SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Reprint:
JURNALILMU-ILMUPERAIRANDANPERIKANANINDONESIA
ISSN 0854-3194
Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1
Halaman 1 – 4
Derajat Infestasi Ektoparasit Hirudinea Piscicola sp pada
Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus (Forsskal, 1775)
dan Kerapu Sunu Plectropomus Maculatus (Bloch, 1790)
(Degree of Infestation of Hirudinea Piscicola sp. Ectoparasit on
Brown Marbled Grouper Epinephelus fuscoguttatus (Forsskal, 1775)
and Spotted Coral Trout Plectropomus maculatus (Bloch, 1790))
Susanti Diani, Pramu Sunyoto dan Edward Danakusumah
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 - Telepon (0251)
622912, Fax. (0251) 622932. E-mail : jippi@centrin.net.id
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 22/DIKTI/Kep /2002 tanggal 8
Mei 2002 tentang Hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2002, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan
dan Perikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jurnal nasional terakreditasi.
1
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA
IKAN KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus (FORSSKAL, 1775)
DAN KERAPU SUNU Plectropomus maculatus (BLOCH, 1790)
(Degree of infestation of Hirudinea Piscicola sp. Ectoparasit on
Brown Marbled Grouper Epinephelus fuscoguttatus (Forsskal, 1775)
and Spotted Coral Trout Plectropomus maculatus (Bloch, 1790))
Susanti Diani1
, Pramu Sunyoto1
dan Edward Danakusumah1
ABSTRAK
Penelititian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis parasit dan mengetahui derajat infestasi ekto-
parasit Hirudinea Piscicola sp. pada ikan kerapu macan Epenephelus fuscoguttatus dan ikan kerapu sunu
Plectropomus maculatus yang dipelihara dalam tangki 10 m3
dan 3 m3
dalam kondisi laboratorium. Delapan
ekor ikan kerapu macan dan 30 ekor ikan kerapu sunu dengan kisaran bobot tubuh masing-masing 5.0 - 7.7
kg (panjang total 66.0 - 78.1 cm) dan 0.1 - 0.6 kg (20.5 - 34.4 cm) diambil sebagai contoh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi Piscicola sp. pada ikan kerapu macan dan kerapu sunu masing-masing adalah
100% dengan intensitas pada masing-masing ikan adalah 228 dan 45 ekor parasit per ekor ikan.
Kata kunci: Derajat infestasi, hirudinea, kerapu macan (Epenephelus fuscoguttatus), kerapu sunu (Plec-
tropomus maculatus).
ABSTRACT
The study was carried out at the Bojonegara Research Assessment Instalation for Agricultural Tech-
nology. The aims of this study was to identify and to know the degree of infestation of hirudinea ectoparase
Piscicola sp. on the grouper Epinephelus fuscoguttatus and the coral trout Plectropomus maculatus reared in
10 m3
and 3 m3
tanks, respectively. Eight fishes of grouper (the weight range from 5.0 to 7.7 kg and the total
length ranges from 66.0 to 78.1 cm) and thirty fishes of coral trout (the weight range from 0.1 to 0.6 kg and
the total length ranges from 20.5 to 34.4 cm) were sampled and investigated for the occurrence of the para-
site. The results of the study showed that the prevalences of Piscicola sp. on grouper and coral trout were
100%, with the intensity of 228 and 45 parasities per fish respectively.
Key Words: Degree of Infestation, Hirudinea, grouper (Epinephe1us fuscoguttatus), coral trout (P1ectro-
pomus maculatus).
PENDAHULUAN
Ikan kerapu macan Epinephelus fusco-
guttatus dan kerapu sunu Plectropomus macu-
latus merupakan ikan laut komoditas ekspor
yang mempunyai harga pasar tinggi dan poten-
sial dibudidayakan. Kedua jenis ikan ini hidup
di perairan karang. Ikan ini mendiami perairan
tropis dan subtropis (Leis, 1986 dan Kohno et
al, 1990). Usaha budidaya kedua jenis ikan ini
belum dilakukan secara intensif. Usaha yang
banyak dilakukan nelayan masih berupa kegiat-
an penampungan sementara hasil tangkapan di
laut. Ikan-ikan ini ditampung dalam Keramba
Jaring Apung (KJA) sebelum dijual ke ekspor-
tir. Masalah utama pembesaran adalah keterse-
diaan benih yang masih tergantung hasil pe-
nangkapan di alam. Di beberapa perairan, upa-
ya pembesaran ikan ini menghadapi masalah
serius yaitu serangan hama dan penyakit. Dari
segi ekonomi, masalah serangan hama penyakit
dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Serangan hama dan penyakit dapat mengakibat-
kan penurunan produksi dan kualitas ikan bah-
kan kematian total (Diani, 1992a). Sebagian
besar jenis-jenis parasit yang dapat menyerang
