SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
63
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM)
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
PADA GURU IPS DI KOTA TOMOHON
Manuel Estevanus Korompis, Paulus Robert Tuerah
Universitas Negeri Manado
vidikorompis@gmail.com, paulustuerah@unima.ac.id
Abstrak
Tujuan dari pengabdian ini adalah: (1) Merancang pembelajaran IPS berbasis
Metode pembelajaran Kontekstual; (2 )Penggunaan Metode Kontekstual sebagai media dalam
pembelajaran IPS, dan; (3) Peningkatan kompetensi guru IPS di Tomohon dalam
pembelajaran menggunakan Metode Kontekstual. Metode yang digunakan dalam pengabdian
ini adalah metode perencanaan dan pelaksanaan pengembangan pembelajaran berbasis
kontekstual, berlangsung di Kota Tomohon, hasil yang didapatkan adalah bahwa; (1) adanya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pengembangan metode
pembelajaran kontekstual walaupun awalnya ditemukan bahwa masih sedikit guru IPS yang
mengimplementasikannya; (2) Tersedianya media metode pembelajran kontekstual
Kata Kunci: Kontekstual, Tomohon, Pengembangan
PENDAHULUAN
Analisi Situasi
Masih rendahnya mutu lulusan
mengharuskan lembaga pendidikan di tuntut
untuk meningkatkan mutu lulusan dan
layanan lembaga pendidikan karena semakin
ketatnya persaingan dalam lapangan kerja.
Salah satu implikasi globalisasi dalam
pendidikan yaitu adanya deregulasi yang
memungkinkan peluang lembaga pendidikan
asing membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh
karena itu persaingan antar lembaga
penyelenggara pendidikan dan pasar kerja
akan semakin berat. Mengantisipasi
perubahan-perubahan yang begitu cepat serta
tantangan yang semakin besar dan kompleks,
tiada jalan lain bagi lembaga pendidikan
kecuali hanya mengupayakan segala cara
untuk meningkatkan daya saing lulusan serta
produk-produk akademik dan layanan
lainnya, yang antara lain dicapai melalui
peningkatan mutu Pendidikan [2].
Banyak guru yang masih belum
memahami berbagai model pembelajaran
yang merupakan strategi dalam
menyampaikan materi berbagai bidang ilmu
pengetahuan di dalam mengkonstruk
pengetahuan siswa. Guru yang professional
dituntut untuk mampu mengembangkan
pendekatan model pembelajaran, baik teoritik
maupun praktek, yang meliputi aspek-espek,
konsep, prinsip, dan teknik. Memilih model
pembelajaran yang tepat merupakan
persyaratan untuk membantu siswa dalam
rangka meningkatkkan mutu pembelajaran.
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
64
Guru merupakan aktor penting yang
besar pengaruhya terhadap proses dan hasil
belajar, bahkan sangat menentukan berhasil
tidaknya peserta didik dalam belajar. Tugas
guru tidak hanya menyampaikan informasi
kepada peserta didik, tetapi harus dilatih
sebagai fasilitator yang bertugas dalam
memberikan kemudahan belajar (facilitate of
learning) kepada seluruh peserta didik, agar
mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat,
tidak cemas, dan terbuka
Rendahnya kemampuan guru dalam
mengemas dan melaksanakan proses belajar
mengajar menjadi penyebab rendahnya
kualitas proses pembelajaran di sekolah. Salah
satu faktor keberhasilan pembelajaran sangat
tergantung dari kemampuan seorang pengajar
atau guru dalam melaksanakan atau
mengemas proses pembelajaran sehingga
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa
yang diinginkan pada tujuan pendidikan.
Banyak guru yang masih belum
memahami berbagai model pembelajaran
yang merupakan strategi dalam
menyampaikan materi berbagai bidang ilmu
pengetahuan di dalam mengkonstruk
pengetahuan siswa. Guru yang professional
dituntut untuk mampu mengembangkan
pendekatan model pembelajaran, baik teoritik
maupun praktek, yang meliputi aspek-espek,
konsep, prinsip, dan teknik. Memilih model
pembelajaran yang tepat merupakan
persyaratan untuk membantu siswa dalam
rangka meningkatkkan mutu pembelajaran
Rendahnya penguasaan model
pembelajaran oleh seorang guru akan
mempengaruhi keberhasilan peserta didik
dalam pembelajaran. Seorang guru
diharapkan mempunyai kemampuan untuk
memilih model pembelajaran yang tepat
sesuai dengan karakteristik anak dan
karakteristik matapelajaran. Seperti ditulis
dalam Hanafia yaitu [3]:
Tidak ada model pembelajaran yang
paling efektif untuk semua mata pelajaran
atau untuk semua materi. Di dalam Pemilihan
model pembelajaran untuk diterapkan guru di
dalam kelas mempertimbangkan beberapa
hal: 1) tujuan pembelajaran, 2) sifat materi
pelajaran, 3) ketersediaan fasilitas, 4) kondisi
peserta didik, 5) alokasi waktu yang tersedia.
Rendahnya frekwensi guru dalam
penggunaan model pembelajaran kooperatif
learning. Seharusnya guru lebih banyak
menggunakan model pembelajaran kooperatif
yaitu rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Sanjaya
mengemukakan bahwa ada 4 unsur yang
penting dalam model kooperatif yaitu: 1) ada
peserta dalam kelompok, 2) adanya aturan
kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap
anggota kelompok, 4) adanya tujuan yang
harus dicapai [4].
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
65
Banyak guru matapelajaran IPS masih
jarang atau belum optimal dalam
menggunakan model pembelajaran
Contextual Teaching Learning (CTL).
Pembelajaran CTL merupakan salah satu
model yang saat ini sering digunakan dalam
proses kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
CTL merupakan model yang menekankan
pada hubungan antara materi yang diajarkan
dengan keadaan kehidupan nyata siswa [4].
Pembelajaran IPS khususnya di
beberapa sekolah di Tomohon selama ini
kurang menarik diajarkan pada siswa. Hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
diantaranya: (1) materi pelajaran IPS banyak
berisi konsep abstrak yang sulit dipahami
siswa. (2) Penyampaian materi IPS dengan
metode ceramah nampaknya kurang optimal
dalam meningkatkan aktivitas, minat dan
motivasi belajar siswa. (3) Pembelajaran
masih kurang mengaitkan IPS dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Kondisi tersebut
menyebabkan kebosanan, perhatian, minat
dan motivasi siswa dalam pembelajaran
menjadi rendah. Pembelajaran yang
berorientasi berpusat pada guru akan
membatasi perkembangan kemampuan
berpikir siswa. Rendahnya aktivitas, minat
dan motivasi belajar siswa disebabkan adanya
anggapan bahwa IPS merupakan ilmu yang
memiliki sifat abstrak dan terlalu monoton.
Untuk itu guru perlu melakukan pembelajaran
IPS melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif
agar siswa memahami bahwa IPS adalah ilmu
yang terkait dengan kehidupan manusia
sehari-hari.
Salah satu jenis pembelajaran untuk
menumbuhkan kesadaran terhadap
matematika sebagai ilmu yang terkait dengan
kehidupan sehari-hari dan diperkirakan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa adalah dengan pendekatan kontekstual
atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) yakni sebuah sistem belajar yang
didasarkan pada filosofi bahwa seorang
pembelajar akan mau dan mampu menyerap
materi pelajaran jika mereka mampu
menyerap makna pelajaran tersebut.
Pendekatan CTL pada pembelajaran akan
membantu siswa dalam membuat hubungan-
hubungan antara materi pelajaran dengan
kehidupan nyata sehingga siswa akan
mendapatkan makna dari apa yang
dipelajarinya dan dapat mengembangkan
kemampuan berpikir yang pada akhirnya
menumbuh-kembangkan karakter siswa.
Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran, yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan
penilaian otentik [5].
Mengimplementasikan pendekatan
kontekstual dalam kegiatan pembelajaran
berarti mengimplementasikan ketujuh
komponen utama tersebut dalam kegiatan
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
66
pembelajaran. Dengan demikian, menyusun
rencana pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual berarti merancang kegiatan
pembelajaran yang mengakomodasi 7
komponen utama pembelajaran kontekstual
tersebut. Rencana pembelajaran yang
demikian selanjutnya kita sebut rencana
pembelajaran berbasis kontekstual. Dalam
pembelajaran kontekstual, rencana
pembelajaran lebih diartikan sebagai rencana
kegiatan guru, yang berupa skenario
pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal-
hal yang akan dilakukakan guru IPS di
Tomohon bersama siswa terkait topik yang
akan dipelajari siswa demi mencapai
kompetensi dasar yang telah ditentukan.
PERMASALAHAN MITRA
1. Kurangnya pemahaman,
penguasaan, dan terampil dalam
merancang metode pembelajaran
kontekstual.
2. Kurangnya pemahaman guru IPS
di Tomohon dalam membuat
instrumen penelitian.
3. Kurangnaya pemahaman guru IPS
di Tomohon dalam Penggunaan
metode kontekstual dalam
pembelajaran.
TARGET DAN LUARAN
Luaran dan Target Capaian
Rencana Luaran
1. Merancang pembelajaran IPS
berbasis Metode pembelajaran
Kontekstual
2. Penggunaan Metode Kontekstual
sebagai media dalam
pembelajaran IPS, dan
3. Peningkatan kompetensi guru IPS
di Tomohon dalam pembelajaran
menggunakan Metode
Kontekstual.
SOLUSI YANG DITAWARKAN
1. Pertama, dalam merancang
pembelajaran dengan metode
Kontekstual.
2. Pembimbingan dalam
mengumpulkan data sesuai
rumusan masalah dalam
mengembangkan metode
kontekstual.
3. pelatihan dalam menggunakan
metode konsteksual. Kegiatan
pelatihan ini meliputi penjelasan
mengenai penggunaan metode ini.
4. Keempat, pelatihan dalam
menganalisis dan
menginterpretasi data penelitian.
5. Kelima, pelatihan dalam membuat
artikel ilmiah. Luaran yang
diharapkan adalah para guru
memahami dan bisa membuat
artikel ilmiah ilmiah.
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
67
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan
Dalam rangka pengumpulan data maka
dilakukan kontak langsung (face to face)
dengan responden agar dapat mengamati
prilaku, pendapat, sikap dan
pendayagunaannya berdasarkan pandangan
subjek peneliti. Dengan demikian penelitian
yang bersikap deskriptif lebih mementingkan
proses dari pada hasil, membatasi studi focus,
memilih seperangkat criteria untuk
memeriksa keabsahan data. Sasaran
penelitian diarahkan kepada usaha
menemukan teori-teori dasar, responden
dapat menilai kembali data dan informasi
yang diberikan apakah perlu direvisi atau
untuk melengkapi data atau informasi baru.
Dalam ini bertujuan untuk melihat gambaran
persentase guru IPS di kota Tomohon yang
menggunakan pendekatan metode
pembelajaran kontekstual, dan bagaimana
mutu pembelajaran kontekstual dari sekolah-
sekolah tersebut mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian proses
pembelajaran. Dalam menggambarkan
fenomena digunakan frekwensi penggunaan
pembelajaran kontekstual hasilnya
dicantumkan dalam tabel-tabel frekwensi.
Singarimbun dan Effendi menuliskan:
”Penelitian deskriptif biasanya untuk
mengetahui frekwensi terjadinya suatu aspek
fenomena sosial tertentu,…. hasilnya
dicantumkan dalam table-tabel frekwensi”.
Luaran yang diharapkan dapat terwujud dari
kegiatan ini adalah: (1) Merancang
pembelajaran IPS berbasis Metode
pembelajaran Kontekstual (2) Penggunaan
Metode Kontekstual sebagai media dalam
pembelajaran IPS, dan (3) Peningkatan
kompetensi guru IPS di Tomohon dalam
pembelajaran menggunakan Metode
Kontekstual.
Metode yang dilakukan dalam mengatasi
permasalah-permasalahan guru tersebut
adalah dengan memberikan pelatihan atau
training, bimbingan, dan pendampingan
kepada para guru. Pelatihan dilakukan dengan
melakukan pertemuan secara langsung
melalui tatap muka (face to face) dengan para
guru.
Kegiatan pelatihan, bimbingan, dan
pendampingan dilakukan melalui 3 langkah:
1. Pertama, pelatihan, pembimbingan,
dan pendampingan dalam merancang
pembelajaran dengan metode
Kontekstual. Luaran yang diinginkan
adalah para guru memahami,
menguasai, dan terampil dalam
merancang metode ini.
2. Kedua, pelatihan, pembimbingan, dan
pendampingan dalam mengumpulkan
data sesuai rumusan masalah dalam
mengembangkan metode kontekstual.
Luaran yang diinginkan dari kegiatan
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
68
ini adalah para guru memahami,
menguasai, dan terampil dalam
membuat instrumen penelitian.
3. Ketiga, pelatihan dalam menggunakan
metode konsteksual. Kegiatan
pelatihan ini meliputi penjelasan
mengenai penggunaan metode ini.
4. Keempat, pelatihan dalam
menganalisis dan menginterpretasi
data penelitian. Luaran yang
diinginkan dari kegiatan ini adalah
para guru memahami, dan bisa
menganalisis hasil output dalam
penggunaan metode kontekstual serta
menginterpretasikkanya untuk bisa
membuktikan hipotesis apa yang
diterima sehingga bisa diambil
kesimpulan dari hasil output itu.
5. Kelima, pelatihan dalam membuat
artikel ilmiah. Luaran yang diharapkan
adalah para guru memahami dan bisa
membuat artikel ilmiah ilmiah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Iptek
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL)
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Pendekatan kontekstual
