SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
1
`
STRATEGI PEMBELAJARAN |BAB 2
KEGIATAN | BELAJAR | 3 |
Strategi Discovery Learning
PENDAHULUAN
Pendidikan saat ini guru dituntut bekerja lebih keras dalam meningkatkan hasil
belajar siswa ini berhubungan dengan bagaimana guru menyampaikan
pembelajaran kepada siswa. Cara penyampaian materi dapat dilakukan guru
dengan memanfaatkan berbagai macam model, pendekatan dan strategi yang
dapat digunakan dalam merancang pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih dilakukan secara konvensional.
Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan
kreatif dalam melibatkan siswa dan masih didominasi metode ceramah dan
pemberian tugas. Selain itu, dalam proses pembelajaran kebanyakan guru
hanya terpaku pada buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar.
Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan
dan keterampilan. asil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)
dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Dalam merumuskan kegiatan belajar ini, guru pun perlu
mempertimbangkan proses pembelajaran agar tidak terlalu berorientasi kepafa
guru. Orientasi ini menjadi kontra produktif dengan upaya meningkatkan
keaktifan siswa belajar, sebab guru merupakan warna pengetahuan apa yang
disampaikan kepada siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran melalui
penuturan materi pembelajaran kepada siswa. Guru mempunyai dominasi
tinggi dalam proses pembelajaran. Siswa pada umunya menerima apapun yang
disampaikan dari guru. Proses menerima materi pembelajaran itu pada umunya
berlangsung melalui proses mendengar, melihat, dan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah Mempelajari Strategi Discovery Learning Mahasiswa Semester 6 Dapat
Menerapkan Strategi Discovery Learning Dalam Proses Pembelajaran
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan Konsep Dasar Strategi
Discovery Learning
2. Menjelaskan Prinsip Strategi
Discovery Learning
3. Menerapkan Langkah-Langkah
Strategi Discovery Learning Pada
Proses Pembelajaran.
4. Menentukan Teknik Penilaian Pada
Strategi Discovery Learning
Pokok Materi
1. Konsep Dasar Strategi
Discovery Learning
2. Prinsip Pembelajaran
Inkuiri
3. Langkah-Langkah
Strategi Discovery
Learning Proses
Pembelajaran.
4. Teknik Penilaian Pada
Strategi Discovery
Learning
KONSEP DASAR
STRATEGI DISCOVERY LEARNING
Strategi penemuan (discovery) diartikan sebagai prosedur
mengajar yang mementingkan pengajaran, perseorangan,
manipulasi obyek dan percobaan, sebelum sampai kepada
generalisasi. Sehingga metode penemuan (discovery)
merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi
metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari
sendiri, dan reflektif. Menurut Hanafiah (2009:77) metode
penemuan (discovery) merupakan suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa
secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa dapat menemukan
sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan tingkah laku. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2013), menjelaskan tentang metode
pembelajaran penemuan atau Discovery Learning.
3
Penjelasan tersebut dipaparkan dalam bagian dari kurikulum
2013, Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajaran tidak disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri dan problem solving. Tidak ada perbedaan yang
prinsipal pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih
menekankan pada ditemukanya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan
discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang
dihadapkan kepada siswa semacam masalah yang
direkayasa oleh guru.
Melalui pembelajaran penemuan, diharapkan siswa terlibat
dalam penyelidikan suatu hubungan, mengumpulkan data,
dan menggunakannya untuk menemukan hukum atau
prinsip yang berlaku pada kejadian tersebut. Pembelajaran
penemuan disusun dengan asumsi bahwa observasi yang
teliti dan dilakukan dengan hati-hati serta mencari bentuk
atau pola dari temuannya (dengan cara induktif) akan
mengarahkan siswa kepada penemuan hukum-hukum atau
prinsip-prinsip. Pembelajaran penemuan mempunyai kaitan
intelektual yang jelas dengan pembelajaran berdasarkan
masalah. Pada kedua model ini, guru menekankan
keterlibatan siswa secara aktif, orientasi induktif lebih
ditekankan daripada deduktif, dan siswa menemukan atau
mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Tidak seperti
pada pembelajaran langsung, yang mana siswa diberikan
ide-ide atau teori tentang dunia. Pada pembelajaran
penemuan, guru mengajukan pertanyaan dan
memperbolehkan siswa untuk menemukan ide dan teori
mereka sendiri. Pelajaran-pelajaran pada pembelajaran
penemuan sebagian besar didasarkan pada pertanyaan
berdasarkan disiplin ilmu, dan penyelidikan siswa
berlangsung dibawah bimbingan guru terbatas pada
lingkungan kelas. Sementara pembelajaran berdasarkan
masalah dimulai dari masalah kehidupan nyata yang
bermakna yang memberikan kesempatan pada siswa dalam
memilih dan melakukan penyelidikan apapun, baik di dalam
4
dan di luar kelas selagi penyelidikan tersebut diperlukan
untuk memecahkan masalah. Selain itu, karena masalah
yang ada merupakan masalah kehidupan nyata, pemecahnya
memerlukan penyelidikan antar disiplin. dengan strategi
discovery, yang mana rangkaian kegiatan pembelajaran
menekankan proses berpikir siswa secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Bahan pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas
sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator, bukan
sebagai sumber belajar. Sementara itu Dalam strategi
pembelajaran ekspositori atau strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), bahan pelajaran disajikan
kepada siswa dalam bentuk jadi, siswa tidak dituntut untuk
mengolahnya, kewajiban siswa menguasai bahan tersebut.
