Tulisan ini membahas tentang alasan mengapa seorang ibu harus terdidik. Tidak hanya menjadi pendidik utama, tetapi ia juga berperan untuk membentuk karakter, perilaku, tutur bahasa bahkan keperibadian seorang anak. Atas segala, syorga itu ada di telapak kaki ibu? Namun pertanyanyaan adalah ibu yang bagaiamna?. Tentunya ibu yang memiliki pendidikan baik agama maupun umum
1. Kenapa Seorang Ibu Harus Terdidik? 1
Kenapa Seorang Ibu Harus Terdidik?
Marham Jupri Hadi1
UOW, 22 Maret 2013 (Pukul 9.18 pm)
“Kenapa seorang ibu harus terdidik? Karena
syorga ada di telapak kakinya. Karena seorang
ibu adalah guru utama dan pertama sekaligus
berperan membentuk pondasi awal dari
kepribadian seorang anak”
Konteks dan permasalahan
Pada tulisan ini, saya akan berbagi beberapa
pemikiran mengenai satu permasalahan yang sangat
krusial di dalam lingkup terkecil pendidikan yaitu
keluarga. Keluarga tidak hanya menjadi sumber
pembelajaran utama, tetapi memiliki peran yang
sangat besar dalam menentukan bagaimana pondasi
berpikir, perilaku, serta moral anak-anaknya. Tulisan
ini diniatkan untuk menjawab satu pertanyaan yang
cukup mendasar yaitu kenapa seorang ibu harus
terdidik?. Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan
bereferensi pada pengalaman pribadi, hasil
pengamatan, diskusi dengan berbagai narasumber,
serta merujuk pada hasil penelitian. Kajian pada
tulisan ini akan dikaitkan dasar-dasar islami yang
bersumber dari alquran dan hadits.
1
Mahasiswa Paska Sarjana di University of Wollongong,
Australia, sekaligus sebagai pemerhati dan praktisi
pendidikan di kabupaten Lombok Timur, NTB.
Refleksi pengalaman pribadi
Saya beruntung lahir dan dibesarkan di
lingkungan islami dimana almarhum Bapak saya
adalah seorang guru agama di sekolah negeri di
Lombok Timur. Dia juga digelari oleh masyarakat
sebagai seorang uztaz2
karena setiap malam dia
membina murid untuk belajar mengaji dan beribadah
serta mendidik mereka tentang ahlakul karimah (budi
pekerti yang baik) di rumah kami ataupun di
musholla. Sementara itu, ibu saya hanya memiliki
pendidikan madrasah tsanawiyah, setara SMP,
namun tidak lulus sehingga pendidikan agamanya
masih kurang terlebih lagi guru agama semasa
kecilnya masih jarang. Oleh karena itu, ibu saya
secara perlahan mulai dididik oleh almarhum Bapak
saya mengenai agama Islam.
Ketika menempuh pendidikan lebih lanjut di
sekolah menengah kejuruan (SMK), saya tidak lagi
tinggal bersama kedua orang tua. Di tahun kedua
masa sekolah, Bapak saya meninggal dunia sehingga
menyisakan ibu dan empat orang anak. Kondisi
tersebut sangat berat bagi kami dan bahkan saya
sendiri sempat berpikir untuk putus sekolah karena
ingin bekerja. Beruntungnya, ibu saya tetap bertekad
2
Seorang uztadz dalam kamus bahasa Arab berarti
professor. Dalam konteks masyarakat Lombok, seorang
akan disebut ustaz apabila diam memiliki latar belakang
pendidikan pondok pesantren yang menguasi ilmu
agama(serta bahasa arab) dan dalam praktik
kesehariannya, segala tindakan, baik ucapan maupun
perbuatan secara zahir sesuai dengan perilaku yang
diajarkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dengan
kata lain, dia mengamalkan ilmunya dalam kehidupan
sehari dan sekaligus mengajarkan orang lain untuk
melakukan hal yang sama.
2. Kenapa Seorang Ibu Harus Terdidik? 2
untuk mendukung pendidikan saya termasuk ketiga
saudara saya untuk sekolah sampai kejenjang
perguruan tinggi.
Yang menjadi pertanyaan di hati saya waktu
itu adalah, apa yang membuat ibu saya memiliki
keyakinan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan
kami, sementara gaji pensiun yang dimiliki tidak
akan cukup untuk membiayai pendidikan kami
berempat. Jawaban tersebut secara tidak langsung
saya dapatkan setelah saya menyelesaikan
pendidikan sarjana dan kembali tinggal bersama ibu
saya di kampung halaman.
Berdasarkan hasil pengamatan sehari melalui
interaksi, ibu saya sering menceritakan apa-apa yang
telah disampaikan almarhum bapak saya kepadanya.
Seringkali juga ibu saya mengucapkan kata-kata “
Allah maha kaya” dengan penuh keyakinan dan
antusiasme terutama saat kami mengalami masalah
keuangan. Dia juga pun sering menceritakan
bagaiamana perjalanannya ketika baru-baru menikah
dengan Bapak saya. Hal yang paling sering
diceritakannya adalah kenangan ketika dia
mengalami masalah keuangan atau yang lainnya dan
bagaimana mereka, Ibu dan Bapak, mengatasi
masalah tersebut.
Seperti yang diceritakan oleh Ibu saya, bapak
saya selalu berusaha memberikan kalimat-kalimat
positif dan mencerahkan terutama ketika cobaan
sedang datang. Yang menarik perhatian saya adalah
ibu sayapun juga sering mengulang-ulang perkataan
tersebut kepada kami semua kendatipun kami semua
sudah berkeluarga.
