SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 1
Konsumsi, Tabungan dan Investasi
A. Fungsi Konsumsi
Dalam kaitannya dengan Pendapatan, Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan
konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi. Jadi, besarnya pendapatan akan sama dengan
besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan dirumuskan
Y = C + S
Sehingga dari rumus ini kita juga dapat menghitung besarnya Konsumsi (C) dan Tabungan (S) sbb:
C = Y – S
S = Y – C
Pada Fungsi Konsumsi terdapat 2 konsep yang harus dipahami yaitu :
1. Kecendrungan Konsumsi Marginal/MPC (Marginal Propensity to Consume) yaitu perbandingan
antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan yang menyebabkan
terjadinya perubahan konsumsi. Dirumuskan
𝒃 = 𝑴𝑷π‘ͺ =
βˆ†π‘ͺ
βˆ†π’€
Angka MPC lebih kecil dari satu (=0,...) artinya bahwa setiap terdapat pertambahan pendapatan tidak
seluruhnya untuk menambah konsumsi, tetapi sebagian juga untuk menambah tabungan.
2. Kecendrungan Mengonsumsi Rata-Rata/Average Propensity to Consume (APC) merupakan
perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan. Dirumuskan :
𝑨𝑷π‘ͺ =
π‘ͺ
𝒀
Berkaitan dengan APC nilai a dpat dicari dengan rumus :
APC = (APC – MPC) Y1
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga dalam
perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut.
Adapun hubungan antara besarnya konsumsi dan pendapatan, oleh Keynes dirumuskan dalam sebuah fungsi konsumsi
sbb :
C = a + bY
Keterangan :
C = pengeluaran untuk konsumsi (consumption)
a = konstanta, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan tidak ada (sama dengan nol)
disebut konsumsi otonom (Autonomous Consumption)
b = MPC Kecendrungan Konsumsi Marginal/MPC (Marginal Propensity to Consume) yaitu
perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan
pendapatan yang menyebabkan terjadinya perubahan konsumsi.
Y = Pendapatan disposable (pendapatan yang disap dibelanjakan)
B. Fungsi Tabungan
Tabungan adalah sisa pendapatan atau bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Dalam
lingkup makro ekonomi tabungan (Saving) didefenisikan sebagai bagian dari pendapatan nasional per tahun yang tidak
dikonsumsi.
Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan besarnya tabungan dengan pendapatan, dirumuskan
S= -a + (1-b)Y
Ket :
-a = autonomous saving (konsumsi otonom yang negatif) , dimana jika pendapatan turun sampai nol,maka konsumsi
otonom (pemenuhan kebutuhan) dibelanjai dengan tabungan negatif (pinjaman)
(1-b) = MPS
Dalam fungsi tabungan juga terdapat 2 konsep yang harus dipahami yaitu :
1. KecendrunganMenabung Marginal/MPS (Marginal Propencit to Save) yaitu perbandingan antara besarnya
perubahan tabungan dengan besarnya perubahan pendapatan yang menyebabkan terjadinya perubahan
konsumsi. Dirumuskan
(𝟏 βˆ’ 𝒃) = 𝑴𝑷𝑺 =
βˆ†π‘Ί
βˆ†π’€
Besar MPS lebih kecil dari satu dan dapat dinyatakan bahwa MPC + MPS = 1, artinya setiap terjadi kenaikan
pendapatan akan digunakan sebagian untuk menambah konsumsi dan sebagian lagi untuk menambah tabungan.
2. Kecedrungan Mengonsumsi Rata-Rata/Average Propensity to Save (APS) : perbandingan antara tingkat
tabungan dengan tingkat pendapatan pada saat kegiatan konsumsi dilakukan.
𝑨𝑷𝑺 =
𝑺
𝒀
Contoh Soal :
1. Diketahui fungsi konsumsiC = 20 + 0,8 Y
Ditanya:
a. Tentukan fungsi tabungannya!
b. Gambarkan kurva (grafik) fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya!
Jawab:
a. Diketahui fungsi C = 20 + 0,8 Y
S = –a + (1–b) Y (dari fungsi konsumsi diketahui a = 20dan b = 0,8) Sehingga
S = –20 + (1–0,8) Y
S = –20 + 0,2 Y, jadi fungsi tabungannya adalah:
S = –20 + 0,2 Y
b. Untuk menggambar fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, gunakan langkah–langkah berikut:
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 2
ο‚· Kurva Fungsi Konsumsi C = 20 + 0,8 Y
Titik potong dengan sumbu C (sumbu vertikal) bila Y= 0, terjadi pada titik (0,20)
Titik potong dengan scale line (garis skala), garis skala adalah garis yang membagi sudut menjadi dua bagian
yang sama dengan menunjukkan Y = C (Break Even Income). Untuk mencari titik potong dengan garis skala
kita harus mensubstitusikan Y = C ke dalam fungsi konsumsi di atas.
Y = C (karena Y = C maka C akan diganti Y)
C = 20 + 0,8 Y
sehingga, Y = 20 + 0,8 Y
Y – 0,8 Y = 20
0,2 Y = 20
π‘Œ =
20
0,2
Y = 100
ο‚· Kurva fungsi tabungan S = –20 + 0,2 Y
Titik potong dengan sumbu S (bila Y = 0) terjadi pada titik (0,–20)
Titik potong dengan sumbu Y (bila S = 0) terjadi pada titik (100,0)
