SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
TEKNIK PENGOLAHA N TEMBA GA
Tembaga atau Cupper berlambang unsur Cu berasal dari bahasa yunani Kypros atau
Siprus berarti merah. Tembaga adalah salah satu dari dua logam dibumi selain emas
yang berwarna merah atau kekuningan, mempunyai nomor Atom 29 dengan kepadatan
8, 92g/ cm3 . Tembaga murni mencair pada suhu 1083° C dan akan menjadi uap atau
mendidih pada suhu 2567° C pada tekanan normal.
Dalam Sistim Periodik Unsur masuk di golongan IB, satu golongan dengan perak dan
emas yang berarti bahwa tembaga adalah salah satu dari logam mulia, itu karena tingkat
kereaktifannya yang rendah.
• Sifat-sifat tembaga antara lain:
1. Kuat dan Ulet
2. Dapat ditempa
3. Tahan Korosi
4. Penghantar listrik dan panas yang baik
5. Logam yang kurang aktif
Bijih tembaga yang terpenting adalah berupa sulfida seperti kalkosit dan kalkopirit.
Penambangan tembaga di Indonesia terdapat di Papua ( irja) , Sulut, Jabar dan beberapa
daerah lain di Indonesia.
• Penggunaan Tembaga
1. Untuk kawat listrik
2. Untuk membuat logam paduan
Seperti:
• Kupronikel, terdiri dari 75% Cu dan Ni 25% , untuk membuat koin.
• Duralium, terdiri dari Al 96% dan Cu 4% , untuk komponen pesawat.
• Kuningan, terdiri dari Cu 70% dan Zn 30% , untuk alat musik dan berbagai aksesoris.
• Perunggu, terdiri dari Cu 95% dan Sn 5% , untuk membuat patung dan ornament
Tembaga ( II) sulfat, CuSO4.5H2O yang dikenal dengan nama terusi atau blue vitriol
digunakan sebagai fungisida, misalnya pada kolam renang. Kegunaan lain adalah pada
pemurnian tembaga dan penyepuhan dengan tembaga.
Tembaga di alam terdapat sebagai:
• Sulfida, seperti chalcopite, bronit, chalcocite, covelite.
• Oksida, seperti cuprite, ferronite
Untuk pengolahan mineral tembaga menjadi tembaga batang dikenal 2 macan cara,
yaitu:
A. Phyrometalurgi
Adalah suatu proses pengolahan mineral dengan dasar panas. Inti dari proses ini adalah
pengolahan tembaga dengan melalui suatu proses yang bertujuan untuk mengubah
pengotor senyawa Sulfida menjadi Oksida atau disebut dengan proses Roasting
CuFeS2+ 9O2 menjadi 2Cu2S+ 2Fe2O3+ 6SO2
Pada persamaan kimia diatas menunjukan bahwa proses Roasting bertujuan untuk
mengubah Besi Sulfida menjadi Besi Oksida sedangkan Tembaga tetap Sulfida.
Diubahnya besi sulfida menjadi besi oksida adalah agar pada proses selanjutnya y aitu
smelting atau peleburan, tembaga sulfida akan mencair meninggalkan besi oksida yang
bertitik cair lebih tinggi dan akan ditinggalkan sebagai terak pengotor, sedangkan
tembaga yang telah mencair akan turun kebawah karena berat jenis tembaga yang lebih
tinggi dari besi oksida. Adapun urutan prosesnya sebagai berikut:
1. Bijih tembaga dihaluskan dengan alat peremuk batuan
2. Bijih dicampur air sehingga terbentuk slurry
3. Slurry dimasukkan ke tangki sel flotasi dengan tujuan pemisahan dari mineral
pengotor
4. Diperoleh konsentrat Cu dalam bentuk Cu dengan kadar tinggi
5. Diproses lanjut dalam pabrik pengawa-airan ( dewatering plant) untuk menghilangkan
air dengan:
• Penyaring putar
• Pengeringan sampai di dapat konsentrat Cu yang kering
6. Roasting atau pemanggangan bertujuan untuk proses reduksi pengotor
7. Ekstraksi tembaga murni dari konsentrat tembaga dengan dengan:
• Prometalurgi
• Elektrolisis ( dengan arus listrik)
Namun seiring dengan kemajuan teknologi, proses Phyrometalurgi sudah tidak
diterapkan untuk pengolahan tembaga, karena kemudian diketahui ada suatu proses
yang lebih ekonomis untuk pengolahan tembaga yaitu hidrometalurgi. Phyrometalurgi
tetap digunakan tetapi dipakai pada pengolahan-pengolahan mineral lain seperti nikel,
manganese, chrom dll.
B. Hidrometalurgi
Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan alam dengan
berdasar pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah bukan air biasa
melainkan air yang telah dicampur dengan suatu asam tertentu sebagai reduktor.
Hidrometalurgi dipakai karena keuntungan-keuntungannya antara lain :
o Biaya pengolahan yang rendah
o Recovery yang tinggi
o Proses pengolahan relatif mudah
o Investasi alat yang rendah sehingga memungkinkan percepatan BEP
o Proses pengolahan yang relatif lebih singkat
Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat ( H2SO4) yang
mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Dipakainya asam sulfat sebagai
pereduktor adalah bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O) .
Tembaga adalah suatu unsur yang sangat mudah membentuk sulfida. Maka dari itu asam
sulfat dipakai sebagai pilihan. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
o Mula-mula batuan tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess tertentu.
o Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan asam (
plastik, fiber, dll) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu.
o Kemudian tambahkan asam sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan tembaga
sulfat ( CuSO4.5H2O) .
o Setelah terbentuk larutan tembaga sulfat pindahkan pada suatu tabung elektrolisis
yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan tembaga sulfat yang
terbentuk pada proses pengasaman.
o Secara bertahap ambil tembaga yang menempel pada katoda, dan tembaga hasil dari
katoda adalah tembaga murni.
o Selanjutnya tembaga hasil dari katoda siap untuk proses peleburan pada tungku
peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300° C.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan mineral tembaga untuk saat ini
yang terbaik dan termurah dari biaya produksi adalah proses hidrometalurgi yang
dilanjutkan dengan proses elektrolisa kemudian dilanjutkan dengan proses peleburan.
Maka dari itulah kami menyarankan proses hidrometalurgi dan elektrolisis yang akan
kami terapkan pada teknologi pengolahan untuk batuan dari Indonesia karena proses ini
sangat tepat diterapkan untuk jenis batuan dari Indonesia.
B. Hidrometalurgi
Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan alam dengan
berdasar pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah bukan air biasa
melainkan air yang telah dicampur dengan suatu asam tertentu sebagai reduktor.
Hidrometalurgi dipakai karena keuntungan-keuntungannya antara lain :
o Biaya pengolahan yang rendah
o Recovery yang tinggi
o Proses pengolahan relatif mudah
o Investasi alat yang rendah sehingga memungkinkan percepatan BEP
o Proses pengolahan yang relatif lebih singkat
Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat ( H2SO4) yang
mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Dipakainya asam sulfat sebagai
pereduktor adalah bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O) .
Tembaga adalah suatu unsur yang sangat mudah membentuk sulfida. Maka dari itu asam
sulfat dipakai sebagai pilihan. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
o Mula-mula batuan tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess tertentu.
o Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan asam (
plastik, fiber, dll) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu.
o Kemudian tambahkan asam sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan tembaga
sulfat ( CuSO4.5H2O) .
o Setelah terbentuk larutan tembaga sulfat pindahkan pada suatu tabung elektrolisis
yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan tembaga sulfat yang
terbentuk pada proses pengasaman.
o Secara bertahap ambil tembaga yang menempel pada katoda, dan tembaga hasil dari
katoda adalah tembaga murni.
o Selanjutnya tembaga hasil dari katoda siap untuk proses peleburan pada tungku
peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300° C.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan mineral tembaga untuk saat ini
yang terbaik dan termurah dari biaya produksi adalah proses hidrometalurgi yang
dilanjutkan dengan proses elektrolisa kemudian dilanjutkan dengan proses peleburan.
Maka dari itulah kami menyarankan proses hidrometalurgi dan elektrolisis yang akan
kami terapkan pada teknologi pengolahan untuk batuan dari Indonesia karena proses ini
sangat tepat diterapkan untuk jenis batuan dari Indonesia.
CU Mesh 100Up + H2SO4+ H2O ->CUSO4,5H2O(Larutan Tembaga Sulfat) (Diaduk)
Tabung Electrolisis : U/ mengambil ion tembaga pada Katoda(menempel tembaga murni)
Peleburan dengan suhu 1300 c
pengolahanemasyangberasal dari batuanatau tanah menurut saya. tanah atau batuandigiling
halussampai jadi tepung,kalaubisa hinggamess200 . baru si ambil duluikutaemasyangada di
batuandengancara hidrometalurgi menggunakanasamkuat.cairandi olahdenganelektrowining
dan elektrowininguntukdiambil konsentrattembaganya.sisalumpurpertamatadi diolahdengan
sistemsianidasambil diaduklaludicampurdenganactive carbon.setelahtercampurratasaring
hinggacarbon tertinggal di saringantinggal bakarcarbonyahinggajadi abu.dan dengantambahan
sedikitborakabudi panaskandan jadilahemas.dengansistemini memungkinkanperolehanemas2
- 3 kali lipatdari sestemraksa.limbahsemuabisadinetralkan.
PROSES PENGOLAHAN EMAS DENGAN SISTEM PERENDAMAN
BAHAN
Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton
FORMULA KIMIA
1. NaCn = 40 kg
2. H2O2 = 5 liter
3. Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg
4. Ag NO3 =100 gram
5. Epox Cl = 1 liter
6. Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
7. Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
8. H2O (air) = 20.000 liter
PROSES PERENDAMAN
• Perlakuan di Bak I (Bak Kimia)
1. NaCn dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada PH 7
2. Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan PH 11-12
3. Tambahkan H2O2, Ag NO3, Epox Cl diaduk hingga larut, dijaga pada PH 11-12
• Perlakuan di Bak II (Bak Lumpur)
1. Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton dimasukkan ke dalam
bak
2. Larutan kimia dari Bak I disedot dengan pompa dan ditumpahkan/ dimasukkan ke Bak II
untuk merendam lumpur ore selama 48 jam
3. Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke Bak I dan diamkan selama 24 jam, dijaga
pada PH 11-12. Apabila PH kurang untuk menaikkannya ditambah costic soda secukupnya
4. Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak I dengan melalui
Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc dass/ zinc koil untuk mengikat/
menangkap logam Au dan Ag (emas dan perak) dari larutan air kaya
5. Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur seperti pasir selama
5 – 10 hari
6. Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam
wadah untuk diperas dengan kain famatex
7. Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain gunakan 200 ml H2SO4
dan 3 liter air panas
8. Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion.
—000—
Kiriman dari Dodi Efendi (terimakasih p Dodi) langsung saya reposting di blog ini karena
memang banyak pertenyaan dari audience tentang pengolahan emas yang ramah lingkungan.
Andai ada diantara anda yg bisa memanfaatkan informasi ini… silakan saja. Tak ada yg
disembunyikan, ilmu itu adalah ilmu milik Allah.-
PENGOLAHAN EMAS SECARA SIANIDA
Cara Kerja
1. Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga
menjadi tepung (mesh + 200).
2. Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari
bahan).
3. Tambahkan Tohor (Kapur) hingga pH mencapai 10,2 – 10,5 dan kemudian
tambahkan Nitrate (PbNO3) 0,05 %.
4. Tambahkan Sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH
larutan (10 – 11) dengan (T = 85 derajat).
5. Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk hingga (t=
48h), kemudian di saring.
Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi Bullion atau gunakan. (metode 1)
7. Metode Merill Crow (dengan penambahan Zink Anode / Zink Dass), saring lalu
dimurnikan / dibakar hingga menjadi Bullion. (metode 2)
8. Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan Asam (3 / 5 %), selama (t =30/45m),
kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada (T = 80 – 90 derajat).
9. Lakukan proses Pretreatment dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda
(NaOH) 3 % selama (t =15 – 20m) pada (T = 90 – 100o).
10. Lakukan proses Recycle Elution dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda
3 % selama (t = 2.5 j) pada (T = 110 – 120 derajat).
11. Lakukan proses Water Elution dengan menggunakan larutan H2O pada (T = 110 –
120o) selama (t = 1.45j).
12. Lakukan proses Cooling.
13. Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (V = 3) dan (A = 50) selama
(t = 3.5j). (metode 3)
PROSES PEMURNIAN (DARI BULLION)
Dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Metode Cepat
Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan HNO3 kemudian tambahkan
garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak larut dalam larutan HNO3
selanjutnya saring aja dan dibakar.
2. Metode Lambat
Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan menggunakan larutan H2SO4
dan masukkan plat Tembaga dalam larutan kemudian masukkan Bullion ke dalam larutan
tersebut, maka akan terjadi proses Hidrolisis dimana Perak akan larut dan menempel pada
plat Tembaga (menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut
(tertinggal di dasar), lalu tinggal bakar aja masingmasing, jadi deh logam murni.
TEKNIK MENINGKATKAN HASIL PADA PENGOLAHAN MINERAL EMAS
SISTEM TROMOL ( GLUNDUNG) "
Negara Asal: Indonesia
Harga: Rp 300.000,-
Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T)
Kemas &
Pengiriman:
E-book
Keterangan: Pengolahan batuan emas tradisional yang menggunakan tromol (
glundung) dan merkuri sebagai alat utama memiliki berbagai
kekurangan, terutama tingkat perolehan yang sangat rendah.
Pengolahan yang dilakukan berkali-kali hanya mampu meningkatkan
perolehan emas maksimum 40% .
Perolehan yang rendah ini disebabkan berbagai hal, namun yang
utama adalah batuan emas yang diproses sebagian besar masih
terbungkus / berasosiasi dengan logam-logam lain ataupun mineral
sulfida, sehingga tak mampu teramalgamasi.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan tahapan proses penyingkiran
kotoran terlebih dahulu, sehingga selanjutnya logam emas mampu
melarut di dalam cairan raksa.
Penggunaan bahan kimia sebagai pembersih logam pengotor
mengakibatkan perolehan logam emas dapat meningkat hingga 70%
dalam proses pengolahan sistem tromol, hanya dalam sekali proses.
" " Contoh Buku"
" ...Jenis logam ukuran sedang dan halus masih cukup banyak
ditemukan di alam, baik dalam batuan maupun pasir. Batuan jenis ini
dinamakan batuan emas jenis aluvial Alluvium adalah struktur padatan
yang rapuh, tak menyatu dalam bentuk batuan solid, dan sangat labil.
Sktruktur alluvial biasanya terdiri dari berbagai material dan mineral,
meliputi partikel halus silt ( partikel yang memadat akibat dari
pengendapan dalam wadah air) dan clay ( lumpur halus) , dan partikel
yang lebih kasar berupa pasir dan butiran. Batuan alluvial biasanya
mengandung sejumlah emas dan platina dalam jumlah yang cukup
tinggi.
Emas juga ditemukan dalam batuan logam dasar seperti tembaga,
galena, sphallerite, dsb. Emas jenis ini dapat diproses dengan cara
yang berbeda dari proses biasanya.
Emas juga ditemukan dalam bentuk senyawa logam dalam batuan
calaverite, sylvanite, nagyagite, petzite and krennerite. Akan tetapi
emas jenis ini sangat jarang ditemukan. Biasanya emas bersenyawa
dengan logam tellurium dalam bentuk garam AuTeS2.
Logam perak umumnya ditemukan dalam 2 jenis, yaitu ; jenis logam
yang merupakan logam paduan antara perak dan emas, serta senyawa
logam perak Argentit Ag2S. Jenis argentit memiliki persentase yang
jauh lebih tinggi dibanding jenis logam dalam batuan..."
" ...Batuan emas refraktory secara alami sangat sulit diekstrak
menggunakan proses-proses yang biasa. Jenis batuan ini memerlukan
proses pembersihan awal sebelum dilakukan proses ekstraksi. Emas
jenis refraktory umumnya mengandung mineral sulfida, karbonat, atau
campuran kedua-duanya. Mineral sulfida biasanya menjebak atau
melingkupi emas halus sehingga tak tertembus oleh proses ekstraksi
biasa.
Dalam proses ekstraksi sianida, karbon yang ada dalam batuan emas
dapat menyerap larutan kompleks emas sianida dalam jumlah yang
besar, seperti halnya apa yang dilakukan oleh karbon aktif, sehingga
perolehan logam yang diinginkan menjadi turun akibat penyerapan
yang dilakukan partikel karbon yang sangat halus.
Proses pembersihan awal dapat ditempuh dengan berbagai cara,
antara lain ; pemanggangan, bio-oksidasi, oksidasi tekanan udara,
penggilingan yang sangat halus.
Pemanggangan bertujuan mengoksidasi senyawa sulfida maupun
karbonat menggunakan oksigen ( udara) pada temperatur yang tinggi.
Bio-oksidasi adalah proses oksidasi yang dilakukan dengan bantuan
mikroorganisme, semacam bakteri pemakan besi dan belerang (
thiobacillius ferrooksidan) dsb. Oksidasi tekanan udara dilakukan
dengan cara menyuntikkan oksigen ke dalam larutan disaat proses
ekstraksi berlangsung. Penggilingan halus dilakukan untuk
memperoleh logam emas yang bebas ( terlepas dari perangkapnya) ...."
" ...Peristiwa oksidasi reduksi suatu atau beberapa unsur ataupun
molekul menimbulkan tegangan listrik yang dapat diukur. Tegangan
listrik yang timbul ini disebut juga potensial elektroda. Berdasarkan hal
ini, secara empiris terbukti bahwa makin mulia suatu unsur maka
makin tinggilah potensial elektrodanya. Artinya, makin mulia suatu
unsur maka makin sulit unsur tersebut teroksidasi, dan makin mudah
tereduksi dari bentuk senyawanya...."
" ...Peristiwa oksidasi reduksi suatu atau beberapa unsur ataupun
molekul menimbulkan tegangan listrik yang dapat diukur. Tegangan
listrik yang timbul ini disebut juga potensial elektroda. Berdasarkan hal
ini, secara empiris terbukti bahwa makin mulia suatu unsur maka
makin tinggilah potensial elektrodanya. Artinya, makin mulia suatu
unsur maka makin sulit unsur tersebut teroksidasi, dan makin mudah
tereduksi dari bentuk senyawanya..."
" ...Logam emas dapat diekstrak dari batuan menggunakan pelarut
kimia. Ada beberapa jenis pelarut emas, antara lain ; alkali sianida,
asam thiourea, alkali thiourea, thiosulfat, thiosianat, dsb.
Dalam hubungan dengan sistem tromol yang menggunakan wadah
besi, maka pelarut yang paling cocok digunakan adalah alkali sianida.
Perbandingan antara garam sianida dan tepung batuan adalah
minimum 2 Kg NaCN : 1 ton batuan. Selama proses ini lumpur terus
diaduk dengan kecepatan konstan. Pemerian suntikan udara kedalam
lumpur sangat membantu terjadinya oksidasi logam emas dan perak,