mempunyai 7 komponen utama yang secara
singkat akan diuraikan sebagai berikut.
Komponen pertama adalah konstruktivisme
(constructivism). Menurut pandangan
konstruktivisme, pengetahuan tidak diberikan
secara instan kepada siswa, melainkan harus
dikonstruksi sendiri oleh siswa melalui
keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran,
siswa membangun pengetahuannya setahap
demi setahap, melalui langkah-langkah
pembelajaran yang dirancang dengan baik
oleh guru.
Komponen kedua adalah penemuan (inquiry).
Penemuan merupakan bagian inti dari
kegiatan pembelajaran berbasis CTL.
Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
proses mengingat atau menghafal, melainkan
diperoleh siswa melalui proses penemuan
terbimbing. Pembelajaran dirancang
sedemikian sehingga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan
konsep atau pengetahuannya dengan
bimbingan guru. Komponen ketiga adalah
masyarakat belajar (learning community).
Berdasarkan konsep ini, siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuannya dengan baik
melalui interaksi sosial. Melalui interaksi
sosial, seperti diskusi kelompok, pengetahuan
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
69
siswa akan dimantapkan melalui proses
diskusi.
Komponen keempat adalah bertanya
(questioning). Bertanya merupakan salah satu
proses bagi siswa untuk mengkonstruksi
konsep atau pengetahuan. Bagi siswa,
bertanya merupakan bagian penting dalam
pembelajaran berbasis inquiry, yakni
menggali informasi, mengkonfirmasikan apa
yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahui.
Guru hendaknya merancang suatu pertanyaan
berkualitas yang dapat merangsang
kreativitas siswa dalam upaya membangun
pengetahuannya. Sebaliknya, siswa harus
diberikan kesempatan secara bebas untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang
akan memungkinkan mereka lebih dapat
memahami konsep dengan baik.
Komponen kelima adalah pemodelan
(modeling). Menurut konsep ini,
pembelajaran matematika memerlukan model
yang dapat ditiru. Sebagai misal, guru
berperan sebagai model yang memberikan
contoh cara mengoperasikan sesuatu,
menyelesaikan masalah dengan metode
tertentu, dan sebagainya. Dalam
pembelajaran, siswa juga dapat berperan
sebagai model yang memberikan contoh
kepada teman sekelasnya, yakni ketika siswa
berusaha memaparkan ide atau hasil
diskusinya kepada teman sekelas.
Komponen keenam adalah refleksi
(reflection). Refleksi adalah cara berpikir
mengenai apa yang baru dipelajari. Refleksi
merupakan respon siswa terhadap kejadian,
aktivitas, atau pengetahuan yang telah
dipelajari atau dikuasai siswa. Guru
mengimplementasikan komponen ini dengan
cara mereview (merangkum) bersama siswa
mengenai materi pembelajaran yang telah
dipelajari, juga mengenai apa yang telah
dipahami maupun yang belum dipahami
siswa. Komponen terakhir, ketujuh, adalah
penilaian yang sebenarnya (authentic
assesment), yakni proses pengumpulan
berbagai data yang dapat memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Data
ini diambil selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, tidak hanya ketika pembelajaran
selesai.
Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual, rencana
pembelajaran (RP) diartikan sebagai rencana
kegiatan guru yang berisi skenario
pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal-
hal yang akan dilakukakan guru bersama
siswa terkait topik atau pokok bahasan yang
akan dipelajari demi mencapai kompetensi
standar yang telah ditentukan. Dalam ini,
rencana pembelajaran tidak diartikan sebagai
laporan yang harus disusun dan dilaporkan
kepada kepala sekolah atau pihak lain,
melainkan sebagai rencana “individual” guru
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
70
yang memuat langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas. Rencana
pembelajaran dapat difungsikan sebagai
pengingat bagi guru mengenai hal-hal yang
harus dipersiapkan, mengenai media apa yang
akan digunakan, strategi pembelajaran yang
dipilih, sistem penilaian yang akan ditentukan,
dan hal-hal teknis lainnya
Mengingat rencana pembelajaran lebih
bersifat sebagai rencana “individual” guru,
tentu tidak ada format. Memang, secara umum
tidak terdapat perbedaan mendasar mengenai
format rencana pembelajaran berbasis
kontekstual dengan format rencana
pembelajaran yang selama ini dikenal. Hal
yang membedakan keduanya adalah
mengenai substansi atau penekanannya. Pada
pembelajaran yang secara umum dikenal,
rencana pembelajaran menekankan pada
deskripsi tujuan yang akan dicapai, sedangkan
pada pembelajaran kontekstual lebih
menekankan pada skenario pembelajarannya.
Sebagaimana dikemukakan di muka bahwa
pendekatan kontekstual mempunyai 7
komponen utama, maka menyusun rencana
pembelajaran berbasis kontekstual berarti
merancang kegiatan pembelajaran yang
mengakomodasi 7 komponen utama
pendekatan kontekstual tersebut.. Ketujuh
komponen pendekatan kontekstual harus
tersirat pada rencana pembelajaran yang
disusun. Selain itu, dalam rencana
pembelajaran juga dirancang bagaimana
mengintegrasikan keterampilan kecakapan
hidup (life skill) dalam rangkaian
pembelajaran.
Berikut ini akan disajikan contoh format
rencana pembelajaran berbasis kontekstual
beserta penjelasan seperlunya mengenai
bagian-bagiannya. Tentu saja, ini merupakan
salah satu alternatif format rencana
pembelajaran yang dapat diacu guru, yang
tetap terbuka untuk diubah, dilengkapi, atau
disesuaikan dengan kebutuhan. Secara umum
rencana pembelajaran terdiri atas bagian-
bagian berikut.
1. Identitas
Identitas biasanya memuat nama mata
pelajaran, satuan pendidikan,
kelas/semester, dan alokasi waktu.
2. Standar kompetensi dan kopetensi
standar
Bagian ini memuat standar
kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa melalui
kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
3. Indikator
4. Bagian ini memuat indikator-
indikator, yakni karakteristik, ciri-ciri,
perbuatan, atau respon siswa
berkaitan dengan kompetensi dasar.
4. Materi pokok
Bagian ini berisi materi pokok yang
dipilihsebagai sarana bagi siswa untuk
mencapai kompetensi dasar yang telah
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
71
ditetapkan. Pada bagian ini dapat pula
disertai uraian singkat materi pokok.
5. Media pembelajaran.
Bagian ini menjelaskan mengenai
media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yang akan menunjang
