Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), Ki-67 dan protein 53 (p53) yang tinggi sebagai faktor risiko respons terhadap kemoterapi neoadjuvan paklitaksel-karboplatin pada kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekspresi VEGF, Ki-67 dan p53 yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap respons kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin yang buruk pada kank
1. EKSPRESI VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR
(VEGF), KI-67 DAN PROTEIN 53 (P53) YANG TINGGI
SEBAGAI FAKTOR RISIKO RESPONS TERHADAP
KEMOTERAPI NEOADJUVAN PAKLITAKSEL-KARBOPLATIN
PADA KANKER SERVIKS STADIUM IB3, IIA2 DAN IIB
I GDE SASTRA WINATA
3. 1.1 Latar Belakang
Kanker Serviks:
• Keganasan terbanyak keempat
• Incidence rate 13.1/100.000
- 500.000 kasus baru/tahun
- 270.000 kematian/tahun
Indonesia:
• Keganasan terbanyak kedua
- 40.000 kasus baru/tahun
RSUP Sanglah, Denpasar:
• Tahun 2019-2020: 221 kasus baru
- Stadium IB-IIB : 65.2%
- Stadium IIIB-IVA: 34.8 %
4. 1.1 Latar Belakang
Kontroversi penanganan Kanker serviks
stadium IB3, IIA2 dan IIB:
1. Kemoradiasi
2. Radikal Histerektomi
3. Kemoterapi Neoadjuvan
1.1 Latar Belakang
● Kemoterapi neoadjuvan dapat menjadi alternatif di beberapa negara berkembang,
Keterbatasan modalitas untuk kemoradioterapi konkuren (Basile, 2006).
5. ● Kemoterapi Neoadjuvan
○ Overall Survival (OS) , Disease Free Survival (DFS), Progression
Free Survival (PFS) lebih baik (Angioli, 2012)
○ Metastasis KGB lebih rendah (Zhang, 2014)
○ Ukuran tumor lebih kecil dan angka remisi lebih baik paska
pembedahan (Iwata, 2016)
1.1 Latar Belakang
6. Faktor prediktor yang dapat meramalkan respons terhadap kemoterapi neoadjuvan
sangat diperlukan
Pasien yang tidak memberikan
respons terhadap kemoterapi
neoadjuvan, penundaan atau
keterlambatan pemilihan modalitas
pengobatan (kehilangan
window of opportunity)
Respon faktor angiogenesis,
aktivitas mitotik dan
apoptosis/genomik
Belum secara pasti diketahui adanya pengaruh kombinasi faktor
angiogenesis, aktivitas mitotik, dan apoptosis terhadap respon kemoterapi
neoadjuvan kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB
1.1 Latar Belakang
7. Penelitian terhadap pengaruh kombinasi faktor angiogenesis,
proliferasi sel, dan instabilitas genetik terhadap respons kemoterapi
neoadjuvan kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB
● Peran angiogenesis melalui ekspresi VEGF diperoleh adanya hubungan VEGF
dengan respons terhadap kemoterapi neoadjuvant pada kanker serviks stadium awal
(Choi, 2008)
● Peran proliferasi sel melalui Ki-67 diperoleh hubungan yang signifikan antara
ekspresi ki67 dan respons terhadap kemoterapi neoadjuvan (Kamoi, 2003)
● Peran instabilitas genetik melalui p53, di mana kelompok pasien yang merespons
terhadap kemoterapi memiliki frekuensi sel yang positif terhadap p53 lebih tinggi
dibanding kelompok pasien yang tidak merespons (Garzetti, 1996)
1.1 Latar Belakang
8. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang
tinggi merupakan faktor risiko terhadap respons kemoterapi
neoadjuvan paklitaksel karboplatin yang buruk pada kanker serviks
stadium IB3, IIA2, dan IIB?
2. Apakah ekspresi Ki-67 yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap
respons kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin yang buruk
pada kanker serviks stadium IB3, IIA2, dan IIB?
3. Apakah ekspresi p53 yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap
respons kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin yang buruk
pada kanker serviks stadium IB3, IIA2, dan IIB?
9. 1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk membuktikan ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), Ki-67 dan p53
yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap respons kemoterapi neoadjuvan Paklitaksel
Karboplatin yang buruk pada kanker serviks stadium IB3, IIA2, dan IIB.
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk membuktikan bahwa ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang tinggi
merupakan faktor risiko terhadap respons kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin
yang buruk pada kanker serviks stadium IB3, IIA2, dan IIB.
