SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
KULIAH KE 4 Radiofarmaka
KESTABILAN INTI DAN SATUAN RADIO AKTIFITAS
KE STABILAN INTI
• Kestabilan inti atom dipengaruhi oleh komposisi jumlah proton dan neutron
(Alatas et al., 2009).
• Inti yang tidak stabil akan meluruh secara spontan dengan memancarkan partikel
dan gelombang elektromagnetik secara spontan yang biasa disebut
dengan radioaktivitas.
 Kestabilan inti ditentukan oleh imbangan banyaknya proton dan neutron,
karena neutron dalam inti berfungsi menjaga tolak-menolak antar proton.
 Untuk unsur yang kecil, jumlah neutron sama atau sedikit lebih banyak dari
pada proton.
 Untuk unsur yang berat jumlah neutron lebih banyak daripada proton.
 Nuklida yang stabil dengan nomor atom terbesar 83 yaitu 83 Bi209, sedangkan
nuklida dengan nomor atom > 83 tidak stabil
Stabilitas inti dapat digambarkan sebagai pita
kestabilan (stability belt) sebagai berikut :
Inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif)
memiliki perbandingan n/p di luar pita
kestabilan, yaitu:
1.di atas pita kestabilan
2.di bawah pita kestabilan
Inti yang tidak stabil secara alamiah akan
mengalami peluruhan yaitu proses perubahan
dari inti yang tidak stabil menjadi inti yang
lebih stabil.
Yang dimaksud dengan Pita kestabilan adalah Grafik
yang menyatakan kestabilan inti berdasarkan
perbandingan proton dan neutron
 Peluruhan radioaktif adalah Peristiwa pemancaran sinar radioaktif secara spontan.
 Inti atom yang tidak stabil selalu memancarkan secara spontan sinar radioaktif, sehingga
akhirnya akan diperoleh inti atom yang stabil.
 Unsur yang selalu memancarkan sinar radiasi tersebut dinamakan unsur radioaktif (isotop
radioaktif/radionuklida).
Inti yang terletak di atas pita kestabilan, memiliki harga n/p terlalu besar
(kelebihan neutron), akan mencapai kestabilan dengan cara:
1.Memancarkan partikel ( beta/elektron )Pada proses ini terjadi perubahan
neutron menjadi proton.
KESTABILAN INTI
Tinglat kestabilan inti bergantung pada jumlah
neutron dan proton . Jika n/p > 1  cenderung tidak
stabil
Selain itu kestabilan inti dapat dikelompokan pada apakah
jumlah proton dan neutron genap atau ganjil .
Inti memiliki jumlah proton dan neutron genap cenderung
sangat stabil.
 Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil
 Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan
jumlah neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah
proton dan neutron ganjil
 Bilangan sakti (magic numbers); Nuklida yang memiliki neutron dan proton
sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil terhadap reaksi inti dan
peluruhan radioaktif
 •Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
 •Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82
 Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton
 Radioaktif : berhubungan dengan pemancaran partikel dari sebuah
inti atom.
 Inti Radioaktif : Unsur inti atom yg mempunyai sifat memancarkan
salah satu partikel alfa, beta atau gamma.
 Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan inti atom yang
berlangsung secara spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan
radiasi. Unsur yang memancarkan radiasi seperti ini dinamakan zat
radioaktif
PENGERTIAN RADIOAKTIF
Satuan radioaktifitas
Satuan radioaktifitas pada mulanya didasarkan atas laju
peluruhan 1 g radium dan dinyatakan dalam curie (Ci).
Sekarang besaran atau kuantitas setiap nuklida radioaktif
dinyatakan dalam jumlah disintegrasi per detik (dps atau dis s-1)
1 dps = 1 dis s-1 = 1 becquerel = 1 Bq dalam satuan SI
1 Bq = 1 x 10-3 kBq (kilobecquerel) = 1 x 10-6 MBq (megabecquerel)
1 Ci = 3.70 x 1010 dps = 3.7 x 1010 Bq
= 2.22 x 1012 (disintegrasi per menit )
1 milicurie (mCi) = 3.7 x 107 dps = 3.7 x 107 Bq
= 2.22 x 109 dpm
1 mikrocurie (µCi) = 3.7 x 104 dps = 3.7 x 104 Bq
= 2.22 x 106 dpm
Satuan radioaktifitas
Konsentrasi keradioaktifan suatu radionuklida dinyatakan
sebagai besarnya keaktifan atau keradioaktifan radionuklida
tersebut persatuan volum.
Misalnya: mCi/ml, mCi/ml, Bq/ml, kBq/ml, dst.
Keaktifan jenis (specific activity) adalah besaran keaktifan
radionuklida yang dinyatakan sebagai besarnya keradioaktifan
per satuan massa .
Misalnya : mCi/g, mCi/g, Bq/g, kBq/mol, dst.
