SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Statistik I 
Pendahuluan & Distribusi Frekuensi
Buku Teks 
• Lind, Marchal and Wathen, 2005, Statistical 
Techniques in Business & Economics, 12th Ed., 
McGraw Hill, Irwin.
Pendahuluan 
1. Pengertian dan manfaat statistik 
2. Jenis metode statistik 
3. Jenis variabel 
4. Skala Pengukuran
Pengertian statistika/ilmu statistik 
Definisi: 
Ilmu yang berhubungan dengan: 
• mengumpulkan, 
• mengelola/ mengorganisasi, 
• menganalisis, 
• menyajikan, dan 
• interpretasi data 
dalam rangka membantu agar pembuatan keputusan 
menjadi lebih efektif
Manfaat statistik 
• Informasi numerik dipakai dalam keseharian 
kita 
• Teknik statistik sering digunakan sebagai dasar 
untuk pengambilan keputusan yang 
mempengaruhi kehidupan kita 
• Apapun jenis pekerjaan Anda, akan selalu ada 
tahap pengambilan keputusan yang 
didasarkan pada data
Jenis metode statistik 
• Statistik deskriptif: 
Metode untuk mengumpulkan, 
mengorganisasikan, menyajikan dan 
melakukan analisis data secara informatif. 
• Statistik inferen/induktif: 
Metode yang digunakan untuk 
menggambarkan suatu populasi, berdasarkan 
informasi dari sampel.
Statistik inferen 
Populasi (N): 
Merupakan keseluruhan individu 
atau objek atau kesatuan ukuran 
lainnya. 
• Misal: jumlah seluruh pemegang hak suara di 
Surabaya. 
Sampel (n): 
Porsi atau bagian dari populasi 
• Misal: 2,000 pemegang hak suara di 
Surabaya yang diwawancara.
Populasi vs Sampel 
Mengapa sampel? 
• Pertimbangan waktu 
• Pertimbangan biaya 
• Secara fisik tidak memungkinkan untuk 
mendata seluruh populasi 
• Hasil sampel telah memadai 
• Dibahas lebih lanjut di Bab 8
Jenis Variabel 
Data 
Kualitatif atau atribut 
(Misal: Jenis kelamin) 
Kuantitatif or 
numerik 
Diskrit 
(Misal: Jumlah anak) 
Continuous 
(Misal: Jam tidur dalam 
semalam)
Variabel Kualitatif 
• Memiliki karakteristik yang non numerik. 
• Misalnya: Jenis kelamin, agama, merek sepeda 
motor, selera, dll. 
Kadang variabel kualitatif dikonversi menjadi angka untuk 
memudahkan penghitungan statistik. Sebagai contoh, jawaban 
“Suka” in diberi kode 1, “Tidak Suka” diberi kode 0. Tapi 
pengkodean tidak mengubah sifat variabel.
Variabel Kuantitatif 
• Informasi dilaporkan secara numerik 
• Misalnya: tinggi badan, berat badan, jumlah anak, dll. 
1. Kuantitatif diskrit: 
data yang diperoleh dengan cara menghitung. Data berupa bilangan bulat 
yang terpisah-pisah satu dg yang lain. 
Misal: 
– jumlah mahasiswa dalam satu kelas: 1, 2, 3, 10,.. dst, 
– jumlah mobil di surabaya 
2. Kuantitatif continuous: 
data yang diperoleh dengan cara mengukur. Data berada dalam satu 
rentang tertentu. 
Misal: tinggi badan, jarak antara rumah dengan kampus, dll.
Skala pengukuran data 
1. Nominal, 
2. Ordinal, 
3. Interval, dan 
4. Rasio .
Skala Nominal 
 Merupakan tingkat pengukuran yg paling sederhana 
untuk klasifikasi data 
 Data diklasifikasikan berdasarkan kategori dan tidak 
ada urutan atau tak menunjukan rendah ke tinggi 
atau sebaliknya 
• Misalnya 
 variabel jenis kelamin : pria dan wanita 
 warna, partai, lokasi, dsb
Skala Ordinal 
 Meliputi data yang diatur secara berurutan, akan 
tetapi perbedaan antara nilai data tidak dapat 
ditentukan atau tidak berarti 
• misalnya 
 variable sikap : 3 = “setuju”, 2 = “ragu-ragu/ 
tidak berpendapat”, dan 1= “tidak setuju”
Skala Interval 
• Serupa dengan Ordinal Level, dengan tambahan bahwa 
perbedaan antar nilai data menjadi berarti dan dapat 
ditentukan. Secara natural tidak ada nilai nol. 
• merupakan tingkat pengukuran urutan dari rendah ke tinggi 
• misalnya 
variable nilai ujian : A = 86-99, B = 76-85, C = 66-75, D = 56-65
Skala Rasio 
• Serupa dengan Ordinal Level, bedanya di sini nilai nol menjadi 
berarti 
 Juga merupakan tingkat pengukuran urutan dari rendah ke 
tinggi 
 Memberikan informasi tentang nilai sebenarnya responden/ 
objek yang diukur 
• Misalnya 
 variable jarak dari rumah ke kampus
Distribusi Frekuensi 
1. Pengertian Distribusi Frekuensi 
2. Penyusunan Distribusi Frekuensi 
3. Distribusi Frekuensi relatif dan kumulatif 
4. Stem & Leaf displays 
5. Penyajian grafik distribusi frekuensi
Distribusi frekuensi 
• Pengelompokan data ke dalam kategori 
eksklusif yang menunjukkan jumlah observasi 
di masing-masing kategori/kelas.
Kapan menyusun Distribusi Frekuensi? 
Chap 2-19 
1. Pertanyaan yang hendak dijawab. 
2. Mengumpulkan data (data mentah/ raw). 
3. Mengorganisir data. 
 Distribusi Frekuensi 
4. Menyajikan data. 
5. Menarik kesimpulan.
Empat langkah penyusunan distribusi frekuensi 
Chap 2-20 
1. Menentukan jumlah kelas/kelompok. 
2. Menentukan interval atau rentang kelas/kelompok. 
3. Menetapkan batas masing-masing kelas. 
4. Menghitung dan menjumlah data dalam masing-masing 
kelas.
Interval Kelas & Titik Tengah Kelas 
Chap 2-21 
 Class Mid-point (Titik Tengah Kelas): pertengahan 
antara batas bawah dua kelas yang berurutan. 
Dihitung dengan: menjumlahkan batas bawah dari 
