2. ANGGOTA
KELOMPOK 2
Anna Amalia (2010716220012)
M.Sandi Rizkiawan (2010716110003)
Narendro Hadiningrat (2010716210020)
Putri Lestari (2010716220003)
Saskia Aulia Maharani (2010716320003)
Segoro Wahyu Sabdho p (2010716310005)
Widya erni Yanthi(1910716120005)
3. PENDAHULUAN
Limbah pengolahan hasil perikanan merupakan hasil sisa selama
proses produksi yang dianggap tidak dapat diolah lebih lanjut
misalnya kepala, sisik, duri, dan lain-lain, namun sebenarnya
limbah ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika diolah dengan
baik.
Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil
buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi lingkungan.
Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi ambang batas,
keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah.
4. TUJUAN
Agar dapat mengetahui jenis industripengolahan
hasil perikanan
Mengetahui jenis limbah pengolahan hasilperikanan
Mengetahui sifat limbah industri pengolahan hasil
perikanan
Mengetahui dampak limbah industri hasilperikanan
terhadap lingkungan laut
Mengetahui upaya pengendalian limbahindustri
hasil perikanan
5. PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Industri pengolahan hasil perikanan berdasarkan tingkat teknologi
yang digunakan dibedakan menjadi dua golongan, yakni
pengolahan tradisional dan pengolahan modern. Contoh produk
dari industri pengolahan hasil perikanan tradisional adalah ikan
asin,ikan pindang, terasi, ikan peda dan kerupukikan.
Pencemaran tidak hanya terjadi pada kawasan di sekitar industri
hasil perikanan, tetapi juga pada pusat-pusat pelelangan ikan,
seperti yang terjadi di Teluk Betung, di kawasan sekitar pusat-pusat
pelelangan ikan (PPI) Lempasing, Bandar Lampung, yang air
lautnya tampak keruh dan berminyak. Di kawasan pantai di sekitar
PPI itu pun banyak endapan lumpur berwarna hitam serta sisa-sisa
sampah plastik dan bangkaiikan
6. Jenis Limbah Industri Pengolahan Hasil
Perikanan
Limbah padat : Limbah ini berasal dari proses pembersihan ikan sekaligus
mengeluarkan isi perutnya yang berupa jerohan dan gumpalan-gumpalan darah.
Selain itu, limbah ini juga berasal dari proses cleaning, yaitu membuang kepala, ekor,
kulit, dan bagian tubuh ikan yang lain, seperti sisik dan insang.
Limbah cair : Limbah cair ini merupakan limbah yang dominan dari usaha perikanan
karena selama proses, membutuhkan air dalam jumlah yang cukup banyak. Limbah
cair juga berasal dari sanitasi dan toilet pada lokasi usaha tersebut
Limbah hasil samping : Limbah hasil samping merupakan sisa produksi yang masih
dapat dipergunakan untuk keperluan produksi yang lain diantaranya adalah potongan
daging dalam merapikan fillet (biasa disebut dengan kegiatan trimming), potongan
tubuh yang telah diambil dagingnya untuk fillet, atau daging merah dari seleksi daging
ikan tuna yang akan di kalengkan.
7. skema pada Gambar
Air
Limbah
Air
(99,9 %)
Bahan
padat
(0,1 %)
Sifat Limbah Industri Pengolahan Hasil
Perikanan
Limbah industri pengolahan perikanan umumnya mengandung cairan darah, lendir
ikan, potongan-potongan kecil daging ikan, kulit, sisik, isi perut, kondensat dari operasi
pemasakan dan air pendingin dari kondenser (Jenie dan Rahayu, 1993), atau paling
tidak, telah terkontaminasi oleh bahan-bahan tersebut.
Pengelompokan komposisi air limbah secara garis besar seperti ditunjukkan dalam
Organik
Protein (65%)
Karbohidrat (25%)
Lemak (15%)
Anorganik
Butiran
Garam
Metal
8. Sifat Fisik
Sifat fisik yang penting dari limbah cair adalah
kandungan zat padat, kejernihan, bau, warna, dan suhu.
Empat sifat pertama disebabkan oleh tiga penyebab
utama yaitu zat yang terlarut, zat yang tercampur, dan
zat yang mengendap. Dengan mengetahui besar kecilnya
partikel yang terkandung terutama dalam air limbah
akan memudahkan dalam pengolahan limbah tersebut
terutama dalam penyaringan dan pengendapannya.
