SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Kimia Medisinal
Stereokimia dan
Sifat Elektronik Obat
Stereokimia merupakan salah satu faktor
penting dalam aktivitas biologis obat. Untuk
berinteraksi dengan reseptor, molekul obat
harus mencapai sisi reseptor dan sesuai
dengan permukaan reseptor
• Faktor sterik yang ditentukan oleh stereokimia
molekul obat dan permukaan sisi reseptor,
memegang peran penting dalam menentukan
efisiensi interaksi obat reseptor. Oleh karena
itu agar berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respons biologis, molekul obat
harus mempunyai struktur dengan derajat
kespesifikan tinggi.
Aktivitas obat tergantung pada tiga faktor struktur
yang penting, yaitu:
a. Stereokimia molekul obat
b. Jarak antar atom atau gugus
c. Distribusi elektronik dan konfigurasi molekul
Perbedaan aktivitas farmakologis dari beberapa stereoisomer
disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:
a. Perbedaan dalam distribusi isomer dalam tubuh
b. Perbedaan dalam sifat-sifat interaksi obat-reseptor
c. Perbedaan dalam adsorpsi isomer-isomer pada permukaan
reseptor yang sesuai
Dua hal penting yang perlu diketahui adalah modifikasi
isosterisme dan pengaruh isomer terhadap aktivitas biologis obat.
A. MODIFIKASI ISOSTERISME
Istilah isosterisme telah digunakan secara luas untuk menggambarkan
seleksi dari bagian sruktur yang karena karakterisasi sterik,
elektronik dan sifat kelarutannya, elektronik dan sifat kelarutannya,
memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur
molekul obat.
Langmuir (1919) mencoba mencari hubungan yang dapat menjelaskan
adanya persamaan. Sifat fisik dari olekul yang bukan isomer, dan
memberikan batasan bahwa isosteris adalah senyawa-senyawa,
kelompok atom-atom, radikal atau molekul yang mempunyai
jumlah dan pengaturan elektron yang sama, bersifat isoelektrik dan
mempunyai kemiripan sifat-sifat fisik.
Contoh: molekul N2 dan CO masing-masing mempunyai total elektron
= 14, sama-sama tidak bermuatan ditunjukkan sifat fisik yang relatif
sama, seperti kekentalan, kerapatan, indeks refraksi, tetapan
dielektrik dan kelarutan. Hal ini berlaku pula untuk molekul-molekul
N2O dan CO2, N3 dan NCO- serta CH2N2 dan CH2 = Co
Isosteris
• Arti isosteris secara umum adalah kelompok atom-
atom dalam molekul, yang mempunyai sifat kimia atau
fisika mirip, karena mempunyai persamaan ukuran,
keelektronegatifan atau stereokimia.
• Contoh pasangan isosterik yang mempunyai sifat sterik
dan konfigurasi elektronik sama adalah :
a. Ion karboksilat (-COO-) dan ion sulfonamida (-
SO2NR-)
b. Gugus keton (-CO-) dan gugus sulfon (-SO2-)
c. Gugus klorida (-Cl) dan gugus trifluorometil (-CF3)
Secara umum prinsip isosterisme ini digunakan
untuk:
a. Mengubah struktur senyawa sehingga
didapatkan senyawa dengan aktivitas biologis
yang dikehendaki.
b. Mengembangkan analog dengan efek biologis
yang lebih selektif
c. Mengubah struktur senyawa sehingga bersifat
antagonis terhadap normal metabolit
(antimetabolit)
BIOISOSTERISME
Friedman (1951) memperkenalkan istilah
bioisosterisme, yang kemudian berkembang menjadi