dua kelas yang berurutan & hasilnya di bagi 2. 
 Class interval (Interval Kelas): Interval kelas dihitung 
dengan cara mengurangi batas bawah kelas dengan 
batas bawah kelas berikutnya.
CJoumnlatho h: 
f ilm yang 
diputar 
f requency 
f 
1 up to 3 1 
3 up to 5 2 
5 up to 7 3 
7 up to 9 1 
9 up to 11 3 
Total 10 
• Titik tengah kelas ke-1: (1+3)/2= 2 
• Titik tengah kelas ke-2: (3+5)/2= 4 
• Interval kelas: 3-1 = 2
Contoh 1 
• Dr. Tillman adalah seorang dosen. Dia sedang membuat 
laporan jam belajar per minggu para mahasiswanya. Dia 
memilih sampel sebanyak 30 mahasiswa dan memperoleh 
data jam belajar dalam minggu lalu dari masing-masing 
mahasiswa. Datanya sebagai berikut. 
15.0, 23.7, 19.7, 15.4, 18.3, 23.0, 14.2, 20.8, 13.5, 20.7, 
17.4, 18.6, 12.9, 20.3, 13.7, 21.4, 18.3, 29.8, 17.1, 18.9, 
10.3, 26.1, 15.7, 14.0, 17.8, 33.8, 23.2, 12.9, 27.1, 16.6. 
Susun data tersebut agar menjadi distribusi frekuensi. 
Chap 2-23
Langkah 1: Menentukan jumlah kelas/kelompok. 
Chap 2-24 
 Tujuan langkah ini adalah untuk membuat 
pengelompokan yang “memadai” untuk 
menggambarkan distribusi data yang ada. 
 “Memadai” dapat memakai –“2 to the k rule” / “Aturan 
2 pangkat k” 
 Pilih angka terkecil (k) untuk jumlah kelas sehingga 
2k lebih besar daripada jumlah observasi (n).
2 to the k rule 
 Pilih angka terkecil (k) untuk jumlah kelas sehingga 
2k > jumlah observasi (n). 
• Jumlah sampel (n) = 80 
• 21=2; 22=4; 23=8; 24=16; 25=32; 
26=64; 27=128; … 
• Aturan ini menunjukkan 
agar pengelompokan dibagi 
menjadi 7 kelas. 
• Jumlah sampel (n) = 1000 
• 21=2; 22=4; 23=8; 24=16; 
25=32; 26=64; 27=128; 
28=256; 29=512; 210=1024 … 
• Pengelompokan dibagi 
menjadi 10 kelas.
2 to the k rule – memakai log 
 Pilih angka terkecil (k) untuk jumlah kelas sehingga 2k > 
jumlah observasi (n). 
 Kita ingin mencari angka k terkecil agar 2k > n. 
 Angka k terkecil agar k log 2 > log n 
 Angka k terkecil agar k > (log n) / (log 2) 
 Contoh: Jika n=10000 
 (log 10000) / (log 2) = 13.28. 
Sehingga pengelompokan sebaiknya menjadi 14 kelas.
Langkah 1: Menentukan jumlah kelas/kelompok. 
Chap 2-27 
 Contoh 1 (continued): 2 to the k rule 
 Jumlah sampel (n) = 30 
 21=2; 22=4; 23=8; 24=16; 25=32; 26=64; 27=128; … 
 Pengelompokan menjadi 5 kelas. 
 Cara lain, hitung (Log 30/log 2) = 4.91, hasilnya 
sama: 5 kelas.
Langkah 2: Menentukan interval atau lebar kelas/ 
kelompok 
 Pada umumnya interval kelas harus sama untuk semua 
Chap 2-28 
kelas. 
 Masing-masing kelas harus mencakup nilai terendah 
sampai tertinggi pada setiap kelas. 
 Semua kelas harus mutually exclusive dan exhaustive. 
i ³H -L 
k 
Interval kelas ≥ (Nilai terbesar – Nilai terkecil) / Jumlah kelas.
Mutually exclusive & exhaustive 
Dalam pembahasan skala pengukuran, perlu dipahami dua 
hal berikut: 
• Exhaustive: pengukuran harus mencakup semua 
individu atau objek yang ada. 
• Mutually exlusive: pengukuran tidak boleh tumpang 
tindih. Satu individu atau objek hanya termasuk dalam 
satu kategori.
Langkah 2: Menentukan interval atau lebar kelas/ 
kelompok 
i ³ H - L 
k 
Interval kelas ≥ (Nilai terbesar – Nilai terkecil) / Jumlah kelas. 
Chap 2-30 
 Contoh 1 (continued): 
 Nilai terbesar = 33.8 jam 
 Nilai terkecil = 10.3 jam 
 k=5. 
 Sehingga, interval kelas ≥ (33.8-10.3)/5 = 4.7 
 Interval kelas ≥ 4.7  5
Langkah 3: Menetapkan batas masing-masing kelas 
Chap 2-31 
 Batas kelas harus ditetapkan agar masing-masing 
kelas mutually exclusive dan exhaustive. 
 Biasanya angka batas dibulatkan agar mudah. 
 Tentukan lebih dulu kelebihan data: 
k ´i - H -L 
( ) ( ) 
2 
 Batas bawah kelas pertama: 
L-é ( k ´i ) - ( H -L ) 
ù êë 2 
úû 
 Batas atas kelas terakhir: 
H +é ( k ´i ) - ( H -L ) 
ù êë 2 
úû
Langkah 3: Menetapkan batas masing-masing kelas 
Chap 2-32 
 Tentukan lebih dulu kelebihan data: 
k ´i - H -L = ´ - - = 
( ) ( ) (5 5) (33.8 10.3) 0.75 
2 2 
 Batas bawah kelas pertama: 
L -é k ´i - H -L ù= - = êë úû 
( ) ( ) 10.3 0.75 9.55 
2 
 9.55 dibulatkan: 10 
 Batas atas kelas terakhir: 
H +é k ´i - H -L ù= + = êë úû 
( ) ( ) 33.8 0.75 34.55 
2 
 34.55 dibulatkan: 35
Langkah 3: Menetapkan batas masing-masing kelas 
Jam belajar Frekuensi, f 
10 sampai dg 15 
15 sampai dg 20 
20 sampai dg 25 
25 sampai dg 30 
30 sampai dg 35 
Chap 2-34 
 Contoh 1 (continue): 
Kita telah menentukan: 
 K=5; Interval = 5. 
 Batas bawah kelas 
pertama = 10 and 
 Batas atas kelas terakhir 
= 35. 
“10 sampai dg15” berarti interval dari 10 sampai15 yang mencakup 
10, tapi tidak 15.
Langkah 4: Menghitung dan menjumlah data dalam masing-masing 
kelas. 
15.0, 23.7, 19.7, 15.4, 18.3, 23.0, 14.2, 20.8, 13.5, 20.7, 
17.4, 18.6, 12.9, 20.3, 13.7, 21.4, 18.3, 29.8, 17.1, 18.9, 
10.3, 26.1, 15.7, 14.0, 17.8, 33.8, 23.2, 12.9, 27.1, 16.6. 
Chap 2-35 
Jam belajar 
10 smpai dg 15 
15 smpai dg 20 
20 smpai dg 25 
25 smpai dg 30 
30 smpai dg 35 
7 
12 
7 
3 
1
Contoh 1 (continued) 
Jam belaj ar Frequency, f 
10 up to 15 7 
15 up to 20 12 
20 up to 25 7 
25 up to 30 3 