2. Untuk membuktikan bahwa ekspresi Ki-67 yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap
respons kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin yang buruk pada kanker serviks
stadium IB3, IIA2, dan IIB.
3. Untuk membuktikan bahwa ekspresi p53 yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap
respons kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin yang buruk pada kanker serviks
stadium IB3, IIA2, dan IIB.
10. • Untuk melengkapi teori angiogenesis, aktivitas proliferatif sel
dan instabilitas genetik sebagai faktor risiko terhadap respons
kemoterapi neoadjuvan pada kanker serviks stadium IB3, IIA2
dan IIB.
1.4.1 Manfaat Teoritis
• Ekspresi protein VEGF, Ki-67 dan p53 dapat digunakan untuk
menentukan respons kemoterapi neoadjuvan Paklitaksel
Karboplatin yang buruk pada kanker serviks stadium IB3, IIA2
dan IIB.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4 Manfaat Penelitian
12. Kemoterapi neoadjuvan mengacu pada terapi sistemik yang ditujukan untuk mengurangi
ukuran tumor sebelum operasi definitif (Masood dkk., 2016; Hoffman dkk., 2016)
Kemoterapi neoadjuvan yang diikuti dengan operasi dilaporkan meningkatkan PFS
dan DFS masing-masing sebesar 88,1% dan 60,5% (Lee dkk., 2013)
Terapi kombinasi menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam menyerang populasi
sel heterogeny Terapi kombinasi menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam
menyerang populasi sel heterogen. (Hayes dkk., 2015)
Penggunaan multipel regimen kemoterapi dengan mekanisme kerja yang berbeda dapat
meminimalisir terjadinya resistensi obat, menurunkan dosis dan toksisitas masing-
masing obat kemoterapi (Hoffman dkk., 2016)
KEMOTERAPI NEOADJUVAN PADA KANKER SERVIKS STADIUM IB3, IIA2 DAN IIB
Struktur Paklitaksel, Alves dkk. (2018)
13. Penggunaan multipel regimen dengan mekanisme kerja yang berbeda dapat meminimalisir terjadinya
resistensi obat, menurunkan dosis dan toksisitas masing-masing obat kemoterapi (Hoffman dkk.,
2016)
Kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin memperoleh hasil 67,8% pasien memberikan respons
yang baik terhadap kemoterapi neoadjuvan, di mana respons komplit sebesar 7,1% dan parsial
sebesar 60,7%.Singh dkk. (2013)
Kombinasi paklitaksel karboplatin memberikan tingkat respons klinis mencapai 89% menurunkan
ukuran tumor sehingga yang sangat baik pada pasien yang kemudian dilakukan operasi. Salihi dkk.
(2017)
Respons kemoterapi kombinasi paklitaksel karboplatin yang baik, dimana 84% diperoleh respons
komplit dan parsial. Mori dkk. (2010)
Di RSUP Sanglah, berdasarkan panduan praktik klinis nomor YM.01.02/PPK.XIV.6.1/35842/ 018,
Paksus karboplatin merupakan pilihan kemoterapi neoadjuvan pada kanker serviks. (Panduan
Praktik Klinis Obstetri dan Ginekologi, 2018)
KEMOTERAPI NEOADJUVAN PADA KANKER SERVIKS STADIUM IB3, IIA2 DAN IIB
Struktur Paklitaksel, Alves dkk. (2018)
14. Peran VEGF terhadap Prediktor Keberhasilan Kemoterapi
Neoadjuvan pada Kanker Serviks Stadium IB3, IIA2 dan IIB
Didapatkan hasil penurunan ekspresi VEGF setelah pemberian kemoterapi adjuvan dengan rerata
sebelum pemberian adalah 6,16 dan setelah pemberian adalah 4,20. Kartikasari (2019)
Pemberian kemoterapi neoadjuvan memberikan respons dengan ekspresi VEGF positif lebih rendah
daripada pasien dengan VEGF negatif. Choi dkk. (2008)
Adanya korelasi negatif yang signifikan antara perbedaan ekspresi jaringan VEGF dengan diameter
lesi serviks. Ekspresi VEGF yang tinggi sebelum kemoterapi neoadjuvant meningkatkan respons
kemoterapi. (Priyanto dkk., 2019)
Respons kemoterapi neoadjuvan berkolerasi negatif dengan stadium, ekspresi Ki-67 dan ekspresi
VEGF. (Zhang dkk., 2019).