pencapaian standar kompetensi atau
kompetensi dasar yang ditentukan.
6. Pendekatan atau metode
pembelajaran
Bagian ini memuat jenis pendekatan
atau metode yang dipilih atau
digunakan
7. Kegiatan pembelajaran Pada
bagian ini diuraikan mengenai
langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, yang mengakomodasi 7
komponen pendekatan kontekstual
dan pengintegrasian life skill dalam
kegiatan pembelajaran. Secara umum,
kegiatan pembelajaran terdiri atas 3
tahap, yakni kegiatan pendahuluan,
kegiatan pokok, dan kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan merupakan
kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengkondisikan siswa agar siap
secara mental untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Yang
termasuk dalam kegiatan ini adalah
memotivasi siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran, seperti
memberikan contoh manfaat topik
yang akan dipelajari, mengaitkan
materi pelajaran dengan dunia nyata,
menyampaikan standar kompetensi
dan kompetensi standar yang harus
dicapai siswa melalui kegiatan
pembelajaran, dan langkahlangkah
kegiatan pembelajaran yang akan
diikuti siswa. Pada bagian ini pula
dilakukan pembahasan pekerjaan
rumah dan apersepsi, yakni
mengaitkan materi pelajaran yang
akan dipelajari siswa dengan materi
pelajaran
Pada kegiatan pokok diuraikan
mengenai langkah-langkah
pembelajaran yang merupakan
tahapan bagi siswa untuk
mengkonstruksi konsep atau
pengetahuan. Pada bagian ini
tercermin implementasi ketujuh
komponen utama pendekatan
kontekstual dan pengintegrasian life
skill. Sedangkan pada bagian penutup
diuraikan mengenai bimbingan guru
kepada siswa untuk mereview
(merangkum) materi atau topik yang
telah dipelajari, pemberian tugas, dan
penginformasian mengenai topik atau
materi pelajaran pada pertemuan
berikutnya.
8. Penilaian
Pada bagian ini diuraikan mengenai
jenis dan bentuk instrumen yang
digunakan untuk mengukur
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
72
ketercapaian indikator yang telah
ditentukan.
HASIL KEGIATAN
Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan adalah sebagai berikut.
(1) Pemberitahuan pada sekolah mitra
yang akan dijadikan lokasi pengabdian
dan Dinas Pendidikan terkait.
Pelaksanaan tahap ini didahului
dengan mengirim surat
pemberitahuan kepada pihak sekolah
dan dinas pendidikan terkait. Setelah
itu dilakukan koordinasi untuk
membahas teknis pelaksanaan
kegiatan.
(2) Sosialisasi program pengabdian
Sosialisasi dengan melakukan
koordinasi dan menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada
sekolah-sekolah SMP/MTs yang
terdapat di Kota Tomohon.
(3) Penyusunan program pelatihan
Berdasarkan hasil identifikasi, hasil
analisis permasalahan yang ada, hasil
analisis kebutuhan, dan hasil analisis
potensi sekolah, selanjutnya disusun
program pelatihan.
Pelaksanaan
Tindakan dalam kegiatan ini berupa
implementasi Program. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam implementasi program
adalah sebagai berikut:
1. Pertama, pelatihan, pembimbingan,
dan pendampingan dalam merancang
pembelajaran dengan metode
Kontekstual. Luaran yang diinginkan
adalah para guru memahami,
menguasai, dan terampil dalam
merancang metode ini.
2. Kedua, pelatihan, pembimbingan, dan
pendampingan dalam mengumpulkan
data sesuai rumusan masalah dalam
mengembangkan metode kontekstual.
Luaran yang diinginkan dari kegiatan
ini adalah para guru memahami,
menguasai, dan terampil dalam
membuat instrumen penelitian.
3. Ketiga, pelatihan dalam menggunakan
metode konsteksual. Kegiatan
pelatihan ini meliputi penjelasan
mengenai penggunaan metode ini.
4. Keempat, pelatihan dalam
menganalisis dan menginterpretasi
data penelitian. Luaran yang
diinginkan dari kegiatan ini adalah
para guru memahami, dan bisa
menganalisis hasil output dalam
penggunaan metode kontekstual serta
menginterpretasikkanya untuk bisa
membuktikan hipotesis apa yang
diterima sehingga bisa diambil
kesimpulan dari hasil output itu.
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
73
5. Kelima, pelatihan dalam membuat
artikel ilmiah. Luaran yang diharapkan
adalah para guru memahami dan bisa
membuat artikel ilmiah ilmiah.
Dari hasil Pendampingan dari kegiatan diatas
ternyata masih sedikit guru yang
melaksanakannya. Rata-rata guru melakukan
kegiatan ceramah, siswa membaca atau
merangkum materi dari buku paket.
Kebanyakan proses pembelajaran yang
dilakukan guru tidak sesuai dengan skenario
yang ada di RPP (rencana pelaksanaan
pembelajaran). Setelah pelatihan dan
pembimbingan metode Kontekstual yang
dibuat guru ternyata hampir semua guru di
Kota Tomohon hasil dari copy paste dari guru
IPS lain, dan tidak pernah dimodifikasi atau
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
kemampuan siswa dari sekolah tersebut.
Akibat dari kondisi ini maka proses
pembelajaran di sekolah tersebut menjadi
monoton, dimana guru aktif mentransfer ilmu
sedangkan siswa pasif hanya menerima
informasi dari guru mata pelajaran IPS. Guru
lebih banyak menggunakan komunikasi
verbal dan sangat kurang memanfaatkan alat
atau media pembelajaran IPS.
Kemampuan siswa menyerap suatu bidang
ilmu banyak bergantung pada kemampuannya
untuk memahami ucapan guru. Sebaliknya
guru tidak sanggup menyatakan buah pikiran
dengan jelas sehingga ia mengalami kesulitan
untuk dipahami oleh peserta didik, juga tidak
dapat mencapai penguasaan penuh atas bahan
pembelajaran yang disampaikan
KESIMPULAN
1. Adanya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan para guru
tentang pengembangan metode
pembelajaran kontekstual
walaupun awalnya ditemukan
bahwa masih sedikit guru IPS yang
mengimplementasikannya
2. Tersedianya media metode
pembelajaran kontekstual.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Irawati, S. (2005). Manajemen
Keuangan. Bandung: Penerbit Pustaka.
[2] E. Mulyasa dan Purwadhi, Panduan
Penulisan Karya Ilmiah, (Bandung:
Universitas Islam Nusantara, 2008),
hal .162
[3] Hanafiah, Konsep Dasar Penelitian
Tindakan Kelas dan Model-Model
Pembelajaran, (Bandung: Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas
Islam Nusantara, 2010), hal. 41
[4] W. Sanjaya, Strategi Pembelajaran
(Berorientasi Standar Proses
Pendidikan) (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal.
196Depdiknas. (2007). Panduan
Pengembangan Pembelajaran IPA
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
74
Terpadu. Jakarta: Puskur, Balitbang
Depdiknas

