Sekolah sebagai lingkungan belajar formal memiliki tanggung jawab dalam pembentuk civic disposition siswa ditengah kemajuan iptek yang begitu pesat. Penenlitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sumber data adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa dan orang tua. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengoptimalisasian manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam bembentukan civic dispositon di sekolah terlaksana melalui kegiatan di dalam kelas dan luar kelas yaitu dalam pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai Pancasila dan pembiasaan penanaman nilai-nilai karakter nasionalisme dan religius pada kegiatan ibadah pagi, upacara bendera, serta ekstrakurikuler. Selanjutnya faktor pendukung dalam pengoptimalisasian tersebut adalah sistem sekolah, fasilitias sekolah, koordinasi serta kerjasama yang baik antar guru mata pelajaran dan pembimbing, serta adanya RPP. Namun dalam pelaksanaanya ditemukan faktor penghambat yaitu rendahnya motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam kegiatan di luar kelas, dan kurangnya pengalaman atau contoh nyata dalam lingkungan keseharian yang dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran dalam proses pemahaman siswa terhadap materi. Optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon belum berjalan secara maksimal.
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Goes Jiant
Â
Seiring dengan perkembangan zaman di abad 21 ini, pembelajaran mengalami pergeseran paradigma, dari siswa “diajar” menjadi siswa “belajar” dengan pendekatan konstruktivistik yang menitikberatkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan adalah menciptakan empat pilar pendidikan, yakni: peserta didik belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to be) dan belajar untuk hidup bersama-sama (learning to life together) (Yamin, 2011:13). Bertitik tolak dari empat pilar pendidikan tersebut, konsekuensi logis yang ditawarkan oleh para pakar pendidikan adalah dengan menciptakan model pembelajaran berbasis siswa aktif, yakni pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Pembelajaran berbasis PAIKEM merupakan salah satu desain pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruktivistik. Belajar merupakan proses penuangan ide-ide ke dalam pengalaman baru. Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang tidak terbatas dan tidak tidak dengan tiba-tiba. Menurut pandangan konstruktivistik, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mengingat pengetahuan. Sedangkan peran guru selama proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang memfasilitasi pembelajaran siswa.
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Goes Jiant
Â
Seiring dengan perkembangan zaman di abad 21 ini, pembelajaran mengalami pergeseran paradigma, dari siswa “diajar” menjadi siswa “belajar” dengan pendekatan konstruktivistik yang menitikberatkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan adalah menciptakan empat pilar pendidikan, yakni: peserta didik belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to be) dan belajar untuk hidup bersama-sama (learning to life together) (Yamin, 2011:13). Bertitik tolak dari empat pilar pendidikan tersebut, konsekuensi logis yang ditawarkan oleh para pakar pendidikan adalah dengan menciptakan model pembelajaran berbasis siswa aktif, yakni pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Pembelajaran berbasis PAIKEM merupakan salah satu desain pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruktivistik. Belajar merupakan proses penuangan ide-ide ke dalam pengalaman baru. Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang tidak terbatas dan tidak tidak dengan tiba-tiba. Menurut pandangan konstruktivistik, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mengingat pengetahuan. Sedangkan peran guru selama proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang memfasilitasi pembelajaran siswa.
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahPaulus Robert Tuerah
Â
The aim of this research was to obtain information about basic literacy activities and reading interest of low grade elementary school students. This research is a research using literature study method or literature review. Teaching reading or the school literacy movement is not only expected to be able to improve reading skills, but also to increase students' interest in reading. Increasing interest and fondness for reading will have a positive effect on students' attitudes when reading. Students who have an interest in reading will also try to improve their reading skills and vice versa.
Human resources need to be managed properly so that they can play a role in accordance with their functions. That is why there is a need for human resource management. Human resource management is a process related to the implementation of human resource management or management functions which are directly handed over to the school education unit to be developed in accordance with the potential possessed by the school. The scope of human resource management includes: employee planning; employee procurement; employee coaching and development; promotion and mutation; dismissal of employees; compensation, and employee assessment. All of that needs to be done properly and correctly so that what is expected can be achieved
More Related Content
Similar to Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahPaulus Robert Tuerah
Â
The aim of this research was to obtain information about basic literacy activities and reading interest of low grade elementary school students. This research is a research using literature study method or literature review. Teaching reading or the school literacy movement is not only expected to be able to improve reading skills, but also to increase students' interest in reading. Increasing interest and fondness for reading will have a positive effect on students' attitudes when reading. Students who have an interest in reading will also try to improve their reading skills and vice versa.
Human resources need to be managed properly so that they can play a role in accordance with their functions. That is why there is a need for human resource management. Human resource management is a process related to the implementation of human resource management or management functions which are directly handed over to the school education unit to be developed in accordance with the potential possessed by the school. The scope of human resource management includes: employee planning; employee procurement; employee coaching and development; promotion and mutation; dismissal of employees; compensation, and employee assessment. All of that needs to be done properly and correctly so that what is expected can be achieved
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Paulus Robert Tuerah
Â
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil analisis dan intepretasi tentang: 1) Pengaruh supervisi akdemik terhadap prestasi kerja guru. 2) pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja guru dan 3) adakah pengaruh supervisi akademik dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja guru SMA Negeri di kabupaten Minahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metose kuantitatif dengan menggunakan tehnik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner secara tertutup yang terdiri dari 5 alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Angket tersebut disebarkan ke 5 SMA Negeri yang ada di Kabupaten Minahasa dengan jumlah guru secara keseluruhan (populasi) berjumlah 166 guru dan yang dijadikan sebagai sampel (responden) berjumlah 62 orang. Berdasarkan data yang terkumpul ditemukan beberapa temuan: 1). Pelaksanaan supervisi akademik yang belum berjalan secara optimal. Kepala sekolah dalam fungsinya sebagai supervasior dalam perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi belum maksimal. 2). Sebagian guru belum membuat perangkat pembelajaran karena keterbatasan sarana, perbedaan bidang keahlian yang dimiliki dengan yang diajarkan serta kurangnya pengawasan dari pimpinan dan Dinas Pendidikan. 3). Penegakan disiplin kerja yang kurang dari kepala sekolah pada beberapa SMA Negeri di Kabupaten Minahasa, sehingga dalam pemberian hukuman maupun penghargaan belum maksimal. hal ini juga disebabkan karena kepala sekolah yang memimpin hanya merupakan pelaksana jabatan sementara (PJS) sehingga tidak mendapat dukungan dari guru-guru. Mengacu pada temuan-temuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa: 1). terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik terhadap prestasi kerja guru SMA Negeri di kabupaten Minahasa. 2). Ada pengaruh yang signifikan dari disiplin kerja terhadap prestasi kerja guru. 3). Terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik dan disiplin kerja secara bersama-sama mempengaruhi prestasi kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Minahasa. Dari kesimpulan di atas, saran diberikan kepada: 1). Guru-guru SMA Negeri di kabupaten Minahasa agar prestasi kerja dapat meningkat, perlu dilaksanakan supervisi akademik secara terencana dan berkelanjutan dan bersikap disiplin2). Kepala sekolah perlu menyusun program kerja yang dapat dicapai dan ditindaklanjuti, ciptakan disiplin kerja yang menyenangkan 3). Bagi Dinas Pendidikan kabupaten Minahasa diharapkan dapat menempatkan guru sesuai dengan kebutuhan juga meningkatkan fungsi pengawasan dan monitoring.
