Sipi_pujirahayu_prof hapzi ali_tugas uas_metoda pengembangan sistem informasi dan pengendalian internal pada koperasi siraa_universitas mercu buana_2018
Dokumen tersebut membahas metode pengembangan sistem informasi dan pengendalian internal pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Mitra Anggota Sira'a. Terdapat beberapa implementasi sistem informasi yang sudah dilakukan seperti sistem pemrosesan transaksi, pengendalian proses, informasi manajemen, dan pendukung keputusan. Namun masih terdapat kelemahan seperti pekerjaan yang dirangkap oleh staf. Beberapa rekomendasi pengembangan
Similar to Sipi_pujirahayu_prof hapzi ali_tugas uas_metoda pengembangan sistem informasi dan pengendalian internal pada koperasi siraa_universitas mercu buana_2018
Similar to Sipi_pujirahayu_prof hapzi ali_tugas uas_metoda pengembangan sistem informasi dan pengendalian internal pada koperasi siraa_universitas mercu buana_2018 (20)
Sipi_pujirahayu_prof hapzi ali_tugas uas_metoda pengembangan sistem informasi dan pengendalian internal pada koperasi siraa_universitas mercu buana_2018
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (SIPI)
METODA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
DAN PENGENDALIAN INTERNAL
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)
MITRA ANGGOTA SIRA’A
DOSEN :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
DISUSUN OLEH :
PUJI RAHAYU
NIM : 55517120060
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2018
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Organisasi dalam berbagai motif sangat membutuhkan sistem-sistem untuk
mengklasifikasi, mengolah, menyimpan, melihat kembali, menemukan kembali dan
mendistribusikan informasi. Sistem yang menghubungkan satu unit dengan unit lainnya
yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Setiap sistem memiliki
masukan dan keluaran dan dapat dipandang sebagai suatu unit yang bekerja dengan
sendirinya.
Kondisi lingkungan didalam dan di luar perusahaan, mengharuskan perusahaan untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat berdampak negative terhadap
kelangsungan perusahaan. Hal tersebut dapat berbentuk kesalahan yang tidak
disengaja, kesalahan yang disengaja, kekhilafan atau pencurian asset, penerobosan
keamanan ataupun bencana alam.
Sistem informasi dan pengendalian internal yang sudah berjalan dengan baik pun perlu
dikembangkan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan tehnologi, agar dapat
menyesuaikan diri.
B. KSPPS MITRA ANGGOTA SIRaA
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Anggota SiraA
didirikan 30 Mei 2009 yang beranggotakan sebagian besar Petani. Berkedudukan di
Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, KSPPS Mitra Anggota SiraA
dalam menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah, yang menjadi
sumber inspirasi dan menjiwai secara keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha
koperasi sesuai dengan maksud dan tujuan pendiriannya.
3. BAB II
IMPLEMENTASI
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
KSPPS MITRA ANGGOTA SIRaA
A. Implementasi sistem informasi dan pengendalian internal
1. Sistem pemrosesan transkasi;
Transaksi keuangan pada Koperasi telah diproses atau dicatat menggunakan
system akuntansi yang sudah terintegrasi dengan unit simpan pinjam. Sehingga
dalam saat yang bersamaan sudah dapat diketahui informasi yang saling
berhubungan atau berkaitan satu dengan yang lainnya. Seperti transaksi realisasi
pinjaman kepada anggota Koperasi, pada saat yang sama dapat diperoleh
informasi tentang jumlah pinjaman, jadwal pembayaran angsuran, nilai partisipasi
anggota yang merupakan dasar perhitungan SHU bagian anggota.
2. Sistem Pengendalian Proses;
Pada transaksi pemberian pinjaman kepada Anggota, anggota terlebih dahulu
harus mengisi formulir pengajuan pinjaman yang disediakan Koperasi, dan
melampirkan dokumen-dokumen yang sudah disyaratkan termasuk didalamnya
perhitungan analisa usaha yang telah atau akan dijalankan anggota. Pengurus
bagian simpan pinjam melakukan verifikasi data dengan kunjungan ke tempat
usaha anggota dan membuat laporan kepada Pengurus. Tahap selanjutnya
adalah wawancara Pengurus dengan anggota betempat di kantor Koperasi. Pada
sesi ini lah diputuskan apakah permohonan anggota direalisasi atau tidak. Jika
direalisasi maka tahap selanjutnya adalah penandatanganan akad antara
Pengurus dengan anggota tentang jumlah pinjaman, jangka waktu pengembalian,
besarnya jumlah bagi hasil dan tabungan mengendap.
3. Sistem kerjasama perusahaan;
Dalam hal ini Koperasi membantuk tim penanggungjawab kelompok petani baik
yang telah mempunyai pinjaman ataupun belum kepada Koperasi. Jika kelompok
sudah memiliki pinjaman, maka fungsi tim ini adalah untuk memonitoring
penyaluran pinjaman dan pembayaran angsuran secara berkala. Jika kelompok
petani belum memiliki pinjaman, tim ini bertugas membina dan memberikan
penyuluhan tentang pengelolaan usaha tani termasuk pengelolaan keuangan. Hal
ini dilakukan untuk menarik minat kelompok petani untuk menyimpan uang hasil
pertaniannya di Koperasi.
