Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui mortalitas ikan dan pendugaan populasi ikan lele melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan gejala ikan yang diberi larutan kimia berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa ikan mengalami perubahan warna insang dan produksi lendir sebelum kematian serta detak jantung berkurang. Praktikum ini berguna untuk memahami faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan.
1. 1
LAPORAN
MORTALITAS IKAN DAN PENDUGAAN POPULASI
Oleh :
PANDI SANTOSO
18010002
TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI
PANDAN
2019
2. 2
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Perumsan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Praktikum ................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 5
3.2 Bahan dan Alat ............................................................................. 5
3.3 Metode Praktikum......................................................................... 5
3.4 Prosedur Praktikum....................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.............................................................................................. 6
4.2 Pembahasan................................................................................... 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan................................................................................... 12
5.2 Saran............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6. 6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Biologi
Perikanan ini yang berjudul “Mortalitas Ikan dan Pendugaan Populasi” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Praktikum ini dilaksanakan sebagai uapaya
pembelajaran dan untuk memenuhi tugas.
Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
laporan saya untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti mata kuliah biologi perairan
ini.
Pandan, 19 November 2019
Pandi Santoso
7. 7
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mortalitas dapat didefinisikan sebagai jumlah individu yang hilang selama
satu interval waktu (Ricker 1975). Dalam Perikanan umunya dibedakan atas dua
kelompok yaitu mortalitas alami (M) dan mortalitas penangkapan (F). Mortalitas
alami adalah mortalitas yang disebabkan oleh faktor selain penangkapan seperti
kanibalisme, predasi, stress pada waktu pemijahan, kelaparan dan umur yang tua.
Spesies yang sama biasanya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda ini
tergantung pada kepadatan predator dan competitor yang mempengaruhinya.
Mortalitas alami yang tinggi didapatkan pada organisme yang memiliki nilai
koefisien Iaju pertumbuhan yang besar dan sebaliknya. Mortalitas alami yang
rendah akan didapatkan pada organisme yang memiliki nilai Iaju koefesien
pertumbuhan yang kecil (Sparre et al. 1999). Sedangkan mortalitas akibat
penangkapan adalah kemungkinan ikan mati karena penangkapan selama periode
waktu tertentu, dimana semua faktor penyebab kematian berpengaruh terhadap
populasi.
Effendie (1997) mendefenisikan bahwa mortalitas penangkapan
disebabkan kecepatan eksploitasi suatu stok karena kegiatan manusia
(penangkapan) selama periode waktu tertentu, dimana semua faktor penyebab
kematian berpengaruh terhadap populasi. Sedangkan pengharapan kematian
tahunan penyebab alamiah adalah peluang dimana seekor ikan mati oleh proses
alamiah selama periode waktu yang diamati (Aziz, 1989). Kematian alami
merupakan parameter yang tidak dapat dikontrol dan diamati secara langsung,
maka yang perlu dikontrol adalah dua (2) besaran yang berhubungan secara
langsung dengan mortalitas penangkapan.
Faktor dari dalam misalnya mengenai organ tubuhnya apabila organ tubuh
dan pelengkapnya individu ikan sangat baik maka akan berpeluang untuk hidup,
8. 8
sedangkan faktor dari luar ialah terdapat pada faktor lingkungan dan habitat dari
ikan tersebut, misalnya faktor kuantitas dan kualitas makanan, suhu, atau fisika
air, dan kimia air yang selalu memberikan tantangan bagi larva ikan setiap
saatnya.
Kematian ikan di perairan umum selain kematian secara alami kini
kematian individu ikan itu sebagian besar disebabkan adanya penangkapan
terutama pada spesies ikan yang bernilai ekonomi tinggi, pencemaran yang
diakibatkan oleh adanya limbah industri, pertambangan, pertanian, pemangsaan
oleh predator dari hewan-hewan vertebrata dan avertebrata, serangan hama dan
penyakit serta pengaruh gejala alam seperti elnino dan gelombang tsunami.