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...Paulus Robert Tuerah
Â
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1) Kepemimpinan kepala sekolah pada SMA Negeri 1 Kakas, (2) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah pada SMA Negeri 1 Kakas. (3) Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala kepemimpinan kepala sekolah pada SMA Negeri 1 Kakas. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember 2022 sampai dengan Februari 2023, dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, studi dokumentasi, observasi pada SMA Negeri 1 Kakas. Berdasarkan paparan data, temuan penelitian dan pembahasan penelitian, disimpulkan bahwa: 1) Kepala SMA Negeri 1 Kakas menerapkan. Kepemimpinan persuasif yang tercermin pada beberapa faktor: Kepala Sekolah berusaha membangun kepercayaan bawahan terhadap dirinya dan membangun komunikasi yang baik kepada orang tua murid, menawarkan ide-idenya disertai alasan-alasan yang logis, sehingga idenya diterima sebagai keputusan bersama, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan idenya. 2) Kendala yang dihadapi Kepala Sekolah, respon yang kurang baik dari bawahan dan adanya orang tua murid memaksakan kehendak. 3) Kepala SMA Negeri 1 Kakas berupaya menanggulangi kendala yang dihadapinya, diantaranya memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar aturan, memberikan bantuan terhadap bawahannya, bekerjasama dengan orangtua murid untuk melengkapi sarana prasarana sekolah. Berdasarkan kesimpulan peneliti mengemukakan saran. Kepala SMA Negeri 1 Kakas dalam pelaksanaan kepemimpinannya perlu meningkatkan hubungan yang baik dengan bawahan dan orang tua murid.
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan PendidikanPaulus Robert Tuerah
Â
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara konsekuensi infrastruktur terbatas dalam mengejar tujuan pendidikan. Sebagai pendekatan penelitian, tinjauan pustaka digunakan. Metode studi literatur memerlukan urutan langkah-langkah yang meliputi pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, dan menyusun bahan penelitian. Menurut temuan penelitian ini, konsekuensi keterbatasan infrastruktur dalam memenuhi tujuan pendidikan terkait dengan ukuran dan kepadatan kelas, lingkungan belajar dan teknologi pendidikan, serta implikasi kesetaraan. Berbagai penelitian dari seluruh dunia menunjukkan manfaat kursus yang lebih kecil, termasuk peningkatan hasil pembelajaran. Beberapa faktor, termasuk teknologi dan program pendidikan khusus, serta arsitektur bangunan dan kendala, memengaruhi ukuran ruang kelas. Jumlah kursi di ruang kelas yang tersedia secara fungsional. Ukuran ruang kelas dan sekolah merupakan aspek sisi penawaran yang penting dari pertumbuhan fasilitas dari sudut pandang numerik yang ketat
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...Paulus Robert Tuerah
Â
Tujuan penulisan atikel ini adalah untuk mengetahui apa saja fakto-faktor yang menghambat keaktifan belajar siswa kelas IV SD Inpres Timbukar Tahun Ajaran 2022/2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penghambat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, yaitu faktor pertama adalah faktor internal atau faktor yang muncul dari dalam diri siswa tersebut seperti siswa yang tidak fokus belajar setelah lelah bermain pada saat jam istirahat. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal atau faktor yang muncul dari luar atau dari lingkungan siswa tersebut berada seperti gangguan dari teman sebaya yang mengajak bercerita ketika guru sedang menjelaskan
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...Paulus Robert Tuerah
Â
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana budaya menjalani rutinitas struktural dalam ranah pendidikan dari sudut pandang sosiologis dan manajemen pendidikan. Mengumpulkan data kepustakaan, membaca dan mencatat, serta mensintesis bahan penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam teknik studi pustaka. Sekolah, secara metaforis, adalah makhluk hidup, menurut kesimpulan penelitian ini. Sebagai hasil dari berbagai perkembangan sosial, budaya, dan ekonomi, fungsi sekolah terus-menerus didefinisikan ulang. Akibatnya, sekolah berbeda sebagai entitas nirlaba karena mereka membuka jalan baru. Akibatnya, sekolah berbeda dengan organisasi nirlaba karena menghadirkan tantangan baru di bidang sumber daya manusia. Namun, harus diakui bahwa setiap sekolah juga merupakan sebuah perusahaan
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...Paulus Robert Tuerah
Â
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring masa pandemic covid-19 terhadap hasil belajar Teknologi Dasar Otomotif siswa kelas X TKR SMK Kristen 1 Tomohon. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semu jenis Non Equivalent Control Group Desain. Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian terdiri dari dua kelompok, satu kelompok sebagai kelas eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelas kontrol. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Teknologi Dasar Otomotif di SMK Kristen 1 Tomohon. Pengaruh Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 melalui uji statistik dengan menggunakan uji-t ternyata bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel atau thitung = 4,879 > ttabel = 1,717 pada α = 0,05 dk = n – 2. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis normal (H0) artinya terdapat pengaruh Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 terhadap hasil belajar siswa pada mata Teknologi Dasar Otomotif SMK Kristen 1 Tomohon.
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...Paulus Robert Tuerah
Â
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana kontribusi pedagogis kondisi ekosistem kampus bagi lingkungan internal kaitannya dengan motivasi belajar peserta didik. Mengumpulkan data kepustakaan, membaca dan mencatat, serta mensintesis bahan penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam teknik studi pustaka. Peneliti menyimpulkan bahwa kondisi kampus mempengaruhi motivasi belajar. Perguruan tinggi dapat secara konsisten memperbaiki lingkungan kampus, meningkatkan kenyamanan mahasiswa dalam beraktivitas. Kenyamanan dan keamanan mahasiswa selama proses belajar mengajar, serta kegiatan kampus lainnya, tentunya akan meningkatkan motivasi dan prestasi akademik mahasiswa
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...Paulus Robert Tuerah
Â
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan orang lain yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, agar tujuan pendidikan atau sekolah tercapai secara efektif dan efisien. Agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, kepala sekolah memerlukan kepemimpinan yang efektif. Ada tujuh kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang efektif: (1) visi yang jelas, (2) harapan yang tinggi untuk berprestasi; (3) memprogram dan memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif, (4) mendorong penggunaan waktu yang efektif, (5) menggunakan berbagai sumber belajar, (6) memantau kemajuan siswa baik secara individu maupun kelompok, (7) membuat penilaian dan berkesinambungan. Peningkatan.
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Paulus Robert Tuerah
Â
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen penting dalam setiap organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal dan teknologi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa manusia merupakan pengendali dari elemenelemen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia di SD Negeri 2 Kema dan bagaimana hal tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik non-statistik dengan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis interaktif melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia di SD Negeri 2 Kema secara positif mempengaruhi pencapaian program dan visi misi sekolah. Faktor-faktor dalam pengelolaan sumber daya manusia berkontribusi pada dampak positif tersebut. Meskipun terdapat beberapa faktor penghambat, namun semuanya dapat diatasi.