ikan kerapu dan menimbulkan kerugian yang ti-
dak sedikit adalah jenis ektoparasit seperti go-
longan Protozoa, Platyhelminthes dan Crusta-
cea. Salah satu kasus kematian induk ikan ke-
rapu sunu sebesar 50% yang disebabkan oleh
parasit Cryptocaryon sp. telah didokumentasi-
kan (Diani 1992b). Di lain tempat, pernah pula
1
Laboratorium Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian
Bojonegara-Serang.
2 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 1-4
terjadi kematian benih ikan kerapu lumpur yang
disebabkan parasit Diplectanum sp. dan Tricho-
dina sp. (Diani 1995). Di Sumatera Utara, ka-
sus kematian ikan kerapu terjadi dalam keramba
penampungan dengan kerugian yang cukup be-
sar yang diduga disebabkan virus (Rukyani et
al, 1993). Di Sulawesi Selatan, kematian ikan
kerapu umumnya terjadi akibat stres dan akibat
penanganan (handling) yang kurang baik mulai
dari penangkapan, pengangkutan sampai perla-
kuan di jaring apung (Rukyani, 1994). Menurut
Foo et al (1985), kematian ikan kerapu disebab-
kan serangan bakteri Streptoccocus.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
dan mengetahui derajat infestasi ektoparasit Hi-
rudinea Piscicola sp. yang menginfeksi ikan kera-
pu macan dan kerapu sunu. Selanjutnya, hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan da-
lam upaya pencegahan dan penanggulangannya.
BAHAN DAN METODA
Bahan yang diteliti berupa 8 ekor ikan
kerapu macan dengan bobot tubuh antara 5.0 -
7.7 kg dengan panjang total antara 66.0 - 78.1
cm dan 30 ekor ikan kerapu sunu dengan bobot
tubuh antara 0.1 - 0.6 kg dengan panjang total
antara 20.5 - 34.4 cm. Ikan kerapu macan dan
sunu dipelihara dalam tangki beton (volume 10
m3
dan 3 m3
) yang dialiri air laut sebanyak
200% volume per hari serta aerasi secukupnya.
Ikan uji berasal dari hasil penangkapan di per-
airan Teluk Banten dan Kepulauan Seribu. Pe-
meliharaan ikan menggunakan air laut yang te-
lah disaring dengan sand filter. Pakan yang di-
berikan adalah campuran ikan rucah dan cumi-
cumi sebanyak 2 - 5% bobot tubuh per hari.
Kotoran yang berada di dasar tangki dibersih-
kan dengan cara menyipon setiap hari. Peng-
ambilan contoh parasit dilakukan terhadap ikan-
ikan yang tampak tidak sehat. Ciri ikan yang ti-
dak sehat memilikitanda-tanda sebagai berikut:
berenang tidak aktif, nafsu makan berkurang,
serta sering menggosok-gosokkan tubuhnva ke
dinding tangki. Ciri-ciri tersebut dipertegas de-
ngan adanya gumpalan merah kehitam-hitaman
berumbai yang menempel pada sebagian per-
mukaan tubuh dan pada sebagian rongga mulut.
Ikan-ikan yang tidak sehat ditangkap dan
dibius Ethylene glycol monophenyl ether (C10H8
O2), dosis 100 ppm selama 10 - 15 menit sam-
pai tertidur. Pemeriksaan parasit mengikuti me-
tode Hoffman (1967), Fernando et al (1972),
Kennedy (1979) dan Zafran et al, (1998), untuk
selanjutnya dianalisis tingkat serangan ektopa-
rasit. Parameter yang diukur adalah prevalensi,
yang dinyatakan dalam %, yaitu banyaknya i-
kan yang diinfestasi parasit dari populasi ikan
yang diamati dan intensitas yaitu rata-rata jum-
lah parasit yang menginfestasi per ikan. Penga-
matan kualitas air dilakukan satu minggu sebe-
lum dan saat ikan-ikan menunjukkan tanda-tan-
da sakit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan terhadap ikan kerapu
macan dan kerapu sunu yang sakit menunjuk-
kan adanya satu jenis ektoparasit Piscicola sp.
yang menginfeksi permukaan tubuh dan rongga
mulut (Tabel 1 dan 2).
Tabel 1. Intensitas Ektoparasit Piscicola sp. yang
Ditemukan pada Ikan Kerapu Macan
Epinephelus fuscoguttatus.
Ikan yang
Ternfeksi
Intensitas
Piscicola sp. pada
No. Panjang
Total
(cm)
Bobot
Tubuh
(kg)
Permukaan
Tubuh
Rongga
Mulut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
73.2
67.5
68.0
70.0
78.1
69.0
69.0
69.5
6.5
5.6
5.0
6.0
7.7
5.6
5.3
6.2
271
168
279
132
211
327
216
151
8
3
16
5
2
14
6
2
1 766 56
Parasit yang ditemukan pada bagian kulit
permukaan tubuh dan rongga mulut ikan kerapu
macan dan kerapu sunu dikenal dengan nama
lintah dari phylum Annelida, kelas Hirudinea,
famili Piscicolidae dan spesies Piscicola sp. (Ro-
berts, 1978). Parasit ini mempunyai panjang to-
tal antara 1.20 - 19.30 mm dan lebar 0.10 - 1.42
mm, serta berwarna kehitam-hitaman. Parasit i-
ni pernah ditemukan menempel pada ikan kera-
pu lumpur dan kakap putih (Diani et al, 1995).
Parasit Piscicola sp. memiliki tubuh yang beru-
as. Tubuhnya dilengkapi 2 buah alat penghisap