2. Pada saat ia memperleh penghasilan Rp.1.200.000,- besarnya konsumsi Rp.900.000,- setelah penghasilannya naik
menjadi Rp.1.600.000,- konsumsinya menjadi Rp.1.000.000,- Tentukan fungsi konsumsinya !
Fungsi konsumsi juga dapat dicari menggunakan rumus:
𝐂 βˆ’ π‚πŸ
π‚πŸ βˆ’ π‚πŸ
=
𝐘 βˆ’ 𝐘𝟏
𝐘𝟐 βˆ’ 𝐘𝟏
C βˆ’ 900.000
1.000.000 βˆ’ 900.000
=
Y βˆ’ 1.200.000
1.600.000 βˆ’ 1.200.000
C βˆ’ 900.000
100.000
=
Y βˆ’ 1.200.000
400.000
C – 900.000 ( 400.000 ) = Y – 1.200.000 ( 100.000 )
400.000 C – 360.000.000.000 = 100.000 Y – 120.000.000.000
400.000 C = 100.000 Y – 120.000.000.000 + 360.000.000.000
400.000 C = 100.000 Y + 240.000.000.000
C = 100.000 Y + 240.000.000.000
400.000
C = 0,25 Y + 600.000
1. Diketahui fungsi konsumsi Tuan Drogba C = 100.000 + 0,6 Y
Tentukan
a. Berapa besar konsumsi bila pendapatan Tuan Drogba Rp. 500.000
b. Berdasarkan fungsi konsumsi di atas, tentukan fungsi tabungannya.
c. Berapa besar tabungan bila pendapatan Tuan Drogba Rp. 600.000
d. Titik Impas (Break Even Point) dimana seluruh pendapatan digunakan untuk konsumsi (Y=C)
Jawab :
a. Diketahui:
C = 100.000 + 0,6 Y
Ditanya : besarnya konsumsi (C) ketika pendapatan (Y) Tuan Droga Rp. 500.000
Dijawab :
Sekarang kita masukkan Y = 500.000 ke dalam persamaan tersebut
C = 100.000 + 0.6 x 500.000
C = 100.000 + 300.000
Jadi, bila Y = 500.000 maka besar konsumsi adalah Rp400.000,-.
b. Diketahui: C = 100.000 + 0,6 Y
Ditanya : Fungsi Tabungan (S)
Dijawab :
Dari persamaan di atas diketahui
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 3
a = 100.000 b = 0,6
Karena S = –a + (1–b) Y
Maka, fungsi tabungan adalah
S = –100.000 + (1-0,6)Y
S = –100.000 + 0,4Y
Jadi bila diketahui C = 100.000 + 0,6 Y
maka fungsi tabungannya adalah S = –100.000 + 0,4 Y
c. Diketahui:
S = –100.000 + 0,4 Y (dari soal c)
Ditanya : besarnya tabungan (S) ketika pendapatan Tuan Drogba Rp. 600.000
Dijawab :
Sekarang kita masukkan Y = 600.000 ke dalam persamaan tersebut
S = –100.000 + (0,4) 600.000
S = –100.000 + 240.000
S = 140.000
Jadi, bila Y = 600.000 maka besar tabungan Rp140.000,
d. Titik impas (Break Even Point) dihitung dengan rumus :
Y=C
Diketahui C = 100.000 + 0,6 Y
Ditanya = BEP...?
Dijawab :
Y=C
Y=100.000 + 0,6Y
Y – 0,6Y = 100.000
0,4Y = 100.000
π‘Œ =
100.000
0,4
Y = 250.000
Jadi ketika pendapatannya sebesar Rp. 250.000 seluruhnya digunakan untuk konsumsi
2. Diketahui fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,60Y. Bila pendapatan sebesar Rp. 600.000 tentukan besar tabungannya?
Diketahui : C= 100.000 + 0,60Y
Y = Rp. 600.000
Ditanya : Besarnya tabungan (S) ketika pendapatan (Y) sebesar Rp. 600.000
Dijawab :
Karena yang ditanya besar tabungan, agar lebih mudah kita harus
membuat fungsi tabungannya lebih dulu, yakni :
C = 100.000 + 0,60 Y maka diubah menjadi fungsi tabungan adalah
S = -100.000 + (1 – 0,60) Y
S= -100.000 + 0,40 Y
Sekarang kita masukan Y = Rp. 600.000 ke dalam persamaan fungsi tabungan
S= -100.000 + 0,40 (600.000)
S= 140.000
Jadi, bila pendapatan Rp. 600.000 maka tabungannya adalah Rp.140.000.
3. Diketahui fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,25Y
Jika terjadi peningkatan pendapatan Rp. 200.000 menjadi Rp. 250.000, maka terjadi peningkatan tabungan sebesar ....
Penyelesaian :
Diketahui C = 100.000 + 0,25Y
Y1 = 200.000
Y2 = 250.000
Ditanya : besarnya peningkatan tabungan (βˆ†S=S2-S1)
Dijawab :
Langkah 1 : menghitung besarnya S1 (tabungan) ketika pendapatan 200.000 (Y1)
C= 100.000 + 0,25 Y diubah ke dalam fungsi tabungan menjadi
S= -100.000 + 0,75Y
S = -100.000 + 0,75 (200.000)
S = 50.000
Langkah 2 : menghitung besarnya S2 (tabungan) ketika pendapatan 250.000 (Y2)
S=-100.000 + 0,75Y
S=-100.000 + 0,75 (250.000)
S=87.500
Langkah 3 : setelah diketahui S1 dan S2 maka besarnya peningkatan tabungannya adalah
S2 – S1
Rp. 87.500 – Rp. 50.000 = Rp. 37.500
C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konsumsi dan Tabungan
Telah dijelaskan bahwa konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatan disposable. Namun ada beberapa faktor
lain yang juga menentukan Konsumsi dan Tabungan yaitu :
1. Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi
ο‚· Pendapatan/kekayaan rumah tangga ο‚· Tingkat bunga bank
ο‚· Ekspektasi/perkiraan harga di masa depan ο‚· Jumlah anggota keluarga
ο‚· Demografi (jumlah penduduk)
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 4
2. Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan
ο‚· Pendapatan rumah tangga ο‚· tingkat bunga
ο‚· sikap berhemat ο‚· distribusi pendapatan
ο‚· kondisi perekonomian ο‚·