Famili VEGF dan Reseptornya, Hicklin dan Ellis. (20
15. Peran Ki-67 terhadap Prediktor Keberhasilan Kemoterapi
Neoadjuvan pada Kanker Serviks Stadium IB3, IIA2 dan IIB
• Protein Ki-67 atau dikenal dengan proliferation associated antigen,pertama kali
diidentifikasi oleh Gerdes dkk. (1991)
• Ekspresi Ki-67 berasosiasi dengan prognosis yang buruk pada populasi kanker serviks.
Ki-67 dapat menjadi prediktor potensial untuk prognosis pada kanker serviks. Pan dkk.
(2015)
• Pada fase awal kemoterapi neoadjuvan didapatkan penurunan Ki-67, pada akhir
kemoterapi Ki-67 berkolerasi kuat dengan luaran jangka panjang yang baik. Ki-67 mampu
memprediksi risiko kekambuhan terhadap lesi residual tumor. Nielsen dkk. (2020)
• Ekspresi Ki-67 yang tinggi pada kanker serviks stadium lanjut memberikan respons terapi
terhadap kemoterapi cisplatin yang jauh lebih baik dan angka ketahanan hidup yang lebih
tinggi. Kritic dkk. (2018)
• Ki-67 memiliki hubungan yang bermakna secara statistik (p < 0.0001) dalam menentukan
respons terapi menggunakan neoadjuvant pada kanker serviks. Zhang dkk. (2019
Struktur Ki-67, Menon dkk. (2019)
16. Peran p53 terhadap Prediktor Keberhasilan Kemoterapi Neoadjuvan
pada Kanker Serviks Stadium IB3, IIA2 dan IIB
Protein p53 adalah suatu polipeptida yang
diekspresikan oleh gen p53 untuk menjaga keutuhan
sel melalui jalur transkripsi tetramerik. Bai dan Zhu,
(2006)
Terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat
imunoekspresi p53 dan tingkat respons kemoterapi
neoadjuvant dimana semakin tinggi tingkat
imunoekspresi p53, semakin tidak berespons terhadap
kemoterapi neoadjuvant. Muhartono dan Hanriko,
(2012).
Struktur p53, Bai dan Zhu. (2006)
17. Respons Terapi Kriteria
Respons Komplit Resolusi seluruh lesi target
Respons Parsial Penurunan sekurangnya 50% dari diameter
terpanjang lesi target dibandingkan
diameter terpanjang awal
Penyakit Progresif Peningkatan sekurangnya 25% dari
diameter terpanjang lesi target
Penyakit Stabil Penyakit yang tidak memenuhi kriteria
respons parsial dan penyakit progresif
Respon Kemoterapi Menurut WHO (1981)
Penilaian Respons Kemoterapi
Kemoterapi neoadjuvan merupakan terapi yang efektif pada kanker serviks stadium IB3, IIA2
dan IIB, dengan angka kesintasan yang lebih tinggi sebesar 84.9%
19. 3.1 Kerangka Berpikir
1. Kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB memiliki prognosis yang lebih buruk
dibanding stadium awal IA-IB2 terkait insiden rekurensi lokal dan metastasis
kelenjar getah bening yang lebih tinggi. Massa tumor yang “bulky” dimana ukuran
diameter ≥ 4 cm, berkaitan dengan ekspresi protein VEGF, Ki-67 dan p53 tinggi.
2. Proliferasi sel kanker tinggi ditandai oleh Ki-67 dan p53 tinggi pada tumor akan
menyebabkan nekrosis pada bagian sentral tumor sehingga tidak mendapatkan
nutrisi dan oksigen yang cukup yang berakibat terjadi hipoksia sel tumor.
3. Hipoksia sel tumor merupakan faktor pemicu terjadinya angiogenesis yang
ditandai oleh VEGF tinggi.
4. Nekrosis dan hipoksia intra tumoral menyebabkan tekanan interstitial
intratumoral meningkat sehingga kemoterapi tidak dapat bekerja dengan baik.
21. 3.3 Hipotesis Penelitian
1. Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang tinggi
merupakan faktor risiko terhadap respons kemoterapi neoadjuvan
Paklitaksel Karboplatin yang buruk pada kanker serviks stadium IB3, IIA2,
dan IIB.
2. Ekspresi Ki-67 yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap respons
kemoterapi neoadjuvan Paklitaksel Karboplatin yang buruk pada kanker
serviks stadium IB3, IIA2, dan IIB.
