SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
TUGAS RESUME / UAS
SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
Ujian akhir semester ( UAS )
TAKE HOME ESAM
Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. ALI MODLOFIR, MA
Oleh
SUPRIYO
NIM : 6117001
PROGAM PASCA SARJANA
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
2017
PENDIDIKAN PROFESSIONAL,
Profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus
dipelajari secara sengaja, sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan
orang lain. Dalam kaitan ini seorang pekerja profesional dapat dibedakan dari
seorang pekerja amatir walaupun sama-sama menguasai sejumlah teknik dan
prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional memiliki filosofi
untuk menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya. (Syafruddin Nurdin, 2005:
13-14).
Sementara Ahmad Tafsir mengemukakan 10 kriteria/syarat untuk
sebuah pekerjaan yang bisa disebut profesi, yaitu:
1. Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.
2. Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
4. Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic dan
kompetensi aplikatif.
6. Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan profesinya.
7. Profesi memiliki kode etik.
8. Profesi miliki klien yang jelas.
9. Profesi memiliki organisasi profesi.
10. Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain.
(Ahmad Tafsir, 1992: 108).
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Pasal 39
(ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan professional. Teks lengkapnya
sebagai berikut:
“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi”.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 7 ayat 1, prinsip profesional guru mencakup karakteristik sebagai
berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealisme.
2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
4. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi.
5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan.
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
keprofesionalan.
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan keprofesian. (Sekretariat Negara, 2005: 15):
ETIKA
Etika didefinisikan sebagai “A set of rules that define right and
wrong conducts” (William C. Frederick, 1998:52). Seperangkat aturan/undang-
undang yang menentukan pada perilaku benar dan salah.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ethical rules: when our behaviors
is acceptable and when it is disapproved and considered to be wrong. Ethical
rules are guides to moral behavior. Aturan perilaku etik ketika tingkah laku kita
diterima masyarakat, dan sebaliknya manakala perilaku kita ditolak oleh
masyarakat karena dinilai sebagai perbuatan salah Jika perilaku kita
diterima dan menguntungkan bagi banyak pihak, maka hal itu dinilai sebagai
perilaku etis karena mendatangkan manfaat positif dan keuntungan bagi
semua pihak. Sebaliknya manakala perilaku kita merugikan banyak pihak,
maka pasti akan ditolak karena merugikan masyarakat, dan karena itu perilaku
ini dinilai sebagai tidak etis dilakukan. Oleh karenanya aturan etika merupakan
pedoman bagi perilaku moral di dalam masyarakat.
Etika merupakan suatu studi moralitas. Kita dapat
mendefinisikan moralitas sebagai pedoman atau standar bagi individu atau
masyarakat tentang tindakan benar dan salah atau baik dan buruk. Dengan
perkataan lain bahwa moralitas merupakan standar atau pedoman bagi individu
atau kelompok dalam menjalankan aktivitasnya. Sehingga dengan demikian
dapat diketahui bagaimana perilaku salah dan benar atau baik dan buruk itu.
Standar dan pedoman itu dapat dipakai sebagai landasan untuk mengukur
perilaku benar atau salah, baik dan buruk atas perilaku orang atau kelompok
orang di dalam interaksinya dengan orang lain atau lingkungan dan masyarakat.
Etika di dalam Islam mengacu pada dua sumber yaitu Qur’an
dan Sunnah atau Hadits Nabi. Dua sumber ini merupakan sentral segala sumber
yang membimbing segala perilaku dalam menjalankan ibadah, perbuatan atau
aktivitas umat Islam yang benar-benar menjalankan ajaran Islam. Tetapi
dalam implementasi pemberlakuan sumber ini secara lebih substantive sesuai
dengan tuntutan perkembangan budaya dan zaman yang selalu dinamis ini
diperlukan suatu proses penafsiran, ijtihad baik bersifat kontekstual maupun
secara tekstual. Oleh karena yaitu diperlukan proses pemikiran dan logika yang
terbimbing oleh nalar sehat, pikiran jernih, nurani yang cerdas dalam
pemahaman ayat-ayat Qur’an dan Sunnah Nabi dalam rangka memperoleh
filosofi etika di dalam masyarakat Islam. Bukankah Allah menuntut di dalam
Qur’an kepada umat manusia agar menggunakan akal dalam mensikapi dan
mengkritisi kehidupan yang dinamis ini.
Etika di dalam Islam mengacu pada dua sumber yaitu
Qur’an dan Sunnah atau Hadits Nabi. Dua sumber ini merupakan
sentral segala sumber yang membimbing segala perilaku dalam menjalankan
ibadah, perbuatan atau aktivitas umat Islam yang benar-benar menjalankan
ajaran Islam. Etika dalam Islam menyangkut norma dan tuntunan atau ajaran
yang mengatur sistem kehidupan individu atau lembaga (corporate), kelompok
dan masyarakat dalam interaksi hidup antar individu, antar kelompok atau
masyarakat dalam konteks hubungan dengan Allah dan lingkungan. Di dalam
sistem etika Islam ada sistem penilaian atas perbuatan atau perilaku yang
bernilai baik dan bernilai buruk.
Perilaku baik menyangkut semua perilaku atau aktivitas yang
didorong oleh kehendak akal fikir dan hati nurani dalam berkewajiban
menjalankan perintah Allah dan termotivasi untuk menjalankan anjuran Allah.
Perilaku buruk menyangkut semua aktivitas yang dilarang oleh Allah, di mana
manusia dalam melakukan perilaku buruk atau jahat ini tedorong oleh hawa
nafsu, godaan syaitan untuk melakukan perbuatan atau perilaku buruk atau
jahat yang akan mendatangkan dosa bagi pelakunya dalam arti merugikan diri
sendiri dan yang berdampak pada orang lain atau masyarakat.
Etika profesi keguruan adalah aplikasi etika umum yang mengatur
perilaku keguruan. Norma moralitas merupakan landasan yang menjadi
acuan profesi dalam perilakunya. Dasar perilakunya tidak hanya hukum-
hukum pendidikan dan prosedur kependidikan saja yang mendorong perilaku
guru itu, tetapi nilai moral dan etika juga menjadi acuan penting yang harus
dijadikan landasan kebijakannya.
Dari sudut pandang keprofesian, kita dihadapkan pada tidak
mudahnya mendefinisikan secara pasti mengenai apa, siapa, dan bagaimana
profesi keguruan. Sekalipun jabatan guru disebut sebagai suatu profesi dan
definisi profesi beserta krietrianya telah dibuat, kesulitan dihadapi pada saat
definisi dan kriteria tersebut dicocokan dengan kenyataan di lapangan. Latar
belakang pendidikan, pengalaman, komitmen dan penampilan guru kita amat
beragam. Akses dan motivasi para guru untuk meningkatkan
profesionalismenya juga berbeda-beda. Sementara itu, kehendak untuk
meningkatkan profesionalisme guru seringkali dihadapkan pada agenda-agenda
mendesak yang membuat skenario yang telah dibuat sebelumnya mengalami
penyesuaian.
perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya
terletak dalam tugas dan tanggungjawabnya. Tugas dan tanggung jawab
tersebut erat kaitannya dengan kemampuan-kemampuan yang disyaratkan
untuk memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain ialah
kompetensi guru.
Profesionalitas guru PAI adalah gambaran atau keadaan derajat keprofesian
setiap guru PAI dalam menggapai sikap mental, pengetahuan, dan
keahlian/keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya dalam
pembelajaran bidang studi PAI secara optimal efektif dan efisien.
Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah:
“satu upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.” (Pasal 1 UU No.20/2003).
Selanjutnya, fungsi dan tujuan pendidikan adalah: “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
berakhlak mulia, segat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi di warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab” (Pasal 4, UU No.20/2003).
Apa saja sebenarnya wujud soft skills itu? Perhatikan beberapa contoh soft
skills berikut ini, yaitu kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan
bekerja sama, kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, toleran,
hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
memecahkan masalah. Coba renungkan sejenak, apa jadinya jika seorang
petani tidak bertanggung jawab. Apa jadinya jika polisi tidak jujur. Apa
jadinya jika seorang pedagang tidak menghargai orang lain. Apa jadinya juga
jika Kita selaku guru tidak jujur, tidak bertanggung jawab, tidak adil, tidak
dapat berkomunikasi, tidak dapat mengambil keputusan, tidak toleran dan tidak
dapat memecahkan masalah, meskipun Kita orang yang cerdas dan terampil
dalam mengajar?
Dengan demikian, apapun profesinya, terlebih bagi para guru harus mempunyai
soft skills yang kuat. Sebab, soft skills pada dasarnya merupakan keterampilan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan
keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu
mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
1. Soft skills adalah kemampuan mengelola diri secara tepat dan
kemampuan membangun relasi dengan orang lain secara efektif.
Kemampuan mengelola diri disebut dengan intrapersonal skills,
sedangkan kemampuan membangun relasi dengan orang lain disebut
dengan interpersonal skills.
2. Soft skills berbeda dengan hards skills. Hard skills lebih terkait
dengan kemampuan seseorang secara teknis dalam menyelesaikan
tugas-tugas tertentu menurut profesi masing- masing. Soft skills tiap
profesi sama misalnya kejujuran, komitmen, tanggung jawab,
semangat, kepercayaan, kesederhanaan, kerjasama, menghargai orang
lain, dan integritas. Berbagai karakter tersebut harus dimiliki setiap
orang. Yang membedakan adalah hard skills-nya. Seorang pesepakbola
harus menguasai teknis menggiring bola, menyundul bola, dan
menyepak, sementara seorang dokter harus menguasai cara menyuntik,
menggunakan stetoskop, dan cara menjahit luka.
3. Kekuatan keputusan merupakan kekuatan terakhir dalam
intrapersonal skills yang ditawarkan oleh Ibrahim Elfiky. Kekuatan ini
mengantarkan Kita sebagai sosok guru yang kuat menghadapi berbagai
tantangan. Dengan kekuatan ini Kita mampu mengatasi persoalan,
sebab Kita menyadari betul keutamaan profesi guru. Kita juga
akhirnya mempunyai mimpi hebat untuk menjadi guru. Kita punya
mimpi yang akan Kita tinggalkan setelah Kita meninggal. Kemudian
Kita yakin dengan profesi guru, Kita cintai profesi ini, apa pun
tantangan dan problematikanya. Masalah seberat apa pun akan terasa
ringan karena Kita mencintai profesi ini. Semua energi positif
membantu Kita dalam mengatasi persoalan. Semua perilaku yang
dapat menghambat energi positif Kita buang jauh-jauh. Kita lebih
konsentrasi dan fokus pada profesi, dan akhirnya Kita dapat mengambil
keputusan terbaik demi kemajuan pendidikan.
4. Kekuatan konsentrasi terletak pada fokus pada persoalan yang
sedang kita hadapi. Kegiatan apa pun jika kita jalani dengan penuh
konsentrasi, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini
dipengaruhi oleh hukum konsentrasi, yaitu adanya kesan yang kuat,
munculnya sensasi dari kegiatan, penguncian dari kegiatan di luar
pertistiwa yang bersangkutan, adanya universalisasi dari yang kita
hadapi, dan muncul imajinasi untuk melangkah ke depan. Hanya saja,
ada hal yang membuat konsentrasi terganggu, yaitu fisiologis,
emosional, psikologis, mental, dan spiritual.
5. Kompetensi guru yang termasuk soft skills adalah kepribadian
dan sosial. Kompetensi kepribadian disebut dengan intrapersonal skills,
sedangkan kompetensi sosial disebut interpersonal skills. Keberhasilan
seorang guru 80% ditentukan oleh soft skills [kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial], sementara 20% hard skills [kompetensi
pedagogik dan profesional]. Sejauh ini LPTK lebih banyak
menekankan hard skills ketimbang soft skills. Akibatnya, kita banyak
menjumpai guru yang lebih menekankan aspek formal adminiastrasi
ketimbang ruh pendidikan.
6. Komunikasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Sebab, keterampilan ini sangat relevan dengan
kompetensi sosial guru atau interpersonal skills. Komunikasi sangat
berperan dalam menunjang keberhasilan seorang guru, baik ketika
berhadapan dengan peserta didik di kelas, berkomunikasi dengan
sesama kolega guru dan kepala sekolah, serta masyarakat luas. Guru
harus memahami dengan siapa berhadapan, sebab hal ini akan
berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan. Guru perlu memahami
prinsip komunikasi efektif, yang disingkat dengan REACH, yakni
respect, empathy, audible, clarity/care, dan humble. Guru juga harus
memahami bahwa kata-kata hanya menempati 7%, intonasi 38%, dan
bahasa tubuh 55% dalam menunjang efektifitas komunikasi.
7. Motivasi merupakan penggerak yang menjadikan kita melakukan
aktifitas. Kegiatan yang kita lakukan akan berjalan dengan
penuh semangat jika berdasarkan kebutuhan, bukan karena
dipaksakan dari luar. Karena itu, motivasi intrinsik jauh lebih penting
ketimbang motivasi ekstrinsik. Ada banyak prinsip yang perlu kita
perhatikan dalam memberikan motivasi kepada peserta didik, yaitu
kebermaknaan, pengetahuan dan keterampilan prasyarat, model,
komunikasi terbuka, keaslian dan tugas yang menantang, latihan yang
tepat dan aktif, penilaian tugas, kondisi dan konsekuensi yang
menyenangkan, keragaman pendekatan, mengembangkan beragam
kemampuan, melibatkan sebanyak mungkin indera, dan keseimbangan
pengaturan pengalaman belajar.
pribadi mempunyai kualitas diri seperti kejujuran, komitmen bertanggung
jawab, bersyukur, ikhlas, dan cinta profesi, ditambah dengan kualitas sosial
seperti mampu beradaptasi, mampu bekerja dalam tim, mampu berkomunikasi
secara efektif, mampu memberi motivasi kepada orang lain, dan mampu
menghadapi perbedaan, pasti Kita menjadi guru hebat. Coba apa yang
kurang dari guru dengan kualitas tersebut?
. KODE ETIK GURU.
Keguruan merupakan suatu jabatan profesional karena pelaksanaannya
menuntut keahlian tertentu melalui pendidikan formal yang khusus serta rasa
tanggung jawab tertentu dan para pelaksananya. Suatu profesi merupakan posisi
yang dipegang oleh orang-orang yang mempunyai dasar pengetahuan dan
ketrampilan dan sikap khusus tertentu dan mendapat pengakuan dan masyarakat
sebagai suatu keahlian. Keahlian tersebut menuntut dipenuhi yang standar
persiapan profesi melalui pendidikan khusus, dan dilandasi oleh bidang
keilmuan tertentu yang secara terus-menerus dikembangkan melalui penelitian,
serta pengalaman kerja dalam bidang tersebut. Selanjutnya keanggotaan profesi
menuntut keikutsertaan secara aktif dalam ikatan profesi dan usaha-usaha
pengembangan profesi melalui penelitian dan pelayanan.
Pekerjaan keguruan tidak dapat lepas dari nilai-nilai yang
berlaku. Atas dasar nilai yang dianut oleh guru, peserta didik (siswa), dan
masyarakat,maka kegiatan layanan pendidikan yang diberikan oleh guru dapat
berlangsung dengan arah yang jelas dan atas keputusan-keputusan yang
berlandaskan nilai-nilai. Para guru seyogyanya berpikir dan bertindak atas dasar
nilai-nilai, pribadi dan profesional, dan prosedur yang legal. Dalam hubungan
inilah guru seharusnya memahami dasar-dasar kode etik guru sebagai landasan
moral dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik profesi merupakan tatanan
menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Pola
tatanan itu seharusnya diikuti dan ditaati oleh setiap orang yang menjalankan
profesi tersebut.
1. Etika kerja, etos kerja, dan kode etik merupakan tiga hal yang saling
terkait dan mempunyai peranan yang besar dalam mewujudkan
profesionalisme dan kualitas kerja seseorang. Efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas suatu pekerjaan akan banyak tergantung kepada tiga unsur
tersebut
2. Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam
pembuatan keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan
lingkungnnya. Secara umum, etika dapat diartikan sebagai suatu
disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama
manusia.
3. Etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian pekerja yang
tercermin melalui unjuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi
kehidupannya. Etos kerja lebih merupakan kondisi internal yang
mendorong dan mengendalikan perilaku pekerja ke arah terwujudnya
kualitas kerja yang ideal.
4. Kode etik profesi merupakan tatanan/tanda/norma yang menjadi
pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Pola
tatanan itu seharusnya diikuti dan ditaati oleh setiap orang yang
menjalankan profesi tersebut.
5. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah merumuskan poin-
poin kode etik melalui konggres . Pengembangan kode etik guru dalam
empat tahapan yaitu: (1) tahap pembahasan/perumusan (lahun 1971-
1973), (2) tahap pengesahan (Kongres PGRI ke XIII Nopember 1973).
(3) tahap penguraian (Kongres PGRI XIV, Juni 1979), (4) tahap
penyempurnaan (Kongres XVI, juli 1989).
KOMENTATOR / MENURUT PENDAPAT SAYA
Kunci utama berhasilnya dunia pendidikan adalah baiknya mutu
pendidikan, karena baiknya mutu pendidikan adalah memperlihatkan baiknya
potensi para guru.”
Ungkapan itulah yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam,
Muslim Bidin pada saat memberikan sambutan pada Workshop dan Dana
Sharing bersama para guru Sekolah Berstandar Internasional (SBI), Rintisan
Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), serta Sekolah Standar Nasional
