SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
KELOMPOK 2 GENETIKA
1. KEREN BERLIANA ZEBUA (RRA1C41700
2. RIZA ALIFIA ZUKRI (RRA1C41700
3. KARMILA PASARIBU (RSA1C417001)
4. GUSTI ARI (RSA1C417002)
5. RINA APRIANTI NAINGGOLAN (RSA1C417003)
DNA
REKOMBINAN
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA
(bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis
asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun
berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA
umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel
adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan
cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi
setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol
adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk
organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
DNA (ASAM DEOKSIRIBONUKLEAT)
Struktur DNA
DNA merupakan polimer yang
terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu gugus fosfat, gula
deoksiribosa, dan basa
nitrogen. Sebuah unit monomer
DNA yang terdiri dari ketiga
komponen tersebut dinamakan
nukleotida, sehingga DNA
tergolong sebagai
polinukleotida.
Struktur untai komplementer DNA
menunjukkan pasangan basa (adenin
dengan timin dan guanin dengan sitosin)
yang membentuk DNA beruntai ganda.
Rangka utama untai DNA terdiri dari
gugus fosfat dan gula yang berselang-
seling.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin
membentuk struktur heliks ganda.
Deoksiribonukleotida
Bagian dari molekul DNA yang
membawa informasi genetik adalah
basa nitrogennya, sementara gula
dan phosphat berperan dalam
membentuk struktur (tulang
punggung) DNA. Basa nitrogen
merupakan turunan dari purin dan
pirimidin Purin dalam DNA adalah
adenin (A) dan guanin (G),
sedangkan pirimidinnya adalah timin
(T) dan sitosin (C). Gula di dalam
deoksiribonukleotida adalah
deoksiribosa.
Kata deoksi menunjukkan bahwa gula (ribosa)
tersebut kehilangan satu atom oksigen. Dalam suatu
molekul deoksiribonukleotida, atom karbon nomer1
(C-1)
dari deoksiribosa berikatan dengan atom N nomer 1
(N-1) dari pirimidin atau N nomer 9 (N-9) dari purin;
sedangkan fosfat terikat/teresterifikasi pada atom
karbon nomer 5(C-5) dari gula
Nukleotida-nukleotida yang menyusun DNA terikat
satu dengan yang lain melalui suatu jembatan fosfat
(ikatan fosfodiester). Pada suatu reaksi
pemanjangan rantai DNA, nukleotida yang baru
terikat pada atom karbon nomer 3 (C-3) dari
deoksiribosa.
Basa Nitrogen: Purin dan
Pirimidin
satu molekul DNA tersusun oleh dua utasan polinukleotida,
dan antara kedua utasan terjadi perpasangan basa.
Perpasangan basa ini terjadi berkat terbentuknya ikatan
hidrogen antara basa yang berpasangan tersebut, dua
ikatan untuk A-T dan tiga ikatan untuk G-C
Suatu rantai DNA diawali dari ujung 5’P diakhiri pada
ujung 3’OH. Ujung
phosphate disebut ujung 5’P karena phospat terikat
pada atom C nomer 5 dari gula
ribose, sedangakan ujung OH disebut ujung 3’OH
karena OH tersebut terikat pada
atom C nomer 3 dari gula ribosa.
Penemuan lain yang membawa kepada
kesimpulan tentang struktur DNA
ialah hasil studi kristalografi DNA yang dilakukan
oleh Rosalind Franklin dan
Maurice Wilkins (1953). Dari foto kristalografi DNA
ditemukan celah sebesar 0,34
nm dan selanjutnya terdapat struktur yang
berulang setiap 3,4 nm
PENGERTIAN DNA REKOMBINAN
DNA rekombinan adalah
pembentukan kombinasi
materi genetik yang baru
dengan cara penyisipan
molekul DNA ke dalam suatu
vektor sehingga
memungkinkannya untuk
terintegrasi dan mengalami
perbanyakan di dalam suatu
sel organisme lain yang
berperan sebagai sel inang.
Teknologi DNA Rekombinan
merupakan kumpulan teknik
atau metoda yang digunakan
untuk mengkombinasikan
gen-gen di dalam tabung
reaksi. Teknik-teknik tersebut
meliputi: Teknik untuk
mengisolasi DNA, Teknik
untuk memotong DNA,
Teknik untuk menggabung
atau menyambung DNA, dan
Teknik untuk memasukkan
DNA ke dalam sel hidup.
Tujuan dilakukan rekombinasi
DNA
Tujuan secara umum yaitu menyambungkan gen yang ada di dalam
DNA sehingga diperoleh organisme baru. Berikut contohnya:
Bidang kesehatan : produksi insulin manusia secara