3. Ekspresi p53 yang tinggi merupakan faktor risiko terhadap respons
kemoterapi neoadjuvan Paklitaksel Karboplatin yang buruk pada kanker
serviks stadium IB3, IIA2, dan IIB
23. 4.1 Rancangan Penelitian Nasted Case-control
Faktor risiko 1: Ekspresi VEGF
tinggi
Faktor risiko 2: Ekspresi Ki-67
tinggi
Faktor risiko 3: Ekspresi p53
tinggi
Penelitian dilakukan di Divisi Onkoginekologi Departemen/KSM Obstetri dan
Ginekologi, Patologi Anatomi FK UNUD / RSUP Sanglah. Data medis penderita
dikumpulkan mulai bulan Juni 2021 sampai Juni 2022.
24. Kelompok Kasus :
Kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan
IIB yang telah diberikan 3 siklus
kemoterapi neoadjuvan paklitaksel-
karboplatin dengan respons buruk
Kelompok Kontrol :
Kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan
IIB yang telah diberikan 3 siklus
kemoterapi neoadjuvan paklitaksel-
karboplatin dengan respons baik
25. Populasi Penelitian
• Populasi target
• Penderita kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB.
• Populasi terjangkau
• Penderita kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB yang dirawat ke Poliklinik
Onkoginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar.
Sampel Penelitian
• Semua penderita kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB yang dirawat di
Poliklinik Onkoginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar, telah dibuktikan dengan pemeriksaan
histopatologi dan mendapatkan kemoterapi neoadjuvan paklitaksel karboplatin 3
seri
• Sampel yang diteliti (intended sample) memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
26. Kasus
Kriteria Inklusi
1. Semua penderita kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB
2. Menjalani kemoterapi sebanyak 3 seri neoadjuvan paklitaksel
karboplatin dengan jarak waktu 3-4 minggu.
3. Respons buruk dan baik.
4. Parafin blok memenuhi syarat untuk pemeriksaan IHK.
5. Penderita menyetujui dan menanda tangani persetujuan untuk
ikut sebagai sampel penelitian.
27. Kriteria Eksklusi
Penderita pernah menjalani pembedahan, kemoterapi atau
radioterapi sebelumnya, baik terkait kasus keganasan
ginekologi maupun bukan.
28. 4.2.3 Perkiraan Besar Sampel
Perkiraan besar sampel rancangan penelitian case control dihitung sesuai rumus
(Madiyono, 2008) :
Apabila:
α = 0,05, maka Zα = 1,96 (dua arah)
1-β = 80% , maka Zβ = 0,842.
VEGF : P1 0,48 , P2 0,8 (Choi dkk, 2018)
Ki67 : P1 0,24 , P2 0,5 (Mahayasa dkk, 2016)
P53 : P1 0,76 , P2 0,5 (Garzetti dkk, 1996)
P = (P1 + P2)/2
Q= 1-P
Maka hasil dari perhitungan menurut rumus di
atas adalah :
n1 = n2 = 27.98. Dibulatkan menjadi 28.
Total n = 56.
Dengan perhitungan tersebut di atas, maka
besar sampel yang diperlukan pada penelitian
ini minimal adalah 56 pasien.
29. 4.2.4 Teknik Penentuan Sampel
Purposive consecutive sampling
Pasien kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB yang berobat di
Rumah Sakit Sanglah Denpasar dalam periode Juni 2021 sampai
dengan Juni 2022
Semua subyek yang memenuhi kriteria pemilihan dijadikan sampel
dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok
kontrol, sampai besar sampel terpenuhi
30. 4.3 Variabel dan Hubungan Antar Variabel
Variabel Kontrol
• Umur
31. 4.3.5 Definisi Operasional Variabel
1. Kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB adalah tumor ganas serviks
berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dan stadium IB3, IIA2 dan
IIB sesuai klasifikasi FIGO (2018), data stadium didapatkan dari rekam
medis. Variabel kanker serviks adalah variabel nominal.
2. Ekspresi VEGF adalah hasil pemeriksaan patologi dengan IHK
(Monoclonal antibody Abcam ab1316, USA) di Laboratorium
Bagian/KSM Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar
bahan blok parafin spesimen biopsi tumor serviks. Ekspresi VEGF
tinggi > 6 dan rendah < 6.
3. Ekspresi Ki-67 adalah hasil pemeriksaan patologi dengan pengecatan
IHK (Monoclonal Mouse Anti-Human Ki-67 Antigen, Biogen, Denmark)
bahan blok parafin spesimen biopsi tumor primer di Laboratorium
Patologi Anatomi Bagian/SMF FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
Ekspresi Ki-67 tinggi > 4 dan rendah < 4.
