SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
4/16/2013
DRUG DELIVERY SYSTEM
Dhadhang Wahyu Kurniawan
@Dhadhang_WK
Laboratorium Farmasetika Unsoed
1
KONSEP DRUG DELIVERY SYSTEM
 Suatu DDS adalah formulasi atau alat yang
secara aman membawa obat ke sisi tubuh spesifik
dengan laju tertentu untuk mencapai konsentrasi
yang efektif di tempat kerja obat.
 Suatu DDS digunakan untuk membawa,
mendistribusikan, atau mengangkut obat-obat ke
dalam dan ke seluruh tubuh.
4/16/2013
dalam dan ke seluruh tubuh.
 Suatu DDS dapat digunakan untuk
menghantarkan obat ke lokasi tubuh, organ,
jaringan, sel spesifik, organel intraseluler, atau
molekul yang diinginkan (yaitu DDS tertarget)
dan/atau memberikan suatu profil pelepasan obat
yang diprogramkan sebelumnya (yaitu DDS
lepas-terkendali) 2
KONSEP DRUG DELIVERY SYSTEM
 DDS juga harus melindungi obat selama
pengangkutan ke tempat kerja.
 DDS juga dapat mengandung beberapa
komponen aktif untuk meningkatkan
penghantaran atau retensi untuk
4/16/2013
penghantaran atau retensi untuk
meningkatkan manfaat pengobatan
dengan menekan mekanisme sistemik
atau seluler yang dapat membatasi
respons terapetik obat tersebut.
3
RUTE PENGHANTARAN OBAT YANG UMUM
DIGUNAKAN
4/16/2013
4
TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI --
PENDAHULUAN
 Teknologi mikroenkapsulasi telah digunakan
sejak tahun 1930 dalam pengemasan flavour dan
vitamin.
 Sejak produk komersial pertama (kertas fotokopi
tanpa karbon) dikenalkan, teknologi ini terus
4/16/2013
tanpa karbon) dikenalkan, teknologi ini terus
mengalami perkembangan.
 Berbagai macam teknik mikroenkapsulasi sudah
tersedia sekarang, dan produk mikroenkapsulasi
digunakan secara luas di bidang farmasi,
biomedis, pertanian, makanan, produk
konsumen, dan industri kosmetik.
5
TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI --
PENDAHULUAN
 Aplikasi mikropartikel dalam industri farmasi
dan biomedis antara lain:
 Menutupi rasa dan bau
 Melindungi obat dari lingkungan
 Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan
4/16/2013
 Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan
kelarutan obat-obat yang kelarutannya kurang bagus
 Penghantaran obat terkendali atau berkelanjuta
 Enkapsulasi sel
 Seiring berkembangnya bioteknologi dan kimia
polimer, penggunaan sistem mikropartikel akan
terus tumbuh untuk berbagai macam aplikasi.
6
MIKROENKAPSULASI -- TERMINOLOGI
 Proses mikroenkapsulasi menghasilkan partikel
kecil dalam rentang ukuran dari 1 hingga 1000 µm.
 Terdapat beberapa nama berbeda untuk partikel-
partikel ini: microparticle, microsphere,
microcapsule, dan micromatrix.
4/16/2013
microcapsule, dan micromatrix.
 Mikrokapsul dibuat dari substansi inti tunggal atau
ganda (solid atau likuid) yang dikelilingi oleh
dinding kapsul yang berbeda.
 Mikromatriks merupakan matriks polimer yang di
dalamnya dienkapsulasi substansi yang terdispersi
secara homogen. 7
MIKROENKAPSULASI -- TERMINOLOGI
 Secara umum, dikenal dua tipe mikropartikel,
yaitu mikrosfer dan mikrokapsul.
 Mikrosfer merupakan mikropartikel berbentuk
bola dan mikrokapsul adalah mikropartikel yang
memiliki inti yang dikelilingi oleh bahan yang
4/16/2013
memiliki inti yang dikelilingi oleh bahan yang
jelas berbeda dari inti. Inti dapat berupa
padatan, cairan, atau bahkan gas (Shamad et al.,