sehingga lebih memudahkan pelarutan. Reaksi – reaksi pelarutan
sebagai berikut :
4 Au + 8 NaCN + O2 + 2 H2O 4 Na[ Au( CN) 2] + 4NaOH
4 Ag + 8 NaCN + O2 + 2 H2O 4 Na[ Ag( CN) 2] + 4NaOH
Ag2S + 4 NaCN 2 Na[ Ag( CN) 2] + Na2S
Pelarutan logam dengan sianida menghasilkan garam kompleks emas /
perak sianida. Oksidasi yang dilakukan udara terhadap lumpur
disamping membantu pelarutan logam juga berdampak negatif
terhadap penurunan pH lumpur. Oleh karena itu pengendalian perlu
dilakukan secara kontinu dengan pengecekan angka di pH meter.
Disaat pH menurun maka harus segera ditambahkan NaOH / CaOH
kedalam lumpur untuk menaikan pH di angka 10, 5. Tingkat pH lumpur
sangat perlu dikendalikan, disamping pengendalian suhu di kisaran
250C-270C..."
" ...Agar kelarutan oksigen menjadi tinggi dan merata, maka
gelembung udara tersebut disebarkan oleh mixer ( agitator) ke seluruh
bagian lumpur di dalam reaktor. Kehadiran oksigen dalam lumpur
dapat juga dilakukan melalui penambahan larutan hidrogen peroksida
H2O2 ke dalam lumpur. Hidogen peroksida yang masuk akan terurai
menjadi air H2O dan gas oksigen O2.
Pada beberapa batuan, terutama pada batuan sulfida, pemberian udara
pada lumpur ( terutama pada saat pertama kali sianida diberikan) pada
pH yang tinggi dapat menekan logam-logam reaktif semacam besi dan
belerang menjadi kurang reaktif terhadap sianida, akibatnya adalah
sianidasi emas menjadi lebih efisien ( penggunaan sianida makin
hemat) ..."
" ...Pengolahan menggunakan air raksa masih dapat ditingkatkan
perolehannya dengan cara melakukan kombinasi dengan larutan kimia,
dalam hal ini menggunakan alkali sianida dan beberapa zat kimia
lainnya.
Batuan hasil glundungan umumnya belum terlalu halus, sehingga
sebagian dari emas belum terliberalisasi ( belum terbebaskan) . Emas
yang masih terikat dengan unsur-unsur lain tentu saja tak terserap
oleh logam raksa dan tertinggal di lumpur limbah olahan. Sedangkan
perak, sebagian besarnya masih di batuan karena sifatnya masih
berupa senyawa yang tak teramalgamasi oleh logam raksa.
Untuk memisahkan logam emas dari berbagai pengikat dan
pelindungnya ( agar kemudian terserap oleh raksa) , maka dilakukan
langkah-langkah refractory dan pelarutan. Refraktori bertujuan
membuka selubung logam emas, agar mampu terserap oleh
merkuri.Refraktori menggunakan kombinasi udara di dalam glundung
dan senyawa garam timbal..."
Buku ini menjelaskan dengan sangat detail prinsip-prinsip dasar proses
secara kimia, beserta aplikasi dari prinsip-prinsip tersebut dalam
pengolahan Sistem Tromol.
Rekening Bank Mandiri A/ C 1060 0068 7434 4 a/ n Maria Tobing, rek
BCA 8000 5256 43 an Maria Tobing
Telp :
Maria : 0818 602049
Edwin : 0817 0198 187
e-mail : pimtiindo@ yahoo.com
Penerapan Sel Volta Dan Sel Electrolisis dalam kehidupan sehari-hari dan
industri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyakperistiwadalam kehidupansehari-hariyangmerupakanprosesdari reaksi kimia.salah
satunyaadalahadalahreaksi kimiayangbisamenimbulkanenergi listrikyangbisamemudahkan
manusiadalammelkukankegiatan.misalnyadalamindustri pembuatanbaterai,aki,danlain-lain
yang bisamengantarkanaruslistrik.sertahubunganelektrolisisterhadapkehidupansehari-hari dan
industri.
Reaksi kimiayangbisamenghantarkanlistrikberhubungansekali dengansel elektrokimia,karena
dalamsel elektrokimiaterjadi reaksi antarionanode danionkatode yangbisamenghantarkanarus
listrik.Dalamsel elektrokimiadibagi menjadi duayaitu,sel voltadansel elektrolisis.selvolta
merupakanhasil dari reksi redoksspontandi ubahmenjadi energi listrik.Sedangkanselelektrolisis
energi listrikdigunakanuntukmelangsungkanreaksikimiatakspontan.
1.2 Rumusanmasalah
1. Bagaimana penerapansel voltapadaaki danbaterai ?
2. Bagaimana proseskimiabereaksidanmenghasilkanenergi listrik?
3. Apa saja penerapandancontohpenggunaanelektrolisisdalamindustri ?
1.3 Tujuandan Manfaat
Kitadapat mengetahui tentangprosesreaksi kimiadalammenghasilkanenergi listrikdan
kegunaannya,Sehinggakitamengenal lebihdekattentangaplikasikimianyatayangditerapkan
dalamkehidupansehari-hri danindustri,sertamenambahsemangatkitauntukbelajarkimiadan
mengetaui bahan-bahankimiapadabaterai,aki ,pemurnianlogam, sertapenyepuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
PenerapanSel VoltaDanSel Electrolisis
(disesuaikandenganjumlahkelompok)
1. PenerapanSel Voltapadaaki
Aki atau accumulatormerupakansel voltayangtersusunataselektrodaPbdanPbO,dalamlarutan
asam sulfatyangberfungsi sebagai elektrolit.Padaaki,sel disusundalambeberapapasangdan
setiappasangmenghasilkan2Volt.
Aki umumnyakitatemui memilikipotensialsebesar6Volt(kecil) sebagai sumberarussepedamotor
dan 12 V (besar) untukmobil.Aki merupakansel yangdapatdiisi kembali,sehinggaaki dapat
dipergunakansecaraterusmenerus.Sehinggaadadua mekanismereaksi yang terjadi.Reaksi
penggunaanaki merupakansel volta,danreaksi pengisianmenggunakanaruslistrikdari luarseperti
peristiwaelektrolisa.Mekanisme reaksi ditampilkanpadaBaganreaksi.
Reaksi penggunaandanpengisianaki
2. PenerapanSel VoltaPadaBaterai
Baterai atau sel keringmerupakansalahsatusel volta,yaitusel yangmenghasilkanaruslistrik,
berbedadenganaki,batere tidakdapatdiisi kembali.
Sehinggabatere jugadisebutdenganselprimerdanaki dikenal dengansel sekunder.
Batere disusunolehSengsebagai anoda,dangrafitdalamelektrolitMnO2,NH4Cl dan air bertindak
sebagai katoda.Reaksi yangterjadi padasel keringadalah:
Sel bahanbakar merupakanbagiandari sel voltayangmiripdenganaki atau batere,dimanabahan
bakarnyadiisi secaraterusmenerus,sehinggadapatdipergunakansecaraterusmenerusjuga.
Bahan bakudari sel bahanbakar adalahgas hidrogendanoksigen,sel ini digunakandalampesawat
ruang angkasa,reaksi yangterjadi padasel bahanbakar adalah:
3. Baterai Nikel-Kadmium
Baterai Nikel-Kadmiummerupakanbaterai keringyangdapatdi isi ulang.Reaksi selyangterjadi
sebagai berikut:
Anode : Cd+ 2OH- Cd(OH)2+ 2e
Katode :NiO2+ 2H2 O + 2e Ni(OH)2+ Ni(OH)2+
Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 + Ni(OH)2
Hasil-hasil reaksipadabaterai nikel-kadmiummerupakanzatpadatyang melekatpadakedua
elektrodenya.Pengisiandilakukandenganmembalikarahaliranelectronpadakeduaelectrode.
4. Baterai PerakOksida
Susunanbaterai perakoksidayaituZn(sebagai anode),Ag2O(sebagai katode),danpastaKOH
sebagai elektrolit.reaksinyasebagaiberikut:
Anode :Zn+ 2OH- Zn(OH)2+ 2e
Katode :Ag2O+ H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Baterai perakoksidamemiliki potensial sel sebesar1,5voltdan bertahandalamwaktuyang
lama.Kegunaanbaterai jenisini adalahuntukarloji,kalkulatordanberbagai jenisperalatanelektrolit
lainnya.
5. Sel Bahan Bakar
Sel bahanbakar merupakanselyangmenggunakanbahanbakarcampuranhydrogendenganoksigen
atau campuran gas alamdenganoksigen.Bahanbakar(pereaksi) dialirkanterusmenerus.Gas
oksigendialirkanke katode melalui suatubahanberpori yangmengkatalisreaksi dangashydrogen
dialirkanke anode.
Anode :2H2 + 4OH- 4H2O + 4e
Katode :O2 + 2H2O + 4e 4OH- +
2H2 + O2 2H2O
Sel seperti ini biasadi gunakanuntuksumber listrikpadapesawatluarangkasa.
6. Prosesdalampenyepuhan
Elektroplatingataupenyepuhanmerupakanprosespelapisanpermukaanlogamdenganlogamlain.
Misalnyatembagadilapisi denganemasdenganmenggunakanelektrolitlarutanemas(AuCl3).
Emas (anoda) : Au(s) → Au3+(aq) + 3e (oksidasi)
Tembaga(katoda) : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi)
Dari persamaanreaksi tampakpadapermukaantembagaakanterjadi reaksi reduksi Au3+(aq) +3e
→ Au(s).DengankatalainemasAuterbentukpadapermukaantembagadalam bentuklapisantipis.
Ketebalanlapisanjugadapatdiatursesuai danganlamaprosesreduksi.Semakinlamamakalapisan
yang terbentuksemakintebal.
7. ProsesSintesa
Sintesaataupembuatansenyawabasa,cara elektrolisamerupakanteknikyanghandal.Misalnya
pada pembuatanlogamdari garam yaituK,Na dan Ba dari senyawaKOH,NaOH,Ba(OH)2,hasil
sampingdari prosesini adalahterbentuknyasertapadapembuatangasH2, O2, dan Cl2.Seperti
reaksi yangtelahkitabahas.Dalam skalaindustri,pembuatanCl2danNaOHdilakukandengan
elektrolisislarutanNaCl denganreaksi sebagai berikut:
8. Prosespemurnianlogam
Prosespemurnianlogamjugamengandalkanproseselektrolisa.Prosespemurniantembaga
merupakancontohyangmenarikdanmudahdilaksanakan.Pemurnianini menggunakanelektrolit
yaituCuSO4.Pada prosesini tembagayangkotor dipergunakansebagaianoda,dimanazattersebut
akan mengalami oksidasi,Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Reaksi oksidasi ini akanmelarutkantembagamenjadi Cu2+.Dilainpihakpadakatodaterjadi reaksi
reduksi Cu2+ menjadi tembagamurni.Mula-mulaCu2+berasal dari CuSO4,dansecaraterus
menerusdigantikanolehCu2+yangberasal dari pelarutantembagakotor.Prosesreaksi redoks
dalamelektrolisislarutanCuSO4adalah:
CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42Ͳ(aq)
Katoda:Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anoda: Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Pengotortembagaumumnyaterdiri dari perak,emas,danplatina.OlehkarenaE0 unsurAg,Pt dan
Au > dari E0 Cu,maka ketigalogamtidaklarutdan tetapberadadi anoda biasanyaberupalumpur.
DemikianjugajikapengotorberupaFe atauZn,unsurini dapat larutnamun cukupsulittereduksi
dibandingkanCu,sehinggatidakmenggangguprosesreduksi Cu.