Peran guru pada strategi ini sebagai penyampai informasi
sehingga dominansi guru dalam pembelajaran sangat besar,
sedangkan siswa kebalikannya. Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa
(Sanjaya, 2008:179).
5
MODEL-MODEL
STRATEGI DISCOVERY LEARNING
Penemuan (discovery learning) dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Penemuan bebas (free discovery): Pada pembelajaran dengan
penemuan murni pembelajaran terpusat pada siswa dan tidak terpusat
pada guru. Siswalah yang menentukan tujuan dan pengalaman belajar
yang diinginkan, guru hanya memberi masalah dan situasi belajar
kepada siswa. Siswa mengkaji fakta atau relasi yang terdapat pada
masalah itu dan menarik kesimpulan (generalisasi) dari apa yang siswa
temukan. Kegiatan penemuan ini hampir tidak mendapatkan bimbingan
guru. Penemuan murni biasanya dilakukan pada kelas yang pandai.
2) Penemuan terpadu/terpimpin (guided discovery): Dalam
pelaksanaannya, penemuan yang dipandu oleh guru (guided discovery)
lebih banyak dijumpai karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja
lebih terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam merencanakan dan menyiapkan kegiatan guided discovery
melibatkan olah tangan (bands-on) dan oleh pikir (minds-on). Seperti
yang disampaikan Carin & Sund (1989). Ada tiga alasan untuk guru
menggunakan penemuan terbimbing, yaitu:
a. Sebagian besar dari guru lebih nyaman menggunakan pendekatan
ekspositori, mungkin karena sudah lama sekali dikenal dalam dunia
pendidikan;
b. Jika menginginkan siswa menjadi seorang saintis yang selalu
mengikuti perkembangan teknologi dan mampu menyelesaikan
masalah, siswa harus selalu berperan aktif dalam setiap tingkat
kegiatan sains dengan petunjuk dan pendampingan dari guru.
Penemuan terbimbing pada anak yang usianya lebih muda akan
mengarahkan anak ke arah penemuan bebas atau inkuiri ketika
anak menginjak masa remaja (adolescence) dan dewasa
(adulthood).
c. Pembelajaran dengan penemuan terbimbing akan
mengembangkan kemampuan metode mengajar guru untuk
mempertemukan berbagai macam tingkat pemahaman siswa
dalam pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (guided
discovery learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk
guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam upaya mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Namun, bimbingan guru bukanlah semacam
6
resep yang harus diikuti, melainkan hanya merupakan arahan tentang
prosedur kerja yang diperlukan.
Memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran
penemuan terbimbing (guided discovery learning), antara lain: a)
menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa; b) memilih metode yang
sesuai dengan kegiatan penemuan: c) menentukan lembar pengamatan data
untuk siswa.; d) menyiapkan alat dan bahan secara lengkap; e) menentukan
dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara
berkelompok yang terdiri dari 2-5 siswa; f) mencoba terlebih dahulu kegiatan
yang akan dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui kesulitan yang mungkin
timbul atau kemungkinan untuk modifikasi.
PRINSIP-PRINSIP
STRATEGI DISCOVERY LEARNING
Prinsip-Prinsip pada strategi discovery Learning adalah:
1) Berpusat pada siswa;
2) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
3) Menghubungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan;
4) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada
LANGKAH-LANGKAH
STRATEGI DISCOVERY LEARNING
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum sebagai berikut:
Stimulation (pemberian rangsangan): Siswa diberikan permasalahan
di awal sehinga bingung yang kemudian menimbulkan keinginan untuk
menyelidiki hal tersebut. Pada saat itu guru sebagai fasilitator dengan
7
memberikan pertanyaan, arahan membaca teks, dan kegiatan belajar
terkait discovery.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah): Tahap
kedua dari pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin kejadian-kejadian dari
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah)
Data collection (Pengumpulan Data): Berfungsi untuk membuktikan
terkait pernyataan yang ada sehingga siswa berkesempatan
mengumpulkan berbagai informasi yang sesuai, membaca sumber belajar
yang sesuai, mengamati objek terkait masalah, wawancara dengan
narasumber terkait masalah, melakukan uji coba mandiri.
Data processing (Pengolahan Data): Merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang sebelumnya telah didapat oleh siswa. Semua
informai yang didapatkan semuanya diolah pada tingkat kepercayaan
tertentu.
Verification (Pembuktian): Kegiatan untuk membuktikan benar atau
tidaknya pernyataan yang sudah ada sebelumnya. yang sudah diketahui,
dan dihubungkan dengan hasil data yang sudah ada.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi): Tahap ini
adalah menarik kesimpulan dimana proses tersebut menarik sebuah
kesimpulan yang akan dijadikan prinsip umum untuk semua masalah yang
sama Berdasarkan hasil maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi
8
FAKTA EMPIRIK KEBERHASILAN
STRATEGI DISCOVERY LEARNING
KELEBIHAN: Pendekatan Setiap model pembelajaran tentunya memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, guru harus
kreatif dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan. Model
discovery learning memudahkan siswa untuk menemukan sendiri
konsep-konsep pembelajaran yang tidak diperoleh siswa dengan cara
mendengarkan penjelasan dari guru. Menurut Kemendikbud (dalam
buku pelatihan guru Implementasi Kuriulum 2013:31), mengatakan
mengenai kelebihan dari discovery learning adalah sebagai berikut.
1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
4) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan kecepatannya sendiri.
5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
6) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya,
karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang
lainnya.
7) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat
bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.
8) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)
karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau
pasti.
9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru.
11) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
12) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri.
9
13) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
14) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
15) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
16) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
17) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar.
18) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
KELEMAHAN: Disamping memiliki keunggulan, Penerapan Discovery
Learning juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berfikir mengungkapkan hubungan antara konsep-
konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang sama.
4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian.
5) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh
guru.
TEKNIK PENILAIAN
STRATEGI DISCOVERY LEARNING
Penilaian padamodel pembelajaran discovery learning, dapat
dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes, sedangkan
penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses,
sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya
berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery
learning dapat menggunakan tes tertulis.
10
a. Penilaian Tertulis: Penilaian tertulis merupakan tes dimana
soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam
bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu
merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga
dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya.
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-
salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang
hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan
mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan
untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan
ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak
mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya
memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak
mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan
menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik
tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan
soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan
pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak
menggambarkan kemampuan peserta didik yang
sesungguhnya.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut
peserta didik untuk mengingat, memahami, dan
mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai
berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain
cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam menyusun
instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a) Materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada
kurikulum;
b) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus
jelas dan tegas.
c) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/
kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
2. Penilaian Diri: Penilaian diri (self assessment) adalah suatu
teknik penilaian, subyek yang ingin dinilai diminta untuk menilai
11
dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai
aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif,
afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas,
berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik
dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan
keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran
tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik
dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan
perasaannya terhadap suatu obyek sikap tertentu. Selanjutnya,
peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan
kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk
menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya
sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atau acuan yang telah
disiapkan. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan
penggunaan teknik ini dalam penilaian di kelas sebagai berikut:
a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena
mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya,
karena ketika mereka
c) Melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
d) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik
untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan
obyektif dalam melakukan penilaian.
Penilaian Sikap;
12
RANGKUMAN: Metode penemuan (discovery) diartikan
sebagai prosedur mengajar yang mementingkan
pengajaran, perseorangan, manipulasi obyek dan
percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi.
Sehingga metode penemuan (discovery) merupakan
komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode
mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari
sendiri, dan reflektif.
Scan Disini
LATIHAN: Untuk memperdalam pemahaman anda
mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut:
1. Pilihlah satu tema dalam pembelajaran di Sekolah
Dasar
2. Buatlah rancangan pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan tema yang sudah dipilh menggunakan
tahapan-tahapan strategi pembelajaran discovery
learning
13
DAFTAR PUSTAKA:
Hanafiah Nanang dan Cucu Suhada. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: Refika Aditama.
Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ali Gunay Balim, The Effects of Discovery Learning on Students’ Success
and Inquiry Learning Skills, Vol 35 (Egitim ArastirmalariEurasian Journal of
Educational, 2009), 1-20

