SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Pendekatan
Saintifik
KELOMPOK 1A
1.Dewi Kurnia (06131282025025) / 24
2.Dwi Lucyulita Hendly (06131282025023) / 22
3.Mukhlisah Putri (06131282025026) / 25
4.Hesty Aini Desya Heni (06131182025013) / 12
5.Maqomammahmuda (06131182025009) / 10
Pengertian Pedekatan Saintifik
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah salah satu model
pembelajaran yang dalam prosesnya memuat kaidah-kaidah keilmuan,
mulai dari pengumpulan data dengan observasi, menanya, melakukan
eksperimen, mengolah informasi atau data, hingga mengomunikasikan
( Kemendikbud, 2014 ).
Menurut Rusman, Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran
yang memberikan ruang pada peserta didik secara luas untuk melakukan
eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran, serta mampu
mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru.
Tujuan Pedekatan Saintifik
1
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diharapkan di antaranya
adalah berpikir kritis, analitis, sintesis, serta mampu menciptakan ide-
ide orisinil yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif
Dengan menerapkan pendekatan ini, guru dapat menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif melalui rangkaian aktivitas yang
dirancang secara sistematis.
Dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan
pula terciptanya lingkungan belajar yang aktif dan produktif.
Tujuan Pedekatan Saintifik
3
4
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis
Pendekatan saintifik memiliki karakteristik utama berupa tahapan
pembelajaran yang berlangsung berjalan dengan runtut dan sistematis.
Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
sistematis pada diri peserta didik, baik kemampuan dalam memahami
sebuah masalah, maupun kamampuan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan Pemahaman Konsep
Dalam praktiknya, pendekatan saintifik mengarahkan aktivitas pembelajaran
untuk menemukan dan mengembangkan konsep secara mandiri.
Tujuan Pedekatan Saintifik
5
6
Meningkatkan Motivasi Belajar
Sebagai bentuk aktivitas pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik, diharapkan pendekatan ini mampu meningkatkan motivasi
belajar. Rangkaian pembelajaran yang mengharuskan peserta didik
untuk lebih aktif dan inovatif ini dapat menciptakan suasana belajar
yang tidak monoton, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Pendekatan ini diharapkan dapat menghadirkan proses belajar yang
dapat memberikan stimulus kepada peserta didik agar lebih aktif dalam
berkomunikasi lewat penyampaian ide, diskusi pemecahan masalah,
diskusi pengolahan data, hingga cara mengomunikasikan hasil
pembelajaran secara lisan maupun tulisan.
Langkah-langkah Pedekatan Saintifik
1. Mengamati (Observing)
Melalui pengamatan, peserta didik dapat menemukan fakta bahwa terdapat
hubungan antara objek pengamatan dengan materi pembelajaran yang
sedang dipelajari bersama guru.
2. Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik
dalam membuat dan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi
yang dipelajari.
3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggali atau
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan berbagai cara.
Langkah-langkah Pedekatan Saintifik
4. Menalar (Assosiating)
Tahapan penalaran merupakan suatu proses berpikir yang logis dan
sistematis terhadap fakta yang dapat diamati guna memperoleh simpulan
dalam bentuk pengetahuan.
5. Mengomunikasikan (Communicating)
Pada tahap akhir, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah dilakukan.
Peserta didik dapat mengomunikasikannya dalam bentuk laporan atau
makalah yang di dalamnya memuat bagan, diagram, atau grafik.
Prinsip
pendekatan
saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah:
(1) Pembelajaran berpusat pada siswa
(2) Pembelajaran membentuk konsep dari siswa sendiri
(3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme
(4) Pembelajaran memeberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukuman, dan prinsip
(5) Pembelajaran mendorong terjadinyapeningkatan kemampuan berpikir siswa
(6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru
(7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dan
komunikasi
(8)Adanya proses validasi terhadap konsep, hukuman, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
Menurut Daryanto (2014:58)
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa.
2. Pembelajaran membentuk students self concept.
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi.
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
Menurut (Hosnan, 2014)
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip
pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
Pembelajaran berpusat pada siswa, Pembelajaran membentuk
konsep dari siswa sendiri, Pembelajaran terhindar dari verbalisme,
Pembelajaran memeberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukuman, dan prinsip,
Pembelajaran mendorong terjadinyapeningkatan kemampuan berpikir
siswa, Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan
motivasi mengajar guru, Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melatih kemampuan dan komunikasinya.
Kelebihan dan
Kekurangan
Pendekatan
Saintifik
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pembelajaran melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan ingatan, pengertian, dan transfer.
3. Memunculkan rasa senang, sebab tumbuhnya rasa ingin menyelidiki dan
berhasil pada siswa
4. Menyebabkan siswa untuk melibatkan akal dan motivasinya sendiri pada
kegiatan belajarnya.
5. Membantu siswa memperoleh kepercayaan bekerjasama dengan yang
lainnya.
6. Siswa dan guru sama-sama berperan aktif mengeluarkan gagasan.
7. Menganjurkan siswa untuk berpikir dan bekerja atas kemaunnnya sendiri.
Kelebihan
8. Mendorong siswa untuk berpikir intuisi dan merumuskan hipotesisnya dengan
sendiri.
9. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
10. Keadaan saat belajar menjadi menyenangkan.
11. Keadaan saat belajar menuju pada pembentukkan manusia seutuhnya.
12. Meningkatkan tingkat prestasi pada siswa.
13. Memungkinkan siswa memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
14. Dapat mengembangkan bakat individu.
Kelebihan
1. Tidak memberikan kesempatan untuk berpikir apa yang akan ditemukan.
2. Pengajaran discovery lebih cocok mengembangkan pemahaman
dibandingkan aspek konsep, keterampilan dan emosi dirasa kurang
mendapat perhatian.
3. Pemahaman dari siswa dan guru menjadi buyar karena sudah terbiasa
menggunakan cara yang lama.
4. Tidak bagus untuk digunakan pada kelas yang memiliki jumlah siswa yang
banyak karena membutuhkan waktu yang lama untuk memecahkan masalah
dan menemukan teori lainnya.
5. Memunculkan ada kesiapan untuk belajar, bagi siswa yang kurang pintar
akan mengalami kesusahan berpikir dan mengungkapkan hubungan antara
konsep dengan tertulis atau lisan.
Kekurangan
THANK
YOU