4. 4. Sistem informasi manajemen;
Kapanpun Pengurus atau Pengawas membutuhkan laporan, misalnya laporan
arus kas, laporan realisasi pemberian pinjaman, laporan penerimaan simpanan
anggota, laporan tersebut dapat diakses setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Pengurus dan Pengawas. Sehingga dapat melakukan monitoring dan
mengevaluasi kegiatan usaha Koperasi.
5. Sistem pendukung keputusan;
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh system akuntansi dipergunakan oleh
Pengurus sebagai dasar pengambilan keputusan dan penyusunan anggaran
tahun berkutnya. Disamping itu, Laporan akan dipertanggungjawabkan Pengurus
kepada Anggota sebagai pemilik melalui mekanisme Rapat Anggota. Hasil
keputusan Rapat Anggota digunakan oleh Pengurus sebagai dasar pengelolaan
Koperasi periode berikutnya.
B. Kelebihan dan kekurangan Implementasi sistem informasi dan pengendalian
internal
Kelebihan implementasi system informasi dan pengendalian internal pada KSPPS Mitra
Anggota Sira’a sudah mengacu pada teori yang ada serta anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga koperasi (AD/ART) dan ketentuan perkoperasian lainnya.
Kelemahan pelaksanaan dilapangan, masing terdapat beberapa fungsi yang dirangkap
oleh satu staf. Hal ini terjadi pada staf akuntansu yang tugas sehari-hari mencatat
transaksi ke dalam system akuntansi, merangkap sebagai kasir yang memegang kas dan
pencatatanya. Semntara sesuai ketentuan kedua pekerjaan tersebut harus dilakukan
oleh dua orang staf yang berbeda.
Satu hal lagi, bahwa manajer operasional merangkap sebagai petugas lapangan untuk
melakukan survei dan wawancara kepada anggota yang mengajukan permohonan
pinjaman. Hal ini membuat manajer tidak optimal dalam mengelola operasional harian
Koperasi
5. BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam menyusun makalan ini, penulis melakukan pengumpulan data menggunakan 3
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik Dokumen
Yaitu mengumpulan data melalui buku-buku ppustaka, jurnal-jurnal, makalah dan
tulisan-tulisan termasuk dalam bentuk elektronik.
2. Teknik Observasi
Penulis melakukan observasi langsung ke lokasi Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Anggota Sira’a yang beralamat di Desa
Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor
3. Teknik Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan staf, manajer, pengurus dan pengawar
KSPPS Mitra Anggota Sira’a
6. BAB IV
REKOMENDASI PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
A. Penambahan staf
Penambahan staf dimaksudkan agar masing-masing fungsi pekerjaan dilakukan oleh 1
orang dan tidak dirangkap, untuk dapat mengoptimalkan hasil kerjanya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penambahan staf adalah :
1. Personil yang bertanggungjawab untuk menempatkan orang dalam penggajian,
melakukan verifikasi dan mengotorisasi semua potongan pembayaran termasuk pajak.
2. Pengelolaan file dalam sistem penggajian dapat terdokumentasi dengan untuk
mendukung proses penggajian
3. Sejalan dengan operasional usaha Koperasi, Pendidikan dan pelatihan staf untuk
meningkatkan pengetahuan teknis yang mendukung dengan mengikuti regulasi yang
berlaku.
4. Memberikan kesempatan kepada staf untuk dapat bersaing meningkatkan posisi/level
jenjang karir
B. Penambahan staf operasional bagian pencairan pinjaman, sehingga manajer dapat
focus pada operasional harian Koperasi dan tidak merangkap sebagai petugas lapangan.
Bagi Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam Koperasi, untuk tiap posisi seperti
teler, petugas penagih, kepala unit, maupun manajer yang membidangi simpan pinjam
harus mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi khusus dan mengikuti
serangkaian pendidikan dan pelatihan. Dengan meningkatkan kompetensi diri, pengelola
koperasi makin professional, memperbesar skala usaha koperasi, meningkatkan
kemitraan anggota dan antar koperasi serta pelaku bisnis lainnya dengan menggunakan
tehnologi informasi yang benar.
7. Daftar Pustaka :
1. Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, 2008, Sistem Informasi Manajemen
(Management Information Systems) Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta
2. Raymond McLeod Jr, George P. Schell, 2008, Sistem Informasi Manajemen
(Management Information Systems) Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta
3. Chr. Jimmy L. Gaol, 2008, Sistem Informasi Manajemen (Pemahaman dan
Aplikasi); Grasindo, Jakarta
4. Atyanto Mahatmyo, SE, MM, AK, 2014, Sistem Informasi Akuntansi Suatu
Pengantar, Yogyakarta
5. Internal,Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2015, Modul Chartered Accountant,
Sistem Informasi Manajemen dan Pengendalian, Jakarta
6. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus KSPPS Mitra Anggota SiraA Tahun 2017
7. Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA, Modul Perkuliahan Sistem Informasi dan
Pengendalian Internal, Universitas Mercu Buana