SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                      2011


  PEMBENIHAN IKAN TERBANG (Hirundichtys Oxycephalus)




                                Oleh :

                  Dasep Hasbullah, S.Pi, M.Si
               Nana S.S. Udi Putra, S.Hut, M.Si
                      Sugeng Raharjo, A.Pi




         BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
    DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
          ORAT
       KEMENTERIAN KELAUTAN DAN KELAUTAN
                                2011


      Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     0
BALAI BUDIDAYA AIR P
                    PAYAU TAKALAR                                          2011


I.   PENDAHULUAN

     1.1. Latar Belakang

                Ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus) merupakan
         ikan pelagis kecil, hidup dipermukaan laut, termasuk perenang
         cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan mampu
         meluncur keluar dari permukaan air dan melayang di udara
         (Parin 1999 in Carpenter & Niem 1999 dalam Nurmawati
         2007). Ikan terbang merup
                             merupakan salah satu komponen ikan
         pelagis yang ditemukan di perairan tropis dan sub tropis
         dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur (Hutomo
         et al 1985 dalam Harahap)
                          Harahap).

                Di Provinsi Sulawesi Selatan komoditas ikan terbang
         memiliki nilai ekonomis yang cu
                                      cukup tinggi dipasarkan dalam
         bentuk segar, ikan asinan maupun ikan asap, beberapa jenis
         ikan terbang yang dikenal di daerah ini antara lain : torani,
         caruda dan banggulung. Selain dalam bentuk olahan yang
         sudah jadi ikan terbang juga dijual telurnya. T
                                                       Telur ikan terbang
         ini mempunyai nilai gizi tinggi dan lebih popular di masyarakat
         yang menjadikan nilai jual produk dalam bentuk telur ikan
         terbang lebih mahal sehingga produk telur ikan terbang dapat
         dijadikan primadona untuk produk ekspor dan juga merupakan
         sumber devisa negara dari sektor perikanan tangkap.

           Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     1
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                      2011


           Produksi telur ikan tebang di Sulawesi selatan dari
    tahun ke tahun terus menunjukkan kecenderungan yang
    semakin menurun akibat kegiatan eksploitasi telur ikan
    terbang oleh nelayan di laut semakin intensi untuk melayani
                                         intensif
    permintaan pasar baik domestik maupun ekspor yang
    semakin meningkat dengan harga pasaran yang cukup tinggi.
    Menurut Ghofur 2003 dalam Nurmawati 2007, ikan terbang
    telah dieksploitasi di Indonesia bagian timur terutama di selat
    Makasar dan Laut Flores. Eksploitasi telah dilakukan oleh
    nelayan di Kabupaten Takalar, Pinang Baru, Jeneponto,
    Bantaeng dan Bulukumba. Mengingat peranan penting ikan
    terbang dalam penerimaan devisa negara, maka upaya
    pelestarian flasma nutfah komoditas ikan terbang s
                                                     sangat perlu
    mendapat perhatian berbagai pihak agar po
                                           populasinya di alam
    tidak mengalami kepunahan akibat overfishing.

           Tabel 1. Produksi ikan terbang di beberapa perairan
                    Indonesia
     No               Daerah                  Produksi (Ton/Tahun)
     1     Sumatera Barat                                              299
     2     Sulawesi Selatan                                          5.331
     3     Sulawesi Utara                                            1.028
     4     Maluku                                                      978
     5     Bali, dan NTT                                               525
           (Sumber: Statistik Perikanan tahun 1978 dalam Hutomo 1985).


      Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     2
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                       2011


           Berdasarakan data Statistik perikanan Indonesia tahun
    2005 diperoleh bahwa total produksi telur Ikan Terbang 279,8
    ton/ tahun pada wilayah Sulawesi Selatan bahkan belum lama
    Indonesia mengekspor telur ikan terbang ke Rusia sebesar 20
    ton seharga Rp. 5 miliar. Telur ikan terbang bermanfaat untuk
    obat-obatan, telur ikan terbang men
         obatan,                    mengandung karagenan yang
    juga banyak di terkandung rumput laut, Telur yang lebih halus
    lebih diminati pasar di luar negeri. Di Jepang orang
    mengkonsumsinya          sebagai      bahan     obat     seperti       yang
    dituturkan oleh Dr Musri Musman seorang dosen Kelautan
                             Musman,
    pada Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Doktor alumni
                  as
    University of the Ryukyus pada bidang marine and natural
    products, menurutnya lagi ada kesimpulan umum bahwa
            ,
    dengan memakan telur ikan terbang ini akibatnya dapat
    memperlancar peredaran darah yang dan secara tidak
    langusng
     angusng      dapat      meningkatkan         libido    seperti        yang
    dituturkannya pada Citizen Reporter (komarudin 2007 Telur
    Tuing Tuing Galesong, Omzet Milyaran Menembus Rusia)


           Balai Budidaya Air Payau Takalar (BBAPT) pada tahun
    tahun anggaran 1997/1998 waktu itu bernama Loka Budidaya
    Air Payau Takalar, telah melakukan pembenihan ikan terbang
    sebagai gerakan moral yang mengacu pada upaya pelestarian
    komoditas     jenis    ini   dalam     rangka     upaya      pelestarian

      Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)      3
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                          2011


      lingkungan dengan melakukan perbaikan teknologi rekayasa
                  engan
      pembenihan         ikan     terb
                                  terbang     melalui     teknik     penetasan,
      pemberian pakan dan pengelolaan kualiatas air. Selanjutnya
      Tahun 2011 BBAPT bekerja sama dengan Dinas Perikanan
      dan Kelautan Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
      kembali melakukan kegiatan pembenihan ikan terbang
      dengan teknologi yang lebih intensif dan terkontrol untuk
      meningkatkan kelangsungan hidup larva dalam penetasan
      dan menghasilkan produksi benih siap tebar yang berkualitas
      sehingga populasi ikan terbang di alam khususnya di perairan
      selat makassar dan sekitarnya tidak mengalami kepunahan,
      bahkan ditargetkan produksi ikan terbang pada beberapa
      tahun      ke    depan     akan     melimpah       tanpa     mengganggu
      keseimbangan alam.

  1.2. Tujuan Kegiatan

      Tujuan dari kegiatan pembenihan ikan terbang adalah:

      -   Untuk       mendapatkan suatu teknologi penetasan dan
          perawatan larva ikan terbang yang tepat s
                                                  sehingga kualitas
          dan kelulushidupan (
                             (survival rate) larva dapat ditingkatkan
          untuk kesuksesan restocking.




          Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     4
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                              2011


      -   Mempertahankan kesimbangan dan pengkayaan keragaan
                  hankan
          biota aquatik khususnya populasi komoditas ikan terbang
          (Hirundichtys Oxycephalus
           Hirundichtys Oxycephalus).




