2. Ahlussunnah Wal-Jama’ah merupakan istilah
yang terbentuk dari tiga komponen:
1 Ahlun
2 Al-Sunnah
3 Al-Jama’ah
3. Ahlun bermakna:
1 Keluarga (Ahlul bayt, keluarga rumah tangga)
2 Pengikut (Ahlussunnah, pengikut sunnah)
3 Penduduk (Ahlul Jannah, penduduk surga)
4. Makna al-Sunnah
a. Secara kebahasaan: jejak dan langkah
b. Secara syar’i: jejak yang diridhai dan
menjadi pijakan dalama agama, yang
pernah ditempuh oleh Rasulullah SAW atau
orang yang menjadi panutan dalam agama
seperti sahabat
c. Secara ‘urfi (tradisi): Ajaran yang dilalui oleh
seorang panutan dalam agama, seperti nabi
atau wali.
6. Makna al-Jama’ah: menjaga kekompakan,
kebersamaan dan kolektifitas, kebalikan dari
kata al-furqah (golongan yang berpecah
belah). Dikatakan al-jama’ah, karena
golongan ini selalu memelihara kekompakan,
kebersamaan dan kolektifitas terhadap
sesama. Meskipun terjadi perbedaan
pandangan di kalangan sesama mereka,
perbedaan tersebut tidak sampai
mengkafirkan, membid’ahkan dan
memfasikkan orang yang berbeda.
7.
8. Tidak semua aliran dalam Islam mengklaim
sebagai Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Khawarij
menganggap dirinya al-syurat. Syi’ah
menganggap dirinya Syi’ah Ali dan Ahlul
Bayt. Mu’tazilah menganggap dirinya ahlul
‘adli wat tauhid dan lain sebagainya.
9. 1. Golongan mayoritas
kaum Muslimin
(jumhur al-muslimin)
yang mengikuti
madzhab al-Asy’ari
dan al-Maturidi
2. Kelompok minoritas
yang mengikuti
paradigma pemikiran
Syaikh Ibn Taimiyah al-
Harrani, yang dewasa
ini disebut Wahhabi,
Salafi dan lain-lain.
10. Dalam pertarungan ideologis, antara
golongan mayoritas kaum Muslimin perngikut
madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi si satu
pihak, menghadapi kelompok minoritas umat
Islam yang mengikuti madzhab Ibn Taimiyah
di pihak lain, selalu dimenangkan oleh
golongan mayoritas kaum Muslimin pengikut
madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi.
11. Golongan mayoritas kaum Muslimin madzhab
al-Asy’ari dan al-Maturidi menjadi pemenang
dalam pertarungan menghadapi kelompok
minoritas, dan bahkan menghadapi semua
aliran yang ada, karena madzhab tersebut
didasarkan pada dalil yang kuat dari al-
Qur’an, Sunnah dan dalil rasional.
12. Apabila Ahlussunnah Wal-
Jama’ah disebutkan, maka yang
dimaksud adalah pengikut
madzhab al-Asy’ari dan al-
Maturidi. (Ithaf al-Sadah al-
Muttaqin, juz 2 hal. 6).
13. Dari Mu'awiyah bin Abi
Sufyan , bahwa Rasulullah
bersabda: "Sesungguhnya
orang sebelum kamu dari
pengikut Ahlil-kitab
terpecah belah menjadi 72
golongan. Dan umat ini
akan terpecah menjadi 73
golongan, 72 dua golongan
akan masuk ke neraka, dan
satu golongan yang akan
masuk surga, yaitu
golongan al-jama'ah.“ (HR.
Abu Dawud dan Ahmad).
ينَعيَةَيِو َُميِنبيَيِبيَن َافُسيَن
يَولُسَريِللايَل َق:يَيَلينِإينَم
ي ُكَلربَرقينِميِل َخيِب َتِكيَرترفخخوُقَل
ىَلَعيِيَرتنِثيَسَويَيِبًةلِميَوينِإيِهِذَ
يَةلِأ خيُقََِتفَرتَسىَلَعيثَالَث
َيِبَسَويِن َتنِثيَنوُربَسَويِفِر ن خ
يشَ،ِخحَوَويِفينَخجلِةيَيِ
َويَأَخجليُةَع.