30 up to 35 1 
Chap 2-36
Distribusi Frekuensi Relatif 
• Distribusi Frekuensi Relatif menunjukkan persentase 
observasi dari masing-masing kelas. 
Jam belajar f Frekuensi 
Relatif 
10 up to 15 7 7/30= .233 
15 up to 20 12 12/30=.400 
20 up to 25 7 7/30= .233 
25 up to 30 3 3/30= .100 
30 up to 35 1 1/30= .033 
TOTAL 30 30/30=1 
Chap 2-37
Distribusi Frekuensi Kumulatif 
• Distribusi Frekuensi Kumulatif menentukan berapa banyak 
atau berapa proporsi nilai-nilai data yang berada di bawah 
atau di atas nilai tertentu. 
Jam belajar f Frekuensi 
Kumulat if 
10 up to 15 7 7 
15 up to 20 12 7+ 12= 19 
20 up to 25 7 19+7= 26 
25 up to 30 3 26+3= 29 
30 up to 35 1 19+1= 30 
TOTAL 30 
Chap 2-38
Stem-and-leaf Displays 
• Stem-and-leaf display: Sebuah teknik statistik untuk 
menampilkan satu set data. Setiap nilai numerik dibagi 
menjadi dua bagian: digit terdepan menjadi batang dan 
digit berikutnya menjadi daun. 
• Note: 
– Kelebihan stem-and-leaf display dibanding distribusi 
frekuensi adalah kita tidak kehilangan identitas dari 
masing-masing observasi.. 
– Kekurangannya, tidak praktis untuk data dalam jumlah 
besar. 
Chap 2-39
Contoh 2 
• Budi mendapatkan nilai sebagai berikut dari kuis 
akuntansi dalam semester ini: 
86, 79, 92, 84, 69, 88, 91, 
83, 96, 78, 82, 85. 
• Susun grafik a stem-and-leaf. 
Chap 2-40
Contoh 2 (continued) 
86, 79, 92, 84, 69, 88, 91, 83, 96, 78, 82, 85. 
Chap 2-41 
Stem Leaf 
6 
7 
8 
9 
9 
6 
2 
4 
9 
8 
1 
3 
6 
8 
2 5
Penyajian grafik distribusi frekuensi 
• Tiga bentuk grafik yang umum dipakai: 
– histogram, 
– poligon frekuensi, dan 
– Distribusi frekuensi kumulatif. 
• Histogram adalah grafik di mana kelas/kelompok ditandai 
pada sumbu horizontal dan frekuensi kelas/kelompok pada 
sumbu vertikal. 
– Frekuensi kelas digambarkan oleh tingginya balok dan 
balok dari masing-masing kelompok diletakkan berdekat 
satu dengan yang lain. 
Chap 2-42
Penyajian grafik distribusi frekuensi 
• Poligon frekuensi terdiri dari segmen garis yang 
menghubungkan titik-titik yang dibentuk oleh titik 
tengah kelas dan frekuensi kelas. 
• Distribusi frekuensi kumulatif digunakan untuk 
menentukan berapa banyak atau berapa proporsi 
nilai-nilai data yang berada di bawah atau di atas 
nilai tertentu. 
Chap 2-43
Histogram Jam Belajar 
Contoh 1 (continued): 
Histogram adalah grafik di mana kelas/kelompok ditandai pada 
sumbu horizontal dan frekuensi kelas/kelompok pada sumbu 
vertikal 
14 
12 
10 
0 2 4 6 8 
12,5 17,5 22,5 27,5 32,5 
Jumlah Jam belaj ar 
Frekuensi 
Chap 2-44
Polygon Frekuensi Jam belajar 
Contoh 1 (continued): 
Poligon frekuensi terdiri dari segmen garis yang menghubungkan 
titik-titik yang dibentuk oleh titik tengah kelas dan frekuensi kelas. 
14 
12 
10 
0 2 4 6 8 
0 10 20 30 40 
Hours spent studying 
Frequency 
Chap 2-45
Distribusi frekuensi kumulatif Jam belajar 
Contoh 1 (continued): 
Distribusi frekuensi kumulatif digunakan untuk menentukan berapa 
banyak atau berapa proporsi nilai-nilai data yang berada di bawah 
atau di atas nilai tertentu. 
35 
30 
25 
20 
15 
10 
0 5 
0 10 20 30 40 
Hours Spent St udying 
Frequency 
Chap 2-46
Diagram batang 
• Diagram batang dapat digunakan untuk menggambarkan 
semua skala pengukuran (nominal, ordinal, interval, atau 
rasio). 
Chap 2-47
Chap 2-48 
Contoh 3 
Buatlah sebuah bar chart untuk jumlah pengangguran per 
100.000 penduduk pada tahun 2001 untuk kota berikut ini 
Cit y Number of unemployed 
per 100,000 populat ion 
At lant a, GA 7300 
Bost on, MA 5400 
Chicago, I L 6700 
Los Angeles, CA 8900 
New York, NY 8200 
Washingt on, D.C. 8900
Bar Chart for the Unemployment Data 
7300 
5400 
6700 
8900 
8200 
8900 
10000 
9000 
8000 
7000 
6000 
5000 
4000 
3000 
2000 
1000 
0 
At lant a 
Los Angl es 
Bost on 
Chicago 
New Yor k 
D.C. 
Ci t ies 
# unemployed/ 100,000 . 
Chap 2-49 
Example 3 (continued):
Pie Chart 
• Pie chart berguna untuk menampilkan distribusi 
frekuensi relatif. Sebuah lingkaran dibagi secara 
proporsional berdasarkan frekuensi relatif dan masing-masing 
bagian dari lingkaran dialokasikan untuk 
kelompok yang berbeda. 
Chap 2-50
Contoh 4 
Suatu sampel 200 pelari diminta untuk menunjukkan merek 
sepatu lari favorit mereka. 
Gambarkan pie chart berdasarkan informasi berikut. 
Chap 2-51 
Merek sepatu # Pelari 
Nike 92 
Adidas 49 
Reebok 37 
Asics 13 
Lainnya 9
Contoh 4 (continued) 
Hitung persentase dan besar derajat untuk tiap kelompok 
dari total derajat lingkaran 360o. 
Chap 2-52 
Merek Sepat u # Jumlah 
Pelari 
Persent ase 
(Frekuensi Relat if ) 
Deraj at dlm 
lingkaran 
Nike 92 46% = 100* 92/ 200 165.6 
Adidas 49 24.5% = 100* 49/ 200 88.2 
Reebok 37 18.5% = 100* 37/ 200 66.6 
Asics 13 6.5% = 100* 13/ 200 23.4 
Lainnya 9 4.5% = 100* 9/ 200 16.2 
Derajat bagian dalam lingkaran = Persentase x 360
Pie Chart untuk sepatu pelari 
Reebok 
19% 
Adidas 
24% 
Asics 
7% 
Lainnya 
5% 
Nike 
45% 
Nike 
Adidas 
Reebok 
Asics 
Lainnya 
Chap 2-53 
Contoh 4 (continued):

