Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pertamina menerapkan enam nilai utama (6C) dalam bisnisnya untuk mencapai visi menjadi perusahaan energi kelas dunia, yakni bersih, kompetitif, percaya diri, fokus pelanggan, komersial, dan berkemampuan. Nilai-nilai tersebut diimplementasikan dalam etika bisnis dan personal karyawan untuk menjalankan bisnis yang sehat dan bermoral.
1. QUIZ 1
Executive Summary Concepts and Theories of Business Ethics
Judul Materi Kuliah : Concepts and Theories of Business Ethics
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Program Pasca Sarjana (Magister Management), Universitas Mercu Buana
Minggu Kedua (11 - 17 September 2018)
Mahasiswa : Apriyansyah Muhammad Ridho
NIM : 55117120139
Etika personal dan Etika Bisnis
Etika bisnis saat ini merupakan ciri tak terpisahkan dari setiap perusahaan kontemporer. Tapi
vulgarisasi ini, seperti yang diharapkan, menandakan pengurangan nilai. Apakah aktivitas besar
yang terkait dengan tanggung jawab sosial dalam bisnis modern menandai peningkatan nyata
dalam sikap etis para manajer? Apakah ini menyiratkan, setidaknya, perolehan penting dalam
kredibilitas moral perusahaan? Bagaimana mungkin perusahaan kontemporer, di ujung tombak
kemajuan, berhubungan dengan salah satu karakteristik tertua dan paling menentukan dari
perilaku manusia?
Etika sangat erat kaitannya dalam kehidupan kita sehari-sehari. Etika dapat diartikan sebagai
kebiasaan yang terjadi di suatu lingkungan dan waktu tertentu. Menurut Sumaryono (1995) Etika
adalah study tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang
berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Etika Personal adalah kebiasaan yang berlaku pada diri pribadi setiap manusia. Sehingga, Etika
personal memuat kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri. Pengaruh lingkungan tempat
pribadi manusia tinggal dapat mempengaruhi etika personalnya. Pengaruh lingkungan sebagai
sebab bagi individu tersebut menentukan sikap yang akan diambil. Contoh yang dapat diambil,
adalah ketika seseorang menemukan dompet yang bukan miliknya di jalan. Orang yang memiliki
etika personal yang baik tidak akan mengambil dompet tersebut, dan kemudian mengembalikan
dompet ke pemiliknya atau menyerahkan kepada yang berwajib. Sikap yang diambil oleh
seseorang sangat berpengaruh pada lingkungan sosialnya.
Ada tiga proses dimana orang dapat dipengaruhi. Pertama dengaan mengambil model, atau
mengambil contoh atau meneladi dari sikap orang lain. Semakin orang yang diteledani atau
dicontoh memiliki etika individu yang baik di lingkungannya, maka orang tersebut dapat
mempengaruhi orang lain. Contohnya adalah seorang anak meneladani sikap orang tuannya.
Apabila etika orang tua si anak baik di lingkungan sosialnya, maka etika sang anak dapat
diterima di lingkungan social jika meneladani orang tuannya.
Proses yang kedua adalah mencocokkan. Proses kedua ini datang dari interaksi antar individu
dengan lainnya. Dengan visi dan tujuan yang sama, maka antar individu tersebut mencocokkan
etika pribadi masing-masing agar sama sehingga memiliki tujuan yang sama. Contoh disini
adalah ketika orang membentuk kelompok dengan tujuan yang sama. Apabila ada individu yang
akan masuk kedalam kelompok tersebut, maka individu tersebut harus mencocokkan etika
personalnya dengan kelompok yang akan diikuti.
Proses yang ketiga adalah proses pembujukan. Pembujukan ini dapat berupa informasi atau
propaganda yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang agar dapat mengambil sikap terhadap
2. sesuatu yang telah dibuat oleh suatu kelompok atau individu supaya tindakan yang dibuat
kelompok tersebut dapat diterima oleh individu yang dibujuk.
Etika bisnis adalah kebiasan atau cara dalam melakukan bisnis, yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, dan masyarakat. Sehingga Etika bisnis dapat membentuk suatu norma, nilai , dan
perilaku setiap karyawan, pimpinan, mitra bisnis, dan juga pelanggan agar tecipta keadilan pada
setiap elemen bisnis tersebut.
Tujuan adanya etika bisnis bagi pengusaha adalah memberikan batasan-batasan dan kesadaran
moral untuk setiap pelaku bisnis agar tercipta bisnis yang baik, saling menguntungkan, dan tidak
merugikan salah satu pihak.
Adapun prinsip-prinsip dalam etika bisnis adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Kejujuran. Adanya kejujuran yang diterapkan bagi pelaku bisnis baik itu berupa
karyawan, pimpinan suatu perusahaan, dan mitra bisnis/ pelanggan. Prinsip kejujuran
adalah prinsip yang mendasar dan harus dilakukan agar bisnis dapat sukses didalam
pasar.