32. 4.3.5 Definisi Operasional Variabel
4. Ekspresi p53 adalah hasil pemeriksaan patologi dengan dengan IHK
(Monoclonal antibody Clone DO-7, Lab-Vision, USA) di Laboratorium
Bagian/KSM Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar
bahan blok parafin spesimen biopsi tumor serviks. Ekspresi p53 tinggi
> 7 dan rendah < 7.
5. Ukuran tumor primer adalah hasil ukuran terpanjang diameter tumor
dalam centimeter (cm), diukur dari hasil pencitraan dengan CT-scan
dengan kontras. Ukuran tumor dikelompokkan menjadi > 6 cm dan <
6 cm.
6. Grading histologi adalah penilaian jumlah mitosis di dalam tumor
dan derajat perbedaan antara sel kanker dan sel normal di
Laboratorium Patologi Anatomi Bagian/SMF FK UNUD/RSUP Sanglah
Denpasar. Derajat diferensiasi baik (well diferentiated dan moderately
differentiated). Derajat diferensiasi buruk(Poorly diferentiated dan
undifferentiated)
33. 4.3.5 Definisi Operasional Variabel
7. Tipe histopatologi kanker serviks adalah tipe sel berdasarkan
gambaran histopatologis yang diklasifikasikan menjadi squamous cell
carcinoma dan non-squamous cell carcinoma di Laboratorium Patologi
Anatomi Bagian/SMF FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
8. Umur adalah selisih tanggal bulan tahun pemeriksaan dengan tanggal
bulan dan tahun lahir sampel berdasarkan data pada kartu identitas
atau rekam medis.
9. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan dengan berat mínimum
1000 g tanpa memandang luaran persalinan yang diperoleh dari
rekam medis.
34. 4.3.5 Definisi Operasional Variabel
10.Kemoterapi neoadjuvan adalah pemberian obat anti kanker
sebanyak tiga seri sebelum terapi definitif setiap 3 sampai 4 minggu
sekali sesuai dengan Protokol Pemberian Kemoterapi Neoadjuvan
Paklitaksel-Karboplatin di RSUP Sanglah Denpasar.
11.Respons kemoterapi neoadjuvan adalah perbandingan ukuran
tumor sebelum dan setelah dilakukan kemoterapi neoadjuvan.
Penilaian ukuran tumor dilakukan menggunakan CT-Scan dengan
kontras. Penilaian respons kemoterapi neoadjuvan dilakukan 2 sampai
3 minggu setelah kemoterapi terakhir. Respons dinilai berdasarkan
kriteria RECIST 1.1 (2019), dimana respons buruk adalah stabil dan
progresif respons sedangkan respons baik adalah respons komplit
dan parsial.
35. 4.4 Prosedur Penelitian
1. Penandatangan Surat Persetujuan
2. Prosedur Pemeriksaan Imunohistokimia
3. Prosedur Pengecatan
4. Analisis Statistik
37. 4.5 Prosedur Pemeriksaan Imunohistokimia
1. Sebelum pemeriksaan atau pengecatan IHK, jaringan yang akan
diperiksa harus di fiksasi dan diproses.
2. Tujuan dari fiksasi adalah untuk mencegah otolisis, mempertahankan
antigenitas jaringan, memperkuat indeks refraksi dari bagian–bagian
jaringan, dan memperkuat elemen sel terhadap proses pengecatan
jaringan.
3. Proses jaringan meliputi dehidrasi jaringan, menghilangan atau
membersihkan jaringan dari agen dehidrasi, infiltrasi oleh media /
bahan embedding, dan pemotongan / pengirisan jaringan untuk di cat
dengan antibodi.
4. Fiksasi yang dipergunakan adalah buffered formalin 10%.
38. 4.5.2 Prosedur Pengecatan
• Menghilangkan ekses buffer, dengan menggunakan cairan peroxidase
block, di inkubasi selama 1 – 5 menit. Kemudian objek gelas dicuci
dengan air instilasi.
Langkah 1. Peroxidase Block
• Membersihkan ekses buffer, dan mengaplikasikan antibodi atau reagen
control negatif dan di inkubasi selama 30 menit. Objek gelas kemudian
dicuci dengan dengan solusi buffer, dengan tidak langsung mengenai
spesimen pada objek gelas. Dan di rendam dengan cairan buffer yang
baru. Jika spesimen akan disimpan, maka spesimen akan tetap di
rendam pada cairan buffer ini, dan di kerjakan kemudian.