More Related Content

What's hot

Material Teknik Alumunium
Material Teknik AlumuniumMaterial Teknik Alumunium
Material Teknik AlumuniumZhafran Anas
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2Oaprijal_99
 
ELECTRO OBTENCION DE ORO final
ELECTRO OBTENCION DE ORO finalELECTRO OBTENCION DE ORO final
ELECTRO OBTENCION DE ORO finalErickGarcia273150
 
Cobre
CobreCobre
Cobremamen
 
Obtención del cobre
Obtención del cobreObtención del cobre
Obtención del cobreTobin Frost
 
Aleaciones base plata
Aleaciones base plataAleaciones base plata
Aleaciones base plataeconomia2011
 
Kimia - Redoks - Manfaat Sel Elektrolisis
Kimia - Redoks - Manfaat Sel ElektrolisisKimia - Redoks - Manfaat Sel Elektrolisis
Kimia - Redoks - Manfaat Sel ElektrolisisHendro Hartono
 
NON FERROUS ALLOYS.
NON FERROUS ALLOYS. NON FERROUS ALLOYS.
NON FERROUS ALLOYS. JadavParth
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besiJoni Rahman
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Clasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation States
Clasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation StatesClasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation States
Clasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation StatesYantiyanti II
 

What's hot (20)

Material Teknik Alumunium
Material Teknik AlumuniumMaterial Teknik Alumunium
Material Teknik Alumunium
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
 
COBRE Y ALEACIONES
COBRE Y ALEACIONESCOBRE Y ALEACIONES
COBRE Y ALEACIONES
 
ELECTRO OBTENCION DE ORO final
ELECTRO OBTENCION DE ORO finalELECTRO OBTENCION DE ORO final
ELECTRO OBTENCION DE ORO final
 
Cobre
CobreCobre
Cobre
 
Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
 
Obtención del cobre
Obtención del cobreObtención del cobre
Obtención del cobre
 
Aleaciones base plata
Aleaciones base plataAleaciones base plata
Aleaciones base plata
 
KIMIA kesadahan air
KIMIA kesadahan airKIMIA kesadahan air
KIMIA kesadahan air
 
Kimia - Redoks - Manfaat Sel Elektrolisis
Kimia - Redoks - Manfaat Sel ElektrolisisKimia - Redoks - Manfaat Sel Elektrolisis
Kimia - Redoks - Manfaat Sel Elektrolisis
 
Modelos Cinéticos de la lixiviacion
Modelos Cinéticos de la lixiviacionModelos Cinéticos de la lixiviacion
Modelos Cinéticos de la lixiviacion
 