            Gambar 1. Serah terima benih ikan terbang untuk restocking di perairan
                      Sulawesi Selatan



  1.3. Biologi Ikan terbang

               Ikan terbang (Hirundichthys oxycephalus) termasuk
      dalam suku Exococtidae yang mempunyai enam marga yaitu:
      Oxypomampus,              Fodiator,       Parexocoetus,           Exocoetus,
      Cipsylurus, Pronicity

          Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)         5
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                      2011


    Klasifikasi


             Menurut Parin (1999) dalam Nurmawati 2007 ikan
    terbang (Hirundichthys oxycephalus diklasifikasikan sebagai
             Hirundichthys oxycephalus)
    berikut:
    Kingdom       : Animalia
    Filum         : Chordata
    Su Filum      : Vertebrata
    Ordo q        : Beloniformes
    Famili        : Exocoetidae
    Genus         : Cypselurus
                       selurus
    Sub Genus : Hirundichtys
    Spesies       : Hirundichthys oxycephalus

    Sumber        : Bleeker 1852 dalam Nurmawati 2007

             Ikan terbang mempunyai sifat biologi yang paling
    menonjol dan sangat berbeda dengan kelompok ikan lainnya,
    ikan ini mempunyai kemampuan terbang. Ikan terbang dapat
    dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Kelompok bersayap satu
      bagi
    pasang (monoplanes dan bersayap dua pasang (biplanes).
             onoplanes)
    Cara terbang yang paling sempurna terlihat pada kelompok
    ikan terbang bersayap dua pasang yaitu pada species dari
    genus Cipsilirus sp.



      Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     6
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                      2011


           Tabel 2. Karakteristik ikan terbang dewasa

          Bagian yang diamati                     Ciri-ciri
                                               Pada umumnya
     Panjang rata-rata                   15-18 cm
     Bentuk tubuh                        Bulat memanjang
     Bagian atas tubuh                   Berwarna gelap
     Bagian bawah tubuh                  Mengkilap
     Sirip dorsal                        Transparan
     Sirip anal                          Transparan
     Warna sirip ekor                    Abu-abu


           Duri- duri lemah pada sirip dorsal berjumlah 10-12,
    pada sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14
                      12,                     14-15 dengan sirip
    pertama tidak bercabang, sirip ventral tidak mencapai sirip
    dorsal dengan pangkal sirip ventral lebih dekat ke ujung
    posterior kepala daripada ke pangkal ekor, gari lateral
                                               garis
    terletak pada bagian bawah tubuh. sisik sikloid berukuran
    relatif besar dan mudah lepas dengan sisik pradorsal 32
                                                         32-37
    dan      jumlah      sisik      pada       poros       tubuh      51
                                                                      51-56.
    ( Warta Pasar Ikan, Ditjen P2HP, DKP, 2009)
                                          2009).




      Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     7
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                       2011


  1.4. Perkembangbiakan dan Habitat ikan terbang
                 biakan

            Produksi Ikan terbang di peraiaran terjadi secara alami
     dimana induk-induk ikan terbang yang telah matang gonad
                  induk
     melakukan perkawinan secara bebas di peraiaran yang agak
     dangkal dan jauh dari pantai. Selanjutnya telur
                                               telur-telur yang telah
     dibuahi diletakkan pada rerumputan atau sampah-sampah
                   kkan
     yang mengapung di permukaan perairan juga sekaligus
     dijadikannya sebagai rumpon (sarang) tempat melakukan
     perkawinannya, diantara beberapa jenis rerumputan yang
     dipilih ikan terbang sebagai substrat/media penyimpanan telur
     adalah rumput sargosum. Telur ikan terbang mempunyai
     benang-benang
            benang        ikatan     sehingga       antara     telur    saling
     berkaitan/bergandeng terurai melekat erat pada substrat yang
     dijadikan sarangnya. Bedasarkan cara pemijahan ikan terbang
     termasuk golongan ikan pe
                            pelagophils dan Phitophils yaitu ikan
     yang meletakkan telurnya pada tumbuh
                                   tumbuh-tumbuhan da benda-
     benda yang terapung. Telur ikan tidak mempunyai gel
                                                     gelembung
     minyak (oilglobule), selaput luar (
                       ),              (membrane) di liputi oleh
     umbai-umbai yang berbentuk benang.
           umbai                                      Diameter te
                                                               telur yang
     matang berkisar 1,49
                     1,49-1,79 mm telur muda berdiameter 0,09-
     0,29 mm yang masih tertan
                        tertanam dalam jaringan penyekat ovum
     (I Made suitha dan Anton Mardiana, LBAP Takalar, 1997)
      I



       Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     8
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                      2011


           Tabel 3. Jumlah spesies dan penyebaran ikan terbang di
                    Dunia

        Jumlah Spesies                   Wilayah Penyebaran
                17              Atlantik
                6               Laut Tengah (Mediterania)
                5               Di bagian selatan Afrika
                8               Madagaskar dan Afrika Timur
                2               Laut Merah
                2               Laut Arab
                8               Sekitar India dan Srilangka
              16-20             Samudera Hindia dan Pasifik
              16-18             Philipina
                10              Selatan China
                25              Jepang dan Korea
                20              Samudera Pasifik
                12              Kepulauan Hawaii
                10              Australia
                6               Selandia Baru
                12              Amerika bagian Samudera Pasifik
                40              Pasifik: Philipina, Indonesia, Jepang
                                bagian selatan dan Oceania

     Sumber : Ghofur 2003 dalam Nurmawati 2007

      Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     9
BALAI BUDIDAYA AIR P
                     PAYAU TAKALAR                                          2011


II.   BAHAN DAN METODE PENETASAN

      2.1. Bahan dan alat

              Air laut yang sudah disterilkan
              Telur ikan terbang yang sudah terseleksi
              Pakan alami (Rotifera, Phytoplankton dan artemiasalina)
              Pakan komersial (powder dan crumble)
              Obat-obatan yang direkomendasikan
                   obatan
              Fiberglass tank/Bak Inkubasi
              Bingkai plampung penetasan
              Blower/aerator
              Termometer
              Water hitter
              Baskom, cawan peteri, gayung dan ember
              Lambit/seser halus
              Timbangan
              Bak pendederan larva
              Alat tulis menulis


      2.2. Metode yang digunakan

                 Metode penetasan telur ikan terbang yang dilakukan di
         BBAP Takalar telah mengalami perkembangan dari metode
           AP
         konvensional yang dilakukan oleh para pembenih pada

            Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)   10
BALAI BUDIDAYA AIR P
                      PAYAU TAKALAR                                          2011


          umumnya beralih ke metode yang lebih baik dengan
          menggunakan kerekayasaan sederhana yang tepat guna,
          efektif, efisien dan ramah lingkungan mengacu pada cara
          pembenihan ikan yang baiik (CPIB) Sehingga bukan saja
                                     (CPIB).
          meningkatkan produksi larva ikan terbang dengan menaikkan
          kelulushidupan (survival ratio tetapi juga diharapkan dapat
                          survival ratio)
          terus menciptakan inovasi dan kreasi terbaru dalam teknologi
          pembenihan ikan terbang yang lebih maju.