(SSN) di Hotel Golden View, Bengkong, Senin (7/5) malam.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Batam, ucap Muslim,
Dinas pendidikan akan melakukan kompetisi guru sesuai dengan jenjangnya.
Karena tahun 2013 mendatang untuk penempatan kepala sekolah harus
memiliki sertifikat tenaga pendidik dan sertifikat kepala sekolah.
“Untuk itu manfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dan
gunakan dana sharing yang ada ini dengan baik dan benar,” tutur Muslim.
Beberapa pendapat para ahli pendidikan tentang kendala peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia, yaitu:
1. Menurut Soedijarto (1991: 56), bahwa rendahnya mutu atau kualitas
pendidikan di samping disebabkan oleh karena pemberian peranan
yang kurang proporsional terhadap sekolah, kurang memadainya
perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem kurikulum, dan
penggunaan prestasi hasil belajar secara kognitif sebagai satu-
satunya indikator keberhasilan pendidikan, juga disebabkan karena
sistem evaluasi tidak secara berencana didudukkan sebagai alat
pendidikan dan bagian terpadu dari system kurikulum.
2. Secara umum, Edward Sallis (1984) dalam Total Quality
Management in Education menyebutkan, kondisi yang
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dapat berasal dari
berbagai macam sumber, yaitu miskinnya perancangan kurikulum,
ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan kerja yang tidak
kondusif, ketidaksesuaian system dan prosedur (manajemen), tidak
cukupnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya, dan pengadaan
staf (Syafaruddin, 2002: 14).
3. Sedangkan menurut laporan Bank Dunia dalam Mulyasa (2002: 12-
13), terdapat empat faktor yang diidentifikasi menjadi kendala mutu
atau mutu pendidikan di Indonesia, yaitu: Kompleksitas
pengorganisasian pendidikan antara Depdiknas (bertanggung jawab
dalam hal materi pendidikan, evaluasi buku teks dan kelayakan
bahan-bahan ajar) dan Depagri dalam bidang (ketenagaan, sumber
daya material, dan sumber daya lainnya). Di samping itu,
Departemen Agama bertanggung jawab dalam membina dan
mengawasi sekolah-sekolah keagamaan negeri maupun swasta.
Dualisme ini berakibat fatal karena rancunya pembagian tanggung
jawab dan peranan manajerial, keterlambatan dan terpilahnya system
pembiayaan, serta perebutan kewenangan atas guru.
4. Praktik manajemen yang sentralistik pada tingkat SLTP.
Pembiayaan dan perencanaan oleh pemerintah pusat yang
melibatkan banyak departemen. Hal ini menghambat pencapaiaan
tujuan wajib belajar pendidikan dasar. Praktik penganggaran yang
terpecah dan kaku. Kompleksitas organisasi yang menyiapkan
anggaran pembangunan menjadi rumitnya pengelolaan pendidikan.
Bappenas, Depdiknas, dan Depagri, termasuk Depag, dalam
menyiapkan anggaran pendidikan. Akibatnya, hal ini menimbulkan
dampak negatif, yaitu tidak adanya tanggung jawab yang jelas antar
unit, tidak ada evaluasi reguler terhadap kebutuhan riil, dan tidak
ada jaminan dana yang dialokasikan secara benar dan merata.
5. Manajemen sekolah yang tidak efektif. Sebagai pelaku utama,
kepala sekolah banyak yang kurang mampu melakukan peningkatan
mutu sekolahnya karena tidak dilengkapi dengan kemampuan
kepemimpinan dan manajerial yang baik. Pelatihan yang kurang dan
rekruitmen kepala sekolah yang belum didasarkan atas kemampuan
memimpin dan profesionalitas.
tentang profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu
profesi, profesional, profesionalisme, profesionalisasi, dan profesionalitas.
Sanusi, dkk (1991:19) menjelaskan kelima konsep tersebut sebagai berikut.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
(experties) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh
sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut
profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu
(pendidikan/latihan prajabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (in-
service training). Di luar pengertian ini, ada beberapa ciri profesi khususnya
yang berkaitan dengan profesi kependidikan.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi, misalnya “Dia seorang profesional”. Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya. Pengertian kedua ini, profesional dikontraskan dengan “non-
profesional” atau “amatir’.
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen/teori/paham para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan
terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka
melakukan pekerjaannya.
Menurut saya Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen.
Kegiatan ini dilakukan untuk menilai dan memberikan perbaikan-perbaikan
terhadap kinerja guru atau personil lainnya yang terlibat dalam proses
pendidikan untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Tujuan pengendalian adalah untuk melakukan
pengukuran dan perbaikan agar apa yang telah direncanakan dapat tercapai
secara optimal. Sesuai dengan konsep mutu dalam pendidikan yang mneliputi
unsure input-proses-output. Maka pengendalian terhadap mutu pendidikan juga
diarahkan pada aspek input, proses dan output. Secara lebih rinci pengendalian
terhadap mutu pendidikan ditujukan pada aspek kurikulum pembelajaran,
pembinaan murid dan aspek manajemen sekolah yang berkaitan dengan
pengaturan sumber daya dan dana pendidikan seperti: personil, siswa, sarana
dan fasilitas, biaya dan kerjasama sekolah dengan masyarakat. Ketiga bidang
sasaran ini semuanya mengacu pada pengembangan kompetensi siswa secara
optimal. Pengendalaian merupakan suatu proses sistematis, yang terdiri dari
merencanakan (menyusun tujuan dan standar performansi), pengyukuran
performansi nyata, membandingkan performansi dan melakukan perbaikan.
Salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam
pembangunan pendidikan Nasional adalah masalah mutu. Untuk meningkatkan
mutu pendidikan perlu ditingkatkan fungsi penendalian yang dilakukan oleh
kepala sekolah maupun pengawas pendidikan. Pengendalian yang akan dapat
memberikan manfaat yang berarti dalam peningkatan mutu jika ditujuan pada
aspek input-proses-output pendidikan. Pengendalian yang ditujukan pada
komponen tersebut disebut pengendalian mutu. Pengendalian mutu merupakan
suatu tindakan yang berisi kegiatan pengukuran atau penilaian dan perbaikan.
Pengendalaian merupakan suatu proses yang terdiri dari merencanakan
(menyusun tujuan dan standar performansi), pengyukuran performansi nyata,
membandingkan performansi dan melakukan perbaikan. Pengendalian mutu
pendidikan ditujukan pada aspek kurikulum pembelajaran, pembinaan murid
dan aspek manajemen, Ketiga bidang sasaran ini semuanya mengacu pada
pengembangan kompetensi siswa secara optimal
Soal no 2
PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN ISLAM
ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Filsafat pendidikan merupakan titik permulaan dalam proses
pendidikan, juga menjadi tulang punggung kemana bagian-bagian yang lain
dalam pendidikan itu bergantung dari segi tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum
pendidikan, metode mengajar, penilaian adminitrasi, alat-alat mengajar, dan
lain-lain lagi aspek pendidikan yang memberinya arah, menunjuk jalan yang
akan dilaluinya dan meletakkan dasar-dasar dan prinsip tempat tegaknya.
Setiap filosof pendidikan Barat maupun filosof pendidikan Islam
pasti mempunyai aliran yang dicetuskan maupun yang dianut oleh masing-
masing orang. Misalnya saja dalam filsafat pendidikan Barat ada yang namanya
aliran Nativisme, aliran Naturalisme, aliran Empirisme, aliran Konvergensi, dan
lain-lain. Tidak berbeda pula dengan filsafat pendidikan Islam, di dalamnya
juga terdapat banyak aliran yang berbeda tetapi konteks dan rujukan tetap
kepada al-Qur’an dan al-Hadist.
Dalam dunia pendidikan Islam, terdapat tiga aliran utama filsafat
pendidikan Islam, yaitu: 1) Aliran Konservatif, dengan tokoh utamanya adalah
al-Ghazali, 2) Aliran Religius-Rasional, dengan tokoh utamanya yaitu Ikhwan
al-Shafa, dan 3) Aliran Pragmatis, dengan tokoh utamanya adalah Ibnu
Khaldun.(Mahmud Arif, 2002: 52)
1. Aliran Konservatif (al-Muhafidz)
Tokoh-tokoh aliran ini adalah al-Ghazali, Nasiruddin al-Thusi, Ibnu Jama’ah,
Sahnun, Ibnu Hajar al-Haitami, dan al-Qabisi. Aliran al-Muhafidz cenderung
bersikap murni keagamaan. Aliran ini memaknai ilmu dengan pengertian
sempit. Menurut al-Thusi, ilmu yang utama hanyalah ilmu-ilmu yang
dibutuhkan saat sekarang, yang jelas akan membawa manfaat di akhirat kelak.
(Samsul Nizar, 2002: 90)
Al-Ghazali mengklasifikasikan ilmu menjadi:
a. Berdasarkan pembidangannya, ilmu dibagi menjadi dua bidang:
1) Ilmu syar’iyyah, yaitu semua ilmu yang berasal dari para Nabi, terdiri atas:
1) Ilmu ushul (ilmu pokok), 2) Ilmu furu’ (cabang), 3) Ilmu pengantar
(mukaddimah), dan 4) Ilmu pelengkap (mutammimah).
2) Ilmu ghoiru syar’iyyah, yaitu semua ilmu yang berasal dari ijtihad ulama’
atau intelektual muslim, terdiri atas: 1) Ilmu terpuji, 2) Ilmu yang
diperbolehkan (tak merugikan), 3) Ilmu yang tercela (merugikan). (Samsul
Nizar, 2002: 92).
b. Berdasarkan status hukum mempelajarinya, dapat digolongkan menjadi: 1)
Ilmu yang fardlu ‘ain, dan 2) Ilmu yang fardlu kifayah.
Al-Ghazali menegaskan bahwa ilmu-ilmu keagamaan hanya dapat diperoleh
dengan kesempurnaan rasio dan kejernihan akal budi. Karena, hanya dengan
rasiolah manusia mampu menerima amanat dari Allah dan mendekatkan diri
kepada-Nya. Pemikiran al-Ghazali ini sejalan dengan aliran Mu’tazilah yang
berpendapat bahwa rasio mampu menetapkan baik buruknya sesuatu.
Pola umum pemikiran al-Ghazali dalam pendidikannya antara lain:
a. Kegiatan menuntut ilmu tiada lain berorientasi pada pencapaian ridha
Allah.
b. Teori ilmu ilhami sebagai landasan teori pendidikannya, dan diperkuat
dengan sepuluh kode etik peserta didik.
c. Tujuan agamawi merupakan tujuan puncak kegiatan menuntut ilmu.
d. Pembatasan term al-‘ilm hanya pada ilmu tentang Allah. (Baharuddin dan
Wahyuni, 2010: 39).
Dari deskripsi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemikiran utama aliran
konservatif antara lain: 1) Ilmu adalah ilmu al-hal, yaitu ilmu yang dibutuhkan
saat sekarang yang bisa membawa manfaat di akhirat, 2) Ilmu-ilmu selain ilmu
keagamaan adalah sia-sia, dan 3) Ilmu hanya bisa diperoleh melalui rasio.
2. Aliran Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy)
Tokoh-tokoh aliran ini adalah Ikhwan al-Shafa, al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu
Miskawaih. Aliran ini dijuluki “pemburu” hikmah Yunani di belahan dunia
Timur, dikarenakan pergumulan intensifnya dengan rasionalitas Yunani.
Menurut Ikhwan al-Shafa, yang dimaksud dengan ilmu adalah gambaran
tentang sesuatu yang diketahui pada benak (jiwa) orang yang mengetahui.
Proses pengajaran adalah usaha transformatif terhadap kesiapan ajar agar benar-
benar menjadi riil, atau dengan kata lain, upaya transformatif terhadap jiwa
pelajar yang semula berilmu (mengetahui) secara potensial, agar menjadi
berilmu (mengetahui) secara riil-aktual. Dengan demikian, inti proses
pendidikan adalah pada kiat transformasi potensi-potensi manusia agar menjadi
kemampuan “psikomotorik”. (Ridha, 2002: 78).
Ikhwan berpendapat bahwa akal sempurna mengemanasikan keutamaan-
keutamaan pada jiwa dan dengan emanasi ini eternalitas akal menjadi penyebab
keberadaan jiwa. Kesempurnaan akal menjadi penyebab keabadian jiwa dan
supremasi akal menjadi penyebab kesempurnaan jiwa. (Ridha, 2002: 86)
Pandangan dualisme jiwa-akal Ikhwan tersebut merupakan bukti dari pengaruh
pemikiran Plato.
Menurut Ikhwan, jiwa berada pada posisi tengah antara dunia fisik-materiil dan
dunia akal. Hal inilah yang menjadikan pengetahuan manusia menempuh laju
“linier-progresif” melalui tiga cara, yaitu: 1) Dengan jalan indera, jiwa dapat
mengetahui sesuatu yang lebih rendah dari substansi dirinya; 2) Dengan jalan
burhan (penalaran-pembuktian logis), jiwa bisa mengetahui sesuatu yang lebih
tinggi darinya; dan 3) Dengan perenungan rasional, jiwa dapat mengetahui
substansi dirinya. (Ridha, 2002: 87)
Ikhwan tidak sependapat dengan ide Plato yang menganggap bahwa belajar
tiada lain hanyalah proses mengingat ulang. Ikhwan menganggap bahwa semua
pengetahuan berpangkal pada cerapan inderawiah. Segala sesuatu yang tidak
dijangkau oleh indera, tidak dapat diimajinasikan, segala sesuatu yang tidak
bisa diimajinasikan, maka tidak bisa dirasiokan.
Kalangan Ikhwan sangat memberi tempat terhadap ragam disiplin ilmu yang
berkembang dan bermanfaat bagi kemajuan hidup manusia. Implikasinya
adalah konsep ilmu berpangkal pada “kesedia-kalaan” ilmu tanpa pembatasan.
Ikhwan membagi ragam disiplin ilmu sebagai berikut: 1) Ilmu-ilmu
Syar’iyah(keagamaan), 2) Ilmu-ilmu Filsafat, dan 3) Ilmu-ilmu Riyadliyyat
(matematik). Al-Farabi menghendaki agar operasionalisasi pendidikan seiring
dengan tahap-tahap perkembangan fungsi organ tubuh dan kecerdasan manusia.
(Syar’I, 2005: 92)
Dari pemikiran kedua tokoh di atas, teori utama aliran Religius-Rasional ini
antara lain: 1) Pengetahuan adalah muktasabah, yakni hasil perolehan dari
aktivitas belajar, 2) Modal utama ilmu adalah indera, 3) Lingkup kajian
meliputi pengkajian dan pemikiran seluruh realitas yang ada, 4) Ilmu
pengetahuan adalah hal yang begitu bernilai secara moral dan sosial, dan 5)
Semua ragam ilmu pengetahuan adalah penting.
3. Aliran Pragmatis (al-Dzarai’iy)
Tokoh aliran Pragmatis adalah Ibnu Khaldun. Sedangkan tokoh Pragmatisme
Barat yaitu John Dewey. Bila filsafat pendidikan Islam berkiblat pada
pandangan pragmatisme John Dewey, tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan adalah segala sesuatu yang sifatnya nyata, bukan hal yang di luar
jangkauan pancaindera. (Basri, 2009: 99).
Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pengetahuan dan pembelajaran adalah
tabi’i(pembawaan) manusia karena adanya kesanggupan berfikir. (Achmadi,
2008: 125) Pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian duniawi dan
ukhrowi, keduanya harus memberikan keuntungan, karena baginya pendidikan
adalah jalan untuk memperoleh rizki.
Dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasarkan tujuan fungsionalnya,
yaitu: 1) Ilmu-ilmu yang bernilai instrinsik. Misal: ilmu-ilmu keagamaan,
Ontologi dan Teologi, dan 2) Ilmu-ilmu yang bernilai ekstrinsik-instrumental
bagi ilmu instrinsik. Misal: kebahasa-Araban bagi ilmu syar’iy, dan logika bagi
ilmu filsafat.(Ridha, 2002: 105).
Berdasarkan sumbernya, ilmu dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Ilmu
‘aqliyah(intelektual) yaitu ilmu yang diperoleh manusia dari olah pikir rasio,
yakni ilmu Mantiq (logika), ilmu alam, Teologi dan ilmu Matematik, dan 2)
Ilmu naqliyah yaitu ilmu yang diperoleh manusia dari hasil transmisi dari orang
terdahulu, yakni ilmu Hadits, ilmu Fiqh, ilmu kebahasa-Araban, dan lain-lain.
Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang semata-
mata bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis
di dalam kehidupan, akan tetapi ilmu dan pendidikan merupakan gejala
konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangannya dalam
tahapan kebudayaan. Menurutnya bahwa ilmu dan pendidikan tidak lain
merupakan gejala sosial yang menjadi ciri khas jenis insani.
Dari pemikiran Ibnu Khaldun di atas, maka ide pokok pemikiran aliran
Pragmatis antara lain: 1) Manusia pada dasarnya tidak tahu, namun ia menjadi
tahu karena proses belajar, 2) Akal merupakan sumber otonom ilmu
pengetahuan, dan 3) Keseimbangan antara pengetahuan duniawi dan ukhrawi.
dapat kesimpulan, yaitu:
1. Tiga aliran utama filsafat pendidikan Islam yang telah dibahas di atas,
memiliki pendapat-pendapat yang berbeda antara satu dengan yang
lain. Aliran yang pertama yaitu aliran Konservatif (al-Muhafidz).
Mereka memaknai ilmu dengan pengertian sempit, yaitu hanya
mencakup ilmu-ilmu yang bersifat keagamaan.
2. Sangat berbeda dengan aliran Konservatif ini, kalangan yang
menamakan diri mereka Ikhwan al-Shafa, menganggap semua
disiplin ilmu adalah penting. Mereka lebih luwes dalam merumuskan
ilmu pengetahuan, dan indera adalah sumber utama ilmu
pengetahuan. Kelompok Ikhwan dan tokoh-tokoh yang sealiran
dengannya digolongan ke dalam aliran yang ke-dua yaitu aliran
Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy).
3. Aliran yang ke-tiga yaitu aliran Pragmatis (al-Dzarai’iy). Tokoh
aliran ini adalah Ibnu Khaldun. Menurutnya, pendidikan bukan hanya
bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan tetapi juga
untuk mendapatkan keahlian duniawi dan ukhrowi, keduanya harus
memberikan keuntungan.
Soal no 3
KEMAJUAN, KEMUNDURAN, DAN KEBANGKITAN DUNIA BARU
ISLAM
A. Kemajuan Dunia Islam
a) Dinasti Umayah (661-750 M)
Bani Umayah adalah keturunan Umayah bin Abdul Syams, salah
satu suku Quraisy. Dalam sejarah Islam Bani Umayah mendirikan dalam dua
periode: Damascus dan Cordoba.
Dinasti umayah dimulai dengan naiknya Muawiyah sebagai
khalifah pada tahun 661 M. Bani Umayah berhasil mengokohkan kekhalifahan
di Damascus selama 90 tahun (661 – 750).
Penyebutan ”Dinasti” pada kekhalifahan Bani Umayah karena
Muawiyah mengubah sistem suksesi kepemimpinan dari yang bersifat
demokratis dengan cara pemilihan kepada yang bersifat keturunan.
Muawiyah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam dengan
menaklukkan seluruh Imperium Persia dan sebagian Imperium Bizantium.
Bahasa Arab menjadi bahasa administrasi secara resmi disamping bahasa
bangsa-bangsa yang bersatu. Dan dari persatuan berbagai Bangsa di bawah
naungan Islam lahirlah benih-benih kebudayaan Islam yang baru. Kemajuan-
kemajuan diberbagai bidang mulai diraih kekhalifahan Islam diantaranya
adalah:
 Bidang ekspansi wilayah
 Bidang bahasa dan sastra Arab
 Bidang pembangunan fisik sarana prasarana penunjang kebudayaan dan
pemerintahan seperti masjid-masjid, istana-istana peristirahatan.
Sesungguhnya di masa ini gerakan-gerakan ilmiyah telah
berkembang pula, seperti dalam bidang keagamaan, sejarah dan filsafat.
Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Bani Umayah mencapai
puncaknya di zaman al-Walid. Sesudah itu kekuasaan mereka menurun. Terlalu
banyak faktor yang harus mereka hadapi untuk bisa terhindar dari kehancuran.
Gaya hidup mewah (hubuddunya) jauh dari gaya hidup Islami dikalangan
keluarga para khalifah. Faktor ini turut memperlemah jiwa dan vitalitas
keluarga dan anak-anak khalifah, sehingga mereka kurang sanggup memikul
beban pemerintahan yang demikian besar. Disamping faktor ini telah
menimbulkan ketidakpuasan dikalangan orang saleh. Faktor Ketidakadilan, dan
masih banyak lagi faktor lainnya.
Pada awal abad ke-8 (720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani
Umayah telah tersebar secara intensif. Kelompok yang merasa tidak puas
bermunculan. Rongrongan Khawarij dan Syi’ah yang terus-menerus
memandang Bani Umayah sebagai perampas khilafah.
Gerakan oposisi yang pertama-tama dinamakan Hasyimiyah dan
kemudian Abbasiyah dipimpin oleh Muhammad bin Ali. Gerakan ini mendapat
dukungan terbesar dari orang-orang khurasan yang merupakan basis partai Ali.
Di bawah pimpinan panglimanya yang tangkas, Abu Muslim al-Khurasani,
gerakan ini dapat menguasai wilayah demi wilayah kekuasaan Bani Umayah.
Pada Januari 750 Marwan II, Khalifah terakhir Bani Umayah, dapat dikalahkan
di pertempuran Zab Hulu, sebuah anak Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia
kemudian melarikan diri ke Mesir. Sementara itu, pasukan Abbasiyah
membunuh semua anggota keluarga Bani Umayah yang berhasil mereka tawan.
Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah kesatuan menemukan dan membunuh
Marwan II pada Agustus 750. Maka berakhirlah kekuasaan Bani Umayah di
Damaskus. Namun satu-satunya anggota keluarga Bani Umayah, Abdurrahman
(cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri ke Afrika Utara, kemudian
menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia membangun kekuasaan
Dinasti Bani Umayah yang baru dengan berpusat di Cordoba.
b) Dinasti Abasiyah (750-1258 M)
Dinasti Abbasiyah yang menguasai daulah (negara) pada masa
klasik dan pertengahan Islam. Pada masa pemerintahan Abbasiyah tercapai
zaman keemasan Islam. Daulah ini disebut Abbasiyah karena pendirinya adalah
keturunan al-Abbas (paman Nabi SAW) yakni Abu Abbas as-Saffah. Walaupun
Abu Abbas adalah pendiri daulah ini, pemerintahannya hanya singkat (750 –
754). Pembina daulah ini yang sebenarnya adalah Abu Ja’far al-Mansur
(khalifah ke-2). Dua khalifah inilah peletak dasar-dasar pemerintahan Daulah
Abbasiyah.
Para sejarawan membagi Daulah Abbasiyah dalam lima periode;
 Periode Pertama (132 H – 232 H / 750 M – 847 M)
Yang membedakan antara dinasti Abbasiyah dan dinasti Umayah
adalah masuknya keluarga non arab ke dalam pemerintahan.
Pada periode pertama ini Daulah Abbasiyah ini pemerintahan
difokuskan pada pembenahan administrasi negara ketahanan dan pertahanan.
Untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu,
al-Mansur kemudian memindahkan Ibukota dari al-Hasyimiyah, dekat Kufah,
ke kota yang baru dibangunnya Baghdad, pada tahun 767. di sana ia
menertibkan pemerintahannya dengan mengangkat aparat yang duduk di
lembaga eksekutif dan yudikatif. Dalam lembaga eksekutif ia mengangkat
wazir (menteri), ia juga membentuk lembaga protokol negara, sekretaris negara,
dan kepolisian negara disamping mengembangkan angkatan bersenjata.
Meneruskan jawatan pos yang sudah ada sejak masa Bani Umayah,
dengan penambahan tugas dari selain mengantarkan surat juga untuk
menghimpun seluruh informasi dari daerah sehingga administrasi kenegaraan
dapat berlangsung dengan lancar.
Kalau dasar-dasar pemerintahan Daulah Abbasiyah ini diletakkan
dan dibangun oleh Abu Abbas as-Saffah dan Abu Ja’far al-Mansur, maka
puncak keemasan dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya. Mulai dari
masa khalifah al-Mahdi (775 – 785) hingga khalifah al-Wasiq (842 – 847).
Puncak popularitas daulah ini berada pada zaman khalifah Harun al-Rasyid
(786 – 809) dan puteranya al-Ma’mun (813 – 833).
Daulah ini lebih menekankan pembinaan peradaban dan
kebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah yang memang sudah luas. Dan
ini pulalah yang membedakan antara Dinasti Abbasiyah dengan Dinasti
Umayah yang lebih mementingkan perluasan daerah.
Pada zaman al-Mahdi, perekonomian meningkat. Irigasi yang
dibangun membuat hasil pertanian berlipat ganda dibandingkan sebelumnya.
Pertambangan dan sumber-sumber alam bertambah dan demikian pula
perdagangan internasional ketimur dan barat dipergiat. Basrah menjadi
pelabuhan penting yang sarananya lengkap.
Tingkat kemakmuran yang paling tinggi adalah pada zaman Harun
al-Rasyid. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa
inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat tak tertandingi.
Khalifah al-Ma’mun menonjol dalam hal gerakan intelektual dan
ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan buku-buku dari Yunani. Filsafat
Yunani yang rasional menjadikan khalifah terpengaruh dan mengambil teologi
rasional Muktazilah menjadi teologi negara.
Al-Mu’tasim khalifah berikutnya (833 – 842), memberi peluang
besar kepada orang Turki masuk dalam pemerintahan. Daulah Abbasiyah
mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktek orang Muslim mengikuti
perjalanan perang sudah terhenti. Ketentaraan kemudian terdiri dari prajurit-
prajurit Turki yang profesional. Kekuatan militer menjadi sangat kuat,
akibatnya tentara menjadi sangat dominan sehingga khalifah berikutnya sangat
dipengaruhi atau menjadi boneka ditangan mereka.
1. Periode kedua (232 H – 334 H / 847 M – 945 M)
2. Periode ketiga (334 H – 447 H / 945 M – 1055 M)
3. Periode keempat (447 H – 590 H / 1055 M – 1199 M)
4. Periode kelima (590 H – 656 H / 1199 M – 1258 M)
c) Dinasti Umayah di Spanyol (757-1492 M)
Di belahan Barat (eropa) berdiri megah Khalifah Umayah di
Spanyol dengan sebelumnya tentara Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyad pada
tahun 711 M menaklukkan kerajaan Visigothic yang diperintah oleh raja
Roderick. Dalam memperluas wilayah kekuasaannya kekuatan Islam ini pada
tahun 732 menyeberangi pegunungan pirenia (perbatasan Perancis), dan
pastilah akan mengubah sejarah Eropa seandainya mereka tidak dikalahkan
dengan menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang sering dipanggil
Karel Martel.
d) Dinasti Fatimiyah (919-1171 M)
Syahruddin El-Fikriasa Kejayaan Islam (the golden age of Islam)
ditandai dengan penyebaran agama Islam hingga ke benua Eropa. Pada masa
itulah berdiri sejumlah pemerintah atau kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti
Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Turki Utsmani dan Ayyubiyah.
Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan
kegemilangan peradaban Islam. Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul
sebagai cendekiawan dan memiliki pengaruh besar dalam dunia peradaban
hingga saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan dan kepemimpinan yang
kurang fokus, akibatnya pemerintahan Islam dikalahkan. Salah satunya adalah
dinasti Fatimiyah.
Imperium Ismailiyah yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi ini
hanya mampu bertahan selama lebih kurang dua setengah abad (909-1171 M).
Ubaidillah al-Mahdi adalah pengikut sekte Syiah Ismailiyah. Dinamakan sekte
Ismailiyah, karena sepeninggal Jafar As-Shadiq, anggota sekte Syiah Ismailiyah
berselisih pendapat mengenai sosok pengganti sang imam (Jafar as-Shadiq).
Dan Ismail selaku putra Jafar yang sedianya akan dijadikan pengganti, telah
meninggal terlebih dahulu. Di saat yang sama, mayoritas pengikut Ismailiyah
menolak penunjukan Muhammad yang merupakan putra Ismail. Padahal,
menurut mereka masih terdapat sosok Musa Al-Kazhim yang dinilai lebih
pantas memegang tampuk kepemimpinan spiritual.
Maka disaat itulah, tampil Abdullah atau Ubaidillah Al-Mahdi
mengambil kepemimpinan spiritual langsung (dari jalur Ali melalui Ismail).
Bersama keluarga dan para pengikutnya, Ismailiyah menyebar di wilayah
Salamiyah, sebuah pusat kaum Ismailiyah di Suriah. Maka pada tahun 297 H
atau 909 M, ia dilantik menjadi khalifah.
Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan Dinasti Fatimiyah
berpusat di Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah. Dinasti Fatimiyah
menjalankan roda pemerintahan di Maroko selama 24 tahun yang di pimpin
oleh empat orang khalifah, termasuk Ubaidillah al-Mahdi. Tiga orang khalifah
Dinasti Fatimiyah lainnya yang pernah memerintah di Maroko adalah al-Qaim
(322-323 H/934-946 M), al-Manshur (323-341 H/946-952 M), dan al-Muizz
(341-362 H/952-975 M).
Maka sejak saat itulah, dinasti Fatimiyah berhasil menjadi salah
satu pusat pemerintahan Islam yang disegani. Puncaknya, terjadi pada masa Al-
Aziz (365-386 H/975-996 M). Ia adalah putra dari Al-Muizz yang bernakma
Nizar dan bergelar al-Aziz (yang perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi
persoalan keamanan di wilayah Suriah dan Palestina. Bahkan, pada masanya ini
pula, ia membangun istana kekhalifahan yang sangat megah hingga mampu
menampung tamu sebanyak 30 ribu orang. Tempat-tempat ibadah, pusat
perhubungan, pertanian maupun industri mengalami perkembangan pesat.
Sementara dalam bidang pemerintahan, Khalifah al-Aziz berhasil
meredam berbagai upaya pemberontakan yang terjadi di wilayah-wilayah
kekuasaannya. Dinasti ini dapat maju antara lain karena didukung oleh militer
yang kuat, administrasi pemerintahan yang baik, ilmu pengetahuan
berkembang, dan ekonominya stabil. Namun setelah masa al-Aziz Dinasti
Fatimiyah mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh, setelah berkuasa
selama 262 tahun.
Krisis kepemimpinan
Khalifah berikutnya setelah al-Aziz, yakni Al-Hakim (386-411
H/996-1021 M), Az-Zahir (411-427 H/1021-1036 M), Al-Mustansir (428-487
H/1036-1094 M), hingga Al-Mustali (487-495 H/1094-1101 M), tak mampu
mengendalikan pemerintah seperti yang dilakukan oleh Al-Aziz.
Bahkan, krisis di antara kekuatan dalam pemerintahan Daulah
Fatimiyah itu terus berlangsung paada masa al-Hafiz (525-544 H/1131-1149
M), az-Zafir (544-549 H/1149-1154 M), al-Faiz (549-555 H/1154-1160 M),
dan al-Adid (555-567 H/1160-1171 M). Krisis internal itu diperparah dengan
majunya tentara Salib dan pengaruh Nuruddin Zangi dengan panglimanya,
Salahuddin al-Ayyubi.
Ketika khalifah al-Adid sedang sakit pada tahun 555 H/1160 M,
Salahuddin al-Ayyubi mengadakan pertemuaan dengan para pembesar untuk
menyelenggarakan khotbah dengan menyebut nama khalifah Abbasiyah, al-
Mustadi. Ini adalah simbol dari runtuh dan berakhirnya kekuasaan Dinasti
Fatimiyah untuk kemudian digantikan oleh Dinasti Ayyubiyah
B. Kemunduran Dunia Islam
a) Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang
terjadi dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya sekedar
diamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan
sampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam dapat
diibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru dikenakan, akan
tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa digantungkan. Akibatnya para pengendali
pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya, yang
mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang sangat menjijikkan seperti
keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan kehidupan duniawi, dengki dan
iri terhadap kehidupan orang lain yang kebetulan sedang sukses. Akibat yang
lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut kekuasaan tanpa disertai
etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak, sementara terhadap
atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan mereka.
”Syareat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada
prinsipnya musuh bagi absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey, ”
Bukanlah Islam dan ajarannya yang merusak bagian Barat Asia dan
membawanya kepada keadaan yang menyedihkan sekarang, akan tetapi ke-
tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang memegang kendali pemerintahan
yang telah menyeleweng dari jalan yang benar. Mereka menggunakan
pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis
mereka”.
b) Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud (konservatif)
yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk menghadapi
berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat dari
para imam mazhab. Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya
sikap memutlakkan semua pendapat imam-imam mujtahid, padahal pada
hakekatnya imam-imam tersebut masih tetap manusia biasa yang tak lepas dari
kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang
berkualitas dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abad
sebelumnya merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran umat
manusia dengan terang benderang.
c) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis
dalam bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Perang salib yang
membawa kaum Nasrani Spanyol dan serangan tentara mongol sama-sama
berperangai barbar dan sama sekali belum dapat menghargai betapa tingginya
nilai ilmu pengetahuan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa
perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan
dibakar sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak
mendapatkan ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi
yang ada sama sekali tidak memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya
untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan
kebebasan akademik yang menjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu
pengetahuan Islam satu persatu surut dan sirna. Cordova dan Baghdad yang
semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan beralih ke
kota-kota besar Eropa.
C. Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam
Benih pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul
di sekitar abad XIII Masehi, suatu masa yang pada waktu itu dunia Islam
tengah mengalami kemunduran dalam berbagai bidang dengan sangat
drastisnya. Ditengah-tengah kemelut yang melanda Baghdad disebabkan karena
invasi yang dilakukan oleh tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan.
Haruslah diyakini bahwa Peradaban Islam yang pernah ada dan
pernah jaya itu akan bangkit kembali dimasa yang akan datang. Untuk
membangkitkan hal tersebut diperlukan kesadaran dari berbagai pihak terutama
umat Islam dan para ulama itu sendiri (para intelektual dan pemikir). Seperti
kita ketahui peradaban Islam itu pertama kali muncul saat Zaman Nabi
Muhammad SAW. Pertama kali muncul peradaban tersebut saat sang Nabi
hijrah dari Mekkah ke Madinah saat itulah Islam mulai mengalami kejayaan.
Saat itu muncul berbagai karya-karya, ide-ide dan konsep kenegaraan.
Bangkitnya kembali peradaban Islam ini, menurut hemat saya,
tentu saja membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Hal yang paling
urgen adalah kesadaran umat Islam terhadap ilmu. dengan meningkatnya ilmu
pengetahuan tersebut tentu saja akan membangun perekonomian yang baik,
sekaligus punya posisi politik yang kuat. Selama ini kita kalah dengan
peradaban Barat karena pendidikan kita kalah, ekonomi kalah, dan didominasi
oleh barat.
Kita akui untuk membangkitkan kembali peradaban tersebut,
dibutuhkan waktu yang lama dan juga harus ada usaha untuk merebutnya
kembali. Yaitu harus ada kekuasaan ilmu. Kalau kita cepat sadar untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan maka akan cepat kita mengembalikan
peradaban tersebut.
Keyakinan seperti ini akan muncul jika kita mempelajari kembali kejayaan
peradaban islam masa lalu. Dahulu saja peradaban Islam muncul karena ilmu,
belum ada teknologi.sehingga Islam diakui oleh Barat bukan hanya sebagai
agama, tapi juga sebagai peradaban. Peradaban Islam itu sendiri bukan hanya
ada tapi juga pernah berjaya. Bahkan Islam pernah meraih prestasi tertinggi.
Namun sayangnya, kebanggaan umat Islam terhadap peradaban Islam sendiri
kini sudah hilang. Padahal Islam sudah berhasil membangun manusia-manusia
yang luar biasa, pemimpin-pemimpin yang cerdas dan sholeh.
Peradaban Islam yang pernah jaya itu rusak tak hanya karena
kebanggaan masyarakatnya yang kurang, tapi juga karena ulamanya yang
rusak. Sumber kerusakan adalah ulama yang rusak. Kalau ingin mengembalikan
peradaban Islam, kembalikan juga fungsi ulama.
Untuk membangkitkan kembali peradaban Islam, dibutuhkan
kebangkitan ilmu dalam segala disiplinya, kebangkitan ulama dan juga
kebangkitan Islam. Kalau tidak bangkit itu semua, maka tidak bisa bangkit
peradaban Islam.
Saat ini peradaban Islam sulit bangkit kembali, kalau kecintaan
terhadap ilmu pengetahun tidak tumbuh, dan generasinya tidak mengingat
kembali akan sejarah peradaban islam yang pernah Berjaya tersebut. sehingga
pemahaman tentang peradaban islam hilang dan juga kebanggan terhadap
peradaban Islam hilang.
Sebuah peradaban akan bangkit apabila didukung kuatnya tradisi
ilmu pengetahuan di antara masyarakat yang mengharapkan kehadiran sebuah
peradaban. kita mengaku sekarang ini mayoritas muslim merindukan kembali
bangkitnya peradaban Islam seperti pada masa abad pertengahan. Kerinduan
semakin menggebu ketika berhadapan dengan peradaban Barat yang
mendominasi lini kehidupan.