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...Paulus Robert Tuerah
Â
Kepemimpinan mahasiswa yang dijawantakan dalam organisasi kemahasiswaan patut menjadi perhatian bagi bagi pihak Universitas maupun di Fakultas. Secara khusus saat ini, penulis melakukan penelitian untuk organisasi kemahasiswaaan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial. Kepemimpinan mahasiswa di Fakultas Ilmu sudah berlangsung sejak lama yang sudah diwariskan secara turun temurun oleh para pendahulunya. Oleh sebab itu keberadaan nampak dalam pelbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa. Implementasi kepemimpinan di Fakultas Ilmu Sosial melipouti (1) kesiapan diri dari mahasiswa, (2) memahami persoalan mahasiswa, (2) menjadi mitra dengan pimpinan baik program studi/ Jurusan ataupun Fakultas. Dan dalam konteks kepemimpin diperlukan (1) sifat profesional, (2) tidak diperlukan sistim komando,(3) berani menerima konsekuensi, (3) mau bekerja sama, (4) melibatkan mahasiswa (5) bersikap inovatif, revolusioner dan kreatif, (6) distribusi program, (7) dan (8) bertanggung jawab. Sedangkan factor-faktor penunjangnya adalah (1) Adanya KBM mahasiswa baik yang dikeluarkan padan 2009 maupun 2020, (2) Pelibatan mahasiswa dari pihak fakultas, (3) Kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan kemahasiswan, (4) Adanya bantuan dana dari fakultas, (5) adanya pelatihan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Bidang Kemahaiswaan Universitas Negeri Manado. Tantangan yang nampak dala kepemimpinan kemahsiswaan yaitu: (1) Adanya keterbatasan pelaksanaan kegiatan karena adanya covid 19, (2) regenerasi kepemimpinan khususnya untuk Organisasi KPRM, DPM dan BEM, (3) Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi. (4) Perlu disediakan sekertariat untuk organisasi kemahiswaan di Fakultas Ilmu Sosial.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...Paulus Robert Tuerah
Â
The Covid-19 disease outbreak that has hit more than 200 countries around the world has presented challenges for educational institutions, especially higher education. The government has issued policies to prevent the spread of the virus, such as isolation, social and physical distancing, and largescale social restrictions (PSBB). Therefore, people are required to stay at home and do their work, worship, and study from home. In this situation, educational institutions need to innovate in the learning process and develop learning models. One of the innovations adopted is online learning. This research aims to evaluate the condition of online learning. Based on the results of the research and discussion, the following conclusions can be drawn: (a) Faculty of Social Sciences in Universitas Negeri Manado must adapt to online learning, (b) Common challenges in online learning include limited internet quota and network instability. Online learning tends to be teacher-centered rather than student-centered, (c) The solution for online learning is to implement blended learning that combines face-to-face and online learning.
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...Paulus Robert Tuerah
Â
This study's objectives were to create an environment-based learning framework and evaluate how well each element contributed to bettering student learning results. To develop environment-based learning, this study employs a developmental descriptive research approach. The findings demonstrate that using environment-based learning strategies when studying global challenges improves student learning outcomes and competencies. Students' enthusiasm to learn and their capacity to comprehend issues that are relevant to daily life should benefit from environment-based learning.
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal LifestylePaulus Robert Tuerah
Â
In the current era, lifestyle is closely related to the times and technology. Ordinary lifestyle is also said to reflect the whole person who interacts with the environment. The halal lifestyle is currently becoming a global trend, a part of the halal lifestyle is
choosing food, go-food services are one of the tools used by most people to buy food, including students. User of go-food services in halal lifestyle of Muslim students in Manado State University. This study aims to determine the use of go-food applications to help students 'halal lifestyle and to determine the inhibiting factors for the use of go-food applications in students' halal lifestyle. This
research is a descriptive qualitative research. The research subjects were Muslim students at Manado State University. Data collection methods used were observation, interviews and documentation. The results showed that students with monthly order transactions 2 to 5 times were 16%, students with monthly orders 6 to 10 times were 25%, students with monthly orders 11 to 15 times were 35%, and
monthly order transactions more than 15 times were found. 24% of the total respondents. The use of go-food services helps students' halal lifestyle because go-food services provide many attractive promos, convenience in terms of payment systems, and convenience in ordering without needing to leave the house and being able to reach food places that are far from where students live. and what is
an inhibiting factor in the use of go-food services in the halal lifestyle of students, namely the costs incurred are greater whenusing go-food services than buying directly to the place where the food is sold and some food stores do not include halal labels and many food stores lawyers who have not collaborated with go-food
services.
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...Paulus Robert Tuerah
Â
The Covid 19 Pandemic period had an impact on the implementation of online learning at the Faculty of Social Sciences, Manado State University. Interpersonal communication is needed in the context of building an educational civilization in shaping the whole student personality. The challenge today is the loss of
interpersonal communication caused by online learning. The purpose of this study is to see the problems about Interpersonal communication in online learning at the Faculty of Social Sciences, Manado State University. The data collection technique was carried out through observing student activities in online learning, direct
interviews and documentation. Researchers also performed data reduction, data display and data analysis. The findings and discussions in this study are (1) messages that are not conveyed optimally (2) There are many disturbances that arise in the online learning process such as network availability, noisy atmosphere
during online learning (3) Student responses are not optimal, such as seriousness and activeness in participating in online learning. The three findings are discussed in order to find the best solution. The conclusions and suggestions in this study are as follows: (1) Interpersonal communication between lecturers and students is an
important element to be maximized (2) Disturbances that arise during the online learning process need to be anticipated with the seriousness of the student. (3) Student responses need to be activated by finding the right solution.
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...Paulus Robert Tuerah
Â
This study aims to describe the leadership of the Principal at SMA Negeri 1 Airmadidi. The method used is a qualitative research with informants, namely the principal, vice principal, teachers and staff who are directly involved every day with the activities of the education staff in the learning process at SMA Negeri 1 Airmadidi. Data collection techniques using the methods of observation, interviews and documentation. Test the validity of the data using the trigulation technique. The results of the studyfound that first, the principal's leadership in motivating the principal's teacher's work spirit such asgiving praise for each teacher's work success, making gratitude by eating together, providing constructive suggestions, providing a pleasant work atmosphere, setting the work environment. Although teachers have an important position in the world of education, their existence must still be supported by a leader who is able to foster, direct, supervise, improve, and assess all teacher activities related to their competence as educators and the learning process in the classroom. . There is a strong motivation from the principal and gives awards to teachers who have performed well. The management of workspaces, studies, libraries, and laboratories is arranged in such a way so that school residents feel comfortable. This arrangement involves the deputy head, teachers in the field of study, as well as supervisors of school facilities, such as libraries. As well as providing clear interaction or information to teachers, parents and students. Third, individuals do not have a high sense of cooperation, lack of
time, equipment and facilities that are not appropriate, instructions are not clear, the level ofperformance faced is not fair, the existing formal authority is not sufficient, work methods and procedures are weakly regulated, the division of tasks is not clear and there are overlapping tasks. Fourth, providing motivation, work spirit, coaching, discipline, providing consultation, awarding, conducting class visits, showing exemplary attitudes and behavior, building active, creative work,
developing the teaching profession.