(sucker). Alat penghisap yang pertama terletak
di bagian kepala (anterior sucker) dan yang ke-
dua ukurannya lebih besar terletak di bagian
Diani, S., P. Sunyoto dan E. Danakusumah, Derajat Infestasi Ektoparasit Hirudinea Piscicola sp … 3
punggung (posterior sucker). Hewan ini memi-
liki bentuk mata di bagian kepala (Roberts,
1978). Sachlan (1952) mengatakan bahwa pa-
rasit ini mempunyai panjang 2 cm dan lebar 3
mm serta berwarna merah.
Tabel 2. Intensitas Ektoparasit Piscicola sp. yang
Ditemukan pada Ikan Kerapu Sunu
Plectropomus maculatus
Ikan yang
Terifeksi
Intensitas
Piscicola sp. pada
No. Panjang
Total
(cm)
Bobot
Tubuh
(kg)
Permukaan
Tubuh
Rongga
Mulut
1. 30.5 0.380 - 38
2. 32.0 0.360 2 22
3. 29.4 0.370 3 53
4. 26.5 0.240 1 31
5. 28.0 0.260 3 51
6. 32.1 0.450 - 19
7. 26.8 0.260 - 56
8. 27.2 0.240 - 69
9. 26.5 0.160 14 98
10. 31.2 0.400 - 21
11. 27.5 0.300 - 45
12. 32.0 0.420 - 16
13. 34.0 0.500 - 57
14. 30.0 0.245 - 17
16. 32.0 0.415 - 35
17. 28.2 0.320 - 33
18. 23.7 0.145 7 69
19. 27.5 0.250 - 35
20. 26.0 0.230. - 71
21. 31.2 0.360 - 31
22. 31.0 0.380 - 71
23. 27.5 0.230 - 54
24. 20.5 0.100 - 35
25. 26.0 0.220 - 60
26. 34.0 0.470 - 33
27. 34.4 0.300 8 62
28. 27.7 0.260 - 28
29. 34.4 0.560 - 22
30. 32.7 0.470 8 29
31. 27.1 0.260 - 46
Kabata (1985) mengatakan bahwa parasit
Piscicola sp. ditemukan terutama menyerang i-
kan laut dan beberapa spesies ikan air tawar.
Setiap jenis parasit biasanya mempunyai habitat
tertentu pada organ inang sebagai tempat hidup-
nya (Fernando et al, 1972). Menurut Brotowi-
djoyo (1987), tingkat serangan ektoparasit ter-
hadap inangnya terbagi dalam dua tingkat yaitu
infestasi (tahap awal serangan) dan infeksi (ta-
hap perusakan jaringan).
Berdasarkan pendapat tersebut maka ikan
kerapu macan dan kerapu sunu yang dipelihara
dalam tangki bervolume 10 m3
dan 3 m3
tergo-
long dalam dua tingkat serangan. Pertama, ba-
gian rongga mulut kerapu macan dan kerapu su-
nu serta kulit permukaan tubuh kerapu sunu ter-
golong terserang parasit pada tingkat infestasi,
sehingga bagian tersebut belum mengalami ke-
rusakan jaringan. Kedua, bagian permukaan
kulit tubuh kerapu macan dan rongga mulut su-
dah mengalami kerusakan jaringan (luka) sete-
lah parasit Piscicola sp. terlepas dari tubuhnya.
Keadaan seperti ini dapat dilihat dari nilai in-
tensitas Piscicola sp. pada masing-masing or-
gan yang diinfestasi (Tabel 1 dan 2). Pada ke-
rapu macan, intensitas Piscicola sp. pada kulit
permukaan tubuh terutama pada bagian dekat e-
kor berkisar antara 143 - 327 spesimen dengan
intensitas rata-rata 220.75 spesimen per ekor i-
kan. Sedangkan intensitas parasit pada rongga
mulut dalam jumlah lebih kecil berkisar antara
2 - 16 spesimen dengan intensitas rata-rata 7.0
spesimen per ekor ikan, atau dapat dikatakan
intensitas Piscicola sp. pada kerapu macan rata-
rata 227.75 spesimen/inang (ikan) dan prevalen-
si 100 %. Pada kerapu sunu, intensitas Piscico-
la sp. pada kulit permukaan tubuh berkisar an-
tara 0 - 14 spesimen dengan intensitas rata-rata
1.53 spesimen per ekor ikan. Sedangkan inten-
sitas parasit pada rongga mulut dalam jumlah
lebih besar yaitu antara 16 - 98 spesimen de-
ngan intensitas rata-rata 43.57 spesimen/inang
(ikan) dan prevalensi 100%. Dengan nilai pre-
valensi 100% dan nilai intensitas parasit sebesar
227.75 per ekor ikan pada kerapu macan dapat
dikatakan belum menyebabkan kematian ikan
tetapi baru dapat menyebabkan ikan sakit. De-
mikian juga dengan nilai prevalensi 100% dan
intensitas parasit sebesar 45.10 per ekor ikan
pada kerapu sunu belum menyebabkan kemati-
an ikan, hanya dapat menyebabkan ikan sakit.
Diduga, parasit Piscicola sp. yang menginfeksi
ikan kerapu macan dan kerapu sunu sudah me-
lekat pada tubuhnya dan dibawa sejak ditang-
kap dari perairan Teluk Banten dan Kepulauan
Seribu. Dengan adanya perubahan lingkungan
atau pergantian musim dan kondisi ikan yang
menurun maka parasit tersebut dapat berkem-
bang biak dengan cepat. Timbulnya epizootik
atau wabah penyakit merupakan hasil interaksi
antara agen penyakit, inang (ikan) dan keadaan
lingkungan yang dapat terjadi apabila keseim-
bangan lingkungan terganggu. Dalam kondisi
4 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 1-4
lingkungan yang sehat, hubungan ketiga faktor
tersebut biasanya dalam keadaan seimbang, se-
hingga tidak menimbulkan penyakit. Sachlan
(1952) menjelaskan bahwa di Eropa epidemi
parasit ini sering terjadi dan rata-rata 30 - 40