Usaha pembudidayaan ikan banyak yang mengalami kematian ikan karena faktor-
faktor diatas.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam 3 buah toples yang di isi 10 ekor ikan lele (Clarias batrachus) yang
sudah diberikan label untuk menentukan pendugaan populasi di dalam toples.
Dilakukan Metode Zoe Scehnebel (Sensus Ganda), menghitung populasi dengan
melakukan penangkapan berulang-ulang kali (10 kali percobaan). Ikan yang di
dapat di data dan diberikan perlakuan Taging. Berapa pendugaan populasi dalam
10 kali percobaan.
Dalam 3 toples yang di isi 3 ekor ikan lele (Clarias batrachus) yang sudah
diberikan label untuk menentukan mortalitas ikan yang sudah diberikan larutan
kimia yang berbeda-beda. Apa bentuk penyesuaian ikan terhadap perubahan
lingkungan akibat ditambahkannya larutan kimia.
1.3 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari praktikum mortalistas ikan dan pendugaan populasi ikan
adalah untuk memahami lebih lanjut mengenai keberadaan ikan meliputi jumlah
dan kepadatannya di suatu lokasi perairan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan yang dapat menyebabkan kematian.
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah dengan mengetahui keberadaan
populasi ikan disuatu perairan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
9. 9
kelangsungan hidupnya, akan membantu kita dalam menjaga keberadaan populasi
tersebut dengan menekan kemungkinan-kemungkinan yang mengancam
kelangsungan hidup ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pisces (ikan) hidup di air. Pisces disebut hewan poikiloterm karena suhu
tubuh tidak tetap (berdarah dingin), yaitu terpengaruh suhu disekelilingnya.
Tubuh terbagi atas kepala dan badan; atau kepala, badan dan ekor. Kulit (cutis)
terdiri atas dermis dan epidermis, pada umumnya bersisik dan berlendir (Pratiwi
et.al., 2007). Hewan vertebrata, termasuk Ikan terbagi dalam dua superkelas
menurut ada atau tidaknya rahang, Agnatha dan Gnathostomata. Hewan yang
tergolong Agnatha berbadan panjang dan ramping seperti belut serta tidak
memiliki rahang. Sekitar 60 spesies Agnatha yang masih hidup tercakup dalam
Kelas Cephalospidomorphi (lamprey) dan Kelas Mycini (hagfish). Hewan-hewan
Superkelas Gnathostomata memiliki rahang bersendi yang dapat digerakkan ke
atas dan ke bawah (Aryulina et.al., 2007).
Faktor-faktor yang menentukan hadirnya suatu individu di suatu lokasi
perairan menurut Mcnoughton dan Wolf (1990) adalah distribusi spesies,
distribusi lokal akan diatur oleh keseragaman perairan dan predator. Distribusi
spesies pada habitatnya mengelompok menandakan ada faktor kecil yang
dominan berfungsi sebagai pembatas.
Menurut Pulungan (2006) keberadaan suatu populasi dalam perairan dapat
diduga melalui metode pendugaan populasi yang terbagi dua yaitu:
1. Secara langsung
Yang dilakukan dengan pengeringan pada suatu kolam yang luarnya
terbatas dan dihitung satu per satu, selain itu dapat dilakukan dengan pemotretan
10. 10
gerombolan ikan-ikan pelagis yang hidup di laut dan dapat mengetahui
kepadatannya.
2. Secara tidak langsung
Dengan memperhatikan pengurangan “Catch per Unit Effort“. Dalam
perhitungan menggunakan metode regresi dari De Lury, Leslie dan Davis. Dan
dapat juga dengan metode penandaan (marking dan tagging).
Selanjutnya dikatakannya bagian-bagian tubuh ikan yang diberi tag adalah:
Kepala yang meliputi tulang rahang, dan tutup insang
Bagian tubuh yang meliputi bagian depan sirip punggung, bagian
belakang sirip punggung, sirip lemak (adipose fin) dan batang ekor.
Penyebab kematian individu spesies ikan secara missal disuatu lingkungan
perairan dapat terjadi karena predasi, penyakit, pencemaran, pemusnahan secara
fisik oleh manusia atau mesin dan gejala alam. Kelima penyebab kematian itu
berpengaruh secar langsung kepada individu spesies ikan di dalam populasi.