More Related Content

What's hot

Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)Fadhli Khan
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Antonius Lela Nihamaking
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaAbdul Jamil
 
Pemilihan media dr int
Pemilihan media dr intPemilihan media dr int
Pemilihan media dr intmardyansofian
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuanDesy Aryanti
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientificDesy Aryanti
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranAsri Maulida Ramadhani
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)UNM
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatifmuhammad husnul fikri
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRISiti Ayu Megawati
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sainsNurilza Salleh
 

What's hot (20)

Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
 
Model Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran InquiryModel Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran Inquiry
 
Tugas ppt
Tugas pptTugas ppt
Tugas ppt
 
Pendekatan pembelajaran up
Pendekatan pembelajaran upPendekatan pembelajaran up
Pendekatan pembelajaran up
 
Pemilihan media dr int
Pemilihan media dr intPemilihan media dr int
Pemilihan media dr int
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientific
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
 
Modul (kb 5) inkuiri
Modul (kb 5) inkuiriModul (kb 5) inkuiri
Modul (kb 5) inkuiri
 
10 pendekatan-saintifik
10 pendekatan-saintifik10 pendekatan-saintifik
10 pendekatan-saintifik
 
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran InkuiriStrategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri
 
Ppt discovery learning
Ppt discovery learning Ppt discovery learning
Ppt discovery learning
 
Sbm
SbmSbm
Sbm
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
 
Inquiry Learning
Inquiry LearningInquiry Learning
Inquiry Learning
 

Similar to Modul (kb 3) discovery

Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learningsilva a'yun
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuanRisky Widodo
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningnurqomariah
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningAndi Rafiah S
 
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptxSirFranky
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learningMuhammad Fikri
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMas Yudi
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learningAbang Takujeng
 
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptxK1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptxYolandaYol
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery LearningNurrijal Jhi
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningsadiman dimas
 
2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.pptMukhsinUchen1
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikansuryo1
 

Similar to Modul (kb 3) discovery (20)

A
AA
A
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
 
Teaching strategy
Teaching strategyTeaching strategy
Teaching strategy
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery Learning
 
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
 
power poin discovery fitri
power poin discovery fitripower poin discovery fitri
power poin discovery fitri
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learning
 
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptxK1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
 
Modul (kb 4) saintifik
Modul (kb 4) saintifikModul (kb 4) saintifik
Modul (kb 4) saintifik
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery Learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Resume teaching
Resume teachingResume teaching
Resume teaching
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 

