1. SEKRETARIAT BERSAMA
RUMAH DESA SEHAT (RDS)
DAN REMBUG STUNTING
DESA MARGAMUKTI
KECAMATAN SUMEDANG UTARA
KABUPATEN SUMEDANG
T.A. 2022
2. Disusun Oleh :
Nama : E. JUANDA
Panggilan : eNott
Jabatan : Pendamping Lokal Desa (PLD)
Lembaga / Instansi : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPSDM
dan PMDDTT)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (KEMENDESA, PDTT)
Lokasi Tugas : Kecamatan Sumedang Utara: Desa Girimukti, Desa Mekajaya, Desa
Rancamulya, Tambahan Desa Margamukti
Alamat : Angkrek-Sumedang
No. HP / WA : 0852 9591 0122
Email : juan.nott@gmail.com
3. APA YANG KITA PAHAMI TENTANG
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
4. Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
Rumah Desa Sehat (RDS) adalah Sekretariat
Bersama sebagai Pengorganisasian dalam rangka
konvergensi pencegahan stunting di Desa.
Artinya merupakan Forum Konsolidasi bertemunya Pendataan
Sasaran, Penyampaian Usulan Kegiatan Pelayanan Sosial Dasar
(PSD), Pemetaan, Pemantauan, Peningkatan Akses,
Peningkatan Penyedia Layanan, serta Peningkatan Aksi bagi
para Pelaku/Aktivis Desa (Pelaksana, Pemerhati) dalam
pencegahan stunting di tingkat Desa, sehingga terkumpul
menjadi koleksi inovasi penting terdistribusikan kepada
Pemerintah Desa sebagai inspirasi dalam Rencana
Pembangunan Desa bidang kesehatan yang menjadi Usulan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) tahun
berikutnya.
SEKRETARIAT BERSAMA
RUMAH DESA SEHAT (RDS)
5. Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
FUNGSI:
• Pusat Informasi
• Ruang Literasi
• Wahana Komunikasi Forum Advokasi Kebijakan
• Pusat Pembentukan dan Pengembangan Kader
KEGIATAN
• Pusat Pembelajaran Masyarakat
• Literasi Kesehatan
• Penyebaran Informasi Kesehatan
• Promosi Kesehatan
• Advokasi Kebijakan Pembangunan Desa di Bidang
Kesehatan
SEKRETARIAT BERSAMA
RUMAH DESA SEHAT (RDS)
6. FUNGSI DAN KEGIATAN
SEKRETARIAT BERSAMA RUMAH DESA SEHAT
(RDS) , OUTPUT DI LEVEL DESA SAMPAI LEVEL
KABUPATEN HARUS MENGHASILKAN :
Aksi #1 ANALISA SITUASI
Aksi #2 RENCANA KEGIATAN
Aksi #3 REMBUG STUNTING
Aksi #4 PERBUP TENTANG PERAN DESA
Aksi #5 KADER PEMBANGUNAN MANUSIA
Aksi #6 MANAJEMEN DATA
Aksi #7 PENGUKURAN & PUBLIKASI
Aksi #8 REVIEW KINERJA TAHUNAN
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
7. SUSUNAN PENGURUS HARIAN
SEKRETARIAT BERSAMA RUMAH DESA SEHAT (RDS) DESA MARGAMUKTI
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
KETUA
Ketua LPM
SEKRETARIS
Kader Pembangunan Manusia (KPM)
BENDAHARA
Kaur Keuangan Desa
BIDANG KESEHATAN IBU DAN ANAK
(KIA): Dokter Desa, Bidan Desa, Mantri
Desa
BIDANG PERAWATAN DAN POLA
ASUH: Kepala Sekolah, Guru PAUD,
Guru TK
BIDANG SARANA AIR BERSIH (SAB)
DAN SANITASI: BP-SPAM/PAMDesa,
SANIMAS, PAMSIMAS
BIDANG SEKRETARIAT DAN
MANAJEMEN DATA: Sekretaris Desa
ANGGOTA
Masyarakat Desa
BIDANG KONSELING GIZI IBU HAMIL
DAN ANAK: Ketua Pokjanal Desa,
Kader Posyandu
BIDANG KONSELING DAN
PENYULUHAN REMAJA PUTRI:
Dokter Desa, Bidan Desa, Kader
Kesehatan, Kader Pos KB
BIDANG PENINGKATAN AKSES
PANGAN BERGIZI: Penyuluh
Pertanian, Kelompok Muda Tani,
Kelompok Wanita Tani (KWT),
Gapoktan.
BIDANG JAMINAN SOSIAL:
Pemerintah Desa, Pendamping PKH,
TP-PKK, TKSK, Kasi Kesejahteraan
Desa, Kasi Pelayanan Desa.
