 dan di bawah 1. Jumlah probabilitas semua alternatif kejadian suatu peristiwa = 1. Misalnya, kalau probabilitas terjadinya suatu peristiwa adalah = 0,45, maka probabilitas tidak terjadinya persitiwa tersebut adalah = 0,55 Fachran Arifin
  • 9. Ada dua cara atau pendekatan yang biasanya digunakan untuk menghitung probabilitas, yaitu pendekatan teoritis dan pendekatan frekuensi 1. Pendekatan Teoritis Pendekatan teoritis sering juga disebut dengan pendekatan klasik. Penentuan probabilitas didasarkan pada objek yang terlibat. Sebagai contoh: Suatu mata uang logam Rp500 memiliki dua permukaan yang simetris, yaitu permukaan A (bergambar burung garuda) dan permukaan B (bergambar bunga). Jika dilemparkan ke atas, probabilitas munculnya permukaan A = 0,50 dan permukaan B = 0,50Fachran Arifin
  • 10. Pendekatan frekuensi sering disebut juga pendekatan experimental. Dalam pendekatan ini, probabilitas suatu peristiwa dihitung berdasarkan pengalaman, kejadian, atau hasil yang pernah terjadi. 2. Pendekatan Frekuensi Sebagai contoh: Jika mata uang yang simetris dilemparkan 100 kali, diperoleh 48 kali permukaan A dan permukaan B 5 kali. Maka, probabilitas memperoleh permukaan A =48/100 = 0,48 dan permukaan B = 52/100 = 0,52Fachran Arifin
  • 11. Hubungan Mutually Exclusive terjadi apabila suatu peristiwa yang mengakibatkan peristiwa lain tidak akan terjadi. Misalnya dalam pelemparan mata uang, kalau diperoleh permukaan A, tidak mungkin diperoleh permukaan B. 1. Hubungan Mutually Exclusive Hubungan ini dirumuskan: 1. Probabilitas peristiwa A dan B terjadi semua atau bersama-sama P(A dan B) = 0 2. Probabilitas peristiwa A atau B yang terjadi P(A dan B) = PA + PB Fachran Arifin
  • 12. “Jika peristiwa A terjadi, peristiwa B boleh terjadi dan boleh juga tidak terjadi”. Hubungan ini tidak saling mengikat dan boleh terjadi dengan bebas 2. Hubungan Independen Hubungan ini dirumuskan: P(A dan B) = P(A) x P(B) Fachran Arifin
  • 13. Dalam hubungan conditional atau bersyarat, terjadinya suatu peristiwa didahului oleh peristiwa prasyarat. Misalnya seorang bayi mula-mula dilahirkan (peristiwa A) kemudian menjadi dewasa (peristiwa B). Sebelum dewasa, pasti dilahirkan duku dengan selamat (sebagai prasyarat) 3. Hubungan Conditional Probailitas prasyarat biasanya ditulis dengan PA. Sementara itu, untuk peristiwa B (probabilitas menjadi dewasa ketika sudah dilahirkan dengan selamat) ditulis dengan P(B/A). Maka hubungan ini dirumuskan: P(A dan B) = P(A) x P(B/A) Fachran Arifin
  • 14. Contoh: kita, meneliti keluarga-kelarga yang beranak tiga di suatu daerah. Ternyata setiap terjadi kelahiran, probabilitas wanita = 0,30 sehingga probabilitas laki-laki = 0,70. Anak yang dimiliki bisa laki-laki semua, mungkin, anak pertama perempuan, lalu anak ke-2 dan ke-3 laki- laki dan seterusnya. 1. Untuk alternatif pertama, semuanya laki- laki (L,L,L) P1L x P2L x P3L = 0,7 x 0,7 x 0,7 = 0,343 Secara rinci perhatikan tabel berikut: Alternatif Anak ke Anak Wanita Probabilitas I II III 1 L L L 0 0,7 x 0,7 x 0,7 = 0,343 2 L L P 1 0,7 x 0,7 x 0,3 = 0,147 3 L P L 1 0,7 x 0,3 x 0,7 = 0,147 4 P L L 1 0,3 x 0,7 x 0,7 = 0,147 5 L P P 2 0,7 x 0,3 x 0,3 = 0,063 6 P L P 2 0,3 x 0,7 x 0,3 = 0,063 7 P P L 2 0,3 x 0,3 x 0,7 = 0,063 8 P P P 3 0,3 x 0,3 x 0,3 = 0,027 Jumlah 1,000Fachran Arifin