III.   TEKNIK PENANGANAN TELUR IKAN TERBANG

       3.1. Pengambilan telur

                  Telur ikan terbang diperoleh dari para nelayan pencari,
          penangkap dan pengepul di wilayah perairan sekitar lokasi
          pembenihan. Biasanya para Nelayan baru mendapatkan hasil
          buruan telur ikan terba
                            terbang setelah mengarungi peraian selama
          dua sampai empat hari. Disamping menangkap telur yang
          sudah terurai dalam rerumputan yang mengapung di lautan
          (sargosum), mereka juga menciptakan alat penangkap telur
          sendiri yang terbuat dari belahan bambu dan kerangka rotan
               ri
          yang dibentuk kerucut sebagai perangkap ikan terbang yang
          bertelur (dalam bahasa makassar disebut Pakajja). Untuk
          menciptakan rumpon lain bagi telur ikan terbang para nelayan



             Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)   11
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                            2011


     membuatnya dari daun kelap yang disebar di perairan dimana
                          kelapa
     kumpulan populasi ikan terbang diketemukan.

  3.2. Pengangkutan telur

              Pengangkutan telur ikan terbang dari laut/perairan
     menggunakan wadah/ember/drum plastik/bak fiber volume isi
     30 s/d 50 liter, selanjutnya diisi air laut s
                                                 sebanyak 2/3 bagiannya
     kemudian telur yang menempel pada substrat atau yang
     terjebak dalam pakajja dimasukan ke dalam wadah dengan
     memperhatikan tingkat kepadatan dan lama waktu tempuh
     perjalan. Pemantauan kualitas air dan penggunaan aerator
     selama dalam pengangkutan senantiasa harus dilakukan
                    ngangkutan
     secara serius termasuk kegiatan penggantian air dalam wadah
     setiap interval 1-1,5 jam selama dalam perjalanan terlebih
                       1,5
     pada saat kondisi kualitas air rusak agar kualitas telur tetap
     terjaga dengan baik.




    Gambar 2. Telur ikan terbang yang rusak
            .                                 Gambar 3. Telur ikan terbang yang sehat

        Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)        12
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                        2011


  3.3. Seleksi telur

             Seleksi telur-telur ikan terbang sebelum ditetaskan
                           telur
     dimaksudkan untuk mendapatkan telur yang sehat, berkualitas
     baik dan siap tetas, dapat dilakukan secara visual dan manual
     maupun secara laboratorium Telur yang sehat dan memenuhi
                   laboratorium.
     syarat untuk ditetaskan memiliki tanda
                                      tanda-tanda sebagai berikut :

     • Telur berwarna bening mengkilat dengan bulatan telur
        membentuk lingkaran utuh
     • Untaian telur saling melekat
     • Tidak ada bau menyengat yang diakibatkan oleh telur yang
        rusak atau substrat yang membusuk lebih dulu
     • Bersih dari kotoran (organik maupun anorganik)




          Gambar 4. Seleksi telur ikan terbang yang sehat secara mikroskopis




        Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     13
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                         2011


  3.4. Disinfektan telur

             Telur ikan terbang yang telah terseleksi dengan baik
     selanjutnya     disucihamakan         dengan       KMNO4        3       ppm,
     Malachytgreen oxalat 0,02 ppm dengan tujuan agar kualitas
     telur yang hendak ditetaskan terhindar dari serangan hama
     yang ikut pada media pembawa atau medi yang digunakan
                                       media
     sebagai substrat tempat melekatnya telur.

  3.5. Inkubasi dan penetasan telur

             Inkubasi dan penetasan telur dilakukan                dalam bak
     pengeraman dan penetasan yang terkontrol berukuran 1 x 2m2
     dengan ketinggian air 40
                           40-50 cm dilengkapi dengan ram
     pelampung terbuat pipa PVC berdiameter ¾ - 1 inch yang
     dibentuk persegi panjang sesuai ukuran bagian dalam bak dan
     telah diberi tali jaring polyteline yang terpola rapi dengan tiap
     bagiannya membentuk p
                         persegi empat. Air yang digunakan
     dalam bak penetasan ini harus air laut yang sudah disterilkan
     dan ditreatment menggunakan albazine 1 ppm. Telur ikan
     terbang yang melekat pada substrat (rumput sargosum) dan
     telah disucihamakan selanjutnya             diurai rapi mengikuti tali
     jaring dalam bingkai plampung agar sebaran oksigen terlarut
     dan suhu dalam bak penetasan merata dan homogen.



        Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     14
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                          2011




      Gambar 5. Disain bingkai plampung dan bak penetasan telur ikan terbang



          Telur ikan terbang menetas pada malam hari dengan
    interval 24 sd 36 jam setelah perlakuan. Pemanenan larva
    dapat dilakukan pada malam dan pagi hari secara berturut
                                                    berturut-
    turut sampai hari ketiga dan keempat sesuai dengan
    produktivitas telur ikan yang ditetaskan. Telur yang tidak
    menetas warnanya memudar dan ak
                                 akan cepat membusuk,
    maka pada saat panen larva telur yang membusuk dan
    cangkang telur sebaiknya dikeluarkan dari bak pemeliharaan
    agar kualitas air dan kualitas telur yang belum menetas tetap
    terjaga dengan baik




      Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)       15
BALAI BUDIDAYA AIR P
                     PAYAU TAKALAR                                               2011




         Gambar 6. Telur Ikan terbang yang baru m
                                                menetas dan panen larva pada malam hari



IV.   PEMELIHARAAN LARVA

          Pendederan dan pemeliharaan larva dilakukan dalam bak
      beton berukuran 2,5 x 2,5 x 1m3 yang terlindung dari hujan/di dalam
      hatchery dengan padat tebar ideal 15.000 s/d 20.000 ekor/m3 (1500
      s/d 2000 ekor/liter). Kualitas air merupakan hal yang sangat penting
      untuk senantiasa diperhatikan baik dari segi fisika, kimia maupun
      biologi agar larva hasil pembenihan tetap dalam kondisi baik
      dengan nilai kelulushidupan (
                                  (Survival Ratio) dapat dioptimalkan.
      Nilai SR larva ikan terbang yang baik berkisar antara 83
                                                            83-90 %.
      Larva dipelihara dalam bak pendederan selama 12
                                                   12-14 hari ditandai
      dengan terbuka sayap secara sempurna. Pada kondisi ini benih
      telah siap untuk siap ditebar di laut lepas.



              Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)          16
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                          2011


         Tabel 4. Ktriteria kualitas air yang layak untuk pendederan
                  larva ikan terbang

    Parameter            Kisaran nilai yang              Kisaran optimum
                               cocok
  Suhu                28 – 32 oC                        30 oC

  Salinitas           30 – 34 ppt                       30 ppt

  Oxygen terlarut     4 – 10 mg/l                       8 – 10 mg/l

  pH                  6,5 – 8,5                         7–8


  Nitrit (NO2)        0 – 6 mg NO2 - N/l                0 – 0,5 mg NO2 - N/l

  Nitrat (NO3)        0 – 200 mg NO3 - N/l              0 – 50 mg NO3 - N/l




       Gambar 7. Sampling dan penebaran larva ikan terbang dalam bak pendederan


         Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)       17
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                       2011


  4.1. Pemberian pakan

             Pakan alami yang digunakan adalah phytoplankton
     jenis Tetracelmis dan Rotifera diberikan pada stadia larva satu
     hari dengan kepadatan Tetracelmis antara 5000 – 10.000
     cel/cc dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari. Untuk larva
     berumur 3 hari sampai hari ke 12 dan menjelang panen
     diberikan pakan berupa naupli Artemia dan pakan komersil
     berupa pellet halus (powder dan cramble) sebanyak 5% dari
     berat total biomasa larva ikan terbang dengan frekuensi
     pemberian pakan 5 kali perhari yaitu pada waktu pagi, siang,
     sore dan malam hari (jam 07.00, 10.00, 13.00, 16.00, dan 19.00).




       Gambar 8. Kultur artemia         Gambar 9. Larva ikan terbang berebut makan




       Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)    18
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                         2011


  4.2. Penanggulangan Penyakit pada larva

              Pengawasan terhadap kesehatan larva dari serangan
      penyakit dilakukan dengan cara memperhatikan perilakunya
      antara lain sebagai berikut :

          Pengamatan terhadap perubahan warna tubuh, nafsu
          makan dan pertumbuhan larva.
          Memisahkan larva yang sakit / diisolasi kemudian diobati
          sesuai hasil diagnosa
          Isolasi alat yang dipakai dengan menggunakan disinfektan




  Gambar 10. Pengamatan secara mikroskopis terhadap kesehatan dan perkembangan larva



         Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)    19
BALAI BUDIDAYA AIR P
                        PAYAU TAKALAR                                           2011


V.    PEMANENAN BENIH DAN PENGEPAKAN

          Panen benih siap tebar dilakukan setelah benih berumur 12
      hari dengan cara menyurutkan air kolam secara berangsur
                                                    berangsur-angsur
      untuk mengurangi volume air hingga benih dapat ditangkap dengan
      mudah. Proses pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat
      suhu air rendah (pagi, sore atau malam hari agar ikan tidak stress
                          i,                 hari),
      lakukan   panen      dan     pengepakan         dengan      sangat      hati
                                                                              hati-hati.
      Pembenihan bukan hanya ditentukan oleh tingginya produksi benih
      dan kualitas benih yang baik belaka, namun kesigapan dan
      kesempurnaan       dalam      teknik     dan     pe
                                                       pengelolaan       benih     saat
      pemanenan juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
      tingkat keberhasilan usaha pembenihan.




            Gambar 11. Packing dan pengemasan benih ikan terbang untuk didistribusikan




             Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)          20
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                          2011


  Tabel 5. Ciri benih ikan terbang yang telah siap ditebar di perairan
           dan laut lepas

  No     Yang perlu diamati                   Keterangan umum
   1.   Umur benih                 > 12 hari setelah menetas
   2.   Panjang total              0,8 s/d 1,2 cm
   3.   Organ tubuh                Lengkap dan sempurna, terutama
                                   bagian sayap (pada malam hari terlihat
                                   mengembang sempurna)
   4.   Pola berenang              Cepat dan sesekali melompat
   5.   Pola makan                 Mulai Rakus terutama pada malam hari
   6.   Tingkat kematian           Mulai meningkat, ditandai banyaknya
                                   bangkai    benih    ikan    terbang    yang
                                   menempel         pada       dinding       bak
                                   pemeliharaan       akibat   loncatan      dan
                                   terbangnya benih
   7.   Kanibalisme                Mulai muncul




        Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)     21
BALAI BUDIDAYA AIR P
                   PAYAU TAKALAR                                              2011




   Gambar 12. Distribusi benih ke perairan dan pemilihan lokasi penebaran yang ideal




  Gambar 13. Serah terima benih dengan pihak terkait dan kegiatan Restocking di perairan




  Gambar 14. Sosialisasi dan penyuluhan tentang kesadaran melestarikan ikan terbang
            bersama nelayan dan tokoh masyarakat

        Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)             22
BALAI BUDIDAYA AIR P
                     PAYAU TAKALAR                                         2011


VI.   DAFTAR PUSTAKA

  Ali, S.A. (1981). Kebiasaan makan, pemijahan,hubungan panjang
                   berat dan fa
                             faktor kondisi ikan terbang (Cypselurus
                   Oxycephalus di laut plores Sulawesi Selatan. Tesis
                   Oxycephalus)
                   Fakultas Perikanan UNHAS Makassar

  Andi Tamsil (1992), Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup larva ikan
                  terbang (Cypselurus Oxycephalus pada berbagai
                             Cypselurus Oxycephalus)
                  jenis pakan. Tesis Program Pasca Sarjana
                  Universitas Hasanuddin Ujung Pandang
                           as                  Pandang.

  I Made Suitha, Anton Mardiyanta (1997). Laporan Pembenihan ikan
                  terbang (Cypselurus Oxycephalus sebagai upaya
                            Cypselurus Oxycephalus)
                  Pelestarian Lingkungan. Loka Budidaya Air Payau
                  Takalar.

  I Made Suitha, Anton Mardiyanta,
                        Mardiyanta,(1999) Uji Coba Jentik nyamuk
                sebagai pakan substitusi pada larva iikan terbang
                                                          terbang.
                Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan
                      emen
                Loka Budidaya Air Payau Takalar
                                        Takalar.