Satuan radioaktifitas
rad adalah ukuran kuantitatif absorbsi energi
radiasi
biasanya disebut dosis radiasi
 Dosis radiasi 1 rad = 100 erg g-1
 Dosis radiasi dalam sistim SI dinyatakan dalam gray (Gy)
1 Gy = 1 J kg-1 = 100 rad
Paparan radiasi (radiation exposure) dinyatakan dalam roentgen ( R ), yaitu
besarnya radiasi sinar-x atau Ɣ yang menimbulkan pasangan ion per gram udara.
1 R terjadinya 1.61 x 1012 pasangan ion akibat serapan energi 84 erg per gram udara
RADIATION MEASUREMENT:
( R) the roentgen for exposure:
Is the amount of γ radiation that produces ionization of one electrostatic unit of either
positive or negative charge per cubic centimeter of air at 0 ºC and 760 mmHg.
(rad) radiation absorbed dose is a more universal unit, it is a measure of the energy
deposited in unit mass of any material by any type of radiation.
(rem) has been developed to account for the differences in effectiveness of different
radiations in causing biological damage.
Rem = rad  RBE
RBE is the relative biological effectiveness of the radiation.
• Sievert (simbol: Sv) adalah satuan standar internasional untuk Dosis ekuivalen.
Satuan ini menggambarkan efek biologis dari radiasi. Nama satuan ini diambil
dari dokter Swedia bernama Rolf Sievert, yang menekuni pengukuran dosis
radiasi dan penelitian pengaruh radiasi secara biologi.
sievert (Sv) : sievert (Sv) : Satuan dosis ekivalen, 1 Sv = 1 J.kg-1 @
100 rem. (Sumber : batan.go.id
Ykh.Sdr/Sdri Ir. Gatot Trimulyadi Resko, M.Si,Di Bidang Proses Radiasi.Sehubungan
dengan berakhirnya Periode Pemantauan Dosis Radiasi Pekerja Radiasi, berikut kami
sampaikan Hasil Uji Evaluasi (HUE) Dosis Radiasi Pekerja a.n Dr. Gatot Trimulyadi
Resko, M.Si pada periode April - Juni 2021
.Nama : Dr. Gatot Trimulyadi Resko, M.Si
Satuan Kerja : Bidang Proses RadiasiHasil Uji Evaluasi (HUE)* : Pengguna TLD Badge
No. T01 010 sebesar 0.05 mSv pada periode April - Juni 2021.Hasil Kajian Dosis**:
Masih Dibawah Ambang Batas NPD Mohon untuk tetap dapat bekerja dan beraktifitas
secara aman dan selamat.Demikian informasi yang dapat kami berikan. Atas
perhatian Sdr/Sdri, kami ucapkan terima kasih.Salam,Bidang Keselamatan Kerja dan
Lingkungan
Berikut informasi dari World Nuclear Association, Science Media Centres of Japan and Australia,
World Health Organization di Geneva, U.S. Centers for Disease Control and Prevention in Atlanta,
dan U.S. Environmental Protection Agency in Washington. Berdasarkan informasi tersebut,
manusia maksimal mengalami paparan radiasi sebanyak 50 microsievert dalam satu tahun.
Sementara, radiasi sebanyak 100 milisievert dalam setahun adalah level minimal di mana gejala
kanker akan terlihat. Jika lebih, maka potensi kanker juga akan bertambah. Dosis 1000 milisievert
kumulatif akan meningkatkan insiden kanker fatal sekitar 5 persen. Radiasi 1000 milisievert
sekaligus akan mengakibatkan sakit dan penurunan sel darah putih, namun takkan
mengakibatkan kematian. Sementara dosis 5000 milisievert sekaligus akan menyebabkan
kematian dalam 1 bulan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Level Berapa Radiasi Dikatakan Aman?",
Klik untuk
baca: https://sains.kompas.com/read/2011/03/15/19585440/Level.Berapa.Radiasi.Dikatakan.Aman.
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Persamaan peluruhan
keradioaktifan
Peluruhan radionuklida merupakan proses acak (random) artinya kita tidak
dapat menyatakan atom yang mana dari sekelompok atom yang akan meluruh
pada waktu yang spesifik, tetapi kita hanya bisa menyatakan jumlah rata-rata
radionuklida yang akan mengalami disintegrasi selama perioda waktu tertentu.
Jumlah disintegrasi per satuan waktu, -dN/dt, suatu radionuklida pada setiap saat
adalah sebanding dengan jumlah total radionuklida yang berada pada saat
tersebut.
Radionuklida nuklida tidak stabil
- memancarkan partikel
- memancarkan foton
- tangkapan elektron
N
dt
dN l
=
-
Persamaan peluruhan
keradioaktifan
N adalah jumlah radionuklida dan ladalah tetapan peluruhan yang didefenisikan sebagai
kebolehjadian disintegrasi per satuan waktu untuk suatu radionuklida tunggal
(1)
Persamaan (1) bila diintegralkan:
(2)
N jumlah inti pada waktu t dan bila t = 0 maka jumlah inti N0, sehingga
N
dt
dN l
=
-
 