  • 15. Dari data tersebut maka kita bisa menggambarkannya dalam bentuk hitogram Tabel Distribusi Teoritis Kelas Jumlah anak perempuan Probabilitas 1 0 0,343 2 1 0,441 3 2 0,189 4 3 0,027 1,000 Histogram 1 2 3 4 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 Fachran Arifin
  • 16. Distribusi Binomial Menghitung probabilitas setiap alternatif seperti pada contoh sebelumnya, dilakukan dengan cara yang cukup panjang. Untuk mempermudah, maka kita akan menggunakan rumus binomial yang hasilnya akan sama dengan hasil hitungan sebelumnya 1. Probabilitas tidak ada anak wanita = X = 0, n = 3, p = 0,3 2. Probabilitas mendapat 1 anak wanita = X = 1, n = 3, p = 0,3 3. Probabilitas mendapat 2 anak wanita = X = 2, n = 3, p = 0,3 4. Probabilitas mendapat 3 anak wanita = X = 3, n = 3, p = 0,3 Fachran Arifin
  • 17. 1. Rumus mean pada distribusi frekuensi biasa adalah sebagai berikut: 2. Jika fi/N diganti dengan P, rumus mean dari probabilitas dapat ditulis sebagai berikut: 3. Deviasi standar untuk data biasa, rumusnya sebagai berikut: 4. Jika fi/N diganti dengan p, maka rumus standar deviasi dari probabilitas adalah sebagai berikut: Fachran Arifin
  • 18. Rumus binomial hanya dapat dipakai jika probabilitas suatu kejadian tidak terlalu kecil (misalnya0,20; 0,40) dan tidak terlalu besar (misalnya 3,4,5,10). Apabila probabilitasnya sangat kecil (misalnya 0,005;0,0001) dan n-nya banyak sekali (misalnya 1000; 10000), maka kita menggunakan rumus poisson Rumus poisson: Dengan: μ = n.p e = bilangan naperian = 2,71828 Contoh: Dalam suatu kecamatan, terdapat 5000 orang penduduk dewasa. Probabilitas seofrang penduduk yang memiliki bibit penyakit malaria = 0,001 a. Berapa probabilitas jika empat orang penduduk di kecamatan itu memiliki bibit penyakit malaria? b. Hitunglah probabilitas paling banyak dua orang yang memiliki bibit penyakit malaria! Fachran Arifin
  • 19. Jawab a. μ = 5000 x 0,0001 = 5 Jadi, probabilitas empat orang penduduk yang memiliki bibit penyakit malaria adalah 0,175521 b. Probabilitas paling banyak dua orang yang memiliki bibit penyakit malaria = P0 + P1 + P2 Jadi, probabilitas paling banyak dua orang yang memiliki bibit penyakit malaria adalah 0,0067 + 0,0337 + 0,08425 = 0, 12469 Fachran Arifin
  • 21. Curve atau kurva sering disebut dengan lengkung. Kurva menunjukkan distribusi dari data. Biasanya, sekolompok data yang nilainya sedikit berada dipinggir. Semakin besar nilainya semakin banyak di tengah- tengah frekuensi Mean = Median = Modus Kurva normal adalah kurva yang belahan kirinya simetris dengan belahan kanannya. Luasnya 100%, sehingga masing-masing bagian, kiri dan kanan 50%. Kurva ini biasanya digunakan untuk menggambar data yang bersifat continous atau sinambung, misalnya berat beras dapat dihitung dalam pecahan kilogram. Akan tetapi, memang kadang-kadang dapat digunakan pada discrete, tetapi perlu penyesuaian. Fachran Arifin
