2. Kanker / Cancer
Kanker dapat juga disebut tumor
ganas merupakan pembentukan sel
abnormal yang cepat yang tumbuh
tidak normal dan yang kemudian
dapat menyerang bagian tubuh yang
berdekatan dan menyebar ke organ
lain dan dapat bermetastasis
World Health Organization
3. Epidemologi
START
Proporsi global terbesar dari kanker
Oral dan Maksillofasial berada di
Asia (64,2%) diikuti oleh Eropa
(17,4%), Amerika Utara (7,6%),
Amerika Latin dan Karibia (5,6%),
Afrika (3,8%) dan Oseania (1,3%).
pada Mortality Rate diamati dengan
tingkat tertinggi terlihat di Asia
(73,3%) diikuti oleh Eropa (13,6%),
Afrika (5,3%), Amerika Latin dan
Karibia (4,4%), Amerika Utara (2,9%)
dan Oseania (0,56%). Sarode, Gargi, et al. "Epidemiologic aspects of oral
cancer." Disease-a-Month 66.12 (2020): 100988.
4. Faktor Resiko
Merokok, konsumsi alkohol berlebihan dan oral hygiene yang buruk
dianggap sebagai faktor risiko utama pada perkembangan SCC pada Oral
dan Maksilofasial
Wong, T. S. C., & Wiesenfeld, D. (2018). Oral
cancer. Australian dental journal, 63, S91-S99.
5. Gejala Klinis
• Sangat bervariasi
• Lesi dalam rongga mulut yang tidak sembuh dalam 2 sampai 3 minggu
• Gigi yang terdorong
• Mati rasa pada rongga mulut/wajah
• Lesi berwarna putih
• Lesi erythematous
• Lesi yang berproliferasi/papillomatous (seperti kutil)
Wong, T. S. C., & Wiesenfeld, D. (2018). Oral
cancer. Australian dental journal, 63, S91-S99.
6. Terapi pada Kanker
• 1 dari 3 pasien kanker dapat dilakukan treatmen secara local seperti
dilakukan pembedahan ataupun radioterapi
• Pada kasus lain dengan adanya metastasis ke organ lain maka
membutuhkan treatmen secara sistemik dengan kemoterapi
• Pada kasus lainnya juga dengan adanya metastasis dan perluasan
jaringan kanker sering dibutuhkan treatmen kombinasi kemoterapi
dan radioterapi untuk mendapatkan tujuan pada klinis lebih baik
• Saat ini 50 % pasien kanker dapat disembuhkan dimana dengan
kemoterapi sendiri dapat menyembuhkan kurang lebih 10% pasien kanker
pada stadium lanjut
Chu, E., & Sartorelli, A. C. (2018). Cancer chemotherapy. Lange’s
Basic and Clinical Pharmacology,, 948-976.
7. • Merupakan pemberian obat-obatan secara sistemik dengan sifat
sitotoksik dengan tujuan mematikan sel kanker
• Tiga penggunaan klinis kemoterapi :
• Primary Induction : Pengobatan primer pada kanker lanjut yang
tidak memiliki pilihan pengobatan efektif lain
• Neoadjuvant : Pengobatan yang diberikan pada pasien kanker yang
terlokalisasi namun pembedahan saja maupun radioterapi tidak cukup
adekuat
• Adjuvant : Pengobatan yang diberikan ketika kemoterapi setelah
operasi sudah dilakukan, dengan tujuan untuk mengurangi insidensi
rekuren lokal maupun sistemik
Chu, E., & Sartorelli, A. C. (2018). Cancer chemotherapy. Lange’s
Basic and Clinical Pharmacology,, 948-976.
Kemoterapi
8. “Log-Kill” Hipotesis pada sel kanker
Chu, E., & Sartorelli, A. C. (2018). Cancer chemotherapy. Lange’s
Basic and Clinical Pharmacology,, 948-976.
Hubungan sel tumor dengan waktu
diagnosis, gejala, pengobatan,
dan kelangsungan hidup. Tiga
pendekatan alternatif untuk pengobatan
obat ditunjukkan dibandingkan dengan
perjalanan pertumbuhan tumor
9. Cell cycle, cancer & anti-cancer drugs
Chu, E., & Sartorelli, A. C. (2018). Cancer chemotherapy. Lange’s
Basic and Clinical Pharmacology,, 948-976.