masal, pembuatan vaksin virus hepatitis B, produksi
hormone tumbuh manusia (GH), terapi gen untuk
penyakit.
Bidang pertanian : pembuatan bakteri ice (bakteri tahan
beku), mikrobia pendegradasi imbah, tanaman tahan
hama, peningkatan nutrisi pangan.
Bidang pengembangan ilmu pengetahuan : membantu
upaya memahami terjadinya kelainan pada manusia,
perwujudan proyek genom manusia dan organisme yang
lain.
TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN
Teknologi DNA rekombinan adalah kumpulan teknik atau metode
yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen didalam tabung
reaksi. Teknik-teknik tersebut adalah :
1
2
3
4
Teknik untuk mengisolasi DNA
Teknik untuk memotong DNA
Teknik untuk mengabung atau menyambung DNA
Teknik untuk memasukkan DNA kedalam sel hidup
1. Teknik Isolasi DNA
Teknik isolasi merupakan bagian dari konjugasi yaitu merupakan
perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) kedalam sel bakteri
lainnya( sel resipien) melalui kontak fisik antara kedua sel.
Sel donor ( sel jantan) memasukan sebagian DNA nya kedalam
sel resipien (sel betina) Transfer Dna ini melalui pili seks yang
dimiliki oleh sel jantan. Sel betina tidak memiiki pili seks.
DNA dari sel jantan berpindah ke dalam sel betina secara replikatif.
Oleh karena itu, setelah proses konjugasi selesai, sel jantan tidak
kehilangan DNA. Setelah konjugasi selesai kedua sel berpisah
kembali dan jumlah sel tidak bertambah (setelah konjugasi tidak
dihasilkan anak sel). Oleh karena itu, proses konjugasi ini disebut
juga sebagai proses atau mekanisme seksual yang tidak reproduktif.
2. Teknik Memotong
DNA
Pada tahun 1960, Werner Arber &
Hamilton Smith menemukan
enzim dari mikroba yang dapat
memotong DNA utas ganda.
Enzim tersebut mengenal dan
memotong DNA pada sekuen
spesifik yang panjang 4 sampai
dengan 6 pasang basa. Enzim
tersebut dikenal dengan enzim
restriksi atau enzim endonuklease
restriksi.
Enzim restriksi memotong DNA
bukan pada sembarang tempat,
tetapi memotong DNA pada bagian
tertentu. Bagian pada DNA yang
dikenai aksi pemotongan oleh enzim
restriksi ini dinamakan sekuens
pengenal. Suatu sekuens pengenal
adalah urutan nukleotida (urutan
basa) tertentu yang dikenal oleh
enzim restriksi sebagai tempat atau
bagian yang akan dipotongnya.
Salah satu contoh enzim restriksi ini
adalah enzim EcoRI.
Berdasarkan cara pemotongannya Enzim retriksi
digolongkan menjadi dua:
Endonuklease, memotong nukleotida
dari arah dalam
Eksonuklease, memotong nukleotida
hanya pada ujung atau dari arah luar.
1) pemotongan sticky
end
2) pemotongan blunt end
Secara umum berdasarkan hasil pemotongan DNA double strain dengan
enzim endonuklease memilik dua bentuk yaitu:
Untuk menyambung DNA digunakan Enzim DNA ligase.
Pada tahun 1972, David Jackson, Robert Simon, dan
Paul Berg melaporkan bahwa mereka berhasil membuat
molekul DNA rekombinan. Mereka berhasil
menggabungkan fragmen-fragmen DNA dengan cara
memasangkan (anneal) ujung sticky ends dari satu
fragmen dengan ujung sticky ends fragmen lainnya,
kemudian menyambungkan kedua ujung fragmen-
fragmen tersebut secara kovalen dengan menggunakan
enzim DNA ligase. Keberhasilan membuat DNA
rekombinan ini terjadi tidak lama setelah enzim restriksi
ditemukan dan diisolasi pertama kali dari E.coli oleh
Herbert Boyer yaitu pada tahun 1969 .
3. Teknik Menggabung dan Menyambung
DNA
Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi
harus menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel. Artinya,
fragmen-fragmen DNA genomik nantinya harus dapat disambungkan
(diligasi) dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meligasi fragmen-
fragmen DNA secara in vitro yaitu:
1) Ligasi menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri. Cara ini hanya
dapat digunakan untuk meligasi sticky end.
2) Ligasi menggunakan DNA ligase dari sel-sel E. coli yang telah diinfeksi
dengan bakteriofag T4 atau lazim disebut sebagai enzim T4 ligase. Cara
yang kedua ini dapat digunakan baik pada ujung lengket maupun pada
blunt end.
Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap hasil pemotongan
