SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
TIM KIMIA MEDISINAL FFS UHAMKA
HUBUNGAN STRUKTUR
DAN INTERAKSI OBAT-
RESEPTOR
Reseptor obat merupakan makromolekul
jaringan sel hidup, mengandung gugus-gugus
fungsional, reaktif secara kimia dan bersifat
spesifik. Dapat berinteraksi secara reversibel
dengan gugus fungsional obat 
menghasilkan respon yang spesifik
Untuk dapat berinteraksi dengan reseptor
spesifik molekul obat harus mempunyai
faktor sterik dan distribusi muatan yang
spesifik pula.
PENGANTAR
merangsang timbulnya
respon biologis
(agonis/antagonis)
TAHAPAN INTERAKSI OBAT RESEPTOR
Tahap 1
• Pembentukan komplek obat-reseptor
Tahap 2
• Interaksi yang dapat menyebabkan konformasi
makromolekul protein sehingga timbul respon biologis
obat
reseptor
Kompleks
obat-
reseptor
Teori-teori hubungan struktur dan interaksi
obat-reseptor :
Teori klasik
Teori pendudukan
Teori kecepatan
Teori kesesuaian terimbas
Teori gangguan makromolekul
Teori pendudukan-aktivasi
Konsep kurir kedua
Teori mekanisme dan farmakofor
MATERI KULIAH:
Crum, Brown dan Fraser (1869)
Aktivitas biologis suatu senyawa merupakan
fungsi dari struktur kimia dan tempat
interaksinya pada sistem biologis.
Langley (1878) pertama kali
memperkenalkan konsep reseptor,
selanjutnya dikembangkan oleh Ehrlich.
Ehrlich (1907) konsep corpora non agunt nisi
fixata (obat tidak akan menimbulkan efek
tanpa mengikat reseptor)
A. TEORI KLASIK
Clark memperkirakan bahwa suatu molekul
obat akan menempati satu sisi reseptor dan
obat harus diberikan dalam jumlah berlebih
agar tetap efektif selama proses
pembentukan kompleks
Obat (O) akan berinteraksi dengan reseptor
(R) membentuk kompleks obat-reseptor (OR),
dan menghasilkan efek biologis
(O)+(R) (OR) E
B. TEORI PENDUDUKAN
 Besarnya efek biologis yang dihasilkan secara
langsung sesuai dengan jumlah reseptor khas yang
diduduki molekul obat.
 Clark hanya meninjau dari segi agonis saja yang
kemudian dilengkapi oleh Gaddum (1937), yang
meninjau dari sisi antagonis.
 Ariens-Stephenson
Setiap struktur molekul obat harus mengandung
bagian yang secara bebas dapat menunjang afinitas
interaksi obat reseptor dan memiliki efisiensi untuk
menimbulkan respon biologis sebagai akibat
pembentukan komplek
(O)+(R) (OR) E
Afinitas Efikasi
 Afinitas merupakan ukuran kemampuan obat untuk
mengikat reseptor. Afinitas sangat bergantung dari
struktur molekul obat dan sisi reseptor.
 Efikasi (aktivitas instrinsik) adalah ukuran
kemampuan obat untuk memulai timbulnya respon
biologis.
O + R < ======> O-R → respon (+) : senyawa
agonis (afinitas besar dan aktivitas instrinsik =1)
O + R < ======> O-R → respon (-) : senyawa
antagonis (afinitas besar dan aktivitas instrinsik = 0)
 Agonis parsial: senyawa yang memberikan respon <
dari respon agonis dan bekerja pada sisi reseptor
yang sama dengan agonis
(O)+(R) (OR) E
Afinitas Efikasi
 Croxatto dan Huidobro (1956) memberikan postulat
bahwa obat hanya efisien pada saat berinteraksi
dengan reseptor.
 Paton (1961) mengatakan bahwa efek biologis obat
setara dengan kecepatan kombinasi obat-reseptor
dan bukan jumlah reseptor yang didudukinya.Di sini,
tipe kerja obat ditentukan oleh kecepatan
penggabungan (asosiasi) dan peruraian (disosiasi)
komplek obat-reseptor dan bukan dari pembentukan
komplek obat-reseptor yang stabil.
C. TEORI KECEPATAN
(O)+(R) (OR) respon biologis
Asosiasi Disosiasi
 Senyawa dikatakan agonis jika memiliki kecepatan
asosiasi (mengikat reseptor ) dan disosiasi yang
besar.
 Senyawa dikatakan antagonis jika memiliki
kecepatan asosiasi (mengikat reseptor) dan
disosiasi kecil. Di sini, pendudukan reseptor tidak
efektif karena menghalangi asosiasi senyawa
agonis yang produktif.
 Senyawa dikatakan agonis parsial jika kecepatan
asosiasi dan disosiasinya tidak maksimal.
(O)+(R) (OR) respon biologis
Asosiasi Disosiasi
 Konsep tersebut ditunjang oleh fakta bahwa banyak
senyawa antagonis menunjukkan efek rangsangan
singkat sebelum menunjukkan efek pemblokiran.
 Pada permulaan kontak obat-reseptor, jumlah
reseptor yang diduduki oleh molekul obat masih
relatif sedikit, kecepatan penggabungan obat-
reseptor maksimal sehingga timbul efek rangsangan
yang singkat. Bila jumlah reseptor yang diduduki
molekul obat cukup banyak, maka kecepatan
penggabungan obat-reseptor akan turun sampai di
bawah kadar yang diperlukan untuk menimbulkan
respon biologis sehingga terjadi efek pemblokiran.
CON’T….