2010).
8
4/16/2013
9
MIKROPARTIKEL SEBAGAI SISTEM
PENGHANTARAN OBAT
 Sistem pembawa mikropartikel penting untuk
penghantaran obat per oral, terutama untuk:
 meningkatkan bioavailabilitas,
 meningkatkan absorbsi obat,
 spesifik mentarget organ tertentu dan mengurangi
4/16/2013
 spesifik mentarget organ tertentu dan mengurangi
toksisitas,
 meningkatkan toleransi lambung terhadap suatu zat
iritan lambung, dan
 beraksi sebagai pembawa untuk antigen (Shamad et
al., 2010).
10
BAHAN UNTUK MIKROPARTIKEL
 Bahan yang digunakan untuk pembuatan sistem
mikropartikulat harus memenuhi persyaratan
berikut:
 durasi aksi yang lebih lama,
 dapat mengendalikan pelepasan kandungan,
4/16/2013
 dapat mengendalikan pelepasan kandungan,
 dapat meningkatkan efikasi terapeutik,
 memiliki sifat dapat melindungi obat,
 dapat mengurangi toksisitas,
 memiliki sifat biokompatibel,
 relatif stabil, dan
 sifat kelarutan dalam air atau redispersibilitasnya
baik. 11
BAHAN UNTUK MIKROPARTIKEL
 Polimer Alam
 Karbohidrat: pati, agarosa, kitosan, gellan gum, dan
alginat.
 Karbohidrat yang dimodifikasi secara kimia: hidroksi
propil metil selulosa (HPMC), hidroksipropil etil
selulosa, etil selulosa, pati poliakril, dan dekstran
4/16/2013
selulosa, etil selulosa, pati poliakril, dan dekstran
polialkil.
 Protein: albumin, gelatin, dan kolagen
 Polimer sintetik
 Biodegradabel: poliasam laktat (PLA), polilaktida G,
poliasam laktat-co-glikolat (PLGA), polikaprolakton,
dan polianhidrida.
 Nonbiodegradabel: Eudragit L, Eudragit RS, Eudragit
RL, poli (metil metakrilat), dan polimer epoksi.
12
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
 Pembuatan mikropartikel dapat dilakukan
dengan beberapa teknik pembuatan.
 Teknik pembuatan yang dipilih didasarkan pada
beberapa parameter seperti:
 polimer,
4/16/2013
 polimer,
 obat (protein, peptida, atau nonprotein),
 lama terapi, dan
 tujuan penggunaan.
13
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
 Pemilihan metode pembuatan mikrosfer juga
ditentukan oleh beberapa faktor formulasi dan
teknologi yang terkait, antara lain:
 rentang ukuran partikel yang diinginkan,
 proses yang tidak boleh mempengaruhi stabilitas
4/16/2013
 proses yang tidak boleh mempengaruhi stabilitas
bahan aktif farmasi,
 profil pelepasan harus reprodusibel, dan
 tidak ada bahan beracun dalam produk final
(Shamad et al., 2010).
14
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
 Beberapa teknik pembuatan mikrosfer, yaitu:
 Teknik emulsi
emulsi tunggal
emulsi ganda
 Teknik polimerisasi
polimerisasi bulk,
4/16/2013
polimerisasi bulk,
polimerisasi suspensi,
polimerisasi emulsi,
polimerisasi antarmuka),
 teknik koaservasi pemisahan fasa,
 spray drying dan spray congealing,
 gelasi ionik, dan
 ekstraksi pelarut atau penguapan pelarut (Shamad et
al., 2010).
15
4/16/2013
16
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL 
TEKNIK EMULSI TUNGGAL
 Teknik emulsi tunggal adalah proses dua
langkah yang menerapkan polimer alam
(misalnya, protein dan karbohidrat) sebagai
bahan pembawa.
 Langkah pertama adalah pelarutan atau dispersi
4/16/2013
 Langkah pertama adalah pelarutan atau dispersi
polimer alam di dalam media air diikuti dengan
dispersi dalam media non-air.
 Langkah kedua adalah tautan silang dari globul
yang terdispersi, yang dicapai dengan cara fisik