Sedangkan pengarug secara tidak langsung kepada individu spesies ikan di dalam
populasi antara lain disebabkan oleh makanan, kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan dan tekanan social (Pulungan et al, 2006)
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya zat makhluk hidup,
energi/komponen lain ke dalam perairan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia, atau proses alami sehingga kualitas air akan turun sampai ke tingkat
tertentu akan menyebabkan air kurang berfungsi sesuai peruntukannya. (Fardiaz,
1992). Bahan pencemar sangat banyak jenisnya, namun yang paling umum adalah
deterjen. Deterjen adalah suatu bahan yang digunakan sebagai bahan pembersih,
termasuk sabun cuci piring dan cairan pembersih lainnya. Definisi yang lebih
spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung bahan
petrokimia atau sulfatan sintetik lainnya.
Kecepatan eksploitasi atau pendugaan kematian karena fishing diberi
batasan sebagai kemungkinan ikan akan mati karena penangkapan perikanan
11. 11
selama periode tertentu bilaman semua faktor penyabab kematian bekerja
terhadap populasi (Effendie, 2002).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Bioper tentang Mortalitas Ikan dan Pendugaan Populasi ini
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12 November 2019 pukul 14.00-17.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan matauli,
Pandan
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larva ikan Lele
berukuran 20 cm dan deterjen. Alat yang digunakan pada praktikum (Lampiran 1)
adalah pena, pensil, penghapus, penggaris, serbet, nampan, Wadah, tangguk, dan
buku penuntun praktikum.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode observasi,
yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan kegiatan pengamatan dan
pencatatan langsung terhadap objek yang diamati.
3.4 Prosedur Praktikum
Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini terdiri dari beberapa tahapan
yakni sebagai berikut,
1. Menyiapkan wadah toples
2. Memasukkan ikan percobaan ke dalam wadah sebanyak 3 ekor
3. Amati dan catat pergerakan ikan sebelum menjelang kematian
12. 12
4. Catat ciri-ciri dan gejala yang timbul pada ikan yang sudah diberikan
larutan kimia, sebelum kematian ikan
5. Setiap 5 menit, angkat 1 ekor ikan dan amati perubahan pada ikan seperti
insang, produksi lendir, warna.
6. Bedah ikan untuk menghitung detak jantung
13. 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Mortalitas ikan dan
pendugaan populasi ini dapat diketahui sebagai berikut:
Klasifikasi ikan lele (Gambar 1) yaitu :
Nama ilmiah: Clarias
Kelas: Actinopteri ·
Ordo: Siluriformes ·
Tingkatan takson: Genus
Klasifikasi lebih tinggi: Clariidae
Superkelas: Actinopterygii
Gambar 1. Larva ikan Lele (Clarias batrachus).
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali ikan lele
laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan
selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung
14. 14
di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada
sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini.
Kematian ikan di perairan umum selain kematian secara alami kini
kematian individu ikan itu sebagian besar disebabkan adanya penangkapan
terutama pada spesies ikan yang bernilai ekonomi tinggi, pencemaran yang
diakibatkan oleh adanya limbah industri (Tabel 1), pertambangan, pertanian,
pemangsaan oleh predator dari hewan-hewan vertebrata dan avertebrata, serangan
hama dan penyakit serta pengaruh gejala alam seperti elnino dan gelombang
tsunami.
Tabel.1. Fisiologi ikan lele di air tercemar
Pembed
a
Insang Jantung Lendir
Bukaan
Mulut
5 m 10 m 15 m 5 m
10
m
15
m
5
m
10
m
15
m
5
m
10
m
15
m
Kontra Merah
Cerah
Merah
Cerah
Merah
Cerah − − −
√ √ √ 6 4 4
A
Merah
Pudar
Merah
Pudar
Merah
Pudar
− − − √ √ √ 4 − −
B
Merah
Pudar
Merah
Pudar
Merah
Pudar
− − − √ √ √ − − −
Catatan : pada saat melakukan pembedahan untuk melihat jantung ikan. Ikan yang
akan di bedah sudah dalam keadaan mati. Sehingga, jantung sudah berhenti
berdetak.