Selain itu perlu juga diketahui tentang faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan tingkat konsumsi dan
tabungan yaitu :
ο‚· kekayaan yang telah terkumpul ο‚· tingkat bunga
ο‚· sikap berhemat ο‚· keadaan perekonomian
ο‚· distribusi pendapatan ο‚· tersedia tidaknya dana untuk pensiun
D. Fungsi Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi lazim juga disebut dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal yang merupakan
komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Namun perlu diketahi bahwa Investasi adalah
pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksiuntuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang moal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Terkadang juga
dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang telah lama dan perlu didepresiasikan. Pada prakteknya
yang diglolongkan sebagai investasi meliputi pembelanjaan/pengeluaran sebagai berikut :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan
berbagai jenis industri dan perusahaan
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan
lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses
produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi di atas dinamakan investasi bruto yaitu investasi untuk menambah
kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.
2. Macam-Macam Investasi
Investasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Investasi Finansial
Penanaman modal yang ditempatkan pada pembelian surat berharga misalnya pembelian saham, obligasi, atau
SBI
Kegiatan membeli saham belum digolongkan sebagai investasi. Akantetapi, bila perusahaan yang memperoleh
uang dari penjualan saham menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan
produksi barulah kegiatan pembelian tersebut digolongkan sebagai investasi.
Tujuan sebuah perusahaan melakukan pembelian surat berharga :
ο‚· Melakukan spekulasi atau diperjualbelikan dengan memperoleh selisih harga sebagai keuntungan
ο‚· Mendapatkan bagian keuntungan dari perusahan atau menerima pembayaran bunga
b. Investasi Riil
Penanaman modal dalam bentuk pembelian aset produktif, misalnya pembelian peralatan atau mesin-mesin
perusahaan untuk pembelian bahan baku untuk kegiatan produksi maupun pembelian bahan baku.
Faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah tingkat suku bunga dan Tingkat Pengembalian yang
Diharapkan(Expected Rate of Return).
Perhatikan contoh :
Seorang pengusaha yang memiliki tabungan yang besar dalam menjamin terciptanya investasi. pengusaha
memiliki dua pilihan yaitu membungakan uangnya atau menanamkannya untuk usaha. Apabila bunga lebih tinggi
dari daripada keuntungan iinvestasi, pengusaha tersebut akan membungakan uangnya. Apabila bunga lebih rendah
dari keuntungan investasi , pengusaha tersebut akan menanamkan uangnya untuk usaha.
Sebaliknya bila investasi yang dilakukan investor dari uang pinjaman maka semakin tinggi suku bunga jumlah
investasi semakin rendah atau kecil karena, semakin tinggi suku bunga berarti akan semakin banyak jumlah bunga
yang harus dibayar oleh investor.
Namun ada beberapa faktor lain yang memengaruhi tingkat investasi yaitu :
ο‚· Inovasi dan teknologi ο‚· Tingkat perekonomian (adanya peluang pasar dan iklim
usaha yang kondusif)
ο‚· Ramalan atau harapan perekonomian di masa
mendatang (ekspektasi masa depan)
ο‚· Tingkat keuntungan perusahaan
ο‚· Situasi politik negara ο‚· Tingkat pendapatan nasional
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 5
E. Hubungan Antara Konsumsi, Investasi dan Tabungan
Sumber
Ekonomi SMA Jilid 1, MT. Ritonga, Yoga Firdaus. PT. Phibeta Jakarta 2007
Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 1, Rusdarti-Kusmuriyanto. PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2008
Ekonomi SMA Kelas X, Alam S.Esis. 2006
BSE Ekonomi Kelas X Chumidatus Sa'dyah (http://bse.kemdiknas.com)
Y = C + S
Y = C + I
C + S = C+ I
S = I
Keterangan: Nilai tabungan sama dengan nilai investasi, tinggi rendahnya nilai tabungan akan diikuti oleh
tinggi rendahnya nilai investasi, karena tabungan merupakan sumber utama pembiayaan investasi. Alasanya
Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber utama lembaga keuangan (bank/nonbank) dalam
melakukan pinjaman akan berdampak pada berkurangnya jumlah pinjaman yang disalurkan kepada nasabah.
Hal ini akan menyulitkan para pelaku investasi dalam memperoleh pinjaman untuk melakukan investasiSelain
itu, kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, dan taraf kemakmuran masyarakat.