More Related Content

Similar to K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx

Rangkuman ipa
Rangkuman ipaRangkuman ipa
Rangkuman ipa3ry21
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningmirdaelisa
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningAndi Johar
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMJUNAEDI1961
 
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfKEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfayulusiyana
 
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan Nsp
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery LearningNurrijal Jhi
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningsadiman dimas
 
2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.pptMukhsinUchen1
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningZo Ri
 
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriKekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriAulia Musyarofah
 
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...yunita M
 
Pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriPembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriSapiah Asri
 
Ahapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiriAhapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiriSetio Adiatma
 

Similar to K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx (20)

Rangkuman ipa
Rangkuman ipaRangkuman ipa
Rangkuman ipa
 
Modul (kb 3) discovery
Modul (kb 3) discoveryModul (kb 3) discovery
Modul (kb 3) discovery
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret
 
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfKEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
 
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery Learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
3.8. discovery learning
3.8. discovery learning3.8. discovery learning
3.8. discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriKekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
 
Model Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran InquiryModel Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran Inquiry
 
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
 
Pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriPembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiri
 
Ahapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiriAhapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiri
 

Recently uploaded

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx

  • 2. KELOMPOK 1A 1.Dewi Kurnia (06131282025025) / 24 2.Dwi Lucyulita Hendly (06131282025023) / 22 3.Mukhlisah Putri (06131282025026) / 25 4.Hesty Aini Desya Heni (06131182025013) / 12 5.Maqomammahmuda (06131182025009) / 10
  • 3. Pengertian Pedekatan Saintifik Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah salah satu model pembelajaran yang dalam prosesnya memuat kaidah-kaidah keilmuan, mulai dari pengumpulan data dengan observasi, menanya, melakukan eksperimen, mengolah informasi atau data, hingga mengomunikasikan ( Kemendikbud, 2014 ). Menurut Rusman, Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang pada peserta didik secara luas untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran, serta mampu mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.
  • 4. Tujuan Pedekatan Saintifik 1 Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diharapkan di antaranya adalah berpikir kritis, analitis, sintesis, serta mampu menciptakan ide- ide orisinil yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. 2 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif Dengan menerapkan pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif melalui rangkaian aktivitas yang dirancang secara sistematis. Dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan pula terciptanya lingkungan belajar yang aktif dan produktif.
  • 5. Tujuan Pedekatan Saintifik 3 4 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis Pendekatan saintifik memiliki karakteristik utama berupa tahapan pembelajaran yang berlangsung berjalan dengan runtut dan sistematis. Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir sistematis pada diri peserta didik, baik kemampuan dalam memahami sebuah masalah, maupun kamampuan dalam menyelesaikan masalah. Meningkatkan Pemahaman Konsep Dalam praktiknya, pendekatan saintifik mengarahkan aktivitas pembelajaran untuk menemukan dan mengembangkan konsep secara mandiri.