خهورخبودخود،خمحو
14. A. Disebut aliran al-Jama’ah
B. Mengikuti ijma’ ulama
C. Memelihara kebersamaan dan kolektifitas
D. Golongan mayoritas kaum Muslimin
16. Di antara ciri khas Ahlussunnah Wal-Jama'ah, adalah
diterangkan dalam riwayat lain, bahwa Nabi pernah
ditanya tentang kelompok yang selamat, lalu beliau
menjawab: "Kelompok yang selamat adalah al-jama'ah". Ini
adalah identitas yang khusus pada kami (madzhab al-
Asy'ari dan al-Maturidi), karena semua orang yang alim
dan yang awam dari berbagai golongan, menamakan
mereka dengan nama Ahlussunnah Wal-Jama'ah.
Khawarij, bukan ASWAJA karena mereka tidak
berpandangan perlunya menjaga kebersamaan.
Rafidhah (Syiah), bukan ASWAJA karena mereka juga tidak
berpandangan perlunya menjaga kebersamaan.
Mu'tazilah bukan ASWAJA, karena mereka tidak mengakui
kebenaran ijma' sebagai dalil. Sifat kolektifitas yang
disebutkan oleh Rasul ini tidak layak bagi mereka.
17. Imam al-Shawi berkata:
“Ayat ini turun mengenai
orang-orang Khawarij,
pendistorsi penafsiran
al-Qur’an dan Sunnah,
yang menghalalkan
darah dan harta kaum
Muslimin, sebagaimana
yang terjadi dewasa ini
pada golongan mereka,
yaitu kelompok Wahhabi
di Hijaz….” (Tafsir al-
Shawi 3/307).
ذين جيخخروتيفيخْلذهيخآليةينز
سنةي خوبي كت حيلفونيتأويليخ
ءيخملسلأيي كيدم ويستحلونيبذ
،يخآلنيفي ويمحم ي يكأ خهلومو
زي يفلقةيبأرضيخحلج يو ئل نظ
هن باةيحيسبوني و يخ ليهل يقي
ذبون ك يخ ي يءيخليإهن علىي.
(ي و ص تفسرييخ3/307.)
18. Muhammad Amin Afandi
(Ibn Abidin) berkata:
“Masalah tentang pengikuti
Ibn Abdil Wahhab, Khawarij
kontemporer. (Maksud,
Khawarij mengkafirkan para
sahabat Nabi saw) ini bukan
persyaratan sebagai aliran
Khawarij. Mereka cukup
dengan mengkafirkan lawan
politiknya sudah dianggap
Khawarij seperti pengikut
Muhammad bin Abdil
Wahhab”. Hasyiyah Radd al-
Muhtar (2/262).
ل قم خإلم،أمي،فنيول خملف
بن بب،ين عفبه كتا حةردر خحملت:
مطلبفعتبخبن،عبب و خ
جخروخْلفنن زم.(هقويلويكفون
ب صحنبان)علأتنذخغري
لطفمسأىجخروخْلفاكفيفاه
د خعتقكفلمنخوخلجعلاهكأ
وقعفنن زمفعتب،أبن،عب
ب و خ.اة حردر خحملتعلىخ،ر
ر خملخت(4/262).
19. يِيللاُلوُسَير َل َقي َل َقيَلَأُيعِنيخبِنَع:يُعَأ َيَيَليَيللانِإىَلَيع ِتُمي
يَمَيو ِةَع َأَيخجلَعَيمِيللاُ،َيَيو ةََالَضيِر ن يخَىلِإيذَ يذَ ين(.يورخهي
ي َتمذ خ(2167)ي كخحلو(1/115)ويصحاحيبطلقهي يو
،ه خو و.
Ibn Umar berkata, Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan
umatku, atas kesesatan. Pertolongan Allah selalu
bersama jama'ah. Dan barangsiapa yang
mengucilkan diri dari jama'ah, maka ia
mengucilkan dirinya ke neraka."