2. Prinsip Otonomi. Prinsip otonomi merupakan prinsip dari etika bisnis dimana adanya
kewenangan perusahaan sesuai dengan keahliannya berdasarkan visi dan misi yang telah
disusun.
3. Prinsip Keadilan. Prinsip keadilan ini adalah prisip yang semua pihak terlibat
didalamnya. Prinsip keadilan ini dimulai dari pimpinan, setiap karyawan, dan mitra
bisnis.
4. Prinsip saling menghormati. Agar terciptanya kelangsungan bisnis yang baik, maka
prinsip saling menghormati ini sangat diperlakan. Setiap elemen perusahaan saling
menghormati agar tercipta lingkungan kerja yang harmonis.
Moralitas dan Hukum
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bermoral. Untuk menjadi manusia yang bermoral
baik tidak diberikan secara otomatis, melainkan melalui pendidikan sebagai prosesnya. Menurut
Ki Hajar Dewantara, pendidikan ialah upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti
(kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani (Slamet Sutrisno, 1983, 26).
Adanya akal, manusia mengembangkan perilaku melalui moral yaitu etika. Dimana dalam setiap
tindakan manusia ada yang mengatur yaitu hukum. Hukum mengaur agar tidak ada yang
dirugikan dalam lingkungan social masyarakat. Sehinga moral dan hukum saling berkaitan dalam
kehidupan manusia. Adapun manusia sebagai pelaku, moral dan hukum bertanggung jawab
terhadap diri mereka sendiri dalam Masyarakat dan Negara.
Didalam bertingkah laku dalam lingkungan masyarakat, manusia harus bertindak sesuai dengan
moral/etika yang berlaku, berlaku adil dan taat hukum. Untuk mewujudkan keamanan,
kenyamanan, serta kesejahteraan dalam lingkungan masyarakat, maka dibuatlah aturan dan
kontrol yang berlaku dilingkungan sosial yang kita sebut hukum.
Etiket dan Hukum Profesional
Etiket dalam Bahasa Prancis yakni “etiquette” yang artinya adalah sopan santun. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, etiket didefinisikan sebagai tata cara (adat, sopan santun, dan
lain sebagainya dalam rangka memelihara hubungan yang baik di antara sesama manusia dalam
3. sebuah lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, etiket yakni sopan santun dan
aturan lainnya yang berlaku di masyarakat tempat individu beraktivitas. Macam-macam etiket
sebagai berikut:
1. Etiket berlaku dalam pergaulan.
2. Etiket yang berlaku dalam budaya. Etiket ini berlaku pada budaya masing-masing dalam
suatu daerah.
Adapun Professional Law (Hukum Profesional) adalah Kewajiban etis atau hukum dari seorang
profesional untuk melaksanakan tingkat perawatan, ketekunan, dan keterampilan yang
ditentukan dalam kode praktek profesinya, atau sebagai profesional lain dalam disiplin yang
sama akan dalam keadaan yang sama atau serupa.
Etiket dan Profesional Law sangat berhubungan pada seorang professional pada bidang tertentu,
Dimana seorang professional tidak membenturkan kepentingan pribadinya diatas kelompok yang
tempat seorang professional tersebut beraktifitas.
Manajemen and Etika
Manajemen adalah proses menyelesaikan tugas melalui orang lain. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Etika adalah kebiasaan yag dilakukan oleh pribadi ataupun kelompok sesuai dengan aturan dan
norma yang berlaku.
Manajemen dan etika sangat berhubungan satu yang lainnya. Kita kenal dalam kehidupan sehari-
sehari dengan budaya perusahaan. Budaya perusahaan ini berasal dari etika dari pribadi setiap
karyawan ditempat perusahaan tersebut beraktivitas. Budaya perusahaan ini dapat dicontoh
langsung oleh manajemen perusahaan, Manajemen perusahaan yang baik adalah manajemen
yang berlandaskan etika yang berlaku pada lingkungan tempat perusahaan tersebut melakukan
bisnisnya.
Daftar Pustaka
1. Taf Riechan.2011. http://uika.blogspot.com/2011/06/etika-individual-dan-etika-
sosial.html. (12-09-2018 jam 22:00).
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis, (12-09-2018 jam 22:15).
3. Novia Widya Utami. 2017.https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-tujuan-dan-
contoh-etika-bisnis-dalam-perusahaan, (12-09-2018 jam 22:20)
4. Sheira, Robi, Harsono. 2017.https://zonesupernova.blogspot.com/2016/04/makalah-ilmu-
sosial-budaya-dasar_20.html.(13-09-2018 jam 21:00).