=
- dt
N
dN l
integrasi
tetapan
ln +
=
- t
N l
integrasi
tetapan
ln 0
=
- N
Persamaan peluruhan
keradioaktifan
Persamaan (2) disusun kembali:
(3)
Dalam proses peluruhan jumlah N inti akan berkurang secara eksponensial dengan
semakin lamanya waktu
Waktu yang diperlukan agar N berubah setengahnya dinyatakan sebagai waktu paruh, t1/2
(4)
0
ln
ln N
N -
=
- lt
N
N lt
=
-
0
ln
e
N
N lt
-
=
0
e
N
N
lt
-
= 0
2
/
1
2
1
0
e
N
N lt
-
=
=
l
l
693
.
0
)
2
(ln
2
/
1
=
=
t
Persamaan peluruhan
keradioaktifan
Besaran lain yang berkaitan dengan radionuklida adalah umur rata-rata (mean
life), t, yang dinyatakan dengan persamaan berikut:
(5)
Keradioaktifan (radioactivity) suatu radionuklida atau secara sederhana dinyatakan sebagai
keaktifan atau aktifitas (activity) merupakan besaran yang sebanding dengan lN, maka:
Sehingga radioaktifitas atau aktifitas suatu radionuklida pada waktu t, adalah:
(6)
2
/
1
2
/
1
44
.
1
693
.
0
1
t
t
=
=
=
l
t
N
dt
dN
A l
=
-
=
t e
A
A
lt1/2
-
= 0
Hubungan aktivitas terhadap waktu
A0
A0/2
A0/4
1 2 3 4 5 6
Time (halve-lives)
2
5
10
20
50
100
1 2 3 4 6 7
Time (half-lives)
Hubungan log Aktivitas terhadap waktu
TABEL T1/2 ELEMEN YANG PENTING DALAM BIOLOGIS
• Tabel
• T1/2 untuk yang pendek dapat digunakan pengukuran
peluruhan mengukur satu pereiode.
22
Nukleid t1/2 Nukleid t1/2
131I
135I
32P
59F
35S
22Na
8,05 Hari
60 hari
14,28 hari
45,6 hari
87,9 hari
2,62 tahun
60Co
3H
90Sr
11C
14C
36Cl
63Ni
5,26 th
12,6 th
27,7 th
20,3 th
5730 th
3,08 x 105 th
92 th
Suatu zat radioaktif mula-mula menunjukkan keaktifan 2400 dps.
Setelah 10 tahun keaktifannya menjadi 300 dps. Berapa waktu paruh
zat radioaktif itu?
a. 5 tahun
b. 2,5 tahun
c. 7,45 tahun
d. 3,33 tahun
e. 50 tahun