20. Khawarij, Syi’ah
(Rawafidh) dan
Mu’tazilah tidak
menganggap ijma’
sebagai dalil yang
otoritatif dalam
pengambilan hukum
agama. (Abu al-
Muzhaffar al-
Asfirayini, al-Tabshir fi
al-Din, hal. 185-186).
يَيُلَو َنَرتَرييَفاَكَويَيخْلُ سِلخيخَذيَجِرخَو
يَيخجلَنوَلَرييَلي َُويِخفَول خَيو َةَع َأيَض
يَيخجلَنوَلَرييَلي َُويَت ُأ خَيو َةَع َأيَةَِز
يحِيصَنوَلَرييَلي َُويِعَجِإليخَةي
يِِيِبُقاِلَتيَفاَكَويَفِص يخِهِذَيي ِت يخُة
يُلوُسل يخ ََلَكَذخر.(اإلعامغأبيغ
صشغيف غالت او غاالس املظغ غالدون
ص/185-186.)
21. Al-Hafizh Waliyuddin al-
’Iraqi berkata: Ilmu Ibn
Taimiyah lebih besar dari
pada akalnya. Ia melanggar
ijma’ ulama dalam sekian
banyak masalah, sekitar 60
masalah, sebagian dalam
bidang akidah dan sebagian
dalam bidang furu’. Ia
menyalahi ijma’ sesudah
terjadinya kesepakatan para
ulama.” (Muqaddimah al-
Durrah al-Mudhiyyah karya
Imam al-Subki).
خل ،ينيخ فظيويليخ ميخحل ليخإلم ققييفي
بهيخألجوبةيخمللضاةيعلىيخأل كتسئلةي
خملكاة( :كرب يخبنيتاأاةي علأهييمني
عقله.)يض لي وق:إنهيخلقيخإلجعي
ئليكثريشيقاليتبلغيس فيمسةي تييمسأ
يف ضه يفيخألصوليوب ضه بفلوعي خ
عيعديخإلج ق ،يخن يب فيفاه خلاه.)
، ميتقييخ إلم ،رشيخملضاةي مق،مةيخيني
سبكي خ.
22. Hukum mengusap,
mencium dan
mengusapkan pipi
terhadap makam Nabi
saw menurut Ibn
Taimiyah.
Tidak boleh berdasarkan
kesepakatan kaum
Muslimin, meskipun
makam para nabi. Hal
tersebut belum pernah
dilakukan oleh siapapun
dai kalangan salaf dan
ulamanya.
قب رشيخ يزليخبنيتاأاةيفي قوري(33)
قربيوت تأسحيب يخ نيحك باقبالهي
تأسح يخ ميغيخْل،يعلاهيولمتوقربي ب
يغلمتونيوتقبالهي يقربيكخْل،يعلاهي
قيخملسلأي تف فأنهييعنهيبني ويكو
ملييفوءي كيمنيقبوريخألنبا ذذخي لي
يبلي ئأتهح،يمنيسلفيخألمةيوذخي
حملكي منيخ
23.
24. Imam Ahmad ditanya
oleh putranya, Abdullah:
Aku bertanya tentang
seseorang mengusap
mimbar Nabi , dengan
tujuan rabarruk, dan
menciumnya dan
melakukan hal yang
sama terhadap makam
Nabi dengan tujuan
taqarrub kepada Allah.
Beliau menjawab, boleh.
مح،يب مي ميعب،يللايبنيخإلم ليخإلم قني
حنبل:
نيب لجليميسيمنربيخ تهيعنيخ سأ
ليب ويتربكيبهيويقبلهيويفكي قربيمثليذ
تقلبيإىل كيخ ي،يبذلذخيي ويحنوييللاي
عزيوجليفقل:ك ليبأسيبذ( .خإلممي
مح،يبنيحنبل:يل لليوم بيخ كتفةي
يص ل لج خ/492.)
25.
26.