More Related Content

What's hot

Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full version
Krisdinar Sumadja
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Defina Sulastiningtiyas
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
L N
 
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam EkonomiFungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
msahuleka
 
Ppt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarifPpt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarif
otnayirt
 

What's hot (20)

Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
2 teori barang swasta
2 teori barang swasta2 teori barang swasta
2 teori barang swasta
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopoli
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full version
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1
 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
Ruang Lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang Lingkup Perekonomian IndonesiaRuang Lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang Lingkup Perekonomian Indonesia
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
 
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam EkonomiFungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
Fungsi Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi
 
Ppt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarifPpt hambatan non tarif
Ppt hambatan non tarif
 

Viewers also liked

Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersi
Selvin Hadi
 
Statistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ciStatistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ci
Selvin Hadi
 
Statistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi squareStatistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi square
Selvin Hadi
 
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampelStatistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Selvin Hadi
 
Statistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anovaStatistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anova
Selvin Hadi
 
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sampleStatistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Selvin Hadi
 
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskritStatistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Selvin Hadi
 
Statistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralStatistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentral
Selvin Hadi
 
Statistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasStatistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitas
Selvin Hadi
 
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normalStatistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Selvin Hadi
 
Soal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistikaSoal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistika
satriyo buaya
 

Viewers also liked (15)

Statistik soal jawab
Statistik soal jawabStatistik soal jawab
Statistik soal jawab
 
Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersi
 
Statistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ciStatistik 1 7 estimasi & ci
Statistik 1 7 estimasi & ci
 
Statistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi squareStatistik 1 11 15 edited_chi square
Statistik 1 11 15 edited_chi square
 
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampelStatistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
Statistik 1 9 uji hipothesis dua sampel
 
Statistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anovaStatistik 1 10 12 edited_anova
Statistik 1 10 12 edited_anova
 
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sampleStatistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
 