 Menurut Koshland (1958) ikatan enzim dengan substrat dapat
menginduksi konformasi struktur enzim sehingga
menyebabkan orientasi gugus-gugus aktif enzim
 Perubahan konformasi ini menyebabkan aa Lys dan Met
menjadi tertutup dan gugus SH menjadi terbuka
D. TEORI KESESUAIAN TERIMBAS
(E)+(S) (kompleks ES) respon biologis
Pengikatan substrat pada enzim fosfoglukomutase dapat
menginduksi perubahan konformasi enzim
 Menurut Belleau (1964) interaksi mikromolekul obat dengan
makromolekul protein (reseptor) dapat menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk konformasi reseptor sebagai
berikut):
 Gangguan knformasi spesifik (specific conformational perturbation =
SCP)
 Gangguan konformasi tidak spesifik (non specific conformational
perturbation = NSCP)
 Obat agonis adalah obat yang memiliki aktivitas intrinsik dan
dapat mengubah struktur reseptor menjadi bentuk SCP
menimbulkan respon biologis
 Obat antagonis adalah obat yang tidak memiliki aktivitas
intrinsik dan dapat mengubah struktur reseptor menjadi
bentuk NSCP menimbulkan efek pemblokiran
E. TEORI GANGGUAN MAKROMOLEKUL
 Pada jumlah atom C=5
terjadi rangsangan reseptor
muskarinik karena
terbentuk ikatan hidrofob
dengan daerah nonpolar
reseptor
 Pada C=7 terjadi efek
agonis parsial karena
terjadi keseimbangan
struktur reseptor dalam
bentuk SCP dan NSCP
 Pada C=9 terjadi efek
antagonis karena terbentuk
struktur NSCP dari sisa
rantai polarnya
Interaksi turunan ion alkiltrimetilamonium
dengan reseptor muskarinik
CONTOH…
 Ariens dan Rodrigues (1979) mengemukakan teori
pendudukan aktivasi dari model 2 keadaan yaitu bahwa
sebelum berinteraksi dengan obat reseptor berada dalam
bentuk kesetimbangan dinamik antara 2 keadaan yang
berbeda fungsinya, yaitu:
 Bentuk teraktifkan (R*)  dapat menunjang efek biologis
 Bentuk istirahat (R)  tidak dapat menunjang efek biologis
 Agonis jika keseimbangan menuju ke bentuk teraktifkan (R*)
 Antagonis jika jika keseimbangan menuju ke bentuk tidak
teraktifkan (R)
F. TEORI PENDUDUKAN AKTIVASI
(R*) (R)
 reseptor dari banyak hormon berhubungan erat
dengan sistem adenil siklase, contoh: katekolamin,
glukagon, hormon paratiroid, serotonin dan histamin
telah menunjukkan pengaruhnya pada siklik AMP.
 Interaksi hormon dan reseptor dapat meningkatkan
atau menurunkan kadar siklik AMP pada intrasel,
tergantung rangsangan atau hambatan pada adenil
siklase.
 Bila rangsangan meningkatkan kadar siklik AMP 
hormon dianggap sebagai kurir pertama (1st
messenger) dan siklik AMP sebagai kurir kedua (2nd
messenger)
G. KONSEP KURIR KEDUA
 Turunan xantin seperti kafein dan teofilin juga dapat
menghambat secara kompetitif siklik nukleotida
fosfodiesterase (PDE), suatu enzim yang mengkatalisis
perubahan ssiklik AMP menjadi 5’-AMP. Pemberian
turuna tersebut akan meningkatkan kadar siklik
AMPdalam jaringan
Hubungan antara hormon (1st messenger) dengan siklik AMP (2nd messenger)
 teori ini dapat diilustrasikan
oleh obat golongan penghambat
kompetitif enzim pengubah
angiotensin (Angiotensin
convertinga enzim inhibitor
=ACEI)
 ACEI menghambat pengubahan
angiotensin I  angiotensin II,
suatu senyawa yang dapat
meningatkan tekanan darah
TEORI MEKANISME DAN FARMAKOFOR
SEBAGAI DASAR RANCANGAN OBAT
Captopril
 Interaksi captopril dengan ACE berlangsung karena adanya gugus-
gugus farmakofor spesifik  dapat digunakan untuk merancang
turunan ACEI yang lain
 Enalapril berinteraksi lebih baik
dengan reseptor ACE dibanding
captopril enalapril memiliki
aktivitas anti HT yang lebih besar
 Enalapril juga memiliki DOA yang
lebih panjang karena memiliki
gugus-gugus yang bersifat lebih
lipofil
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Makalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawatiMakalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawatiWarnet Raha
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)pure chems
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisdimaswp
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaMuhamad Ihsan
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Muhammad Luthfan
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Nugget ikan lele
Nugget ikan leleNugget ikan lele
Nugget ikan leleDhira A
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obatsaninuraeni
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikFadhol Romdhoni
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
BioenergitikaAinur
 