27. Kata al-jama'ah di atas juga mengacu pada
arti kebersamaan dan kolektifitas, sehingga
kata al-jama'ah tersebut menjadi identitas
golongan yang selalu memelihara sikap
kebersamaan, kerukunan dan kolektifitas;
dengan meninggalkan sikap saling
mengkafirkan, membid'ahkan dan
memfasikkan, meskipun di antara mereka
terjadi perbedaan pendapat.
28. Bab lima, menerangkan tentang
penjagaan Allah terhadap Ahlussunnah
dari saling mengkafirkan antara sesama
mereka. Ahlussunnah tidak saling
mengkafirkan antara sesama mereka. Di
antara mereka tidak ada perselisihan
pendapat yang membawa pada
pemutusan hubungan dan pengkafiran.
Oleh karena itu, mereka memang
golongan al-jama'ah (selalu menjaga
kebersamaan dan keharmonisan) yang
melaksanakan kebenaran. Allah selalu
menjaga kebenaran dan pengikutnya,
sehingga mereka tidak terjerumus
dalam ketidakharmonisan dan
pertentangan.
يِيفُسِم َيخْلُلصَفَخيِةَأصِيعِن َاَربييِللا
يِفكَتينَةيعنُّس يخَل َي ِهِض َربيِريًض َرب.
يِفَكُييَليِةنُّس يخُل َيَربي ُهُض َربيُلي ًض
يَالِيخ ُهَرنراَربيَساََويَِربت يخُب ِجوُرييفيَ
يَذِإي ُهَرفي َلراِفكَت خَويَع َأَيخجلُل َينيِة
يَيو ِقَحل ِبيَنوُأِئ َق خيَيحي َىل ََرتيُللايقَيخحلُظَف
يوَُقَرييَالَفي ُهَل ََويَرتَيوذُب َنَرتي ِيفَني ضُق َن
(فلقيبي يخ بغ،خد ميخبويمنصوريخ خإلم
ي فلق خ282.)
29. Dan tidak ada satu golongan
di antara golongan-golongan
sempalan, kecuali di antara
mereka terjadi sikap saling
mengkafirkan dan memutus
hubungan, seperti aliran
Khawarij, Syiah dan
Qadariyah (Mu'tazilah).
Sehingga pernah suatu
ketika, tujuh orang dari
mereka berkumpul dalam
satu majlis, lalu mereka
berbeda pendapat dan
mereka berpisah dengan
saling mengkafirkan antara
yang satu dengan yang lain.
ينِيمقيِلَفيَساََويِ
َخُأ يخ ِقَلِيفيَيِف
يكَتي ِهاِفَيولِإيِهِض َربيُلراِفي ض َربِي
يِهِض َربيىَِربَرتَويض َربينِيم
يَول خَيوِجِرخَوَْل َكيِرَ،َق خَيو ِضِخفي ِةي
يربَيسَعَأَتيخجَّتَحيِيف ُهرنِيمةَ
يرف َفي،ِخحَيوسِل ََميَتينَخيعوُرقَلَرتيِريِفك
ًض َربي ِهِض َرب.(ميخبويمنصوري خإلم
ي فلق فلقيبييخ يخ بغ،خد خ282.)
30. Dr. Abdul Muhsin al-
Abbad al-Badar, ulama
Wahhabi Madinah:
Sesama telah terjadi
tafarruq (perpecahan),
ikhtilaf (perselisihan),
tabdi’ (saling
membid’ahkan), tahajur
(saling tidak bertegur
sapa), taqathu’ (saling
memutus hubungan).
31.
32. غُهُْغُجْ ُغهَِّلُّغالسَلَْهأغَّ،َأغْ َلْفُن ِلغِلَّوِدَّمَحُْملغاِلَّعُألْاغُرْيغُلَابَحَّغالصُ ُهَ
غْ ِغيفْوَاغِدَلَنتْفُْملغا ِغيفْ ُهَفَِتغْنَعَغِادَلِتْ ِالْاغ ِ ْيُصُاغ. . .غَغُلَ اَمَْْلا
غَُظْ َالْاغُادَيَّغالسُ ُه.