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)Paulus Robert Tuerah
Â
This study aims to obtain a clear and detailed description of: (1) How the principal as an educational leader serves at YPK Ransiki Junior High School, (2) How the school principal as an educational leader becomes a good mediator at YPK Ransiki Junior High School, (3) How the principal as an Education leader becomes a true
politician at YPK Ransiki Junior High School, (4) How the principal as an Education leader becomes an excellent diplomat at YPK Ransiki Junior High School, (5) How the principal as an Education leader becomes a good motivator at YPK Ransiki Junior High School. The method used in this research is qualitative. Data
collection techniques were carried out through the stages of principal interviews, interviews with vice principals in the curriculum field, interviews with vice principals in student affairs. Interviews with vice principals in the field of facilities and infrastructure, interviews with senior teachers, interviews with school committees. In collecting data the researchers themselves were equipped with interview guidelines. Based on the results of the study, it was concluded that: (1) The principal as an educational leader who served at YPK Ransiki Junior High School. The principal always approaches each teacher and administrative staff and provides services for teachers through self-development activities for each teacher through webinars, workshops and BIMTEK, providing facilities and infrastructure. (2) The principal as an education leader becomes a good mediator at YPK Ransiki
Junior High School, the principal always acts neutrally in dealing with existing situations and problems. (3) The school principal as an education leader becomes a true politician at YPK Ransiki Junior High School, the principal is able to cooperate with anyone in the school environment and can provide good advice and input for
school residents and outside the school. (4) the principal as an education leader becomes an excellent diplomat at YPK Ransiki SMP the principal becomes a good role model and representative for the school (5) the principal as an education leader becomes a good motivator at YPK Ransiki SMP The principal invites school members to always follow the times, invites teachers to want to develop themselves through trainings, workshops, webinars and BIMTEK.
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School ManadoPaulus Robert Tuerah
Â
This study aims to find out how the general description of the implementation of character education at Brother Don Bosco High School Manado, the steps taken by school principals and teachers in the implementation of character education and the obstacles faced in the implementation of character education at the Brother Don
Bosco High School Manado as well as solutions to these obstacles. barriers to the implementation of character education. This research is a field research (Field Research), with a qualitative descriptive approach, where researchers go directly to the field to collect data directly. The data collection techniques are through interviews, documentation, and the research subjects involved are the principal, the head of the curriculum, the vice head of student affairs, the teacher in the field of study, the homeroom teacher for counseling guidance, and several students at Brother Don Bosco High School Manado. The required data has been collected, then the data is analyzed with reduction steps then interpreted qualitatively and conclusions are drawn using deductive and inductive methods. Based on the results of the researcher's interview with the school, that (1) the implementation of character education at Brother Don Bosco High School Manado has been going well enough, then to achieve complete character education, the school is obliged to establish good cooperation with parents. (2) The inhibiting factor in the implementation of character implementation at Frater Don Bosco High School externally and internally is an unavoidable condition faced by the school and parents as well as all existing stakeholders. it requires intense cooperation from all parties, and serious and ongoing supervision is needed from all parties. (3)
Frater Don Bosco High School Manado in overcoming obstacles or obstacles in the implementation of character education, namely by building directed communication between the school and parents in building a common
understanding in fostering and inculcating the character values of students.
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Paulus Robert Tuerah
Â
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru-guru SMP Kristen Ebenhaezer Manado menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswa. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah, dan dilaksanakan di SMP Kristen Ebenhaezer Manado. Peningkatan kemampuan guru tersebut berdampak positif terhadap hasil belajar siswa: 1. Kemampuan guru membuat/ menyiapkan media pembelajaran sesuai SK/KD, indikator, t pembelajaan, materi pembelajaran dan karekteristik siswa dari 20 % pada siklus pertama meningkat 85 %pada siklus kedua.2. Kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran meningkat dari 30 % pada siklus pertama meningkat menjadi 90 % pada siklus kedua. 3. Kemampuan guru dalam menyampaikan pesan yang menarik melalui media pembelajaran pada siklus pertama 20 % meningkat menjadi 85 % pada siklus kedua. 4. Kemampuan guru dalam melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media pembelajaran siklus pertama 10 % meningkat menjadi 85 % pada siklus kedua.5. Hasil belajar siswameningkat dari rata-rata 20 % pada siklus pertama menjadi 86,25 % pada siklus kedua
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition
1. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan
Volume 5 Nomor 2 April 2023 Halaman 1155 - 1162
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam
Pembentukan Civic Disposition
Randy Michael Karepouwan1
, Sjamsi Pasandaran2
, Theodorus Pangalila3
, Paulus Robert Tuerah4
Universitas Negeri Manado, Indonesia1,2,3,4
e-mail : randykarepouwan@gmail.com1
, spasandaran@unima.ac.id2
, theopangalila@unima.ac.id3
,
paulustuerah@unima.ac.id4
Abstrak
Sekolah sebagai lingkungan belajar formal memiliki tanggung jawab dalam pembentuk civic disposition siswa ditengah kemajuan
iptek yang begitu pesat. Penenlitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar
dalam pembentukan civic disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sumber data adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, siswa dan orang tua. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengoptimalisasian manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar
dalam bembentukan civic dispositon di sekolah terlaksana melalui kegiatan di dalam kelas dan luar kelas yaitu dalam pembelajaran
yang menanamkan nilai-nilai Pancasila dan pembiasaan penanaman nilai-nilai karakter nasionalisme dan religius pada kegiatan ibadah
pagi, upacara bendera, serta ekstrakurikuler. Selanjutnya faktor pendukung dalam pengoptimalisasian tersebut adalah sistem sekolah,
fasilitias sekolah, koordinasi serta kerjasama yang baik antar guru mata pelajaran dan pembimbing, serta adanya RPP. Namun dalam
pelaksanaanya ditemukan faktor penghambat yaitu rendahnya motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam kegiatan di luar kelas, dan
kurangnya pengalaman atau contoh nyata dalam lingkungan keseharian yang dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran dalam
proses pemahaman siswa terhadap materi. Optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic
disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon belum berjalan secara maksimal.
Kata Kunci: optimalisasi, manajemen sekolah, lingkungan belajar, civic disposition.
Abstract
Schools, as formal learning environments, have a responsibility to shape students' civic disposition amidst the rapid advancements in
science and technology. This research aims to describe the optimization of school management as a learning environment in the
formation of civic disposition at Catholic Senior High School Karitas Tomohon. The research method used a qualitative approach with
data collection techniques such as observation, documentation, and interviews. The data sources were the school principal, vice-
principal, students, and parents. The research findings indicate that the optimization of school management as a learning environment
in the formation of civic disposition is implemented through activities both inside and outside the classroom. These activities include
instilling Pancasila values, fostering nationalistic and religious character values during morning worship, flag ceremonies, and
extracurricular activities. Furthermore, supporting factors in this optimization are the school system, school facilities, good
coordination and cooperation among subject teachers and mentors, as well as the existence of lesson plans (RPP). However, during
the implementation, several obstacles were identified. These include low student motivation and involvement in activities outside the
classroom, as well as a lack of real-life experiences or examples in the daily environment that teachers can utilize as a learning
medium to enhance students' understanding of the subject matter. The optimization of school management as a learning environment
in the formation of civic disposition at Catholic Senior High School Karitas Tomohon has not been fully maximized.