More Related Content

Similar to PPROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) Pengembangan Pembelajaran Berbasis Kontekstual pada Guru IPS di Kota Tomohon

PERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptx
PERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptxPERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptx
PERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptxNovidaRahmi
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran2008021
 
Kurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditKurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditAdhitya Ramandha
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptxSUHAILA28
 
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...RahmawatiNusi1
 
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfBuku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfMUHAMMADFARISBINAHMA
 
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajarModel pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajarLilis Indayani
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdfaapdoank
 
Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Hendri Saputra
 
Pengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifPengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifImam Makruf
 

Similar to PPROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) Pengembangan Pembelajaran Berbasis Kontekstual pada Guru IPS di Kota Tomohon (20)

PERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptx
PERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptxPERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptx
PERSPEKTIF_MODUL_10_pptx.pptx
 
5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditKurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... adit
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
 
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
 
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfBuku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
 
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajarModel pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
 
Pts diklat
Pts diklatPts diklat
Pts diklat
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1
 
Pengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifPengembangan model pembelajaran tematik integratif
Pengembangan model pembelajaran tematik integratif
 

More from Paulus Robert Tuerah

Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahKegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahPaulus Robert Tuerah
 
Human Resource Management In Special Education
Human Resource Management In Special EducationHuman Resource Management In Special Education
Human Resource Management In Special EducationPaulus Robert Tuerah
 
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Paulus Robert Tuerah
 
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...Paulus Robert Tuerah
 
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan Pendidikan
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan PendidikanImplikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan Pendidikan
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan PendidikanPaulus Robert Tuerah
 
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...Paulus Robert Tuerah
 
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...Paulus Robert Tuerah
 
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...Paulus Robert Tuerah
 
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...Paulus Robert Tuerah
 
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...Paulus Robert Tuerah
 
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Paulus Robert Tuerah
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Paulus Robert Tuerah
 
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...Paulus Robert Tuerah
 
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...Paulus Robert Tuerah
 
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...Paulus Robert Tuerah
 
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal Lifestyle
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal LifestyleUtilization of Go-Food Services in Students' Halal Lifestyle
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal LifestylePaulus Robert Tuerah
 
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...Paulus Robert Tuerah
 
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...Paulus Robert Tuerah
 
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)Paulus Robert Tuerah
 
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School Manado
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School ManadoImplementation of Character Education at Don Bosco Frater High School Manado
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School ManadoPaulus Robert Tuerah
 

More from Paulus Robert Tuerah (20)

Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahKegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
 
Human Resource Management In Special Education
Human Resource Management In Special EducationHuman Resource Management In Special Education
Human Resource Management In Special Education
 
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
 
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...
 
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan Pendidikan
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan PendidikanImplikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan Pendidikan
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan Pendidikan
 
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
 
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...
 
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
 
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...
 
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...
 
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
 
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
 
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
 
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
 
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal Lifestyle
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal LifestyleUtilization of Go-Food Services in Students' Halal Lifestyle
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal Lifestyle
 
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...
 
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...
 
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)
 
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School Manado
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School ManadoImplementation of Character Education at Don Bosco Frater High School Manado
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School Manado
 

Recently uploaded

PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakOcieocietralalatrilili Tharigan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxEkoPoerwantoe2
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASsusilowati82
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 

Recently uploaded (20)

PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 

PPROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) Pengembangan Pembelajaran Berbasis Kontekstual pada Guru IPS di Kota Tomohon