salah sau konsep dasar sebagai hipotesis untuk
perkembangan kimia medisinal. Idealnya,
bioisosterisme melibatkan pergantian gugus fungsi
dalam struktur molekul yang spesifik aktif dengan
gugus lain dan pergantian tersebut akan menghasilkan
senyawa baru dengan aktvitas biologis yang lebih baik.
Burger (1970) menghasilkan bioisosterisme sebagai
berikut:
1. Bioisosterisme klasik
2. Bioisosterisme non klasik
Bioisosterisme klasik
Atom atau gugus monovalen, contoh : R-X-Hn, di mana
X adalah atom C, N, O atau atom S, dan R-X, dimana X
adalah atom F,Cl, Br, dan I
b. Atom atau gugus divalen, contoh : R-X-R', dimana X
adalah O, S, CH2 atau NH
c. Atom atau gugus trivalen, contoh : R-N=R', R-CH=R',
R-P=R', R-As=R', dan R-Sb=R'
d. Atom atau gugus tetravalen, contoh : R=N+=R',
R=C=R', R=P+=R', R=As+=R' dan R=Sb+=R'
e. Kesamaan cincin, contohnya: pergantian gugus
dalam satu cincin, seperti gugus -S-, -O-, -NH-, -CH2-, -
CH=CH-
Bioisosterisme nonklasik
a. Susbtitsi gugus akan memberikan pengaturan elektronik dan
sterik yang serupa dengan senyawa induk
Contoh: penggantian H dengan F
Contoh gugus bioisosterik nonklasik dapat dilihat pada tabel
b. Penggantian gugus dengan gugus lain yang tidk mempunyai
persamaan sifat elektronik aau sterik tetapi masih menimbulkan
aktivitas biologis yang sama.
Contoh : penggantian gugus alkilsulfonamido (-SO2NH-R) dengan gugus
hidroksi (-OH) pada turunan katekolamin
c. Penggantian cincin dengan struktur nonsiklik
Contoh : penggantian cincin benzen dengan heksatriena (H2C=CH-
CH=CH-CH=CH2)
Contoh modifikasi isosterisme
• 1). Pergantian gugus sulfida (-S-) pada sistem
cincin fenotiazin dan cincin tioxanten, dengan
gugus etilen (-CH2CH2-), menghasilkan sistem
cincin dihidrodibenzazepin dan dibenzosiklo-
heptadien yang berkhasiat.
Tabel 17. Gugus-gugus deseptor dan
metabolit kompetitif
Contoh gugus S pada promazin dan klorprotixen, suatu obat penekan
sistem saraf pusat (tranquilizer), bila diganti dengan gugus etilen,
menghasilkan imiptriptilin yang berkhasiat sebagai perangsang sistem
saraf pusat (antidepresi).
2). Turunan dialkiletilamin
R – X – CH2 – CH2 - N – (R’)2
X = O, NH, CH2, S : senyawa antihistamin
X = COO, CONH, COS : senyawa pemblok adrenergik
3). Turunan Ester etiltrimetilamonium
R-COO-CH2-CH2-N+(CH3)3
CH3 Asetilkolin : masa kerja muskarinik singkat
NH2 Karbamikolin : masa kerja muskarinik panjang
Penggantian gugus CH3 dengan gugus NH2 yang bersifat penarik
elektron dapat meningkatkan kestabilan ester terhadap proses
metabolime sehingga karbamilkolin, mempunyai masa kerja
muskarinik lebih panjang disbanding asetilkolin
4) Obat antidiabetes turunan sulfonamida
Tolbutamid dan klorpropamid mempunyai waktu paro biologis
(t1/2) lebih panjang dan toksisitas yang lebih rendah dibanding
karbutamid karena gugus tolbutamid merupakan gugus yang relatif
labil dibanding gugus Cl, dan pada in vivo mudah teroksidasi
menjadi asam karboksilat (t1/2 = 5,7 jam). Gugus Cl pada
klorpropamid lebih tahan terhadap proses oksidasi sehingga masa
kerja obat lebih panjang (t1/2 lebih besar dari 33 jam).
5. Prokain dan prokainamid