What's hot (20)

Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawatiMakalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawati
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)
 
Autakoid......
Autakoid......Autakoid......
Autakoid......
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
 
Ekologi mikroba
Ekologi mikrobaEkologi mikroba
Ekologi mikroba
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tangga
 
Metformin
MetforminMetformin
Metformin
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
 
Nugget ikan lele
Nugget ikan leleNugget ikan lele
Nugget ikan lele
 
Toksikologi 2017
Toksikologi 2017Toksikologi 2017
Toksikologi 2017
 
Kinetika enzim
Kinetika enzimKinetika enzim
Kinetika enzim
 
Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrik
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
 

Similar to STRUKTUR DAN INTERAKSI

Similar to STRUKTUR DAN INTERAKSI (20)

267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyu
 
1.IO PADA TAHAP FARMAKODINAMIK.pptx
1.IO PADA TAHAP FARMAKODINAMIK.pptx1.IO PADA TAHAP FARMAKODINAMIK.pptx
1.IO PADA TAHAP FARMAKODINAMIK.pptx
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
fdokumen.com_farmakodinamika.ppt
fdokumen.com_farmakodinamika.pptfdokumen.com_farmakodinamika.ppt
fdokumen.com_farmakodinamika.ppt
 
Farmakodinamika
FarmakodinamikaFarmakodinamika
Farmakodinamika
 
Farmakodinamik dan farmakokinetika
Farmakodinamik dan farmakokinetikaFarmakodinamik dan farmakokinetika
Farmakodinamik dan farmakokinetika
 
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
Pengerian kamokinetik
Pengerian kamokinetikPengerian kamokinetik
Pengerian kamokinetik
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
358160349-Biokimia-Sistem-Endokrin.docx
358160349-Biokimia-Sistem-Endokrin.docx358160349-Biokimia-Sistem-Endokrin.docx
358160349-Biokimia-Sistem-Endokrin.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
 
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitas
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitasHubungan kualitatif-struktur-aktivitas
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitas
 
Enzim (Enzyme)
Enzim (Enzyme)Enzim (Enzyme)
Enzim (Enzyme)
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Farmakaodinamik
FarmakaodinamikFarmakaodinamik
Farmakaodinamik
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Ppt farmanestika
Ppt farmanestikaPpt farmanestika
Ppt farmanestika
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