More Related Content

What's hot

Pendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiPendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiZainulmbois
 
Ushul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptx
Ushul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptxUshul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptx
Ushul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptxOktavia Ningrum
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anIdrus Abidin
 
Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Chaerul Uman
 
Sirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad Saw
Sirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad SawSirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad Saw
Sirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad SawAbuNailah
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiRinoputra Stain
 
Keutamaan bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan RAMADHANKeutamaan bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan RAMADHANUmi Sa'adah
 
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode MekkahPerkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkahbulan purnama
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Materi akhlak tasawuf
Materi akhlak tasawufMateri akhlak tasawuf
Materi akhlak tasawufSukrinTaib
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyahsangmonyed
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Akhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remajaAkhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remajaSigitpga
 
Keutamaan membaca al quran yunus
Keutamaan membaca al quran yunusKeutamaan membaca al quran yunus
Keutamaan membaca al quran yunusYunus Thariq
 

What's hot (20)

Pendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiPendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekerti
 
Ushul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptx
Ushul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptxUshul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptx
Ushul Fiqh-Dalil yang disepakati.pptx
 
Kemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'anKemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'an
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'an
 
Maqashid Syariah
Maqashid SyariahMaqashid Syariah
Maqashid Syariah
 
Pengantar studi islam
Pengantar studi islamPengantar studi islam
Pengantar studi islam
 
Power point alquran
Power point alquranPower point alquran
Power point alquran
 
Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1
 
Sirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad Saw
Sirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad SawSirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad Saw
Sirah Nabawiyah 06: Silsilah Nabi Muhammad Saw
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
 
Keutamaan bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan RAMADHANKeutamaan bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan RAMADHAN
 
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode MekkahPerkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekkah
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
3. rpp asmaul husna
3. rpp asmaul husna3. rpp asmaul husna
3. rpp asmaul husna
 
Materi akhlak tasawuf
Materi akhlak tasawufMateri akhlak tasawuf
Materi akhlak tasawuf
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyah
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Akhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remajaAkhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remaja
 