Gugus dipol C=O mempunyai peran spesifik dalam konduksi saraf.
Resonansi dari gugus amida prokainamid akan kekuatan dipol
gugus C=O, sehingga prokainamid mempunyai aktivasi anestesi
setempat lebih rendah dibanding prokain. Struktur prokainamid
lebih lebih stabil dibanding prokain karena lebih tahan terhadap
hidrolisis oleh enzim esterase sehingga secara oral dapat digunakan
untuk pengobatan aritmia jantung karena mempunyai masa kerja
yang lebih panjang.
6. Antimetabolit purin
Adenin dan hipoxantin merupakan metabolit normal dalam
tubuh. Gugus NH2 dan OH pada C6 memegang peranan
penting pada interaksi yang melibatkan ikatan hydrogen dari
kedua basa, pada proses replikasi asam nukleat dalam
biosintesis protein sel. Penggantian gugus-gugus tersebut
dengan gugus SH, contoh : 6-merkaptopurin, akan
memperlemah ikatan hidrogen, terjadi hambatan sebagian
dari proses interaksi di atas sehingga kecepatan sintesissel
menurun dan senyawa berfungsi sebagai antimetabolit
(antikanker).
Selain gugus isosterik dan bioisosterik dikenal pula gugus
haptoforik dan gugus farmakoforik. Gugus haptoforik adalah
gugus yang membantu pengikatan obat-reseptor, sedang
farmakoforik adalah gugus yang bertanggung-jawab terhadap
respons biologis..
Contoh gugus haptoforik adalah gugus-gugus besar
sepertidifenilmetil yang terdapat pada difenhidramin
(antihistamin), metadon (analgesik narkotika) dan DDT
(insektisida), atau gugus fenotiazin, seperti yang terdapat
pada prometazin (antihistamin) dan klorpromazin
(tranquilizer).
Contoh gugus farmakoforik adalah gugus sulfonilurea
(antidiabetes), sulfonamida (antibakteri), dan gugus sulfon
(penghambat karbonik anhidrase)
Gugus haptoforik dan farmakoforik dapat berinteraksi melalui
mekanisme yang berbeda dengan tipe reseptor
Hubungan struktur-aktivitas Sulfonamida
Fitur kimia yang penting untuk aktivitas:
• sulfur yang berhubungan langsung dengan cincin
aromatis
• Cincin aromatis
• Gugus para-amino
• Substitusi gugus heterosiklik aromatik pada N1
sangat poten
• Semakin negatif gugus SO2, semakin besar
aktivitas (semakin kecil pKa dari SO2NH).
Pengukuran dari Koefisien Partisi
Koefisien partisi adalah konsentrasi kesetimbangan zat terlarut
dalam pelarut non-polar dibagi dengan konsentrasi yang sama dari
pelarut polar. Ini dan kebanyakan aplikasi lainnya , yang pelarut
polar air. Logaritma koefisien partisi, log P, telah berhasil digunakan
sebagai parameter hidrofobik dalam 'extrathermo-dinamis'
metodologi Hammett. 1-oktanol direkomendasikan sebagai pilihan
untuk tahap non-polar (1) dan log P (ow) telah berhasil digunakan
pada Kuantitatif Hubungan Struktur Kegiatan (QSAR) di bidang
khusus berikut:
obat dan desain pestisida ; farmakokinetik; anestesiologi ;
transportasi lingkungan dan tanah mengikat ; toksikologi ;
bioakumulasi ; protein folding ; Enzim mengikat ; Reaksi enzimatik
dalam pelarut non-air ; dan host-tamu kompleksasi.
Dari rumus tersebut menunjukkan peningkatan
aktivitas biologis sebanding dengan peningkatan
lipofilisitas yang akan mencapai harga maksimum
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx

Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidHealth
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptmarwatiiechuby
 
Bio Kimia Enzim
Bio Kimia EnzimBio Kimia Enzim
Bio Kimia EnzimDedi Kun
 
Kimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptx
Kimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptxKimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptx
Kimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptxDickaNugraha
 
Bab i dan ii (repaired)
Bab i dan ii (repaired)Bab i dan ii (repaired)
Bab i dan ii (repaired)Denis Cyntia
 
PRESENTASE SEL.pptx
PRESENTASE  SEL.pptxPRESENTASE  SEL.pptx
PRESENTASE SEL.pptxFawazMufrih2
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasaryohanes meor
 
BIOKIMIA_ppt.pptx
BIOKIMIA_ppt.pptxBIOKIMIA_ppt.pptx
BIOKIMIA_ppt.pptxArnita4
 
Biokimia Enzim 02
Biokimia Enzim 02Biokimia Enzim 02
Biokimia Enzim 02Dedi Kun
 
Biosintesis metabolit primer dan sekunder
Biosintesis metabolit primer dan sekunderBiosintesis metabolit primer dan sekunder
Biosintesis metabolit primer dan sekunderNugrah Angraini
 
sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...
sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...
sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...ssuser2fadc9
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptsitimarfuah36
 
Kimed-Pengembangan-Obat.pptx
Kimed-Pengembangan-Obat.pptxKimed-Pengembangan-Obat.pptx
Kimed-Pengembangan-Obat.pptxDedenIndraDinata1
 

Similar to Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx (20)

enzim
enzim enzim
enzim
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroid
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
 
Bio Kimia Enzim
Bio Kimia EnzimBio Kimia Enzim
Bio Kimia Enzim
 
Kimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptx
Kimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptxKimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptx
Kimia-Bahan-Alam-1-Pertemuan-9.pptx
 
Bab i dan ii (repaired)
Bab i dan ii (repaired)Bab i dan ii (repaired)
Bab i dan ii (repaired)
 
PRESENTASE SEL.pptx
PRESENTASE  SEL.pptxPRESENTASE  SEL.pptx
PRESENTASE SEL.pptx
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
 
Pang4222 m1
Pang4222 m1Pang4222 m1
Pang4222 m1
 
BIOKIMIA_ppt.pptx
BIOKIMIA_ppt.pptxBIOKIMIA_ppt.pptx
BIOKIMIA_ppt.pptx
 
Biokimia Enzim 02
Biokimia Enzim 02Biokimia Enzim 02
Biokimia Enzim 02
 
Biosintesis metabolit primer dan sekunder
Biosintesis metabolit primer dan sekunderBiosintesis metabolit primer dan sekunder
Biosintesis metabolit primer dan sekunder
 
sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...
sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...
sintesis senyawa organik berdasarkan teori kimia organik yang meliputi metode...
 
Materi UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdfMateri UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdf
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
 
Kimed-Pengembangan-Obat.pptx
Kimed-Pengembangan-Obat.pptxKimed-Pengembangan-Obat.pptx
Kimed-Pengembangan-Obat.pptx
 
Fase kerja toksikan
Fase kerja toksikanFase kerja toksikan
Fase kerja toksikan
 
Enzim dan Fotosintesis
Enzim dan FotosintesisEnzim dan Fotosintesis
Enzim dan Fotosintesis
 

More from RiyanUge

PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxRiyanUge
 
mikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdfmikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdfRiyanUge
 
513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptxRiyanUge
 
859887456.pdf
859887456.pdf859887456.pdf
859887456.pdfRiyanUge
 
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdffdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdfRiyanUge
 
Kimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdfKimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdfRiyanUge
 
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxfdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxRiyanUge
 
radiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptxradiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptxRiyanUge
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxRiyanUge
 
Sediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptxSediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptxRiyanUge
 
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfmateri2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfRiyanUge
 
13033654.ppt
13033654.ppt13033654.ppt
13033654.pptRiyanUge
 
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptxdokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptxRiyanUge
 
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxDasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxRiyanUge
 
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfasam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfRiyanUge
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfRiyanUge
 
penulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.pptpenulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.pptRiyanUge
 
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdfadoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdfRiyanUge
 
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptINTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptRiyanUge
 