Equilibrio de solubilidad (kps)
Equilibrio de solubilidad (kps)Equilibrio de solubilidad (kps)
Equilibrio de solubilidad (kps)
 
Diagrama de Pourbaix
Diagrama de PourbaixDiagrama de Pourbaix
Diagrama de Pourbaix
 
NON FERROUS ALLOYS.
NON FERROUS ALLOYS. NON FERROUS ALLOYS.
NON FERROUS ALLOYS.
 
ingenieria quimica
ingenieria quimicaingenieria quimica
ingenieria quimica
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Clasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation States
Clasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation StatesClasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation States
Clasification of Metal Ions Stability Constant Stabilization of Oxidation States
 
Aleacciones de la plata
Aleacciones de la plataAleacciones de la plata
Aleacciones de la plata
 

Similar to Pengolahan batu-cu1

Material Teknik - Tembaga
Material Teknik - TembagaMaterial Teknik - Tembaga
Material Teknik - TembagaZhafran Anas
 
Proses industri kimia i
Proses industri kimia iProses industri kimia i
Proses industri kimia iAde Alvian
 
Material Teknik Dasar
Material Teknik DasarMaterial Teknik Dasar
Material Teknik Dasar555
 
Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanya
Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanyaPembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanya
Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanyaIrwan Saputra
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimiaminggit
 
ppt pertambangan by aulia salsabila
ppt pertambangan by aulia salsabilappt pertambangan by aulia salsabila
ppt pertambangan by aulia salsabilaaulia_salsabila
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiWarnet Raha
 
Pengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptx
Pengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptxPengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptx
Pengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptxRonaMentari2
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Tys Chusmah
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Liahandayaniskt
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02dhegchademinnie
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Liahandayaniskt
 
pengolahan bijih besi
pengolahan bijih besipengolahan bijih besi
pengolahan bijih besiAgung Perdana
 
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptxTEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptxAlisaSalsabila1
 

Similar to Pengolahan batu-cu1 (20)

Contoh reaksi kimia
Contoh reaksi kimiaContoh reaksi kimia
Contoh reaksi kimia
 
Material Teknik - Tembaga
Material Teknik - TembagaMaterial Teknik - Tembaga
Material Teknik - Tembaga
 
Proses industri kimia i
Proses industri kimia iProses industri kimia i
Proses industri kimia i
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Material Teknik Dasar
Material Teknik DasarMaterial Teknik Dasar
Material Teknik Dasar
 
Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanya
Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanyaPembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanya
Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanya
 
Unsur periode 3
Unsur periode 3Unsur periode 3
Unsur periode 3
 
Ppt kimia siap oke
Ppt kimia siap okePpt kimia siap oke
Ppt kimia siap oke
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
 
ppt pertambangan by aulia salsabila
ppt pertambangan by aulia salsabilappt pertambangan by aulia salsabila
ppt pertambangan by aulia salsabila
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Pengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptx
Pengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptxPengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptx
Pengolahan-Bijih-Tembaga-PT-freeport.pptx
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
kimia unsur
kimia unsurkimia unsur
kimia unsur
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
power point kimia unsur
power point kimia unsurpower point kimia unsur
power point kimia unsur
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
pengolahan bijih besi
pengolahan bijih besipengolahan bijih besi
pengolahan bijih besi
 
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptxTEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
 