DNA genomik dan DNA vektor serta analisis hasil ligasi molekul-molekul
DNA tersebut dengan menggunakan teknik elektroforesis. Jika hasil
elektroforesis menunjukkan bahwa fragmen-fragmen DNA genomik telah
terligasi dengan baik pada DNA vektor sehingga terbentuk molekul DNA
rekombinan, campuran reaksi ligasi dimasukkan ke dalam sel inang agar
dapat diperbanyak dengan cepat.
4. Teknik Memasukan DNA Kedalam Sel
Hidup
Setelah melakukan ligasi atau penggabungan DNA maka proses
selanjutnya adalah memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel
organisme prokariot maupun eukariot sehingga DNA rekombinan dapat
berepilkasi dan bahkan dapat diekspresikan.
Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya
DNA rekombinan, maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel
inang transforman yang membawa DNA rekombinan. Selanjutnya, di
antara sel-sel transforman yang membawa DNA rekombinan masih
harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA
rekombinannya membawa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan.
Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi
setelah transformasi dilakukan yaitu:
Sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau
berarti transformasi gagal.
Sel inang dimasuki vektor religasi atau
berarti ligasi gagal.
Sel inang dimasuki vektor rekombinan
dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen
yang diinginkan.
Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat
perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang
memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa
kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan
antara kemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang
terjadi pada sel inang. Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu
sifat di antara kedua marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa
kemungkinan ketigalah yang terjadi.
Replikasi DNA pada organisme prokariotik
Replikasi molekul DNA dimulai pada tempat- tempat
khusus yang disebut pangkal replikasi (origin of replication).
Kromosom bakteri, yang berbentuk melingkar, mempunyai satu
pangkal, yaitu satu bagian DNA yang mempunyai urutan
nukleotida yang spesifik. Replikasi DNA berlangsung pada
kedua arah mengelilingi kromosom sirkuler sampai keseluruhan
kromosom tersebut telah diproduksi. Enzim yang memulai replikasi
mengenali urutan ini dan menempel pada DNA, memisahkan
kedua rantai dan membentuk sebuah gelembung yang dinamakan
gelembung replikasi. Replikasi DNA kemudian berjalan dalam dua
arah sampai seluruh molekul tersebut disalin.
Replikasi DNA pada organisme eukariotik
Pada eukariota, replikasi DNA dimulai pada
tempat- tempat spesifik dimana kedua untai DNA
induk berpisah membentuk gelembung replikasi.
Daerah tersebut dinamakan pangkal replikasi. Pada
eukariota, terdapat ratusan atau ribuan daerah
pangkal replikasi di sepanjang molekul DNA.
Gelembung replikasi terentang secara lateral,
sementara replikasi DNA bergerak kedua arah. Pada
akhirnya, gelembung replikasi akan menyatu di
tengah, dan sintesis rantai DNA anak pun selesai.
Mekanisme Replikasi DNA
Pada tahun 1960, mekanisme sederhana dari replikasi
DNA dianggap bahwa kedua rantai baru tumbuh secara kontinyu,
dimana nukleotida pernukleotida ditambahkan pada garpu replikasi
DNA dan bergerak dari ujung molekul DNA ke ujung yang lain.
Kedua rantai DNA yang anti paralel, menyebabkan munculnya
Permasalahan. Sebab bila demikian, maka mekanisme
seperti dikemukakan di atas membutuhkan satu rantai anak yang
tumbuh dari arah 5’ – 3’ dan rantai yang lain tumbuh dari arah 3’ –
5’. Pada garpu replikasi terdapat dua rantai yang dikenal dengan
rantai cepat (leading strand) dan rantai lambat (lagging strand)
dengan struktur yang asimetris.
Pada rantai cepat, DNA polimerase hanya mampu
memanjangkan rantai baru DNA dengan arah 5’ – 3’ ketika replikasi
sedang berjalan. Pada rantai lambat, rantai tumbuh secara
menyeluruh dalam 3’ – 5’ dengan penambahan segmen- segmen
pendek yang dikenal dengan fragmen okazaki. Fragmen okazaki
secara individu tumbuh dengan arah 5’ – 3’.
REPLIKASI DNA

