SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10
“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur’an itu dating
dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (
kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur’an lalu dia beriman, sedang
kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim”.
Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya
Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah sudah mendaki ke langit. Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orangorang yang tidak beriman”.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik.
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani
ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan
oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan
takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah,
yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
B

Tujuan Penulisan
Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.

C. Manfaat
•

Dapat memberikan pengetahuan tentang Hubungan agama dan profesi kebidanan

•

Dapat menerapkan profesi kebidanan dalam pelayanannya sesuai agama dan etika

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Kebidanan
Pengertian

Bidan

Dalam

bahasa

inggris,

kata

Midwife

(Bidan)

berarti

“withwoman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasaPerancis, sage
femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasalatin, cum-mater (Bidan)
bearti ”berkaitan dengan wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may
or may not formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides associated
maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak danbukan
seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatanmaternal terkait).
Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalaniprogram pendidikan bidan
yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta
memenuhi persyaratan untuk terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.
Bidan merupakan salah satuprofesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yangterakreditasi,
memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sahmendapat lisensi untuk
praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra
dengan perempuan dalammemberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama
kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri
sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.
Islam adalah dinu al-‘amal. Dalam arti bahwa Islam mengedepankan kebaikan amal
sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya, penerapan amal justru akan
mempercepat dan memperkokoh bangunan keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu
saja semua ini dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa
dilandasi oleh al-ikhlas dan al-fahmu. Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.
Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia, Amerika, Afrika,
Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu', yaitu sifat merendahkan diri
yang menjunjung tinggi integritas kesamaan derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial.
Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi:

َ‫واخفض جنَاحكَ ِل ْلمؤْ منِين‬
ِ ُ
َ َ ْ ِْ َ
Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada kaum
mu'minin." (al-Hijr: 88)

َّ
ٍَ
، ‫قََ ال رسول هللا - صلى هللا عليه وسلم - : (( إن هللا أوحى إلَي أن ت َواضعُوا حتَّى الَ يفخَر أحدٌ علَى أحد‬
َ
َ َ َ َْ
َ َ ْ َّ ِ َ ْ
َ
ٍَ
‫والَ يَبغي أحدٌ علَى أحد )) رواه مسلم‬
ِْ َ
َ َ
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau
semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang yang membanggakan dirinya di
atas orang lain dan tidak pula seseorang itu menganiaya kepada orang lain - kerana orang
yang dianiaya dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim).
Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus mempunyai sifat
tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. Hal ini
pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari
golongan hamba sahaya -wanita yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu
wanita itu berangkat dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini
menunjukkan bahawa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri. Mungkin ini adalah merupakan
sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi seorang bidan dalam menjalankan
tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan harus memilih kata-kata yang paling sopan dan
disampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah,
ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan.
Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula
nada suara yang keras dan berlebihan. Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya
cinta dan silaturakhim. Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah,
seorang Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan. Allah lah AlIlm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon (dugaan, rekaan, hipotesis
belaka). Allah lah sumber kebenaran, sedang dari manusia datang kesalahan.

B.

Peran Agama dalam Kebidanan
Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan
kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita
dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya,
keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang
bertentangan dengan ajarannya.

C. Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama (Aborsi)
Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam
pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena keduanya
disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim.
pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah,
“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa’ (4): 93)
sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah,
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta
membayar diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka
(keluarga terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)
ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman Malik, berpendapat
bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa
kesengajaan).
meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis pembunuhan ini disebutkan
dalam sumber syariat kedua –Sunnah Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi
SAW,
“Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja, korban pembunuhan dengan
cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus unta, empat puluh di antara nya mengandung anak
unta didalam perutnya”
Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki lima jenis,
tiga jenis diantaranya telah disebutkan yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai
kesengajaan. Lalu, pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja,
yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti orang tiidur
berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya.
yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan yang terjadi dengan
perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur di tanah yang bukan miliknnya, atau
dijalan umum lalu ada seseorang jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksisaksi qishash (hukuman) saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati
akibat kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab.

D. Tugas Pokok Profesi Kebidanan
Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik
dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan
mempunyai kewajiban untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien
sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan.
Kewajiban Bidan
1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau
keluarga
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
degnan keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta resiko yang mungkin timbul

E. Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama
1. Bidan di larang melakukan Aborsi
2. Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan
3. Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi
4. Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di
mintai keterangan oleh pihak pengadilan.
5. Menganjurkan

ibu

untuk

memberikan

ASI

pada

situasi

yang

tidak

diperbolehkan,seperti:
6. Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus
pemberian ASI tidak dibenarkan:
7. Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak
8. Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan tidak sesuai
dengan kode etik kebidanan
F.Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun
sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan
berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan.
Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu
kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan
kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu
menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin
ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi
sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana,
terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak
dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa
bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan
strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan
kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa
siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk
menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan
segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya
kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain:
1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri.
2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat.
3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap.
4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga banyak di antara
bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari masyarakat.
5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah mengikuti suami.
6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang berfungsi.
7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat sehingga orientasi
kepada dukun masih dominan.