More from PratiwiKartikaSari

Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan PembelajaranPenyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)PratiwiKartikaSari
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualPratiwiKartikaSari
 
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran SaintifikPendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran SaintifikPratiwiKartikaSari
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPratiwiKartikaSari
 
Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranKarakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranKonsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran PratiwiKartikaSari
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismePratiwiKartikaSari
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)PratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)PratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)PratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)
Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)
Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)PratiwiKartikaSari
 

More from PratiwiKartikaSari (20)

Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan PembelajaranPenyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
 
Penilaian Kompetensi Afektif
Penilaian Kompetensi Afektif Penilaian Kompetensi Afektif
Penilaian Kompetensi Afektif
 
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran Kontextual
 
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran SaintifikPendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
 
Pembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratifPembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif
 
pembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyekpembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyek
 
Penilaian Kompetensi Kognitif
Penilaian Kompetensi KognitifPenilaian Kompetensi Kognitif
Penilaian Kompetensi Kognitif
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
 
Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranKarakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media Pembelajaran
 
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranKonsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media Pembelajaran
 
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
 
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
 
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
 
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
 
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
 
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
 
Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)
Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)
Bab 1 modul kb 2 menjelaskan(1)
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Modul (kb 3) discovery

  • 1. 1 ` STRATEGI PEMBELAJARAN |BAB 2 KEGIATAN | BELAJAR | 3 | Strategi Discovery Learning PENDAHULUAN Pendidikan saat ini guru dituntut bekerja lebih keras dalam meningkatkan hasil belajar siswa ini berhubungan dengan bagaimana guru menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Cara penyampaian materi dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan berbagai macam model, pendekatan dan strategi yang dapat digunakan dalam merancang pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih dilakukan secara konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa dan masih didominasi metode ceramah dan pemberian tugas. Selain itu, dalam proses pembelajaran kebanyakan guru hanya terpaku pada buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. asil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam merumuskan kegiatan belajar ini, guru pun perlu mempertimbangkan proses pembelajaran agar tidak terlalu berorientasi kepafa guru. Orientasi ini menjadi kontra produktif dengan upaya meningkatkan keaktifan siswa belajar, sebab guru merupakan warna pengetahuan apa yang disampaikan kepada siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran melalui penuturan materi pembelajaran kepada siswa. Guru mempunyai dominasi tinggi dalam proses pembelajaran. Siswa pada umunya menerima apapun yang disampaikan dari guru. Proses menerima materi pembelajaran itu pada umunya berlangsung melalui proses mendengar, melihat, dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
  • 2. CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah Mempelajari Strategi Discovery Learning Mahasiswa Semester 6 Dapat Menerapkan Strategi Discovery Learning Dalam Proses Pembelajaran Sub Capaian Pembelajaran 1. Menjelaskan Konsep Dasar Strategi Discovery Learning 2. Menjelaskan Prinsip Strategi Discovery Learning 3. Menerapkan Langkah-Langkah Strategi Discovery Learning Pada Proses Pembelajaran. 4. Menentukan Teknik Penilaian Pada Strategi Discovery Learning Pokok Materi 1. Konsep Dasar Strategi Discovery Learning 2. Prinsip Pembelajaran Inkuiri 3. Langkah-Langkah Strategi Discovery Learning Proses Pembelajaran. 4. Teknik Penilaian Pada Strategi Discovery Learning KONSEP DASAR STRATEGI DISCOVERY LEARNING Strategi penemuan (discovery) diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi obyek dan percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sehingga metode penemuan (discovery) merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif. Menurut Hanafiah (2009:77) metode penemuan (discovery) merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013), menjelaskan tentang metode pembelajaran penemuan atau Discovery Learning.