More Related Content

What's hot

Ppt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bPpt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bevasujiati
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariotAliyah Purwanti
 
Vektor bioteknologi
Vektor bioteknologiVektor bioteknologi
Vektor bioteknologiYunita Sari
 
9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganismeLutfii Kmuhh
 
Transkripsi & Translasi
Transkripsi & TranslasiTranskripsi & Translasi
Transkripsi & Translasiilmanafia13
 
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaUNESA
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahDzikri Imaduddin
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTppghybrid4
 
Pemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAPemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAAMusdalifah123
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel ahmaddzul
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 

What's hot (20)

Ppt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bPpt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 b
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 
Teknik transformasi
Teknik transformasiTeknik transformasi
Teknik transformasi
 
Isolasi DNA
Isolasi DNAIsolasi DNA
Isolasi DNA
 
Vektor bioteknologi
Vektor bioteknologiVektor bioteknologi
Vektor bioteknologi
 
9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme
 
Transkripsi & Translasi
Transkripsi & TranslasiTranskripsi & Translasi
Transkripsi & Translasi
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
 
Transkripsi
TranskripsiTranskripsi
Transkripsi
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
 
Kromosom
KromosomKromosom
Kromosom
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
Bioremidasi
BioremidasiBioremidasi
Bioremidasi
 
Pemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAPemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNA
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 

Similar to DNA REKOMBINAN

Isolasi dna bioteknologi
Isolasi dna bioteknologiIsolasi dna bioteknologi
Isolasi dna bioteknologiEka Saputra
 
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdfPERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdfRinceLuluBale
 
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdfPERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdfRinceLuluBale
 
Makalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdf
Makalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdfMakalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdf
Makalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdfAgathaHaselvin
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationYona Oktasari
 
Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1
Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1
Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1HasniAgung
 
modul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdf
modul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdfmodul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdf
modul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdfAgathaHaselvin
 
Rekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewanRekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewanWinda Zufri
 
Rekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewanRekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewanWinda Zufri
 