  Nessa, M.N.H Sugondo, I Andarias, A. Rantetondok (1997). Studi
                Pendahuluan terhadap perikanan ikan terbang di
                Selat Makassar. Majalah UNHAS Tahun VIII/XVIII
                13,643-649. Pola Ilmi Pokok UNHAS Makassar.
                       649.      Ilmiah




           Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus)   23

More Related Content

What's hot

KD 11 Modul Fish Finder.pdf
KD 11 Modul Fish Finder.pdfKD 11 Modul Fish Finder.pdf
KD 11 Modul Fish Finder.pdfBasukiRahmat61
 
Climate change and fisheries
Climate change and fisheriesClimate change and fisheries
Climate change and fisheriesLashio University
 
INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)
INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)
INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)college of fisheries
 
Teknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan KrustaceaTeknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan KrustacealombkTBK
 
rumpon/payous
rumpon/payousrumpon/payous
rumpon/payousbachrisb
 
Soil And Water Quality In Relation To Fish Production
Soil And Water Quality In Relation To Fish ProductionSoil And Water Quality In Relation To Fish Production
Soil And Water Quality In Relation To Fish ProductionSantosh Kumar Sahoo
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonandipurbaya
 
FISH Integuments and poisonous fish.pptx
FISH Integuments and poisonous fish.pptxFISH Integuments and poisonous fish.pptx
FISH Integuments and poisonous fish.pptxVATSALPATHAK12
 
Impact of Climate change on fish Production.pdf
Impact of Climate change on fish Production.pdfImpact of Climate change on fish Production.pdf
Impact of Climate change on fish Production.pdfAbd El-Rahman Khattaby
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
 
Fish Location and Detection
Fish Location and DetectionFish Location and Detection
Fish Location and DetectionAl Nahian Avro
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBBAP takalar
 
Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)
Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)
Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)Zubia Masood
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameiiSyawalina Soerbakti
 

What's hot (20)

KD 11 Modul Fish Finder.pdf
KD 11 Modul Fish Finder.pdfKD 11 Modul Fish Finder.pdf
KD 11 Modul Fish Finder.pdf
 
Climate change and fisheries
Climate change and fisheriesClimate change and fisheries
Climate change and fisheries
 
INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)
INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)
INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE (IMTA)
 
Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)
 
Teknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan KrustaceaTeknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan Krustacea
 
rumpon/payous
rumpon/payousrumpon/payous
rumpon/payous
 
Oogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikanOogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikan
 
Kegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairanKegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairan
 
Magur culture
Magur cultureMagur culture
Magur culture
 
Fish market
Fish marketFish market
Fish market
 
Soil And Water Quality In Relation To Fish Production
Soil And Water Quality In Relation To Fish ProductionSoil And Water Quality In Relation To Fish Production
Soil And Water Quality In Relation To Fish Production
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nekton
 
FISH Integuments and poisonous fish.pptx
FISH Integuments and poisonous fish.pptxFISH Integuments and poisonous fish.pptx
FISH Integuments and poisonous fish.pptx
 
Impact of Climate change on fish Production.pdf
Impact of Climate change on fish Production.pdfImpact of Climate change on fish Production.pdf
Impact of Climate change on fish Production.pdf
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
 
Fish Location and Detection
Fish Location and DetectionFish Location and Detection
Fish Location and Detection
 
Bri
BriBri
Bri
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
 
Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)
Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)
Introduction to marine biology (Dr Zubia Masood SBKWU)
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
 

Similar to Pembenihan ikan terbang

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANGAmos Pangkatana
 
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautRohman Efendi
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMuchsinHaris
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoAlfarico Rico
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lelePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan leleWarta Wirausaha
 

Similar to Pembenihan ikan terbang (20)

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
 
Usulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengkiUsulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengki
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Ibu karya
Ibu karyaIbu karya
Ibu karya
 
Ikan Terbang
Ikan TerbangIkan Terbang
Ikan Terbang
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
 
Osmoregulasi
OsmoregulasiOsmoregulasi
Osmoregulasi
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
PPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptxPPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptx
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lelePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
 

More from BBAP takalar

Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBBAP takalar
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBBAP takalar
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakBBAP takalar
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanBBAP takalar
 
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvBBAP takalar
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime BoneBBAP takalar
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge SederhanaBBAP takalar
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis BakteriBBAP takalar
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanBBAP takalar
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanBBAP takalar
 
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...BBAP takalar
 
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi BakteriEfektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi BakteriBBAP takalar
 

More from BBAP takalar (20)

Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambak
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambak
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambak
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
 
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
 
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
 
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi BakteriEfektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
 