More Related Content

What's hot

Bab 4 bunga majemuk
Bab 4 bunga majemukBab 4 bunga majemuk
Bab 4 bunga majemukMirabela Islami
Β 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorSudirman Jie
Β 
keseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMkeseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMmas karebet
Β 
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...padlah1984
Β 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutanmsahuleka
Β 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
Β 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiIka Maya Susanti
Β 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBambang Deswantoro
Β 
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisiPerbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisirinawlnsr
Β 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHOnal Lensun
Β 
Kelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiKelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiRama AchMad
Β 
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasimahasiswaunida
Β 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
Β 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
Β 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiHaidar Bashofi
Β 
Aplikasi deret hitung
Aplikasi deret hitungAplikasi deret hitung
Aplikasi deret hitungyy rahmat
Β 
Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.
Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.
Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.Deby Andriana
Β 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
Β 

What's hot (20)

Bab 4 bunga majemuk
Bab 4 bunga majemukBab 4 bunga majemuk
Bab 4 bunga majemuk
Β 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
Β 
keseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMkeseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LM
Β 
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Β 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutan
Β 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Β 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Β 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Β 
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisiPerbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Β 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Β 
Kelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiKelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomi
Β 
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Β 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
Β 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
Β 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
Β 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Β 
Aplikasi deret hitung
Aplikasi deret hitungAplikasi deret hitung
Aplikasi deret hitung
Β 
Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.
Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.
Bab 7 MANAJEMEN dasar dasar perencanaan ppt.
Β 
Manajemen Dana Bank
Manajemen Dana BankManajemen Dana Bank
Manajemen Dana Bank
Β 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Β 

Similar to Konsumsi, Tabungan dan Investasi

Pendapatan konsumsi-tabungan-investasi
Pendapatan konsumsi-tabungan-investasiPendapatan konsumsi-tabungan-investasi
Pendapatan konsumsi-tabungan-investasiFathur Marah
Β 
Revisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docx
Revisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docxRevisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docx
Revisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docxabeskiyunitdi2
Β 
3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptx
3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptx3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptx
3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptxAbdulWahid367122
Β 
Konsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiKonsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiwardayadi007
Β 
6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptx
6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptx6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptx
6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptxWinaPaul
Β 
7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.ppt
7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.ppt7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.ppt
7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.pptMaulidyaHikmah
Β 
ppt-konsumsi-dan-investasi-21.ppt
ppt-konsumsi-dan-investasi-21.pptppt-konsumsi-dan-investasi-21.ppt
ppt-konsumsi-dan-investasi-21.pptEkaPazlawani
Β 
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptxPEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Materi konsumsi & investasi
Materi konsumsi & investasiMateri konsumsi & investasi
Materi konsumsi & investasiRadius Ndruru
Β 
Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24
Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24
Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24Myusuf852079
Β 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiYasmin Pambudi Putri
Β 
Konsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMI
Konsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMIKonsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMI
Konsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMIOoshima Yuuko
Β 
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.pptP 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.pptMedina117852
Β 
Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi dan TabunganKonsumsi dan Tabungan
Konsumsi dan TabunganFair Nurfachrizi
Β 
Pembahasan soal fungsi konsumsi dan tabungan
Pembahasan soal fungsi konsumsi dan tabunganPembahasan soal fungsi konsumsi dan tabungan
Pembahasan soal fungsi konsumsi dan tabunganlexi pontus
Β 
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxPERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 

Similar to Konsumsi, Tabungan dan Investasi (20)