Keutamaan membaca al quran yunus
Keutamaan membaca al quran yunusKeutamaan membaca al quran yunus
Keutamaan membaca al quran yunus
 

Similar to SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

Konsep asas moral
Konsep asas moralKonsep asas moral
Konsep asas moralSucram Suna
 
Etika Profesi kelompok 6 kelas 5E
Etika Profesi kelompok 6 kelas 5EEtika Profesi kelompok 6 kelas 5E
Etika Profesi kelompok 6 kelas 5EFikaAmalna
 
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...arisatrias
 
1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...
1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...
1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...yudiansyah sukmana
 
etika profesi guru
etika profesi guruetika profesi guru
etika profesi gurubundaahsan
 
16108900.ppt
16108900.ppt16108900.ppt
16108900.pptRules141
 
Memartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruanMemartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruanannakkeli
 
Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaMakalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaAbror Alatqo
 
BAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptx
BAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptxBAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptx
BAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptxAlHadmie1
 
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.pptETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.pptNunaAnisa
 
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.pptETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.pptekoari78
 
Etika profesi dalam kantor
Etika profesi dalam kantorEtika profesi dalam kantor
Etika profesi dalam kantorIdram M. Ladji
 
1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...Apriyansyah Ridho
 
1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...
1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...
1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...Apriyansyah Ridho
 
1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...
1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...
1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...Apriyansyah Ridho
 
1, be gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...
1, be  gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...1, be  gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...
1, be gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...Apriyansyah Ridho
 
1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...Apriyansyah Ridho
 
1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...
1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...
1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...Apriyansyah Ridho
 
1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...
1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...
1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...Apriyansyah Ridho
 

Similar to SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM (20)

Konsep asas moral
Konsep asas moralKonsep asas moral
Konsep asas moral
 
Etika Profesi kelompok 6 kelas 5E
Etika Profesi kelompok 6 kelas 5EEtika Profesi kelompok 6 kelas 5E
Etika Profesi kelompok 6 kelas 5E
 
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
 
work ethics
work ethicswork ethics
work ethics
 
1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...
1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...
1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...
 
etika profesi guru
etika profesi guruetika profesi guru
etika profesi guru
 
16108900.ppt
16108900.ppt16108900.ppt
16108900.ppt
 
Memartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruanMemartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruan
 
Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaMakalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
 
BAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptx
BAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptxBAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptx
BAB 5 ETIKA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH ISLAM.pptx
 
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.pptETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
 
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.pptETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
ETIKA-PROFESI-etika dan moralitas.ppt
 
Etika profesi dalam kantor
Etika profesi dalam kantorEtika profesi dalam kantor
Etika profesi dalam kantor
 
1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, u...
 
1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...
1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...
1, be & gg, m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, ...
 
1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...
1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...
1, be & gg, ridho123, hapzi ali, concepts and theories of business ethics...
 
1, be gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...
1, be  gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...1, be  gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...
1, be gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, conceps and theories of business e...
 
1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...
1, be & gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univer...
 
1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...
1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...
1, be &gg, ridho, hapzi ali, conceps and theories of business ethics, univers...
 
1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...
1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...
1, BE & GG, Apriyansyah M Ridho, Hapzi Ali, Conceps and theories of business ...
 

More from SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd

Pak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMUR
Pak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMURPak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMUR
Pak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMURSUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
KARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNF
KARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNFKARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNF
KARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNFSUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET
Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET
Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...
PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...
PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Evaluasi dan supervise pendidikan islam ,ppt
Evaluasi dan supervise pendidikan islam ,pptEvaluasi dan supervise pendidikan islam ,ppt
Evaluasi dan supervise pendidikan islam ,pptSUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Evaluasi pendidikan OLEH PAK ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTO
Evaluasi pendidikan OLEH PAK  ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTOEvaluasi pendidikan OLEH PAK  ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTO
Evaluasi pendidikan OLEH PAK ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTOSUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTOmanagemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTOSUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 

More from SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd (15)

Banser dan nu dalam perjuangan
Banser dan nu  dalam perjuanganBanser dan nu  dalam perjuangan
Banser dan nu dalam perjuangan
 
Pak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMUR
Pak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMURPak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMUR
Pak wahab SUMBER BOTO JOMBANG JAWA TIMUR
 
KARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNF
KARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNFKARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNF
KARYA TULIS " PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN AKRIDITASI BAN PAUD PNF
 
Kartu hasil studi
Kartu hasil studiKartu hasil studi
Kartu hasil studi
 
Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET
Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET
Makalah PENDIDIKAN BERBASIS INTERNET
 
PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...
PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...
PROPOSAL TESIS " IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDI...
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
 
Cover makalah
Cover makalah Cover makalah
Cover makalah
 
Evaluasi dan supervise pendidikan islam ,ppt
Evaluasi dan supervise pendidikan islam ,pptEvaluasi dan supervise pendidikan islam ,ppt
Evaluasi dan supervise pendidikan islam ,ppt
 
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
 
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
 
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MTS/SMP AL-AZHAR GROBOGAN MOJOWARNO JOMBANG, BY PA...
 
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
Pengembangan materi pembelajaran ski MTS
 
Evaluasi pendidikan OLEH PAK ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTO
Evaluasi pendidikan OLEH PAK  ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTOEvaluasi pendidikan OLEH PAK  ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTO
Evaluasi pendidikan OLEH PAK ABD WAHAB SPD, MPD.I SUMBER BOTO
 
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTOmanagemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