  • 22. Dalam kurva normal, terjadi ketentuan: 1. Banyaknya data yang besarnya antara μ-σ sampai dengan μ+σ = 68% 2. Banyaknya data yang besarnya antara μ-2σ sampai dengan μ+2σ = 95% Xi μ μ-σ 68% μ+σ μ-2σ 95% μ+2σ μ-3σ 99% μ+3σ 3. Banyaknya data yang besarnya antara μ-3σ sampai dengan μ+3σ = 99%Fachran Arifin
  • 23. a b Kurva normal memiliki persamaan sebagai berikut: Luas antara titik a dan titik b dapat dicari dengan integral antara titik a dan titik b Xi Fachran Arifin
  • 24. Contoh: Usatu perusahaan memiliki pelanggan yang jumlahnya sangat banyak. Omzet penjualan kepada setiap pelanggan itu setiap beli rata-rata Rp115.000.000 dengan deviasi standarnya Rp15.000.000 Berapa persenkah pelanggan yang dapat menghasilkan omzet antara Rp125.000.000 sampai dengan Rp155.000.000? Dengan data di contoh, kita membuat persamaan garis Y dan mencar luas di bawah lengkun dengan mengunakan integral terbatas antara Rp125.000.000 sampai dengan Rp155.000.000 (untuk memudahkan disingkat 125 dan 155) 125 155 μ = 15 Persentase pelanggan yang omzetnya antara Rp125.000.000 sampai dengan Rp155.000.000 dicari dengan integral. Berarti pelanggan yang menghasilkan omzet penjualan perusahaan antara Rp125.000.000 sampai dengan Rp155.000.000 sebanyak 0,2476 atau 24,76% Fachran Arifin
  • 25. Apabila nilai x lebih besar dari rata-rata (μ), nilai z positif. Kalau X lebih kecil dari μ,nilai Z akan negatif. Berdasarkan nilai Z kita dapat menghitung luas kurva normal antara Z = 0 (pada rata-rata, mula-mula = μ)sampai dengan nilai Z pada titik yang kita kehendaki Perhitungan persentase dengan integral terbatas seperti pada contoh sebelumnya cukup rumit dan memakan waktu lama. Untuk lebih mudahnya, kita menggunakan tabel kurva normal, yaitu dengan mengubah nilai X (dalam contoh sebelumnya) menjadi Z. Pada kurva normal dengan skala ini, nilai μ dianggap = 0 dan nilai σ dianggap = 1. Jadi, nilai Z dapat dicari dengan rumus: Contoh: Kita akan menghitung luas antara rata-rata (omzet penjualan Rp115.000.000) sampai dengan omzet penjualan = Rp125.000.000 (X1). Nilai Z1 dapat dihitung dengan rumus Z: Fachran Arifin
  • 26. Maka, luas antara Z = 0 sampai dengan Z1 = 0,33 = 0,1293 Sekarang kita akan cari luas antara rata-rata sampai dengan omzet penjualan Rp155.000.000 Nilai Z2 = X2 = Rp155.000) Z2 = (155-) / 15 = 2,6666 dibulatkan 2,567 Luas = 0,1293 μ = 15 125 Z = 0,33 Xi = Omzet penjualan Fachran Arifin
  • 27. Maka, luas antara Z = 0 sampai dengan Z2 = 2,67 = 0,4962 Persentase pelanggan yang omzetnya antara Rp125.000.000 sampai dengan Rp155.000.000 adalah luas Z0 sampai dengan Z2 dikurangi Z0 sampai dengan Z1 = 0,4962 – 0,1293 = 0,3669 Luas = 0,4692 μ = 15 155 Z2 = 2,67 Xi = Omzet penjualan Z1 = 0 125 155 μ = 15 Luas = 0,4692 – 0,1293 = 0,1293 Xi = Omzet penjualan Fachran Arifin
  • 28. Untuk nilai omzet penjualan kepada pelanggan Rp125.000.000, nilai Z nyz = Z1 sudah diketahui = 0,33 dan luas antara Z0 sampai dengan Z1 = 0,1293. Jadi, luas kurva normal di atas Z1 = 0,50 – 0,1293 = 0,3707 Contoh Hitunglah persentase pelanggan yang besar omzetnya lebih dari Rp125.000.000 dengan menggunakan data pada contoh sebelumnya Luas = 0,50-0,1293 =0,3707 μ = 15 125 Z = 0,33 Xi = Omzet penjualan Fachran Arifin