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskritStatistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
Statistik 1 5 distribusi probabilitas diskrit
 
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
 
Statistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralStatistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentral
 
Statistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitasStatistik 1 4 probabilitas
Statistik 1 4 probabilitas
 
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normalStatistik 1 6 distribusi probabilitas normal
Statistik 1 6 distribusi probabilitas normal
 
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
 
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannyaContoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
 
Soal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistikaSoal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistika
 

Similar to Statistik 1 1 intro & dist frek

Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistika
alvinazadaa
 

Similar to Statistik 1 1 intro & dist frek (20)

Statistik sosial-4
Statistik sosial-4Statistik sosial-4
Statistik sosial-4
 
Definisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian DataDefinisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian Data
 
1. soal no 1. slide statistik deskriptif bahan kuliah
1. soal no 1. slide statistik deskriptif bahan kuliah1. soal no 1. slide statistik deskriptif bahan kuliah
1. soal no 1. slide statistik deskriptif bahan kuliah
 
Contoh chi kuadrat
Contoh chi kuadratContoh chi kuadrat
Contoh chi kuadrat
 
Contoh chi kuadrat
Contoh chi kuadratContoh chi kuadrat
Contoh chi kuadrat
 
materi-statistika.pptx
materi-statistika.pptxmateri-statistika.pptx
materi-statistika.pptx
 
statistika-230203090948-6f4f4a0a.pptx
statistika-230203090948-6f4f4a0a.pptxstatistika-230203090948-6f4f4a0a.pptx
statistika-230203090948-6f4f4a0a.pptx
 
Statistik deskriptif
Statistik deskriptifStatistik deskriptif
Statistik deskriptif
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistika
 
17 statistika
17 statistika17 statistika
17 statistika
 
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
 
Statistika Ekonomi Modul 1.pptx
Statistika Ekonomi Modul 1.pptxStatistika Ekonomi Modul 1.pptx
Statistika Ekonomi Modul 1.pptx
 
materi-statistika-1.pptx
materi-statistika-1.pptxmateri-statistika-1.pptx
materi-statistika-1.pptx
 
3
33
3
 
Makalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentralMakalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentral
 
Medi Yourge Expresso Doko_PPT Statistika Untuk 3 Pertemuan - Copy.pptx
Medi Yourge Expresso Doko_PPT Statistika Untuk 3 Pertemuan - Copy.pptxMedi Yourge Expresso Doko_PPT Statistika Untuk 3 Pertemuan - Copy.pptx
Medi Yourge Expresso Doko_PPT Statistika Untuk 3 Pertemuan - Copy.pptx
 
Kuliah 1 konsep dasar statistika niken
Kuliah 1 konsep dasar statistika nikenKuliah 1 konsep dasar statistika niken
Kuliah 1 konsep dasar statistika niken
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Statistik 1 1 intro & dist frek