BIDANG PUSAT DAN PENYEBARAN
INFORMASI, RUANG LITERASI,
PROMOSI KESEHATAN, DAN PUSAT
PEMBELAJARAN MASYARAKAT:
Pengurus Perpustakaan Desa, Kader,
IRMA, Karang Taruna, LPMD, RT, RW,
TP-PKK.
BIDANG PUSAT PEMBENTUKAN
KADER, PENGEMBANGAN KADER,
DAN ADVOKASI KEBIJAKAN
KESEHATAN PEMBANGUNAN DESA:
Pendamping Lokal Desa, Pendamping
Desa, Pendamping Posyandu (PPJ).
PENANGGUNGJAWAB
KEPALA DESA MARGAMUKTI
8. PENGERTIAN KONVERGENSI
DALAM SEKRETARIAT BERSAMA RUMAH DESA SEHAT (RDS)
Arti Konvergensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
/kon·ver·gen·si/ /konvérgénsi/ n 1 keadaan menuju satu titik pertemuan; memusat; 2 keadaan
garis di samudra yang terlihat nyata memisahkan pertemuan beberapa massa air yang
berbeda suhu dan kadar garam atau salinitasnya; 3 aliran udara di suatu daerah pada
ketinggian tertentu dengan aliran udara masuk yang lebih besar daripada aliran keluar
sehingga terjadi semacam penimbunan udara;-- fonemis Ling perubahan bunyi yang
mengakibatkan dinetralisasikannya dua fonem;
-- kebudayaan Antr proses perkembangan unsur kebudayaan yang sama pada dua
kebudayaan atau lebih, terjadi karena difusi antara satu dan yang lain juga karena
perkembangan sendiri-sendiri terlepas satu dari yang lain;
mengonvergensikan/me·ngon·ver·gen·si·kan/ v mengarahkan kepada satu titik pertemuan.
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
Jadi Pengertian Konvergensi Pencegahan Stunting dalam
Rumah Desa Sehat (RDS) adalah Memusatkan perencanaan,
strategi, dan langkah-langkah Peningkatan Aksi serta
Peningkatan Penyedia Layanan Pencegahan Stunting secara
terorganisir bagi pelaku-pelaku atau stakeholder yang ada di
level Desa.
9. PENJELASAN KONVERGENSI
Konvergensi merupakan sebuah pendekatan intervensi yang dilakukan
secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama kepada target sasaran
wilayah geografis dan rumah tangga prioritas untuk mencegah stunting.
Pencegahan stunting akan berhasil apabila kelompok sasaran prioritas
mendapatkan layanan secara simultan. Oleh karena itu, konvergensi perlu
segera dilakukan untuk mempercepat upaya pencegahan stunting.
Konvergensi layanan intervensi pencegahan stunting membutuhkan
keterpaduan proses perencanaan, penganggaran, dan pemantauan
program pemerintah secara lintas sektor untuk memastikan tersedianya
setiap layanan intervensi kepada rumah tangga 1.000 HPK.
Proses konvergensi membutuhkan pendekatan perubahan perilaku lintas
sektor agar layanan-layanan tersebut digunakan oleh sasaran rumah
tangga 1.000 HPK.
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
10. JENIS KEGIATAN INTERVENSI
KONVERGENSI STUNTING DAN PELAKU AKSI
SEKRETARIAT BERSAMA RUMAH DESA SEHAT (RDS)
1. Intervensi Spesifik
Adalah Kegiatan atau langkah yang menyasar penyebab langsung terjadinya stunting, yang
meliputi :
1) Kecukupan asupan makanan dan gizi,
2) Pemberian makan, perawatan dan pola asuh, dan
3) Pengobatan infeksi/penyakit.
Contoh Keterlibatan Para Pelaku Aksi:
1) Kecukupan asupan makanan dan gizi dapat berupa Kader Posyandu berkoordinasi
dengan Bidan Desa dalam membuat menu makanan dan vitamin untuk data sasaran 1.000
HPK atau kepada data anak stunting, Orang tua anak stunting langsung berkonsultasi
kepada Bidan Desa, dll.
2) a. Pemberian makanan
Pemberian makanan oleh Kader Posyandu pada bulan-bulan penimbangan kepada
data 1.000 HPK atau anak stunting sesuai kebutuhannya.
b. Perawatan dan Pola Asuh pasti akan berbeda pada setiap data sasaran 1.000 HPK
atau data anak stunting. Misal, data anak stunting dari keluarga kaya yang kedua orang
tua sibuk bekerja, jadi langkah preventifnya adalah Guru-Guru PAUD dan TK
berkoordinadi dengan Pemerintah Desa membuka kelas pengasuhan anak dan ini
termasuk salah satu Kegiatan Inovasi Pencegahan Stunting di Desa.