Genetika dan biologi molekuler mikroorganisme
Genetika dan biologi molekuler mikroorganismeGenetika dan biologi molekuler mikroorganisme
Genetika dan biologi molekuler mikroorganismeYudiNug1
 
biologi molekuler replikasi dna
 biologi molekuler replikasi dna biologi molekuler replikasi dna
biologi molekuler replikasi dnaibnu fajar
 
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi selITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi selFransiska Puteri
 
DNA dan RNA sintesis protein
DNA dan RNA sintesis proteinDNA dan RNA sintesis protein
DNA dan RNA sintesis proteinRisa Wahyuningsih
 

Similar to DNA REKOMBINAN (20)

Isolasi dna bioteknologi
Isolasi dna bioteknologiIsolasi dna bioteknologi
Isolasi dna bioteknologi
 
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdfPERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
 
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdfPERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
PERTEMUAN 3 DAN 4 BIOTEKNOLOGI.pdf
 
Bahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptxBahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptx
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Makalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdf
Makalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdfMakalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdf
Makalah_sentral_dogma_-Fitria_Dela-.pdf.pdf
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
 
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptxTUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
 
Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1
Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1
Modul 3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1
 
modul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdf
modul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdfmodul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdf
modul-3-strukturdan-fungsi-dna-dan-rna1.pdf
 
Rekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewanRekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewan
 
Rekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewanRekayasa genetika hewan
Rekayasa genetika hewan
 
Genetika dan biologi molekuler mikroorganisme
Genetika dan biologi molekuler mikroorganismeGenetika dan biologi molekuler mikroorganisme
Genetika dan biologi molekuler mikroorganisme
 
Materi Genetik
Materi GenetikMateri Genetik
Materi Genetik
 
biologi molekuler replikasi dna
 biologi molekuler replikasi dna biologi molekuler replikasi dna
biologi molekuler replikasi dna
 
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi selITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
 
Gen, dna, dan kromosom
Gen, dna, dan kromosomGen, dna, dan kromosom
Gen, dna, dan kromosom
 
Gen, dna, dan kromosom
Gen, dna, dan kromosomGen, dna, dan kromosom
Gen, dna, dan kromosom
 
DNA dan RNA sintesis protein
DNA dan RNA sintesis proteinDNA dan RNA sintesis protein
DNA dan RNA sintesis protein
 
dna dan gen
dna dan gendna dan gen
dna dan gen
 

More from RinaApriantiNainggol

More from RinaApriantiNainggol (9)

Euglena kel 3.pptx [Repaired].pptx
Euglena kel 3.pptx [Repaired].pptxEuglena kel 3.pptx [Repaired].pptx
Euglena kel 3.pptx [Repaired].pptx
 
PPT TAKSMON KEL 3 CILIATA.pptx
PPT TAKSMON KEL 3 CILIATA.pptxPPT TAKSMON KEL 3 CILIATA.pptx
PPT TAKSMON KEL 3 CILIATA.pptx
 
ppt ppd kelompok 7.pptx
ppt ppd kelompok 7.pptxppt ppd kelompok 7.pptx
ppt ppd kelompok 7.pptx
 
MEDIA PPT.pptx
MEDIA PPT.pptxMEDIA PPT.pptx
MEDIA PPT.pptx
 
jamur_fungi_zygomycota.pptx
jamur_fungi_zygomycota.pptxjamur_fungi_zygomycota.pptx
jamur_fungi_zygomycota.pptx
 
keanekaragaman-hayati1.ppt
keanekaragaman-hayati1.pptkeanekaragaman-hayati1.ppt
keanekaragaman-hayati1.ppt
 
ppt evolusi 1.pptx
ppt evolusi 1.pptxppt evolusi 1.pptx
ppt evolusi 1.pptx
 
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptxPPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
 
Model Pembelajaran yang Efektif (1).ppt
Model Pembelajaran yang Efektif (1).pptModel Pembelajaran yang Efektif (1).ppt
Model Pembelajaran yang Efektif (1).ppt
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