  • 1. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 63 PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA GURU IPS DI KOTA TOMOHON Manuel Estevanus Korompis, Paulus Robert Tuerah Universitas Negeri Manado vidikorompis@gmail.com, paulustuerah@unima.ac.id Abstrak Tujuan dari pengabdian ini adalah: (1) Merancang pembelajaran IPS berbasis Metode pembelajaran Kontekstual; (2 )Penggunaan Metode Kontekstual sebagai media dalam pembelajaran IPS, dan; (3) Peningkatan kompetensi guru IPS di Tomohon dalam pembelajaran menggunakan Metode Kontekstual. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode perencanaan dan pelaksanaan pengembangan pembelajaran berbasis kontekstual, berlangsung di Kota Tomohon, hasil yang didapatkan adalah bahwa; (1) adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pengembangan metode pembelajaran kontekstual walaupun awalnya ditemukan bahwa masih sedikit guru IPS yang mengimplementasikannya; (2) Tersedianya media metode pembelajran kontekstual Kata Kunci: Kontekstual, Tomohon, Pengembangan PENDAHULUAN Analisi Situasi Masih rendahnya mutu lulusan mengharuskan lembaga pendidikan di tuntut untuk meningkatkan mutu lulusan dan layanan lembaga pendidikan karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi yang memungkinkan peluang lembaga pendidikan asing membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan antar lembaga penyelenggara pendidikan dan pasar kerja akan semakin berat. Mengantisipasi perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tiada jalan lain bagi lembaga pendidikan kecuali hanya mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik dan layanan lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu Pendidikan [2]. Banyak guru yang masih belum memahami berbagai model pembelajaran yang merupakan strategi dalam menyampaikan materi berbagai bidang ilmu pengetahuan di dalam mengkonstruk pengetahuan siswa. Guru yang professional dituntut untuk mampu mengembangkan pendekatan model pembelajaran, baik teoritik maupun praktek, yang meliputi aspek-espek, konsep, prinsip, dan teknik. Memilih model pembelajaran yang tepat merupakan persyaratan untuk membantu siswa dalam rangka meningkatkkan mutu pembelajaran.
  • 2. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 64 Guru merupakan aktor penting yang besar pengaruhya terhadap proses dan hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih sebagai fasilitator yang bertugas dalam memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan terbuka Rendahnya kemampuan guru dalam mengemas dan melaksanakan proses belajar mengajar menjadi penyebab rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah. Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan seorang pengajar atau guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran sehingga menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diinginkan pada tujuan pendidikan. Banyak guru yang masih belum memahami berbagai model pembelajaran yang merupakan strategi dalam menyampaikan materi berbagai bidang ilmu pengetahuan di dalam mengkonstruk pengetahuan siswa. Guru yang professional dituntut untuk mampu mengembangkan pendekatan model pembelajaran, baik teoritik maupun praktek, yang meliputi aspek-espek, konsep, prinsip, dan teknik. Memilih model pembelajaran yang tepat merupakan persyaratan untuk membantu siswa dalam rangka meningkatkkan mutu pembelajaran Rendahnya penguasaan model pembelajaran oleh seorang guru akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Seorang guru diharapkan mempunyai kemampuan untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik anak dan karakteristik matapelajaran. Seperti ditulis dalam Hanafia yaitu [3]: Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi. Di dalam Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal: 1) tujuan pembelajaran, 2) sifat materi pelajaran, 3) ketersediaan fasilitas, 4) kondisi peserta didik, 5) alokasi waktu yang tersedia. Rendahnya frekwensi guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif learning. Seharusnya guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok- kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Sanjaya mengemukakan bahwa ada 4 unsur yang penting dalam model kooperatif yaitu: 1) ada peserta dalam kelompok, 2) adanya aturan kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, 4) adanya tujuan yang harus dicapai [4].
  • 3. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 65 Banyak guru matapelajaran IPS masih jarang atau belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Pembelajaran CTL merupakan salah satu model yang saat ini sering digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran. Pembelajaran CTL merupakan model yang menekankan pada hubungan antara materi yang diajarkan dengan keadaan kehidupan nyata siswa [4]. Pembelajaran IPS khususnya di beberapa sekolah di Tomohon selama ini kurang menarik diajarkan pada siswa. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya: (1) materi pelajaran IPS banyak berisi konsep abstrak yang sulit dipahami siswa. (2) Penyampaian materi IPS dengan metode ceramah nampaknya kurang optimal dalam meningkatkan aktivitas, minat dan motivasi belajar siswa. (3) Pembelajaran masih kurang mengaitkan IPS dengan kehidupan sehari-hari siswa. Kondisi tersebut menyebabkan kebosanan, perhatian, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menjadi rendah. Pembelajaran yang berorientasi berpusat pada guru akan membatasi perkembangan kemampuan berpikir siswa. Rendahnya aktivitas, minat dan motivasi belajar siswa disebabkan adanya anggapan bahwa IPS merupakan ilmu yang memiliki sifat abstrak dan terlalu monoton. Untuk itu guru perlu melakukan pembelajaran IPS melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif agar siswa memahami bahwa IPS adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu jenis pembelajaran untuk menumbuhkan kesadaran terhadap matematika sebagai ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) yakni sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka mampu menyerap makna pelajaran tersebut. Pendekatan CTL pada pembelajaran akan membantu siswa dalam membuat hubungan- hubungan antara materi pelajaran dengan kehidupan nyata sehingga siswa akan mendapatkan makna dari apa yang dipelajarinya dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang pada akhirnya menumbuh-kembangkan karakter siswa. Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik [5]. Mengimplementasikan pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran berarti mengimplementasikan ketujuh komponen utama tersebut dalam kegiatan
  • 4. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 66 pembelajaran. Dengan demikian, menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berarti merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi 7 komponen utama pembelajaran kontekstual tersebut. Rencana pembelajaran yang demikian selanjutnya kita sebut rencana pembelajaran berbasis kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual, rencana pembelajaran lebih diartikan sebagai rencana kegiatan guru, yang berupa skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal- hal yang akan dilakukakan guru IPS di Tomohon bersama siswa terkait topik yang akan dipelajari siswa demi mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. PERMASALAHAN MITRA 1. Kurangnya pemahaman, penguasaan, dan terampil dalam merancang metode pembelajaran kontekstual. 2. Kurangnya pemahaman guru IPS di Tomohon dalam membuat instrumen penelitian. 3. Kurangnaya pemahaman guru IPS di Tomohon dalam Penggunaan metode kontekstual dalam pembelajaran. TARGET DAN LUARAN Luaran dan Target Capaian Rencana Luaran 1. Merancang pembelajaran IPS berbasis Metode pembelajaran Kontekstual 2. Penggunaan Metode Kontekstual sebagai media dalam pembelajaran IPS, dan 3. Peningkatan kompetensi guru IPS di Tomohon dalam pembelajaran menggunakan Metode Kontekstual. SOLUSI YANG DITAWARKAN 1. Pertama, dalam merancang pembelajaran dengan metode Kontekstual. 2. Pembimbingan dalam mengumpulkan data sesuai rumusan masalah dalam mengembangkan metode kontekstual. 3. pelatihan dalam menggunakan metode konsteksual. Kegiatan pelatihan ini meliputi penjelasan mengenai penggunaan metode ini. 4. Keempat, pelatihan dalam menganalisis dan menginterpretasi data penelitian. 5. Kelima, pelatihan dalam membuat artikel ilmiah. Luaran yang diharapkan adalah para guru memahami dan bisa membuat artikel ilmiah ilmiah.