Keywords: Optimization, school management, learning environment, civic disposition.
Copyright (c) 2023 Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran,
Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
 Corresponding author :
Email : theopangalila@unima.ac.id ISSN 2656-8063 (Media Cetak)
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959 ISSN 2656-8071 (Media Online)
2. 1156 Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition -
Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran, Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
PENDAHULUAN
Pada era sekarang ini pendidikan bukan hanya terpaku pada aktivitas didalam kelas tetapi juga aktivitas
pendidikan yang dilakukan diluar kelas dengan memanfaatkan seluruh aktivitas di lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah adalah kondisi dimana terjadinya pertemuan antara satu orang dengan lainnya dari
berbagai latar belakang keluarga yang berbeda. Pada lingkungan sekolah seseorang akan mendapatkan ilmu
pengetahuan dari para guru dan melatih sosialisasi mereka dengan orang lain. Aktivitas pendidikan diluar
kelas atau juga aktivitas dilingkungan sekolah yang memberikan dampak yang besar bagi para siswa seperti
pemecahan masalah (Taqwan, 2019) dan bukan hanya pada aspek pengetahuan didalam kelas tetapi juga
diluar kelas tentunya dengan pendampingan guru.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan serta mewujudkan tujuan
pendidikan di atas adalah, bagaimana lingkungan sekolah dengan seluruh aktivitasnya bisa memberikan
pengaruh baik dan positif terhadap peningkatan civic disposition siswa di lembaga pendidikan dalam hal ini
sekolah. Pengaruh lingkungan sekolah dalam upaya dan wujud perbuatan menumbuhkan karakter terhadap hal
penunjang dalam peningkatan civic disposition siswa tentunya sangatlah penting (Nurlita et al., 2019). Hal ini
disebabkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan arus globalisasi yang telah
membuka lebar akses bagi masuknya trend, ideologi, dan gaya hidup dari berbagai negara ke Indonesia.
Tentunya sangatlah berdampak signifikan bagi kehidupan para peserta didik. Oleh karena itu, sekolah
memiliki tanggung jawab yang besar untuk membentuk pribadi siswa-siswanya dengan nilai-nilai yang sesuai
dengan ideologi Pancasila dan karakter bangsa Indonesia karena dunia Pendidikan yang tidak lain yaitu
sekolah lah yang menjadi salah satu peran utama dalam dibentuknya karakter atau perilaku seseorang
terutama bagi generasi ke generasi (Putri & Dewi, 2022). Dengan tidak secara terus-menerus memberikan
aktivitas pendidikan yang hanya berlangsung di dalam kelas tetapi guru dan sekolah harus bisa memberikan
dan melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan semua komponen aktivitas dan
sumber daya atau sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah masing-masing dalam menjamin seluruh
siswa untuk pembelajaran yang lebih efektif (Fathurrochman et al., 2022). Tentunya dengan harapan para
siswa lebih bisa mengeksplor semua kemampuan yang ada pada diri, dengan mengikuti berbagai aktivitas
positif di lingkungan sekolah. Seperti kegiatan kegiatan ekrakurikuler yang ada pada sekolah sehinggah dapat
memberikan berbagai nilai positif yang bisa di dapatkan oleh siswa seperti rasa tanggung jawab, toleransi,
kreatif, inovatif, percaya diri, bisa bersosialisasi dengan baik. Dan masih banyak lagi nilai positif yang bisa
didapat saat para siswa banyak dan gemar mengikuti berbagai kegiatan yang di lakukan di luar kelas karena
seperti contohnya kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya bertujuan dalam hal pengembangan minat bakat serta
potensi siswa namun menjadi tempat pengenalan diri dalam bersosial terutama untuk hal pengembangan
karakternya, begitupun kegiatan di luar kelas lainnya (Arifudin, 2022). Namun dalam hal ini tentu sangat di
perlukan peranan Guru dan kesiapan lingkungan sekolah dalam memberikan pendampingan yang baik serta
menjadikan sekolah dengan lingkungannya sebagai tempat yang nyaman aman bagi seluruh warga sekolah.
Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah adalah memberikan pelayanan yang baik
kepada para peserta didik agar mereka bisa menjadi peserta didik yang selaras denga tujuan sekolah dan
bangsa. Melalui bidang pendidikan, peran guru dapat mempengaruhi aspek kehidupan, baik sosial, budaya
maupun ekonomi. Dalam proses pendidikan ini guru merupakan faktor yang paling utama yang bertugas
sebagai pendidik dalam proses pembelajaran (Hazmi, 2019). SMA Katolik Karitas Tomohon adalah sekolah
yang di pilih menjadi objek dalam penelitian ini. Di sekolah ini terdapat banyak aktivitas pendidikan yang
dilakukan di luar kelas seperti Apel Pagi diawali dengan Ibadah dan doa Pagi, Upacara bendera,
Kepramukaan, PMR, Marching Band, Koor Sekolah, Kolintang, ibadah rutin setiap Jumat pertama setiap
bulan dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang ada pada sekolah ini. Tentunya dengan semua kegiatan
diatas sangat banyak kita dapat berbagai nilai positif yang sangat baik untuk para siswa, namun masih terdapat
3. 1157 Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition -
Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran, Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
berbagai kendala-kendala sebagai tantangan para guru di sekolah dalam mengoptimalkan seluruh kegiatan di
atas seperti masih banyak siswa yang kurang memberi diri dalam kegiatan kegiatan ini dengan berbagai
macam alasan misalkan dikarenakan lelah setelah seharian mengikuti pembelajaran sehingga banyak dari
mereka lebih memilih hanya mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas dari pada mengikuti kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler (Sundari, 2021). Kurangnya rasa peduli oleh sebagian siswa sehingga kegiatan hanya
berjalan dengan diikuti hanya siswa-siswa tertentu atau hanya mereka-mereka yang mempunyai minat dalam
kegiatan diatas. Hasil penelitian Pasandaran et al. (2018) menyimpulkan bahwa penggunaan berbagai mpodel
pembelajaran berbasis nilai dan guru sebagai panutan melalui pembelajaran PPKn dapat menguatakan civic
disposition dari para peserta didik, dan penelitian tersebut merekomendasikan melakukan pengembangan
model pembelajaran berbasis nilai melalui kegiatan praktik didalam dan diluar kelas. Temuan penelitian
Lonto (2019) juga menguatkan bahwa pembelajaran PKn memiliki pengaruh positif pada perkembangan civic
disposition siswa. Penelitian-penelitian sebelumnya terbatas pada pembelajaran yang dirancang dan dilakukan
guru dalam mengembangan civic disposition siswa. Sementara dari beberapa elemen yang ada disekolah
saling bersinergi, seperti contohnya mutu manajemen sekolah berpengaruh pada mutu guru yang bersinergi
pada mutu proses pembelajaran dan mutu lulusan (Suryana & Ismi, 2019). Oleh sebab itu penelitian ini
penting dilakukan untuk meihat optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam
pembentukan civic Disposition siswa di SMA Katolik Karitas Tomohon, dengan harapan peneliti bisa
memberikan kontribusi yang baik dan positif bagi keberlangsungan proses aktivitas pendidikan di sekolah.