(pemanasan) atau cara kimia.
17
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL 
TEKNIK EMULSI TUNGGAL
 Tautan silang secara fisik dicapai dengan
mendispersikan larutan polimer atau suspensi
dalam media non-air yang sudah dipanaskan
sebelumnya, tetapi cara ini tidak cocok untuk
obat termolabil (yaitu, protein, peptida, dan lain-
4/16/2013
obat termolabil (yaitu, protein, peptida, dan lain-
lain).
 Tautan silang secara kimia menggunakan agen
pentaut silang kimia seperti formaldehida,
glutaraldehid (GA), dan diacid klorida.
 Namun, teknik ini memiliki kelemahan dari
pemaparan yang berlebihan bahan aktif
terhadap bahan kimia jika ditambahkan pada
saat pembuatan (Shamad et al., 2010).
18
TEKNIK EMULSI TUNGGAL
4/16/2013
19
Mikroenkapsulasi berdasarkan emulsi m/a dan
cross-linking in situ
4/16/2013
20
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL 
TEKNIK EMULSI GANDA
 Teknik emulsifikasi ganda melibatkan
pembentukan emulsi ganda atau multi [air-dalam-
minyak-dalam-air (W/O/W)].
 Merupakan metode pilihan untuk obat larut air,
peptida, dan vaksin.
Pembawa yang digunakan dapat berupa polimer
4/16/2013
 Pembawa yang digunakan dapat berupa polimer
alami dan sintetik.
 Stabilitas emulsi primer tergantung pada ukuran
tetesan.
 Emulsi primer lebih stabil apabila ukuran
tetesannya lebih halus.
 Stabilitas emulsi primer berpengaruh terhadap
loading obat.
21
TEKNIK EMULSI GANDA
 Suatu agen pengemulsi yang cocok digunakan
apabila selama penguapan pelarut tetesan awal
menyusut dalam ukuran, yang menyebabkan
peleburan/koalesensi dan aglomerasi dari emulsi
skunder.
4/16/2013
skunder.
 Penghilangan pelarut dilakukan dengan
penguapan pelarut atau ekstraksi pelarut.
 Ekstraksi pelarut melibatkan penambahan air
dalam jumlah banyak ke dalam pelarut organik
yang berdifusi keluar, kemudian filtrasi, dicuci,
dan pengeringan dilakukan untuk memperoleh
mikrosfer (Shamad et al., 2010). 22
TEKNIK EMULSI GANDA
4/16/2013
23
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL 
TEKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA
 Teknik koaservasi pemisahan fasa
dikembangkan untuk sistem pembawa jenis-
mikroreservoir (yaitu, mikrokapsul bukan
mikrosfer) jika obat hidrofilik.
 Namun, teknik yang sama digunakan untuk
4/16/2013
 Namun, teknik yang sama digunakan untuk
sistem pembawa jenis-matriks jika obat
hidrofobik di alam.
 Pembentukan mikrosfer atau mikrokapsul
melibatkan pembentukan koaservat.
 Koaservasi dipengaruhi oleh penurunan
kelarutan polimer dalam pelarut organik.
24
TEKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA
 Berbagai metode digunakan untuk
mengurangi kelarutan polimer.
 Pemilihan metode didasarkan pada
polimer dan kondisi proses.
4/16/2013
 Metodenya adalah
 penambahan garam,
 penambahan nonpelarut,
 penambahan polimer inkompatibel, dan
 perubahan pH (Shamad et al., 2010). 25
DIAGRAM FASA UNTUK KOASERVASI
KOMPLEKS
4/16/2013
26
SKEMA PEMBUATAN MIKROPARTIKEL DENGAN
METODE KOASERVASI PEMISAHAN FASA
4/16/2013
27
4/16/2013
28
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL 
SPRAY DRYING  SPRAY CONGEALING
 Spray drying dan spray congealing adalah proses
serupa namun berbeda dalam pemadatan material
polimer.
 Spray drying melibatkan dispersi obat ke dalam
larutan polimer.
4/16/2013
larutan polimer.