STRUKTUR DAN INTERAKSI

  • 1. TIM KIMIA MEDISINAL FFS UHAMKA HUBUNGAN STRUKTUR DAN INTERAKSI OBAT- RESEPTOR
  • 2. Reseptor obat merupakan makromolekul jaringan sel hidup, mengandung gugus-gugus fungsional, reaktif secara kimia dan bersifat spesifik. Dapat berinteraksi secara reversibel dengan gugus fungsional obat  menghasilkan respon yang spesifik Untuk dapat berinteraksi dengan reseptor spesifik molekul obat harus mempunyai faktor sterik dan distribusi muatan yang spesifik pula. PENGANTAR
  • 3. merangsang timbulnya respon biologis (agonis/antagonis) TAHAPAN INTERAKSI OBAT RESEPTOR Tahap 1 • Pembentukan komplek obat-reseptor Tahap 2 • Interaksi yang dapat menyebabkan konformasi makromolekul protein sehingga timbul respon biologis obat reseptor Kompleks obat- reseptor
  • 4. Teori-teori hubungan struktur dan interaksi obat-reseptor : Teori klasik Teori pendudukan Teori kecepatan Teori kesesuaian terimbas Teori gangguan makromolekul Teori pendudukan-aktivasi Konsep kurir kedua Teori mekanisme dan farmakofor MATERI KULIAH:
  • 5. Crum, Brown dan Fraser (1869) Aktivitas biologis suatu senyawa merupakan fungsi dari struktur kimia dan tempat interaksinya pada sistem biologis. Langley (1878) pertama kali memperkenalkan konsep reseptor, selanjutnya dikembangkan oleh Ehrlich. Ehrlich (1907) konsep corpora non agunt nisi fixata (obat tidak akan menimbulkan efek tanpa mengikat reseptor) A. TEORI KLASIK
  • 6. Clark memperkirakan bahwa suatu molekul obat akan menempati satu sisi reseptor dan obat harus diberikan dalam jumlah berlebih agar tetap efektif selama proses pembentukan kompleks Obat (O) akan berinteraksi dengan reseptor (R) membentuk kompleks obat-reseptor (OR), dan menghasilkan efek biologis (O)+(R) (OR) E B. TEORI PENDUDUKAN
  • 7.  Besarnya efek biologis yang dihasilkan secara langsung sesuai dengan jumlah reseptor khas yang diduduki molekul obat.  Clark hanya meninjau dari segi agonis saja yang kemudian dilengkapi oleh Gaddum (1937), yang meninjau dari sisi antagonis.  Ariens-Stephenson Setiap struktur molekul obat harus mengandung bagian yang secara bebas dapat menunjang afinitas interaksi obat reseptor dan memiliki efisiensi untuk menimbulkan respon biologis sebagai akibat pembentukan komplek (O)+(R) (OR) E Afinitas Efikasi
  • 8.  Afinitas merupakan ukuran kemampuan obat untuk mengikat reseptor. Afinitas sangat bergantung dari struktur molekul obat dan sisi reseptor.  Efikasi (aktivitas instrinsik) adalah ukuran kemampuan obat untuk memulai timbulnya respon biologis. O + R < ======> O-R → respon (+) : senyawa agonis (afinitas besar dan aktivitas instrinsik =1) O + R < ======> O-R → respon (-) : senyawa antagonis (afinitas besar dan aktivitas instrinsik = 0)  Agonis parsial: senyawa yang memberikan respon < dari respon agonis dan bekerja pada sisi reseptor yang sama dengan agonis (O)+(R) (OR) E Afinitas Efikasi
  • 9.  Croxatto dan Huidobro (1956) memberikan postulat bahwa obat hanya efisien pada saat berinteraksi dengan reseptor.  Paton (1961) mengatakan bahwa efek biologis obat setara dengan kecepatan kombinasi obat-reseptor dan bukan jumlah reseptor yang didudukinya.Di sini, tipe kerja obat ditentukan oleh kecepatan penggabungan (asosiasi) dan peruraian (disosiasi) komplek obat-reseptor dan bukan dari pembentukan komplek obat-reseptor yang stabil. C. TEORI KECEPATAN (O)+(R) (OR) respon biologis Asosiasi Disosiasi
  • 10.  Senyawa dikatakan agonis jika memiliki kecepatan asosiasi (mengikat reseptor ) dan disosiasi yang besar.  Senyawa dikatakan antagonis jika memiliki kecepatan asosiasi (mengikat reseptor) dan disosiasi kecil. Di sini, pendudukan reseptor tidak efektif karena menghalangi asosiasi senyawa agonis yang produktif.  Senyawa dikatakan agonis parsial jika kecepatan asosiasi dan disosiasinya tidak maksimal. (O)+(R) (OR) respon biologis Asosiasi Disosiasi