5. Anonym.https://guruppkn.com/perbedaan-etika-dan-etiket. (19-09-2018 jam 07:00).
4. Forum 1
Penerapan Etika Bisnis pada Perusahaan yang Diamati
Judul Materi Kuliah : Concepts and Theories of Business Ethics
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Program Pasca Sarjana (Magister Management), Universitas Mercu Buana
Minggu Kedua (11 - 17 September 2018)
Mahasiswa : Apriyansyah Muhammad Ridho
NIM : 55117120139
Penerapan Bisnis Etik
PT Pertamina Persero
Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelola
penambangan minya bumi dan gas alam. Jumlah karyawan tetap Pertamina pada tahun 2017
adalah 27,227 karyawan untuk semua grupnya. Peringkat Pertamina diantara BUMN di
Indonesia menempati peringkat 1 sebagai BUMN dengan laba bersih sebesar 28,8 triliun Rupiah
sepanjang tahun 2017. Di tahun 2013, Pertamina pernah mendapatkan peringkat ke-122 dalam
Fortune Global.
Dengan jumlah karyawan yang besar dan laba yang dihasilkan, diperlukan pengaturan dari
manajemen agar bisnis dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bisnis Etik
mengatur kegiatan bisnis Pertamina agar menjadi Perusahaan yang memliki kinerja yang baik
agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
Visi Pertamina adalah menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Dengan Misinya
adalah menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan Secara Terintegrasi,
Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat.
Adapun tata nilai sebagai komitmen perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi berdasarkan
standar global dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Nilai-nilai yang diterapkan oleh Pertamina terdiri dari 6C (Clean, Competitice, Confident,
Customer Focus, Commercial dan Capable. Tata nilai diterapkan oleh seluruh karyawan dalam
beraktivitas sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) No.Kpts-
022/ COOOOO/2013-S0 Tentang Penerapan Tata Nilai 6C 01 Pertamina dan Anak Perusahaan
(Operational Holding).
Adapun penerapan tata nilai Pertamina pada karyawannya sebagai berikut:
1. Clean (Bersih)
Pertamina dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggu kepercarcayaan dan integritas tinggi. Tata nilai ini
menunjukkan bahwa setiap karyawan harus memiliki kejujuran dengan etika personal
yang baik dan bermoral tinggi.
2. Competitive (Kompetitif)
5. Pertamina mampu berkompetensi dalam sekala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja. Tata nilai ini dibuktikan dengan menjadikan Pertamina BUMN No 1 dengan
pendapatan nilai bersih 28.8 triliun rupiah.
3. Confident (Percaya Diri)
Pertamina dapat berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan membangun kebanggaan bangsa.
Tata nilai ini merupakan moral yang ditanamkan kepada karyawannya bahwa karyawan
Pertamina harus memiliki kepercarcayaan tinggi dalam membangun ekonomi nasional.
4. Customer Focus (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada pelanggan. Tata nilai ini merupakan penerapan bisnis etika Pertamina.
Agar Pertamina menjadi BUMN terbaik baik secara nasional maupun interasional, focus
kepada pelanggan merupakan salah satu hal yang penting dalam bisnis.
5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan
prinsip-prinsip bisnis yang sehat. Tata nilai ini merupakan etika bisnis yang diterapkan
oleh Pertamina, dimana keputusan bisnis yang dilakukan berdasarkan prinsip bisnis yang
sehat, sehingga bisnis Pertamina menerapkan bisnis yang saling menguntungkan bagi
relasi kerja dan karyawannya.
6. Capable (Berkemampuan)
Petamina dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan. Pemimpin yang berkemampuan ini tidak lepas dari kepemilikan etika
personal yang baik dan moral yang tinggi.
Tata nilai yang diterapkan oleh Pertamina inilah yang menjadi penunjang Pertamina dalam
melakukan kegiatan bisnisnya agar mencapai visinya sebagai perusahaan energi Nasional kelas
dunia.
Pertamina Sebagai Perusahaan yang Taat Hukum
Dalam melaksanakan bisninya, Pertamina harus taat dalam melaksanakan bisnisnya, Adapun
penerapan hukum yang diterapkan oleh Pertamina sebagai berikut :
1. Undang-Undang 1945 Pasal 33 yang berisikan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
2. Undang-undang Nomor 19 tahun 2013 tentang Badan Usaha Milik Negara (Pasal 1-19).
Undang-undang ini yang mengatur Badan Usaha Milik Negara dalam melaksanakan
bisnisnya.
3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”).
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6. Undang-undang inilah yang mengatur kegiatan bisnis Pertamina.
Daftar Pustaka
1. Mudri.2016. http://mudrikahas.blogspot.com/2016/03/undang-undang-nomor-19-tahun-
2003.html, (16-09-2018 jam 8:00)
2. Anonymous. https://www.pertamina.com/id/visi-misi-tujuan-dan-tata-nilai, (16-09-2018
jam 7:30).