Pendapatan konsumsi-tabungan-investasi
Pendapatan konsumsi-tabungan-investasiPendapatan konsumsi-tabungan-investasi
Pendapatan konsumsi-tabungan-investasi
Β 
Makro 08 konsumsidaninvestasi
Makro 08 konsumsidaninvestasiMakro 08 konsumsidaninvestasi
Makro 08 konsumsidaninvestasi
Β 
Revisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docx
Revisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docxRevisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docx
Revisi tugas Pengantar Ekonomi 3.docx
Β 
Presentasi makro
Presentasi makroPresentasi makro
Presentasi makro
Β 
3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptx
3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptx3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptx
3._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_III_azizah (1).pptx
Β 
Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor
Keseimbangan Ekonomi Dua SektorKeseimbangan Ekonomi Dua Sektor
Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor
Β 
Iiiiiiiiii
IiiiiiiiiiIiiiiiiiii
Iiiiiiiiii
Β 
Konsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiKonsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasi
Β 
6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptx
6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptx6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptx
6. Fungsi Tabungan & Konsumsi.pptx
Β 
7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.ppt
7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.ppt7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.ppt
7. Konsep Tabungan, APC, APS, MPC, MPS dan BEP.ppt
Β 
ppt-konsumsi-dan-investasi-21.ppt
ppt-konsumsi-dan-investasi-21.pptppt-konsumsi-dan-investasi-21.ppt
ppt-konsumsi-dan-investasi-21.ppt
Β 
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptxPEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
Β 
Materi konsumsi & investasi
Materi konsumsi & investasiMateri konsumsi & investasi
Materi konsumsi & investasi
Β 
Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24
Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24
Teori_Ekonomi_Makro_05.Materi Tabungan24
Β 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Β 
Konsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMI
Konsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMIKonsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMI
Konsumsi, tabungan, dan investasi EKONOMI
Β 
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.pptP 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
Β 
Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi dan TabunganKonsumsi dan Tabungan
Konsumsi dan Tabungan
Β 
Pembahasan soal fungsi konsumsi dan tabungan
Pembahasan soal fungsi konsumsi dan tabunganPembahasan soal fungsi konsumsi dan tabungan
Pembahasan soal fungsi konsumsi dan tabungan
Β 
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxPERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
Β 

More from Jogo Hera

Pembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soal
Pembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soalPembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soal
Pembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soalJogo Hera
Β 
Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)Jogo Hera
Β 
Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)Jogo Hera
Β 
Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu EkonomiKonsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu EkonomiJogo Hera
Β 
Sistem Ekonomi
Sistem EkonomiSistem Ekonomi
Sistem EkonomiJogo Hera
Β 
Perilaku Konsumen
Perilaku KonsumenPerilaku Konsumen
Perilaku KonsumenJogo Hera
Β 
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis PasarPasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis PasarJogo Hera
Β 
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaPermintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaJogo Hera
Β 
Uang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanUang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanJogo Hera
Β 
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)Jogo Hera
Β 
Pendapatan Nasional
Pendapatan NasionalPendapatan Nasional
Pendapatan NasionalJogo Hera
Β 
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi MakroEkonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi MakroJogo Hera
Β 
Materi Ajar Inflasi
Materi Ajar InflasiMateri Ajar Inflasi
Materi Ajar InflasiJogo Hera
Β 
Manusia dan Kebutuhan
Manusia dan KebutuhanManusia dan Kebutuhan
Manusia dan KebutuhanJogo Hera
Β 
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Jogo Hera
Β 
Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)
Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)
Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)Jogo Hera
Β 
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasaJurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasaJogo Hera
Β 
Penyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan Jasa
Penyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan JasaPenyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan Jasa
Penyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan JasaJogo Hera
Β 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajakJogo Hera
Β 
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)Jogo Hera
Β 

More from Jogo Hera (20)

Pembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soal
Pembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soalPembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soal
Pembelajaran menggunakan model direct instruction dengan media kartu soal
Β 
Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Pembangunan Ekonomi (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Β 
Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Manajemen (Bahan Ajar Ekonomi Berdasarkan K-13)
Β 
Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu EkonomiKonsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Β 
Sistem Ekonomi
Sistem EkonomiSistem Ekonomi
Sistem Ekonomi
Β 
Perilaku Konsumen
Perilaku KonsumenPerilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
Β 
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis PasarPasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Β 
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaPermintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Β 
Uang dan Perbankkan
Uang dan PerbankkanUang dan Perbankkan
Uang dan Perbankkan
Β 
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Β 
Pendapatan Nasional
Pendapatan NasionalPendapatan Nasional
Pendapatan Nasional
Β 
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi MakroEkonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Β 
Materi Ajar Inflasi
Materi Ajar InflasiMateri Ajar Inflasi
Materi Ajar Inflasi
Β 
Manusia dan Kebutuhan
Manusia dan KebutuhanManusia dan Kebutuhan
Manusia dan Kebutuhan
Β 
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Β 
Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)
Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)
Kumpulan Soal UN Ekonomi SMA (Persiapan UN Ekonomi SMA Tahun 2015)
Β 
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasaJurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Β 
Penyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan Jasa
Penyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan JasaPenyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan Jasa
Penyusunan Jurnal Penutup Pada Perusahaan Jasa
Β 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajak
Β 
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Β 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
Β 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Β 