More Related Content

Similar to KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx

5 kel 5 kimia inti dan radio kimia
5 kel 5 kimia inti dan radio kimia5 kel 5 kimia inti dan radio kimia
5 kel 5 kimia inti dan radio kimiashilmy11
 
A3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti MalikA3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti Malikruy pudjo
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiayunita97544748
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiasanradamanik
 
Inti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitasInti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitasAzmy Chubbiezzt
 
Radioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopRadioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopTri Wijayanto
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasDisty Ridha H
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfRanycoTondang
 
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptxNurhadyati
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktifTeguh Pras
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasSri Wulan Hidayati
 
Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8hutami mawdy
 
PPT Zat Radioaktif
PPT Zat RadioaktifPPT Zat Radioaktif
PPT Zat Radioaktifworodyah
 
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxFISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxZaidan13
 

Similar to KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx (20)

5 kel 5 kimia inti dan radio kimia
5 kel 5 kimia inti dan radio kimia5 kel 5 kimia inti dan radio kimia
5 kel 5 kimia inti dan radio kimia
 
A3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti MalikA3 Fisika Inti Malik
A3 Fisika Inti Malik
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
Inti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitasInti atom-radioaktivitas
Inti atom-radioaktivitas
 
Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1
 
Radioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopRadioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotop
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
 
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
2c5ccccc-d8bc-4c12-9c6d-05f825c100da.pptx
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktif
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitas
 
Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8Fisika inti kelompok 8
Fisika inti kelompok 8
 
PPT Zat Radioaktif
PPT Zat RadioaktifPPT Zat Radioaktif
PPT Zat Radioaktif
 
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
 
APN
APN APN
APN
 
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxFISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
proteksi radiasi
proteksi radiasiproteksi radiasi
proteksi radiasi
 

More from RiyanUge

PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxRiyanUge
 
mikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdfmikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdfRiyanUge
 
513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptxRiyanUge
 
859887456.pdf
859887456.pdf859887456.pdf
859887456.pdfRiyanUge
 
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxRiyanUge
 
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdffdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdfRiyanUge
 
Kimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdfKimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdfRiyanUge
 
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxfdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxRiyanUge
 
radiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptxradiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptxRiyanUge
 
Sediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptxSediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptxRiyanUge
 
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfmateri2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfRiyanUge
 
13033654.ppt
13033654.ppt13033654.ppt
13033654.pptRiyanUge
 
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptxdokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptxRiyanUge
 
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxDasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxRiyanUge
 
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfasam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfRiyanUge
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfRiyanUge
 
penulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.pptpenulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.pptRiyanUge
 
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdfadoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdfRiyanUge
 
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptINTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptRiyanUge
 

More from RiyanUge (20)

PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
mikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdfmikrokapsul dds.pdf
mikrokapsul dds.pdf
 
513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx513025511-5b7d08b2.pptx
513025511-5b7d08b2.pptx
 
859887456.pdf
859887456.pdf859887456.pdf
859887456.pdf
 
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
 
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdffdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
fdokumen.com_pertemuan-3-kimia-medisinal.pdf
 
Kimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdfKimed1ed2Isi.pdf
Kimed1ed2Isi.pdf
 
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptxfdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
fdokumen.com_1-pendahuluan-kimia-analisis-farmasi-2014-15-56683f91a0985.pptx
 
radiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptxradiofarmasi.pptx
radiofarmasi.pptx
 
Sediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptxSediaan Radiofarmasi.pptx
Sediaan Radiofarmasi.pptx
 
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdfmateri2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
materi2kinetikadanlajureaksi-221120134059-a74e5d49.pdf
 
13033654.ppt
13033654.ppt13033654.ppt
13033654.ppt
 
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptxdokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
dokumen.tips_sistem-penghantar-obat.pptx
 
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptxDasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
Dasar2_Farfis_dan_Sifat_Fisika_Molekul_p.pptx
 
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdfasam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
asam-basa-dan-ph-140114224824-phpapp01.pdf
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
 
penulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.pptpenulisan_resep_ppt.ppt
penulisan_resep_ppt.ppt
 