DNA REKOMBINAN

  • 1. KELOMPOK 2 GENETIKA 1. KEREN BERLIANA ZEBUA (RRA1C41700 2. RIZA ALIFIA ZUKRI (RRA1C41700 3. KARMILA PASARIBU (RSA1C417001) 4. GUSTI ARI (RSA1C417002) 5. RINA APRIANTI NAINGGOLAN (RSA1C417003) DNA REKOMBINAN
  • 2. Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel. Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus). DNA (ASAM DEOKSIRIBONUKLEAT)
  • 3. Struktur DNA DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenin dengan timin dan guanin dengan sitosin) yang membentuk DNA beruntai ganda. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang- seling. DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda.
  • 4. Deoksiribonukleotida Bagian dari molekul DNA yang membawa informasi genetik adalah basa nitrogennya, sementara gula dan phosphat berperan dalam membentuk struktur (tulang punggung) DNA. Basa nitrogen merupakan turunan dari purin dan pirimidin Purin dalam DNA adalah adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidinnya adalah timin (T) dan sitosin (C). Gula di dalam deoksiribonukleotida adalah deoksiribosa.
  • 5. Kata deoksi menunjukkan bahwa gula (ribosa) tersebut kehilangan satu atom oksigen. Dalam suatu molekul deoksiribonukleotida, atom karbon nomer1 (C-1) dari deoksiribosa berikatan dengan atom N nomer 1 (N-1) dari pirimidin atau N nomer 9 (N-9) dari purin; sedangkan fosfat terikat/teresterifikasi pada atom karbon nomer 5(C-5) dari gula Nukleotida-nukleotida yang menyusun DNA terikat satu dengan yang lain melalui suatu jembatan fosfat (ikatan fosfodiester). Pada suatu reaksi pemanjangan rantai DNA, nukleotida yang baru terikat pada atom karbon nomer 3 (C-3) dari deoksiribosa.
  • 6. Basa Nitrogen: Purin dan Pirimidin
  • 7. satu molekul DNA tersusun oleh dua utasan polinukleotida, dan antara kedua utasan terjadi perpasangan basa. Perpasangan basa ini terjadi berkat terbentuknya ikatan hidrogen antara basa yang berpasangan tersebut, dua ikatan untuk A-T dan tiga ikatan untuk G-C
  • 8. Suatu rantai DNA diawali dari ujung 5’P diakhiri pada ujung 3’OH. Ujung phosphate disebut ujung 5’P karena phospat terikat pada atom C nomer 5 dari gula ribose, sedangakan ujung OH disebut ujung 3’OH karena OH tersebut terikat pada atom C nomer 3 dari gula ribosa. Penemuan lain yang membawa kepada kesimpulan tentang struktur DNA ialah hasil studi kristalografi DNA yang dilakukan oleh Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins (1953). Dari foto kristalografi DNA ditemukan celah sebesar 0,34 nm dan selanjutnya terdapat struktur yang berulang setiap 3,4 nm
  • 9. PENGERTIAN DNA REKOMBINAN DNA rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang. Teknologi DNA Rekombinan merupakan kumpulan teknik atau metoda yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen di dalam tabung reaksi. Teknik-teknik tersebut meliputi: Teknik untuk mengisolasi DNA, Teknik untuk memotong DNA, Teknik untuk menggabung atau menyambung DNA, dan Teknik untuk memasukkan DNA ke dalam sel hidup.
  • 10. Tujuan dilakukan rekombinasi DNA Tujuan secara umum yaitu menyambungkan gen yang ada di dalam DNA sehingga diperoleh organisme baru. Berikut contohnya: Bidang kesehatan : produksi insulin manusia secara masal, pembuatan vaksin virus hepatitis B, produksi hormone tumbuh manusia (GH), terapi gen untuk penyakit. Bidang pertanian : pembuatan bakteri ice (bakteri tahan beku), mikrobia pendegradasi imbah, tanaman tahan hama, peningkatan nutrisi pangan. Bidang pengembangan ilmu pengetahuan : membantu upaya memahami terjadinya kelainan pada manusia, perwujudan proyek genom manusia dan organisme yang lain.