Hendaklah diketahui bahwa Ahlussunnah
adalah mayoritas umat Muhammad . Mereka
adalah para sahabat dan golongan yang
mengikuti mereka dalam prinsip-prinsip
akidah. . . Sedangkan al-jama'ah adalah
mayoritas terbesar (al-sawad al-a'zham)
kaum Muslimin.
33. Dari Anas bin Malik ,
berkata: "Aku mendengar
Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya umatku
tidak akan bersepakat
pada kesesatan. Oleh
karena itu, apabila kalian
melihat terjadinya
perselisihan, maka
ikutilah kelompok
mayoritas.“ (HR. Ibn
Majah).
يَيمِنيب ِسَنَينَعيكِ
يُت َِيَس ُولُقَرييِيللاَولُسَر
يُولُقَري:يُمينِإيَلي ِت
ىَلَيعُعِأَت ََتيِإَفي ةََالَضخيَذ
يَالِتخِيخ ُتريََرياَلََرفي ًفي ُك
يَعأليخِخدَوس ِبيَِظ.(خهيخبنيور
جه م.)
34.
35. Dari Abdullah bin Amr , bekata:
"Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya umat Bani Isra'il
terpecah belah menjadi tujuh
puluh dua golongan. Dan
umatku akan terpecah belah
menjadi tujuh puluh tiga
golongan, semuanya akan
masuk neraka kecuali satu
golongan yang akan selamat."
Para sahabat bertanya: "Siapa
satu golongan yang selamat itu
wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Golongan yang
mengikuti ajaranku dan ajaran
sahabatku.“ (HR. Al-Tirmidzi).
يَيعِنيبِيللاِ،بَيعنَعويلأيَل َقي َل َق
يِيللاُولُسَر" :يِإي ِِنَيبنِإيَالِخئَلس
يِىيثَلَيعتَقلَفَرتيبَسَيوِيَرتنيًةلِيمَيِ
يِتُميُقََِتفَرتَويَسَيوثَالَثىيَلَعيَيِب
يخ ِيف ُهُّلُكيًةلِميلِيملِإيِر نيًشَ،ِخحَيوًة
يَير َييَيِينَمَخيووُ َقيَل َقيِيللاَولُسي َيم
يَحَصَيوِهاَلَيع َنَيِب."
36. Hendaknya diketahui, bahwa
masing-masing dari al-Imam
Abu al-Hasan al-Asy'ari dan al-
Imam Abu Manshur al-Maturidi –
semoga Allah meridhai keduanya
dan membalas kebaikan mereka
kepada Islam-, tidak membuat
pendapat baru dan tidak
menciptakan madzhab baru
dalam Islam. Mereka hanya
menetapkan pendapat-pendapat
ulama salaf, dan membela ajaran
sahabat Rasulullah . Mereka
telah berdebat dengan kalangan
ahli bid'ah dan kesesatan sampai
mereka takluk dan melarikan
diri. (Syarh Ihya’ ‘Ulum al-Din).
يَنِيمًّالُكيَني َل ُرا َويَِبيِيَم َمِإليخيِنَسَخحل
يروُصنَيم َِبَو-يَيِضَري َأُهرنَيللايع-
يِمَالسِإليخِنَيع َُخُهَزَجَويِ،بُرييَمليًخريَخينِيم َع
يحمَييَملَيوًيَير َ
ُِهِ،نِعيَّنِإيًبَذَيم قَرتي َُيُه
يس يخ ِبِخَذَأِيِخنَرِلَقُميِنَالِض َنُيم ِفَلي أَع
يُب َحَصيِهاَلَيعتَن َكيِيللا ِلوُسَر
...يَذي َأُهرنِيمٌّلُكيَلَظ َنَويِعَ،ِب يخ ِو
يَقرنيخَّتَيح ِتَلَالض خَويُخيمو َوَخيووَُطيَيِمِزَهرن.
(دشيخمل س فيخ إحت ،باز فظيخ خحلتقي.)