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
 
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdfadoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
adoc.pub_interaksi-makanan-dan-obat.pdf
 
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptINTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
 

Recently uploaded

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 

Recently uploaded (20)

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 

KULIAH 4_ KESTABILAN_INTI_DAN_SATUAN_RADIOAKTIFITAS.pptx

  • 1. KULIAH KE 4 Radiofarmaka KESTABILAN INTI DAN SATUAN RADIO AKTIFITAS
  • 2. KE STABILAN INTI • Kestabilan inti atom dipengaruhi oleh komposisi jumlah proton dan neutron (Alatas et al., 2009). • Inti yang tidak stabil akan meluruh secara spontan dengan memancarkan partikel dan gelombang elektromagnetik secara spontan yang biasa disebut dengan radioaktivitas.  Kestabilan inti ditentukan oleh imbangan banyaknya proton dan neutron, karena neutron dalam inti berfungsi menjaga tolak-menolak antar proton.  Untuk unsur yang kecil, jumlah neutron sama atau sedikit lebih banyak dari pada proton.  Untuk unsur yang berat jumlah neutron lebih banyak daripada proton.  Nuklida yang stabil dengan nomor atom terbesar 83 yaitu 83 Bi209, sedangkan nuklida dengan nomor atom > 83 tidak stabil
  • 3. Stabilitas inti dapat digambarkan sebagai pita kestabilan (stability belt) sebagai berikut : Inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki perbandingan n/p di luar pita kestabilan, yaitu: 1.di atas pita kestabilan 2.di bawah pita kestabilan Inti yang tidak stabil secara alamiah akan mengalami peluruhan yaitu proses perubahan dari inti yang tidak stabil menjadi inti yang lebih stabil. Yang dimaksud dengan Pita kestabilan adalah Grafik yang menyatakan kestabilan inti berdasarkan perbandingan proton dan neutron
  • 4.  Peluruhan radioaktif adalah Peristiwa pemancaran sinar radioaktif secara spontan.  Inti atom yang tidak stabil selalu memancarkan secara spontan sinar radioaktif, sehingga akhirnya akan diperoleh inti atom yang stabil.  Unsur yang selalu memancarkan sinar radiasi tersebut dinamakan unsur radioaktif (isotop radioaktif/radionuklida). Inti yang terletak di atas pita kestabilan, memiliki harga n/p terlalu besar (kelebihan neutron), akan mencapai kestabilan dengan cara: 1.Memancarkan partikel ( beta/elektron )Pada proses ini terjadi perubahan neutron menjadi proton.
  • 5. KESTABILAN INTI Tinglat kestabilan inti bergantung pada jumlah neutron dan proton . Jika n/p > 1  cenderung tidak stabil Selain itu kestabilan inti dapat dikelompokan pada apakah jumlah proton dan neutron genap atau ganjil . Inti memiliki jumlah proton dan neutron genap cenderung sangat stabil.
  • 6.  Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil  Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron ganjil  Bilangan sakti (magic numbers); Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif  •Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126  •Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82  Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton
  • 7.  Radioaktif : berhubungan dengan pemancaran partikel dari sebuah inti atom.  Inti Radioaktif : Unsur inti atom yg mempunyai sifat memancarkan salah satu partikel alfa, beta atau gamma.  Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan inti atom yang berlangsung secara spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Unsur yang memancarkan radiasi seperti ini dinamakan zat radioaktif PENGERTIAN RADIOAKTIF