  • 1. TUGAS RESUME / UAS SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM Ujian akhir semester ( UAS ) TAKE HOME ESAM Dosen Pengampu Prof. Dr. H. ALI MODLOFIR, MA Oleh SUPRIYO NIM : 6117001 PROGAM PASCA SARJANA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM 2017
  • 2. PENDIDIKAN PROFESSIONAL, Profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Dalam kaitan ini seorang pekerja profesional dapat dibedakan dari seorang pekerja amatir walaupun sama-sama menguasai sejumlah teknik dan prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional memiliki filosofi untuk menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya. (Syafruddin Nurdin, 2005: 13-14). Sementara Ahmad Tafsir mengemukakan 10 kriteria/syarat untuk sebuah pekerjaan yang bisa disebut profesi, yaitu: 1. Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus. 2. Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup. 3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. 4. Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat. 5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif. 6. Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan profesinya. 7. Profesi memiliki kode etik. 8. Profesi miliki klien yang jelas. 9. Profesi memiliki organisasi profesi. 10. Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain. (Ahmad Tafsir, 1992: 108).
  • 3. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Pasal 39 (ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan professional. Teks lengkapnya sebagai berikut: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat 1, prinsip profesional guru mencakup karakteristik sebagai berikut: 1. Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealisme. 2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 4. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi. 5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan. 8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan keprofesionalan. 9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan keprofesian. (Sekretariat Negara, 2005: 15):
  • 4. ETIKA Etika didefinisikan sebagai “A set of rules that define right and wrong conducts” (William C. Frederick, 1998:52). Seperangkat aturan/undang- undang yang menentukan pada perilaku benar dan salah. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ethical rules: when our behaviors is acceptable and when it is disapproved and considered to be wrong. Ethical rules are guides to moral behavior. Aturan perilaku etik ketika tingkah laku kita diterima masyarakat, dan sebaliknya manakala perilaku kita ditolak oleh masyarakat karena dinilai sebagai perbuatan salah Jika perilaku kita diterima dan menguntungkan bagi banyak pihak, maka hal itu dinilai sebagai perilaku etis karena mendatangkan manfaat positif dan keuntungan bagi semua pihak. Sebaliknya manakala perilaku kita merugikan banyak pihak, maka pasti akan ditolak karena merugikan masyarakat, dan karena itu perilaku ini dinilai sebagai tidak etis dilakukan. Oleh karenanya aturan etika merupakan pedoman bagi perilaku moral di dalam masyarakat. Etika merupakan suatu studi moralitas. Kita dapat mendefinisikan moralitas sebagai pedoman atau standar bagi individu atau masyarakat tentang tindakan benar dan salah atau baik dan buruk. Dengan perkataan lain bahwa moralitas merupakan standar atau pedoman bagi individu atau kelompok dalam menjalankan aktivitasnya. Sehingga dengan demikian dapat diketahui bagaimana perilaku salah dan benar atau baik dan buruk itu. Standar dan pedoman itu dapat dipakai sebagai landasan untuk mengukur perilaku benar atau salah, baik dan buruk atas perilaku orang atau kelompok orang di dalam interaksinya dengan orang lain atau lingkungan dan masyarakat. Etika di dalam Islam mengacu pada dua sumber yaitu Qur’an dan Sunnah atau Hadits Nabi. Dua sumber ini merupakan sentral segala sumber
  • 5. yang membimbing segala perilaku dalam menjalankan ibadah, perbuatan atau aktivitas umat Islam yang benar-benar menjalankan ajaran Islam. Tetapi dalam implementasi pemberlakuan sumber ini secara lebih substantive sesuai dengan tuntutan perkembangan budaya dan zaman yang selalu dinamis ini diperlukan suatu proses penafsiran, ijtihad baik bersifat kontekstual maupun secara tekstual. Oleh karena yaitu diperlukan proses pemikiran dan logika yang terbimbing oleh nalar sehat, pikiran jernih, nurani yang cerdas dalam pemahaman ayat-ayat Qur’an dan Sunnah Nabi dalam rangka memperoleh filosofi etika di dalam masyarakat Islam. Bukankah Allah menuntut di dalam Qur’an kepada umat manusia agar menggunakan akal dalam mensikapi dan mengkritisi kehidupan yang dinamis ini. Etika di dalam Islam mengacu pada dua sumber yaitu Qur’an dan Sunnah atau Hadits Nabi. Dua sumber ini merupakan sentral segala sumber yang membimbing segala perilaku dalam menjalankan ibadah, perbuatan atau aktivitas umat Islam yang benar-benar menjalankan ajaran Islam. Etika dalam Islam menyangkut norma dan tuntunan atau ajaran yang mengatur sistem kehidupan individu atau lembaga (corporate), kelompok dan masyarakat dalam interaksi hidup antar individu, antar kelompok atau masyarakat dalam konteks hubungan dengan Allah dan lingkungan. Di dalam sistem etika Islam ada sistem penilaian atas perbuatan atau perilaku yang bernilai baik dan bernilai buruk.
  • 6. Perilaku baik menyangkut semua perilaku atau aktivitas yang didorong oleh kehendak akal fikir dan hati nurani dalam berkewajiban menjalankan perintah Allah dan termotivasi untuk menjalankan anjuran Allah. Perilaku buruk menyangkut semua aktivitas yang dilarang oleh Allah, di mana manusia dalam melakukan perilaku buruk atau jahat ini tedorong oleh hawa nafsu, godaan syaitan untuk melakukan perbuatan atau perilaku buruk atau jahat yang akan mendatangkan dosa bagi pelakunya dalam arti merugikan diri sendiri dan yang berdampak pada orang lain atau masyarakat. Etika profesi keguruan adalah aplikasi etika umum yang mengatur perilaku keguruan. Norma moralitas merupakan landasan yang menjadi acuan profesi dalam perilakunya. Dasar perilakunya tidak hanya hukum- hukum pendidikan dan prosedur kependidikan saja yang mendorong perilaku guru itu, tetapi nilai moral dan etika juga menjadi acuan penting yang harus dijadikan landasan kebijakannya. Dari sudut pandang keprofesian, kita dihadapkan pada tidak mudahnya mendefinisikan secara pasti mengenai apa, siapa, dan bagaimana profesi keguruan. Sekalipun jabatan guru disebut sebagai suatu profesi dan definisi profesi beserta krietrianya telah dibuat, kesulitan dihadapi pada saat definisi dan kriteria tersebut dicocokan dengan kenyataan di lapangan. Latar belakang pendidikan, pengalaman, komitmen dan penampilan guru kita amat beragam. Akses dan motivasi para guru untuk meningkatkan profesionalismenya juga berbeda-beda. Sementara itu, kehendak untuk meningkatkan profesionalisme guru seringkali dihadapkan pada agenda-agenda mendesak yang membuat skenario yang telah dibuat sebelumnya mengalami penyesuaian. perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya terletak dalam tugas dan tanggungjawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan-kemampuan yang disyaratkan
  • 7. untuk memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain ialah kompetensi guru. Profesionalitas guru PAI adalah gambaran atau keadaan derajat keprofesian setiap guru PAI dalam menggapai sikap mental, pengetahuan, dan keahlian/keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran bidang studi PAI secara optimal efektif dan efisien. Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah: “satu upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” (Pasal 1 UU No.20/2003). Selanjutnya, fungsi dan tujuan pendidikan adalah: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, segat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi di warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab” (Pasal 4, UU No.20/2003).
  • 8. Apa saja sebenarnya wujud soft skills itu? Perhatikan beberapa contoh soft skills berikut ini, yaitu kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan bekerja sama, kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan memecahkan masalah. Coba renungkan sejenak, apa jadinya jika seorang petani tidak bertanggung jawab. Apa jadinya jika polisi tidak jujur. Apa jadinya jika seorang pedagang tidak menghargai orang lain. Apa jadinya juga jika Kita selaku guru tidak jujur, tidak bertanggung jawab, tidak adil, tidak dapat berkomunikasi, tidak dapat mengambil keputusan, tidak toleran dan tidak dapat memecahkan masalah, meskipun Kita orang yang cerdas dan terampil dalam mengajar? Dengan demikian, apapun profesinya, terlebih bagi para guru harus mempunyai soft skills yang kuat. Sebab, soft skills pada dasarnya merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. 1. Soft skills adalah kemampuan mengelola diri secara tepat dan kemampuan membangun relasi dengan orang lain secara efektif. Kemampuan mengelola diri disebut dengan intrapersonal skills, sedangkan kemampuan membangun relasi dengan orang lain disebut dengan interpersonal skills. 2. Soft skills berbeda dengan hards skills. Hard skills lebih terkait dengan kemampuan seseorang secara teknis dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu menurut profesi masing- masing. Soft skills tiap profesi sama misalnya kejujuran, komitmen, tanggung jawab, semangat, kepercayaan, kesederhanaan, kerjasama, menghargai orang
  • 9. lain, dan integritas. Berbagai karakter tersebut harus dimiliki setiap orang. Yang membedakan adalah hard skills-nya. Seorang pesepakbola harus menguasai teknis menggiring bola, menyundul bola, dan menyepak, sementara seorang dokter harus menguasai cara menyuntik, menggunakan stetoskop, dan cara menjahit luka. 3. Kekuatan keputusan merupakan kekuatan terakhir dalam intrapersonal skills yang ditawarkan oleh Ibrahim Elfiky. Kekuatan ini mengantarkan Kita sebagai sosok guru yang kuat menghadapi berbagai tantangan. Dengan kekuatan ini Kita mampu mengatasi persoalan, sebab Kita menyadari betul keutamaan profesi guru. Kita juga akhirnya mempunyai mimpi hebat untuk menjadi guru. Kita punya mimpi yang akan Kita tinggalkan setelah Kita meninggal. Kemudian Kita yakin dengan profesi guru, Kita cintai profesi ini, apa pun tantangan dan problematikanya. Masalah seberat apa pun akan terasa ringan karena Kita mencintai profesi ini. Semua energi positif membantu Kita dalam mengatasi persoalan. Semua perilaku yang dapat menghambat energi positif Kita buang jauh-jauh. Kita lebih konsentrasi dan fokus pada profesi, dan akhirnya Kita dapat mengambil keputusan terbaik demi kemajuan pendidikan. 4. Kekuatan konsentrasi terletak pada fokus pada persoalan yang sedang kita hadapi. Kegiatan apa pun jika kita jalani dengan penuh konsentrasi, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh hukum konsentrasi, yaitu adanya kesan yang kuat, munculnya sensasi dari kegiatan, penguncian dari kegiatan di luar pertistiwa yang bersangkutan, adanya universalisasi dari yang kita hadapi, dan muncul imajinasi untuk melangkah ke depan. Hanya saja, ada hal yang membuat konsentrasi terganggu, yaitu fisiologis, emosional, psikologis, mental, dan spiritual. 5. Kompetensi guru yang termasuk soft skills adalah kepribadian dan sosial. Kompetensi kepribadian disebut dengan intrapersonal skills,
  • 10. sedangkan kompetensi sosial disebut interpersonal skills. Keberhasilan seorang guru 80% ditentukan oleh soft skills [kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial], sementara 20% hard skills [kompetensi pedagogik dan profesional]. Sejauh ini LPTK lebih banyak menekankan hard skills ketimbang soft skills. Akibatnya, kita banyak menjumpai guru yang lebih menekankan aspek formal adminiastrasi ketimbang ruh pendidikan. 6. Komunikasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sebab, keterampilan ini sangat relevan dengan kompetensi sosial guru atau interpersonal skills. Komunikasi sangat berperan dalam menunjang keberhasilan seorang guru, baik ketika berhadapan dengan peserta didik di kelas, berkomunikasi dengan sesama kolega guru dan kepala sekolah, serta masyarakat luas. Guru harus memahami dengan siapa berhadapan, sebab hal ini akan berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan. Guru perlu memahami prinsip komunikasi efektif, yang disingkat dengan REACH, yakni respect, empathy, audible, clarity/care, dan humble. Guru juga harus memahami bahwa kata-kata hanya menempati 7%, intonasi 38%, dan bahasa tubuh 55% dalam menunjang efektifitas komunikasi. 7. Motivasi merupakan penggerak yang menjadikan kita melakukan aktifitas. Kegiatan yang kita lakukan akan berjalan dengan penuh semangat jika berdasarkan kebutuhan, bukan karena dipaksakan dari luar. Karena itu, motivasi intrinsik jauh lebih penting ketimbang motivasi ekstrinsik. Ada banyak prinsip yang perlu kita perhatikan dalam memberikan motivasi kepada peserta didik, yaitu kebermaknaan, pengetahuan dan keterampilan prasyarat, model, komunikasi terbuka, keaslian dan tugas yang menantang, latihan yang tepat dan aktif, penilaian tugas, kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan, keragaman pendekatan, mengembangkan beragam
  • 11. kemampuan, melibatkan sebanyak mungkin indera, dan keseimbangan pengaturan pengalaman belajar. pribadi mempunyai kualitas diri seperti kejujuran, komitmen bertanggung jawab, bersyukur, ikhlas, dan cinta profesi, ditambah dengan kualitas sosial seperti mampu beradaptasi, mampu bekerja dalam tim, mampu berkomunikasi secara efektif, mampu memberi motivasi kepada orang lain, dan mampu menghadapi perbedaan, pasti Kita menjadi guru hebat. Coba apa yang kurang dari guru dengan kualitas tersebut? . KODE ETIK GURU. Keguruan merupakan suatu jabatan profesional karena pelaksanaannya menuntut keahlian tertentu melalui pendidikan formal yang khusus serta rasa tanggung jawab tertentu dan para pelaksananya. Suatu profesi merupakan posisi yang dipegang oleh orang-orang yang mempunyai dasar pengetahuan dan ketrampilan dan sikap khusus tertentu dan mendapat pengakuan dan masyarakat sebagai suatu keahlian. Keahlian tersebut menuntut dipenuhi yang standar persiapan profesi melalui pendidikan khusus, dan dilandasi oleh bidang keilmuan tertentu yang secara terus-menerus dikembangkan melalui penelitian, serta pengalaman kerja dalam bidang tersebut. Selanjutnya keanggotaan profesi menuntut keikutsertaan secara aktif dalam ikatan profesi dan usaha-usaha pengembangan profesi melalui penelitian dan pelayanan. Pekerjaan keguruan tidak dapat lepas dari nilai-nilai yang berlaku. Atas dasar nilai yang dianut oleh guru, peserta didik (siswa), dan masyarakat,maka kegiatan layanan pendidikan yang diberikan oleh guru dapat
  • 12. berlangsung dengan arah yang jelas dan atas keputusan-keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Para guru seyogyanya berpikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, pribadi dan profesional, dan prosedur yang legal. Dalam hubungan inilah guru seharusnya memahami dasar-dasar kode etik guru sebagai landasan moral dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik profesi merupakan tatanan menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Pola tatanan itu seharusnya diikuti dan ditaati oleh setiap orang yang menjalankan profesi tersebut. 1. Etika kerja, etos kerja, dan kode etik merupakan tiga hal yang saling terkait dan mempunyai peranan yang besar dalam mewujudkan profesionalisme dan kualitas kerja seseorang. Efektivitas, efisiensi, dan produktivitas suatu pekerjaan akan banyak tergantung kepada tiga unsur tersebut 2. Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan lingkungnnya. Secara umum, etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia. 3. Etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian pekerja yang tercermin melalui unjuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya. Etos kerja lebih merupakan kondisi internal yang mendorong dan mengendalikan perilaku pekerja ke arah terwujudnya kualitas kerja yang ideal. 4. Kode etik profesi merupakan tatanan/tanda/norma yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Pola tatanan itu seharusnya diikuti dan ditaati oleh setiap orang yang menjalankan profesi tersebut. 5. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah merumuskan poin- poin kode etik melalui konggres . Pengembangan kode etik guru dalam