37. Abdul Aziz bin Baz,
ulama Wahhabi
kontemporer:
Mayoritas umat Islam
kembali ke agama
Jahiliyah, terjerumus
dalam berbagai macam
syirik, tidak mengerti
makna kalimat tauhid
38. Uqbah bin Amir berkata:
"Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya aku adalah
pendahulu kalian di telaga
(Kautsar). Sesungguhnya luas
telaga itu seperti antara Ailah
dan Juhfah. Sesungguhnya
aku tidak khawatir akan
syirik sesudahku, namun aku
khawatir kalian akan rebutan
dunia dan saling membunuh
karenanya, sehingga akhirnya
kalian binasa sebagaimana
orang-orang sebelum kalian
telah binasa.“ (HR. Muslim).
يِم َيعِنيبَةَبقُيعنَعيُسَلير يقَل َقيليُول
يِللايَيع ُكُطَلَرفي ِِنِإيِضوَىيخحلَل
يَربي َأَكيُهَضلَيعنِإَويِإيَةَلريَيَيي َىل
يسَي ِِنِإيِةَفحُخجلياَلَىيعَحمَخيُتي ُك
ِ، َربخيوُكِلحمُتيَنيَخي ِِنِكََوىيَحم
يَي َارنُّ، يخ ُكاَلَعيِخيفوُسَف َنَرتيني َاه
يهَرتَرفخيوُلِتَتقَرتَويَيمَكَلَي َأَكخيوُكِلين
ي ُكَلربَرقيَن َك( .خهيمسورل.)
39. Al-Syihab al-Khafaji berkata
dalam kitab Nasim al-Riyad,
"Golongan yang selamat adalah
Ahlussunnah Wal-Jama'ah."
Dalam catatan pinggir al-
Syanawai atas Mukhtashar Ibn
Abi Jamrah terdapat keterangan,
"Mereka [Ahlussunnah Wal-
Jama'ah] adalah Abu al-Hasan
al-Asy'ari dan pengikutnya yang
merupakan Ahlussunnah dan
pemimpin para ulama, karena
Allah SWT menjadikan mereka
sebagai hujjah atas makhluk-
Nya dan hanya mereka yang
menjadi rujukan kaum Muslimin
dalam urusan agama.
يِج َفَيخْلُب َهِحم يخ َل َقيُيللاُهَ
ِمحَيرُّيي َىل ََرت
يِض َيِل يخِاِسَني ِف:يَويِج ن يخُةَقلِف خي ُيُةَا
يَع َأَخجلَيوِةنُّس يخُل َيِة.يَاِ
َيح ِفَويِة
يُيمَلىَيع ِِخِنَوَرنحم خيَِبيِنيخبِلَصَتيَشَل َيج:ي ُ
يِلَ َأليخِنَسَويخحلَُبيَيُهُتَع ََجَيوُّيِةنُّس يخُل
يَنألي ِء َأَلُ يخُةأَِئَويَيج َىل ََرتيَيللاي ُهَلَ
يَيو ِهِقلَيخَلىَيعًةجُحيَزفَرتي ِهاَِإيُةم َ يخُع
ي ِهِنيِيد ِف( .حم حضلشيخي أ،ي اشي
عة خجلأوسنةي ليخ ةي يرس ل).
40. Dari Ibrahim al-'Udzri ,
dia berkata: "Rasulullah
bersabda: "Ilmu agama ini
akan dibawa/disampaikan
oleh orang-orang yang adil
(dipercaya) dalam setiap
generasi. Mereka akan
membersihkan ilmu agama
dari distorsi (pemalsuan)
kelompok yang ekstrem,
kebohongan mereka yang
bermaksud jahat dan
penafsiran mereka yang
bodoh."
ييخَ اِخَلربِإينَعيِ ِرذُيَل َق:
يِيللاُلوُسَيرَل َق:يُلِأ َحيخيَذَ
يَيخِلُكينِيمَ لِ خيُوُ،ُيعفَليُه
يَيحتُهنَيعَنوَفرنَرييَغ يخَفيِليَيِ
يِطبُأ يخَل َحِتخنَويأَتَيوَيِليَليِو
يَيِلِ
َخجل( .خهيخْلورطابي
كلخبنيعسوي بغ،خد خ.)