G. Bidan sebagai Profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai
tugas yang sangat unik, yaitu:
1.

Selalu

mengedepankan

fungsi

ibu

sebagai

pendidik

bagi

anak-anaknya.

2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
proses pendidikan dan jenjang tertentu
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat,
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang
teguh kode etik profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi
yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan
kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong
jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan
jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur
berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang
ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan
negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional
juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional
profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui
oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai
anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam
meningkatkan kesehatan perempuan.
B. Saran
· Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan
kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan.
· Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan
pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.
· Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam
organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika profesi.

DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadap-bidang-mediskebidanan/
http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html
http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsi-bidan-uud.html
http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html
http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html

More Related Content

What's hot

TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN Desi Rahmawati
 
Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)ilmanafia13
 
Kembali fitrah kembali ke syariah
Kembali fitrah kembali ke syariahKembali fitrah kembali ke syariah
Kembali fitrah kembali ke syariahel-hafiy
 
konsep akidah ketuhanan
konsep akidah ketuhanankonsep akidah ketuhanan
konsep akidah ketuhananmkazree
 
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanMakalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanElsashania26
 
Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama Pandi Yusup
 
Islam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinIslam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinsafwanpbs
 
Fitrah Manusia Menurut Perspektif Agama
Fitrah Manusia Menurut Perspektif AgamaFitrah Manusia Menurut Perspektif Agama
Fitrah Manusia Menurut Perspektif Agamaasyikin hashim
 
Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak kepada diri sendiriAkhlak kepada diri sendiri
Akhlak kepada diri sendiriDiki Shippuden
 
Aliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilahAliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilahAbdul Fauzan
 

What's hot (18)

Akidah akhlak~ALIRAN MUKTAZILAH
Akidah akhlak~ALIRAN MUKTAZILAHAkidah akhlak~ALIRAN MUKTAZILAH
Akidah akhlak~ALIRAN MUKTAZILAH
 
Agama ppt
Agama pptAgama ppt
Agama ppt
 
المعتزلة (Mu'tazilah) - @rgesit
المعتزلة (Mu'tazilah) - @rgesitالمعتزلة (Mu'tazilah) - @rgesit
المعتزلة (Mu'tazilah) - @rgesit
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
 
Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Kembali fitrah kembali ke syariah
Kembali fitrah kembali ke syariahKembali fitrah kembali ke syariah
Kembali fitrah kembali ke syariah
 
konsep akidah ketuhanan
konsep akidah ketuhanankonsep akidah ketuhanan
konsep akidah ketuhanan
 
Islam & Budaya Hibrida
Islam  & Budaya  HibridaIslam  & Budaya  Hibrida
Islam & Budaya Hibrida
 
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanMakalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
 
Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama
 
KEWAJIBAN BERDAKWAH
KEWAJIBAN BERDAKWAHKEWAJIBAN BERDAKWAH
KEWAJIBAN BERDAKWAH
 
1.01 dinul islam
1.01 dinul islam1.01 dinul islam
1.01 dinul islam
 
Islam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinIslam sebagai ad din
Islam sebagai ad din
 
Fitrah Manusia Menurut Perspektif Agama
Fitrah Manusia Menurut Perspektif AgamaFitrah Manusia Menurut Perspektif Agama
Fitrah Manusia Menurut Perspektif Agama
 
Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak kepada diri sendiriAkhlak kepada diri sendiri
Akhlak kepada diri sendiri
 
Aliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilahAliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilah
 
Aliran murjiah
Aliran murjiahAliran murjiah
Aliran murjiah
 

Similar to Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari

Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama iceWarnet Raha
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
Makalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islamMakalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islam
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islamSentra Komputer dan Foto Copy
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyahnyongkoh
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawufade orreo
 
Aqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbiAqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbiHendun Budiyani
 
Agama dan manusia
Agama dan manusiaAgama dan manusia
Agama dan manusiaahmadt2000
 
Ms islam religi all
Ms islam religi allMs islam religi all
Ms islam religi allLoveofpeople
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaChamid Imamsyafi'i
 
Urgensii aqidah di era modern
Urgensii aqidah di era modernUrgensii aqidah di era modern
Urgensii aqidah di era modernZaky Maulani
 