  • 3. 3 Penjelasan tersebut dipaparkan dalam bagian dari kurikulum 2013, Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri dan problem solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipal pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukanya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang dihadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Melalui pembelajaran penemuan, diharapkan siswa terlibat dalam penyelidikan suatu hubungan, mengumpulkan data, dan menggunakannya untuk menemukan hukum atau prinsip yang berlaku pada kejadian tersebut. Pembelajaran penemuan disusun dengan asumsi bahwa observasi yang teliti dan dilakukan dengan hati-hati serta mencari bentuk atau pola dari temuannya (dengan cara induktif) akan mengarahkan siswa kepada penemuan hukum-hukum atau prinsip-prinsip. Pembelajaran penemuan mempunyai kaitan intelektual yang jelas dengan pembelajaran berdasarkan masalah. Pada kedua model ini, guru menekankan keterlibatan siswa secara aktif, orientasi induktif lebih ditekankan daripada deduktif, dan siswa menemukan atau mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Tidak seperti pada pembelajaran langsung, yang mana siswa diberikan ide-ide atau teori tentang dunia. Pada pembelajaran penemuan, guru mengajukan pertanyaan dan memperbolehkan siswa untuk menemukan ide dan teori mereka sendiri. Pelajaran-pelajaran pada pembelajaran penemuan sebagian besar didasarkan pada pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu, dan penyelidikan siswa berlangsung dibawah bimbingan guru terbatas pada lingkungan kelas. Sementara pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dari masalah kehidupan nyata yang bermakna yang memberikan kesempatan pada siswa dalam memilih dan melakukan penyelidikan apapun, baik di dalam
  • 4. 4 dan di luar kelas selagi penyelidikan tersebut diperlukan untuk memecahkan masalah. Selain itu, karena masalah yang ada merupakan masalah kehidupan nyata, pemecahnya memerlukan penyelidikan antar disiplin. dengan strategi discovery, yang mana rangkaian kegiatan pembelajaran menekankan proses berpikir siswa secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator, bukan sebagai sumber belajar. Sementara itu Dalam strategi pembelajaran ekspositori atau strategi pembelajaran langsung (direct instruction), bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya, kewajiban siswa menguasai bahan tersebut. Peran guru pada strategi ini sebagai penyampai informasi sehingga dominansi guru dalam pembelajaran sangat besar, sedangkan siswa kebalikannya. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa (Sanjaya, 2008:179).
  • 5. 5 MODEL-MODEL STRATEGI DISCOVERY LEARNING Penemuan (discovery learning) dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Penemuan bebas (free discovery): Pada pembelajaran dengan penemuan murni pembelajaran terpusat pada siswa dan tidak terpusat pada guru. Siswalah yang menentukan tujuan dan pengalaman belajar yang diinginkan, guru hanya memberi masalah dan situasi belajar kepada siswa. Siswa mengkaji fakta atau relasi yang terdapat pada masalah itu dan menarik kesimpulan (generalisasi) dari apa yang siswa temukan. Kegiatan penemuan ini hampir tidak mendapatkan bimbingan guru. Penemuan murni biasanya dilakukan pada kelas yang pandai. 2) Penemuan terpadu/terpimpin (guided discovery): Dalam pelaksanaannya, penemuan yang dipandu oleh guru (guided discovery) lebih banyak dijumpai karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam merencanakan dan menyiapkan kegiatan guided discovery melibatkan olah tangan (bands-on) dan oleh pikir (minds-on). Seperti yang disampaikan Carin & Sund (1989). Ada tiga alasan untuk guru menggunakan penemuan terbimbing, yaitu: a. Sebagian besar dari guru lebih nyaman menggunakan pendekatan ekspositori, mungkin karena sudah lama sekali dikenal dalam dunia pendidikan; b. Jika menginginkan siswa menjadi seorang saintis yang selalu mengikuti perkembangan teknologi dan mampu menyelesaikan masalah, siswa harus selalu berperan aktif dalam setiap tingkat kegiatan sains dengan petunjuk dan pendampingan dari guru. Penemuan terbimbing pada anak yang usianya lebih muda akan mengarahkan anak ke arah penemuan bebas atau inkuiri ketika anak menginjak masa remaja (adolescence) dan dewasa (adulthood). c. Pembelajaran dengan penemuan terbimbing akan mengembangkan kemampuan metode mengajar guru untuk mempertemukan berbagai macam tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun, bimbingan guru bukanlah semacam
  • 6. 6 resep yang harus diikuti, melainkan hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan. Memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning), antara lain: a) menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa; b) memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penemuan: c) menentukan lembar pengamatan data untuk siswa.; d) menyiapkan alat dan bahan secara lengkap; e) menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2-5 siswa; f) mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui kesulitan yang mungkin timbul atau kemungkinan untuk modifikasi. PRINSIP-PRINSIP STRATEGI DISCOVERY LEARNING Prinsip-Prinsip pada strategi discovery Learning adalah: 1) Berpusat pada siswa; 2) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, 3) Menghubungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan; 4) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada LANGKAH-LANGKAH STRATEGI DISCOVERY LEARNING Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: Stimulation (pemberian rangsangan): Siswa diberikan permasalahan di awal sehinga bingung yang kemudian menimbulkan keinginan untuk menyelidiki hal tersebut. Pada saat itu guru sebagai fasilitator dengan