Konsumsi, Tabungan dan Investasi

  • 1. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 1 Konsumsi, Tabungan dan Investasi A. Fungsi Konsumsi Dalam kaitannya dengan Pendapatan, Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi. Jadi, besarnya pendapatan akan sama dengan besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan dirumuskan Y = C + S Sehingga dari rumus ini kita juga dapat menghitung besarnya Konsumsi (C) dan Tabungan (S) sbb: C = Y – S S = Y – C Pada Fungsi Konsumsi terdapat 2 konsep yang harus dipahami yaitu : 1. Kecendrungan Konsumsi Marginal/MPC (Marginal Propensity to Consume) yaitu perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan yang menyebabkan terjadinya perubahan konsumsi. Dirumuskan 𝒃 = 𝑴𝑷π‘ͺ = βˆ†π‘ͺ βˆ†π’€ Angka MPC lebih kecil dari satu (=0,...) artinya bahwa setiap terdapat pertambahan pendapatan tidak seluruhnya untuk menambah konsumsi, tetapi sebagian juga untuk menambah tabungan. 2. Kecendrungan Mengonsumsi Rata-Rata/Average Propensity to Consume (APC) merupakan perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan. Dirumuskan : 𝑨𝑷π‘ͺ = π‘ͺ 𝒀 Berkaitan dengan APC nilai a dpat dicari dengan rumus : APC = (APC – MPC) Y1 Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut. Adapun hubungan antara besarnya konsumsi dan pendapatan, oleh Keynes dirumuskan dalam sebuah fungsi konsumsi sbb : C = a + bY Keterangan : C = pengeluaran untuk konsumsi (consumption) a = konstanta, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan tidak ada (sama dengan nol) disebut konsumsi otonom (Autonomous Consumption) b = MPC Kecendrungan Konsumsi Marginal/MPC (Marginal Propensity to Consume) yaitu perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan yang menyebabkan terjadinya perubahan konsumsi. Y = Pendapatan disposable (pendapatan yang disap dibelanjakan) B. Fungsi Tabungan Tabungan adalah sisa pendapatan atau bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Dalam lingkup makro ekonomi tabungan (Saving) didefenisikan sebagai bagian dari pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi. Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan besarnya tabungan dengan pendapatan, dirumuskan S= -a + (1-b)Y Ket : -a = autonomous saving (konsumsi otonom yang negatif) , dimana jika pendapatan turun sampai nol,maka konsumsi otonom (pemenuhan kebutuhan) dibelanjai dengan tabungan negatif (pinjaman) (1-b) = MPS Dalam fungsi tabungan juga terdapat 2 konsep yang harus dipahami yaitu : 1. KecendrunganMenabung Marginal/MPS (Marginal Propencit to Save) yaitu perbandingan antara besarnya perubahan tabungan dengan besarnya perubahan pendapatan yang menyebabkan terjadinya perubahan konsumsi. Dirumuskan (𝟏 βˆ’ 𝒃) = 𝑴𝑷𝑺 = βˆ†π‘Ί βˆ†π’€ Besar MPS lebih kecil dari satu dan dapat dinyatakan bahwa MPC + MPS = 1, artinya setiap terjadi kenaikan pendapatan akan digunakan sebagian untuk menambah konsumsi dan sebagian lagi untuk menambah tabungan. 2. Kecedrungan Mengonsumsi Rata-Rata/Average Propensity to Save (APS) : perbandingan antara tingkat tabungan dengan tingkat pendapatan pada saat kegiatan konsumsi dilakukan. 𝑨𝑷𝑺 = 𝑺 𝒀 Contoh Soal : 1. Diketahui fungsi konsumsiC = 20 + 0,8 Y Ditanya: a. Tentukan fungsi tabungannya! b. Gambarkan kurva (grafik) fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya! Jawab: a. Diketahui fungsi C = 20 + 0,8 Y S = –a + (1–b) Y (dari fungsi konsumsi diketahui a = 20dan b = 0,8) Sehingga S = –20 + (1–0,8) Y S = –20 + 0,2 Y, jadi fungsi tabungannya adalah: S = –20 + 0,2 Y b. Untuk menggambar fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, gunakan langkah–langkah berikut:
  • 2. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 2 ο‚· Kurva Fungsi Konsumsi C = 20 + 0,8 Y Titik potong dengan sumbu C (sumbu vertikal) bila Y= 0, terjadi pada titik (0,20) Titik potong dengan scale line (garis skala), garis skala adalah garis yang membagi sudut menjadi dua bagian yang sama dengan menunjukkan Y = C (Break Even Income). Untuk mencari titik potong dengan garis skala kita harus mensubstitusikan Y = C ke dalam fungsi konsumsi di atas. Y = C (karena Y = C maka C akan diganti Y) C = 20 + 0,8 Y sehingga, Y = 20 + 0,8 Y Y – 0,8 Y = 20 0,2 Y = 20 π‘Œ = 20 0,2 Y = 100 ο‚· Kurva fungsi tabungan S = –20 + 0,2 Y Titik potong dengan sumbu S (bila Y = 0) terjadi pada titik (0,–20) Titik potong dengan sumbu Y (bila S = 0) terjadi pada titik (100,0) 2. Pada saat ia memperleh penghasilan