  • 5. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 67 METODE PELAKSANAAN Metode Pelaksanaan Dalam rangka pengumpulan data maka dilakukan kontak langsung (face to face) dengan responden agar dapat mengamati prilaku, pendapat, sikap dan pendayagunaannya berdasarkan pandangan subjek peneliti. Dengan demikian penelitian yang bersikap deskriptif lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi focus, memilih seperangkat criteria untuk memeriksa keabsahan data. Sasaran penelitian diarahkan kepada usaha menemukan teori-teori dasar, responden dapat menilai kembali data dan informasi yang diberikan apakah perlu direvisi atau untuk melengkapi data atau informasi baru. Dalam ini bertujuan untuk melihat gambaran persentase guru IPS di kota Tomohon yang menggunakan pendekatan metode pembelajaran kontekstual, dan bagaimana mutu pembelajaran kontekstual dari sekolah- sekolah tersebut mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran. Dalam menggambarkan fenomena digunakan frekwensi penggunaan pembelajaran kontekstual hasilnya dicantumkan dalam tabel-tabel frekwensi. Singarimbun dan Effendi menuliskan: ”Penelitian deskriptif biasanya untuk mengetahui frekwensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu,…. hasilnya dicantumkan dalam table-tabel frekwensi”. Luaran yang diharapkan dapat terwujud dari kegiatan ini adalah: (1) Merancang pembelajaran IPS berbasis Metode pembelajaran Kontekstual (2) Penggunaan Metode Kontekstual sebagai media dalam pembelajaran IPS, dan (3) Peningkatan kompetensi guru IPS di Tomohon dalam pembelajaran menggunakan Metode Kontekstual. Metode yang dilakukan dalam mengatasi permasalah-permasalahan guru tersebut adalah dengan memberikan pelatihan atau training, bimbingan, dan pendampingan kepada para guru. Pelatihan dilakukan dengan melakukan pertemuan secara langsung melalui tatap muka (face to face) dengan para guru. Kegiatan pelatihan, bimbingan, dan pendampingan dilakukan melalui 3 langkah: 1. Pertama, pelatihan, pembimbingan, dan pendampingan dalam merancang pembelajaran dengan metode Kontekstual. Luaran yang diinginkan adalah para guru memahami, menguasai, dan terampil dalam merancang metode ini. 2. Kedua, pelatihan, pembimbingan, dan pendampingan dalam mengumpulkan data sesuai rumusan masalah dalam mengembangkan metode kontekstual. Luaran yang diinginkan dari kegiatan
  • 6. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 68 ini adalah para guru memahami, menguasai, dan terampil dalam membuat instrumen penelitian. 3. Ketiga, pelatihan dalam menggunakan metode konsteksual. Kegiatan pelatihan ini meliputi penjelasan mengenai penggunaan metode ini. 4. Keempat, pelatihan dalam menganalisis dan menginterpretasi data penelitian. Luaran yang diinginkan dari kegiatan ini adalah para guru memahami, dan bisa menganalisis hasil output dalam penggunaan metode kontekstual serta menginterpretasikkanya untuk bisa membuktikan hipotesis apa yang diterima sehingga bisa diambil kesimpulan dari hasil output itu. 5. Kelima, pelatihan dalam membuat artikel ilmiah. Luaran yang diharapkan adalah para guru memahami dan bisa membuat artikel ilmiah ilmiah. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Iptek Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual mempunyai 7 komponen utama yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut. Komponen pertama adalah konstruktivisme (constructivism). Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan tidak diberikan secara instan kepada siswa, melainkan harus dikonstruksi sendiri oleh siswa melalui keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa membangun pengetahuannya setahap demi setahap, melalui langkah-langkah pembelajaran yang dirancang dengan baik oleh guru. Komponen kedua adalah penemuan (inquiry). Penemuan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil proses mengingat atau menghafal, melainkan diperoleh siswa melalui proses penemuan terbimbing. Pembelajaran dirancang sedemikian sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep atau pengetahuannya dengan bimbingan guru. Komponen ketiga adalah masyarakat belajar (learning community). Berdasarkan konsep ini, siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dengan baik melalui interaksi sosial. Melalui interaksi sosial, seperti diskusi kelompok, pengetahuan
  • 7. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 69 siswa akan dimantapkan melalui proses diskusi. Komponen keempat adalah bertanya (questioning). Bertanya merupakan salah satu proses bagi siswa untuk mengkonstruksi konsep atau pengetahuan. Bagi siswa, bertanya merupakan bagian penting dalam pembelajaran berbasis inquiry, yakni menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Guru hendaknya merancang suatu pertanyaan berkualitas yang dapat merangsang kreativitas siswa dalam upaya membangun pengetahuannya. Sebaliknya, siswa harus diberikan kesempatan secara bebas untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang akan memungkinkan mereka lebih dapat memahami konsep dengan baik. Komponen kelima adalah pemodelan (modeling). Menurut konsep ini, pembelajaran matematika memerlukan model yang dapat ditiru. Sebagai misal, guru berperan sebagai model yang memberikan contoh cara mengoperasikan sesuatu, menyelesaikan masalah dengan metode tertentu, dan sebagainya. Dalam pembelajaran, siswa juga dapat berperan sebagai model yang memberikan contoh kepada teman sekelasnya, yakni ketika siswa berusaha memaparkan ide atau hasil diskusinya kepada teman sekelas. Komponen keenam adalah refleksi (reflection). Refleksi adalah cara berpikir mengenai apa yang baru dipelajari. Refleksi merupakan respon siswa terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai siswa. Guru mengimplementasikan komponen ini dengan cara mereview (merangkum) bersama siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari, juga mengenai apa yang telah dipahami maupun yang belum dipahami siswa. Komponen terakhir, ketujuh, adalah penilaian yang sebenarnya (authentic assesment), yakni proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini diambil selama kegiatan pembelajaran berlangsung, tidak hanya ketika pembelajaran selesai. Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual Dalam pembelajaran kontekstual, rencana pembelajaran (RP) diartikan sebagai rencana kegiatan guru yang berisi skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal- hal yang akan dilakukakan guru bersama siswa terkait topik atau pokok bahasan yang akan dipelajari demi mencapai kompetensi standar yang telah ditentukan. Dalam ini, rencana pembelajaran tidak diartikan sebagai laporan yang harus disusun dan dilaporkan kepada kepala sekolah atau pihak lain, melainkan sebagai rencana “individual” guru