More from RiyanUge (20)

PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
mikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdfmikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdf
 
513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx
 
859887456.pdf
859887456.pdf859887456.pdf
859887456.pdf
 
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdffdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
 
Kimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdfKimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdf
 
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxfdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
 
radiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptxradiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptx
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
 
Sediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptxSediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptx
 
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfmateri2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
 
13033654.ppt
13033654.ppt13033654.ppt
13033654.ppt
 
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptxdokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
 
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxDasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
 
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfasam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
 
penulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.pptpenulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.ppt
 
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
 
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdfadoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
 
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptINTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
 

Recently uploaded

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 

Recently uploaded (10)

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 

Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx

  • 2. Stereokimia merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas biologis obat. Untuk berinteraksi dengan reseptor, molekul obat harus mencapai sisi reseptor dan sesuai dengan permukaan reseptor
  • 3. • Faktor sterik yang ditentukan oleh stereokimia molekul obat dan permukaan sisi reseptor, memegang peran penting dalam menentukan efisiensi interaksi obat reseptor. Oleh karena itu agar berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respons biologis, molekul obat harus mempunyai struktur dengan derajat kespesifikan tinggi.
  • 4. Aktivitas obat tergantung pada tiga faktor struktur yang penting, yaitu: a. Stereokimia molekul obat b. Jarak antar atom atau gugus c. Distribusi elektronik dan konfigurasi molekul Perbedaan aktivitas farmakologis dari beberapa stereoisomer disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: a. Perbedaan dalam distribusi isomer dalam tubuh b. Perbedaan dalam sifat-sifat interaksi obat-reseptor c. Perbedaan dalam adsorpsi isomer-isomer pada permukaan reseptor yang sesuai Dua hal penting yang perlu diketahui adalah modifikasi isosterisme dan pengaruh isomer terhadap aktivitas biologis obat.
  • 5. A. MODIFIKASI ISOSTERISME Istilah isosterisme telah digunakan secara luas untuk menggambarkan seleksi dari bagian sruktur yang karena karakterisasi sterik, elektronik dan sifat kelarutannya, elektronik dan sifat kelarutannya, memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur molekul obat. Langmuir (1919) mencoba mencari hubungan yang dapat menjelaskan adanya persamaan. Sifat fisik dari olekul yang bukan isomer, dan memberikan batasan bahwa isosteris adalah senyawa-senyawa, kelompok atom-atom, radikal atau molekul yang mempunyai jumlah dan pengaturan elektron yang sama, bersifat isoelektrik dan mempunyai kemiripan sifat-sifat fisik. Contoh: molekul N2 dan CO masing-masing mempunyai total elektron = 14, sama-sama tidak bermuatan ditunjukkan sifat fisik yang relatif sama, seperti kekentalan, kerapatan, indeks refraksi, tetapan dielektrik dan kelarutan. Hal ini berlaku pula untuk molekul-molekul N2O dan CO2, N3 dan NCO- serta CH2N2 dan CH2 = Co