10. Jenis dan obat-obatan kemoterapi
Obat kemoterapi yang menghambat dengan penghambatan mitosis
dalam metafase, menghentikan pembelahan sel, sehingga kemudian
menyebabkan kematian sel
Obat kemoterapi yang menghambat proses biosintesis DNA
Obat kemoterapi yang bekerja dengan alkilasis DNA didalam nucleus
sampai mengacaukan pengkodean DNA sehingga mengakibatkan
kematian sel
Obat kemoterapi yang menghambat pertumbuhan sel
Chu, E., & Sartorelli, A. C. (2018). Cancer chemotherapy. Lange’s
Basic and Clinical Pharmacology,, 948-976.
11. “Pedang Bermata Dua”
Kemoterapi
• Tidak memiliki kemampuan untuk mematikan
secara keseluruhan sel kanker
• Memiliki jenis yang banyak dengan
mekanisme kerja yang berbeda
• Besifat imunosupresif
• Kemoterapi => Inflamasi => Kanker
Relaps
Behranvand, N., Nasri, F., Zolfaghari Emameh, R., Khani, P., Hosseini, A., Garssen, J., & Falak, R. (2022).
Chemotherapy: a double-edged sword in cancer treatment. Cancer Immunology, Immunotherapy, 71(3), 507-526.
12. Radioterapi
• Mempunyai peranan penting pada tumor stadium awal dengan
terapi tunggal maupun kombinasi bersamaan dengan
pembedahan maupun kemoterapi
• Bekerja dengan menginduksi kemtian cell secara massive
dengan memicu aktivasi ROS (Reactive oxygen species)
• Pada beberapa sel yang tidak mati dapat menjadi
Radioresisten
• Behranvand, N., Nasri, F., Zolfaghari Emameh, R., Khani, P., Hosseini, A., Garssen, J., & Falak, R. (2022). Chemotherapy: a double-edged sword in cancAlterio, D.,
Marvaso, G., Ferrari, A., Volpe, S., Orecchia, R., & Jereczek-Fossa, B. A. (2019, June). Modern radiotherapy for head and neck cancer. In Seminars in oncology (Vol.
46, No. 3, pp. 233-245). WB Saunders.er treatment. Cancer Immunology, Immunotherapy, 71(3), 507-526.
• Kim, W., Lee, S., Seo, D., Kim, D., Kim, K., Kim, E., ... & Youn, B. (2019). Cellular stress responses in radiotherapy. Cells, 8(9), 1105.
13. Radiation-induced reactive oxygen species (ROS)
Kim, W., Lee, S., Seo, D., Kim, D., Kim, K., Kim, E., ... & Youn, B.
(2019). Cellular stress responses in radiotherapy. Cells, 8(9), 1105.
Kematian sel dipicu oleh radiasi pada ROS dan p53 sehingga memicu
modulator apoptosis sel dan juga menyebabkan adanya tekanan
oksidatif yang mempengaruhi kestabilan lipid, protein lain dan DNA
16. Kontraindikasi Radioterapi
SLE : systemic
lupus erythematous
RA : rheumatoid
arthritis;
IBD :
inflammatory
bowel disease
• Bukan
kontraindikasi
absolut
• Namun
memperberat
efek samping
post radioterapi
CVD: collagen
vascular disease
Lin, D., Lehrer, E. J., Rosenberg, J., Trifiletti, D. M., & Zaorsky, N. G. (2019). Toxicity after radiotherapy in patients with historically accepted
contraindications to treatment (CONTRAD): An international systematic review and meta-analysis. Radiotherapy and Oncology, 135, 147-152.
17. Concurrent Chemoradiotherapy
Terapi untuk lesi malignan yang mengombinasikan radioterapi
dan kemoterapi dengan indikasi:
• Pasien dengan lesi malignansi yang tidak menyetujui
operasi
• Lesi malignan stadium III atau lebih
• Ukuran lesi yang terlalu luas sehingga tidak memungkinkan
untuk eksisi
• Risiko kerusakan organ yang lebih besar bila dioperasi
• Komorbid yang memperburuk prognosis operasi
• Usia lanjut
Halperin, C.J, et.al. Princioles and Practice of Radiation Oncology, 7th
ed. Philadelphia: Lippincott William Kluwer. 2019
18. Post-Operative Concurrent
Chemoradiotherapy
Kombinasi Kemoterapi dan Radioterapi dilakukan dengan indikasi
berupa:
• Pasca eksisi tumor ganas dan diseksi leher unilateral/bilateral,
• Keterlibatan 1 kelenjar limfe atau lebih,
• Tidak terdapat metastasis jarak jauh (N0)
• Positive resection margin
Halperin, C.J, et.al. Princioles and Practice of Radiation Oncology, 7th
ed. Philadelphia: Lippincott William Kluwer. 2019