3) Pengobatan infeksi/Penyakit dalam keterlibatan aksi dapat berupa koordinasi Bidan Desa
dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam pilihan tanaman yang dapat dijadikan obat.
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
11. JENIS KEGIATAN INTERVENSI
KONVERGENSI STUNTING DAN PELAKU AKSI
SEKRETARIAT BERSAMA RUMAH DESA SEHAT (RDS)
2. Intervensi Sensitif
Adalah Kegiatan atau langkah jangka panjang atau berkelanjutan (continue) yang mencakup :
(a) Peningkatan akses pangan bergizi;
(b) Peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan, gizi ibu dan anak;
(c) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan; dan
(d) Peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi.
Intervensi gizi sensitif umumnya dilaksanakan di luar Kementerian Kesehatan. Sasaran
intervensi gizi sensitif adalah keluarga dan masyarakat dan dilakukan melalui berbagai
program dan kegiatan.
Contoh Keterlibatan Para Pelaku Aksi:
(a) Pelaku Ketelibatan dalam Peningkatan Akses Pangan Bergizi: Kelompok Wanita Tani
(KWT), Petani, Tani Muda, Penyuluh Pertanian, Karang Taruna, BUM Desa, dan
Pemerintah Desa.
(b) Pelaku keterlibatan dalam Peningkatan Kesadaran, Komitmen, dan Praktek
Pengasuhan: Ustadz/Ustadzah, Tokoh Masyarakat, Guru PAUD, Guru TK. Dan dalam
keterlibatan gizi ibu dan anak adalah Bidan Desa, Kader Posyandu, Kader Kesehatan,
dll.
(c) Pelaku keterlibatan dalam Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Gizi dan
Kesehatan: Pemerintah Desa, Bidan Desa, Kader Kesehatan, Kader Posyandu, dll.
(d) Pelaku keterlibatan dalam peningkatan Penyediaan Air Bersih dan Sarana Sanitasi: BP-
SPAM/PAMDesa, Program SANIMAS, Program PAMSIMAS, Pemerintah Desa, dll.
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
12. SASARAN INTERVENSI
KONVERGESI STUNTING
1. Sasaran Prioritas
Konvergensi pencegahan stunting adalah ibu
hamil dan anak usia 0-23 bulan atau rumah
tangga 1000 HPK
2. Sasaran Penting
- Anak Usia 24-59 Bulan,
- Wanita Usia Subur, dan
- Remaja Putri.
Writted By Juan Nott – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
13. CONTOH KEGIATAN LAYANAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK DAN INTERVENSI
SENSITIF PENCEGAHAN STUNTING
A. LAYANAN
INTERVENSI GIZI
SPESIFIK
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang
Utara Kab. Sumedang
14. CONTOH KEGIATAN LAYANAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK DAN INTERVENSI
SENSITIF PENCEGAHAN STUNTING
B. LAYANAN INTERVENSI
GIZI SENSITIF
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
15. 5 PAKET LAYANAN
INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING
DI LEVEL DESA
Dalam rangka mempermudah fasilitasi konvergensi pencegahan stunting di tingkat Desa,
maka kegiatan-kegiatan intervensi spesifik maupun sensitif bagi sasaran rumah tangga
1.000 HPK, dikelompokkan dalam 5 (lima) Paket Layanan intervensi sebagai berikut :
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA);
b. Konseling Gizi Terpadu;
c. Air Bersih dan Sanitasi;
d. Perlindungan Sosial; dan
e. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Selanjutnya dalam setiap paket layanan tersebut ditetapkan indikator-indikator yang akan
dipantau untuk memastikan sasaran 1000 HPK mendapatkan layanan intervensi yang
sesuai.
Proses pemantauan akan dilakukan dengan menggunakan “Scorecard” atau formulir
penilaian konvergensi Desa yang sekarang dilakukan melalui Aplikasi eHDW (elektronik
Human Development Worker) oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM).
Dalam fasilitasi ini juga memperhatikan kegiatan intervensi sensitif dan spesifik lainnya,
seperti ASI ekslusif, inisiasi menyusui dini, perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan
akses pangan dan lain-lain.