Semakin kecil ukuran pengendapannya maka semakin
tinggi biaya yang diperlukan. Zat padat yang mengendap
adalah zat padat yang akan mengendap pada kondisi
diam selama kurang lebih 1 jam akibat gaya beratnya
sendiri.
9. Sifat Kimia
Bahan kim ia penting yang terlarut dalam air lim bah
dapat digolongkan sebagai berikut:
Bahan organik
Protein
Karbohidrat
Lemak
Derajat keasaman (pH)
Deterjen
Senyawa klor
10. Sifat Biologis
Sifat biologis air limbah diperlukan untuk
mengetahui/mengukur kekotoran dan kualitas air limbah
sebelum dibuang ke sungai (Sugiharto, 1987). Biasanya
sifat biologis air limbah diukur dari kandungan organisme
renik – terutama organisme patogen – yang hidup di
dalam air limbah. Organisme renik yang biasa diukur
untuk mengetahui sifat biologis dari limbah adalah
bakteri, jamur, ganggang, protozoa, dan virus.
Kandungan organisme patogen dalam air limbah
menjadi sangat penting karena berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat dan kualitas serta kesehatan
makanan yang diproduksi, dalam hal ini berarti produk
pengolahan hasiperikanan.
11. DAMPAK LIMBAH INDUSTRI HASIL PERIKANAN TERHADAP
LINGKUNGAN LAUT
Dampak Secara Biologis
Dampak bilogis timbul oleh masuknya senyawa polutan, baik polutan biologis
berupa organisme patogen, polutan kimia berupa senyawa-senyawa kimia,
maupun secara fisik berupa perubahan indicator biologis yang paling mudah
diamati adalah kehidupan ikan yang secara alami hidup dan berkembang biak di
Kawasan tersebut.
Untuk lingkungan air laut, karena luas perairannya yang memungkinkan ikan
pindah ke lingkungan yang lebih baik, biasanya ikan-ikan yang semula hidup
dan berkembang biak di suatu perairan laut/pantai, akan pindah ke Kawasan
pantai yang lain apabila kondisi air di Kawasan tersebut tercemar. Pada giliran
berikutnya, secara sosio-ekonomis kondisi ini merugikan nelayan karena
menghilangkan sumberpendapatannya.
Seperti pernah diuraikn bahwa pengaruh biologis dapat di ukur dengan tingkat
penggunaan oksigen dalam air oleh bahan organic dalam bentuk BOD,COD,,dan
TOC,atau dengan di lakukan pengukuran organisme indicator dalam badan air
laut. Sejauh ini , kontaminasi organisme pantogen dari limbah cair industri
pengolahan hasil prikanan yang sering digunkan di Indonesia adalah parameter
coliform(dengan satuan AMP/ml sampel) dan angka lempeng total (ALTdegan
satuan koloni per ml sampel ) (BPPMHP,2003,dalam Dewantoro,2003)
12. Dampak Secara Kimiawi
Pengaruh secara kimiawi limbah cair dari industry pengolahan hasil perikanan
terhadap badan air, baik air sungai maupun laut yang paling utama adalah
masuknya senyawa protein,lemak,dan sedikit karbohidrat.
Berkurangnya oksigen dalam air ini akan mengakibatkan matinya organisme
makro (ikan,udang,dan lain lain)maupu mikro(bakteri,protozoa yang membantu
perombakan), sehingga mengganggu keseimbangan ekologis .
Pada kondisi sudah terurai, apabila mengalir sampai ke tambak, kandungan
fosfor dan nitrogen dari senyawa protein tersebut akan dapat menyebabkan
eutrofikasi pada perairan. Pada perairan yang luas, dan dalam konsentrasi yang
normal, kandungan fosfor dan nutrient ini menguntungkan untuk meningkatkan
kesubura perairan dengan meningkatnya kesuburan perairan dengan
meningktanya populasi planktonsebagai produsen primer di laut.
Pada skala yang lebih ekstrim, terakumulasi dalam tubuh kerrang dan ikan
melalui proses biomagnifaksi. Hal ini akan mengakibatkan ikan dan kerrang
mengandung racun TTX(Tetredotoxin), PSP (Paralisis Shelfish Poisoning), atau
ciguetra, yang sangat beracun apabial di konsumsi manusia
13. Dampak Secara Fisik
Pengaruh limbah cair dari industr pengolahan hasil perikanan seacra fisik yang
dominan adalah perubahan suhu air,bau, warna air, rasa, kekeruhan,dan TSS.