  • 6. Isosteris • Arti isosteris secara umum adalah kelompok atom- atom dalam molekul, yang mempunyai sifat kimia atau fisika mirip, karena mempunyai persamaan ukuran, keelektronegatifan atau stereokimia. • Contoh pasangan isosterik yang mempunyai sifat sterik dan konfigurasi elektronik sama adalah : a. Ion karboksilat (-COO-) dan ion sulfonamida (- SO2NR-) b. Gugus keton (-CO-) dan gugus sulfon (-SO2-) c. Gugus klorida (-Cl) dan gugus trifluorometil (-CF3)
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. Secara umum prinsip isosterisme ini digunakan untuk: a. Mengubah struktur senyawa sehingga didapatkan senyawa dengan aktivitas biologis yang dikehendaki. b. Mengembangkan analog dengan efek biologis yang lebih selektif c. Mengubah struktur senyawa sehingga bersifat antagonis terhadap normal metabolit (antimetabolit)
  • 11. BIOISOSTERISME Friedman (1951) memperkenalkan istilah bioisosterisme, yang kemudian berkembang menjadi salah sau konsep dasar sebagai hipotesis untuk perkembangan kimia medisinal. Idealnya, bioisosterisme melibatkan pergantian gugus fungsi dalam struktur molekul yang spesifik aktif dengan gugus lain dan pergantian tersebut akan menghasilkan senyawa baru dengan aktvitas biologis yang lebih baik. Burger (1970) menghasilkan bioisosterisme sebagai berikut: 1. Bioisosterisme klasik 2. Bioisosterisme non klasik
  • 12. Bioisosterisme klasik Atom atau gugus monovalen, contoh : R-X-Hn, di mana X adalah atom C, N, O atau atom S, dan R-X, dimana X adalah atom F,Cl, Br, dan I b. Atom atau gugus divalen, contoh : R-X-R', dimana X adalah O, S, CH2 atau NH c. Atom atau gugus trivalen, contoh : R-N=R', R-CH=R', R-P=R', R-As=R', dan R-Sb=R' d. Atom atau gugus tetravalen, contoh : R=N+=R', R=C=R', R=P+=R', R=As+=R' dan R=Sb+=R' e. Kesamaan cincin, contohnya: pergantian gugus dalam satu cincin, seperti gugus -S-, -O-, -NH-, -CH2-, - CH=CH-
  • 13. Bioisosterisme nonklasik a. Susbtitsi gugus akan memberikan pengaturan elektronik dan sterik yang serupa dengan senyawa induk Contoh: penggantian H dengan F Contoh gugus bioisosterik nonklasik dapat dilihat pada tabel b. Penggantian gugus dengan gugus lain yang tidk mempunyai persamaan sifat elektronik aau sterik tetapi masih menimbulkan aktivitas biologis yang sama. Contoh : penggantian gugus alkilsulfonamido (-SO2NH-R) dengan gugus hidroksi (-OH) pada turunan katekolamin c. Penggantian cincin dengan struktur nonsiklik Contoh : penggantian cincin benzen dengan heksatriena (H2C=CH- CH=CH-CH=CH2)
  • 14. Contoh modifikasi isosterisme • 1). Pergantian gugus sulfida (-S-) pada sistem cincin fenotiazin dan cincin tioxanten, dengan gugus etilen (-CH2CH2-), menghasilkan sistem cincin dihidrodibenzazepin dan dibenzosiklo- heptadien yang berkhasiat.
  • 15.
  • 16. Tabel 17. Gugus-gugus deseptor dan metabolit kompetitif
  • 17. Contoh gugus S pada promazin dan klorprotixen, suatu obat penekan sistem saraf pusat (tranquilizer), bila diganti dengan gugus etilen, menghasilkan imiptriptilin yang berkhasiat sebagai perangsang sistem saraf pusat (antidepresi). 2). Turunan dialkiletilamin R – X – CH2 – CH2 - N – (R’)2 X = O, NH, CH2, S : senyawa antihistamin X = COO, CONH, COS : senyawa pemblok adrenergik 3). Turunan Ester etiltrimetilamonium R-COO-CH2-CH2-N+(CH3)3 CH3 Asetilkolin : masa kerja muskarinik singkat NH2 Karbamikolin : masa kerja muskarinik panjang Penggantian gugus CH3 dengan gugus NH2 yang bersifat penarik elektron dapat meningkatkan kestabilan ester terhadap proses metabolime sehingga karbamilkolin, mempunyai masa kerja muskarinik lebih panjang disbanding asetilkolin