Rp.1.200.000,- besarnya konsumsi Rp.900.000,- setelah penghasilannya naik menjadi Rp.1.600.000,- konsumsinya menjadi Rp.1.000.000,- Tentukan fungsi konsumsinya ! Fungsi konsumsi juga dapat dicari menggunakan rumus: 𝐂 βˆ’ π‚πŸ π‚πŸ βˆ’ π‚πŸ = 𝐘 βˆ’ 𝐘𝟏 𝐘𝟐 βˆ’ 𝐘𝟏 C βˆ’ 900.000 1.000.000 βˆ’ 900.000 = Y βˆ’ 1.200.000 1.600.000 βˆ’ 1.200.000 C βˆ’ 900.000 100.000 = Y βˆ’ 1.200.000 400.000 C – 900.000 ( 400.000 ) = Y – 1.200.000 ( 100.000 ) 400.000 C – 360.000.000.000 = 100.000 Y – 120.000.000.000 400.000 C = 100.000 Y – 120.000.000.000 + 360.000.000.000 400.000 C = 100.000 Y + 240.000.000.000 C = 100.000 Y + 240.000.000.000 400.000 C = 0,25 Y + 600.000 1. Diketahui fungsi konsumsi Tuan Drogba C = 100.000 + 0,6 Y Tentukan a. Berapa besar konsumsi bila pendapatan Tuan Drogba Rp. 500.000 b. Berdasarkan fungsi konsumsi di atas, tentukan fungsi tabungannya. c. Berapa besar tabungan bila pendapatan Tuan Drogba Rp. 600.000 d. Titik Impas (Break Even Point) dimana seluruh pendapatan digunakan untuk konsumsi (Y=C) Jawab : a. Diketahui: C = 100.000 + 0,6 Y Ditanya : besarnya konsumsi (C) ketika pendapatan (Y) Tuan Droga Rp. 500.000 Dijawab : Sekarang kita masukkan Y = 500.000 ke dalam persamaan tersebut C = 100.000 + 0.6 x 500.000 C = 100.000 + 300.000 Jadi, bila Y = 500.000 maka besar konsumsi adalah Rp400.000,-. b. Diketahui: C = 100.000 + 0,6 Y Ditanya : Fungsi Tabungan (S) Dijawab : Dari persamaan di atas diketahui
  • 3. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 3 a = 100.000 b = 0,6 Karena S = –a + (1–b) Y Maka, fungsi tabungan adalah S = –100.000 + (1-0,6)Y S = –100.000 + 0,4Y Jadi bila diketahui C = 100.000 + 0,6 Y maka fungsi tabungannya adalah S = –100.000 + 0,4 Y c. Diketahui: S = –100.000 + 0,4 Y (dari soal c) Ditanya : besarnya tabungan (S) ketika pendapatan Tuan Drogba Rp. 600.000 Dijawab : Sekarang kita masukkan Y = 600.000 ke dalam persamaan tersebut S = –100.000 + (0,4) 600.000 S = –100.000 + 240.000 S = 140.000 Jadi, bila Y = 600.000 maka besar tabungan Rp140.000, d. Titik impas (Break Even Point) dihitung dengan rumus : Y=C Diketahui C = 100.000 + 0,6 Y Ditanya = BEP...? Dijawab : Y=C Y=100.000 + 0,6Y Y – 0,6Y = 100.000 0,4Y = 100.000 π‘Œ = 100.000 0,4 Y = 250.000 Jadi ketika pendapatannya sebesar Rp. 250.000 seluruhnya digunakan untuk konsumsi 2. Diketahui fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,60Y. Bila pendapatan sebesar Rp. 600.000 tentukan besar tabungannya? Diketahui : C= 100.000 + 0,60Y Y = Rp. 600.000 Ditanya : Besarnya tabungan (S) ketika pendapatan (Y) sebesar Rp. 600.000 Dijawab : Karena yang ditanya besar tabungan, agar lebih mudah kita harus membuat fungsi tabungannya lebih dulu, yakni : C = 100.000 + 0,60 Y maka diubah menjadi fungsi tabungan adalah S = -100.000 + (1 – 0,60) Y S= -100.000 + 0,40 Y Sekarang kita masukan Y = Rp. 600.000 ke dalam persamaan fungsi tabungan S= -100.000 + 0,40 (600.000) S= 140.000 Jadi, bila pendapatan Rp. 600.000 maka tabungannya adalah Rp.140.000. 3. Diketahui fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,25Y Jika terjadi peningkatan pendapatan Rp. 200.000 menjadi Rp. 250.000, maka terjadi peningkatan tabungan sebesar .... Penyelesaian : Diketahui C = 100.000 + 0,25Y Y1 = 200.000 Y2 = 250.000 Ditanya : besarnya peningkatan tabungan (βˆ†S=S2-S1) Dijawab : Langkah 1 : menghitung besarnya S1 (tabungan) ketika pendapatan 200.000 (Y1) C= 100.000 + 0,25 Y diubah ke dalam fungsi tabungan menjadi S= -100.000 + 0,75Y S = -100.000 + 0,75 (200.000) S = 50.000 Langkah 2 : menghitung besarnya S2 (tabungan) ketika pendapatan 250.000 (Y2) S=-100.000 + 0,75Y S=-100.000 + 0,75 (250.000) S=87.500 Langkah 3 : setelah diketahui S1 dan S2 maka besarnya peningkatan tabungannya adalah S2 – S1 Rp. 87.500 – Rp. 50.000 = Rp. 37.500 C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konsumsi dan Tabungan Telah dijelaskan bahwa konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatan disposable. Namun ada beberapa faktor lain yang juga menentukan Konsumsi dan Tabungan yaitu : 1. Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi ο‚· Pendapatan/kekayaan rumah tangga ο‚· Tingkat bunga bank ο‚· Ekspektasi/perkiraan harga di masa depan ο‚· Jumlah anggota keluarga ο‚· Demografi (jumlah penduduk)