41. Al-Hafizh Ibnu Asakir:
Mayoritas ulama di
seluruh daerah, para
imam di seluruh kota
dan setiap masa
mengikuti dan
menyebarkan madzhab
al-Asy’ari. (Tabyin
Kidzb al-Muftari, hal.
410).
42. Di antara sebab
tersebarnya madzhab al-
Asy'ari ialah, bahwa
mayoritas ulama
berpegangan dengan
madzhab tersebut dan
menjadi pembelanya.
Mereka bukan sekedar
pengikut madzhab al-
Asy'ari saja, tetapi
mereka juga penulis dan
pengajak kepada
madzhab ini.
43. Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari
keridhaan) kami, benar-
benar akan kami
tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan kami.
Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta
orang-orang yang
berbuat baik. (QS. al-
'Ankabut : 69).
يَيجَينِذ خَوخيوُ،َ
يهَرنَي َانِفيُهرنَريِ،ي
يَيو َنَلُربُسيَيللانِإيَعَأَ
يَيِنِسحُأ خ(69)
44. Para Ulama yang
membela Islam dari
serangan berbagai
aliran, baik melalui
penulisan buku-buku,
maupun melalui
perdebatan terbuka,
dari kalangan pengikut
madzhab Asy’ari dan
Maturidi. (Jihad dengan
Pena dan lidah).
Kaum Muslimin yang
menyebarkan Islam
dan menghadang
orang-orang non
Muslim di berbagai
daerah adalah
pengikut madzhab al-
Asy’ari dan al-
Maturidi. (Jihad dengan
pedang).
45. Dari Bisyr al-Khats'ami ,
bahwa dia mendengar
Nabi bersabda: "Kelak
umatku akan benar-
benar menaklukkan kota
Konstantinopel. Maka
sebaik-baik pemimpin,
adalah pemimpin
penaklukan itu dan
sebaik-baik pasukan
adalah pasukan penakluk
tersebut."
يرثَيخْللحمِبعنييَيُّيِأَيُهن
يِيبن يخَعََِسيُولُقَري
يخنَحَتفُرتَيِطنَطسُقيُةاِان
يَِمأليخَ
ِنَلَرفَُريَِميُرييَ
ِنََو
يَكَِذيُشاَخجليُشاَخجل.
(،مح خهيور.)
46. يُّ ِريَحمُق يخ َل َق:يَبرتَأَفيِيمِنَسَيخحل َِبيُعي ِهِموَرقين
يَفاُِضيعِضوَيملُكيَنأليَىلِإيموَرقيِهاِيفيَ،يِر ي ِيبَن
يُعَبرتَليخِهِب( .قلط تفسرييخيب.)
Al-Qusyairi berkata:
"Pengikut madzhab Abi al-
Hasan al-Asy'ari termasuk
kaum Abu Musa al-Asy'ari,
karena setiap terjadi
penisbahan kata kaum
terhadap seorang nabi di
dalam al-Qur'an, maka yang
dimaksudkan adalah
pengikutnya."
يَل َقيِ ِلَ َأليخض َاِيعنَع:يوَسَفيتََزَرني أَي ِأِتَييَف
يويوحيب ُهُّربُِيحيموَقِبيُللانه(...ئ،شي خمل:54)يَل َق
يِيللاُلوُسَر:يَر َ ََيو خَذَيُموَرقي ُيوُيم َِبي َىلِإىيَس
يِ ِلَ َألخ.،يفيخملست خهيخحلكورركيوصححه.
Dari Iyadh al-Asy'ari , dia
berkata: "Ketika ayat, "Allah
SWT akan mendatangkan
satu kaum yang Allah
mencintai mereka dan
mereka pun mencintai-Nya",
maka Rasulullah J bersabda
sambil menunjuk kepada Abu
Musa al-Asy'ari: "Mereka
adalah kaumnya laki-laki ini".