  • 18. 4) Obat antidiabetes turunan sulfonamida Tolbutamid dan klorpropamid mempunyai waktu paro biologis (t1/2) lebih panjang dan toksisitas yang lebih rendah dibanding karbutamid karena gugus tolbutamid merupakan gugus yang relatif labil dibanding gugus Cl, dan pada in vivo mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat (t1/2 = 5,7 jam). Gugus Cl pada klorpropamid lebih tahan terhadap proses oksidasi sehingga masa kerja obat lebih panjang (t1/2 lebih besar dari 33 jam). 5. Prokain dan prokainamid Gugus dipol C=O mempunyai peran spesifik dalam konduksi saraf. Resonansi dari gugus amida prokainamid akan kekuatan dipol gugus C=O, sehingga prokainamid mempunyai aktivasi anestesi setempat lebih rendah dibanding prokain. Struktur prokainamid lebih lebih stabil dibanding prokain karena lebih tahan terhadap hidrolisis oleh enzim esterase sehingga secara oral dapat digunakan untuk pengobatan aritmia jantung karena mempunyai masa kerja yang lebih panjang.
  • 19. 6. Antimetabolit purin Adenin dan hipoxantin merupakan metabolit normal dalam tubuh. Gugus NH2 dan OH pada C6 memegang peranan penting pada interaksi yang melibatkan ikatan hydrogen dari kedua basa, pada proses replikasi asam nukleat dalam biosintesis protein sel. Penggantian gugus-gugus tersebut dengan gugus SH, contoh : 6-merkaptopurin, akan memperlemah ikatan hidrogen, terjadi hambatan sebagian dari proses interaksi di atas sehingga kecepatan sintesissel menurun dan senyawa berfungsi sebagai antimetabolit (antikanker).
  • 20. Selain gugus isosterik dan bioisosterik dikenal pula gugus haptoforik dan gugus farmakoforik. Gugus haptoforik adalah gugus yang membantu pengikatan obat-reseptor, sedang farmakoforik adalah gugus yang bertanggung-jawab terhadap respons biologis.. Contoh gugus haptoforik adalah gugus-gugus besar sepertidifenilmetil yang terdapat pada difenhidramin (antihistamin), metadon (analgesik narkotika) dan DDT (insektisida), atau gugus fenotiazin, seperti yang terdapat pada prometazin (antihistamin) dan klorpromazin (tranquilizer). Contoh gugus farmakoforik adalah gugus sulfonilurea (antidiabetes), sulfonamida (antibakteri), dan gugus sulfon (penghambat karbonik anhidrase) Gugus haptoforik dan farmakoforik dapat berinteraksi melalui mekanisme yang berbeda dengan tipe reseptor
  • 21.
  • 22. Hubungan struktur-aktivitas Sulfonamida Fitur kimia yang penting untuk aktivitas: • sulfur yang berhubungan langsung dengan cincin aromatis • Cincin aromatis • Gugus para-amino • Substitusi gugus heterosiklik aromatik pada N1 sangat poten • Semakin negatif gugus SO2, semakin besar aktivitas (semakin kecil pKa dari SO2NH).
  • 23.
  • 24. Pengukuran dari Koefisien Partisi Koefisien partisi adalah konsentrasi kesetimbangan zat terlarut dalam pelarut non-polar dibagi dengan konsentrasi yang sama dari pelarut polar. Ini dan kebanyakan aplikasi lainnya , yang pelarut polar air. Logaritma koefisien partisi, log P, telah berhasil digunakan sebagai parameter hidrofobik dalam 'extrathermo-dinamis' metodologi Hammett. 1-oktanol direkomendasikan sebagai pilihan untuk tahap non-polar (1) dan log P (ow) telah berhasil digunakan pada Kuantitatif Hubungan Struktur Kegiatan (QSAR) di bidang khusus berikut: obat dan desain pestisida ; farmakokinetik; anestesiologi ; transportasi lingkungan dan tanah mengikat ; toksikologi ; bioakumulasi ; protein folding ; Enzim mengikat ; Reaksi enzimatik dalam pelarut non-air ; dan host-tamu kompleksasi.
  • 25.
  • 26. Dari rumus tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas biologis sebanding dengan peningkatan lipofilisitas yang akan mencapai harga maksimum