 Suatu pelarut dipilih di mana polimer larut tetapi obat
tidak larut.
 Obat didispersikan dengan bantuan homogenizer
kecepatan tinggi, dan kemudian dispersi dikabutkan di
udara panas.
 Pelarut segera menguap dari tetesan yang dikabutkan,
yang mengarah pada pembentukan mikropartikel pada
rentang ukuran 1-100 µm.
29
SPRAY DRYING  SPRAY CONGEALING
 Separator cyclone digunakan untuk memisahkan
mikropartikel dari udara panas.
 Metode spray congealing menggunakan dispersi
obat ke dalam lelehan bukan larutan polimer.
 Pembentukan mikrosfer dicapai dengan
4/16/2013
 Pembentukan mikrosfer dicapai dengan
penyemprotan dispersi panas ke aliran udara
dingin.
 Beberapa bahan yang padat pada suhu ruang
tetapi dapat meleleh pada suhu normal, seperti
lilin, alkohol, dan polimer, digunakan dalam
teknik spray congealing (Shamad et al., 2010).
30
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL 
METODE GELASI IONIK
 Pembuatan mikrosfer dengan metode gelasi ionik
dibuat dari polimer jenis-gel, seperti alginat,
diproduksi dengan melarutkan polimer dalam
larutan berair, mensuspensikan bahan aktif ke
dalam campuran, dan ekstrusi melalui perangkat
4/16/2013
dalam campuran, dan ekstrusi melalui perangkat
presisi, menghasilkan mikrotetes yang jatuh ke
dalam bak pengerasan yang diaduk perlahan.
 Bak pengerasan biasanya berisi larutan kalsium
klorida, dimana ion-ion kalsium divalen mentaut
silang polimer dan membentuk mikrosfer gel.
31
METODE GELASI IONIK
 Permukaan mikrosfer dapat dimodifikasi lebih
lanjut dengan pelapisan menggunakan polimer
polikationik, seperti polilisin atau kitosan setelah
pembuatan.
 Kelebihan proses ini adalah sederhana dan
4/16/2013
 Kelebihan proses ini adalah sederhana dan
ringan dan tautan silang bersifat reversibel
secara fisik yang dilakukan dengan interaksi
elektrostatik, bukan tautan silang kimia untuk
menghindari kemungkinan toksisitas pereaksi
dan efek yang tidak dikehendaki (Shamad et al.,
2010).
32
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL 
METODE EKSTRAKSI PELARUT/PENGUAPAN
PELARUT
 Metode ekstraksi pelarut melibatkan penghilangan
pelarut organik dengan ekstraksi pelarut organik
bercampur-air seperti isopropanol, yang
mengakibatkan pengerasan mikrosfer.
 Teknik ini juga disebut sebagai pengeringan dalam
4/16/2013
 Teknik ini juga disebut sebagai pengeringan dalam
air.
 Teknik ini pada dasarnya digunakan untuk
enkapsulasi obat-obatan tidak larut air.
 Suatu larutan polimer pembentuk dinding dibuat
dalam pelarut organik bercampur-air ke mana obat
itu langsung dilarutkan atau dengan bantuan
sebuah kosolven atau terdispersi (Shamad et al.,
2010).
33
METODE EKSTRAKSI PELARUT/PENGUAPAN
PELARUT
4/16/2013
34
METODE EKSTRAKSI PELARUT/PENGUAPAN
PELARUT
4/16/2013
35
KARAKTERISASI SISTEM MIKROPARTIKULAT
4/16/2013
36
APLIKASI MIKROSFER
4/16/2013
37
Scanning electron micrographs of PLGA encapsulating poly[(1,6-
bis-carboxyphenoxy)hexane] (PCPH) (A), PCPH encapsulating
PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 2 : 1) (B), and PCPH
encapsulating PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 3 : 1) (C). Scale
bar ¼ 25 mm.
4/16/2013
38
Scanning electron micrograph of polylactic acid microspheres
containing phenolphthalein prepared by the solvent evaporation
method. Magnification 4000.
4/16/2013
39