parasit menginfeksi satu ekor ikan yang ditemu-
kan pada insang, mata, mulut dan kulit tubuh.
Ikan yang terinfeksi parasit ini terlihat seperti
terserang penyakit anemia dan bobot tubuhnya
herkurang sehingga dapat menyebabkan kema-
tian ikan. Paperna (1980) menjelaskan bahwa
rata-rata 26 parasit ditemukan pada 1 ekor ikan,
tetapi pernah juga ditemukan lebih dari 100 pa-
rasit menginfeksi satu ekor ikan. Selanjutnya
dikatakan ikan yang terinfeksi berat oleh parasit
ini terlihat sangat kekurangan sel darah merah
(hyperanemia) dan mengalami pendarahan (ha-
emorhages). Post (1983) mengatakan bahwa
parasit ini lebih suka menempel pada kulit dan
insang serta tidak mempunyai inang tertentu.
Tingkat kerusakan tergantung dari banyaknya
parasit yang menempel. Selanjutnya dikatakan
bahwa ikan-ikan kecil biasanya lebih mudah
terserang karena kurang mampu menghindari
dan kondisi tubuhnya tidak kuat sehingga jum-
lah parasit yang menempel pada tubuh dan in-
sang jauh lebih banyak dan menyebabkan ke-
matian. Penanggulangan parasit Piscicola sp.
dapat dilakukan melalui perendaman dengan Cu
Cl2 sebanyak 5 ppm selama 15 menit atau Cu
SO4 5H2O sebanyak 0.5 ppm selama 5 - 6 jam
(Paperna, 1980). Selain itu dapat pula dilaku-
kan perendaman dalam formalin 200 ppm sela-
ma 30 - 60 menit (Roberts 1978).
Pengamatan kualitas air di dua tangki pe-
meliharaan adalah sebagai berikut: oksigen ter-
larut 5.4 - 5.6 ppm, temperatur 27 - 20 °C, sali-
nitas 33 - 34 ppt dan derajat keasaman (pH) 7.9
- 8.2. Parameter kualitas air tersebut masih da-
lam nilai yang aman dan dapat ditolelir ikan ke-
rapu macan dan kerapu sunu (Boyd, 1981).
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Ahmad Makmur dan Pipit Afifah yang telah
membantu melakukan kegiatan penelitian.
PUSTAKA
Brotowidjoyo, M.D. 1987. Parasit dan Parasitisme, Edi-
si I. Media Press. Jakarta. 330p.
Boyd, C. E. 1981. Water Quality in Warmwater Fish
Pond. Auburn University, Agricultural Experiment
Station, Alabama. 359 p.
Diani, S. 1992a. Kasus Cryptocaryoniasis pada Ikan
Kakap Putih (Lates calcarifèr) di Sub Balai Peneli-
tian Budidaya Pantai, Bojonegara. Majalah Parasi-
tologi Indonesia, 5(2): 113-115.
Diani, S. 1992b. Pengamtan dan Pengobatan Penyakit
Bintik Putih pada Ikan Kerapu Sunu (Plectropo-
mus spp). Warta Balitdita, 4(2): 22-23.
Diani, S. 1995. Kematian Benih Ikan Kerapu Lumpur
(Epinephelus suillus) yang terinfeksi oleh Diplec-
tanum sp. dan Trichodina sp. Majalah Parasitologi
Indonesia, 8(1): 43-47.
Fernando, C. H., J. L. Furtado, A. V. Gussey, G. Hanek
and A. A. Kahonge. 1972. Methods for Study of
Freshwater Fish Parasites. University of Warterloo.
Waterloo, Ontario Canada. 76p.
Foo, J. T. W., B. Ho and T. J. Lam. 1985. Mass Mortality
in Siganus canaliculatus Due to Streptoccocal In-
fection. Aquaculture, 49: 185-195.
Hoffman, G. L. 1967. Parasites of North American
Freshwater Fishes. University of California Pres.
Berkeley and Los Angeles. USA. 486p.
Kabata, Z. 1985. Parasiter and Diseases of Fish Cultur-
ed in the Fishes. Taylor and Francis, London and Phi-
ladelphia, 318p.
Kennedy. J. M. 1979. Basic Method of Specimen Pre-
paration in Parasitology. International Development
Research Centre. 44p.
Kohno, H., M. Duray and P. Sunyoto. 1990. A Field
Guide to Groupers of Southeast Asia. Puslitbang-
kan. 27p.
Leis, J. M. 1986. Larva Development in Four Species of
Indo-Pasific Coral Trout, Plectropomuson analysis
of the Relationship of the Genus. Bulletin of marine
Science, 38(3): 525-528.
Paperna, I. 1980. Parasites, Infection and Diseases of
Fish in Arfica. Food and Agriculture Organization of
the United Nation, Rome, 216p.
Rukyani, A., P. Taufik dan H. Yuliansyah. 1993. Laporan
Survai Kasus Kematian Ikan Kerapu (Grouper) di
Daerah Sumatera Utama. Pusat Penelitian dan Peng-
embangan Perikanan. Badan Litbang Pertanian. 11p.
Rukyani, A. 1994. Patogen Sebagai Kendala Utama da-
lam Pengembangan Usaha Perikanan di Sulawesi
Selatan. Makalah disajikan pada Rapat Teknis Evalu-
asi dan Pembahasan Program Penelitian pada tanggal
5-7 Mei 1994 di Balitkandita Maros. 9p.
Roberts, R.J. 1978. Fish Pathology. Bailliere Tindall.
London. 318p.
Sachlan, M. 1952. Notes of Parasites of Freshwater
Fishes in Indonesia Contribution of the Inland
Fisheries. Research Stations, Bogor, No. 2: 60p.
Zafran, D. Roza, I. Koesharyani, F. Johny and K. Yuasa.
1998. Manual for Fish Diseases Diagnosis. Gondol
Station for Coastal Fisheries & JICA. 44p.

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...Mustain Adinugroho
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananIke Wulanduri
 
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixLaporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixmuthiauthe
 
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras pandaORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras pandaRepository Ipb
 
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010Bambang Prakoso
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoAlfarico Rico
 

What's hot (20)

Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
 
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
 
Jurnal pemijahan
Jurnal pemijahanJurnal pemijahan
Jurnal pemijahan
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
 
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixLaporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
 
Laporan praktikum fix
Laporan praktikum fixLaporan praktikum fix
Laporan praktikum fix
 
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras pandaORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
 
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
 
Ibu karya
Ibu karyaIbu karya
Ibu karya
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
 
Rasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan GuppyRasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan Guppy
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Ikan layaran
Ikan layaranIkan layaran
Ikan layaran
 

Similar to Parasit Ikan

Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxthobiaspopodje
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanAkram Abu Bakar
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...Repository Ipb
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam baharinisha althaf
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
 
Jenis ikan yang dilarang masuk ke indonesia
Jenis ikan yang dilarang masuk ke indonesiaJenis ikan yang dilarang masuk ke indonesia
Jenis ikan yang dilarang masuk ke indonesiaAl Faruqie Faruqie
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihWarta Wirausaha
 
43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdfwibowo36
 
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKKEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKRepository Ipb
 
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGAJosua Sitorus
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya Yayasan TERANGI
 
Laporan Mortalitas
Laporan MortalitasLaporan Mortalitas
Laporan MortalitasPandiSantoso
 
laporan prakerin pembenihan rajungan
 laporan prakerin pembenihan rajungan laporan prakerin pembenihan rajungan
laporan prakerin pembenihan rajunganAbd Taj Khalwatiyah
 

Similar to Parasit Ikan (20)

Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
 
Jenis ikan yang dilarang masuk ke indonesia
Jenis ikan yang dilarang masuk ke indonesiaJenis ikan yang dilarang masuk ke indonesia
Jenis ikan yang dilarang masuk ke indonesia
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf
 
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKKEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
 
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
Laporan Mortalitas
Laporan MortalitasLaporan Mortalitas
Laporan Mortalitas
 
Plankton.pptx
Plankton.pptxPlankton.pptx
Plankton.pptx
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
laporan prakerin pembenihan rajungan
 laporan prakerin pembenihan rajungan laporan prakerin pembenihan rajungan
laporan prakerin pembenihan rajungan
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

Parasit Ikan

  • 1. Reprint: JURNALILMU-ILMUPERAIRANDANPERIKANANINDONESIA ISSN 0854-3194 Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1 Halaman 1 – 4 Derajat Infestasi Ektoparasit Hirudinea Piscicola sp pada Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus (Forsskal, 1775) dan Kerapu Sunu Plectropomus Maculatus (Bloch, 1790) (Degree of Infestation of Hirudinea Piscicola sp. Ectoparasit on Brown Marbled Grouper Epinephelus fuscoguttatus (Forsskal, 1775) and Spotted Coral Trout Plectropomus maculatus (Bloch, 1790)) Susanti Diani, Pramu Sunyoto dan Edward Danakusumah Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 - Telepon (0251) 622912, Fax. (0251) 622932. E-mail : jippi@centrin.net.id Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 22/DIKTI/Kep /2002 tanggal 8 Mei 2002 tentang Hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2002, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jurnal nasional terakreditasi.
  • 2. 1 DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus (FORSSKAL, 1775) DAN KERAPU SUNU Plectropomus maculatus (BLOCH, 1790) (Degree of infestation of Hirudinea Piscicola sp. Ectoparasit on Brown Marbled Grouper Epinephelus fuscoguttatus (Forsskal, 1775) and Spotted Coral Trout Plectropomus maculatus (Bloch, 1790)) Susanti Diani1 , Pramu Sunyoto1 dan Edward Danakusumah1 ABSTRAK Penelititian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis parasit dan mengetahui derajat infestasi ekto- parasit Hirudinea Piscicola sp. pada ikan kerapu macan Epenephelus fuscoguttatus dan ikan kerapu sunu Plectropomus maculatus yang dipelihara dalam tangki 10 m3 dan 3 m3 dalam kondisi laboratorium. Delapan ekor ikan kerapu macan dan 30 ekor ikan kerapu sunu dengan kisaran bobot tubuh masing-masing 5.0 - 7.7 kg (panjang total 66.0 - 78.1 cm) dan 0.1 - 0.6 kg (20.5 - 34.4 cm) diambil sebagai contoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi Piscicola sp. pada ikan kerapu macan dan kerapu sunu masing-masing adalah 100% dengan intensitas pada masing-masing ikan adalah 228 dan 45 ekor parasit per ekor ikan. Kata kunci: Derajat infestasi, hirudinea, kerapu macan (Epenephelus fuscoguttatus), kerapu sunu (Plec- tropomus maculatus). ABSTRACT The study was carried out at the Bojonegara Research Assessment Instalation for Agricultural Tech- nology. The aims of this study was to identify and to know the degree of infestation of hirudinea ectoparase Piscicola sp. on the grouper Epinephelus fuscoguttatus and the coral trout Plectropomus maculatus reared in 10 m3 and 3 m3 tanks, respectively. Eight fishes of grouper (the weight range from 5.0 to 7.7 kg and the total length ranges from 66.0 to 78.1 cm) and thirty fishes of coral trout (the weight range from 0.1 to 0.6 kg and the total length ranges from 20.5 to 34.4 cm) were sampled and investigated for the occurrence of the para- site. The results of the study showed that the prevalences of Piscicola sp. on grouper and coral trout were 100%, with the intensity of 228 and 45 parasities per fish respectively. Key Words: Degree of Infestation, Hirudinea, grouper (Epinephe1us fuscoguttatus), coral trout (P1ectro- pomus maculatus). PENDAHULUAN Ikan kerapu macan Epinephelus fusco- guttatus dan kerapu sunu Plectropomus macu- latus merupakan ikan laut komoditas ekspor yang mempunyai harga pasar tinggi dan poten- sial dibudidayakan. Kedua jenis ikan ini hidup di perairan karang. Ikan ini mendiami perairan tropis dan subtropis (Leis, 1986 dan Kohno et al, 1990). Usaha budidaya kedua jenis ikan ini belum dilakukan secara intensif. Usaha yang banyak dilakukan nelayan masih berupa kegiat- an penampungan sementara hasil tangkapan di laut. Ikan-ikan ini ditampung dalam Keramba Jaring Apung (KJA) sebelum dijual ke ekspor- tir. Masalah utama pembesaran adalah keterse- diaan benih yang masih tergantung hasil pe- nangkapan di alam. Di beberapa perairan, upa- ya pembesaran ikan ini menghadapi masalah serius yaitu serangan hama dan penyakit. Dari segi ekonomi, masalah serangan hama penyakit dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Serangan hama dan penyakit dapat mengakibat- kan penurunan produksi dan kualitas ikan bah- kan kematian total (Diani, 1992a). Sebagian besar jenis-jenis parasit yang dapat menyerang ikan kerapu dan menimbulkan kerugian yang ti- dak sedikit adalah jenis ektoparasit seperti go- longan Protozoa, Platyhelminthes dan Crusta- cea. Salah satu kasus kematian induk ikan ke- rapu sunu sebesar 50% yang disebabkan oleh parasit Cryptocaryon sp. telah didokumentasi- kan (Diani 1992b). Di lain tempat, pernah pula 1 Laboratorium Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Bojonegara-Serang.
  • 3. 2 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 1-4 terjadi kematian benih ikan kerapu lumpur yang disebabkan parasit Diplectanum sp. dan Tricho- dina sp. (Diani 1995). Di Sumatera Utara, ka- sus kematian ikan kerapu terjadi dalam keramba penampungan dengan kerugian yang cukup be- sar yang diduga disebabkan virus (Rukyani et al, 1993). Di Sulawesi Selatan, kematian ikan kerapu umumnya terjadi akibat stres dan akibat penanganan (handling) yang kurang baik mulai dari penangkapan, pengangkutan sampai perla- kuan di jaring apung (Rukyani, 1994). Menurut Foo et al (1985), kematian ikan kerapu disebab- kan serangan bakteri Streptoccocus. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengetahui derajat infestasi ektoparasit Hi- rudinea Piscicola sp. yang menginfeksi ikan kera- pu macan dan kerapu sunu. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan da- lam upaya pencegahan dan penanggulangannya. BAHAN DAN METODA Bahan yang diteliti berupa 8 ekor ikan kerapu macan dengan bobot tubuh antara 5.0 - 7.7 kg dengan panjang total antara 66.0 - 78.1 cm dan 30 ekor ikan kerapu sunu dengan bobot tubuh antara 0.1 - 0.6 kg dengan panjang total antara 20.5 - 34.4 cm. Ikan kerapu macan dan sunu dipelihara dalam tangki beton (volume 10 m3 dan 3 m3 ) yang dialiri air laut sebanyak 200% volume per hari serta aerasi secukupnya. Ikan uji berasal dari hasil penangkapan di per- airan Teluk Banten dan Kepulauan Seribu. Pe- meliharaan ikan menggunakan air laut yang te- lah disaring dengan sand filter. Pakan yang di- berikan adalah campuran ikan rucah dan cumi- cumi sebanyak 2 - 5% bobot tubuh per hari. Kotoran yang berada di dasar tangki dibersih- kan dengan cara menyipon setiap hari. Peng- ambilan contoh parasit dilakukan terhadap ikan- ikan yang tampak tidak sehat. Ciri ikan yang ti- dak sehat memilikitanda-tanda sebagai berikut: berenang tidak aktif, nafsu makan berkurang, serta sering menggosok-gosokkan tubuhnva ke dinding tangki. Ciri-ciri tersebut dipertegas de- ngan adanya gumpalan merah kehitam-hitaman berumbai yang menempel pada sebagian per- mukaan tubuh dan pada sebagian rongga mulut. Ikan-ikan yang tidak sehat ditangkap dan dibius Ethylene glycol monophenyl ether (C10H8 O2), dosis 100 ppm selama 10 - 15 menit sam- pai tertidur. Pemeriksaan parasit mengikuti me- tode Hoffman (1967), Fernando et al (1972), Kennedy (1979) dan Zafran et al, (1998), untuk selanjutnya dianalisis tingkat serangan ektopa- rasit. Parameter yang diukur adalah prevalensi, yang dinyatakan dalam %, yaitu banyaknya i- kan yang diinfestasi parasit dari populasi ikan yang diamati dan intensitas yaitu rata-rata jum- lah parasit yang menginfestasi per ikan. Penga- matan kualitas air dilakukan satu minggu sebe- lum dan saat ikan-ikan menunjukkan tanda-tan- da sakit. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan terhadap ikan kerapu macan dan kerapu sunu yang sakit menunjuk- kan adanya satu jenis ektoparasit Piscicola sp. yang menginfeksi permukaan tubuh dan rongga mulut (Tabel 1 dan 2). Tabel 1. Intensitas Ektoparasit Piscicola sp. yang Ditemukan pada Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus. Ikan yang Ternfeksi Intensitas Piscicola sp. pada No. Panjang Total (cm) Bobot Tubuh (kg) Permukaan Tubuh Rongga Mulut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 73.2 67.5 68.0 70.0 78.1 69.0 69.0 69.5 6.5 5.6 5.0 6.0 7.7 5.6 5.3 6.2 271 168 279 132 211 327 216 151 8 3 16 5 2 14 6 2 1 766 56 Parasit yang ditemukan pada bagian kulit permukaan tubuh dan rongga mulut ikan kerapu macan dan kerapu sunu dikenal dengan nama lintah dari phylum Annelida, kelas Hirudinea, famili Piscicolidae dan spesies Piscicola sp. (Ro- berts, 1978). Parasit ini mempunyai panjang to- tal antara 1.20 - 19.30 mm dan lebar 0.10 - 1.42 mm, serta berwarna kehitam-hitaman. Parasit i- ni pernah ditemukan menempel pada ikan kera- pu lumpur dan kakap putih (Diani et al, 1995). Parasit Piscicola sp. memiliki tubuh yang beru- as. Tubuhnya dilengkapi 2 buah alat penghisap (sucker). Alat penghisap yang pertama terletak di bagian kepala (anterior sucker) dan yang ke- dua ukurannya lebih besar terletak di bagian
  • 4. Diani, S., P. Sunyoto dan E. Danakusumah, Derajat Infestasi Ektoparasit Hirudinea Piscicola sp … 3 punggung (posterior sucker). Hewan ini memi- liki bentuk mata di bagian kepala (Roberts, 1978). Sachlan (1952) mengatakan bahwa pa- rasit ini mempunyai panjang 2 cm dan lebar 3 mm serta berwarna merah. Tabel 2. Intensitas Ektoparasit Piscicola sp. yang Ditemukan pada Ikan Kerapu Sunu Plectropomus maculatus Ikan yang Terifeksi Intensitas Piscicola sp. pada No. Panjang Total (cm) Bobot Tubuh (kg) Permukaan Tubuh Rongga Mulut 1. 30.5 0.380 - 38 2. 32.0 0.360 2 22 3. 29.4 0.370 3 53 4. 26.5 0.240 1 31 5. 28.0 0.260 3 51 6. 32.1 0.450 - 19 7. 26.8 0.260 - 56 8. 27.2 0.240 - 69 9. 26.5 0.160 14 98 10. 31.2 0.400 - 21 11. 27.5 0.300 - 45 12. 32.0 0.420 - 16 13. 34.0 0.500 - 57 14. 30.0 0.245 - 17 16. 32.0 0.415 - 35 17. 28.2 0.320 - 33 18. 23.7 0.145 7 69 19. 27.5 0.250 - 35 20. 26.0 0.230. - 71 21. 31.2 0.360 - 31 22. 31.0 0.380 - 71 23. 27.5 0.230 - 54 24. 20.5 0.100 - 35 25. 26.0 0.220 - 60 26. 34.0 0.470 - 33 27. 34.4 0.300 8 62 28. 27.7 0.260 - 28 29. 34.4 0.560 - 22 30. 32.7 0.470 8 29 31. 27.1 0.260 - 46 Kabata (1985) mengatakan bahwa parasit Piscicola sp. ditemukan terutama menyerang i- kan laut dan beberapa spesies ikan air tawar. Setiap jenis parasit biasanya mempunyai habitat tertentu pada organ inang sebagai tempat hidup- nya (Fernando et al, 1972). Menurut Brotowi- djoyo (1987), tingkat serangan ektoparasit ter- hadap inangnya terbagi dalam dua tingkat yaitu infestasi (tahap awal serangan) dan infeksi (ta- hap perusakan jaringan). Berdasarkan pendapat tersebut maka ikan kerapu macan dan kerapu sunu yang dipelihara dalam tangki bervolume 10 m3 dan 3 m3 tergo- long dalam dua tingkat serangan. Pertama, ba- gian rongga mulut kerapu macan dan kerapu su- nu serta kulit permukaan tubuh kerapu sunu ter- golong terserang parasit pada tingkat infestasi, sehingga bagian tersebut belum mengalami ke- rusakan jaringan. Kedua, bagian permukaan kulit tubuh kerapu macan dan rongga mulut su- dah mengalami kerusakan jaringan (luka) sete- lah parasit Piscicola sp. terlepas dari tubuhnya. Keadaan seperti ini dapat dilihat dari nilai in- tensitas Piscicola sp. pada masing-masing or- gan yang diinfestasi (Tabel 1 dan 2). Pada ke- rapu macan, intensitas Piscicola sp. pada kulit permukaan tubuh terutama pada bagian dekat e- kor berkisar antara 143 - 327 spesimen dengan intensitas rata-rata 220.75 spesimen per ekor i- kan. Sedangkan intensitas parasit pada rongga mulut dalam jumlah lebih kecil berkisar antara 2 - 16 spesimen dengan intensitas rata-rata 7.0 spesimen per ekor ikan, atau dapat dikatakan intensitas Piscicola sp. pada kerapu macan rata- rata 227.75 spesimen/inang (ikan) dan prevalen- si 100 %. Pada kerapu sunu, intensitas Piscico- la sp. pada kulit permukaan tubuh berkisar an- tara 0 - 14 spesimen dengan intensitas rata-rata 1.53 spesimen per ekor ikan. Sedangkan inten- sitas