  • 1. Statistik I Pendahuluan & Distribusi Frekuensi
  • 2. Buku Teks • Lind, Marchal and Wathen, 2005, Statistical Techniques in Business & Economics, 12th Ed., McGraw Hill, Irwin.
  • 3. Pendahuluan 1. Pengertian dan manfaat statistik 2. Jenis metode statistik 3. Jenis variabel 4. Skala Pengukuran
  • 4. Pengertian statistika/ilmu statistik Definisi: Ilmu yang berhubungan dengan: • mengumpulkan, • mengelola/ mengorganisasi, • menganalisis, • menyajikan, dan • interpretasi data dalam rangka membantu agar pembuatan keputusan menjadi lebih efektif
  • 5. Manfaat statistik • Informasi numerik dipakai dalam keseharian kita • Teknik statistik sering digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan kita • Apapun jenis pekerjaan Anda, akan selalu ada tahap pengambilan keputusan yang didasarkan pada data
  • 6. Jenis metode statistik • Statistik deskriptif: Metode untuk mengumpulkan, mengorganisasikan, menyajikan dan melakukan analisis data secara informatif. • Statistik inferen/induktif: Metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu populasi, berdasarkan informasi dari sampel.
  • 7. Statistik inferen Populasi (N): Merupakan keseluruhan individu atau objek atau kesatuan ukuran lainnya. • Misal: jumlah seluruh pemegang hak suara di Surabaya. Sampel (n): Porsi atau bagian dari populasi • Misal: 2,000 pemegang hak suara di Surabaya yang diwawancara.
  • 8. Populasi vs Sampel Mengapa sampel? • Pertimbangan waktu • Pertimbangan biaya • Secara fisik tidak memungkinkan untuk mendata seluruh populasi • Hasil sampel telah memadai • Dibahas lebih lanjut di Bab 8
  • 9. Jenis Variabel Data Kualitatif atau atribut (Misal: Jenis kelamin) Kuantitatif or numerik Diskrit (Misal: Jumlah anak) Continuous (Misal: Jam tidur dalam semalam)
  • 10. Variabel Kualitatif • Memiliki karakteristik yang non numerik. • Misalnya: Jenis kelamin, agama, merek sepeda motor, selera, dll. Kadang variabel kualitatif dikonversi menjadi angka untuk memudahkan penghitungan statistik. Sebagai contoh, jawaban “Suka” in diberi kode 1, “Tidak Suka” diberi kode 0. Tapi pengkodean tidak mengubah sifat variabel.
  • 11. Variabel Kuantitatif • Informasi dilaporkan secara numerik • Misalnya: tinggi badan, berat badan, jumlah anak, dll. 1. Kuantitatif diskrit: data yang diperoleh dengan cara menghitung. Data berupa bilangan bulat yang terpisah-pisah satu dg yang lain. Misal: – jumlah mahasiswa dalam satu kelas: 1, 2, 3, 10,.. dst, – jumlah mobil di surabaya 2. Kuantitatif continuous: data yang diperoleh dengan cara mengukur. Data berada dalam satu rentang tertentu. Misal: tinggi badan, jarak antara rumah dengan kampus, dll.
  • 12. Skala pengukuran data 1. Nominal, 2. Ordinal, 3. Interval, dan 4. Rasio .
  • 13. Skala Nominal  Merupakan tingkat pengukuran yg paling sederhana untuk klasifikasi data  Data diklasifikasikan berdasarkan kategori dan tidak ada urutan atau tak menunjukan rendah ke tinggi atau sebaliknya • Misalnya  variabel jenis kelamin : pria dan wanita  warna, partai, lokasi, dsb
  • 14. Skala Ordinal  Meliputi data yang diatur secara berurutan, akan tetapi perbedaan antara nilai data tidak dapat ditentukan atau tidak berarti • misalnya  variable sikap : 3 = “setuju”, 2 = “ragu-ragu/ tidak berpendapat”, dan 1= “tidak setuju”
  • 15. Skala Interval • Serupa dengan Ordinal Level, dengan tambahan bahwa perbedaan antar nilai data menjadi berarti dan dapat ditentukan. Secara natural tidak ada nilai nol. • merupakan tingkat pengukuran urutan dari rendah ke tinggi • misalnya variable nilai ujian : A = 86-99, B = 76-85, C = 66-75, D = 56-65
  • 16. Skala Rasio • Serupa dengan Ordinal Level, bedanya di sini nilai nol menjadi berarti  Juga merupakan tingkat pengukuran urutan dari rendah ke tinggi  Memberikan informasi tentang nilai sebenarnya responden/ objek yang diukur • Misalnya  variable jarak dari rumah ke kampus
  • 17. Distribusi Frekuensi 1. Pengertian Distribusi Frekuensi 2. Penyusunan Distribusi Frekuensi 3. Distribusi Frekuensi relatif dan kumulatif 4. Stem & Leaf displays 5. Penyajian grafik distribusi frekuensi
  • 18. Distribusi frekuensi • Pengelompokan data ke dalam kategori eksklusif yang menunjukkan jumlah observasi di masing-masing kategori/kelas.
  • 19. Kapan menyusun Distribusi Frekuensi? Chap 2-19 1. Pertanyaan yang hendak dijawab. 2. Mengumpulkan data (data mentah/ raw). 3. Mengorganisir data.  Distribusi Frekuensi 4. Menyajikan data. 5. Menarik kesimpulan.
  • 20. Empat langkah penyusunan distribusi frekuensi Chap 2-20 1. Menentukan jumlah kelas/kelompok. 2. Menentukan interval atau rentang kelas/kelompok. 3. Menetapkan batas masing-masing kelas. 4. Menghitung dan menjumlah data dalam masing-masing kelas.
  • 21. Interval Kelas & Titik Tengah Kelas Chap 2-21  Class Mid-point (Titik Tengah Kelas): pertengahan antara batas bawah dua kelas yang berurutan. Dihitung dengan: menjumlahkan batas bawah dari dua kelas yang berurutan & hasilnya di bagi 2.  Class interval (Interval Kelas): Interval kelas dihitung dengan cara mengurangi batas bawah kelas dengan batas bawah kelas berikutnya.