METODE
Metode yang peneliti pakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yakni mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap suatu objek yang diteliti. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) (Adlini et al.,
2022). Penelitian ini berfokus berdasarkan rumusan masalah yaitu Bagaimana optimalisasi manajemen
sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic disposition serta faktor-faktor apa saja sebagai
pendorong dan penghambat optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan
civic disposition. Penelitian ini dilaksanakan pada SMA Katolik Karitas Tomohon dengan melihat situasi dan
kondisi sekolah yang cocok dengan masalah yang di kaji peneliti. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling, siswa serta perwakilan orang tua.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen resmi yang ada berupa catatan, gambar,
foto serta bahan lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipasi (pengamatan di mana
peneliti terlibat langsung dalam aktivitas dengan subjek penelitian), wawancara mendalam (in-depth
interview) dengan subjek penelitian dan studi dokumentasi yang di dapatkan pada saat peneltian di lakukan
(Rukajat, 2018). Teknik pengumpulan data ini dikenal dengan istilah triangulasi, yakni “teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”
(Sa’odah et al., 2020). Sedangkan untuk teknik analisis data yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai datanya sudah jenuh. Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh data yang di
dapatkan pada saat penelitian agar bisa mendapatkan kesimpulan inti yang menjadi bahan kajian pada tahap
selanjutnya. Tahapan analisis datanya adalah sebagai berikut “data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification” (Sarosa, 2021). Artinya, data-data baik dari observasi, wawancara dan studi
dokumentasi tentang optimalisasi managemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic
disposition dikumpulkan, direduksi, dan dipaparkan serta ditarik kesimpulan. Keabsahan data penelitian
dilakukan dengan teknik triangulasi sumber.
4. 1158 Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition -
Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran, Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
HASIL DAN PEMBAHASAN
Optimalisasi Managemen Sekolah Sebagai Lingkungan Belajar merupakan suatu hal yang sangat
penting dan sangat memberikan dampak dalam hal mengupayakan pembentukan Civic Disposition Di SMA
Katolik Karitas Tomohon. Hal ini didasarkan pada temuan penelitian yang diperoleh secara triangulasi, yakni
pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi.
Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada setiap hari kerja, SMA Katolik
Karitas Tomohon konsisten melaksanakan kegiatan upacara bendera pada setiap hari Senin dan hari-hari besar
nasional serta ibadah pagi sebelum memulai kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari pengembangan nilai
karakter cinta tanah air (nasionalisme) dan religius. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan sekolah dimana
pelaksanaannya di lakukan diluar kelas. Aktivitas-aktivitas seperti ini secara langsung melatih dan
mengajarkan para siswa untuk lebih menimbulkan rasa Nasionalisme dan cinta tanah air (Aziziyyah, 2019).
Dimana guru dan siswa bekerja sama dalam menyiapkan proses kegiatan pembiasaan tersebut. Melalui
berbagai kegiatan tersebut para guru bisa secara langsung memantau perilaku siswa-siswi selama upacara
berlangsung. Pelaksanaan upacara bendera disiapkan sehari sebelumnya oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS) bidang Kembinaan Kepribadian Unggul, Wawasan Kebangsaan, dan bela negara. Mereka melatih para
siswa yang bertugas sehingga pelaksanaan upacara bendera dapat berlangsung dengan baik.
Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Kepala sekolah, Wakil
Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Guru Pendidikan Agama Katolik, Guru Bimbingan
dan Konseling (BK), Guru Pembina kegiatan ekstra, orangtua, dan beberapa siswa menunjukan bahwa
manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan Civic disposition di SMA Katolik Karitas
Tomohon benar-benar dilaksanakan oleh guru, baik di dalam kelas saat kegiatan belajar, maupun di luar kelas.
Tetapi masih perlu di tingkatkan lagi, karena Guru mata pelajaran tidak hanya memprioritas ketercapaian
materi dan ketuntasan nilai siswa secara kognitif, tetapi guru mata pelajaran memiliki tanggung jawab untuk
melatih dan mendampingi siswa mengembangkan karakternya, hal ini seperti temuan penelitian Fepriyanti &
Bambang Suharto (2021), dengan kata lain guru bertugas tidak hanya saat mengajar di dalam kelas, melainkan
saat siswa berinteraksi satu sama lain di luar kelas ketika siswa mengikuti berbagai kegiatan baik dalam
pergaulan dan kegiatan-kegiatan terprogram, seperti upacara bendera setiap hari senin dan hari raya nasional,
lomba anak bangsa setiap merayakan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Sedangkan, berdasarkan hasil studi dokumentasi, diperoleh beberapa dokumen pendukung yang
memperkuat data pelaksanaan pembentukan Civic Disposition di sekolah ini. Pertama, dokumen 1 Kurikulum
SMA Katolik Karitas Tomohon. Dokumen ini tentunya dapat menjadi pedoman bagi sekolah dalam mengukur
ketercapaian pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran PPKn, sekaligus menjadi dasar bagi guru
untuk mengembangkan silabus pengajarannya. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam
RPP tercantum tujuan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan nilai karakter tertentu. Sebagai contoh
pada materi kelas XI semester 3 tentang kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif
Pancasila, yang menjadi tujuan pembelajaran pertama dan kedua adalah 2 nilai karakter yang hendak dilatih,
yakni (1) menghargai hak asasi manusia berdasarkan perspektif pancasila sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa, dan (2) bersikap peduli terhadap hak asasi manusia berdasarkan perspektif pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tujuan pembelajaran pertama dan kedua pasti berkaitan dengan nilai karakter yang
hendak dicapai, karena pada dasarnya kedua tujuan tersebut merupakan penjabaran dari kompetensi dasar
untuk ranah afektif. Pola yang sama dapat ditemukan pada setiap RPP mata pelajaran PPKn dan mata pelaran
lainya.
Berdaasrkan paparan data diatas maka temuan penelitian optimalisasi managemen sekolah sebagai
lingkungan belajar dalam pembentukan Civic Disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Tahapan perencanaan dilakukan pada
kegiatan didalam kelas dan juga kegiatan diluar kelas. Perencanaan kegiatan dalam kelas dituangkan dalam
5. 1159 Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition -
Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran, Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
dokumen kurikulum dan RPP, sementara kegiatan diluar kelas di rencanakan dengan daftar program dan juga
jadwal petugas pelaksana program yang semuannya menerapakan profil pelajar Pancasila. Selanjutnya pada
tahapan yang kedua yaitu pelaksanaan pengoptimalisasian melalui pembelajaran didalam kelas juga kegiatan
di luar kelas seperti yang telah direncakan atau di program pada tahap perencanaan. Tahapan yang ketiga
adalah penilaian, dimana pada tahapan ini guru-guru memantau hasil dari penerapan pembelajaran dengan
nilai-nilai yangh dicapai siswa, sedangkan program atau kegiatan diluar kelas dinilai melalui catatan harian
atau jurnal kegiatan ynag dibuat Pembina kegiatan diluar kelas.