More Related Content

Similar to mikrokapsul dds.pdf

Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
SriYunita8
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
LinaWinarti1
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
Siti Zulaikhah
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 

Similar to mikrokapsul dds.pdf (20)

Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleasePemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
 
sitostatika
sitostatikasitostatika
sitostatika
 
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docxLAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
 
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
 
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliverychronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 
sistem penghanataran obat menjelaskan bagaimana jenis jenis sediaan obat yang...
sistem penghanataran obat menjelaskan bagaimana jenis jenis sediaan obat yang...sistem penghanataran obat menjelaskan bagaimana jenis jenis sediaan obat yang...
sistem penghanataran obat menjelaskan bagaimana jenis jenis sediaan obat yang...
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
 
Teodas (1)
Teodas (1)Teodas (1)
Teodas (1)
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandungKelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
 
2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatan
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 

More from RiyanUge

PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
RiyanUge
 
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdffdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
RiyanUge
 
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxfdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
RiyanUge
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
RiyanUge
 
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfmateri2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
RiyanUge
 
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxDasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
RiyanUge
 
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfasam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
RiyanUge
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
RiyanUge
 

More from RiyanUge (20)

PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx
 
859887456.pdf
859887456.pdf859887456.pdf
859887456.pdf
 
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
 
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdffdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
 
Kimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdfKimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdf
 
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxfdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
 
radiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptxradiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptx
 
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptxKULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx
 
Sediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptxSediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptx
 
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfmateri2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
 
13033654.ppt
13033654.ppt13033654.ppt
13033654.ppt
 
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptxdokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
 
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxDasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
 
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfasam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
 
penulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.pptpenulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.ppt
 
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
 
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdfadoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
 
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptINTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
 

Recently uploaded

Recently uploaded (10)

tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

mikrokapsul dds.pdf

  • 1. 4/16/2013 DRUG DELIVERY SYSTEM Dhadhang Wahyu Kurniawan @Dhadhang_WK Laboratorium Farmasetika Unsoed 1
  • 2. KONSEP DRUG DELIVERY SYSTEM Suatu DDS adalah formulasi atau alat yang secara aman membawa obat ke sisi tubuh spesifik dengan laju tertentu untuk mencapai konsentrasi yang efektif di tempat kerja obat. Suatu DDS digunakan untuk membawa, mendistribusikan, atau mengangkut obat-obat ke dalam dan ke seluruh tubuh. 4/16/2013 dalam dan ke seluruh tubuh. Suatu DDS dapat digunakan untuk menghantarkan obat ke lokasi tubuh, organ, jaringan, sel spesifik, organel intraseluler, atau molekul yang diinginkan (yaitu DDS tertarget) dan/atau memberikan suatu profil pelepasan obat yang diprogramkan sebelumnya (yaitu DDS lepas-terkendali) 2
  • 3. KONSEP DRUG DELIVERY SYSTEM DDS juga harus melindungi obat selama pengangkutan ke tempat kerja. DDS juga dapat mengandung beberapa komponen aktif untuk meningkatkan penghantaran atau retensi untuk 4/16/2013 penghantaran atau retensi untuk meningkatkan manfaat pengobatan dengan menekan mekanisme sistemik atau seluler yang dapat membatasi respons terapetik obat tersebut. 3
  • 4. RUTE PENGHANTARAN OBAT YANG UMUM DIGUNAKAN 4/16/2013 4
  • 5. TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI -- PENDAHULUAN Teknologi mikroenkapsulasi telah digunakan sejak tahun 1930 dalam pengemasan flavour dan vitamin. Sejak produk komersial pertama (kertas fotokopi tanpa karbon) dikenalkan, teknologi ini terus 4/16/2013 tanpa karbon) dikenalkan, teknologi ini terus mengalami perkembangan. Berbagai macam teknik mikroenkapsulasi sudah tersedia sekarang, dan produk mikroenkapsulasi digunakan secara luas di bidang farmasi, biomedis, pertanian, makanan, produk konsumen, dan industri kosmetik. 5
  • 6. TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI -- PENDAHULUAN Aplikasi mikropartikel dalam industri farmasi dan biomedis antara lain: Menutupi rasa dan bau Melindungi obat dari lingkungan Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan 4/16/2013 Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan kelarutan obat-obat yang kelarutannya kurang bagus Penghantaran obat terkendali atau berkelanjuta Enkapsulasi sel Seiring berkembangnya bioteknologi dan kimia polimer, penggunaan sistem mikropartikel akan terus tumbuh untuk berbagai macam aplikasi. 6
  • 7. MIKROENKAPSULASI -- TERMINOLOGI Proses mikroenkapsulasi menghasilkan partikel kecil dalam rentang ukuran dari 1 hingga 1000 µm. Terdapat beberapa nama berbeda untuk partikel- partikel ini: microparticle, microsphere, microcapsule, dan micromatrix. 4/16/2013 microcapsule, dan micromatrix. Mikrokapsul dibuat dari substansi inti tunggal atau ganda (solid atau likuid) yang dikelilingi oleh dinding kapsul yang berbeda. Mikromatriks merupakan matriks polimer yang di dalamnya dienkapsulasi substansi yang terdispersi secara homogen. 7
  • 8. MIKROENKAPSULASI -- TERMINOLOGI Secara umum, dikenal dua tipe mikropartikel, yaitu mikrosfer dan mikrokapsul. Mikrosfer merupakan mikropartikel berbentuk bola dan mikrokapsul adalah mikropartikel yang memiliki inti yang dikelilingi oleh bahan yang 4/16/2013 memiliki inti yang dikelilingi oleh bahan yang jelas berbeda dari inti. Inti dapat berupa padatan, cairan, atau bahkan gas (Shamad et al., 2010). 8
  • 10. MIKROPARTIKEL SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN OBAT Sistem pembawa mikropartikel penting untuk penghantaran obat per oral, terutama untuk: meningkatkan bioavailabilitas, meningkatkan absorbsi obat, spesifik mentarget organ tertentu dan mengurangi 4/16/2013 spesifik mentarget organ tertentu dan mengurangi toksisitas, meningkatkan toleransi lambung terhadap suatu zat iritan lambung, dan beraksi sebagai pembawa untuk antigen (Shamad et al., 2010). 10
  • 11. BAHAN UNTUK MIKROPARTIKEL Bahan yang digunakan untuk pembuatan sistem mikropartikulat harus memenuhi persyaratan berikut: durasi aksi yang lebih lama, dapat mengendalikan pelepasan kandungan, 4/16/2013 dapat mengendalikan pelepasan kandungan, dapat meningkatkan efikasi terapeutik, memiliki sifat dapat melindungi obat, dapat mengurangi toksisitas, memiliki sifat biokompatibel, relatif stabil, dan sifat kelarutan dalam air atau redispersibilitasnya baik. 11