  • 13. empat tahapan yaitu: (1) tahap pembahasan/perumusan (lahun 1971- 1973), (2) tahap pengesahan (Kongres PGRI ke XIII Nopember 1973). (3) tahap penguraian (Kongres PGRI XIV, Juni 1979), (4) tahap penyempurnaan (Kongres XVI, juli 1989). KOMENTATOR / MENURUT PENDAPAT SAYA Kunci utama berhasilnya dunia pendidikan adalah baiknya mutu pendidikan, karena baiknya mutu pendidikan adalah memperlihatkan baiknya potensi para guru.” Ungkapan itulah yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin pada saat memberikan sambutan pada Workshop dan Dana Sharing bersama para guru Sekolah Berstandar Internasional (SBI), Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), serta Sekolah Standar Nasional (SSN) di Hotel Golden View, Bengkong, Senin (7/5) malam. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Batam, ucap Muslim, Dinas pendidikan akan melakukan kompetisi guru sesuai dengan jenjangnya. Karena tahun 2013 mendatang untuk penempatan kepala sekolah harus memiliki sertifikat tenaga pendidik dan sertifikat kepala sekolah. “Untuk itu manfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dan gunakan dana sharing yang ada ini dengan baik dan benar,” tutur Muslim. Beberapa pendapat para ahli pendidikan tentang kendala peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, yaitu: 1. Menurut Soedijarto (1991: 56), bahwa rendahnya mutu atau kualitas pendidikan di samping disebabkan oleh karena pemberian peranan yang kurang proporsional terhadap sekolah, kurang memadainya perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem kurikulum, dan penggunaan prestasi hasil belajar secara kognitif sebagai satu-
  • 14. satunya indikator keberhasilan pendidikan, juga disebabkan karena sistem evaluasi tidak secara berencana didudukkan sebagai alat pendidikan dan bagian terpadu dari system kurikulum. 2. Secara umum, Edward Sallis (1984) dalam Total Quality Management in Education menyebutkan, kondisi yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dapat berasal dari berbagai macam sumber, yaitu miskinnya perancangan kurikulum, ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan kerja yang tidak kondusif, ketidaksesuaian system dan prosedur (manajemen), tidak cukupnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya, dan pengadaan staf (Syafaruddin, 2002: 14). 3. Sedangkan menurut laporan Bank Dunia dalam Mulyasa (2002: 12- 13), terdapat empat faktor yang diidentifikasi menjadi kendala mutu atau mutu pendidikan di Indonesia, yaitu: Kompleksitas pengorganisasian pendidikan antara Depdiknas (bertanggung jawab dalam hal materi pendidikan, evaluasi buku teks dan kelayakan bahan-bahan ajar) dan Depagri dalam bidang (ketenagaan, sumber daya material, dan sumber daya lainnya). Di samping itu, Departemen Agama bertanggung jawab dalam membina dan mengawasi sekolah-sekolah keagamaan negeri maupun swasta. Dualisme ini berakibat fatal karena rancunya pembagian tanggung jawab dan peranan manajerial, keterlambatan dan terpilahnya system pembiayaan, serta perebutan kewenangan atas guru. 4. Praktik manajemen yang sentralistik pada tingkat SLTP. Pembiayaan dan perencanaan oleh pemerintah pusat yang melibatkan banyak departemen. Hal ini menghambat pencapaiaan tujuan wajib belajar pendidikan dasar. Praktik penganggaran yang terpecah dan kaku. Kompleksitas organisasi yang menyiapkan anggaran pembangunan menjadi rumitnya pengelolaan pendidikan. Bappenas, Depdiknas, dan Depagri, termasuk Depag, dalam
  • 15. menyiapkan anggaran pendidikan. Akibatnya, hal ini menimbulkan dampak negatif, yaitu tidak adanya tanggung jawab yang jelas antar unit, tidak ada evaluasi reguler terhadap kebutuhan riil, dan tidak ada jaminan dana yang dialokasikan secara benar dan merata. 5. Manajemen sekolah yang tidak efektif. Sebagai pelaku utama, kepala sekolah banyak yang kurang mampu melakukan peningkatan mutu sekolahnya karena tidak dilengkapi dengan kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang baik. Pelatihan yang kurang dan rekruitmen kepala sekolah yang belum didasarkan atas kemampuan memimpin dan profesionalitas. tentang profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalisasi, dan profesionalitas. Sanusi, dkk (1991:19) menjelaskan kelima konsep tersebut sebagai berikut. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan prajabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (in- service training). Di luar pengertian ini, ada beberapa ciri profesi khususnya yang berkaitan dengan profesi kependidikan. Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian kedua ini, profesional dikontraskan dengan “non- profesional” atau “amatir’. Profesionalisme menunjuk kepada komitmen/teori/paham para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan
  • 16. terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Menurut saya Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai dan memberikan perbaikan-perbaikan terhadap kinerja guru atau personil lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan pengendalian adalah untuk melakukan pengukuran dan perbaikan agar apa yang telah direncanakan dapat tercapai secara optimal. Sesuai dengan konsep mutu dalam pendidikan yang mneliputi unsure input-proses-output. Maka pengendalian terhadap mutu pendidikan juga diarahkan pada aspek input, proses dan output. Secara lebih rinci pengendalian terhadap mutu pendidikan ditujukan pada aspek kurikulum pembelajaran, pembinaan murid dan aspek manajemen sekolah yang berkaitan dengan pengaturan sumber daya dan dana pendidikan seperti: personil, siswa, sarana dan fasilitas, biaya dan kerjasama sekolah dengan masyarakat. Ketiga bidang sasaran ini semuanya mengacu pada pengembangan kompetensi siswa secara optimal. Pengendalaian merupakan suatu proses sistematis, yang terdiri dari merencanakan (menyusun tujuan dan standar performansi), pengyukuran performansi nyata, membandingkan performansi dan melakukan perbaikan. Salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam pembangunan pendidikan Nasional adalah masalah mutu. Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu ditingkatkan fungsi penendalian yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas pendidikan. Pengendalian yang akan dapat memberikan manfaat yang berarti dalam peningkatan mutu jika ditujuan pada aspek input-proses-output pendidikan. Pengendalian yang ditujukan pada
  • 17. komponen tersebut disebut pengendalian mutu. Pengendalian mutu merupakan suatu tindakan yang berisi kegiatan pengukuran atau penilaian dan perbaikan. Pengendalaian merupakan suatu proses yang terdiri dari merencanakan (menyusun tujuan dan standar performansi), pengyukuran performansi nyata, membandingkan performansi dan melakukan perbaikan. Pengendalian mutu pendidikan ditujukan pada aspek kurikulum pembelajaran, pembinaan murid dan aspek manajemen, Ketiga bidang sasaran ini semuanya mengacu pada pengembangan kompetensi siswa secara optimal
  • 18. Soal no 2 PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN ISLAM ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Filsafat pendidikan merupakan titik permulaan dalam proses pendidikan, juga menjadi tulang punggung kemana bagian-bagian yang lain dalam pendidikan itu bergantung dari segi tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, metode mengajar, penilaian adminitrasi, alat-alat mengajar, dan lain-lain lagi aspek pendidikan yang memberinya arah, menunjuk jalan yang akan dilaluinya dan meletakkan dasar-dasar dan prinsip tempat tegaknya. Setiap filosof pendidikan Barat maupun filosof pendidikan Islam pasti mempunyai aliran yang dicetuskan maupun yang dianut oleh masing- masing orang. Misalnya saja dalam filsafat pendidikan Barat ada yang namanya aliran Nativisme, aliran Naturalisme, aliran Empirisme, aliran Konvergensi, dan lain-lain. Tidak berbeda pula dengan filsafat pendidikan Islam, di dalamnya juga terdapat banyak aliran yang berbeda tetapi konteks dan rujukan tetap kepada al-Qur’an dan al-Hadist. Dalam dunia pendidikan Islam, terdapat tiga aliran utama filsafat pendidikan Islam, yaitu: 1) Aliran Konservatif, dengan tokoh utamanya adalah al-Ghazali, 2) Aliran Religius-Rasional, dengan tokoh utamanya yaitu Ikhwan al-Shafa, dan 3) Aliran Pragmatis, dengan tokoh utamanya adalah Ibnu Khaldun.(Mahmud Arif, 2002: 52) 1. Aliran Konservatif (al-Muhafidz)
  • 19. Tokoh-tokoh aliran ini adalah al-Ghazali, Nasiruddin al-Thusi, Ibnu Jama’ah, Sahnun, Ibnu Hajar al-Haitami, dan al-Qabisi. Aliran al-Muhafidz cenderung bersikap murni keagamaan. Aliran ini memaknai ilmu dengan pengertian sempit. Menurut al-Thusi, ilmu yang utama hanyalah ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang, yang jelas akan membawa manfaat di akhirat kelak. (Samsul Nizar, 2002: 90) Al-Ghazali mengklasifikasikan ilmu menjadi: a. Berdasarkan pembidangannya, ilmu dibagi menjadi dua bidang: 1) Ilmu syar’iyyah, yaitu semua ilmu yang berasal dari para Nabi, terdiri atas: 1) Ilmu ushul (ilmu pokok), 2) Ilmu furu’ (cabang), 3) Ilmu pengantar (mukaddimah), dan 4) Ilmu pelengkap (mutammimah). 2) Ilmu ghoiru syar’iyyah, yaitu semua ilmu yang berasal dari ijtihad ulama’ atau intelektual muslim, terdiri atas: 1) Ilmu terpuji, 2) Ilmu yang diperbolehkan (tak merugikan), 3) Ilmu yang tercela (merugikan). (Samsul Nizar, 2002: 92). b. Berdasarkan status hukum mempelajarinya, dapat digolongkan menjadi: 1) Ilmu yang fardlu ‘ain, dan 2) Ilmu yang fardlu kifayah. Al-Ghazali menegaskan bahwa ilmu-ilmu keagamaan hanya dapat diperoleh dengan kesempurnaan rasio dan kejernihan akal budi. Karena, hanya dengan rasiolah manusia mampu menerima amanat dari Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Pemikiran al-Ghazali ini sejalan dengan aliran Mu’tazilah yang berpendapat bahwa rasio mampu menetapkan baik buruknya sesuatu. Pola umum pemikiran al-Ghazali dalam pendidikannya antara lain: a. Kegiatan menuntut ilmu tiada lain berorientasi pada pencapaian ridha Allah.
  • 20. b. Teori ilmu ilhami sebagai landasan teori pendidikannya, dan diperkuat dengan sepuluh kode etik peserta didik. c. Tujuan agamawi merupakan tujuan puncak kegiatan menuntut ilmu. d. Pembatasan term al-‘ilm hanya pada ilmu tentang Allah. (Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 39). Dari deskripsi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemikiran utama aliran konservatif antara lain: 1) Ilmu adalah ilmu al-hal, yaitu ilmu yang dibutuhkan saat sekarang yang bisa membawa manfaat di akhirat, 2) Ilmu-ilmu selain ilmu keagamaan adalah sia-sia, dan 3) Ilmu hanya bisa diperoleh melalui rasio. 2. Aliran Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy) Tokoh-tokoh aliran ini adalah Ikhwan al-Shafa, al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Miskawaih. Aliran ini dijuluki “pemburu” hikmah Yunani di belahan dunia Timur, dikarenakan pergumulan intensifnya dengan rasionalitas Yunani. Menurut Ikhwan al-Shafa, yang dimaksud dengan ilmu adalah gambaran tentang sesuatu yang diketahui pada benak (jiwa) orang yang mengetahui. Proses pengajaran adalah usaha transformatif terhadap kesiapan ajar agar benar- benar menjadi riil, atau dengan kata lain, upaya transformatif terhadap jiwa pelajar yang semula berilmu (mengetahui) secara potensial, agar menjadi berilmu (mengetahui) secara riil-aktual. Dengan demikian, inti proses pendidikan adalah pada kiat transformasi potensi-potensi manusia agar menjadi kemampuan “psikomotorik”. (Ridha, 2002: 78). Ikhwan berpendapat bahwa akal sempurna mengemanasikan keutamaan- keutamaan pada jiwa dan dengan emanasi ini eternalitas akal menjadi penyebab keberadaan jiwa. Kesempurnaan akal menjadi penyebab keabadian jiwa dan supremasi akal menjadi penyebab kesempurnaan jiwa. (Ridha, 2002: 86)
  • 21. Pandangan dualisme jiwa-akal Ikhwan tersebut merupakan bukti dari pengaruh pemikiran Plato. Menurut Ikhwan, jiwa berada pada posisi tengah antara dunia fisik-materiil dan dunia akal. Hal inilah yang menjadikan pengetahuan manusia menempuh laju “linier-progresif” melalui tiga cara, yaitu: 1) Dengan jalan indera, jiwa dapat mengetahui sesuatu yang lebih rendah dari substansi dirinya; 2) Dengan jalan burhan (penalaran-pembuktian logis), jiwa bisa mengetahui sesuatu yang lebih tinggi darinya; dan 3) Dengan perenungan rasional, jiwa dapat mengetahui substansi dirinya. (Ridha, 2002: 87) Ikhwan tidak sependapat dengan ide Plato yang menganggap bahwa belajar tiada lain hanyalah proses mengingat ulang. Ikhwan menganggap bahwa semua pengetahuan berpangkal pada cerapan inderawiah. Segala sesuatu yang tidak dijangkau oleh indera, tidak dapat diimajinasikan, segala sesuatu yang tidak bisa diimajinasikan, maka tidak bisa dirasiokan. Kalangan Ikhwan sangat memberi tempat terhadap ragam disiplin ilmu yang berkembang dan bermanfaat bagi kemajuan hidup manusia. Implikasinya adalah konsep ilmu berpangkal pada “kesedia-kalaan” ilmu tanpa pembatasan. Ikhwan membagi ragam disiplin ilmu sebagai berikut: 1) Ilmu-ilmu Syar’iyah(keagamaan), 2) Ilmu-ilmu Filsafat, dan 3) Ilmu-ilmu Riyadliyyat (matematik). Al-Farabi menghendaki agar operasionalisasi pendidikan seiring dengan tahap-tahap perkembangan fungsi organ tubuh dan kecerdasan manusia. (Syar’I, 2005: 92) Dari pemikiran kedua tokoh di atas, teori utama aliran Religius-Rasional ini antara lain: 1) Pengetahuan adalah muktasabah, yakni hasil perolehan dari aktivitas belajar, 2) Modal utama ilmu adalah indera, 3) Lingkup kajian meliputi pengkajian dan pemikiran seluruh realitas yang ada, 4) Ilmu
  • 22. pengetahuan adalah hal yang begitu bernilai secara moral dan sosial, dan 5) Semua ragam ilmu pengetahuan adalah penting. 3. Aliran Pragmatis (al-Dzarai’iy) Tokoh aliran Pragmatis adalah Ibnu Khaldun. Sedangkan tokoh Pragmatisme Barat yaitu John Dewey. Bila filsafat pendidikan Islam berkiblat pada pandangan pragmatisme John Dewey, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah segala sesuatu yang sifatnya nyata, bukan hal yang di luar jangkauan pancaindera. (Basri, 2009: 99). Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pengetahuan dan pembelajaran adalah tabi’i(pembawaan) manusia karena adanya kesanggupan berfikir. (Achmadi, 2008: 125) Pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian duniawi dan ukhrowi, keduanya harus memberikan keuntungan, karena baginya pendidikan adalah jalan untuk memperoleh rizki. Dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasarkan tujuan fungsionalnya, yaitu: 1) Ilmu-ilmu yang bernilai instrinsik. Misal: ilmu-ilmu keagamaan, Ontologi dan Teologi, dan 2) Ilmu-ilmu yang bernilai ekstrinsik-instrumental bagi ilmu instrinsik. Misal: kebahasa-Araban bagi ilmu syar’iy, dan logika bagi ilmu filsafat.(Ridha, 2002: 105). Berdasarkan sumbernya, ilmu dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Ilmu ‘aqliyah(intelektual) yaitu ilmu yang diperoleh manusia dari olah pikir rasio, yakni ilmu Mantiq (logika), ilmu alam, Teologi dan ilmu Matematik, dan 2) Ilmu naqliyah yaitu ilmu yang diperoleh manusia dari hasil transmisi dari orang terdahulu, yakni ilmu Hadits, ilmu Fiqh, ilmu kebahasa-Araban, dan lain-lain. Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang semata- mata bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis di dalam kehidupan, akan tetapi ilmu dan pendidikan merupakan gejala
  • 23. konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangannya dalam tahapan kebudayaan. Menurutnya bahwa ilmu dan pendidikan tidak lain merupakan gejala sosial yang menjadi ciri khas jenis insani. Dari pemikiran Ibnu Khaldun di atas, maka ide pokok pemikiran aliran Pragmatis antara lain: 1) Manusia pada dasarnya tidak tahu, namun ia menjadi tahu karena proses belajar, 2) Akal merupakan sumber otonom ilmu pengetahuan, dan 3) Keseimbangan antara pengetahuan duniawi dan ukhrawi. dapat kesimpulan, yaitu: 1. Tiga aliran utama filsafat pendidikan Islam yang telah dibahas di atas, memiliki pendapat-pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lain. Aliran yang pertama yaitu aliran Konservatif (al-Muhafidz). Mereka memaknai ilmu dengan pengertian sempit, yaitu hanya mencakup ilmu-ilmu yang bersifat keagamaan. 2. Sangat berbeda dengan aliran Konservatif ini, kalangan yang menamakan diri mereka Ikhwan al-Shafa, menganggap semua disiplin ilmu adalah penting. Mereka lebih luwes dalam merumuskan ilmu pengetahuan, dan indera adalah sumber utama ilmu pengetahuan. Kelompok Ikhwan dan tokoh-tokoh yang sealiran dengannya digolongan ke dalam aliran yang ke-dua yaitu aliran Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy). 3. Aliran yang ke-tiga yaitu aliran Pragmatis (al-Dzarai’iy). Tokoh aliran ini adalah Ibnu Khaldun. Menurutnya, pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian duniawi dan ukhrowi, keduanya harus memberikan keuntungan.
  • 24. Soal no 3 KEMAJUAN, KEMUNDURAN, DAN KEBANGKITAN DUNIA BARU ISLAM A. Kemajuan Dunia Islam a) Dinasti Umayah (661-750 M) Bani Umayah adalah keturunan Umayah bin Abdul Syams, salah satu suku Quraisy. Dalam sejarah Islam Bani Umayah mendirikan dalam dua periode: Damascus dan Cordoba. Dinasti umayah dimulai dengan naiknya Muawiyah sebagai khalifah pada tahun 661 M. Bani Umayah berhasil mengokohkan kekhalifahan di Damascus selama 90 tahun (661 – 750). Penyebutan ”Dinasti” pada kekhalifahan Bani Umayah karena Muawiyah mengubah sistem suksesi kepemimpinan dari yang bersifat demokratis dengan cara pemilihan kepada yang bersifat keturunan. Muawiyah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam dengan menaklukkan seluruh Imperium Persia dan sebagian Imperium Bizantium. Bahasa Arab menjadi bahasa administrasi secara resmi disamping bahasa bangsa-bangsa yang bersatu. Dan dari persatuan berbagai Bangsa di bawah naungan Islam lahirlah benih-benih kebudayaan Islam yang baru. Kemajuan-
