Artikel ini membahas tentang hadits Nabi Muhammad SAW yang menyarankan umat Islam melarikan diri dari fitnah demi mempertahankan agama. Hadits ini sering digunakan untuk menjustifikasi diam dari aktivitas keagamaan, padahal sebenarnya menganjurkan umat Islam tetap melaksanakan kewajiban agama meski di tengah cobaan.
1. 10/3/2014
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Ma’al Hadîts asy-Syarîf: Demi Agama Melarikan Diri dari Fitnah
Ma’al Hadîts asy-Syarîf: Demi Agama Melarikan Diri dari
Fitnah
March 10th, 2014 by kafi
Di dalam Fath al-Bari Syarah Shahih al-Bukhari, karya Ibnu
Hajar al-Asqalani terdapat bab tentang “min ad-din al-firaru min
al-fitan, demi agama melarikan diri dari fitnah (cobaan)”.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, dari
Malik, dari Abdur Rahman bin Abdullah bin Abdur Rahman bin
Abi Sha’sha’ah, dari bapaknya, dari Abi Said alKhudriradhiyallahu ‘anhu yang berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda:
ْ
ْ
« ُو ﺷ َنُونْر ﻣﺎل اﻟرﺟل اﻟ ِﻠمَمَﻊ ﺑﮭﺎ َف َﺎل وﻣواﻗﻊَطرَﻔر ﺑدﯾﻧﮫ ﻣن َن
ﺧﯾ َ ﱠ ِ ُ ﺳ َ ْﺑِ َﻌ ِ ِ َِ ْ ِِِِ ْﻔﺗ
ﯾ
ْ ٌ ﯾﺗ
َ ُْ ﯾ
ِ
ِ» ﯾِ ك أَﻛَ َ ِ ُ ْﻣِ ﻏﻧََُ ﺷَ اﻟﺟﺑ َََ اﻟﻘِ ، ﱡِِ َ اﻟ
“Hampir-hampir bahwa sebaik-baik harta seorang Muslim adalah kambing yang dibawanya
ke puncak gunung dan ke dasar lembah, dimana demi agama ia melarikan diri dari fitnah.”
Sabda Rasulullah saw “yusyiku” artinya adalah “yaqrubu, dekat atau hampir”.
Sabda Rasulullah saw “yatba’u” bisa dibaca juga “yattabi’u”.
Sementara “sya’afa” bentuk jamak (plural) dari “sya’afah” yang artinya puncak gunung.
Sabda beliau “mawaqi’al qathri” artinya adalah dasar lembah. Sedang pengkhususan
penyebutan dua tempat tersebut karena keduanya adalah tempat yang cocok untuk
penggembalaan.
Sabda Rasulullah saw “yafirru bi dinihi”, artinya adalah ia melarikan diri sebab
mempertahankan agamanya. Sementara “min” adalah “ibtidaiyah”, yang berarti dari. Imam
Nawawi berkata: “Dalam berargumentasi dengan hadits ini untuk penafsiran ada perbedaan
pendapat, sebab dari lafadz hadits ini tidak menganggap melarikan diri itu sebagai kewajiban
agama, melainkan untuk mempertahankan agama.
Beberapa kaum Muslim tidak tahu penjelasan sejumlah hadits yang berisi tentang masalahmasalah fitnah, sehingga mereka memahaminya sesuai dengan keinginan nafsunya. Akibatnya
ia jatuh dalam perangkap setan dengan berdiam diri dari aktivitas untuk mengembalikan alQur’an sebagai sumber hukum yang wajib diterapkan dalam realitas kehidupan. Oleh sebagian
orang, hadits ini misalnya, digunakan sebagai dalil untuk tidak melaksanakan hukum-hukum
syariah, serta menjauh dari kelompok kaum Muslim, maka ini tidak benar. Namun hadits ini
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/10/maal-hadits-asy-syarif-demi-agama-melarikan-diri-dari-fitnah/
1/2
2. 10/3/2014
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Ma’al Hadîts asy-Syarîf: Demi Agama Melarikan Diri dari Fitnah
menjelaskan tentang sebaik-baik harta kaum Muslim di saat banyaknya fitnah, dan sebaik-baik
apa yang dilakukannya untuk menghindar dari fitnah. Hadits tersebut tidak mendorong untuk
menjauh dari kaum Muslim, dan menutup diri dari masyarakat. Dengan demikian, tidak ada
alasan bagi seorang Muslim di muka bumi ini untuk berdiam diri dari menjalankan apa yang
telah diwajibkan oleh Allah, berupa kewajiban menegakkan agama, yaitu aktivitas menegakkan
Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah untuk kaum Muslim ketika di dunia tidak tegak
sistem Khilafah, dan ketika tidak ada di dunia ini kekuasaan yang menerapkan hukum-hukum
Allah, serta tidak ada yang menegakkan agama, tidak ada yang menyatukan kaum Muslim di
bawah bendera “La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah, Tiada Tuhan selain Muhammad
Rasullah”. Dengan demikian, tidak ada di dalam Islam keringanan apapun untuk berdiam diri
dari melakukan kewajiban hingga kewajiban itu terlaksana.
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 6/3/2014.
Baca juga :
1.
2.
3.
4.
5.
Ma’al Hadits asy-Syarif : Bebaskan Umat Islam dari ‘Penjara’
NATO Mengadopsi Strategi Melarikan Diri Dari Afghanistan
Ma’al Hadîts Asy-Syarîf: Diangkat dan Dicabutnya Ilmu
Ma’al Hadîts Asy-Syarîf: Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
Ma’al Hadîts al-Syarîf: Seorang Muslim Wajib Menjawab Salam Seorang Muslim
Lainnya
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/10/maal-hadits-asy-syarif-demi-agama-melarikan-diri-dari-fitnah/
2/2