Bau merupakan salah satu dampak dampak fisik yang paling sering timbul dari
dari pembuangan limbah industri pengolahan perikanan ke badan perairan. Hal
ini disebabkan oleh bereaksinya senyawa organic dalam limbah, terutama
protein dengan oksigen dalam suasana anaerobic, sehingga dihasilkan asam
sulfida (H2S) dan ammonia (NH3), (Bishop ,1983). Kedua senyawa gas ini
memang mempunyai bau yang sangat menyengat dan busuk.
Pengaruh perubahan suhu biasanya tidak signifikan, karena dalam proses
produk hasil perikanan, jarang di gunakan suhu tinggi, kecuali pada
pengalengan dan pemindangan. Sedangkan kekeruhan oleh TSS biasanya
diakibatkan oleh tidak difungsikannya saringan dan pengendapan limbah,
sehingga padatan terlarut ikut terbuang ke badan sungai dan laut.
14. UPAYA PENGENDALIAN
LIMBAH INDUSTRI HASIL
PERIKANAN Pengelolaan Terhadap
Limbah Padat
Dalam mengatasi dampak
dan mengelola timbulan
limbah ini, perlu di lakukan
upaya pengelolaan Langkah
Langkah preventif dan
produksi bersih sesuai
dengan
konsep reuse,recovery,dan
recycle. Limbah dari jerohan,
kepala,ekor dapat di
manfaatkan sebagai tepung
ikan yang sangat bagus
untuk cmpuran pakan
ternak.
Pengelolaan
Terhadap LimbahCair
Limbah dari bekas cucian
ikan dapat di Keloladengan
pembuatan instalasi
pengolahan limbah khusus..
Air cucian ikan bayak
mengandung protein dan
minyak ikan yang dapat
dimanfaatkan. Untuk limbah
domestic dari toilet dan
sanitasi di kelola dengan
pembuatan septy tank yang
berfungsi sebagai
pengolahan limbah domestic
dengan proses
pengendapan dan degradasi
biologis.
Limbah Padat
Limbah Cair
15. KESIMPULAN
Pengolahan Hasil Perikanan memiliki banyak keuntungan
dan memiliki banyak jenisnya yang metodenya
perolehannya dan pengolahanya yang berbeda-beda,
Dengan dimikian maka terdapat juga limbah yang
diperoleh dari industry tersebut yakni limbah cair, dan
limbah padat. Adapun dalam bentuk sifatnya Limbah
terbagi menjadi Limbah Cair dan Limbah Padat pada
limbah cair memiliki sifat fisik seperti air limbah yang
terlihat kekeruhan meliputi warna dan bau, Sedangkan
pada Limbah Padat memiliki bentuk yang bervariasi
bersifat padatan dan beberapa dapat diolah kembali.
Dengan demikian Limbah-limbah tersebut memiliki
dampak pada lingkungan sekitar yang dapat
mempengaruhi kualitas maupun bakteri hasil dari
pembusukan dan limbah produksi yang diperoleh yang
dapat mempengaruhi kesehatan mahkluk hidup disekitar
limbah berada baik didekat Industri maupun
Sungai/Lautan yang terpapar.
16. Selain kesehatan masyarakat Ekosistem Laut juga terkena
dampaknya yang dapat mengurangi kualitas hingga penyakit
yang menyebabkan kematian massal pada Biota yang hidup di
Ekosistem yang terpapar. Dan Dampak dari tercemarnya laut
mengakibatkan nelayan kecil mengalami penurunan pendapatan
dan hasil penangkapan ikan. Selain itu, dapat menyebabkan
buruknya kualitas AMDAL karena pengolahan limbah yang kurang
baik sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga
masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar. Hasil Limbah-
Limbah tersebut dapat tertimbun sehingga menjadi Sedimen
sehingga dapat berpengaruh baik di Laut maupun Pesisir.
Dengan Resiko tersebut maka diperlukan Upaya dalam
Menanggulangi Limbah-Limbah tersebut agar tidak sehingga
diharapkan dapat mengurangi dampaknya bagi lingkungan.
17. SARAN
baiknya dalam Industri dapat
lim bah- lim bahnya sehingga
Alangkah
m engelola
ekosistem dan wilayah setem pat tidak
tercem ar dan berdam pak buruk bagi
kelangsungan mahkluk hidup dan
Kesehatan masyarakat sekitar, Walaupun
pengolahan limbah memerlukan biaya yang
akan berdampak pada laba bersih namun
alangkah baiknya pengelolaan limbah tetap
terlaksana sehingga tidak merugikan
Mahkluk hidup pada Ekosistem yang
dicemari dan Masyarakat sekitarnya yang
terkena dampaknya.