Pembenihan ikan terbang

  • 1. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 PEMBENIHAN IKAN TERBANG (Hirundichtys Oxycephalus) Oleh : Dasep Hasbullah, S.Pi, M.Si Nana S.S. Udi Putra, S.Hut, M.Si Sugeng Raharjo, A.Pi BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA ORAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN KELAUTAN 2011 Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 0
  • 2. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus) merupakan ikan pelagis kecil, hidup dipermukaan laut, termasuk perenang cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan mampu meluncur keluar dari permukaan air dan melayang di udara (Parin 1999 in Carpenter & Niem 1999 dalam Nurmawati 2007). Ikan terbang merup merupakan salah satu komponen ikan pelagis yang ditemukan di perairan tropis dan sub tropis dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur (Hutomo et al 1985 dalam Harahap) Harahap). Di Provinsi Sulawesi Selatan komoditas ikan terbang memiliki nilai ekonomis yang cu cukup tinggi dipasarkan dalam bentuk segar, ikan asinan maupun ikan asap, beberapa jenis ikan terbang yang dikenal di daerah ini antara lain : torani, caruda dan banggulung. Selain dalam bentuk olahan yang sudah jadi ikan terbang juga dijual telurnya. T Telur ikan terbang ini mempunyai nilai gizi tinggi dan lebih popular di masyarakat yang menjadikan nilai jual produk dalam bentuk telur ikan terbang lebih mahal sehingga produk telur ikan terbang dapat dijadikan primadona untuk produk ekspor dan juga merupakan sumber devisa negara dari sektor perikanan tangkap. Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 1
  • 3. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Produksi telur ikan tebang di Sulawesi selatan dari tahun ke tahun terus menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun akibat kegiatan eksploitasi telur ikan terbang oleh nelayan di laut semakin intensi untuk melayani intensif permintaan pasar baik domestik maupun ekspor yang semakin meningkat dengan harga pasaran yang cukup tinggi. Menurut Ghofur 2003 dalam Nurmawati 2007, ikan terbang telah dieksploitasi di Indonesia bagian timur terutama di selat Makasar dan Laut Flores. Eksploitasi telah dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Takalar, Pinang Baru, Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba. Mengingat peranan penting ikan terbang dalam penerimaan devisa negara, maka upaya pelestarian flasma nutfah komoditas ikan terbang s sangat perlu mendapat perhatian berbagai pihak agar po populasinya di alam tidak mengalami kepunahan akibat overfishing. Tabel 1. Produksi ikan terbang di beberapa perairan Indonesia No Daerah Produksi (Ton/Tahun) 1 Sumatera Barat 299 2 Sulawesi Selatan 5.331 3 Sulawesi Utara 1.028 4 Maluku 978 5 Bali, dan NTT 525 (Sumber: Statistik Perikanan tahun 1978 dalam Hutomo 1985). Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 2
  • 4. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Berdasarakan data Statistik perikanan Indonesia tahun 2005 diperoleh bahwa total produksi telur Ikan Terbang 279,8 ton/ tahun pada wilayah Sulawesi Selatan bahkan belum lama Indonesia mengekspor telur ikan terbang ke Rusia sebesar 20 ton seharga Rp. 5 miliar. Telur ikan terbang bermanfaat untuk obat-obatan, telur ikan terbang men obatan, mengandung karagenan yang juga banyak di terkandung rumput laut, Telur yang lebih halus lebih diminati pasar di luar negeri. Di Jepang orang mengkonsumsinya sebagai bahan obat seperti yang dituturkan oleh Dr Musri Musman seorang dosen Kelautan Musman, pada Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Doktor alumni as University of the Ryukyus pada bidang marine and natural products, menurutnya lagi ada kesimpulan umum bahwa , dengan memakan telur ikan terbang ini akibatnya dapat memperlancar peredaran darah yang dan secara tidak langusng angusng dapat meningkatkan libido seperti yang dituturkannya pada Citizen Reporter (komarudin 2007 Telur Tuing Tuing Galesong, Omzet Milyaran Menembus Rusia) Balai Budidaya Air Payau Takalar (BBAPT) pada tahun tahun anggaran 1997/1998 waktu itu bernama Loka Budidaya Air Payau Takalar, telah melakukan pembenihan ikan terbang sebagai gerakan moral yang mengacu pada upaya pelestarian komoditas jenis ini dalam rangka upaya pelestarian Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 3
  • 5. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 lingkungan dengan melakukan perbaikan teknologi rekayasa engan pembenihan ikan terb terbang melalui teknik penetasan, pemberian pakan dan pengelolaan kualiatas air. Selanjutnya Tahun 2011 BBAPT bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan kembali melakukan kegiatan pembenihan ikan terbang dengan teknologi yang lebih intensif dan terkontrol untuk meningkatkan kelangsungan hidup larva dalam penetasan dan menghasilkan produksi benih siap tebar yang berkualitas sehingga populasi ikan terbang di alam khususnya di perairan selat makassar dan sekitarnya tidak mengalami kepunahan, bahkan ditargetkan produksi ikan terbang pada beberapa tahun ke depan akan melimpah tanpa mengganggu keseimbangan alam. 1.2. Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan pembenihan ikan terbang adalah: - Untuk mendapatkan suatu teknologi penetasan dan perawatan larva ikan terbang yang tepat s sehingga kualitas dan kelulushidupan ( (survival rate) larva dapat ditingkatkan untuk kesuksesan restocking. Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 4
  • 6. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 - Mempertahankan kesimbangan dan pengkayaan keragaan hankan biota aquatik khususnya populasi komoditas ikan terbang (Hirundichtys Oxycephalus Hirundichtys Oxycephalus). Gambar 1. Serah terima benih ikan terbang untuk restocking di perairan Sulawesi Selatan 1.3. Biologi Ikan terbang Ikan terbang (Hirundichthys oxycephalus) termasuk dalam suku Exococtidae yang mempunyai enam marga yaitu: Oxypomampus, Fodiator, Parexocoetus, Exocoetus, Cipsylurus, Pronicity Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 5
  • 7. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Klasifikasi Menurut Parin (1999) dalam Nurmawati 2007 ikan terbang (Hirundichthys oxycephalus diklasifikasikan sebagai Hirundichthys oxycephalus) berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Su Filum : Vertebrata Ordo q : Beloniformes Famili : Exocoetidae Genus : Cypselurus selurus Sub Genus : Hirundichtys Spesies : Hirundichthys oxycephalus Sumber : Bleeker 1852 dalam Nurmawati 2007 Ikan terbang mempunyai sifat biologi yang paling menonjol dan sangat berbeda dengan kelompok ikan lainnya, ikan ini mempunyai kemampuan terbang. Ikan terbang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Kelompok bersayap satu bagi pasang (monoplanes dan bersayap dua pasang (biplanes). onoplanes) Cara terbang yang paling sempurna terlihat pada kelompok ikan terbang bersayap dua pasang yaitu pada species dari genus Cipsilirus sp. Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 6