Pengolahan batu-cu1

  • 1. TEKNIK PENGOLAHA N TEMBA GA Tembaga atau Cupper berlambang unsur Cu berasal dari bahasa yunani Kypros atau Siprus berarti merah. Tembaga adalah salah satu dari dua logam dibumi selain emas yang berwarna merah atau kekuningan, mempunyai nomor Atom 29 dengan kepadatan 8, 92g/ cm3 . Tembaga murni mencair pada suhu 1083° C dan akan menjadi uap atau mendidih pada suhu 2567° C pada tekanan normal. Dalam Sistim Periodik Unsur masuk di golongan IB, satu golongan dengan perak dan emas yang berarti bahwa tembaga adalah salah satu dari logam mulia, itu karena tingkat kereaktifannya yang rendah. • Sifat-sifat tembaga antara lain: 1. Kuat dan Ulet 2. Dapat ditempa 3. Tahan Korosi 4. Penghantar listrik dan panas yang baik 5. Logam yang kurang aktif Bijih tembaga yang terpenting adalah berupa sulfida seperti kalkosit dan kalkopirit. Penambangan tembaga di Indonesia terdapat di Papua ( irja) , Sulut, Jabar dan beberapa daerah lain di Indonesia. • Penggunaan Tembaga 1. Untuk kawat listrik 2. Untuk membuat logam paduan Seperti: • Kupronikel, terdiri dari 75% Cu dan Ni 25% , untuk membuat koin. • Duralium, terdiri dari Al 96% dan Cu 4% , untuk komponen pesawat. • Kuningan, terdiri dari Cu 70% dan Zn 30% , untuk alat musik dan berbagai aksesoris. • Perunggu, terdiri dari Cu 95% dan Sn 5% , untuk membuat patung dan ornament Tembaga ( II) sulfat, CuSO4.5H2O yang dikenal dengan nama terusi atau blue vitriol digunakan sebagai fungisida, misalnya pada kolam renang. Kegunaan lain adalah pada pemurnian tembaga dan penyepuhan dengan tembaga. Tembaga di alam terdapat sebagai: • Sulfida, seperti chalcopite, bronit, chalcocite, covelite. • Oksida, seperti cuprite, ferronite Untuk pengolahan mineral tembaga menjadi tembaga batang dikenal 2 macan cara, yaitu: A. Phyrometalurgi Adalah suatu proses pengolahan mineral dengan dasar panas. Inti dari proses ini adalah pengolahan tembaga dengan melalui suatu proses yang bertujuan untuk mengubah pengotor senyawa Sulfida menjadi Oksida atau disebut dengan proses Roasting
  • 2. CuFeS2+ 9O2 menjadi 2Cu2S+ 2Fe2O3+ 6SO2 Pada persamaan kimia diatas menunjukan bahwa proses Roasting bertujuan untuk mengubah Besi Sulfida menjadi Besi Oksida sedangkan Tembaga tetap Sulfida. Diubahnya besi sulfida menjadi besi oksida adalah agar pada proses selanjutnya y aitu smelting atau peleburan, tembaga sulfida akan mencair meninggalkan besi oksida yang bertitik cair lebih tinggi dan akan ditinggalkan sebagai terak pengotor, sedangkan tembaga yang telah mencair akan turun kebawah karena berat jenis tembaga yang lebih tinggi dari besi oksida. Adapun urutan prosesnya sebagai berikut: 1. Bijih tembaga dihaluskan dengan alat peremuk batuan 2. Bijih dicampur air sehingga terbentuk slurry 3. Slurry dimasukkan ke tangki sel flotasi dengan tujuan pemisahan dari mineral pengotor 4. Diperoleh konsentrat Cu dalam bentuk Cu dengan kadar tinggi 5. Diproses lanjut dalam pabrik pengawa-airan ( dewatering plant) untuk menghilangkan air dengan: • Penyaring putar • Pengeringan sampai di dapat konsentrat Cu yang kering 6. Roasting atau pemanggangan bertujuan untuk proses reduksi pengotor 7. Ekstraksi tembaga murni dari konsentrat tembaga dengan dengan: • Prometalurgi • Elektrolisis ( dengan arus listrik) Namun seiring dengan kemajuan teknologi, proses Phyrometalurgi sudah tidak diterapkan untuk pengolahan tembaga, karena kemudian diketahui ada suatu proses yang lebih ekonomis untuk pengolahan tembaga yaitu hidrometalurgi. Phyrometalurgi tetap digunakan tetapi dipakai pada pengolahan-pengolahan mineral lain seperti nikel, manganese, chrom dll. B. Hidrometalurgi Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan alam dengan berdasar pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah bukan air biasa melainkan air yang telah dicampur dengan suatu asam tertentu sebagai reduktor. Hidrometalurgi dipakai karena keuntungan-keuntungannya antara lain : o Biaya pengolahan yang rendah o Recovery yang tinggi o Proses pengolahan relatif mudah o Investasi alat yang rendah sehingga memungkinkan percepatan BEP o Proses pengolahan yang relatif lebih singkat Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat ( H2SO4) yang mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Dipakainya asam sulfat sebagai pereduktor adalah bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O) . Tembaga adalah suatu unsur yang sangat mudah membentuk sulfida. Maka dari itu asam sulfat dipakai sebagai pilihan. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
  • 3. o Mula-mula batuan tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess tertentu. o Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan asam ( plastik, fiber, dll) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu. o Kemudian tambahkan asam sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O) . o Setelah terbentuk larutan tembaga sulfat pindahkan pada suatu tabung elektrolisis yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan tembaga sulfat yang terbentuk pada proses pengasaman. o Secara bertahap ambil tembaga yang menempel pada katoda, dan tembaga hasil dari katoda adalah tembaga murni. o Selanjutnya tembaga hasil dari katoda siap untuk proses peleburan pada tungku peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300° C. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan mineral tembaga untuk saat ini yang terbaik dan termurah dari biaya produksi adalah proses hidrometalurgi yang dilanjutkan dengan proses elektrolisa kemudian dilanjutkan dengan proses peleburan. Maka dari itulah kami menyarankan proses hidrometalurgi dan elektrolisis yang akan kami terapkan pada teknologi pengolahan untuk batuan dari Indonesia karena proses ini sangat tepat diterapkan untuk jenis batuan dari Indonesia. B. Hidrometalurgi Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan alam dengan berdasar pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah bukan air biasa melainkan air yang telah dicampur dengan suatu asam tertentu sebagai reduktor. Hidrometalurgi dipakai karena keuntungan-keuntungannya antara lain : o Biaya pengolahan yang rendah o Recovery yang tinggi o Proses pengolahan relatif mudah o Investasi alat yang rendah sehingga memungkinkan percepatan BEP o Proses pengolahan yang relatif lebih singkat Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat ( H2SO4) yang mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Dipakainya asam sulfat sebagai pereduktor adalah bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O) . Tembaga adalah suatu unsur yang sangat mudah membentuk sulfida. Maka dari itu asam sulfat dipakai sebagai pilihan. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut : o Mula-mula batuan tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess tertentu. o Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan asam ( plastik, fiber, dll) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu. o Kemudian tambahkan asam sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan tembaga sulfat ( CuSO4.5H2O) . o Setelah terbentuk larutan tembaga sulfat pindahkan pada suatu tabung elektrolisis yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan tembaga sulfat yang terbentuk pada proses pengasaman. o Secara bertahap ambil tembaga yang menempel pada katoda, dan tembaga hasil dari
  • 4. katoda adalah tembaga murni. o Selanjutnya tembaga hasil dari katoda siap untuk proses peleburan pada tungku peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300° C. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan mineral tembaga untuk saat ini yang terbaik dan termurah dari biaya produksi adalah proses hidrometalurgi yang dilanjutkan dengan proses elektrolisa kemudian dilanjutkan dengan proses peleburan. Maka dari itulah kami menyarankan proses hidrometalurgi dan elektrolisis yang akan kami terapkan pada teknologi pengolahan untuk batuan dari Indonesia karena proses ini sangat tepat diterapkan untuk jenis batuan dari Indonesia. CU Mesh 100Up + H2SO4+ H2O ->CUSO4,5H2O(Larutan Tembaga Sulfat) (Diaduk) Tabung Electrolisis : U/ mengambil ion tembaga pada Katoda(menempel tembaga murni) Peleburan dengan suhu 1300 c pengolahanemasyangberasal dari batuanatau tanah menurut saya. tanah atau batuandigiling halussampai jadi tepung,kalaubisa hinggamess200 . baru si ambil duluikutaemasyangada di batuandengancara hidrometalurgi menggunakanasamkuat.cairandi olahdenganelektrowining dan elektrowininguntukdiambil konsentrattembaganya.sisalumpurpertamatadi diolahdengan sistemsianidasambil diaduklaludicampurdenganactive carbon.setelahtercampurratasaring hinggacarbon tertinggal di saringantinggal bakarcarbonyahinggajadi abu.dan dengantambahan sedikitborakabudi panaskandan jadilahemas.dengansistemini memungkinkanperolehanemas2 - 3 kali lipatdari sestemraksa.limbahsemuabisadinetralkan.
  • 5.
  • 6. PROSES PENGOLAHAN EMAS DENGAN SISTEM PERENDAMAN BAHAN Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton FORMULA KIMIA 1. NaCn = 40 kg 2. H2O2 = 5 liter 3. Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg 4. Ag NO3 =100 gram 5. Epox Cl = 1 liter 6. Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk) 7. Zinc dass/ zinc koil = 15 kg 8. H2O (air) = 20.000 liter PROSES PERENDAMAN • Perlakuan di Bak I (Bak Kimia) 1. NaCn dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada PH 7 2. Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan PH 11-12 3. Tambahkan H2O2, Ag NO3, Epox Cl diaduk hingga larut, dijaga pada PH 11-12 • Perlakuan di Bak II (Bak Lumpur) 1. Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton dimasukkan ke dalam bak 2. Larutan kimia dari Bak I disedot dengan pompa dan ditumpahkan/ dimasukkan ke Bak II untuk merendam lumpur ore selama 48 jam 3. Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke Bak I dan diamkan selama 24 jam, dijaga pada PH 11-12. Apabila PH kurang untuk menaikkannya ditambah costic soda secukupnya 4. Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak I dengan melalui Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc dass/ zinc koil untuk mengikat/ menangkap logam Au dan Ag (emas dan perak) dari larutan air kaya 5. Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur seperti pasir selama 5 – 10 hari 6. Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam wadah untuk diperas dengan kain famatex 7. Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain gunakan 200 ml H2SO4 dan 3 liter air panas 8. Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion. —000— Kiriman dari Dodi Efendi (terimakasih p Dodi) langsung saya reposting di blog ini karena memang banyak pertenyaan dari audience tentang pengolahan emas yang ramah lingkungan. Andai ada diantara anda yg bisa memanfaatkan informasi ini… silakan saja. Tak ada yg disembunyikan, ilmu itu adalah ilmu milik Allah.-
  • 7. PENGOLAHAN EMAS SECARA SIANIDA Cara Kerja 1. Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga menjadi tepung (mesh + 200). 2. Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari bahan). 3. Tambahkan Tohor (Kapur) hingga pH mencapai 10,2 – 10,5 dan kemudian tambahkan Nitrate (PbNO3) 0,05 %. 4. Tambahkan Sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH larutan (10 – 11) dengan (T = 85 derajat). 5. Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk hingga (t= 48h), kemudian di saring. Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi Bullion atau gunakan. (metode 1) 7. Metode Merill Crow (dengan penambahan Zink Anode / Zink Dass), saring lalu dimurnikan / dibakar hingga menjadi Bullion. (metode 2) 8. Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan Asam (3 / 5 %), selama (t =30/45m), kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada (T = 80 – 90 derajat). 9. Lakukan proses Pretreatment dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda (NaOH) 3 % selama (t =15 – 20m) pada (T = 90 – 100o). 10. Lakukan proses Recycle Elution dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda 3 % selama (t = 2.5 j) pada (T = 110 – 120 derajat). 11. Lakukan proses Water Elution dengan menggunakan larutan H2O pada (T = 110 – 120o) selama (t = 1.45j). 12. Lakukan proses Cooling. 13. Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (V = 3) dan (A = 50) selama (t = 3.5j). (metode 3) PROSES PEMURNIAN (DARI BULLION) Dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: 1. Metode Cepat Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan HNO3 kemudian tambahkan garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak larut dalam larutan HNO3 selanjutnya saring aja dan dibakar. 2. Metode Lambat Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan menggunakan larutan H2SO4
  • 8. dan masukkan plat Tembaga dalam larutan kemudian masukkan Bullion ke dalam larutan tersebut, maka akan terjadi proses Hidrolisis dimana Perak akan larut dan menempel pada plat Tembaga (menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut (tertinggal di dasar), lalu tinggal bakar aja masingmasing, jadi deh logam murni. TEKNIK MENINGKATKAN HASIL PADA PENGOLAHAN MINERAL EMAS SISTEM TROMOL ( GLUNDUNG) " Negara Asal: Indonesia Harga: Rp 300.000,- Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T) Kemas & Pengiriman: E-book Keterangan: Pengolahan batuan emas tradisional yang menggunakan tromol ( glundung) dan merkuri sebagai alat utama memiliki berbagai kekurangan, terutama tingkat perolehan yang sangat rendah. Pengolahan yang dilakukan berkali-kali hanya mampu meningkatkan perolehan emas maksimum 40% . Perolehan yang rendah ini disebabkan berbagai hal, namun yang utama adalah batuan emas yang diproses sebagian besar masih terbungkus / berasosiasi dengan logam-logam lain ataupun mineral sulfida, sehingga tak mampu teramalgamasi. Untuk mengatasi hal ini diperlukan tahapan proses penyingkiran kotoran terlebih dahulu, sehingga selanjutnya logam emas mampu melarut di dalam cairan raksa. Penggunaan bahan kimia sebagai pembersih logam pengotor mengakibatkan perolehan logam emas dapat meningkat hingga 70% dalam proses pengolahan sistem tromol, hanya dalam sekali proses. " " Contoh Buku" " ...Jenis logam ukuran sedang dan halus masih cukup banyak ditemukan di alam, baik dalam batuan maupun pasir. Batuan jenis ini dinamakan batuan emas jenis aluvial Alluvium adalah struktur padatan yang rapuh, tak menyatu dalam bentuk batuan solid, dan sangat labil. Sktruktur alluvial biasanya terdiri dari berbagai material dan mineral, meliputi partikel halus silt ( partikel yang memadat akibat dari pengendapan dalam wadah air) dan clay ( lumpur halus) , dan partikel yang lebih kasar berupa pasir dan butiran. Batuan alluvial biasanya mengandung sejumlah emas dan platina dalam jumlah yang cukup tinggi. Emas juga ditemukan dalam batuan logam dasar seperti tembaga, galena, sphallerite, dsb. Emas jenis ini dapat diproses dengan cara
  • 9. yang berbeda dari proses biasanya. Emas juga ditemukan dalam bentuk senyawa logam dalam batuan calaverite, sylvanite, nagyagite, petzite and krennerite. Akan tetapi emas jenis ini sangat jarang ditemukan. Biasanya emas bersenyawa dengan logam tellurium dalam bentuk garam AuTeS2. Logam perak umumnya ditemukan dalam 2 jenis, yaitu ; jenis logam yang merupakan logam paduan antara perak dan emas, serta senyawa logam perak Argentit Ag2S. Jenis argentit memiliki persentase yang jauh lebih tinggi dibanding jenis logam dalam batuan..." " ...Batuan emas refraktory secara alami sangat sulit diekstrak menggunakan proses-proses yang biasa. Jenis batuan ini memerlukan proses pembersihan awal sebelum dilakukan proses ekstraksi. Emas jenis refraktory umumnya mengandung mineral sulfida, karbonat, atau campuran kedua-duanya. Mineral sulfida biasanya menjebak atau melingkupi emas halus sehingga tak tertembus oleh proses ekstraksi biasa. Dalam proses ekstraksi sianida, karbon yang ada dalam batuan emas dapat menyerap larutan kompleks emas sianida dalam jumlah yang besar, seperti halnya apa yang dilakukan oleh karbon aktif, sehingga perolehan logam yang diinginkan menjadi turun akibat penyerapan yang dilakukan partikel karbon yang sangat halus. Proses pembersihan awal dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain ; pemanggangan, bio-oksidasi, oksidasi tekanan udara, penggilingan yang sangat halus. Pemanggangan bertujuan mengoksidasi senyawa sulfida maupun karbonat menggunakan oksigen ( udara) pada temperatur yang tinggi. Bio-oksidasi adalah proses oksidasi yang dilakukan dengan bantuan mikroorganisme, semacam bakteri pemakan besi dan belerang ( thiobacillius ferrooksidan) dsb. Oksidasi tekanan udara dilakukan dengan cara menyuntikkan oksigen ke dalam larutan disaat proses ekstraksi berlangsung. Penggilingan halus dilakukan untuk memperoleh logam emas yang bebas ( terlepas dari perangkapnya) ...." " ...Peristiwa oksidasi reduksi suatu atau beberapa unsur ataupun molekul menimbulkan tegangan listrik yang dapat diukur. Tegangan listrik yang timbul ini disebut juga potensial elektroda. Berdasarkan hal ini, secara empiris terbukti bahwa makin mulia suatu unsur maka makin tinggilah potensial elektrodanya. Artinya, makin mulia suatu unsur maka makin sulit unsur tersebut teroksidasi, dan makin mudah tereduksi dari bentuk senyawanya...." " ...Peristiwa oksidasi reduksi suatu atau beberapa unsur ataupun molekul menimbulkan tegangan listrik yang dapat diukur. Tegangan listrik yang timbul ini disebut juga potensial elektroda. Berdasarkan hal
  • 10. ini, secara empiris terbukti bahwa makin mulia suatu unsur maka makin tinggilah potensial elektrodanya. Artinya, makin mulia suatu unsur maka makin sulit unsur tersebut teroksidasi, dan makin mudah tereduksi dari bentuk senyawanya..." " ...Logam emas dapat diekstrak dari batuan menggunakan pelarut kimia. Ada beberapa jenis pelarut emas, antara lain ; alkali sianida, asam thiourea, alkali thiourea, thiosulfat, thiosianat, dsb. Dalam hubungan dengan sistem tromol yang menggunakan wadah besi, maka pelarut yang paling cocok digunakan adalah alkali sianida. Perbandingan antara garam sianida dan tepung batuan adalah minimum 2 Kg NaCN : 1 ton batuan. Selama proses ini lumpur terus diaduk dengan kecepatan konstan. Pemerian suntikan udara kedalam lumpur sangat membantu terjadinya oksidasi logam emas dan perak, sehingga lebih memudahkan pelarutan. Reaksi – reaksi pelarutan sebagai berikut : 4 Au + 8 NaCN + O2 + 2 H2O 4 Na[ Au( CN) 2] + 4NaOH 4 Ag + 8 NaCN + O2 + 2 H2O 4 Na[ Ag( CN) 2] + 4NaOH Ag2S + 4 NaCN 2 Na[ Ag( CN) 2] + Na2S Pelarutan logam dengan sianida menghasilkan garam kompleks emas / perak sianida. Oksidasi yang dilakukan udara terhadap lumpur disamping membantu pelarutan logam juga berdampak negatif terhadap penurunan pH lumpur. Oleh karena itu pengendalian perlu dilakukan secara kontinu dengan pengecekan angka di pH meter. Disaat pH menurun maka harus segera ditambahkan NaOH / CaOH kedalam lumpur untuk menaikan pH di angka 10, 5. Tingkat pH lumpur sangat perlu dikendalikan, disamping pengendalian suhu di kisaran 250C-270C..." " ...Agar kelarutan oksigen menjadi tinggi dan merata, maka gelembung udara tersebut disebarkan oleh mixer ( agitator) ke seluruh bagian lumpur di dalam reaktor. Kehadiran oksigen dalam lumpur dapat juga dilakukan melalui penambahan larutan hidrogen peroksida H2O2 ke dalam lumpur. Hidogen peroksida yang masuk akan terurai menjadi air H2O dan gas oksigen O2. Pada beberapa batuan, terutama pada batuan sulfida, pemberian udara pada lumpur ( terutama pada saat pertama kali sianida diberikan) pada pH yang tinggi dapat menekan logam-logam reaktif semacam besi dan belerang menjadi kurang reaktif terhadap sianida, akibatnya adalah sianidasi emas menjadi lebih efisien ( penggunaan sianida makin hemat) ..." " ...Pengolahan menggunakan air raksa masih dapat ditingkatkan perolehannya dengan cara melakukan kombinasi dengan larutan kimia,
  • 11. dalam hal ini menggunakan alkali sianida dan beberapa zat kimia lainnya. Batuan hasil glundungan umumnya belum terlalu halus, sehingga sebagian dari emas belum terliberalisasi ( belum terbebaskan) . Emas yang masih terikat dengan unsur-unsur lain tentu saja tak terserap oleh logam raksa dan tertinggal di lumpur limbah olahan. Sedangkan perak, sebagian besarnya masih di batuan karena sifatnya masih berupa senyawa yang tak teramalgamasi oleh logam raksa. Untuk memisahkan logam emas dari berbagai pengikat dan pelindungnya ( agar kemudian terserap oleh raksa) , maka dilakukan langkah-langkah refractory dan pelarutan. Refraktori bertujuan membuka selubung logam emas, agar mampu terserap oleh merkuri.Refraktori menggunakan kombinasi udara di dalam glundung dan senyawa garam timbal..." Buku ini menjelaskan dengan sangat detail prinsip-prinsip dasar proses secara kimia, beserta aplikasi dari prinsip-prinsip tersebut dalam pengolahan Sistem Tromol. Rekening Bank Mandiri A/ C 1060 0068 7434 4 a/ n Maria Tobing, rek BCA 8000 5256 43 an Maria Tobing Telp : Maria : 0818 602049 Edwin : 0817 0198 187 e-mail : pimtiindo@ yahoo.com Penerapan Sel Volta Dan Sel Electrolisis dalam kehidupan sehari-hari dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyakperistiwadalam kehidupansehari-hariyangmerupakanprosesdari reaksi kimia.salah satunyaadalahadalahreaksi kimiayangbisamenimbulkanenergi listrikyangbisamemudahkan manusiadalammelkukankegiatan.misalnyadalamindustri pembuatanbaterai,aki,danlain-lain yang bisamengantarkanaruslistrik.sertahubunganelektrolisisterhadapkehidupansehari-hari dan industri.
  • 12. Reaksi kimiayangbisamenghantarkanlistrikberhubungansekali dengansel elektrokimia,karena dalamsel elektrokimiaterjadi reaksi antarionanode danionkatode yangbisamenghantarkanarus listrik.Dalamsel elektrokimiadibagi menjadi duayaitu,sel voltadansel elektrolisis.selvolta merupakanhasil dari reksi redoksspontandi ubahmenjadi energi listrik.Sedangkanselelektrolisis energi listrikdigunakanuntukmelangsungkanreaksikimiatakspontan. 1.2 Rumusanmasalah 1. Bagaimana penerapansel voltapadaaki danbaterai ? 2. Bagaimana proseskimiabereaksidanmenghasilkanenergi listrik? 3. Apa saja penerapandancontohpenggunaanelektrolisisdalamindustri ? 1.3 Tujuandan Manfaat Kitadapat mengetahui tentangprosesreaksi kimiadalammenghasilkanenergi listrikdan kegunaannya,Sehinggakitamengenal lebihdekattentangaplikasikimianyatayangditerapkan dalamkehidupansehari-hri danindustri,sertamenambahsemangatkitauntukbelajarkimiadan mengetaui bahan-bahankimiapadabaterai,aki ,pemurnianlogam, sertapenyepuhan. BAB II PEMBAHASAN PenerapanSel VoltaDanSel Electrolisis (disesuaikandenganjumlahkelompok) 1. PenerapanSel Voltapadaaki Aki atau accumulatormerupakansel voltayangtersusunataselektrodaPbdanPbO,dalamlarutan asam sulfatyangberfungsi sebagai elektrolit.Padaaki,sel disusundalambeberapapasangdan setiappasangmenghasilkan2Volt. Aki umumnyakitatemui memilikipotensialsebesar6Volt(kecil) sebagai sumberarussepedamotor dan 12 V (besar) untukmobil.Aki merupakansel yangdapatdiisi kembali,sehinggaaki dapat dipergunakansecaraterusmenerus.Sehinggaadadua mekanismereaksi yang terjadi.Reaksi penggunaanaki merupakansel volta,danreaksi pengisianmenggunakanaruslistrikdari luarseperti peristiwaelektrolisa.Mekanisme reaksi ditampilkanpadaBaganreaksi. Reaksi penggunaandanpengisianaki 2. PenerapanSel VoltaPadaBaterai Baterai atau sel keringmerupakansalahsatusel volta,yaitusel yangmenghasilkanaruslistrik, berbedadenganaki,batere tidakdapatdiisi kembali. Sehinggabatere jugadisebutdenganselprimerdanaki dikenal dengansel sekunder. Batere disusunolehSengsebagai anoda,dangrafitdalamelektrolitMnO2,NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda.Reaksi yangterjadi padasel keringadalah: Sel bahanbakar merupakanbagiandari sel voltayangmiripdenganaki atau batere,dimanabahan bakarnyadiisi secaraterusmenerus,sehinggadapatdipergunakansecaraterusmenerusjuga. Bahan bakudari sel bahanbakar adalahgas hidrogendanoksigen,sel ini digunakandalampesawat ruang angkasa,reaksi yangterjadi padasel bahanbakar adalah: 3. Baterai Nikel-Kadmium Baterai Nikel-Kadmiummerupakanbaterai keringyangdapatdi isi ulang.Reaksi selyangterjadi sebagai berikut:
  • 13. Anode : Cd+ 2OH- Cd(OH)2+ 2e Katode :NiO2+ 2H2 O + 2e Ni(OH)2+ Ni(OH)2+ Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 + Ni(OH)2 Hasil-hasil reaksipadabaterai nikel-kadmiummerupakanzatpadatyang melekatpadakedua elektrodenya.Pengisiandilakukandenganmembalikarahaliranelectronpadakeduaelectrode. 4. Baterai PerakOksida Susunanbaterai perakoksidayaituZn(sebagai anode),Ag2O(sebagai katode),danpastaKOH sebagai elektrolit.reaksinyasebagaiberikut: Anode :Zn+ 2OH- Zn(OH)2+ 2e Katode :Ag2O+ H2O + 2e 2Ag + 2OH- Baterai perakoksidamemiliki potensial sel sebesar1,5voltdan bertahandalamwaktuyang lama.Kegunaanbaterai jenisini adalahuntukarloji,kalkulatordanberbagai jenisperalatanelektrolit lainnya. 5. Sel Bahan Bakar Sel bahanbakar merupakanselyangmenggunakanbahanbakarcampuranhydrogendenganoksigen atau campuran gas alamdenganoksigen.Bahanbakar(pereaksi) dialirkanterusmenerus.Gas oksigendialirkanke katode melalui suatubahanberpori yangmengkatalisreaksi dangashydrogen dialirkanke anode. Anode :2H2 + 4OH- 4H2O + 4e Katode :O2 + 2H2O + 4e 4OH- + 2H2 + O2 2H2O Sel seperti ini biasadi gunakanuntuksumber listrikpadapesawatluarangkasa. 6. Prosesdalampenyepuhan Elektroplatingataupenyepuhanmerupakanprosespelapisanpermukaanlogamdenganlogamlain. Misalnyatembagadilapisi denganemasdenganmenggunakanelektrolitlarutanemas(AuCl3). Emas (anoda) : Au(s) → Au3+(aq) + 3e (oksidasi) Tembaga(katoda) : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi) Dari persamaanreaksi tampakpadapermukaantembagaakanterjadi reaksi reduksi Au3+(aq) +3e → Au(s).DengankatalainemasAuterbentukpadapermukaantembagadalam bentuklapisantipis. Ketebalanlapisanjugadapatdiatursesuai danganlamaprosesreduksi.Semakinlamamakalapisan yang terbentuksemakintebal. 7. ProsesSintesa Sintesaataupembuatansenyawabasa,cara elektrolisamerupakanteknikyanghandal.Misalnya pada pembuatanlogamdari garam yaituK,Na dan Ba dari senyawaKOH,NaOH,Ba(OH)2,hasil sampingdari prosesini adalahterbentuknyasertapadapembuatangasH2, O2, dan Cl2.Seperti reaksi yangtelahkitabahas.Dalam skalaindustri,pembuatanCl2danNaOHdilakukandengan elektrolisislarutanNaCl denganreaksi sebagai berikut: 8. Prosespemurnianlogam Prosespemurnianlogamjugamengandalkanproseselektrolisa.Prosespemurniantembaga merupakancontohyangmenarikdanmudahdilaksanakan.Pemurnianini menggunakanelektrolit yaituCuSO4.Pada prosesini tembagayangkotor dipergunakansebagaianoda,dimanazattersebut akan mengalami oksidasi,Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e Reaksi oksidasi ini akanmelarutkantembagamenjadi Cu2+.Dilainpihakpadakatodaterjadi reaksi
  • 14. reduksi Cu2+ menjadi tembagamurni.Mula-mulaCu2+berasal dari CuSO4,dansecaraterus menerusdigantikanolehCu2+yangberasal dari pelarutantembagakotor.Prosesreaksi redoks dalamelektrolisislarutanCuSO4adalah: CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42Ͳ(aq) Katoda:Cu2+(aq) + 2e → Cu(s) Anoda: Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e Pengotortembagaumumnyaterdiri dari perak,emas,danplatina.OlehkarenaE0 unsurAg,Pt dan Au > dari E0 Cu,maka ketigalogamtidaklarutdan tetapberadadi anoda biasanyaberupalumpur. DemikianjugajikapengotorberupaFe atauZn,unsurini dapat larutnamun cukupsulittereduksi dibandingkanCu,sehinggatidakmenggangguprosesreduksi Cu.