  • 22. CJoumnlatho h: f ilm yang diputar f requency f 1 up to 3 1 3 up to 5 2 5 up to 7 3 7 up to 9 1 9 up to 11 3 Total 10 • Titik tengah kelas ke-1: (1+3)/2= 2 • Titik tengah kelas ke-2: (3+5)/2= 4 • Interval kelas: 3-1 = 2
  • 23. Contoh 1 • Dr. Tillman adalah seorang dosen. Dia sedang membuat laporan jam belajar per minggu para mahasiswanya. Dia memilih sampel sebanyak 30 mahasiswa dan memperoleh data jam belajar dalam minggu lalu dari masing-masing mahasiswa. Datanya sebagai berikut. 15.0, 23.7, 19.7, 15.4, 18.3, 23.0, 14.2, 20.8, 13.5, 20.7, 17.4, 18.6, 12.9, 20.3, 13.7, 21.4, 18.3, 29.8, 17.1, 18.9, 10.3, 26.1, 15.7, 14.0, 17.8, 33.8, 23.2, 12.9, 27.1, 16.6. Susun data tersebut agar menjadi distribusi frekuensi. Chap 2-23
  • 24. Langkah 1: Menentukan jumlah kelas/kelompok. Chap 2-24  Tujuan langkah ini adalah untuk membuat pengelompokan yang “memadai” untuk menggambarkan distribusi data yang ada.  “Memadai” dapat memakai –“2 to the k rule” / “Aturan 2 pangkat k”  Pilih angka terkecil (k) untuk jumlah kelas sehingga 2k lebih besar daripada jumlah observasi (n).
  • 25. 2 to the k rule  Pilih angka terkecil (k) untuk jumlah kelas sehingga 2k > jumlah observasi (n). • Jumlah sampel (n) = 80 • 21=2; 22=4; 23=8; 24=16; 25=32; 26=64; 27=128; … • Aturan ini menunjukkan agar pengelompokan dibagi menjadi 7 kelas. • Jumlah sampel (n) = 1000 • 21=2; 22=4; 23=8; 24=16; 25=32; 26=64; 27=128; 28=256; 29=512; 210=1024 … • Pengelompokan dibagi menjadi 10 kelas.
  • 26. 2 to the k rule – memakai log  Pilih angka terkecil (k) untuk jumlah kelas sehingga 2k > jumlah observasi (n).  Kita ingin mencari angka k terkecil agar 2k > n.  Angka k terkecil agar k log 2 > log n  Angka k terkecil agar k > (log n) / (log 2)  Contoh: Jika n=10000  (log 10000) / (log 2) = 13.28. Sehingga pengelompokan sebaiknya menjadi 14 kelas.
  • 27. Langkah 1: Menentukan jumlah kelas/kelompok. Chap 2-27  Contoh 1 (continued): 2 to the k rule  Jumlah sampel (n) = 30  21=2; 22=4; 23=8; 24=16; 25=32; 26=64; 27=128; …  Pengelompokan menjadi 5 kelas.  Cara lain, hitung (Log 30/log 2) = 4.91, hasilnya sama: 5 kelas.
  • 28. Langkah 2: Menentukan interval atau lebar kelas/ kelompok  Pada umumnya interval kelas harus sama untuk semua Chap 2-28 kelas.  Masing-masing kelas harus mencakup nilai terendah sampai tertinggi pada setiap kelas.  Semua kelas harus mutually exclusive dan exhaustive. i ³H -L k Interval kelas ≥ (Nilai terbesar – Nilai terkecil) / Jumlah kelas.
  • 29. Mutually exclusive & exhaustive Dalam pembahasan skala pengukuran, perlu dipahami dua hal berikut: • Exhaustive: pengukuran harus mencakup semua individu atau objek yang ada. • Mutually exlusive: pengukuran tidak boleh tumpang tindih. Satu individu atau objek hanya termasuk dalam satu kategori.
  • 30. Langkah 2: Menentukan interval atau lebar kelas/ kelompok i ³ H - L k Interval kelas ≥ (Nilai terbesar – Nilai terkecil) / Jumlah kelas. Chap 2-30  Contoh 1 (continued):  Nilai terbesar = 33.8 jam  Nilai terkecil = 10.3 jam  k=5.  Sehingga, interval kelas ≥ (33.8-10.3)/5 = 4.7  Interval kelas ≥ 4.7  5
  • 31. Langkah 3: Menetapkan batas masing-masing kelas Chap 2-31  Batas kelas harus ditetapkan agar masing-masing kelas mutually exclusive dan exhaustive.  Biasanya angka batas dibulatkan agar mudah.  Tentukan lebih dulu kelebihan data: k ´i - H -L ( ) ( ) 2  Batas bawah kelas pertama: L-é ( k ´i ) - ( H -L ) ù êë 2 úû  Batas atas kelas terakhir: H +é ( k ´i ) - ( H -L ) ù êë 2 úû
  • 32. Langkah 3: Menetapkan batas masing-masing kelas Chap 2-32  Tentukan lebih dulu kelebihan data: k ´i - H -L = ´ - - = ( ) ( ) (5 5) (33.8 10.3) 0.75 2 2  Batas bawah kelas pertama: L -é k ´i - H -L ù= - = êë úû ( ) ( ) 10.3 0.75 9.55 2  9.55 dibulatkan: 10  Batas atas kelas terakhir: H +é k ´i - H -L ù= + = êë úû ( ) ( ) 33.8 0.75 34.55 2  34.55 dibulatkan: 35
  • 33. Langkah 3: Menetapkan batas masing-masing kelas Jam belajar Frekuensi, f 10 sampai dg 15 15 sampai dg 20 20 sampai dg 25 25 sampai dg 30 30 sampai dg 35 Chap 2-34  Contoh 1 (continue): Kita telah menentukan:  K=5; Interval = 5.  Batas bawah kelas pertama = 10 and  Batas atas kelas terakhir = 35. “10 sampai dg15” berarti interval dari 10 sampai15 yang mencakup 10, tapi tidak 15.
  • 34. Langkah 4: Menghitung dan menjumlah data dalam masing-masing kelas. 15.0, 23.7, 19.7, 15.4, 18.3, 23.0, 14.2, 20.8, 13.5, 20.7, 17.4, 18.6, 12.9, 20.3, 13.7, 21.4, 18.3, 29.8, 17.1, 18.9, 10.3, 26.1, 15.7, 14.0, 17.8, 33.8, 23.2, 12.9, 27.1, 16.6. Chap 2-35 Jam belajar 10 smpai dg 15 15 smpai dg 20 20 smpai dg 25 25 smpai dg 30 30 smpai dg 35 7 12 7 3 1
  • 35. Contoh 1 (continued) Jam belaj ar Frequency, f 10 up to 15 7 15 up to 20 12 20 up to 25 7 25 up to 30 3 30 up to 35 1 Chap 2-36
  • 36. Distribusi Frekuensi Relatif • Distribusi Frekuensi Relatif menunjukkan persentase observasi dari masing-masing kelas. Jam belajar f Frekuensi Relatif 10 up to 15 7 7/30= .233 15 up to 20 12 12/30=.400 20 up to 25 7 7/30= .233 25 up to 30 3 3/30= .100 30 up to 35 1 1/30= .033 TOTAL 30 30/30=1 Chap 2-37