  • 8. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Tabel 2. Karakteristik ikan terbang dewasa Bagian yang diamati Ciri-ciri Pada umumnya Panjang rata-rata 15-18 cm Bentuk tubuh Bulat memanjang Bagian atas tubuh Berwarna gelap Bagian bawah tubuh Mengkilap Sirip dorsal Transparan Sirip anal Transparan Warna sirip ekor Abu-abu Duri- duri lemah pada sirip dorsal berjumlah 10-12, pada sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14 12, 14-15 dengan sirip pertama tidak bercabang, sirip ventral tidak mencapai sirip dorsal dengan pangkal sirip ventral lebih dekat ke ujung posterior kepala daripada ke pangkal ekor, gari lateral garis terletak pada bagian bawah tubuh. sisik sikloid berukuran relatif besar dan mudah lepas dengan sisik pradorsal 32 32-37 dan jumlah sisik pada poros tubuh 51 51-56. ( Warta Pasar Ikan, Ditjen P2HP, DKP, 2009) 2009). Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 7
  • 9. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 1.4. Perkembangbiakan dan Habitat ikan terbang biakan Produksi Ikan terbang di peraiaran terjadi secara alami dimana induk-induk ikan terbang yang telah matang gonad induk melakukan perkawinan secara bebas di peraiaran yang agak dangkal dan jauh dari pantai. Selanjutnya telur telur-telur yang telah dibuahi diletakkan pada rerumputan atau sampah-sampah kkan yang mengapung di permukaan perairan juga sekaligus dijadikannya sebagai rumpon (sarang) tempat melakukan perkawinannya, diantara beberapa jenis rerumputan yang dipilih ikan terbang sebagai substrat/media penyimpanan telur adalah rumput sargosum. Telur ikan terbang mempunyai benang-benang benang ikatan sehingga antara telur saling berkaitan/bergandeng terurai melekat erat pada substrat yang dijadikan sarangnya. Bedasarkan cara pemijahan ikan terbang termasuk golongan ikan pe pelagophils dan Phitophils yaitu ikan yang meletakkan telurnya pada tumbuh tumbuh-tumbuhan da benda- benda yang terapung. Telur ikan tidak mempunyai gel gelembung minyak (oilglobule), selaput luar ( ), (membrane) di liputi oleh umbai-umbai yang berbentuk benang. umbai Diameter te telur yang matang berkisar 1,49 1,49-1,79 mm telur muda berdiameter 0,09- 0,29 mm yang masih tertan tertanam dalam jaringan penyekat ovum (I Made suitha dan Anton Mardiana, LBAP Takalar, 1997) I Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 8
  • 10. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Tabel 3. Jumlah spesies dan penyebaran ikan terbang di Dunia Jumlah Spesies Wilayah Penyebaran 17 Atlantik 6 Laut Tengah (Mediterania) 5 Di bagian selatan Afrika 8 Madagaskar dan Afrika Timur 2 Laut Merah 2 Laut Arab 8 Sekitar India dan Srilangka 16-20 Samudera Hindia dan Pasifik 16-18 Philipina 10 Selatan China 25 Jepang dan Korea 20 Samudera Pasifik 12 Kepulauan Hawaii 10 Australia 6 Selandia Baru 12 Amerika bagian Samudera Pasifik 40 Pasifik: Philipina, Indonesia, Jepang bagian selatan dan Oceania Sumber : Ghofur 2003 dalam Nurmawati 2007 Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 9
  • 11. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 II. BAHAN DAN METODE PENETASAN 2.1. Bahan dan alat Air laut yang sudah disterilkan Telur ikan terbang yang sudah terseleksi Pakan alami (Rotifera, Phytoplankton dan artemiasalina) Pakan komersial (powder dan crumble) Obat-obatan yang direkomendasikan obatan Fiberglass tank/Bak Inkubasi Bingkai plampung penetasan Blower/aerator Termometer Water hitter Baskom, cawan peteri, gayung dan ember Lambit/seser halus Timbangan Bak pendederan larva Alat tulis menulis 2.2. Metode yang digunakan Metode penetasan telur ikan terbang yang dilakukan di BBAP Takalar telah mengalami perkembangan dari metode AP konvensional yang dilakukan oleh para pembenih pada Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 10
  • 12. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 umumnya beralih ke metode yang lebih baik dengan menggunakan kerekayasaan sederhana yang tepat guna, efektif, efisien dan ramah lingkungan mengacu pada cara pembenihan ikan yang baiik (CPIB) Sehingga bukan saja (CPIB). meningkatkan produksi larva ikan terbang dengan menaikkan kelulushidupan (survival ratio tetapi juga diharapkan dapat survival ratio) terus menciptakan inovasi dan kreasi terbaru dalam teknologi pembenihan ikan terbang yang lebih maju. III. TEKNIK PENANGANAN TELUR IKAN TERBANG 3.1. Pengambilan telur Telur ikan terbang diperoleh dari para nelayan pencari, penangkap dan pengepul di wilayah perairan sekitar lokasi pembenihan. Biasanya para Nelayan baru mendapatkan hasil buruan telur ikan terba terbang setelah mengarungi peraian selama dua sampai empat hari. Disamping menangkap telur yang sudah terurai dalam rerumputan yang mengapung di lautan (sargosum), mereka juga menciptakan alat penangkap telur sendiri yang terbuat dari belahan bambu dan kerangka rotan ri yang dibentuk kerucut sebagai perangkap ikan terbang yang bertelur (dalam bahasa makassar disebut Pakajja). Untuk menciptakan rumpon lain bagi telur ikan terbang para nelayan Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 11
  • 13. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 membuatnya dari daun kelap yang disebar di perairan dimana kelapa kumpulan populasi ikan terbang diketemukan. 3.2. Pengangkutan telur Pengangkutan telur ikan terbang dari laut/perairan menggunakan wadah/ember/drum plastik/bak fiber volume isi 30 s/d 50 liter, selanjutnya diisi air laut s sebanyak 2/3 bagiannya kemudian telur yang menempel pada substrat atau yang terjebak dalam pakajja dimasukan ke dalam wadah dengan memperhatikan tingkat kepadatan dan lama waktu tempuh perjalan. Pemantauan kualitas air dan penggunaan aerator selama dalam pengangkutan senantiasa harus dilakukan ngangkutan secara serius termasuk kegiatan penggantian air dalam wadah setiap interval 1-1,5 jam selama dalam perjalanan terlebih 1,5 pada saat kondisi kualitas air rusak agar kualitas telur tetap terjaga dengan baik. Gambar 2. Telur ikan terbang yang rusak . Gambar 3. Telur ikan terbang yang sehat Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 12
  • 14. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 3.3. Seleksi telur Seleksi telur-telur ikan terbang sebelum ditetaskan telur dimaksudkan untuk mendapatkan telur yang sehat, berkualitas baik dan siap tetas, dapat dilakukan secara visual dan manual maupun secara laboratorium Telur yang sehat dan memenuhi laboratorium. syarat untuk ditetaskan memiliki tanda tanda-tanda sebagai berikut : • Telur berwarna bening mengkilat dengan bulatan telur membentuk lingkaran utuh • Untaian telur saling melekat • Tidak ada bau menyengat yang diakibatkan oleh telur yang rusak atau substrat yang membusuk lebih dulu • Bersih dari kotoran (organik maupun anorganik) Gambar 4. Seleksi telur ikan terbang yang sehat secara mikroskopis Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 13
  • 15. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 3.4. Disinfektan telur Telur ikan terbang yang telah terseleksi dengan baik selanjutnya disucihamakan dengan KMNO4 3 ppm, Malachytgreen oxalat 0,02 ppm dengan tujuan agar kualitas telur yang hendak ditetaskan terhindar dari serangan hama yang ikut pada media pembawa atau medi yang digunakan media sebagai substrat tempat melekatnya telur. 3.5. Inkubasi dan penetasan telur Inkubasi dan penetasan telur dilakukan dalam bak pengeraman dan penetasan yang terkontrol berukuran 1 x 2m2 dengan ketinggian air 40 40-50 cm dilengkapi dengan ram pelampung terbuat pipa PVC berdiameter ¾ - 1 inch yang dibentuk persegi panjang sesuai ukuran bagian dalam bak dan telah diberi tali jaring polyteline yang terpola rapi dengan tiap bagiannya membentuk p persegi empat. Air yang digunakan dalam bak penetasan ini harus air laut yang sudah disterilkan dan ditreatment menggunakan albazine 1 ppm. Telur ikan terbang yang melekat pada substrat (rumput sargosum) dan telah disucihamakan selanjutnya diurai rapi mengikuti tali jaring dalam bingkai plampung agar sebaran oksigen terlarut dan suhu dalam bak penetasan merata dan homogen. Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 14