  • 11. TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Teknologi DNA rekombinan adalah kumpulan teknik atau metode yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen didalam tabung reaksi. Teknik-teknik tersebut adalah : 1 2 3 4 Teknik untuk mengisolasi DNA Teknik untuk memotong DNA Teknik untuk mengabung atau menyambung DNA Teknik untuk memasukkan DNA kedalam sel hidup
  • 12. 1. Teknik Isolasi DNA Teknik isolasi merupakan bagian dari konjugasi yaitu merupakan perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) kedalam sel bakteri lainnya( sel resipien) melalui kontak fisik antara kedua sel. Sel donor ( sel jantan) memasukan sebagian DNA nya kedalam sel resipien (sel betina) Transfer Dna ini melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Sel betina tidak memiiki pili seks. DNA dari sel jantan berpindah ke dalam sel betina secara replikatif. Oleh karena itu, setelah proses konjugasi selesai, sel jantan tidak kehilangan DNA. Setelah konjugasi selesai kedua sel berpisah kembali dan jumlah sel tidak bertambah (setelah konjugasi tidak dihasilkan anak sel). Oleh karena itu, proses konjugasi ini disebut juga sebagai proses atau mekanisme seksual yang tidak reproduktif.
  • 13. 2. Teknik Memotong DNA Pada tahun 1960, Werner Arber & Hamilton Smith menemukan enzim dari mikroba yang dapat memotong DNA utas ganda. Enzim tersebut mengenal dan memotong DNA pada sekuen spesifik yang panjang 4 sampai dengan 6 pasang basa. Enzim tersebut dikenal dengan enzim restriksi atau enzim endonuklease restriksi. Enzim restriksi memotong DNA bukan pada sembarang tempat, tetapi memotong DNA pada bagian tertentu. Bagian pada DNA yang dikenai aksi pemotongan oleh enzim restriksi ini dinamakan sekuens pengenal. Suatu sekuens pengenal adalah urutan nukleotida (urutan basa) tertentu yang dikenal oleh enzim restriksi sebagai tempat atau bagian yang akan dipotongnya. Salah satu contoh enzim restriksi ini adalah enzim EcoRI.
  • 14. Berdasarkan cara pemotongannya Enzim retriksi digolongkan menjadi dua: Endonuklease, memotong nukleotida dari arah dalam Eksonuklease, memotong nukleotida hanya pada ujung atau dari arah luar. 1) pemotongan sticky end 2) pemotongan blunt end Secara umum berdasarkan hasil pemotongan DNA double strain dengan enzim endonuklease memilik dua bentuk yaitu:
  • 15.
  • 16. Untuk menyambung DNA digunakan Enzim DNA ligase. Pada tahun 1972, David Jackson, Robert Simon, dan Paul Berg melaporkan bahwa mereka berhasil membuat molekul DNA rekombinan. Mereka berhasil menggabungkan fragmen-fragmen DNA dengan cara memasangkan (anneal) ujung sticky ends dari satu fragmen dengan ujung sticky ends fragmen lainnya, kemudian menyambungkan kedua ujung fragmen- fragmen tersebut secara kovalen dengan menggunakan enzim DNA ligase. Keberhasilan membuat DNA rekombinan ini terjadi tidak lama setelah enzim restriksi ditemukan dan diisolasi pertama kali dari E.coli oleh Herbert Boyer yaitu pada tahun 1969 . 3. Teknik Menggabung dan Menyambung DNA
  • 17. Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi harus menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel. Artinya, fragmen-fragmen DNA genomik nantinya harus dapat disambungkan (diligasi) dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meligasi fragmen- fragmen DNA secara in vitro yaitu: 1) Ligasi menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri. Cara ini hanya dapat digunakan untuk meligasi sticky end. 2) Ligasi menggunakan DNA ligase dari sel-sel E. coli yang telah diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau lazim disebut sebagai enzim T4 ligase. Cara yang kedua ini dapat digunakan baik pada ujung lengket maupun pada blunt end.