parasit pada rongga mulut dalam jumlah lebih besar yaitu antara 16 - 98 spesimen de- ngan intensitas rata-rata 43.57 spesimen/inang (ikan) dan prevalensi 100%. Dengan nilai pre- valensi 100% dan nilai intensitas parasit sebesar 227.75 per ekor ikan pada kerapu macan dapat dikatakan belum menyebabkan kematian ikan tetapi baru dapat menyebabkan ikan sakit. De- mikian juga dengan nilai prevalensi 100% dan intensitas parasit sebesar 45.10 per ekor ikan pada kerapu sunu belum menyebabkan kemati- an ikan, hanya dapat menyebabkan ikan sakit. Diduga, parasit Piscicola sp. yang menginfeksi ikan kerapu macan dan kerapu sunu sudah me- lekat pada tubuhnya dan dibawa sejak ditang- kap dari perairan Teluk Banten dan Kepulauan Seribu. Dengan adanya perubahan lingkungan atau pergantian musim dan kondisi ikan yang menurun maka parasit tersebut dapat berkem- bang biak dengan cepat. Timbulnya epizootik atau wabah penyakit merupakan hasil interaksi antara agen penyakit, inang (ikan) dan keadaan lingkungan yang dapat terjadi apabila keseim- bangan lingkungan terganggu. Dalam kondisi
  • 5. 4 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 1-4 lingkungan yang sehat, hubungan ketiga faktor tersebut biasanya dalam keadaan seimbang, se- hingga tidak menimbulkan penyakit. Sachlan (1952) menjelaskan bahwa di Eropa epidemi parasit ini sering terjadi dan rata-rata 30 - 40 parasit menginfeksi satu ekor ikan yang ditemu- kan pada insang, mata, mulut dan kulit tubuh. Ikan yang terinfeksi parasit ini terlihat seperti terserang penyakit anemia dan bobot tubuhnya herkurang sehingga dapat menyebabkan kema- tian ikan. Paperna (1980) menjelaskan bahwa rata-rata 26 parasit ditemukan pada 1 ekor ikan, tetapi pernah juga ditemukan lebih dari 100 pa- rasit menginfeksi satu ekor ikan. Selanjutnya dikatakan ikan yang terinfeksi berat oleh parasit ini terlihat sangat kekurangan sel darah merah (hyperanemia) dan mengalami pendarahan (ha- emorhages). Post (1983) mengatakan bahwa parasit ini lebih suka menempel pada kulit dan insang serta tidak mempunyai inang tertentu. Tingkat kerusakan tergantung dari banyaknya parasit yang menempel. Selanjutnya dikatakan bahwa ikan-ikan kecil biasanya lebih mudah terserang karena kurang mampu menghindari dan kondisi tubuhnya tidak kuat sehingga jum- lah parasit yang menempel pada tubuh dan in- sang jauh lebih banyak dan menyebabkan ke- matian. Penanggulangan parasit Piscicola sp. dapat dilakukan melalui perendaman dengan Cu Cl2 sebanyak 5 ppm selama 15 menit atau Cu SO4 5H2O sebanyak 0.5 ppm selama 5 - 6 jam (Paperna, 1980). Selain itu dapat pula dilaku- kan perendaman dalam formalin 200 ppm sela- ma 30 - 60 menit (Roberts 1978). Pengamatan kualitas air di dua tangki pe- meliharaan adalah sebagai berikut: oksigen ter- larut 5.4 - 5.6 ppm, temperatur 27 - 20 °C, sali- nitas 33 - 34 ppt dan derajat keasaman (pH) 7.9 - 8.2. Parameter kualitas air tersebut masih da- lam nilai yang aman dan dapat ditolelir ikan ke- rapu macan dan kerapu sunu (Boyd, 1981). UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ahmad Makmur dan Pipit Afifah yang telah membantu melakukan kegiatan penelitian. PUSTAKA Brotowidjoyo, M.D. 1987. Parasit dan Parasitisme, Edi- si I. Media Press. Jakarta. 330p. Boyd, C. E. 1981. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Auburn University, Agricultural Experiment Station, Alabama. 359 p. Diani, S. 1992a. Kasus Cryptocaryoniasis pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifèr) di Sub Balai Peneli- tian Budidaya Pantai, Bojonegara. Majalah Parasi- tologi Indonesia, 5(2): 113-115. Diani, S. 1992b. Pengamtan dan Pengobatan Penyakit Bintik Putih pada Ikan Kerapu Sunu (Plectropo- mus spp). Warta Balitdita, 4(2): 22-23. Diani, S. 1995. Kematian Benih Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus suillus) yang terinfeksi oleh Diplec- tanum sp. dan Trichodina sp. Majalah Parasitologi Indonesia, 8(1): 43-47. Fernando, C. H., J. L. Furtado, A. V. Gussey, G. Hanek and A. A. Kahonge. 1972. Methods for Study of Freshwater Fish Parasites. University of Warterloo. Waterloo, Ontario Canada. 76p. Foo, J. T. W., B. Ho and T. J. Lam. 1985. Mass Mortality in Siganus canaliculatus Due to Streptoccocal In- fection. Aquaculture, 49: 185-195. Hoffman, G. L. 1967. Parasites of North American Freshwater Fishes. University of California Pres. Berkeley and Los Angeles. USA. 486p. Kabata, Z. 1985. Parasiter and Diseases of Fish Cultur- ed in the Fishes. Taylor and Francis, London and Phi- ladelphia, 318p. Kennedy. J. M. 1979. Basic Method of Specimen Pre- paration in Parasitology. International Development Research Centre. 44p. Kohno, H., M. Duray and P. Sunyoto. 1990. A Field Guide to Groupers of Southeast Asia. Puslitbang- kan. 27p. Leis, J. M. 1986. Larva Development in Four Species of Indo-Pasific Coral Trout, Plectropomuson analysis of the Relationship of the Genus. Bulletin of marine Science, 38(3): 525-528. Paperna, I. 1980. Parasites, Infection and Diseases of Fish in Arfica. Food and Agriculture Organization of the United Nation, Rome, 216p. Rukyani, A., P. Taufik dan H. Yuliansyah. 1993. Laporan Survai Kasus Kematian Ikan Kerapu (Grouper) di Daerah Sumatera Utama. Pusat Penelitian dan Peng- embangan Perikanan. Badan Litbang Pertanian. 11p. Rukyani, A. 1994. Patogen Sebagai Kendala Utama da- lam Pengembangan Usaha Perikanan di Sulawesi Selatan. Makalah disajikan pada Rapat Teknis Evalu- asi dan Pembahasan Program Penelitian pada tanggal 5-7 Mei 1994 di Balitkandita Maros. 9p. Roberts, R.J. 1978. Fish Pathology. Bailliere Tindall. London. 318p. Sachlan, M. 1952. Notes of Parasites of Freshwater Fishes in Indonesia Contribution of the Inland Fisheries. Research Stations, Bogor, No. 2: 60p. Zafran, D. Roza, I. Koesharyani, F. Johny and K. Yuasa. 1998. Manual for Fish Diseases Diagnosis. Gondol Station for Coastal Fisheries & JICA. 44p.