  • 16. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Gambar 5. Disain bingkai plampung dan bak penetasan telur ikan terbang Telur ikan terbang menetas pada malam hari dengan interval 24 sd 36 jam setelah perlakuan. Pemanenan larva dapat dilakukan pada malam dan pagi hari secara berturut berturut- turut sampai hari ketiga dan keempat sesuai dengan produktivitas telur ikan yang ditetaskan. Telur yang tidak menetas warnanya memudar dan ak akan cepat membusuk, maka pada saat panen larva telur yang membusuk dan cangkang telur sebaiknya dikeluarkan dari bak pemeliharaan agar kualitas air dan kualitas telur yang belum menetas tetap terjaga dengan baik Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 15
  • 17. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Gambar 6. Telur Ikan terbang yang baru m menetas dan panen larva pada malam hari IV. PEMELIHARAAN LARVA Pendederan dan pemeliharaan larva dilakukan dalam bak beton berukuran 2,5 x 2,5 x 1m3 yang terlindung dari hujan/di dalam hatchery dengan padat tebar ideal 15.000 s/d 20.000 ekor/m3 (1500 s/d 2000 ekor/liter). Kualitas air merupakan hal yang sangat penting untuk senantiasa diperhatikan baik dari segi fisika, kimia maupun biologi agar larva hasil pembenihan tetap dalam kondisi baik dengan nilai kelulushidupan ( (Survival Ratio) dapat dioptimalkan. Nilai SR larva ikan terbang yang baik berkisar antara 83 83-90 %. Larva dipelihara dalam bak pendederan selama 12 12-14 hari ditandai dengan terbuka sayap secara sempurna. Pada kondisi ini benih telah siap untuk siap ditebar di laut lepas. Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 16
  • 18. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Tabel 4. Ktriteria kualitas air yang layak untuk pendederan larva ikan terbang Parameter Kisaran nilai yang Kisaran optimum cocok Suhu 28 – 32 oC 30 oC Salinitas 30 – 34 ppt 30 ppt Oxygen terlarut 4 – 10 mg/l 8 – 10 mg/l pH 6,5 – 8,5 7–8 Nitrit (NO2) 0 – 6 mg NO2 - N/l 0 – 0,5 mg NO2 - N/l Nitrat (NO3) 0 – 200 mg NO3 - N/l 0 – 50 mg NO3 - N/l Gambar 7. Sampling dan penebaran larva ikan terbang dalam bak pendederan Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 17
  • 19. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 4.1. Pemberian pakan Pakan alami yang digunakan adalah phytoplankton jenis Tetracelmis dan Rotifera diberikan pada stadia larva satu hari dengan kepadatan Tetracelmis antara 5000 – 10.000 cel/cc dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari. Untuk larva berumur 3 hari sampai hari ke 12 dan menjelang panen diberikan pakan berupa naupli Artemia dan pakan komersil berupa pellet halus (powder dan cramble) sebanyak 5% dari berat total biomasa larva ikan terbang dengan frekuensi pemberian pakan 5 kali perhari yaitu pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari (jam 07.00, 10.00, 13.00, 16.00, dan 19.00). Gambar 8. Kultur artemia Gambar 9. Larva ikan terbang berebut makan Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 18
  • 20. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 4.2. Penanggulangan Penyakit pada larva Pengawasan terhadap kesehatan larva dari serangan penyakit dilakukan dengan cara memperhatikan perilakunya antara lain sebagai berikut : Pengamatan terhadap perubahan warna tubuh, nafsu makan dan pertumbuhan larva. Memisahkan larva yang sakit / diisolasi kemudian diobati sesuai hasil diagnosa Isolasi alat yang dipakai dengan menggunakan disinfektan Gambar 10. Pengamatan secara mikroskopis terhadap kesehatan dan perkembangan larva Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 19
  • 21. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 V. PEMANENAN BENIH DAN PENGEPAKAN Panen benih siap tebar dilakukan setelah benih berumur 12 hari dengan cara menyurutkan air kolam secara berangsur berangsur-angsur untuk mengurangi volume air hingga benih dapat ditangkap dengan mudah. Proses pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat suhu air rendah (pagi, sore atau malam hari agar ikan tidak stress i, hari), lakukan panen dan pengepakan dengan sangat hati hati-hati. Pembenihan bukan hanya ditentukan oleh tingginya produksi benih dan kualitas benih yang baik belaka, namun kesigapan dan kesempurnaan dalam teknik dan pe pengelolaan benih saat pemanenan juga mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan usaha pembenihan. Gambar 11. Packing dan pengemasan benih ikan terbang untuk didistribusikan Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 20
  • 22. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Tabel 5. Ciri benih ikan terbang yang telah siap ditebar di perairan dan laut lepas No Yang perlu diamati Keterangan umum 1. Umur benih > 12 hari setelah menetas 2. Panjang total 0,8 s/d 1,2 cm 3. Organ tubuh Lengkap dan sempurna, terutama bagian sayap (pada malam hari terlihat mengembang sempurna) 4. Pola berenang Cepat dan sesekali melompat 5. Pola makan Mulai Rakus terutama pada malam hari 6. Tingkat kematian Mulai meningkat, ditandai banyaknya bangkai benih ikan terbang yang menempel pada dinding bak pemeliharaan akibat loncatan dan terbangnya benih 7. Kanibalisme Mulai muncul Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 21
  • 23. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 Gambar 12. Distribusi benih ke perairan dan pemilihan lokasi penebaran yang ideal Gambar 13. Serah terima benih dengan pihak terkait dan kegiatan Restocking di perairan Gambar 14. Sosialisasi dan penyuluhan tentang kesadaran melestarikan ikan terbang bersama nelayan dan tokoh masyarakat Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 22
  • 24. BALAI BUDIDAYA AIR P PAYAU TAKALAR 2011 VI. DAFTAR PUSTAKA Ali, S.A. (1981). Kebiasaan makan, pemijahan,hubungan panjang berat dan fa faktor kondisi ikan terbang (Cypselurus Oxycephalus di laut plores Sulawesi Selatan. Tesis Oxycephalus) Fakultas Perikanan UNHAS Makassar Andi Tamsil (1992), Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup larva ikan terbang (Cypselurus Oxycephalus pada berbagai Cypselurus Oxycephalus) jenis pakan. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Ujung Pandang as Pandang. I Made Suitha, Anton Mardiyanta (1997). Laporan Pembenihan ikan terbang (Cypselurus Oxycephalus sebagai upaya Cypselurus Oxycephalus) Pelestarian Lingkungan. Loka Budidaya Air Payau Takalar. I Made Suitha, Anton Mardiyanta, Mardiyanta,(1999) Uji Coba Jentik nyamuk sebagai pakan substitusi pada larva iikan terbang terbang. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan emen Loka Budidaya Air Payau Takalar Takalar. Nessa, M.N.H Sugondo, I Andarias, A. Rantetondok (1997). Studi Pendahuluan terhadap perikanan ikan terbang di Selat Makassar. Majalah UNHAS Tahun VIII/XVIII 13,643-649. Pola Ilmi Pokok UNHAS Makassar. 649. Ilmiah Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Terbang (Hirundichtys Oxycephalus) 23