  • 37. Distribusi Frekuensi Kumulatif • Distribusi Frekuensi Kumulatif menentukan berapa banyak atau berapa proporsi nilai-nilai data yang berada di bawah atau di atas nilai tertentu. Jam belajar f Frekuensi Kumulat if 10 up to 15 7 7 15 up to 20 12 7+ 12= 19 20 up to 25 7 19+7= 26 25 up to 30 3 26+3= 29 30 up to 35 1 19+1= 30 TOTAL 30 Chap 2-38
  • 38. Stem-and-leaf Displays • Stem-and-leaf display: Sebuah teknik statistik untuk menampilkan satu set data. Setiap nilai numerik dibagi menjadi dua bagian: digit terdepan menjadi batang dan digit berikutnya menjadi daun. • Note: – Kelebihan stem-and-leaf display dibanding distribusi frekuensi adalah kita tidak kehilangan identitas dari masing-masing observasi.. – Kekurangannya, tidak praktis untuk data dalam jumlah besar. Chap 2-39
  • 39. Contoh 2 • Budi mendapatkan nilai sebagai berikut dari kuis akuntansi dalam semester ini: 86, 79, 92, 84, 69, 88, 91, 83, 96, 78, 82, 85. • Susun grafik a stem-and-leaf. Chap 2-40
  • 40. Contoh 2 (continued) 86, 79, 92, 84, 69, 88, 91, 83, 96, 78, 82, 85. Chap 2-41 Stem Leaf 6 7 8 9 9 6 2 4 9 8 1 3 6 8 2 5
  • 41. Penyajian grafik distribusi frekuensi • Tiga bentuk grafik yang umum dipakai: – histogram, – poligon frekuensi, dan – Distribusi frekuensi kumulatif. • Histogram adalah grafik di mana kelas/kelompok ditandai pada sumbu horizontal dan frekuensi kelas/kelompok pada sumbu vertikal. – Frekuensi kelas digambarkan oleh tingginya balok dan balok dari masing-masing kelompok diletakkan berdekat satu dengan yang lain. Chap 2-42
  • 42. Penyajian grafik distribusi frekuensi • Poligon frekuensi terdiri dari segmen garis yang menghubungkan titik-titik yang dibentuk oleh titik tengah kelas dan frekuensi kelas. • Distribusi frekuensi kumulatif digunakan untuk menentukan berapa banyak atau berapa proporsi nilai-nilai data yang berada di bawah atau di atas nilai tertentu. Chap 2-43
  • 43. Histogram Jam Belajar Contoh 1 (continued): Histogram adalah grafik di mana kelas/kelompok ditandai pada sumbu horizontal dan frekuensi kelas/kelompok pada sumbu vertikal 14 12 10 0 2 4 6 8 12,5 17,5 22,5 27,5 32,5 Jumlah Jam belaj ar Frekuensi Chap 2-44
  • 44. Polygon Frekuensi Jam belajar Contoh 1 (continued): Poligon frekuensi terdiri dari segmen garis yang menghubungkan titik-titik yang dibentuk oleh titik tengah kelas dan frekuensi kelas. 14 12 10 0 2 4 6 8 0 10 20 30 40 Hours spent studying Frequency Chap 2-45
  • 45. Distribusi frekuensi kumulatif Jam belajar Contoh 1 (continued): Distribusi frekuensi kumulatif digunakan untuk menentukan berapa banyak atau berapa proporsi nilai-nilai data yang berada di bawah atau di atas nilai tertentu. 35 30 25 20 15 10 0 5 0 10 20 30 40 Hours Spent St udying Frequency Chap 2-46
  • 46. Diagram batang • Diagram batang dapat digunakan untuk menggambarkan semua skala pengukuran (nominal, ordinal, interval, atau rasio). Chap 2-47
  • 47. Chap 2-48 Contoh 3 Buatlah sebuah bar chart untuk jumlah pengangguran per 100.000 penduduk pada tahun 2001 untuk kota berikut ini Cit y Number of unemployed per 100,000 populat ion At lant a, GA 7300 Bost on, MA 5400 Chicago, I L 6700 Los Angeles, CA 8900 New York, NY 8200 Washingt on, D.C. 8900
  • 48. Bar Chart for the Unemployment Data 7300 5400 6700 8900 8200 8900 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 At lant a Los Angl es Bost on Chicago New Yor k D.C. Ci t ies # unemployed/ 100,000 . Chap 2-49 Example 3 (continued):
  • 49. Pie Chart • Pie chart berguna untuk menampilkan distribusi frekuensi relatif. Sebuah lingkaran dibagi secara proporsional berdasarkan frekuensi relatif dan masing-masing bagian dari lingkaran dialokasikan untuk kelompok yang berbeda. Chap 2-50
  • 50. Contoh 4 Suatu sampel 200 pelari diminta untuk menunjukkan merek sepatu lari favorit mereka. Gambarkan pie chart berdasarkan informasi berikut. Chap 2-51 Merek sepatu # Pelari Nike 92 Adidas 49 Reebok 37 Asics 13 Lainnya 9
  • 51. Contoh 4 (continued) Hitung persentase dan besar derajat untuk tiap kelompok dari total derajat lingkaran 360o. Chap 2-52 Merek Sepat u # Jumlah Pelari Persent ase (Frekuensi Relat if ) Deraj at dlm lingkaran Nike 92 46% = 100* 92/ 200 165.6 Adidas 49 24.5% = 100* 49/ 200 88.2 Reebok 37 18.5% = 100* 37/ 200 66.6 Asics 13 6.5% = 100* 13/ 200 23.4 Lainnya 9 4.5% = 100* 9/ 200 16.2 Derajat bagian dalam lingkaran = Persentase x 360
  • 52. Pie Chart untuk sepatu pelari Reebok 19% Adidas 24% Asics 7% Lainnya 5% Nike 45% Nike Adidas Reebok Asics Lainnya Chap 2-53 Contoh 4 (continued):

Editor's Notes

  1. Pilpres 2009: lembaga survei dapat memprediksi dengan akurat hasil akhir pilpres hanya dengan informasi dari beberapa ribu pemilih, padahal padahal total pemilih 90 juta. Keputusan Subsidi untuk BBM
  2. Contoh penggunaan statistik deskriptif: Bulan Januari 2010 Nilai Ekspor Indonesia Turun 13,29 % dan Nilai Impor Indonesia Turun 7,35 % Dari 66 kota di Indonesia, 52 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Contoh penggunaan statistik inferen: Pada bulan Januari 2010 Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Naik 0,91% Pada bulan Februari 2010 terjadi inflasi sebesar 0,30 persen Deteksi Jawa Pos