Kembali kepada pertanyaan bagaimana ibu
saya menjadi begitu optimis dalam hidupnya, saya
akhirnya menyimpulkan bahwa hal tersebut terjadi
berkat pendidikan agama yang diperoleh dari
alamarhum Bapak saya. Dari cerita ini, saya pun
mencoba menarik benang merah bahwa pendidikan
yang diperoleh dari orang terdekat cenderung akan
terus mempengaruhi perilaku kita dalam kehidupan
selanjutnya meskipun kita menyadarinya setelah kita
berpisah dengan orang dekat tersebut.
Hal lain yang berkontribusi pada pendidikan
agama ibu saya adalah upaya dari almarhum bapak
saya untuk mengajak Ibu saya mengikuti pengajian-
pengajian di majlis taklim yang diikuti oleh ayah
sayadari para 3
Tuan Guru dan Masyaikh. Ibu sayapun
juga seringkali mengikuti secara diam-diam
pengajian yang diberikan oleh almarhum Bapak saya
kepada para murdinya di rumah.
Pengaruh seorang ibu bagi perkembangan sikap
dan mental kami.
Kalimat yang selalu didengungkan oleh ibu
saya dalam keseharian kami adalah “Allah maha
kaya”. Pada awalnya, kalimat terkesan seperti bahasa
hiburan yang bertujuan untuk menyenangkan hati
kami ketika ada permasalahan. Tetapi semakin sering
kalimat itu diucapkan, maka secara perlahan saya
3
Tuan Guru adalah gelar yang diberikan kepada seorang yang
ahli di bidang agama oleh masyarakat suku sasak yang
mendiami pulau Lombok. Tuan guru adalah nama lain dari Kyai.
Gelar tuan guru dalam konteks masyarakat sasak memiliki nilai
tinggi dibandingkan seorang ustaz baik dari sisi karisma,
pengetahuan, pengaruh, serta jama’ah. Seringkali seorang ustaz
adalah murid dari seorang tuan guru. Kata Masyaikh berasal dari
bahasa Arab yang memiliki makna sama dengan tuan guru.
Tetapi istilah masyaikh lebih umum digunakan di Ma’had atau
pondok pesantren. Seorang masyaikh juga disebut sebagai tuan
guru oleh masyarakat jika dia memilik majlis taklim.
Kesimpulannya kedua gelar tersebut digunakan secara
bergantian, namun esensinya tetap sama.
3. Kenapa Seorang Ibu Harus Terdidik? 3
merasakan spirit atau ruh dari kalimat tersebut mulai
masuk kedalam hati dan pikiran saya. Ada banyak
kejadian yang membuat saya bahkan saudara-saudara
saya yang lain ikut mengucapkan kalimat yang sama.
Misalnya, saat kami sedang ada keperluan mendesak
yang membutuhkan uang yang cukup besar namun
saat itu kami tidak memilikinya. Kalimat “ Allah
maha kaya” seolah-olah muncul dihati sayadan mulai
menggerakkan alam bawah sadar saya dan
selanjutnya merangsang otak untuk mencari solusi
atas permasalahan tersebut. Alhasil, seringkali saya
masalahpun teratasi. Hal ini secara psikologis
mempengaruhi keyakinan saya bahwa memang benar
apa yang dikatakan ibu saya bahwa “Allah benar-
benar maha kaya” sebagaimana yang tercantum
dalam asma’ul khusna yang berbunyi:
“Allahumma yaa Allah, Yaa Goni, Yaa Mugni4
”
Berefleksi pada cara berpikir serta sikap ibu
saya tadi, saya menyimpulkan bahwa ibu saya sudah
betul-betul terdidik mengenai satu aspek dalam
kehidupan beragama yaitu aspek keyakinan pada
Allah. Keyakinan itu menular sebagai mana virus
dalam komputer.
Kesimpulan lain bisa saya tarik dari
pengalaman ini adalah bahwa pengetahuan itu
penting dan mencerahkan ibarat pelita dalam
kegelapan. Tetapi ketidak yakinan pada kebenaran
bahwa pengetahuan itu mampu mencerahkan
seringkali membuat kita ragu untuk melangkah dan
berbuat sehingga sering kali kita tidak dapat memetik
manfaat yang optima dari pengetahuan yang ada
pada diri kita.
4
Dua asmaul khusna ini juga menjadi asal usul kata Gono
Gini (harta) dalam bahasa Indonesia.
Bagi saya, menjadi sebuah keberuntungan
tersendiri memiliki seorang ibu meskipun dengan
pengetahuna agama yang terbatas, dia memiliki
keyakinan yang luar biasa pada suatu pengetahuan
sederhana yang syarat dengan makna dan manfaat.
Namun proses untuk mencapai keyakinan tersebut
ditempuh melalui pendidikan jangka panjang yang
diperoleh dari almarhum Bapak saya serta
pembuktian empiris terutama saat menghadapi ujian
dan cobaan yang datangnya dari Allah SWT. Oleh
karena itu, semoga ibu saya diberikan ampunan,
rahmat dan kasih sayang oleh Allah dan semoga ia
senantiasa diberikan kesehatan, panjang umur,
ketenangan dan semoga kami pun diberikan
kemampuan mewujudkan cita-citanya untuk
menunaikan ibadah haji ke tanah suci makkah
almukarraomah di dalam waktu yang tidak cukup
lama. Amiiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Catatan: Bagian selanjutnya dari artikel ini akan
membahas alasan lain tentang kenapa seorang ibu
harus terdidik. Sumber jawaban berasal dari, hasil
observasi, wawancara dan diskusi, kajian pustaka,
serta rujukan dari Alqur’an dan Al Hadits