Langkah 2. Primary Antibody Or Negative Control
Reagent
39. 4.5.2 Prosedur Pengecatan
• Sisa buffer dibersihkan atau dicuci, kemudian di aplikasi dengan
labelled polymer dari botol 2 dengan seluruh spesimen pada objek
gelas terendam dan diinkubasi selama 30 menit.
Langkah 3. Peroxidase Labelled Polymer
• Objek gelas dibersihkan kembali, dan diaplikasi dengan liquid DAB +
Substrate-chromogen solution, yang mengenai seluruh spesimen pada
objek gelas. Diinkubasi selama 5-10 menit. Kemudian dibersihkan
dengan aqua dari botol yang baru dengan tidak mengalirkan langsung
aqua tersebut pada spesimen. Substrate – chromogen harus dengan
hati – hati dibuang oleh karena merupakan bahan / materi berbahaya.
Langkah 4. Substrate – Chromogen
40. 4.5.2 Prosedur Pengecatan
• Celupkan objek gelas pada cairan Mayer”s
hemotoxylin (code S3308), dan lamanya pengecatan
tergantung dari konsentrasi hematoxylin.
• Objek gelas kemudian dicuci dengan aqua secara
hati – hati, kemudian objek gelas direndam dalam
cairan 0.0037 mol/L ammonia atau bahan pembiru
yang serupa
• akhirnya objek gelas dicuci dengan air yang diinstilasi
(aqua) atau deionisasi selama 2 – 5 menit.
Langkah 5. Hematoxylin Counterstain
(Optional)
41. 4.5.2 Prosedur Pengecatan
• Spesimen yang sudah siap akan dilakukan mounting
atau ditutup (coverslipped) dengan mounting medium
seperti Glycergel Mounting Medium (code C0563) atau
Faramount (code S3025), atau media permanent non-
aqueous Ultramount (code S1964)
Langkah 6. Mounting
• Objek gelas dibaca dengan light microscope, untuk
bermacam antigen seperti VEGF, Ki-67 dan p53. Kontrol
negatif diambilkan dari jaringan paraffin-embedded
kanker serviks tanpa antibodi.
Langkah 7
42. Penilaian VEGF
Berdasarkan intensitas
warna pada sel dibagi
menjadi :
- 0 (negatif)
- 1 (lemah)
- 2 (sedang)
- 3 (kuat)
Persentase sel dibagi
menjadi:
- 0 (0% positif)
- 1 (1%-25% positif)
- 2 (26%-50% positif)
- 3 (>50% positif)
Histoscore (H-score)
memakai rumus % sel positif x
intensitas. Interpretasi
a. ekspresi positif atau tinggi
apabila nilai histoskor ≥ 6
b. negatif atau rendah apabila
histoskor < 6
Zhu, P., Ou, Y., Dong, Y., Xu, P. and Yuan, L., 2016. Expression of VEGF and HIF-1α in locally advanced cervical cancer: Potential biomarkers for predicting preoperative radiochemotherapy sensitivity and prognosis.
OncoTargets and therapy, 9, p.3031.
43. Penilaian Ki-67
Berdasarkan intensitas
warna pada sel dibagi
menjadi :
- 1 (lemah)
- 2 (sedang)
- 3 (kuat)
Persentase sel dibagi
menjadi:
- 1 (<10% positif)
- 2 (10%-50% positif)
- 3 (51-80% positif)
- 4 (>80% positif).
Interpretasi pengecatan IHK
a. ekspresi positif atau tinggi
apabila nilai histoskor > 4
b. negatif atau rendah apabila
histoskor < 4
Popiel, A., Piotrowska, A., Sputa-Grzegrzolka, P., Smolarz, B., Romanowicz, H., Dziegiel, P., Podhorska-Okolow, M. and Kobierzycki, C., 2021. Preliminary Study on the Expression of Testin, p16 and Ki-67 in the Cervical Intraepithelial Neoplasia. Biomedicines, 9(8), p.1010.
44. Penilaian p53
Berdasarkan intensitas
warna pada sel dibagi
menjadi :
- 0 (negatif)
- 1 (ringan)
- 2 (sedang)
- 3 (kuat)
Persentase sel dibagi
menjadi:
- 1 (<10% positif)
- 2 (10%-50% positif)
- 3 (50%-75% positif)
- 4 (>75% positif)
Interpretasi pengecatan IHK
a. ekspresi positif atau tinggi
apabila nilai histoskor > 7
b. negatif atau rendah apabila
histoskor < 7
Liu, L., Li, X.D., Chen, H.Y., Cui, J.S. and Xu, D.Y., 2015. Significance of Ebp1 and p53 protein expression in cervical cancer. Genet Mol Res, 14(4), pp.11860-11866.
45. 4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen/KSM
Obstetri dan Ginekologi, Patologi Anatomi FK UNUD / RSUP
Sanglah.
Data medis dikumpulkan mulai bulan Juni 2021 sampai Juni 2022.
Divisi Onkologi Ginekologi
Departemen/KSM Obstetri
dan Ginekologi FK UNUD /
RS Sanglah
Juni 2021 -
Juni 2022
46. 4.7 Analisis Statistik
Perhitungan deskriptif akan menggunakan
karakteristik penelitian serta menghitung elemen
statistik seperti rata-rata, standar deviasi, median dan
rentang, serta jumlah dan presentase.
Analisis rasio Odds dengan Chi-square test.
Presisi data dinyatakan dengan CI 95% dan tingkat
kemaknaan diterima bila p<0,05.
Variabel kontrol analisis multivariat dengan
analisis Logistic Regression jumlah sampel yang
kurang dari 100 kasus uji unconditional Logistic
Regression.
47. 4.8 Aspek Kebaharuan (Novelty) Penelitian
1. Penelitian ini berupaya untuk melengkapi teori angiogenesis,
mitosis dan apoptosis sebagai faktor risiko terhadap respons
kemoterapi neoadjuvan pada kanker serviks stadium IB3, IIA2
dan IIB.
2. Sampai saat ini, penelitian yang ada untuk menilai respons
kemoterapi neoadjuvan masih terbatas pada salah satu teori
yang ada baik angiogenesis, mitosis maupun apoptosis saja.
3. Kebaharuan penelitian ini adalah mengkombinasi teori
angiogenesis, mitosis dan apoptosis melalui penilaian ekspresi
VEGF, Ki-67 dan p53 sebagai prediktor keberhasilan kemoterapi
neoadjuvan pada kanker serviks stadium IB3, IIA2 dan IIB.
Prueksaritanond N, Chaisarn P, Yanaranop M. The efficacy of neoadjuvan Paklitaksel-carboplatin chemotherapy followed by radical hysterectomy compared to radical hysterectomy alone in bulky stage IB2-IIA cervical cancer. J Med Assoc Thail Chotmaihet Thangphaet. 2012 Mar;95 Suppl 3:S55-61.
Iwata T, Miyauchi A, Suga Y, Nishio H, Nakamura M, Ohno A, Hirao N, Morisada T, Tanaka K, Ueyama H, Watari H, Aoki D. Neoadjuvan chemotherapy for locally advanced cervical cancer. Chin J Cancer Res. 2016 Apr;28(2):235-40. doi: 10.21147/j.issn.1000-9604.2016.02.13. PMID: 27199522; PMCID: PMC4865617.
Gupta S, Maheshwari A, Parab P, Mahantshetty U, Hawaldar R, Sastri Chopra S, et al. Neoadjuvan Chemotherapy Followed by Radical Surgery Versus Concomitant Chemotherapy and Radiotherapy in Patients With Stage IB2, IIA, or IIB Squamous Cervical Cancer: A Randomized Controlled Trial. J Clin Oncol Off J Am Soc Clin Oncol. 2018 Jun 1;36(16):1548–55.
He Y, Zhao Q, Geng Y-N, Yang S-L, Li X-M, Finas D, et al. Analysis of short-term efficacy as defined by RECIST and pathological response of neoadjuvan chemotherapy comprised Paklitaksel and cisplatin followed by radical surgery in patients with locally advanced cervical cancer: A prospective observational study. Medicine (Baltimore). 2018 Jun 1;97:e10913.
Prueksaritanond N, Chaisarn P, Yanaranop M. The efficacy of neoadjuvan Paklitaksel-carboplatin chemotherapy followed by radical hysterectomy compared to radical hysterectomy alone in bulky stage IB2-IIA cervical cancer. J Med Assoc Thail Chotmaihet Thangphaet. 2012 Mar;95 Suppl 3:S55-61.
Iwata T, Miyauchi A, Suga Y, Nishio H, Nakamura M, Ohno A, Hirao N, Morisada T, Tanaka K, Ueyama H, Watari H, Aoki D. Neoadjuvan chemotherapy for locally advanced cervical cancer. Chin J Cancer Res. 2016 Apr;28(2):235-40. doi: 10.21147/j.issn.1000-9604.2016.02.13. PMID: 27199522; PMCID: PMC4865617.