  • 11.  Konsep tersebut ditunjang oleh fakta bahwa banyak senyawa antagonis menunjukkan efek rangsangan singkat sebelum menunjukkan efek pemblokiran.  Pada permulaan kontak obat-reseptor, jumlah reseptor yang diduduki oleh molekul obat masih relatif sedikit, kecepatan penggabungan obat- reseptor maksimal sehingga timbul efek rangsangan yang singkat. Bila jumlah reseptor yang diduduki molekul obat cukup banyak, maka kecepatan penggabungan obat-reseptor akan turun sampai di bawah kadar yang diperlukan untuk menimbulkan respon biologis sehingga terjadi efek pemblokiran. CON’T….
  • 12.  Menurut Koshland (1958) ikatan enzim dengan substrat dapat menginduksi konformasi struktur enzim sehingga menyebabkan orientasi gugus-gugus aktif enzim  Perubahan konformasi ini menyebabkan aa Lys dan Met menjadi tertutup dan gugus SH menjadi terbuka D. TEORI KESESUAIAN TERIMBAS (E)+(S) (kompleks ES) respon biologis Pengikatan substrat pada enzim fosfoglukomutase dapat menginduksi perubahan konformasi enzim
  • 13.  Menurut Belleau (1964) interaksi mikromolekul obat dengan makromolekul protein (reseptor) dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk konformasi reseptor sebagai berikut):  Gangguan knformasi spesifik (specific conformational perturbation = SCP)  Gangguan konformasi tidak spesifik (non specific conformational perturbation = NSCP)  Obat agonis adalah obat yang memiliki aktivitas intrinsik dan dapat mengubah struktur reseptor menjadi bentuk SCP menimbulkan respon biologis  Obat antagonis adalah obat yang tidak memiliki aktivitas intrinsik dan dapat mengubah struktur reseptor menjadi bentuk NSCP menimbulkan efek pemblokiran E. TEORI GANGGUAN MAKROMOLEKUL
  • 14.  Pada jumlah atom C=5 terjadi rangsangan reseptor muskarinik karena terbentuk ikatan hidrofob dengan daerah nonpolar reseptor  Pada C=7 terjadi efek agonis parsial karena terjadi keseimbangan struktur reseptor dalam bentuk SCP dan NSCP  Pada C=9 terjadi efek antagonis karena terbentuk struktur NSCP dari sisa rantai polarnya Interaksi turunan ion alkiltrimetilamonium dengan reseptor muskarinik CONTOH…
  • 15.  Ariens dan Rodrigues (1979) mengemukakan teori pendudukan aktivasi dari model 2 keadaan yaitu bahwa sebelum berinteraksi dengan obat reseptor berada dalam bentuk kesetimbangan dinamik antara 2 keadaan yang berbeda fungsinya, yaitu:  Bentuk teraktifkan (R*)  dapat menunjang efek biologis  Bentuk istirahat (R)  tidak dapat menunjang efek biologis  Agonis jika keseimbangan menuju ke bentuk teraktifkan (R*)  Antagonis jika jika keseimbangan menuju ke bentuk tidak teraktifkan (R) F. TEORI PENDUDUKAN AKTIVASI (R*) (R)
  • 16.  reseptor dari banyak hormon berhubungan erat dengan sistem adenil siklase, contoh: katekolamin, glukagon, hormon paratiroid, serotonin dan histamin telah menunjukkan pengaruhnya pada siklik AMP.  Interaksi hormon dan reseptor dapat meningkatkan atau menurunkan kadar siklik AMP pada intrasel, tergantung rangsangan atau hambatan pada adenil siklase.  Bila rangsangan meningkatkan kadar siklik AMP  hormon dianggap sebagai kurir pertama (1st messenger) dan siklik AMP sebagai kurir kedua (2nd messenger) G. KONSEP KURIR KEDUA
  • 17.  Turunan xantin seperti kafein dan teofilin juga dapat menghambat secara kompetitif siklik nukleotida fosfodiesterase (PDE), suatu enzim yang mengkatalisis perubahan ssiklik AMP menjadi 5’-AMP. Pemberian turuna tersebut akan meningkatkan kadar siklik AMPdalam jaringan Hubungan antara hormon (1st messenger) dengan siklik AMP (2nd messenger)
  • 18.  teori ini dapat diilustrasikan oleh obat golongan penghambat kompetitif enzim pengubah angiotensin (Angiotensin convertinga enzim inhibitor =ACEI)  ACEI menghambat pengubahan angiotensin I  angiotensin II, suatu senyawa yang dapat meningatkan tekanan darah TEORI MEKANISME DAN FARMAKOFOR SEBAGAI DASAR RANCANGAN OBAT Captopril
  • 19.  Interaksi captopril dengan ACE berlangsung karena adanya gugus- gugus farmakofor spesifik  dapat digunakan untuk merancang turunan ACEI yang lain  Enalapril berinteraksi lebih baik dengan reseptor ACE dibanding captopril enalapril memiliki aktivitas anti HT yang lebih besar  Enalapril juga memiliki DOA yang lebih panjang karena memiliki gugus-gugus yang bersifat lebih lipofil