Informasi-informasi di atas membuktikan bahwa manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam
pembentukan Civic disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon benar-benar dilaksanakan oleh guru, baik di
dalam kelas saat kegiatan belajar, maupun di luar kelas. Tetapi masih perlu di tingkatkan lagi Guru mata
pelajaran tidak hanya memprioritas ketercapaian materi dan ketuntasan nilai siswa secara kognitif, tetapi guru
mata pelajaran memiliki tanggung jawab untuk melatih dan mendampingi siswa mengembangkan karakternya
tidak hanya saat mengajar di dalam kelas, melainkan saat siswa berinteraksi satu sama lain di luar kelas ketika
siswa mengikuti berbagai kegiatan baik dalam pergaulan dan kegiatan-kegiatan terprogram, seperti upacara
bendera setiap hari senin dan hari raya nasional, lomba anak bangsa setiap merayakan proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia.
Pembentukan civic disposition atau penanaman nilai-nilai pancasila dilakukan lewat kegiatan yang
terjadi didalam dan luar kelas. Salah satunya dengan adanya pembiasaan melakukan upacara bendera seperti
yang dikemukanan oleh Barnadid et al. (2022). Kegiatan diluar kelas lainnya yang dapat menumbuhkan civic
disposition di SMA Karitas Tomohon yaitu ibadah yang dapat menumbuhkan sikap nasionalisme juga
religious. Aktivitas-aktivitas diluar kelas seperti ini secara langsung melatih dan mengajarkan para siswa
untuk lebih menimbulkan rasa Nasionalisme dan cinta tanah air. Demikian juga dalam pembelajaran PPKn
yang direncanakan para guru dalam RPP tercantum tujuan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan nilai
karakter tertentu seperti halnya tulisan Latipa et al. (2022), karena melalui Pendidikan karakter mampu
menghidupkan nilai etika, sopan santun, keimamnn kejujuran, kepedulian yang mampu membuat para siswa
menjadi warga negara yang baik dan berkarakter selaraas dengan nilai-nilai dalam Pancasila (Pertiwi et al.,
2021). Hal inilah yang membuat optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam
pembentukan civic disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon.
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition di
SMA Katolik Karitas Tomohon di satu pihak dapat berlangsung dengan baik, karena terdapat hal-hal yang
menjadi faktor pendorong. Berikut ini dipaparkan temuan penelitian tentang faktor-faktor pendorong dan
penghambat berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Faktor pendukung dalam
Mengoptimalisasi Managemen Sekolah sebagai lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition
yang terlaksana di sekolah ini yaitu didukung oleh sistem sekolah yang menjunjung tinggi aturan yang mana
semua komponen sekolah harus bisa mematuhi aturan sekolah. Melalui aturan sekolah bisa di lihat
perkembangan karakter siswa ketika berada di sekolah. Selanjutnya, adanya fasilitias yang menunjang untuk
pelaksanaan Optimalisasi Managemen Sekolah sebagai lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic
Disposition, yang di lihat dari lingkungan sekolah dan banyak kegiatan ekstra yang ada di sekolah hal ini
senada dengan kesimpulan penelitian (Rahmadhani, 2019) yang menunjukan fasilitas sekolah sebagai
penunjang optimalisasi pembentukan civic disposition siswa. Ada juga koordinasi dan kerjasama yang baik
antarguru mata pelajaran dan pembimbing, sehingga bisa bertanggung jawab dalam proses pembelajaran di
sekolah baik didalam maupun di luar kelas. Selain itu, materi pembelajaran, metode, literatur, konteks sosial,
dan lingkungan belajar secara sistematis mengondisikan siswa untuk mengembangkan karakter positif. Dan
bisa terlihat Guru sebagai pemberi contoh atau teladan dalam penghayatan nilai-nilai karakter yang baik
selayaknya menjadi Guru professional (Safitri, 2019), sehingga siswa termotivasi untuk dibimbing dan dilatih
gurunya dalam mengembangkan karakternya. Sementara itu, kesiapan dan kelengkapan administrasi
6. 1160 Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition -
Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran, Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
pembelajaran seperti RPP dan administrasi lainnya memungkinkan proses pelaksanaan pendidikan karakter
dapat berlangsung secara terprogram dan terkontrol. Serta adanya upaya Guru mencarikan solusi kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar dengan program tutor sebaya.
Namun, di pihak lain pada pelaksanaannya ada saja kesulitan dan persoalan yang dihadapi karena
beberapa faktor penghambat dalam mengoptimalisasi Manajemen Sekolah sebagai lingkungan belajar dalam
Pembentukan Civic Disposition yang ditemui, diantaranya disebabkan beberapa siswa masih menunjukkan
motivasi belajar dan keikutsertaan dalam kegiatan di luar kelas yang rendah, sehingga nilai-nilai karakter
tertentu yang menjadi target saat kelas berlangsung, belum bisa dicapai. Indikatornya antara lain siswa belum
bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas pada waktu yang ditentukan, dan tidak mau memberi diri dalam
kegiatan ekstra yang ada entah karena terlambat atau tidak mau terlibat sama sekali. Karena benarlah bahwa
hasil belajar siswa salah satunya dipengaruhi dari motivasi belajar dan bagaimana seorang siswa aktif dalam
belajar atau menunjukkan bahwa siswa berproses di sekolah (Tegeh et al., 2019). Adapun juga kemampuan
guru untuk memanfaatkan pengalaman nyata di tengah-tengah masyarakat sebagai media belajar dinilai masih
minim. Ini memungkinkan adanya siswa yang kurang pemahaman terhadap materi sehingga akan timbul sikap
ketidakpedulian dengan pembelajaran (Zain & Pratiwi, 2021). Serta terdapat benturan nilai antara nilai-nilai
yang dihayati guru mata pelajaran dengan nilai-nilai yang dihayati oleh siswanya. Temuan penelitian ini tidak
sejalan dengan pemikiran Hutahaean, 2021 yang menyatakan pelibatan nilai-nilai kebudayaan diperlukan
Pendidikan karakter yang mampu mengenalkan budaya dan membentuk karakter civic disposition.
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diantaranya objek penelitian terbatas pada lingkungan
belajar di SMA Kt. Karitas Tomohon dengan waktu penelitian yang terbatas yaitu 3 bulan. Optimalisasi
manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic disposition di SMA Katolik Karitas
Tomohon dapat dimaksimalkan jika manajemen dan pihak guru mampu meumbuhkembangkan motivasi
belajar dan keikutsertaan siswa dalam kegiatan di luar kelas, memanfaatanan pengalaman nyata sebagai media
pembelajaran secara maksimal serta menerapkan nilai-nilai kebudayaan dalam kegiatan didalam dan diluar
kelas sebagai upaya pembentukan civic disposition pada siswa.