Similar to Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari (20)

Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Hubungan agama dan profesi kebidanan
Hubungan agama dan profesi kebidananHubungan agama dan profesi kebidanan
Hubungan agama dan profesi kebidanan
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 
Ninang agama
Ninang agamaNinang agama
Ninang agama
 
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
Makalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islamMakalah  realisasi islam dalam kehidupan  seseorang perawat islam
Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
 
2969958-2.ppt
2969958-2.ppt2969958-2.ppt
2969958-2.ppt
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
 
Aqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbiAqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbi
 
Agama dan manusia
Agama dan manusiaAgama dan manusia
Agama dan manusia
 
Ms islam religi all
Ms islam religi allMs islam religi all
Ms islam religi all
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
 
Urgensii aqidah di era modern
Urgensii aqidah di era modernUrgensii aqidah di era modern
Urgensii aqidah di era modern
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10 “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur’an itu dating dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim”. Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125 “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit. Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orangorang yang tidak beriman”. Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. B Tujuan Penulisan Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. C. Manfaat
  • 2. • Dapat memberikan pengetahuan tentang Hubungan agama dan profesi kebidanan • Dapat menerapkan profesi kebidanan dalam pelayanannya sesuai agama dan etika BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kebidanan Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “withwoman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasalatin, cum-mater (Bidan) bearti ”berkaitan dengan wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides associated maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatanmaternal terkait). Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalaniprogram pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satuprofesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yangterakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sahmendapat lisensi untuk
  • 3. praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalammemberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak. Islam adalah dinu al-‘amal. Dalam arti bahwa Islam mengedepankan kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya, penerapan amal justru akan mempercepat dan memperkokoh bangunan keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh al-ikhlas dan al-fahmu. Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'. Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia, Amerika, Afrika, Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu', yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi integritas kesamaan derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi: َ‫واخفض جنَاحكَ ِل ْلمؤْ منِين‬ ِ ُ َ َ ْ ِْ َ Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada kaum mu'minin." (al-Hijr: 88) َّ ٍَ ، ‫قََ ال رسول هللا - صلى هللا عليه وسلم - : (( إن هللا أوحى إلَي أن ت َواضعُوا حتَّى الَ يفخَر أحدٌ علَى أحد‬ َ َ َ َ َْ َ َ ْ َّ ِ َ ْ َ ٍَ ‫والَ يَبغي أحدٌ علَى أحد )) رواه مسلم‬ ِْ َ َ َ Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang yang membanggakan dirinya di atas orang lain dan tidak pula seseorang itu menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim). Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus mempunyai sifat tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba sahaya -wanita yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini menunjukkan bahawa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri. Mungkin ini adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan.
  • 4. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan. Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim. Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan. Allah lah AlIlm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon (dugaan, rekaan, hipotesis belaka). Allah lah sumber kebenaran, sedang dari manusia datang kesalahan. B. Peran Agama dalam Kebidanan Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya : 1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya 2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa. 3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya 4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya. C. Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama (Aborsi) Pembunuhan banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim. pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah, “Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa’ (4): 93) sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah, “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)
  • 5. ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman Malik, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa kesengajaan). meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis pembunuhan ini disebutkan dalam sumber syariat kedua –Sunnah Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW, “Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja, korban pembunuhan dengan cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus unta, empat puluh di antara nya mengandung anak unta didalam perutnya” Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki lima jenis, tiga jenis diantaranya telah disebutkan yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan. Lalu, pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja, yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti orang tiidur berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya. yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan yang terjadi dengan perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum lalu ada seseorang jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksisaksi qishash (hukuman) saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab. D. Tugas Pokok Profesi Kebidanan Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai kewajiban untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Kewajiban Bidan 1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja. 2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien. 3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
  • 6. 4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau keluarga 5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai degnan keyakinannya. 6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien. 7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin timbul E. Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama 1. Bidan di larang melakukan Aborsi 2. Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan 3. Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi 4. Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di mintai keterangan oleh pihak pengadilan. 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan,seperti: 6. Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI tidak dibenarkan: 7. Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak 8. Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan tidak sesuai dengan kode etik kebidanan F.Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker. Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak
  • 7. dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output. Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain: 1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri. 2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat. 3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap. 4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari masyarakat. 5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah mengikuti suami. 6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang berfungsi. 7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat sehingga orientasi kepada dukun masih dominan. G. Bidan sebagai Profesi Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu: 1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya. 2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu 3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, 4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.
  • 8. Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.
  • 9. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan kesehatan perempuan. B. Saran · Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan. · Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata. · Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika profesi. DAFTAR PUSTAKA http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadap-bidang-mediskebidanan/ http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsi-bidan-uud.html http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html