  • 7. 7 memberikan pertanyaan, arahan membaca teks, dan kegiatan belajar terkait discovery. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah): Tahap kedua dari pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin kejadian-kejadian dari masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) Data collection (Pengumpulan Data): Berfungsi untuk membuktikan terkait pernyataan yang ada sehingga siswa berkesempatan mengumpulkan berbagai informasi yang sesuai, membaca sumber belajar yang sesuai, mengamati objek terkait masalah, wawancara dengan narasumber terkait masalah, melakukan uji coba mandiri. Data processing (Pengolahan Data): Merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang sebelumnya telah didapat oleh siswa. Semua informai yang didapatkan semuanya diolah pada tingkat kepercayaan tertentu. Verification (Pembuktian): Kegiatan untuk membuktikan benar atau tidaknya pernyataan yang sudah ada sebelumnya. yang sudah diketahui, dan dihubungkan dengan hasil data yang sudah ada. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi): Tahap ini adalah menarik kesimpulan dimana proses tersebut menarik sebuah kesimpulan yang akan dijadikan prinsip umum untuk semua masalah yang sama Berdasarkan hasil maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
  • 8. 8 FAKTA EMPIRIK KEBERHASILAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING KELEBIHAN: Pendekatan Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan. Model discovery learning memudahkan siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep pembelajaran yang tidak diperoleh siswa dengan cara mendengarkan penjelasan dari guru. Menurut Kemendikbud (dalam buku pelatihan guru Implementasi Kuriulum 2013:31), mengatakan mengenai kelebihan dari discovery learning adalah sebagai berikut. 1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. 2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. 3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. 4) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. 5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. 6) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. 7) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. 8) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. 9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru. 11) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. 12) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
  • 9. 9 13) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. 14) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. 15) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. 16) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. 17) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. 18) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. KELEMAHAN: Disamping memiliki keunggulan, Penerapan Discovery Learning juga memiliki kelemahan, diantaranya: 1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir mengungkapkan hubungan antara konsep- konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. 2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. 3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang sama. 4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. 5) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. TEKNIK PENILAIAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING Penilaian padamodel pembelajaran discovery learning, dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis.
  • 10. 10 a. Penilaian Tertulis: Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar- salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: a) Materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum; b) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. c) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. 2. Penilaian Diri: Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, subyek yang ingin dinilai diminta untuk menilai
  • 11. 11 dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu obyek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik ini dalam penilaian di kelas sebagai berikut: a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri; b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka c) Melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya; d) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam melakukan penilaian. Penilaian Sikap;
  • 12. 12 RANGKUMAN: Metode penemuan (discovery) diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi obyek dan percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sehingga metode penemuan (discovery) merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif. Scan Disini LATIHAN: Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut: 1. Pilihlah satu tema dalam pembelajaran di Sekolah Dasar 2. Buatlah rancangan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tema yang sudah dipilh menggunakan tahapan-tahapan strategi pembelajaran discovery learning
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA: Hanafiah Nanang dan Cucu Suhada. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Ali Gunay Balim, The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills, Vol 35 (Egitim ArastirmalariEurasian Journal of Educational, 2009), 1-20