SIMPULAN
Pengoptimalisasian manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam bembentukan civic
dispositon di sekolah terlaksana melalui kegiatan di dalam kelas yaitu dalam pembelajaran yang menanamkan
nilai-nilai Pancasila dan juga kegiatan di luar kelas yaitu pada pembiasaan penanaman nilai-nilai karakter
nasionalisme dan religius pada kegiatan ibadah pagi, upacara bendera, serta ekstrakurikuler.
Pengoptimalisasian manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic disposition
tersebut memiliki faktor pendukung yaitu adanya sistem sekolah yang menjunjung tinggi aturan di mana
seluruh warga sekolah harus mematuhi aturan sekolah, selain itu adanya fasilitias yang disediakan sekolah
dalam menunjang pelaksanaan optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam hal ini
untuk pembentukan civic disposition, selanjutnya terdapat koordinasi serta kerjasama yang baik antarguru
mata pelajaran dan pembimbing yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah baik didalam
maupun di luar kelas, serta adanya kesiapan perencanaan dalam pembelajaran yaitu RPP sehingga
pelaksanaan pendidikan karakter berlangsung secara terprogram dan terkontrol, ada juga materi pembelajaran,
metode, literatur, konteks sosial, dan lingkungan belajar secara sistematis yang mengondisikan siswa untuk
mengembangkan karakter positif, dan tentunya guru menjadi pemberi contoh serta teladan yang baik dalam
terlaksananya nilai-nilai karakter. Sementara itu terdapat juga faktor penghambat yang terjadi dimana masih
rendahnya motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam kegiatan di luar kelas, selanjutnya didapati hanya
sedikit pengalaman atau contoh nyata dalam lingkungan keseharian yang dimanfaatkan guru sebagai media
pembelajaran dalam proses pemahaman siswa terhadap materi, dan adanya benturan antara nilai-nilai yang
dihayati guru mata pelajaran dengan nilai-nilai yang dihayati siswa.
7. 1161 Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition -
Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran, Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
UCAPAN TERIMA KASIH
Disampaikan terima kasih kepada Program Pascasarjana UNIMA serta SMA Katolik Karitas Tomohon
yang telah mengijinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode Penelitian
Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan. Edumaspul Jurnal Pendidikan, 6(1), 974–980.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.33487/Edumaspul.V6i1.3394
Arifudin, O. (2022). Optimalisasi Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Membina Karakter Peserta Didik. Jiip -
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(3), 829–837. Https://Doi.Org/10.54371/Jiip.V5i3.492
Aziziyyah, N. (2019). Pembentukan Karakter Cinta Tanah Air Untuk Menumbuhkan Sikap Nasionalisme
Siswa Di Mtsn 7 Malang (Issues 1–116). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Barnadid, I., Nurhasanah, & Oktaviyanti, I. (2022). Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membentuk
Karakter Anak Sebagai Upaya Pencegahan Lost Generation Di Sdn 4 Cakranegara. Journal Of
Classroom Action Research, 4(1), 76–81. Https://Doi.Org/10.29303/Jcar.V4i3.1904
Fathurrochman, I., Adilah, P., Anjriyani, A., & Prasetya, A. Y. (2022). Pengelolaan Manajemen Sekolah Yang
Efektif. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 1363–1374.
Https://Doi.Org/10.2207/Jjws.91.328
Fepriyanti, U., & Bambang Suharto, A. W. (2021). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru
Dan Orang Tua Siswa. Insania : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 26(1), 135–146.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.24090/Insania.V26i1.4587
Hazmi, N. (2019). Tugas Guru Dalam Proses Pembelajaran. Αγαη, 2(1), 56–65.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31539/Joeai.V2i1.734
Hutahaean, J. J. P. (2021). Tinjauan Naratif Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Pengenalan Dalihan
Natolu Pada Keluarga Adat Batak Toba. 133–139.
Https://Www.Researchgate.Net/Publication/363383287
Latipa, Sulistyarini, & Atmaja, T. S. (2022). Pembentukan Civic Disposition Pada Peserta Didik Di Madrasah
Aliyah Negeri Kota Singkawang. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (Jppk), 11(7),
507–518. Https://Doi.Org/10.26418/Jppk.V11i7.55984
Lonto, A. L. (2019). Students’ Civic Disposition Through Learning Civics And Pedagogical Competences Of
High School Teachers. Universal Journal Of Educational Research, 7(12a), 35–41.
Https://Doi.Org/10.13189/Ujer.2019.071905
Nurlita, R., Damanhuri, & Legiani, W. H. (2019). Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Di
Sekolah Untuk Meningkatkan Civic Disposition Siswa. Untirta Civic Education Journal, 4(1), 67–88.
Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.30870/Ucej.V4i1.6124
Pasandaran, S., Lonto, A. L., Pangalila, T., & Barahama, R. A. (2018). The Efforts Of Civic Education
Teachers In Strengthening Students’ Civic Disposition. Annual Civic Education Conference (Acec
2018), 59–61. Https://Www.Atlantis-Press.Com/Proceedings/Acec-18/25905906
Pertiwi, A. D., Nurfatimah, S. A., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Implementasi Nilai Pendidikan
Karakter Dalam Mata Pelajaran Pkn Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5), 4328–4333.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V5i5.1565
Putri, F. A., & Dewi, D. A. (2022). Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Nilai-Nilai Pancasila Pada Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 1581–1587.
Rahmadhani, R. (2019). Universitas Pendidikan Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia.
Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kualitatif (1st Ed.). Deepublish.
8. 1162 Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan Civic Disposition -
Randy Michael Karepouwan, Sjamsi Pasandaran, Theodorus Pangalila, Paulus Robert Tuerah
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4959
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 April 2023
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
Safitri, D. (2019). Menjadi Guru Profesional (S. Anwar, Ed.; 1st Ed.). Pt. Indragiri Dot Com.
Sa’odah, Afifah, A., Turhusna, D., Oktavia, P., & Solatun, S. (2020). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di
Sekolah Dasar. Edisi : Jurnal Edukasi Dan Sains, 2(3), 313–324. Https://Doi.Org/10.36088/Edisi.
V2i3.920
Sarosa, S. (2021). Analisis Data Penelitian Kualitatif (1st Ed.). Pt Kanisisus.
Sundari, A. (2021). Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Prestasi Non Akademik
Siswa. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 1–8.
Https://Doi.Org/10.31538/Munaddhomah.V2i1.45
Suryana, Y., & Ismi, F. M. (2019). Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan. Jurnal
Isema: Islamic Educational Management, 4(2), 257–266. Https://Doi.Org/10.15575/Isema.V4i2. 6026
Taqwan, S. H. B. (2019). Pengaruh Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Kelas Vii Smp Negeri 05 Seluma. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia,
4(1), 10–18. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.33369/Jpmr.V4i1.7524
Tegeh, I. M., Pratiwi, N. L. A., & Simamora, A. H. (2019). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Keaktifan
Belajar Dengan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd. Jurnal Ika, 17(2), 150–170.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.23887/Ika.V17i2.19850
Zain, A. A., & Pratiwi, W. (2021). Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Powerpoint Interaktif Sebagai
Media Pembelajaran Tematik Kelas V Sd. Elementary School (Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Ke Sd An), 8(1), 75–81. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31316/Esjurnal.V8i1.1205