Keadaan Ikan di Dalam Bahan Pencemar “Pemutih Pakaian”
Waktu
(Menit)
Kontrol
(3 ekor)
Pemcemar 10ml
(3 ekor)
Pemcemar 15ml
(3 ekor)
5 menit
Ikan tetap pada
kondisi yang stabil.
Pergerakan ikan aktif
(tidak tentu arah)
Pergerakan ikan aktif
(tidak tentu arah)
10 menit
Ikan tetap pada
kondisi yang stabil.
Pergerakan mulai
lemah dan melambat
Sudah ada 2 ekor
yang mati.
15. 15
15 menit
Ikan tetap pada
kondisi yang stabil.
Ikan mati semua Ikan mati semua
Tabel 2. Dugaan Polulasi
Perhitungan Hasil Tangkapan Ikan Bertanda dan Tidak Bertanda
Penangkapan u r m u + r m.r m(u+r)
1 1 0 0 1 0 0
2 3 0 1 3 0 3
3 1 0 4 1 0 4
4 3 3 5 6 15 30
5 3 3 8 6 24 48
6 1 1 11 2 11 22
7 0 0 12 0 0 0
8 1 0 12 1 0 12
9 2 2 13 4 26 52
10 2 1 15 3 15 45
∑ 10 81 91 216
17. b. Pengukuran menurut Metoda Zoe Scehnebel
P̂ =
∑ m(u + r)
∑ r
=
216
10
= 21,6
c. Pengukuran menutut Metoda Schumecher dan Eschmeyer
P̂ =
∑ m2
(u + r)
∑ mr
=
2.291
91
= 25,17
Dengan data-data diatas kita dapat menentukan bias perhitungan metoda
petersen (sensus tunggal) yang akan dibandingkan dengan motoda kedua dan
ketiga.
a. Bias Metode Scumecher
Bias1 =
P − P1
P
x 100% =
0 − 25,17
0
x 100% = 0%
Bias2 =
P − P2
P
x 100% =
0 − 25,17
0
x 100% = 0%
Bias3 =
P − P3
P
x 100% =
0 − 25,17
0
x 100% = 0%
Bias4 =
P−P4
P
x 100% =
10− 25,17
10
x 100% = −151,7%
Bias5 =
P − P5
P
x 100% =
16 − 25,17
16
x 100% = −57,31%
Bias6 =
P − P6
P
x 100% =
22 − 25,17
22
x 100% = −14,40%
Bias7 =
P − P7
P
x 100% =
0 − 25,17
0
x 100% = 0%
Bias8 =
P − P8
P
x 100% =
0 − 25,17
0
x 100% = 0%
Bias9 =
P − P9
P
x 100% =
26 − 25,17
26
x 100% = 3,19%
18. Bias10 =
P − P10
P
x 100% =
45 − 25,17
45
x 100% = 44,06%
b. Bias Metode Zoe Schehnebel
Bias1 =
P − P1
P
x 100% =
0 − 21,6
0
x 100% = 0%
Bias2 =
P − P2
P
x 100% =
0 − 21,6
0
x 100% = 0%
Bias3 =
P − P3
P
x 100% =
0 − 21,6
0
x 100% = 0%
Bias4 =
P − P4
P
x 100% =
10 − 21,6
10
x 100% = −116%
Bias5 =
P − P5
P
x 100% =
16 − 21,6
16
x 100% = −35%
Bias6 =
P − P6
P
x 100% =
22 − 21,6
22
x 100% = 1,81%
Bias7 =
P − P7
P
x 100% =
0 − 21,6
0
x 100% = 0%
Bias8 =
P − P8
P
x 100% =
0 − 21,6
0
x 100% = 0%
Bias9 =
P − P9
P
x 100% =
26 − 21,6
26
x 100% = 16,92%
Bias10 =
P − P10
P
x 100% =
45 − 21,6
45
x 100% = 52%
19. 4.2 Pembahasan
Perhitungan pendugaan populasi terhadap 10 benih ikan nilayang
ditempatkan dalam wadah menunjukkan tingkat populasi senilai 9 pada metode
scehnebel dan 7,83 pada metode Schumecher dan Eschmeyer. Masing-masing
metode menunjukkan bias yang bervariasi terhadap perhitungan tunggal metoda
Petersen. Hal ini menunjukkan tingkat kesalahan dalam menghitung populasi bisa
menjadi sangat tinggi. Namun metode-metode ini masih dapat digunakan untuk
melakukan pendekatan-pendekatan terhadap keadaan populasi organisme perairan
dalam suatu lingkungan.