  • 8. Satuan radioaktifitas Satuan radioaktifitas pada mulanya didasarkan atas laju peluruhan 1 g radium dan dinyatakan dalam curie (Ci). Sekarang besaran atau kuantitas setiap nuklida radioaktif dinyatakan dalam jumlah disintegrasi per detik (dps atau dis s-1)
  • 9. 1 dps = 1 dis s-1 = 1 becquerel = 1 Bq dalam satuan SI 1 Bq = 1 x 10-3 kBq (kilobecquerel) = 1 x 10-6 MBq (megabecquerel) 1 Ci = 3.70 x 1010 dps = 3.7 x 1010 Bq = 2.22 x 1012 (disintegrasi per menit ) 1 milicurie (mCi) = 3.7 x 107 dps = 3.7 x 107 Bq = 2.22 x 109 dpm 1 mikrocurie (µCi) = 3.7 x 104 dps = 3.7 x 104 Bq = 2.22 x 106 dpm
  • 10. Satuan radioaktifitas Konsentrasi keradioaktifan suatu radionuklida dinyatakan sebagai besarnya keaktifan atau keradioaktifan radionuklida tersebut persatuan volum. Misalnya: mCi/ml, mCi/ml, Bq/ml, kBq/ml, dst. Keaktifan jenis (specific activity) adalah besaran keaktifan radionuklida yang dinyatakan sebagai besarnya keradioaktifan per satuan massa . Misalnya : mCi/g, mCi/g, Bq/g, kBq/mol, dst.
  • 11. Satuan radioaktifitas rad adalah ukuran kuantitatif absorbsi energi radiasi biasanya disebut dosis radiasi  Dosis radiasi 1 rad = 100 erg g-1  Dosis radiasi dalam sistim SI dinyatakan dalam gray (Gy) 1 Gy = 1 J kg-1 = 100 rad Paparan radiasi (radiation exposure) dinyatakan dalam roentgen ( R ), yaitu besarnya radiasi sinar-x atau Ɣ yang menimbulkan pasangan ion per gram udara. 1 R terjadinya 1.61 x 1012 pasangan ion akibat serapan energi 84 erg per gram udara
  • 12. RADIATION MEASUREMENT: ( R) the roentgen for exposure: Is the amount of γ radiation that produces ionization of one electrostatic unit of either positive or negative charge per cubic centimeter of air at 0 ºC and 760 mmHg. (rad) radiation absorbed dose is a more universal unit, it is a measure of the energy deposited in unit mass of any material by any type of radiation. (rem) has been developed to account for the differences in effectiveness of different radiations in causing biological damage. Rem = rad  RBE RBE is the relative biological effectiveness of the radiation.
  • 13. • Sievert (simbol: Sv) adalah satuan standar internasional untuk Dosis ekuivalen. Satuan ini menggambarkan efek biologis dari radiasi. Nama satuan ini diambil dari dokter Swedia bernama Rolf Sievert, yang menekuni pengukuran dosis radiasi dan penelitian pengaruh radiasi secara biologi. sievert (Sv) : sievert (Sv) : Satuan dosis ekivalen, 1 Sv = 1 J.kg-1 @ 100 rem. (Sumber : batan.go.id
  • 14. Ykh.Sdr/Sdri Ir. Gatot Trimulyadi Resko, M.Si,Di Bidang Proses Radiasi.Sehubungan dengan berakhirnya Periode Pemantauan Dosis Radiasi Pekerja Radiasi, berikut kami sampaikan Hasil Uji Evaluasi (HUE) Dosis Radiasi Pekerja a.n Dr. Gatot Trimulyadi Resko, M.Si pada periode April - Juni 2021 .Nama : Dr. Gatot Trimulyadi Resko, M.Si Satuan Kerja : Bidang Proses RadiasiHasil Uji Evaluasi (HUE)* : Pengguna TLD Badge No. T01 010 sebesar 0.05 mSv pada periode April - Juni 2021.Hasil Kajian Dosis**: Masih Dibawah Ambang Batas NPD Mohon untuk tetap dapat bekerja dan beraktifitas secara aman dan selamat.Demikian informasi yang dapat kami berikan. Atas perhatian Sdr/Sdri, kami ucapkan terima kasih.Salam,Bidang Keselamatan Kerja dan Lingkungan