Gupta S, Maheshwari A, Parab P, Mahantshetty U, Hawaldar R, Sastri Chopra S, et al. Neoadjuvan Chemotherapy Followed by Radical Surgery Versus Concomitant Chemotherapy and Radiotherapy in Patients With Stage IB2, IIA, or IIB Squamous Cervical Cancer: A Randomized Controlled Trial. J Clin Oncol Off J Am Soc Clin Oncol. 2018 Jun 1;36(16):1548–55.
He Y, Zhao Q, Geng Y-N, Yang S-L, Li X-M, Finas D, et al. Analysis of short-term efficacy as defined by RECIST and pathological response of neoadjuvan chemotherapy comprised Paklitaksel and cisplatin followed by radical surgery in patients with locally advanced cervical cancer: A prospective observational study. Medicine (Baltimore). 2018 Jun 1;97:e10913.
Muhartono, Hanriko, R., 2012. Korelasi antara Imunoekspresi p53 dan Respons Kemoterapi Neoadjuvan Regimen Fluororasil, Adriamisin, dan Siklofosfamid pada Karsinoma Duktus Payudara Invasif. mkb 44, 13–18. https://doi.org/10.15395/mkb.v44n1.209.
Garzetti GG, Ciavattini A, Provinciali M, Di Stefano G, Lucarini G, Goteri G, Biagini G. Expression of p53 and apoptosis of tumor cells in locally advanced cervical carcinoma after cisplatin based neoadjuvan chemotherapy. Anticancer Res. 1996 Sep-Oct;16(5B):3229-34. PMID: 8920796.
Muhartono, Hanriko, R., 2012. Korelasi antara Imunoekspresi p53 dan Respons Kemoterapi Neoadjuvan Regimen Fluororasil, Adriamisin, dan Siklofosfamid pada Karsinoma Duktus Payudara Invasif. mkb 44, 13–18. https://doi.org/10.15395/mkb.v44n1.209.
Garzetti GG, Ciavattini A, Provinciali M, Di Stefano G, Lucarini G, Goteri G, Biagini G. Expression of p53 and apoptosis of tumor cells in locally advanced cervical carcinoma after cisplatin based neoadjuvan chemotherapy. Anticancer Res. 1996 Sep-Oct;16(5B):3229-34. PMID: 8920796.
Muhartono, Hanriko, R., 2012. Korelasi antara Imunoekspresi p53 dan Respons Kemoterapi Neoadjuvan Regimen Fluororasil, Adriamisin, dan Siklofosfamid pada Karsinoma Duktus Payudara Invasif. mkb 44, 13–18. https://doi.org/10.15395/mkb.v44n1.209.
Garzetti GG, Ciavattini A, Provinciali M, Di Stefano G, Lucarini G, Goteri G, Biagini G. Expression of p53 and apoptosis of tumor cells in locally advanced cervical carcinoma after cisplatin based neoadjuvan chemotherapy. Anticancer Res. 1996 Sep-Oct;16(5B):3229-34. PMID: 8920796.
Muhartono, Hanriko, R., 2012. Korelasi antara Imunoekspresi p53 dan Respons Kemoterapi Neoadjuvan Regimen Fluororasil, Adriamisin, dan Siklofosfamid pada Karsinoma Duktus Payudara Invasif. mkb 44, 13–18. https://doi.org/10.15395/mkb.v44n1.209.
Garzetti GG, Ciavattini A, Provinciali M, Di Stefano G, Lucarini G, Goteri G, Biagini G. Expression of p53 and apoptosis of tumor cells in locally advanced cervical carcinoma after cisplatin based neoadjuvan chemotherapy. Anticancer Res. 1996 Sep-Oct;16(5B):3229-34. PMID: 8920796.
Muhartono, Hanriko, R., 2012. Korelasi antara Imunoekspresi p53 dan Respons Kemoterapi Neoadjuvan Regimen Fluororasil, Adriamisin, dan Siklofosfamid pada Karsinoma Duktus Payudara Invasif. mkb 44, 13–18. https://doi.org/10.15395/mkb.v44n1.209.
Garzetti GG, Ciavattini A, Provinciali M, Di Stefano G, Lucarini G, Goteri G, Biagini G. Expression of p53 and apoptosis of tumor cells in locally advanced cervical carcinoma after cisplatin based neoadjuvan chemotherapy. Anticancer Res. 1996 Sep-Oct;16(5B):3229-34. PMID: 8920796.