Benih ikan lele yang ditempatkan dalam 2 wadah dengan bahan pencemar
berupa pemutih pakaian dengan konsentrasi berbeda (Wadah Kontrol = 0 ml,
Wadah A= 10 ml, Wadah B= 15 ml) memberikan respon yang berbeda-beda. Pada
awal pemberian, benih ikan lele wadah kontrol tidak mengalami perubahan
apapun, ikan tetap normal, sedangkan benih ikan nila pada wadah A dan B yang
diberikan bahan pencemar pemutih pakaian mulai melakukan gerakan aktif dan
cepat yang tidak terarah, terkadang diam sebentar dan bergerak cepat kembali, tak
jarang benih-benih ikan ini menabrak dinding wadah hingga akhirnya semua
benih ikan lele dalam wadah B mati semua terlebih dahulu, dan diikuti kematian
semua benih wadah B, sedangkan benih ikan nila pada wadah A yang tanpa
pencemar tetap bertahan.
Hal ini menunjukkan, ikan-ikan akan memberikan suatu bentuk reaksi
terhadap perubahan kondisi lingkungannya yang ekstrim. Hingga akhirnya
tubuhnya sudah tidak mampu mentolerir keaadaan lingkungan yang tercemar dan
akhirnya mati. Dosis bahan pencemar yang semakin tinggi akan mempercepat
proses kematian ikan-ikan yang ada di lingkungan perairan tercemar tersebut.
20. V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Populasi ikan yang ada diperairan sangat dipengaruhi oleh kematian atau
mortalitas. Penyebab kematian (mortalitas) ikan di perairan antara lain adalah
karena tercemarnya perairan tersebut oleh satu atau beberapa bahan pencemar.
Semakin tinggi konsentrasi bahan pencemarnya, maka semakin tinggi pula
kemungkinan berkurangnya populasi ikan akibat kematian.
5.2 Saran
Untuk kelancaran proses praktikum setiap kelompok praktikan sebaiknya
selalu menjaga kebersihan tempat praktikum baik saat melakukan praktikum
maupun setelahnya. Dan setiap praktikan diharapkan selalu bekerja dengan serius
dan meminta bimbingan dari dosen sehingga apa yang telah diamati dan digambar
oleh praktikan dapat benar-benar dipahami dan mendapatkan data hasil yang
memadai.
21. DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, S. 1980. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.
Zaesty, Arif. 2012. Pendugaan Populasi Ikan.
http://arifzaesty-uns.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 19 November 2019
Dwi Sri Institut Pertanian Bogor. Bogor.
http://triyramadhani.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-
biologiperikanan.html
Diakses pada tanggal 19 November 2019
Erlangga, S.Pi,. M.Si dan Riri Ezraneti, S.Pi,. M,Si (PENUNTUN PRATIKUM
BIOLOGI PERIKANAN) , Aceh Utara, Oktober 2012
Anonim,Chondrichthyes.Wikipedia.Ensiklopedia.Bebas.
http://www.wikipedia.org
Diakses pada tanggal 19 November 2019
Manda, Ridwan., Chaidir Pulungan dan Windarti. 2012. Penuntun Praktikum
Biologi Perikanan. FAPERIKA Universitas Riau.
http://anzilarizkiwahyumuharrama.blogspot.com/2011/12/pendugaan-
populasi-ikan-lele-dumbo.html
Diakses pada tanggal 19 November 2019