  • 12. BAHAN UNTUK MIKROPARTIKEL Polimer Alam Karbohidrat: pati, agarosa, kitosan, gellan gum, dan alginat. Karbohidrat yang dimodifikasi secara kimia: hidroksi propil metil selulosa (HPMC), hidroksipropil etil selulosa, etil selulosa, pati poliakril, dan dekstran 4/16/2013 selulosa, etil selulosa, pati poliakril, dan dekstran polialkil. Protein: albumin, gelatin, dan kolagen Polimer sintetik Biodegradabel: poliasam laktat (PLA), polilaktida G, poliasam laktat-co-glikolat (PLGA), polikaprolakton, dan polianhidrida. Nonbiodegradabel: Eudragit L, Eudragit RS, Eudragit RL, poli (metil metakrilat), dan polimer epoksi. 12
  • 13. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL Pembuatan mikropartikel dapat dilakukan dengan beberapa teknik pembuatan. Teknik pembuatan yang dipilih didasarkan pada beberapa parameter seperti: polimer, 4/16/2013 polimer, obat (protein, peptida, atau nonprotein), lama terapi, dan tujuan penggunaan. 13
  • 14. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL Pemilihan metode pembuatan mikrosfer juga ditentukan oleh beberapa faktor formulasi dan teknologi yang terkait, antara lain: rentang ukuran partikel yang diinginkan, proses yang tidak boleh mempengaruhi stabilitas 4/16/2013 proses yang tidak boleh mempengaruhi stabilitas bahan aktif farmasi, profil pelepasan harus reprodusibel, dan tidak ada bahan beracun dalam produk final (Shamad et al., 2010). 14
  • 15. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL Beberapa teknik pembuatan mikrosfer, yaitu: Teknik emulsi emulsi tunggal emulsi ganda Teknik polimerisasi polimerisasi bulk, 4/16/2013 polimerisasi bulk, polimerisasi suspensi, polimerisasi emulsi, polimerisasi antarmuka), teknik koaservasi pemisahan fasa, spray drying dan spray congealing, gelasi ionik, dan ekstraksi pelarut atau penguapan pelarut (Shamad et al., 2010). 15
  • 17. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL TEKNIK EMULSI TUNGGAL Teknik emulsi tunggal adalah proses dua langkah yang menerapkan polimer alam (misalnya, protein dan karbohidrat) sebagai bahan pembawa. Langkah pertama adalah pelarutan atau dispersi 4/16/2013 Langkah pertama adalah pelarutan atau dispersi polimer alam di dalam media air diikuti dengan dispersi dalam media non-air. Langkah kedua adalah tautan silang dari globul yang terdispersi, yang dicapai dengan cara fisik (pemanasan) atau cara kimia. 17
  • 18. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL TEKNIK EMULSI TUNGGAL Tautan silang secara fisik dicapai dengan mendispersikan larutan polimer atau suspensi dalam media non-air yang sudah dipanaskan sebelumnya, tetapi cara ini tidak cocok untuk obat termolabil (yaitu, protein, peptida, dan lain- 4/16/2013 obat termolabil (yaitu, protein, peptida, dan lain- lain). Tautan silang secara kimia menggunakan agen pentaut silang kimia seperti formaldehida, glutaraldehid (GA), dan diacid klorida. Namun, teknik ini memiliki kelemahan dari pemaparan yang berlebihan bahan aktif terhadap bahan kimia jika ditambahkan pada saat pembuatan (Shamad et al., 2010). 18
  • 20. Mikroenkapsulasi berdasarkan emulsi m/a dan cross-linking in situ 4/16/2013 20
  • 21. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL TEKNIK EMULSI GANDA Teknik emulsifikasi ganda melibatkan pembentukan emulsi ganda atau multi [air-dalam- minyak-dalam-air (W/O/W)]. Merupakan metode pilihan untuk obat larut air, peptida, dan vaksin. Pembawa yang digunakan dapat berupa polimer 4/16/2013 Pembawa yang digunakan dapat berupa polimer alami dan sintetik. Stabilitas emulsi primer tergantung pada ukuran tetesan. Emulsi primer lebih stabil apabila ukuran tetesannya lebih halus. Stabilitas emulsi primer berpengaruh terhadap loading obat. 21
  • 22. TEKNIK EMULSI GANDA Suatu agen pengemulsi yang cocok digunakan apabila selama penguapan pelarut tetesan awal menyusut dalam ukuran, yang menyebabkan peleburan/koalesensi dan aglomerasi dari emulsi skunder. 4/16/2013 skunder. Penghilangan pelarut dilakukan dengan penguapan pelarut atau ekstraksi pelarut. Ekstraksi pelarut melibatkan penambahan air dalam jumlah banyak ke dalam pelarut organik yang berdifusi keluar, kemudian filtrasi, dicuci, dan pengeringan dilakukan untuk memperoleh mikrosfer (Shamad et al., 2010). 22
  • 24. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL TEKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA Teknik koaservasi pemisahan fasa dikembangkan untuk sistem pembawa jenis- mikroreservoir (yaitu, mikrokapsul bukan mikrosfer) jika obat hidrofilik. Namun, teknik yang sama digunakan untuk 4/16/2013 Namun, teknik yang sama digunakan untuk sistem pembawa jenis-matriks jika obat hidrofobik di alam. Pembentukan mikrosfer atau mikrokapsul melibatkan pembentukan koaservat. Koaservasi dipengaruhi oleh penurunan kelarutan polimer dalam pelarut organik. 24
  • 25. TEKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA Berbagai metode digunakan untuk mengurangi kelarutan polimer. Pemilihan metode didasarkan pada polimer dan kondisi proses. 4/16/2013 Metodenya adalah penambahan garam, penambahan nonpelarut, penambahan polimer inkompatibel, dan perubahan pH (Shamad et al., 2010). 25
  • 26. DIAGRAM FASA UNTUK KOASERVASI KOMPLEKS 4/16/2013 26
  • 27. SKEMA PEMBUATAN MIKROPARTIKEL DENGAN METODE KOASERVASI PEMISAHAN FASA 4/16/2013 27
  • 29. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL SPRAY DRYING SPRAY CONGEALING Spray drying dan spray congealing adalah proses serupa namun berbeda dalam pemadatan material polimer. Spray drying melibatkan dispersi obat ke dalam larutan polimer. 4/16/2013 larutan polimer. Suatu pelarut dipilih di mana polimer larut tetapi obat tidak larut. Obat didispersikan dengan bantuan homogenizer kecepatan tinggi, dan kemudian dispersi dikabutkan di udara panas. Pelarut segera menguap dari tetesan yang dikabutkan, yang mengarah pada pembentukan mikropartikel pada rentang ukuran 1-100 µm. 29
  • 30. SPRAY DRYING SPRAY CONGEALING Separator cyclone digunakan untuk memisahkan mikropartikel dari udara panas. Metode spray congealing menggunakan dispersi obat ke dalam lelehan bukan larutan polimer. Pembentukan mikrosfer dicapai dengan 4/16/2013 Pembentukan mikrosfer dicapai dengan penyemprotan dispersi panas ke aliran udara dingin. Beberapa bahan yang padat pada suhu ruang tetapi dapat meleleh pada suhu normal, seperti lilin, alkohol, dan polimer, digunakan dalam teknik spray congealing (Shamad et al., 2010). 30
  • 31. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL METODE GELASI IONIK Pembuatan mikrosfer dengan metode gelasi ionik dibuat dari polimer jenis-gel, seperti alginat, diproduksi dengan melarutkan polimer dalam larutan berair, mensuspensikan bahan aktif ke dalam campuran, dan ekstrusi melalui perangkat 4/16/2013 dalam campuran, dan ekstrusi melalui perangkat presisi, menghasilkan mikrotetes yang jatuh ke dalam bak pengerasan yang diaduk perlahan. Bak pengerasan biasanya berisi larutan kalsium klorida, dimana ion-ion kalsium divalen mentaut silang polimer dan membentuk mikrosfer gel. 31
  • 32. METODE GELASI IONIK Permukaan mikrosfer dapat dimodifikasi lebih lanjut dengan pelapisan menggunakan polimer polikationik, seperti polilisin atau kitosan setelah pembuatan. Kelebihan proses ini adalah sederhana dan 4/16/2013 Kelebihan proses ini adalah sederhana dan ringan dan tautan silang bersifat reversibel secara fisik yang dilakukan dengan interaksi elektrostatik, bukan tautan silang kimia untuk menghindari kemungkinan toksisitas pereaksi dan efek yang tidak dikehendaki (Shamad et al., 2010). 32
  • 33. TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL METODE EKSTRAKSI PELARUT/PENGUAPAN PELARUT Metode ekstraksi pelarut melibatkan penghilangan pelarut organik dengan ekstraksi pelarut organik bercampur-air seperti isopropanol, yang mengakibatkan pengerasan mikrosfer. Teknik ini juga disebut sebagai pengeringan dalam 4/16/2013 Teknik ini juga disebut sebagai pengeringan dalam air. Teknik ini pada dasarnya digunakan untuk enkapsulasi obat-obatan tidak larut air. Suatu larutan polimer pembentuk dinding dibuat dalam pelarut organik bercampur-air ke mana obat itu langsung dilarutkan atau dengan bantuan sebuah kosolven atau terdispersi (Shamad et al., 2010). 33
  • 38. Scanning electron micrographs of PLGA encapsulating poly[(1,6- bis-carboxyphenoxy)hexane] (PCPH) (A), PCPH encapsulating PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 2 : 1) (B), and PCPH encapsulating PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 3 : 1) (C). Scale bar ¼ 25 mm. 4/16/2013 38
  • 39. Scanning electron micrograph of polylactic acid microspheres containing phenolphthalein prepared by the solvent evaporation method. Magnification 4000. 4/16/2013 39