  • 15. Berikut informasi dari World Nuclear Association, Science Media Centres of Japan and Australia, World Health Organization di Geneva, U.S. Centers for Disease Control and Prevention in Atlanta, dan U.S. Environmental Protection Agency in Washington. Berdasarkan informasi tersebut, manusia maksimal mengalami paparan radiasi sebanyak 50 microsievert dalam satu tahun. Sementara, radiasi sebanyak 100 milisievert dalam setahun adalah level minimal di mana gejala kanker akan terlihat. Jika lebih, maka potensi kanker juga akan bertambah. Dosis 1000 milisievert kumulatif akan meningkatkan insiden kanker fatal sekitar 5 persen. Radiasi 1000 milisievert sekaligus akan mengakibatkan sakit dan penurunan sel darah putih, namun takkan mengakibatkan kematian. Sementara dosis 5000 milisievert sekaligus akan menyebabkan kematian dalam 1 bulan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Level Berapa Radiasi Dikatakan Aman?", Klik untuk baca: https://sains.kompas.com/read/2011/03/15/19585440/Level.Berapa.Radiasi.Dikatakan.Aman. Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
  • 16. Persamaan peluruhan keradioaktifan Peluruhan radionuklida merupakan proses acak (random) artinya kita tidak dapat menyatakan atom yang mana dari sekelompok atom yang akan meluruh pada waktu yang spesifik, tetapi kita hanya bisa menyatakan jumlah rata-rata radionuklida yang akan mengalami disintegrasi selama perioda waktu tertentu. Jumlah disintegrasi per satuan waktu, -dN/dt, suatu radionuklida pada setiap saat adalah sebanding dengan jumlah total radionuklida yang berada pada saat tersebut. Radionuklida nuklida tidak stabil - memancarkan partikel - memancarkan foton - tangkapan elektron N dt dN l = -
  • 17. Persamaan peluruhan keradioaktifan N adalah jumlah radionuklida dan ladalah tetapan peluruhan yang didefenisikan sebagai kebolehjadian disintegrasi per satuan waktu untuk suatu radionuklida tunggal (1) Persamaan (1) bila diintegralkan: (2) N jumlah inti pada waktu t dan bila t = 0 maka jumlah inti N0, sehingga N dt dN l = -   = - dt N dN l integrasi tetapan ln + = - t N l integrasi tetapan ln 0 = - N
  • 18. Persamaan peluruhan keradioaktifan Persamaan (2) disusun kembali: (3) Dalam proses peluruhan jumlah N inti akan berkurang secara eksponensial dengan semakin lamanya waktu Waktu yang diperlukan agar N berubah setengahnya dinyatakan sebagai waktu paruh, t1/2 (4) 0 ln ln N N - = - lt N N lt = - 0 ln e N N lt - = 0 e N N lt - = 0 2 / 1 2 1 0 e N N lt - = = l l 693 . 0 ) 2 (ln 2 / 1 = = t
  • 19. Persamaan peluruhan keradioaktifan Besaran lain yang berkaitan dengan radionuklida adalah umur rata-rata (mean life), t, yang dinyatakan dengan persamaan berikut: (5) Keradioaktifan (radioactivity) suatu radionuklida atau secara sederhana dinyatakan sebagai keaktifan atau aktifitas (activity) merupakan besaran yang sebanding dengan lN, maka: Sehingga radioaktifitas atau aktifitas suatu radionuklida pada waktu t, adalah: (6) 2 / 1 2 / 1 44 . 1 693 . 0 1 t t = = = l t N dt dN A l = - = t e A A lt1/2 - = 0
  • 20. Hubungan aktivitas terhadap waktu A0 A0/2 A0/4 1 2 3 4 5 6 Time (halve-lives)
  • 21. 2 5 10 20 50 100 1 2 3 4 6 7 Time (half-lives) Hubungan log Aktivitas terhadap waktu
  • 22. TABEL T1/2 ELEMEN YANG PENTING DALAM BIOLOGIS • Tabel • T1/2 untuk yang pendek dapat digunakan pengukuran peluruhan mengukur satu pereiode. 22 Nukleid t1/2 Nukleid t1/2 131I 135I 32P 59F 35S 22Na 8,05 Hari 60 hari 14,28 hari 45,6 hari 87,9 hari 2,62 tahun 60Co 3H 90Sr 11C 14C 36Cl 63Ni 5,26 th 12,6 th 27,7 th 20,3 th 5730 th 3,08 x 105 th 92 th
  • 23. Suatu zat radioaktif mula-mula menunjukkan keaktifan 2400 dps. Setelah 10 tahun keaktifannya menjadi 300 dps. Berapa waktu paruh zat radioaktif itu? a. 5 tahun b. 2,5 tahun c. 7,45 tahun d. 3,33 tahun e. 50 tahun