  • 25. kemajuan diberbagai bidang mulai diraih kekhalifahan Islam diantaranya adalah:  Bidang ekspansi wilayah  Bidang bahasa dan sastra Arab  Bidang pembangunan fisik sarana prasarana penunjang kebudayaan dan pemerintahan seperti masjid-masjid, istana-istana peristirahatan. Sesungguhnya di masa ini gerakan-gerakan ilmiyah telah berkembang pula, seperti dalam bidang keagamaan, sejarah dan filsafat. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Bani Umayah mencapai puncaknya di zaman al-Walid. Sesudah itu kekuasaan mereka menurun. Terlalu banyak faktor yang harus mereka hadapi untuk bisa terhindar dari kehancuran. Gaya hidup mewah (hubuddunya) jauh dari gaya hidup Islami dikalangan keluarga para khalifah. Faktor ini turut memperlemah jiwa dan vitalitas keluarga dan anak-anak khalifah, sehingga mereka kurang sanggup memikul beban pemerintahan yang demikian besar. Disamping faktor ini telah menimbulkan ketidakpuasan dikalangan orang saleh. Faktor Ketidakadilan, dan masih banyak lagi faktor lainnya. Pada awal abad ke-8 (720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani Umayah telah tersebar secara intensif. Kelompok yang merasa tidak puas bermunculan. Rongrongan Khawarij dan Syi’ah yang terus-menerus memandang Bani Umayah sebagai perampas khilafah. Gerakan oposisi yang pertama-tama dinamakan Hasyimiyah dan kemudian Abbasiyah dipimpin oleh Muhammad bin Ali. Gerakan ini mendapat dukungan terbesar dari orang-orang khurasan yang merupakan basis partai Ali. Di bawah pimpinan panglimanya yang tangkas, Abu Muslim al-Khurasani, gerakan ini dapat menguasai wilayah demi wilayah kekuasaan Bani Umayah. Pada Januari 750 Marwan II, Khalifah terakhir Bani Umayah, dapat dikalahkan
  • 26. di pertempuran Zab Hulu, sebuah anak Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia kemudian melarikan diri ke Mesir. Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua anggota keluarga Bani Umayah yang berhasil mereka tawan. Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah kesatuan menemukan dan membunuh Marwan II pada Agustus 750. Maka berakhirlah kekuasaan Bani Umayah di Damaskus. Namun satu-satunya anggota keluarga Bani Umayah, Abdurrahman (cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri ke Afrika Utara, kemudian menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia membangun kekuasaan Dinasti Bani Umayah yang baru dengan berpusat di Cordoba. b) Dinasti Abasiyah (750-1258 M) Dinasti Abbasiyah yang menguasai daulah (negara) pada masa klasik dan pertengahan Islam. Pada masa pemerintahan Abbasiyah tercapai zaman keemasan Islam. Daulah ini disebut Abbasiyah karena pendirinya adalah keturunan al-Abbas (paman Nabi SAW) yakni Abu Abbas as-Saffah. Walaupun Abu Abbas adalah pendiri daulah ini, pemerintahannya hanya singkat (750 – 754). Pembina daulah ini yang sebenarnya adalah Abu Ja’far al-Mansur (khalifah ke-2). Dua khalifah inilah peletak dasar-dasar pemerintahan Daulah Abbasiyah. Para sejarawan membagi Daulah Abbasiyah dalam lima periode;  Periode Pertama (132 H – 232 H / 750 M – 847 M) Yang membedakan antara dinasti Abbasiyah dan dinasti Umayah adalah masuknya keluarga non arab ke dalam pemerintahan. Pada periode pertama ini Daulah Abbasiyah ini pemerintahan difokuskan pada pembenahan administrasi negara ketahanan dan pertahanan. Untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, al-Mansur kemudian memindahkan Ibukota dari al-Hasyimiyah, dekat Kufah, ke kota yang baru dibangunnya Baghdad, pada tahun 767. di sana ia
  • 27. menertibkan pemerintahannya dengan mengangkat aparat yang duduk di lembaga eksekutif dan yudikatif. Dalam lembaga eksekutif ia mengangkat wazir (menteri), ia juga membentuk lembaga protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara disamping mengembangkan angkatan bersenjata. Meneruskan jawatan pos yang sudah ada sejak masa Bani Umayah, dengan penambahan tugas dari selain mengantarkan surat juga untuk menghimpun seluruh informasi dari daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berlangsung dengan lancar. Kalau dasar-dasar pemerintahan Daulah Abbasiyah ini diletakkan dan dibangun oleh Abu Abbas as-Saffah dan Abu Ja’far al-Mansur, maka puncak keemasan dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya. Mulai dari masa khalifah al-Mahdi (775 – 785) hingga khalifah al-Wasiq (842 – 847). Puncak popularitas daulah ini berada pada zaman khalifah Harun al-Rasyid (786 – 809) dan puteranya al-Ma’mun (813 – 833). Daulah ini lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah yang memang sudah luas. Dan ini pulalah yang membedakan antara Dinasti Abbasiyah dengan Dinasti Umayah yang lebih mementingkan perluasan daerah. Pada zaman al-Mahdi, perekonomian meningkat. Irigasi yang dibangun membuat hasil pertanian berlipat ganda dibandingkan sebelumnya. Pertambangan dan sumber-sumber alam bertambah dan demikian pula perdagangan internasional ketimur dan barat dipergiat. Basrah menjadi pelabuhan penting yang sarananya lengkap. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi adalah pada zaman Harun al-Rasyid. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat tak tertandingi.
  • 28. Khalifah al-Ma’mun menonjol dalam hal gerakan intelektual dan ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan buku-buku dari Yunani. Filsafat Yunani yang rasional menjadikan khalifah terpengaruh dan mengambil teologi rasional Muktazilah menjadi teologi negara. Al-Mu’tasim khalifah berikutnya (833 – 842), memberi peluang besar kepada orang Turki masuk dalam pemerintahan. Daulah Abbasiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktek orang Muslim mengikuti perjalanan perang sudah terhenti. Ketentaraan kemudian terdiri dari prajurit- prajurit Turki yang profesional. Kekuatan militer menjadi sangat kuat, akibatnya tentara menjadi sangat dominan sehingga khalifah berikutnya sangat dipengaruhi atau menjadi boneka ditangan mereka. 1. Periode kedua (232 H – 334 H / 847 M – 945 M) 2. Periode ketiga (334 H – 447 H / 945 M – 1055 M) 3. Periode keempat (447 H – 590 H / 1055 M – 1199 M) 4. Periode kelima (590 H – 656 H / 1199 M – 1258 M) c) Dinasti Umayah di Spanyol (757-1492 M) Di belahan Barat (eropa) berdiri megah Khalifah Umayah di Spanyol dengan sebelumnya tentara Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyad pada tahun 711 M menaklukkan kerajaan Visigothic yang diperintah oleh raja Roderick. Dalam memperluas wilayah kekuasaannya kekuatan Islam ini pada tahun 732 menyeberangi pegunungan pirenia (perbatasan Perancis), dan pastilah akan mengubah sejarah Eropa seandainya mereka tidak dikalahkan dengan menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang sering dipanggil Karel Martel. d) Dinasti Fatimiyah (919-1171 M)
  • 29. Syahruddin El-Fikriasa Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai dengan penyebaran agama Islam hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri sejumlah pemerintah atau kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Turki Utsmani dan Ayyubiyah. Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan kegemilangan peradaban Islam. Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul sebagai cendekiawan dan memiliki pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan dan kepemimpinan yang kurang fokus, akibatnya pemerintahan Islam dikalahkan. Salah satunya adalah dinasti Fatimiyah. Imperium Ismailiyah yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi ini hanya mampu bertahan selama lebih kurang dua setengah abad (909-1171 M). Ubaidillah al-Mahdi adalah pengikut sekte Syiah Ismailiyah. Dinamakan sekte Ismailiyah, karena sepeninggal Jafar As-Shadiq, anggota sekte Syiah Ismailiyah berselisih pendapat mengenai sosok pengganti sang imam (Jafar as-Shadiq). Dan Ismail selaku putra Jafar yang sedianya akan dijadikan pengganti, telah meninggal terlebih dahulu. Di saat yang sama, mayoritas pengikut Ismailiyah menolak penunjukan Muhammad yang merupakan putra Ismail. Padahal, menurut mereka masih terdapat sosok Musa Al-Kazhim yang dinilai lebih pantas memegang tampuk kepemimpinan spiritual. Maka disaat itulah, tampil Abdullah atau Ubaidillah Al-Mahdi mengambil kepemimpinan spiritual langsung (dari jalur Ali melalui Ismail). Bersama keluarga dan para pengikutnya, Ismailiyah menyebar di wilayah Salamiyah, sebuah pusat kaum Ismailiyah di Suriah. Maka pada tahun 297 H atau 909 M, ia dilantik menjadi khalifah. Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan Dinasti Fatimiyah berpusat di Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah. Dinasti Fatimiyah menjalankan roda pemerintahan di Maroko selama 24 tahun yang di pimpin
  • 30. oleh empat orang khalifah, termasuk Ubaidillah al-Mahdi. Tiga orang khalifah Dinasti Fatimiyah lainnya yang pernah memerintah di Maroko adalah al-Qaim (322-323 H/934-946 M), al-Manshur (323-341 H/946-952 M), dan al-Muizz (341-362 H/952-975 M). Maka sejak saat itulah, dinasti Fatimiyah berhasil menjadi salah satu pusat pemerintahan Islam yang disegani. Puncaknya, terjadi pada masa Al- Aziz (365-386 H/975-996 M). Ia adalah putra dari Al-Muizz yang bernakma Nizar dan bergelar al-Aziz (yang perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan di wilayah Suriah dan Palestina. Bahkan, pada masanya ini pula, ia membangun istana kekhalifahan yang sangat megah hingga mampu menampung tamu sebanyak 30 ribu orang. Tempat-tempat ibadah, pusat perhubungan, pertanian maupun industri mengalami perkembangan pesat. Sementara dalam bidang pemerintahan, Khalifah al-Aziz berhasil meredam berbagai upaya pemberontakan yang terjadi di wilayah-wilayah kekuasaannya. Dinasti ini dapat maju antara lain karena didukung oleh militer yang kuat, administrasi pemerintahan yang baik, ilmu pengetahuan berkembang, dan ekonominya stabil. Namun setelah masa al-Aziz Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh, setelah berkuasa selama 262 tahun. Krisis kepemimpinan Khalifah berikutnya setelah al-Aziz, yakni Al-Hakim (386-411 H/996-1021 M), Az-Zahir (411-427 H/1021-1036 M), Al-Mustansir (428-487 H/1036-1094 M), hingga Al-Mustali (487-495 H/1094-1101 M), tak mampu mengendalikan pemerintah seperti yang dilakukan oleh Al-Aziz. Bahkan, krisis di antara kekuatan dalam pemerintahan Daulah Fatimiyah itu terus berlangsung paada masa al-Hafiz (525-544 H/1131-1149 M), az-Zafir (544-549 H/1149-1154 M), al-Faiz (549-555 H/1154-1160 M),
  • 31. dan al-Adid (555-567 H/1160-1171 M). Krisis internal itu diperparah dengan majunya tentara Salib dan pengaruh Nuruddin Zangi dengan panglimanya, Salahuddin al-Ayyubi. Ketika khalifah al-Adid sedang sakit pada tahun 555 H/1160 M, Salahuddin al-Ayyubi mengadakan pertemuaan dengan para pembesar untuk menyelenggarakan khotbah dengan menyebut nama khalifah Abbasiyah, al- Mustadi. Ini adalah simbol dari runtuh dan berakhirnya kekuasaan Dinasti Fatimiyah untuk kemudian digantikan oleh Dinasti Ayyubiyah B. Kemunduran Dunia Islam a) Krisis dalam Bidang Sosial Politik Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang terjadi dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya sekedar diamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan sampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru dikenakan, akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa digantungkan. Akibatnya para pengendali pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya, yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang sangat menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan kehidupan duniawi, dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang kebetulan sedang sukses. Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut kekuasaan tanpa disertai etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak, sementara terhadap atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan mereka. ”Syareat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada prinsipnya musuh bagi absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey, ” Bukanlah Islam dan ajarannya yang merusak bagian Barat Asia dan membawanya kepada keadaan yang menyedihkan sekarang, akan tetapi ke-
  • 32. tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang memegang kendali pemerintahan yang telah menyeleweng dari jalan yang benar. Mereka menggunakan pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis mereka”. b) Krisis dalam Bidang Keagamaan Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud (konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk menghadapi berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat dari para imam mazhab. Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat imam-imam mujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam tersebut masih tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abad sebelumnya merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran umat manusia dengan terang benderang. c) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Perang salib yang membawa kaum Nasrani Spanyol dan serangan tentara mongol sama-sama berperangai barbar dan sama sekali belum dapat menghargai betapa tingginya nilai ilmu pengetahuan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan dibakar sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak mendapatkan ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan
  • 33. kebebasan akademik yang menjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu persatu surut dan sirna. Cordova dan Baghdad yang semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan beralih ke kota-kota besar Eropa. C. Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam Benih pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul di sekitar abad XIII Masehi, suatu masa yang pada waktu itu dunia Islam tengah mengalami kemunduran dalam berbagai bidang dengan sangat drastisnya. Ditengah-tengah kemelut yang melanda Baghdad disebabkan karena invasi yang dilakukan oleh tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan. Haruslah diyakini bahwa Peradaban Islam yang pernah ada dan pernah jaya itu akan bangkit kembali dimasa yang akan datang. Untuk membangkitkan hal tersebut diperlukan kesadaran dari berbagai pihak terutama umat Islam dan para ulama itu sendiri (para intelektual dan pemikir). Seperti kita ketahui peradaban Islam itu pertama kali muncul saat Zaman Nabi Muhammad SAW. Pertama kali muncul peradaban tersebut saat sang Nabi hijrah dari Mekkah ke Madinah saat itulah Islam mulai mengalami kejayaan. Saat itu muncul berbagai karya-karya, ide-ide dan konsep kenegaraan. Bangkitnya kembali peradaban Islam ini, menurut hemat saya, tentu saja membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Hal yang paling urgen adalah kesadaran umat Islam terhadap ilmu. dengan meningkatnya ilmu pengetahuan tersebut tentu saja akan membangun perekonomian yang baik, sekaligus punya posisi politik yang kuat. Selama ini kita kalah dengan peradaban Barat karena pendidikan kita kalah, ekonomi kalah, dan didominasi oleh barat.
  • 34. Kita akui untuk membangkitkan kembali peradaban tersebut, dibutuhkan waktu yang lama dan juga harus ada usaha untuk merebutnya kembali. Yaitu harus ada kekuasaan ilmu. Kalau kita cepat sadar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan maka akan cepat kita mengembalikan peradaban tersebut. Keyakinan seperti ini akan muncul jika kita mempelajari kembali kejayaan peradaban islam masa lalu. Dahulu saja peradaban Islam muncul karena ilmu, belum ada teknologi.sehingga Islam diakui oleh Barat bukan hanya sebagai agama, tapi juga sebagai peradaban. Peradaban Islam itu sendiri bukan hanya ada tapi juga pernah berjaya. Bahkan Islam pernah meraih prestasi tertinggi. Namun sayangnya, kebanggaan umat Islam terhadap peradaban Islam sendiri kini sudah hilang. Padahal Islam sudah berhasil membangun manusia-manusia yang luar biasa, pemimpin-pemimpin yang cerdas dan sholeh. Peradaban Islam yang pernah jaya itu rusak tak hanya karena kebanggaan masyarakatnya yang kurang, tapi juga karena ulamanya yang rusak. Sumber kerusakan adalah ulama yang rusak. Kalau ingin mengembalikan peradaban Islam, kembalikan juga fungsi ulama. Untuk membangkitkan kembali peradaban Islam, dibutuhkan kebangkitan ilmu dalam segala disiplinya, kebangkitan ulama dan juga kebangkitan Islam. Kalau tidak bangkit itu semua, maka tidak bisa bangkit peradaban Islam. Saat ini peradaban Islam sulit bangkit kembali, kalau kecintaan terhadap ilmu pengetahun tidak tumbuh, dan generasinya tidak mengingat kembali akan sejarah peradaban islam yang pernah Berjaya tersebut. sehingga pemahaman tentang peradaban islam hilang dan juga kebanggan terhadap peradaban Islam hilang.
  • 35. Sebuah peradaban akan bangkit apabila didukung kuatnya tradisi ilmu pengetahuan di antara masyarakat yang mengharapkan kehadiran sebuah peradaban. kita mengaku sekarang ini mayoritas muslim merindukan kembali bangkitnya peradaban Islam seperti pada masa abad pertengahan. Kerinduan semakin menggebu ketika berhadapan dengan peradaban Barat yang mendominasi lini kehidupan.