  • 4. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 4 2. Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan ο‚· Pendapatan rumah tangga ο‚· tingkat bunga ο‚· sikap berhemat ο‚· distribusi pendapatan ο‚· kondisi perekonomian ο‚· Selain itu perlu juga diketahui tentang faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan tingkat konsumsi dan tabungan yaitu : ο‚· kekayaan yang telah terkumpul ο‚· tingkat bunga ο‚· sikap berhemat ο‚· keadaan perekonomian ο‚· distribusi pendapatan ο‚· tersedia tidaknya dana untuk pensiun D. Fungsi Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi lazim juga disebut dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal yang merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Namun perlu diketahi bahwa Investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksiuntuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang moal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Terkadang juga dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang telah lama dan perlu didepresiasikan. Pada prakteknya yang diglolongkan sebagai investasi meliputi pembelanjaan/pengeluaran sebagai berikut : a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan lainnya. c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional. Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi di atas dinamakan investasi bruto yaitu investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto. 2. Macam-Macam Investasi Investasi dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Investasi Finansial Penanaman modal yang ditempatkan pada pembelian surat berharga misalnya pembelian saham, obligasi, atau SBI Kegiatan membeli saham belum digolongkan sebagai investasi. Akantetapi, bila perusahaan yang memperoleh uang dari penjualan saham menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi barulah kegiatan pembelian tersebut digolongkan sebagai investasi. Tujuan sebuah perusahaan melakukan pembelian surat berharga : ο‚· Melakukan spekulasi atau diperjualbelikan dengan memperoleh selisih harga sebagai keuntungan ο‚· Mendapatkan bagian keuntungan dari perusahan atau menerima pembayaran bunga b. Investasi Riil Penanaman modal dalam bentuk pembelian aset produktif, misalnya pembelian peralatan atau mesin-mesin perusahaan untuk pembelian bahan baku untuk kegiatan produksi maupun pembelian bahan baku. Faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah tingkat suku bunga dan Tingkat Pengembalian yang Diharapkan(Expected Rate of Return). Perhatikan contoh : Seorang pengusaha yang memiliki tabungan yang besar dalam menjamin terciptanya investasi. pengusaha memiliki dua pilihan yaitu membungakan uangnya atau menanamkannya untuk usaha. Apabila bunga lebih tinggi dari daripada keuntungan iinvestasi, pengusaha tersebut akan membungakan uangnya. Apabila bunga lebih rendah dari keuntungan investasi , pengusaha tersebut akan menanamkan uangnya untuk usaha. Sebaliknya bila investasi yang dilakukan investor dari uang pinjaman maka semakin tinggi suku bunga jumlah investasi semakin rendah atau kecil karena, semakin tinggi suku bunga berarti akan semakin banyak jumlah bunga yang harus dibayar oleh investor. Namun ada beberapa faktor lain yang memengaruhi tingkat investasi yaitu : ο‚· Inovasi dan teknologi ο‚· Tingkat perekonomian (adanya peluang pasar dan iklim usaha yang kondusif) ο‚· Ramalan atau harapan perekonomian di masa mendatang (ekspektasi masa depan) ο‚· Tingkat keuntungan perusahaan ο‚· Situasi politik negara ο‚· Tingkat pendapatan nasional
  • 5. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 5 E. Hubungan Antara Konsumsi, Investasi dan Tabungan Sumber Ekonomi SMA Jilid 1, MT. Ritonga, Yoga Firdaus. PT. Phibeta Jakarta 2007 Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 1, Rusdarti-Kusmuriyanto. PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2008 Ekonomi SMA Kelas X, Alam S.Esis. 2006 BSE Ekonomi Kelas X Chumidatus Sa'dyah (http://bse.kemdiknas.com) Y = C + S Y = C + I C + S = C+ I S = I Keterangan: Nilai tabungan sama dengan nilai investasi, tinggi rendahnya nilai tabungan akan diikuti oleh tinggi rendahnya nilai investasi, karena tabungan merupakan sumber utama pembiayaan investasi. Alasanya Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber utama lembaga keuangan (bank/nonbank) dalam melakukan pinjaman akan berdampak pada berkurangnya jumlah pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Hal ini akan menyulitkan para pelaku investasi dalam memperoleh pinjaman untuk melakukan investasiSelain itu, kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, dan taraf kemakmuran masyarakat.