  • 6. Tujuan Pedekatan Saintifik 5 6 Meningkatkan Motivasi Belajar Sebagai bentuk aktivitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan pendekatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar. Rangkaian pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk lebih aktif dan inovatif ini dapat menciptakan suasana belajar yang tidak monoton, sehingga peserta didik tidak merasa bosan. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Pendekatan ini diharapkan dapat menghadirkan proses belajar yang dapat memberikan stimulus kepada peserta didik agar lebih aktif dalam berkomunikasi lewat penyampaian ide, diskusi pemecahan masalah, diskusi pengolahan data, hingga cara mengomunikasikan hasil pembelajaran secara lisan maupun tulisan.
  • 7. Langkah-langkah Pedekatan Saintifik 1. Mengamati (Observing) Melalui pengamatan, peserta didik dapat menemukan fakta bahwa terdapat hubungan antara objek pengamatan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari bersama guru. 2. Menanya (Questioning) Kegiatan menanya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam membuat dan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi yang dipelajari. 3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting) Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggali atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan berbagai cara.
  • 8. Langkah-langkah Pedekatan Saintifik 4. Menalar (Assosiating) Tahapan penalaran merupakan suatu proses berpikir yang logis dan sistematis terhadap fakta yang dapat diamati guna memperoleh simpulan dalam bentuk pengetahuan. 5. Mengomunikasikan (Communicating) Pada tahap akhir, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah dilakukan. Peserta didik dapat mengomunikasikannya dalam bentuk laporan atau makalah yang di dalamnya memuat bagan, diagram, atau grafik.
  • 10. Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah: (1) Pembelajaran berpusat pada siswa (2) Pembelajaran membentuk konsep dari siswa sendiri (3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme (4) Pembelajaran memeberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukuman, dan prinsip (5) Pembelajaran mendorong terjadinyapeningkatan kemampuan berpikir siswa (6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru (7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dan komunikasi (8)Adanya proses validasi terhadap konsep, hukuman, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. Menurut Daryanto (2014:58)
  • 11. Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah: 1. Pembelajaran berpusat pada siswa. 2. Pembelajaran membentuk students self concept. 3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. 4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. 6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. 7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. 8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. Menurut (Hosnan, 2014)
  • 12. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran meliputi: Pembelajaran berpusat pada siswa, Pembelajaran membentuk konsep dari siswa sendiri, Pembelajaran terhindar dari verbalisme, Pembelajaran memeberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukuman, dan prinsip, Pembelajaran mendorong terjadinyapeningkatan kemampuan berpikir siswa, Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dan komunikasinya.
  • 14. 1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses kognitif. 2. Pembelajaran melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan ingatan, pengertian, dan transfer. 3. Memunculkan rasa senang, sebab tumbuhnya rasa ingin menyelidiki dan berhasil pada siswa 4. Menyebabkan siswa untuk melibatkan akal dan motivasinya sendiri pada kegiatan belajarnya. 5. Membantu siswa memperoleh kepercayaan bekerjasama dengan yang lainnya. 6. Siswa dan guru sama-sama berperan aktif mengeluarkan gagasan. 7. Menganjurkan siswa untuk berpikir dan bekerja atas kemaunnnya sendiri. Kelebihan
  • 15. 8. Mendorong siswa untuk berpikir intuisi dan merumuskan hipotesisnya dengan sendiri. 9. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. 10. Keadaan saat belajar menjadi menyenangkan. 11. Keadaan saat belajar menuju pada pembentukkan manusia seutuhnya. 12. Meningkatkan tingkat prestasi pada siswa. 13. Memungkinkan siswa memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. 14. Dapat mengembangkan bakat individu. Kelebihan
  • 16. 1. Tidak memberikan kesempatan untuk berpikir apa yang akan ditemukan. 2. Pengajaran discovery lebih cocok mengembangkan pemahaman dibandingkan aspek konsep, keterampilan dan emosi dirasa kurang mendapat perhatian. 3. Pemahaman dari siswa dan guru menjadi buyar karena sudah terbiasa menggunakan cara yang lama. 4. Tidak bagus untuk digunakan pada kelas yang memiliki jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama untuk memecahkan masalah dan menemukan teori lainnya. 5. Memunculkan ada kesiapan untuk belajar, bagi siswa yang kurang pintar akan mengalami kesusahan berpikir dan mengungkapkan hubungan antara konsep dengan tertulis atau lisan. Kekurangan