  • 18. Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap hasil pemotongan DNA genomik dan DNA vektor serta analisis hasil ligasi molekul-molekul DNA tersebut dengan menggunakan teknik elektroforesis. Jika hasil elektroforesis menunjukkan bahwa fragmen-fragmen DNA genomik telah terligasi dengan baik pada DNA vektor sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan, campuran reaksi ligasi dimasukkan ke dalam sel inang agar dapat diperbanyak dengan cepat.
  • 19. 4. Teknik Memasukan DNA Kedalam Sel Hidup Setelah melakukan ligasi atau penggabungan DNA maka proses selanjutnya adalah memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel organisme prokariot maupun eukariot sehingga DNA rekombinan dapat berepilkasi dan bahkan dapat diekspresikan. Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA rekombinan, maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang membawa DNA rekombinan. Selanjutnya, di antara sel-sel transforman yang membawa DNA rekombinan masih harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan.
  • 20. Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi dilakukan yaitu: Sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal. Sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal. Sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan.
  • 21. Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antara kemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.
  • 22. Replikasi DNA pada organisme prokariotik Replikasi molekul DNA dimulai pada tempat- tempat khusus yang disebut pangkal replikasi (origin of replication). Kromosom bakteri, yang berbentuk melingkar, mempunyai satu pangkal, yaitu satu bagian DNA yang mempunyai urutan nukleotida yang spesifik. Replikasi DNA berlangsung pada kedua arah mengelilingi kromosom sirkuler sampai keseluruhan kromosom tersebut telah diproduksi. Enzim yang memulai replikasi mengenali urutan ini dan menempel pada DNA, memisahkan kedua rantai dan membentuk sebuah gelembung yang dinamakan gelembung replikasi. Replikasi DNA kemudian berjalan dalam dua arah sampai seluruh molekul tersebut disalin.
  • 23. Replikasi DNA pada organisme eukariotik Pada eukariota, replikasi DNA dimulai pada tempat- tempat spesifik dimana kedua untai DNA induk berpisah membentuk gelembung replikasi. Daerah tersebut dinamakan pangkal replikasi. Pada eukariota, terdapat ratusan atau ribuan daerah pangkal replikasi di sepanjang molekul DNA. Gelembung replikasi terentang secara lateral, sementara replikasi DNA bergerak kedua arah. Pada akhirnya, gelembung replikasi akan menyatu di tengah, dan sintesis rantai DNA anak pun selesai.
  • 24. Mekanisme Replikasi DNA Pada tahun 1960, mekanisme sederhana dari replikasi DNA dianggap bahwa kedua rantai baru tumbuh secara kontinyu, dimana nukleotida pernukleotida ditambahkan pada garpu replikasi DNA dan bergerak dari ujung molekul DNA ke ujung yang lain. Kedua rantai DNA yang anti paralel, menyebabkan munculnya Permasalahan. Sebab bila demikian, maka mekanisme seperti dikemukakan di atas membutuhkan satu rantai anak yang tumbuh dari arah 5’ – 3’ dan rantai yang lain tumbuh dari arah 3’ – 5’. Pada garpu replikasi terdapat dua rantai yang dikenal dengan rantai cepat (leading strand) dan rantai lambat (lagging strand) dengan struktur yang asimetris. Pada rantai cepat, DNA polimerase hanya mampu memanjangkan rantai baru DNA dengan arah 5’ – 3’ ketika replikasi sedang berjalan. Pada rantai lambat, rantai tumbuh secara menyeluruh dalam 3’ – 5’ dengan penambahan segmen- segmen pendek yang dikenal dengan fragmen okazaki. Fragmen okazaki secara individu tumbuh dengan arah 5’ – 3’.
  • 25.