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
16. INDIKATOR PEMANTAUAN LAYANAN
PAKET LAYANAN NO INDIKATOR PEMANTAUAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
1 Ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali pemeriksaan selama masa kehamilan
sesuai trimester kehamilan
2 Ibu hamil mendapatkan minimal 90 butir pil Fe (tablet penambah darah) sejak
pertama kali diketahui hamil
3 Ibu yang melahirkan (termasuk bayinya) mendapatkan perawatan nifas dari bidan
atau dokter, minimal 3 kali perawatan dalam waktu 42 hari setelah proses persalinan
4 Anak usia 0-12 bulan mendapatkan pemberian imunisasi dasar lengkap.
5 Anak usia 0-23 bulan diukur berat badannya setiap bulan
6 Anak usia 0-23 bulan diukur panjang/tinggi badannya oleh tenaga kesehatan terlatih
minimal 2 kali dalam setahun
KONSELING GIZI TERPADU
7 Orang tua/pengasuh yang memiliki anak usia 0-23 bulan mengikuti kegiatan
konseling gizi setiap bulan sekali
8 Ibu hamil dengan kondisi resiko tinggi dan/atau Kekurangan Energi Kronis (KEK),
anak usia 0-23 bulan dengan kondisi gizi buruk, gizi kurang, dan stunting mendapat
kunjungan ke rumah secara terpadu oleh bidan dan atau petugas kesehatan minimal
1 bulan sekali
SANITASI DAN AIR BERSIH
9 Rumah Tangga yang ada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan memiliki akses air
minum yang layak
10 Rumah Tangga yang ada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan memiliki jamban
keluarga
PERLINDUNGAN SOSIAL
11 Anak usia 0-23 bulan memiliki akte kelahiran
12 Rumah tangga yang ada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan memiliki jaminan
layanan kesehatan
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
13 Anak usia 0-23 bulan beserta orangtua/pengasuh mengikuti kegiatan kelas
pengasuhan pada layanan dasar di Desa minimal sebulan sekali
14 Anak usia 2-6 tahun terdaftar dan aktif mengikuti layanan PAUD
Writted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
18. Rewritted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
1. Ibu Hamil minum tablet tambah darah
2. Ibu hamil periksa 4 kali
3. Pemberian Makanan Bayi dan Anak
(PMBA)
1) Inisiasi menyusui dini (IMD)
2) ASI ekslusif,
3) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
4. Ibu membawa balita ke Posyandu
5. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
6. Jamban Sehat
6 PESAN KUNCI
PENCEGAHAN
STUNTING
19. Rewritted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
1. Kenali :
a. Kenali isunya
b. Kenali cara keluarga mendapatkan akses informasi
c. Kenali siapa yg bisa dijadikan aktor penyampaian infomasi
d.Identifikasi adakah contoh baik yg sudah terjadi
2. Format isi informasi
3. Format bentuk penyampaian informasi
4. Kapan dilakukan
5. Pengorganisasian pelaksana
6. Pantau prosesnya
7. Evaluasi hasilnya
INOVASI PROMOSI
PERUBAHAN PERILAKU
20. Rewritted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
No Pesan Kunci Keterangan
1. Ibu Hamil minum
tablet tambah darah
(TTD)
• Minimal 90 butir selama kehamilan untuk mencegah
terjadinya anemia (yang dapat menyebabkan resiko
kehamilan).
• Cakupan ibu hamil mendapat (TTD) tinggi
• Tapi angka ibu hamil anemia tinggi, ini indikasi ibu
hamil menerima TTD tapi tidak diminum
2. Ibu hamil periksa 4
kali
• 1 x di triwulan 1, 1x triwulan 2, dan 2 x di triwulan 3
• Kecenderunganya periksa 1 lambat dan terjadi di
triwulan 2
• Periksa tidak lengkap
3. Pemberian
Makanan Bayi dan
Anak (PMBA)
• Minimal mencakup: IMD, ASI exklusif, MP-ASI
• Masih banyak mitos tentang kolostrum yg salah
• Sulit dipantau apakah ASI eklusif diterapkan
• Menu MP-ASI yang tidak tepat
ISU 6 PESAN KUNCI
PENCEGAHAN STUNTING
21. Rewritted By Juanda – PLD Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang
ISU 6 PESAN KUNCI
PENCEGAHAN STUNTING
No. Pesan Kunci Keterangan
4. Ibu membawa balita
ke Posyandu
• Posyandu untuk memonitor kenaikan berat badan dan
Panjang badan (fungsi deteksi dini).
• Untuk layanan konseling
• Kegiatan kunjungan rumah tidak terjadi di semua
posyandu
5. Cuci tangan pakai
sabun (CTPS)
• Untuk mencegah penyakit menular
• Dilakukan setelah BAB dan sebelum memegang
makanan
• Diperlukan air bersih mengalir dan sabun
• Keluarga cenderung lupa
6. Jamban Sehat • Closet dengan septiktank
• Perlu prasyarat air bersih
• Berfungsi supaya sumber air bersih tidak tercemar
• Banyak wc tidak punya septiktank/dibuang ke saluran
umum