  • 8. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 70 yang memuat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. Rencana pembelajaran dapat difungsikan sebagai pengingat bagi guru mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan, mengenai media apa yang akan digunakan, strategi pembelajaran yang dipilih, sistem penilaian yang akan ditentukan, dan hal-hal teknis lainnya Mengingat rencana pembelajaran lebih bersifat sebagai rencana “individual” guru, tentu tidak ada format. Memang, secara umum tidak terdapat perbedaan mendasar mengenai format rencana pembelajaran berbasis kontekstual dengan format rencana pembelajaran yang selama ini dikenal. Hal yang membedakan keduanya adalah mengenai substansi atau penekanannya. Pada pembelajaran yang secara umum dikenal, rencana pembelajaran menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai, sedangkan pada pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Sebagaimana dikemukakan di muka bahwa pendekatan kontekstual mempunyai 7 komponen utama, maka menyusun rencana pembelajaran berbasis kontekstual berarti merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi 7 komponen utama pendekatan kontekstual tersebut.. Ketujuh komponen pendekatan kontekstual harus tersirat pada rencana pembelajaran yang disusun. Selain itu, dalam rencana pembelajaran juga dirancang bagaimana mengintegrasikan keterampilan kecakapan hidup (life skill) dalam rangkaian pembelajaran. Berikut ini akan disajikan contoh format rencana pembelajaran berbasis kontekstual beserta penjelasan seperlunya mengenai bagian-bagiannya. Tentu saja, ini merupakan salah satu alternatif format rencana pembelajaran yang dapat diacu guru, yang tetap terbuka untuk diubah, dilengkapi, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Secara umum rencana pembelajaran terdiri atas bagian- bagian berikut. 1. Identitas Identitas biasanya memuat nama mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/semester, dan alokasi waktu. 2. Standar kompetensi dan kopetensi standar Bagian ini memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Indikator 4. Bagian ini memuat indikator- indikator, yakni karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon siswa berkaitan dengan kompetensi dasar. 4. Materi pokok Bagian ini berisi materi pokok yang dipilihsebagai sarana bagi siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang telah
  • 9. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 71 ditetapkan. Pada bagian ini dapat pula disertai uraian singkat materi pokok. 5. Media pembelajaran. Bagian ini menjelaskan mengenai media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan menunjang pencapaian standar kompetensi atau kompetensi dasar yang ditentukan. 6. Pendekatan atau metode pembelajaran Bagian ini memuat jenis pendekatan atau metode yang dipilih atau digunakan 7. Kegiatan pembelajaran Pada bagian ini diuraikan mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yang mengakomodasi 7 komponen pendekatan kontekstual dan pengintegrasian life skill dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum, kegiatan pembelajaran terdiri atas 3 tahap, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan pokok, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengkondisikan siswa agar siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti memberikan contoh manfaat topik yang akan dipelajari, mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata, menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi standar yang harus dicapai siswa melalui kegiatan pembelajaran, dan langkahlangkah kegiatan pembelajaran yang akan diikuti siswa. Pada bagian ini pula dilakukan pembahasan pekerjaan rumah dan apersepsi, yakni mengaitkan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa dengan materi pelajaran Pada kegiatan pokok diuraikan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang merupakan tahapan bagi siswa untuk mengkonstruksi konsep atau pengetahuan. Pada bagian ini tercermin implementasi ketujuh komponen utama pendekatan kontekstual dan pengintegrasian life skill. Sedangkan pada bagian penutup diuraikan mengenai bimbingan guru kepada siswa untuk mereview (merangkum) materi atau topik yang telah dipelajari, pemberian tugas, dan penginformasian mengenai topik atau materi pelajaran pada pertemuan berikutnya. 8. Penilaian Pada bagian ini diuraikan mengenai jenis dan bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur
  • 10. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 72 ketercapaian indikator yang telah ditentukan. HASIL KEGIATAN Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut. (1) Pemberitahuan pada sekolah mitra yang akan dijadikan lokasi pengabdian dan Dinas Pendidikan terkait. Pelaksanaan tahap ini didahului dengan mengirim surat pemberitahuan kepada pihak sekolah dan dinas pendidikan terkait. Setelah itu dilakukan koordinasi untuk membahas teknis pelaksanaan kegiatan. (2) Sosialisasi program pengabdian Sosialisasi dengan melakukan koordinasi dan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada sekolah-sekolah SMP/MTs yang terdapat di Kota Tomohon. (3) Penyusunan program pelatihan Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang ada, hasil analisis kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya disusun program pelatihan. Pelaksanaan Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam implementasi program adalah sebagai berikut: 1. Pertama, pelatihan, pembimbingan, dan pendampingan dalam merancang pembelajaran dengan metode Kontekstual. Luaran yang diinginkan adalah para guru memahami, menguasai, dan terampil dalam merancang metode ini. 2. Kedua, pelatihan, pembimbingan, dan pendampingan dalam mengumpulkan data sesuai rumusan masalah dalam mengembangkan metode kontekstual. Luaran yang diinginkan dari kegiatan ini adalah para guru memahami, menguasai, dan terampil dalam membuat instrumen penelitian. 3. Ketiga, pelatihan dalam menggunakan metode konsteksual. Kegiatan pelatihan ini meliputi penjelasan mengenai penggunaan metode ini. 4. Keempat, pelatihan dalam menganalisis dan menginterpretasi data penelitian. Luaran yang diinginkan dari kegiatan ini adalah para guru memahami, dan bisa menganalisis hasil output dalam penggunaan metode kontekstual serta menginterpretasikkanya untuk bisa membuktikan hipotesis apa yang diterima sehingga bisa diambil kesimpulan dari hasil output itu.
  • 11. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 73 5. Kelima, pelatihan dalam membuat artikel ilmiah. Luaran yang diharapkan adalah para guru memahami dan bisa membuat artikel ilmiah ilmiah. Dari hasil Pendampingan dari kegiatan diatas ternyata masih sedikit guru yang melaksanakannya. Rata-rata guru melakukan kegiatan ceramah, siswa membaca atau merangkum materi dari buku paket. Kebanyakan proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak sesuai dengan skenario yang ada di RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). Setelah pelatihan dan pembimbingan metode Kontekstual yang dibuat guru ternyata hampir semua guru di Kota Tomohon hasil dari copy paste dari guru IPS lain, dan tidak pernah dimodifikasi atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kemampuan siswa dari sekolah tersebut. Akibat dari kondisi ini maka proses pembelajaran di sekolah tersebut menjadi monoton, dimana guru aktif mentransfer ilmu sedangkan siswa pasif hanya menerima informasi dari guru mata pelajaran IPS. Guru lebih banyak menggunakan komunikasi verbal dan sangat kurang memanfaatkan alat atau media pembelajaran IPS. Kemampuan siswa menyerap suatu bidang ilmu banyak bergantung pada kemampuannya untuk memahami ucapan guru. Sebaliknya guru tidak sanggup menyatakan buah pikiran dengan jelas sehingga ia mengalami kesulitan untuk dipahami oleh peserta didik, juga tidak dapat mencapai penguasaan penuh atas bahan pembelajaran yang disampaikan KESIMPULAN 1. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pengembangan metode pembelajaran kontekstual walaupun awalnya ditemukan bahwa masih sedikit guru IPS yang mengimplementasikannya 2. Tersedianya media metode pembelajaran kontekstual. DAFTAR PUSTAKA [1] Irawati, S. (2005). Manajemen Keuangan. Bandung: Penerbit Pustaka. [2] E. Mulyasa dan Purwadhi, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, (Bandung: Universitas Islam Nusantara, 2008), hal .162 [3] Hanafiah, Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model Pembelajaran, (Bandung: Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, 2010), hal. 41 [4] W. Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan) (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 196Depdiknas. (2007). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA
  • 12. Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020 ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066 74 Terpadu. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas