SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
A. PENDAHULUAN 
Isu tentang pendidikan di Indonesia masih hangat untuk diperdebatkan, dari 
serangkaian pergantian kurikulum yang terjadi, hingga menerapkan Kurikulum 2013 
belum menunjukkan perubahan yang signifikan terutama yang menyangkut masalah 
kualitas pembelajaran serta dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat 
tinggi bagi para mahasiswa. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, hal ini 
dikarenakan hasil laporan United Nasional Development Program mengindikasikan 
bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relative rendah. Sadar akan hasil-hasil 
pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya yang telah dilakukan oleh 
Pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya tersebut diantaranya, 
melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkeseinambungan, program 
penataan kerja pendidik, proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen dan masih 
banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut. 
Dalam rangka meningkatkan Mutu Pendidikan, Pemerintah dan DPR RI telah 
mensahkan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Undang- 
Undang tersebut memuat peyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar 
profesional. Seorang pendidik dikatakan profesional jika mereka mempunyai 
kompetensi (pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial). Kompetensi tersebut 
antara lain dapat tercermin pada: memahami gaya belajar dan kesulitan belajar, 
menguasai teori dan prinsip belajar, merancang, melaksanakan pembelajaran, 
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, menguasai substansi bidang ilmu, 
meningkatkan kualitas pembelajaran dan menguasai serta memanfaatkan teknologi 
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dari lain pihak, ada beberapa temuan 
tentang pengajaran yang ada di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Sato 
(Manuharawati, 2009). Temuan-temuan tersebut antara lain: (1) banyak pendidik di 
Indonesia tidak memiliki inisiatif untuk belajar, (2) banyak pendidik membuat 
perangkat pembelajaran sendirian tanpa mengkomunikasikan ke teman sejawat atau 
ahli lain, sehingga perangkat yang dihasilkan sedikit sekali mendapatkan masukan 
dari teman sejawat, (3) banyak pendidik belajar sendiri untuk memantapkan 
1
penguasaan materi pembelajaran, sehingga dimungkinkan terjadi salah konsep sangat 
besar, (4) banyak pendidik tidak ingin dicermati oleh orang lain di dalam kelas, 
sehingga guru tidak tahu kesalahan atau kekurangannya dalam pembelajaran. Dari 
hasil pengamatan, temuan-temuan Sato tersebut, juga terjadi di Jurusan Matematika 
Universitas Cokroaminoto Palopo, khususnya pada rumpun matematika terapan, 
dalam hal ini penerapan dalam teori ekonomi. 
Salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk 
diperbincangkan yaitu tentang Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu 
alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang 
kurang efektif. Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di 
Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui 
teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih 
cenderung menekankan pada bagaimana pendidik mengajar (teacher-centered) dari 
pada bagaimana mahasiswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan 
hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi 
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran mahasiswa. Untuk merubah 
kebisaaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran 
yang berpusat kepada mahasiswa memang tidak mudah, terutama di kalangan 
pendidik yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam 
hal ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna 
mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke 
arah yang jauh lebih efektif. 
Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru 
pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepangnya disebut dengan istilah 
kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam 
mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam 
mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara 
lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan 
oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di 
2
Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar 
disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan 
proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. 
Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat 
ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan 
pendidikan tinggi. 
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi 
merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran 
yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, 
dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil 
pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan 
terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan 
prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan 
hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus. Lesson Study merupakan kegiatan 
yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) 
yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran 
individual maupun manajerial. Mulyana (2008) memberikan rumusan tentang Lesson 
Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian 
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip 
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. 
Lesson Study pada hakekatnya merupakan salah satu upaya signifikan untuk 
meningkatkan kualitas, profesionalisme dosen (pendidik) serta mengembangkan salah 
satu kemampuan mahasiswa dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang 
dirancang sebagai bagian penting dari internal quality assurance terhadap kompetensi 
pedagogi dan profesionalisme pendidik yang disinergikan dengan karakter mahasiswa 
ataupun sesuai dengan masalah kontekstual yang diberikan. Mata kuliah Matematika 
Ekonomi sengaja dipilih dari berbagai keterampilan yang dapat dikategorikan sebagai 
hard-skills ataupun dapat mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa. Mata 
kuliah ini secara luas mengkaji tentang konsep-konsep matematika yang berhubungan 
3
dengan masalah ekonomi dan memberikan permasalahan yang kontekstual agar 
mahasiswa merasakan manfaat langsung setelah mempelajari setiap materi yang 
diberikan. Menilik dari berbagai deskripsi dan fakta tentang mata kuliah mata kuliah 
Matematika Ekonomi, maka ada beberapa hal mendasar dan signifikan yang 
seharusnya dilaksanakan dan bersifat baik, yakni urgensnya suatu kebutuhan akan 
pembelajaran yang kolaboratif (collaborative learning) yang dapat mengembangkan 
kemampuan berpikir mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang kontekstual. 
Mengingat outcomes dalam mata kuliah ini adalah bukan hanya terjadi integrasi yang 
harmonis antara mahasiswa secara individual, namun yang manjadi poin utama 
adalah proses kolaborasi antar mahasiswa dengan pendidik diharapkan bisa terjadi 
secara signifikan melalui kerjasama antar individu atau antar kelompok dan setiap 
komponen-komponen pendukung terlaksananya pembelajaran tersedia, dalam hal ini 
komponen pendukung yang dimaksud yakni (1) Design Pembelajaran yang telah 
dirancang, (2) Media pembelajaran bersifat kontekstual, (3) Hand Out setiap 
pertemuan, (4) Alat evaluasi berupa saran-saran mengenai kekurangan pembelajaran 
di setiap pertemuan. 
Kenyataan yang terjadi melalui pengamatan awal khususnya para mahasiswa 
Program Studi Pendidikan Matematika kurang memiliki pengetahuan awal baik 
mengenai konsep-konsep matematika maupun hakikat pembelajaran kolaboratif 
sehingga cenderung timbul sifat individualism yang tidak mendukung keberhasilan 
proses pembelajaran. Ini disebabkan mahasiswa yang telah terbisaa bekerja secara 
individu dan lebih menguntungkan mahasiswa yang mempunyai kemampuan awal 
yang baik, sehingga mahasiswa yang kemampuan sedang atau rendah merasa 
tertinggal dengan kemampuan mahasiswa yang berkemampuan tinggi. Hal ini 
mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran seorang pendidik dituntut dapat 
mengembangkan sebuah pembelajaran baik dari segi model, pendekatan, metode agar 
mahasiswa yang berkemampuan sedang dan rendah saling bekerjasama dengan 
mahasiswa yang berkemampuan tinggi sehingga tercipta pembelajaran aktif, inovatif, 
kreatif dan bermanfaat. Sedangkan, isu mutakhir dalam pembelajaran matematika 
4
saat ini adalah mengembangkan High-Order Thinking Skills (HOTS) dan 
menjadikannya sebagai tujuan utama dalam pembelajaran matematika. Pernyataan ini 
antara lain didukung oleh The National Education Association Research Division 
(Ennis, 1993:1) dengan mengungkapkan bahwa “student acquisition of high-order 
thinking skills is now a nation goal”. Sejalan dengan pendapat tersebut, harapan yang 
ingin dicapai dalam pembelajaran matematika khususnya di setiap jenjang sekolah di 
Indonesia adalah setiap mahasiswa mempunyai kemampuan berpikir matematis, 
khususnya berpikir matematis tingkat tinggi. Kemampuan itu diperlukan mahasiswa, 
terkait dengan kebutuhan para mahasiswa untuk memecahkan masalah yang 
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kemampuan berpikir 
matematis terutama yang menyangkut doing math (aktivitas matematika) perlu 
mendapatkan perhatian khusus dalam proses pembelajaran matematika. Selain 
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dalam penelitian ini kemampuan 
berpikir kritis sangat didukung jika instrument atau permasalahan-permasalahan yang 
diberikan bersifat nyata (kontekstual). Penggunaaan masalah kontekstual 
memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan pola berpikir yang lebih kompleks 
karena melibatkan pengetahuan matematika formal dan informal. Melalui masalah 
kontekstual, mahasiswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir 
kritis yang dimilikinya dan berkaitan proses berpikir. De Corte (Anggo, 2011). Ketika 
masalah matematika disajikan dengan menggunakan konteks tertentu, maka 
pemecahan yang dilakukan mahasiswa mungkin saja tidak menggunakan prosedur 
matematika formal, tetapi menggunakan prosedur informal berdasarkan pengetahuan 
yang sudah dimilikinya tentang konteks tersebut. Agar dapat dipecahkan dengan 
menggunakan prosedur matematika formal, maka mahasiswa harus menterjemahkan 
konteks tersebut ke dalam model matematika. 
Merefleksi kondisi dan persoalan pembelajaran pada mata kuliah Matematika 
Ekonomi, ada beberapa persoalan mendasar yang bisa diformulasikan: (1) 
Keterbatasan pengetahuan mahasiswa baik dalam tataran konsep dan praktek tentang 
pembelajaran kolaboratif, (2) minimnya sharing of experience (saling berbagi 
5
pengalaman) diantara mahasiswa, (3) merefleksi proses pembelajaran selama ini mata 
kuliah Matematika Ekonomi miskin akan pengalaman langsung bagi mahasiswa 
mengenai manfaat setiap materi yang diajarkan bagi kehidupan sehari-hari, (4) 
kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa (mahasiswa). 
Sehingga, kondisi tersebut harus diupayakan untuk diperbaiki. Upaya tersebut 
dilakukan diantaranya melalui perbaikan proses pembelajaran. Lesson Study dapat 
dijadikan jembatan untuk meniti kearah cita-cita proses pembelajaran yang ideal 
sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan. Oleh karena itu, sudah 
saatnya pendidik melakukan inovasi yang efektif dan efisien untuk mendorong 
mahasiswa belajar secara kolaboratif dan memenuhi kebutuhan masyarakat, belajar 
yang akan menuntun mereka mendapatkan kecakapan dalam mengikuti proses 
pembelajaran serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam 
menyikapi setiap permasalahan yang diberikan. Artinya secara teoritis, dalam 
pembelajaran matematika dapat mengakomodasi kebutuhan mahasiswa sesuai 
kemampuan berpikirnya dalam memahami materi. 
Dalam penelitian ini, dengan menerapkan konsep Lesson Study dalam mata 
kuliah Matematika Ekonomi diharapkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses 
pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dapat berkembang sedikit 
demi sedikit. Kualitas pembelajaran yang diharapkan adalah terjadi interaksi antara 
pendidik dan mahasiswa yang didukung oleh design pembelajaran yang telah 
dirancang sebelumnya (tahap Plan) yang telah direvisi untuk diterapkan pada saat 
pembelajaran (tahap Do) dan kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran (tahap 
See), Hand Out yang bercirikan masalah kontekstual, serta alat evaluasi berupa saran-saran 
perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya yang masih dianggap kurang efektif. 
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2005) yang lebih 
fokus pada aktivitas mahasiswa diperoleh hasil bahwa kegiatan Lesson Study 
mendorong mahasiswa agar belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan 
dengan menerapkan Lesson Study dalam beberapa tahap, yakni: (1) membentuk tim, 
(2) menentukan tujuan pembelajaran, (3) merencanakan pembelajaran, (4) 
6
mengumpulkan fakta-fakta dari proses pembelajaran, (5) menganalisis fakta-fakta 
pada pembelajaran dan (6) mengulangi proses pembelajaran. 
Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat penelitian-penelitian terdahulu 
serta kajian-kajian dan fakta-fakta yang terjadi, maka peneliti bermaksud 
megimplementasikan konsep Lesson Study dalam mengembangkan kemampuan 
berpikir kritis melalui masalah kontekstual khususnya pada mata kuliah Matematika 
Ekonomi. 
B. METODE PENELITIAN 
7 
1. Tempat dan Waktu Kegiatan 
Kegiatan Lesson Study ini bertempat di KampusvIII Universitas Cokroaminoto 
Palopo Program Studi Pendidikan Matematika yang disetting sebagai kelas 
perkuliahan mata kuliah matematika ekonomi. Adapun waktu kegiatan pelaksanaan 
Lesson Study berlangsung selama 4 bulan yang terdiri dari 4 siklus kegiatan, dimana 
masing-masing siklus dilaksanakan dengan tahapan Plan, Do dan See. Waktu 
kegiatan Lesson Study disajikan pada tabel 2.1 
Tabel 2.1 Waktu kegiatan Lesson Study 
Siklus Plan Do See 
I Jumat, 21 Maret 2014 Selasa, 25 Maret 2014 Selasa, 25 Maret 2014 
II Rabu, 2 April 2014 Selasa, 8 April 2014 Selasa, 8 April 2014 
III Jumat, 9 Mei 2014 Selasa, 20 Mei 2014 Selasa, 20 Mei 2014 
IV Minggu, 13 Juli 2014 Selasa, 15 Juli 2014 Selasa, 15 Juli 2014 
2. Jenis Penelitian 
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk 
menggambarkan apa adanya tentang perkembangan kemampuan berpikir kritis 
mahasiswa melalui pemberian masalah kontekstual. Masalah kontekstual yang
diberikan sebelumnya telah dirancang dengan mengikuti tahapan kegiatan Lesson 
Study. 
8 
3. Fokus Penelitian 
Fokus penelitian yang ditetapkan berfungsi mengarahkan peneliti sehingga dapat 
mencurahkan perhatian secara jelas tentang hal-hal yang semestinya diteliti agar 
pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan sebaik-baiknya. Untuk menjawab 
pertanyaan penelitian dengan baik, maka fokus penelitian ini diarahkan untuk 
menelusuri perkembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pemberian 
masalah kontekstual yang sebelumnya telah mengikuti tahapan-tahapan kegiatan 
Lesson Study. Komponen kemampuan berpikir kritis yang akan diungkap yaitu (1) 
fase memicu kejadian (konflik kognitif), (2) eksplorasi (menggali atau menemukan), 
(3) menarik kesimpulan serta (4) klasifikasi dan resolusi. 
4. Instrumen Penelitian 
Instrumen penelitian dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah 
peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul 
data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. 
Peneliti sebagai instrumen akan mempermudah menggali informasi yang menarik 
meliputi informasi: lain dari yang lain, yang tidak direncanakan sebelumnya, yang 
tidak diduga terlebih dahulu, atau yang tidak lazim terjadi. Pada penelitian ini juga 
digunakan instrumen pendukung lainnya yaitu rekaman video. Rekaman video 
berguna untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan mahasiswa dalam 
mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang sebelumnya diberikan masalah 
kontekstual yang telah dirancang dengan mengikuti tahanapan Lesson Study 
5. Rancangan Penelitian 
Secara umum, urutan langkah-langkah rinci Lesson Study sejak penyusunan (Plan) 
sampai dengan terjadinya pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa 
adalah sebagai berikut:
9 
a. Tahap Persiapan (Plan) 
Pada tahap persiapan dilakukan pertemuan awal dengan tim Lesson Study setelah 
sebelumnya dilakukan persiapan-persiapan. Adapun langkah-langkahnya: 
1) Dosen model mempresentasikan maksud dan tujuan serta signifikansi dari 
Lesson Study bagi peningkatan profesionalisme pedagogik dosen. 
2) Dosen model menyusun/merancang scenario pembelajaran. 
3) Dosen model mempresentasikan satuan ajar perkuliahan (SAP) serta tujuan 
yang hendak dicapai dan scenario pembelajaran yang dipilih sebagai chapter 
design serta memberikan permasalahan bersifat kontekstual dalam 
mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Dari aktivitas 
Persiapan Lesson Study yang meliputi kegiatan identifikasi masalah 
pembelajaran, analisis masalah pembelajaran tersebut dari sisi materi ajar, 
teaching material, serta alternative strategi pembelajaran yang mungkin 
diterapkan dan penyusunan rencana pembelajaran. Hasil perencanaan 
pembelajaran terlampir dalam satuan ajar perkuliahan (SAP) mata kuliah 
matematika ekonomi 
4) Tim memberikan masukan dan saran terkait dengan kegiatan yang akan 
dilaksanakan. Lembar observasi dikembangkan berdasarkan aspek-aspek 
penting pedagogis berdasarkan kompetensi yang hendak dicapai, berkembang 
menurut kebutuhan dalam setiap siklus. 
5) Dosen model bersama tim melakukan perbaikan, membuat kesepakatan dari 
aktifitas pembelajaran berdasarkan SAP serta komitmen waktunya bersama. 
Termasuk teknis untuk melakukan rekaman proses sehingga seluruh aktivitas 
terdokumentasi dan menjadi layak sebagai sumber pelengkap bahan 
pembelajaran dalam kegiatan refleksi. 
b. Tahap Pelaksanaan (Do) 
Pada tahap pelaksanaan ini, seorang observer bertugas untuk merekam aktivitas 
yang terjadi selama kegiatan Open Lesson dilakukan secara menyeluruh
kemudian akan dilakukan editing pada beberapa kejadian yang dianggap penting. 
Sementara dosen observer yang lain mengamati aktivitas mahasiswa. Secara 
umum langkah kegiatan sebagai berikut: 
1) Dosen pelaksana melaksanakan proses perkuliahan mulai kontrak belajar 
sampai dengan pertemuan berikutnya. 
2) Dosen observer membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang 
10 
dilakukan mahasiswa. 
3) Dosen observer membuat catatan tentang situasi dimana mahasiswa 
melakukan kerjasama atau memilih untuk tidak melakuakan kerjasama. 
4) Dosen observer mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses aktivitas 
berpikir kritis melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan mahasiswa. 
5) Dosen observer membuat catatan tentang variasi pemecahan masalah 
mahasiswa secara individual atau kelompok, termasuk pengambilan strategi 
pemecahan masalah. 
c. Tahap Refleksi (See) 
Kegiatan ini dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini 
dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dibuktikan pada saat 
mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan 
masih mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. 
Langkah-langkah dalam refleksi sebagai berikut: 
1) Dosen model dan dosen observer merefleksi temuan-temuan selama 
pembelajaran berlangsung, dalam hal ini seluruh aktivitas kegiatan dikaji 
secara menyeluruh terhadap bukti-bukti yang sudah didokumentasikan. 
2) Dosen model diberikan kesempatan untuk berbicara paling awal, yakni 
mengomentari proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada 
kesempatan itu, dosen model tersebut harus mengemukakan apa yang telah 
terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang 
tidak sesuai harapan dan apa yang berubah dari rencana semula.
3) Berikutnya dosen observer diberikan kesempatan memberikan komentar 
tambahan dan memberikan pendapat mengenai perbaikan pembelajaran 
kedepannya. 
4) Setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup, 
selanjutnya notulen merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi yang telah 
dilakukan. 
6. Teknik Pengumpulan Data 
Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui rekaman video pada 
setiap siklus dan hasil pengamatan langsung peneliti (dosen model) yaitu dengan 
melakukan rekaman video saat open class berlangsung dan berdasarkan pengamatan 
para dosen observer dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan teknik 
validasi yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan di setiap siklus. 
Langkah-langkah pengumpulan dan validasi data, dilakukan sebagai berikut: 
a. Mengambil data melalui rekaman video (RV) pada saat pembelajaran 
11 
berlangsung (open class). 
b. Data siklus pertama hingga siklus keempat dibuatkan transkrip dan 
dikategorisasi berdasarkan konponen-komponen yang telah ditetapkan. 
c. Melakukan reduksi, abstraksi, transformasi, dan pengkategorian pada data 
siklus pertama hingga siklus keempat. 
d. Data setiap siklus dibandingkan. Semua data yang terkait dengan tujuan 
penelitian yang konsisten dijadikan acuan untuk melakukan analisis data. 
7. Teknik Analisis Data 
Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data 
sampai penarikan kesimpulan. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan 
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, yang ditandai 
dengan data yang sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data, dilakukan sebagai 
berikut: 
a. Menelaah data yang telah diperoleh dari rekaman video pada saat open class. 
b. Reduksi data adalah kegiatan yang mengacu kepada proses menyeleksi, 
memfokuskan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data mentah.
Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat rangkuman 
yang terdiri dari: inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan 
tujuan penelitian. Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini 
adalah perpanjangan pengamatan, sebagaimana dijelaskan pada bagian ketiga 
dari langkah-langkah pengumpulan dan validasi data. 
c. Penyajian data yang meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data, yaitu 
menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga 
memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Dalam 
penelitian ini, data hasil rekaman video pembelajaran dari masing-masing 
subjek yang direduksi kemudian dikategorikan berdasarkan komponen-komponen 
pada setiap aspek yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar 
informasi yang diperoleh dengan mudah dapat disimpulkan. 
d. Pemaparan data dan penafsiran data, yaitu data valid sebagaimana dijelaskan 
pada bagian keempat dari langkah-langkah pengumpulan dan validasi data 
dipaparkan kemudian ditafsirkan untuk mendapatkan kesimpulan berdasarkan 
tujuan penelitian. 
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 
1. Deskripsi Pelaksanaan Lesson Study 
Pada bagian ini, akan dijelaskan gambaran pelaksanaan Lesson Study yang terdiri dari 
empat siklus. Setiap siklus akan menjelaskan tentang kegiatan perencanaan (Plan), 
Pelaksanaan (Do) dan Refleksi Pelaksanaan (See). Setiap kegiatan Lesson Study 
mengacu pada rancangan masalah kontekstual yang akan digunakan dalam 
mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, selain itu komponen yang 
mendukung berkembangnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa yaitu: (1) Design 
pembelajaran, (2) Satuan Ajar Perkuliahan yang disesuaikan dengan tujuan yang akan 
dicapai, (3) Masalah kontekstual yang memungkinkan mahasiswa untuk berpikir 
secara kritis, (4) Hand Out yang bercirikan masalah kontekstual, (5) Media 
pembelajaran yang digunakan dan (6) alat evaluasi mengenai pemahaman mahasiswa 
12
selama pembelajaran berlangsung. Gambaran kegiatan Lesson Study setiap siklus 
diapaparkan sebagai berikut: 
a. Siklus Pertama Kegiatan Lesson Study 
Tindakan dalam siklus pertama diawali dengan menerapkan pembelajaran 
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share. Tujuannya 
adalah agar mahasiswa saling bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran. 
Kerjasama yang dimaksud adalah terjadi diskusi antar mahasiswa dalam 
kelompok tersebut yang diawali dengan menggali kemampuan awal mahasiswa 
untuk berpikir mengenai permasalahan yang akan diberikan. Pemilihan anggota 
kelompok dibagi secara heterogen dengan menempatkan mahasiswa yang 
berkemampuan tinggi disetiap kelompok tersebut. Selain itu, pendekatan yang 
digunakan agar mahasiswa memahami apa yang dipelajari adalah pendekatan 
kontekstual, yang diartikan bahwa setiap permasalahan yang diberikan mahasiswa 
terkait dengan kehidupan nyata. Kemudian komponen pendukung terlaksananya 
pembelajaran pada siklus pertama yang dijadikan rancangan awal yaitu (1) Satuan 
Acuan Pembelajaran (SAP), (2) Design pembelajaran dan (3) Media 
Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan oleh satu dosen model 
yang bertugas untuk mengajar dan menjadi fasilitator pembelajaran dan beberapa 
dosen observer yang mengati proses pembelajaran. 
13 
1) Tahapan Perencanaan (Plan) 
Tahapan awal yang dilakukan pada siklus pertama adalah tahapan pelaksanaan 
(Plan) yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2014. Tahapan pelaksanaan 
(Plan) dimulai dengan menyusun rancangan pembelajaran yang akan 
dilaksanakan berdasarkan pada data awal kondisi mahasiswa yang disampaikan 
berdasarkan pengalaman beberapa dosen pengampuh mata kuliah matematika 
ekonomi yang juga berperan sebagai dosen observer pada pelaksanaan kegiatan 
Lesson Study ini. Rancangan pembelajaran dibuat dengan memfokuskan pada 
penekanan pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Tema materi
yang akan dipaparkan pada siklus pertama adalah aplikasi teori fungsi dalam 
ekonomi. Rancangan awal yang dibuat adalah bagaimana mahasiswa menemukan 
istilah penawaran, permintaan dan keseimbangan pasar dengan memberikan 
masalah yang bersifat kontekstual serta rancangan tersebut mampu menggali 
kemampuan berfikir kritis mahasiswa mengenai permasalahan ekonomi yang 
berkaitan dengan penawaran, permintaan dan keseimbangan pasar. Berdasarkan 
rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen 
yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan satuan acuan 
pembelajaran (SAP), design pembelajaran dan media pembelajaran pada tahapan 
plan ditunjukkan pada tabel 3.1 
Tabel 3.1 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Pertama 
14 
No Hal yang 
didiskusikan 
Perencanaan (Plan) Revisi 
1 
Design 
Pembelajaran 
Perencanaan awal mengenai design 
pembelajaran awalnya 
menggunakan model pembelajaran 
langsung. Ini dikarenakan 
pengetahuan mahasiswa yang 
masih bersifat kompetisi dalam 
pembelajaran. 
Berdasarkan hasil diskusi, model 
pembelajaran yang akan digunakan 
adalah model pembelajaran 
kooperatfif dengan menggunakan 
tipe Think Pair Share (TPS). 
2 
Dalam design pembelajaran, tujuan 
yang akan dicapai mahasiswa 
adalah 
“Melalui kegiatan menganalisa 
kondisi harga barang di pasar, 
mahasiswa mampu 
mengaplikasikan keterkaitan 
masalah fungsi penawaran, 
permintaan dan keseimbangan 
harga dengan cara pemecahan 
masalah pada lembar kerja setelah 
diskusi” 
Berdasarkan hasil diskusi tujuan 
pembelajaran yang akan 
dilaksanakan terlalu banyak 
sehingga diubah menjadi 
Melalui kegiatan menganalisa 
kondisi harga barang di pasar, 
mahasiswa mampu 
mengaplikasikan keterkaitan 
masalah fungsi penawaran dengan 
cara pemecahan masalah pada 
lembar kerja setelah diskusi 
Hal ini dikarenakan kondisi 
kemampuan awal mahasiswa yang 
belum terbentuk mengenai masalah 
ekonomi yang terkait dengan 
konsep fungsi. Sehingga hanya 
masalah fungsi penawaran yang
15 
No Hal yang 
didiskusikan 
Perencanaan (Plan) Revisi 
dikaji. 
3 
Rencana awal pada pembelajaran 
siklus pertama mengikuti setiap 
fase-fase model pembelajaran 
kooperatif tipe think pair share 
dengan setiap tahapan berpikir, 
berpasangan dan berbagi termuat 
didalam fase fase pembelajaran 
kooperatif 
Berdasarkan hasil diskusi, langkah-langkah 
pembelajaran kooperatif 
tipe think pair share digabungkan 
guna mengefisienkan waktu 
4 
Media 
Pembelajaran 
Rancangan awal media yang 
diberikan dalam menyajikan 
permasalahan ekonomi dibuat 
dengan menggunakan power point 
yang memuat konsep-konsep yang 
membantu mahasiswa mencermati 
apa yang akan dipelajari. 
Berdasararkan hasil diskusi, media 
yang memuat konsep-konsep saja, 
tidak akan menggali kemampuan 
berpikir mahasiswa. Sehingga pada 
media pembelajaran power point 
ditambahkan permasalahan yang 
bersifat kontekstual yang dijadikan 
langkah awal bagi mahasiswa untuk 
mengkonstruk pemahaman dan 
pengalaman belajarnya yang 
disesuaikan dengan masalah yang 
diberikan. 
5 
Rancangan awal mengenai Tugas 
individu dan tugas kelompok 
masing-masing berbeda 
Berdasarkan hasil diskusi, tugas 
individu dan kelompok 
digabungkan, selain berguna untuk 
mengefisienkan waktu, juga 
berguna agar mahasiswa saling 
bekerjasama memecahkan setiap 
permasalahan 
6 
Evaluasi 
Pemahaman 
Rancangan awal mengenai evaluasi 
pemahaman mahasiswa setalah 
pembelajaran menggunakan 
masalah yang bersifat abstrak yang 
tujuannya untuk mengetahui sejauh 
mana pemahaman mahasiswa 
Berdasarkan hasil diskusi, untuk 
menggali pemahaman mahasiswa 
mengenai topik permasalahan yang 
dipelajari cukup dengan menuliskan 
secara kualitatif mengenai hal-hal 
apa yang mereka pahami serta hal-hal 
apa yang mereka tidak pahami. 
Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada 
tahap perencanan (Plan) pada siklus pertama difokuskan pada design 
pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pemahaman mahasiswa. 
2) Tahapan Pelaksanaan (Do)
Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini dilaksanakan pada 
tanggal 25 Maret 2014, kelas yang dijadikan sebagai kelas penelitian adalah kelas 
VI E yang berjumlah 20 mahasiswa. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan 
dosen model membuka perkuliahan dengan memberikan materi awal melalui 
gambaran keadaan pasar yang ada di Kota Palopo dan mengajak mahasiswa untuk 
mengajukan pendapat mereka mengenai masalah awal yang diberikan. Tujuannya 
agar mahasiswa antusias dan mulai mengkritisi permasalahan awal yang 
diberikan. Secara umum, hanya ada beberapa mahasiswa yang mengungkapkan 
pendapatnya mengenai permasalahan yang diberikan. Sedangkan, beberapa 
mahasiswa lainnya hanya memperhatikan pendapat temannya tersebut. 
Langkah selanjutnya, dosen model mulai mengaitkan konsep fungsi dengan 
masalah perekonomian, namun ada beberapa mahasiswa yang mempunyai 
kemampuan awal yang rendah mengenai fungsi. Sehingga, dosen model 
berinisiatif memberikan beberapa contoh pemecahan masalah fungsi dengan 
menggambarkan grafik fungsi, metode eliminasi dan substitusi. Pada tahapan 
kegiatan inti pembelajaran yakni mengajak mahasiswa untuk berpikir dan 
berdiskusi secara berpasangan dengan memberikan masalah kontekstual, hal yang 
terjadi adalah beberapa mahasiswa kurang aktif dengan kelompoknya baik dalam 
memikirkan masalah yang diberikan maupun pada saat berdiskusi. 
Langkah terakhir (kegiatan penutup), dosen model memberikan evaluasi 
pemahaman dengan memberikan mahasiswa untuk mengungkapkan apa yang 
mereka pahami mengenai materi yang diberikan dan hal-hal apa yang perlu 
didiskusikan sebagai kekurangan dari pembelajaran tersebut. 
16 
3) Tahapan Refleksi (See) 
Tahap Refleksi (See) atau evaluasi pembelajaran dilakukan langsung setelah tahap 
pelaksanaan (do) selesai dilakukan. Pada tahap See, tim Lesson Study 
mendiskusikan semua kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap pelaksanaan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh dosen observer pada tahap 
pelaksanaan terdapat beberapa saran, antara lain: 
a) Pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran tidak diungkapkan. Sehingga 
mahasiswa belum memiliki pemahaman awal mengenai materi yang 
disajikan. 
b) Manajemen waktu yang dilaksanakan oleh dosen model masih kurang tertata 
dengan baik dan tidak sesuai dengan fase-fase pembelajaran yang telah 
dirancang sebelumnya. Serta tidak semua kegiatan yang direncanakan dalam 
tahap plan terlaksana. 
c) Ada beberapa mahasiswa yang tidak disiplin dalam mengikuti perkuliahan, 
ini terlihat dari beberapa mahasiswa yang datang terlambat. Serta, tercatat 
beberapa mahasiswa tidak memperhatikan pemaparan dosen model saat 
kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini diidentifikasikan karena 
motivasi awal mahasiswa dalam pembelajaran sangat kurang. 
d) Kerjasama tim belum maksimal, saat memaparkan pendapat, saat diskusi 
kelompok dalam memecahkan masalah, tidak semuanya serius dalam 
mengikuti diskusi, ada beberapa mahasiswa dalam kelompok terlihat sibuk 
dengan urusannya sendiri dan tidak terlibat dalam diskusi. Hanya satu 
kelompok saja yang berdiskusi secara optimal. 
e) Masalah kontekstual yang diberikan, kurang mengkaji kemampuan siswa 
dalam berpikir secara kritis. Ini diidentifikasikan karena mahasiswa masih 
kurang paham mengenai masalah ekonomi yang terkait langsung dengan 
konsep matematika khususnya pada materi teori fungsi. 
Berdasarkan hasil diskusi dari tim Lesson Study, maka perlu melakukan 
pembenahan dan perencanaan pembelajaran yang lebih matang untuk siklus 
kedua, agar pelaksanaan Lesson Study ini berjalan dengan baik dan mampu 
mencapai tujuan yang direncanakan 
17 
.
b. Siklus Kedua Kegiatan Lesson Study 
Pelaksanaan kegiatan siklus kedua lebih difokuskan pada peningkatan 
kemampuan berpikir kritis mahasiswa mulai dari memahami permasalahan awal 
dan mengkritisi setiap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan serta 
peningkatan kedisiplinan mahasiswa mulai dari ketepatan waktu kehadiran 
perkuliahan. Siklus kedua dilaksanakan satu kali dengan mengangkat tema 
pembelajaran yang berkaitan dengan pajak. Hal yang diinginkan terjadi adalah 
mahasiswa mampu mengkritisi pentingnya pajak bagi pemerintah dan mampu 
mengkritisi yang mana contoh pajak persatuan dan persentase dalam kehidupan 
sehari-hari. 
18 
1) Tahapan Perencanaan (Plan) 
Tahap perencanaan dalam siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014. 
Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran yang akan dilaksanakan 
berdasarkan refleksi siklus pertama. Pada siklus pertama lebih difokuskan 
keterlaksanaan pembelajaran dan kurang mengkaji setiap langkah-langkah 
pembelajaran yang dilakukan, serta difokuskan pada kedisiplinan mahasiswa baik 
ketepatan waktu masuk perkuliahan. Berdasarkan rancangan yang dibuat dalam 
siklus kedua, direncanakan mengangkat tema pajak dalam teori ekonomi. Dalam 
rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen 
yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan media 
pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.2 
Tabel 3.2 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Kedua 
No Hal yang 
didiskusikan 
Perencanaan (Plan) Revisi 
1 
Media 
Pembelajaran 
Gambaran awal untuk 
mengungkapkan materi yang 
akan dipelajari masih rancu. Ini 
dikarenakan ada kemungkinan 
mahasiswa memberikan jawaban 
gambaran awal sudah sesuai 
dengan materi yang akan 
dipelajari
19 
No Hal yang 
didiskusikan 
Perencanaan (Plan) Revisi 
yang kurang tepat. Sehingga tim 
pengamat memberikan saran 
agar mengubah masalah awal 
tersebut 
2 Penyajian grafik bersifat abstrak Grafik direvisi berdasarkan 
keadaan keuangan penjual dan 
pembeli yang terjadi dipasar 
(transaksi jual-beli) dan 
disajikan diawal pembelajaran 
3 Tujuan pembelajaran yang 
diungkap kurang mengacu 
pemahaman mahasiswa 
Setelah direvisi tujuan 
pembelajaran secara spesifik 
mengungkapkan isu mengenai 
kegunaan pajak jika berprofesi 
sebagai wiraswasta 
4 
Fase 
Pembelajaran 
Menyajikan secara langsung 
pengertian pajak 
Setelah direvisi, pengertian 
pajak diungkapkan secara 
langsung oleh mahasiswa setelah 
diberikan gambaran awal dan 
grafik 
5 Rumus-rumus dijelaskan 
langsung dosen model 
Mahasiswa menarik kesimpulan 
sendiri mengenai bebrapa 
konsep rumus yang diberikan 
melalui grafik 
6 
Masalah 
Kontekstual 
Permasalahan yang abstrak 
dikerjakan langsung mahasiswa 
Untuk mengefisienkan waktu, 
permasalahan yang abstrak 
dijadikan bahan refleksi secara 
individu. 
Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada 
tahap perencanan (Plan) pada siklus kedua difokuskan pada mengembangkan 
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan mengefisienkan pembelajaran dan 
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. 
2) Tahapan Pelaksanaan (Do) 
Tahapan pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014 di 
ruang M.1 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta 
perencanaan dalam siklus kedua. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan membuka 
perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang bertujuan untuk
mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan 
pemahaman awal mereka. Setelah terjawab, dosen model mengungkapkan isu 
mengenai pentingnya pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan 
pembelajaran yang akan dicapai selama perkuliahan berlangsung. Setelah 
menyampaikan tujuan pembelajaran, dosen model mengajak mahasiswa 
mengkritisi kembali grafik yang dipaparkan dan mengajak mereka untuk 
berdiskusi secara kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan 
mengamati permasalahan yang diberikan dalam grafik. Pelaksanaan diskusi 
berlangsung sekitar 20 menit, dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan 
pendapat mereka. Setelah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk 
mengungkapkan idenya, dosen model kembali memberikan masalah yang 
berkaitan dengan kondisi matematis dan memberikan kesempatan kepada 
mahasiswa untuk mendiskusikan kembali pemecahan masalahnya. Hal yang 
terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam memecahkan masalah secara 
matematis, sehingga dosen model memberikan beberapa arahan kepada 
mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai langkah pemecahan 
masalahnya. 
Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang 
sama dengan siklus pertama yakni memberikan kesempatan kepada mahasiswa 
untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang dipelajari 
hari ini. 
20 
3) Tahapan Refleksi (See) 
Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus 
tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua 
kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan 
yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah 
a) Ada sebagian besar mahasiswa masih kurang memperhatikan pemaparan 
dosen model diawal pembelajaran, ada juga sibuk dengan aktivitasnya
sendiri mengakibatkan mahasiswa tidak mampu saling berbagi (share) 
dengan teman kelompoknya. 
b) Ada beberapa mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah masih 
kurang termotivasi mengikuti perkuliahan dan cenderung menunggu 
jawaban dari mahasiswa lainnya. 
c) Mahasiswa terkadang ingin mendengarkan arahan dari dosen pembimbing, 
terkadang ingin menulis pula. Sehingga tim observer memberikan saran 
untuk membagikan slide pada media pembelajaran atau membagikan hand 
out materi yang akan diajarkan disertai dengan lembar kerja mahasiswa. 
Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus kedua adalah 
a) Tampak jumlah mahasiswa yang datang terlambat mengalami penurunan 
yang signifikan pada awalnya hampir sebagian besar terlambat. 
b) Motivasi mahasiswa pada siklus kedua mengalami peningkatan, ini 
dikarenakan diawal pembelajaran mahasiswa diberikan masalah awal yang 
terkait langsung dengan pengalamannya, khususnya dalam teori ekonomi 
dan berkaitan dengan masalah pajak. 
c) Masalah kontekstual yang diberikan, sudah mulai mengkaji kemampuan 
mahasiswa dalam berpikir secara kritis. Ini diinkasikan Ada beberapa 
mahasiswa sudah mampu mengkritisi masalah kontekstual yang diberikan, 
meskipun belum termasuk berpikir secara kritis karena cenderung 
mengkritisi kemampuan matematisnya dan mengajukan pendapatnya sesuai 
dengan teori yang ada. 
d) Kerjasama tim sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan, meskipun 
masih ada beberapa mahasiswa yang masih menunggu jawaban dari 
kelompok lain atau mahasiswa yang diaanggap mampu dalam matematika. 
e) Evaluasi pemahaman untuk mahasiswa sudah cukup dalam hal 
pengembangan pemahaman mahasiswa dengan mengungkapkan pemahaman 
mereka terhadap materi yang diajarkan. 
21
Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, maka perlu melakukan 
pembenahan dan perencanaan pembelajaran dengan lebih menekankan 
peningkatan aktivitas berpikir mahasiswa yang lebih baik untuk siklus ketiga 
serta membuat beberapa perubahan keterlaksanaan pembelajaran dengan 
menyediakan Hand Out bagi mahasiswa, agar pelaksanaan Lesson Study ini 
berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang direncanakan. 
c. Siklus Ketiga Kegiatan Lesson Study 
Kegiatan siklus ketiga difokuskan pada aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan 
merancang masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik 
kesimpulan secara logis. Hal yang mendukung terlaksananya siklus ketiga adalah 
dengan membuatkan Hand Out yang berisi konsep materi dan contoh pemecahan 
masalah. Tema materi yang diangkat adalah aplikasi turunan dalam teori 
ekonomi, mengingat mahasiswa sudah mempunyai kemampuan awal mengenai 
konsep turunan pada mata kuliah kalkulus. Sementara kekurangan pada siklus 
kedua diusahakan mengalami perubahan menjadi lebih baik. 
22 
1) Tahapan Perancangan (Plan) 
Tahap perencanaan dalam siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014. 
Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran dan pembuatan Hand 
Out khususnya pada materi aplikasi turunan yang akan dilaksanakan berdasarkan 
refleksi siklus kedua. Pada siklus ketiga lebih difokuskan peningkatan aktivitas 
berpikir kritis mahasiswa dengan merancang masalah kontekstual yang lebih 
mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis dan keterlaksanaan 
pembelajaran yang mengacu mahasiswa untuk berpikir secara kritis. Berdasarkan 
rancangan yang dibuat dalam siklus ketiga dengan mengangkat tema biaya 
produksi yang terkait dengan konsep turunan. Dalam rancangan yang dibuat, 
terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan 
dengan dosen pengamat yang terkait dengan media pembelajaran, Hand Out dan 
pelaksanaan pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Ketiga 
23 
No Hal yang 
didiskusikan 
Perencanaan (Plan) Revisi 
1 
Media 
Pembelajaran 
Belum ada gambar yang sesuai 
dengan materi biaya produksi 
Berdasarkan revisi dosen 
pengamat, untuk mengkaji 
pemahaman awal mahasiswa 
menggunakan gambar 
kontekstual mengenai 
perusahaan 
2 
Hand Out 
Rancangan awal tidak 
memberikan gambaran tujuan 
materi yang akan diajarkan 
Berdasarkan revisi dosen 
pengamat, Hand Out dilengkapi 
dengan tujuan pembelajaran dan 
disingkronkan dengan media 
pembelajaran 
3 
Pemecahan 
Masalah 
Masalah yang diberikan bersifat 
abstrak dan kontekstual 
Berdasarkan pengamatan 
sebelumnya, mahasiswa sudah 
mampu mengkonstruk sendiri 
permasalahan yang bersifat 
kontekstual, sehingga masalah 
kontekstual yang diberikan 
sedikit diubah menjadi masalah 
abstrak. 
Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada 
tahap perencanan (Plan) pada siklus ketiga difokuskan pada mengembangkan 
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan memperhatikan aktivitas 
mahasiswa dan mengefisienkan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. 
2) Tahapan pelaksanaan (Do) 
Tahapan pelaksanaan siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2014 di 
ruang M.2 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta 
perencanaan dalam siklus ketiga. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan membuka 
perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang bertujuan untuk 
mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan 
pemahaman awal mereka dan hampir sama dengan siklus kedua. Setelah 
terjawab, dosen model mengungkapkan isu mengenai pentingnya pembelajaran, 
kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama
perkuliahan berlangsung. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, dosen 
model mengajak mahasiswa mengkritisi pentingnya mengetahui kondisi pasar 
yang terkait dengan konsep turunan dan mengajak mereka untuk berdiskusi secara 
kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan mengamati 
permasalahan yang diberikan. Pelaksanaan diskusi berlangsung sekitar 20 menit, 
dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Setelah 
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan idenya, dosen 
model kembali memberikan masalah yang berkaitan dengan kondisi matematis 
dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan kembali 
pemecahan masalahnya. Hal yang terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam 
memecahkan masalah secara matematis, sehingga dosen model memberikan 
beberapa arahan kepada mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai 
langkah pemecahan masalahnya. 
Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang 
sama dengan siklus pertama dan kedua yakni memberikan kesempatan kepada 
mahasiswa untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang 
dipelajari hari ini dan memberikan masalah tambahan dengan memberikan 
kesempatan kepada mahasiswa membuat soal tersendiri dan setelah itu teman 
sebangkunya mengerjakan masalah yang diberikan oleh mahasiswa lainnya. 
Sehingga setiap mahasiswa mempunyai masalah yang berbeda. 
24 
3) Tahapan Refleksi (See) 
Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus 
tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua 
kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan 
yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah 
a) Ada beberapa mahasiswa yang ingin bertanya, namun kurang mampu 
mengkonstruk pertanyaan yang ingin ditanyakan dan hanya menunggu 
jawaban dari mahasiswa lainnya.
b) Ada kecenderungan mahasiswa tidak mengikuti instruksi dosen model dalam 
hal bekerjasama dalam diskusi kelompok. 
c) Dalam pelaksanaan pembelajaran hubungan timbal balik antara mahasiswa 
dengan mahasiswa itu sendiri tidak terlaksana, dikarenakan tidak diberikan 
kesempatan kepada mahasiswa saling mengkritisi hasil pemecahan masalah 
Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus ketiga adalah 
a) Mahasiswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran ini 
diidentifikasikan karena masalah awal yang membangkitkan motivasi belajar 
siswa yang langsung terkait dengan pengalaman mahasiswa yang bersifat 
kontekstual 
b) Pemberian bimbingan arahan kepada mahasiswa sudah cukup efektif karena 
mahasiswa yanga walnya kurang mampu, hingga diakhir pembelajaran 
sudah mampu memecahkan sendiri permasalahan yang diberikan. 
c) Hand Out yang dibagikan ke mahasiswa sangat membantu keterlaksanaan 
pembelajaran sehingga kedepannya tetap membuatkan Hand Out. 
d) Masalah kontekstual yang diberikan, sudah mulai mengkaji kemampuan 
mahasiswa dalam berpikir secara kritis. Ini diidentifikasikan Ada beberapa 
mahasiswa sudah mampu mengkritisi masalah kontekstual yang diberikan, 
meskipun belum termasuk berpikir secara kritis karena cenderung 
mengkritisi kemampuan matematisnya 
e) Ada beberapa mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah sudah mulai 
bekerjasama meskipun kemampuannya dalam memecahkan masalah secara 
individu masih rendah. 
f) Evaluasi dengan mengungkapkan saran perbaikan pembelajaran yang 
diungkapkan mahasiswa menunjukkan pembelajaran yang tercapai pada 
hari ini sangat efektif dan sudah cukup dalam hal pengembangan 
pemahaman mahasiswa dengan mengungkapkan pemahaman mereka 
terhadap materi yang diajarkan. 
25
Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, dengan melihat pebaikan-perbaikan 
pada siklus sebelumnya, mengalami peningkatan yang signifikan. 
Perencanaan pada siklus keempat lebih mengacu pada perbaikan-perbaikan pada 
siklus sebelumnya yang masih dianggap kurang. Sementara kemampuan berpikir 
kritis mahasiswa sudah mulai berkembang dalam hal menarik kesimpulan dan 
ketika mahasiswa dihadapkan pada permasalahan yang mengacu kemampuan 
eksplorasi. Beberapa hal pada siklus ketiga yang mengalami perubahan akan tetap 
dipertahankan dengan tetapa mengacu pada pembuatan Hand Out bagi 
mahasiswa, agar pelaksanaan Lesson Study ini berjalan dengan baik dan mampu 
mencapai tujuan yang direncanakan serta pemberian masalah kontekstual yang 
mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. 
d. Siklus Keempat Kegiatan Lesson Study 
Kegiatan siklus keempat sama dengan siklus ketiga difokuskan pada aktivitas 
berpikir kritis mahasiswa dengan merancang masalah kontekstual yang lebih 
mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis. Hal yang 
dipertahankan terlaksananya siklus keempat adalah dengan membuatkan Hand 
Out yang berisi konsep materi dan contoh pemecahan masalah. Tema materi yang 
diangkat adalah masih aplikasi turunan dalam teori ekonomi, mengingat 
mahasiswa sudah mempunyai kemampuan awal mengenai konsep turunan pada 
mata kuliah kalkulus. Sementara kekurangan pada siklus ketiga diusahakan 
mengalami perubahan menjadi lebih baik dengan memperhatikan instruksi dosen 
model. 
26 
1) Tahapan Perancangan (Plan) 
Tahap perencanaan dalam siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2014. 
Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran dan pembuatan Hand 
Out khususnya pada materi aplikasi turunan yang akan dilaksanakan berdasarkan 
refleksi siklus ketiga. Pada siklus keempat sama dengan siklus ketiga lebih 
difokuskan peningkatan aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan merancang
masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan 
secara logis dan keterlaksanaan pembelajaran yang mengacu mahasiswa untuk 
berpikir secara kritis. Berdasarkan rancangan yang dibuat dalam siklus keempat 
dengan mengangkat tema struktur pasar. Dalam rancangan yang dibuat, terdapat 
beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan dengan dosen 
pengamat yang terkait dengan media pembelajaran, Hand Out dan pelaksanaan 
pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.4 
Tabel 3.4 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Keempat 
27 
No Hal yang 
didiskusikan 
Perencanaan (Plan) Revisi 
1 
Media 
Pembelajaran 
Merancang video kontekstual 
yang dikondisikan 
Berdasarkan revisi tim 
pengamat, boleh menggunakan 
video tetapi tetap fokus pada 
hand out yang bersifat 
kontekstual dan tetap 
memberikan stimulus 
pemahaman bagi mahasiswa 
2 Keterangan penyajian grafik 
tidak dituliskan 
Saran tim pengamat agar setiap 
grafik diberikan keterangan agar 
memudahkan mahasiswa dalam 
berpikir 
3 
Fase 
Pembelajaran 
Masalah kontekstual yang 
diberikan lebih menekankan 
kerjasama kelompok 
Berdasarkan revisi tim 
pengamat, masalah yang 
diberikan dilengkapi instruksi 
yang jelas dan penguatan untuk 
tugas lanjutan. 
Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada 
tahap perencanan (Plan) pada siklus keempat difokuskan pada mengembangkan 
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan memperhatikan aktivitas 
mahasiswa dan mengefisienkan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. 
2) Tahapan pelaksanaan (Do) 
Tahapan pelaksanaan siklus keempat dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2014 di 
ruang M.2 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta
perencanaan dalam siklus keempat. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan 
membuka perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang 
bertujuan untuk mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya 
berdasarkan pemahaman awal mereka dan hampir sama dengan siklus kedua dan 
ketiga. Setelah terjawab, dosen model mengungkapkan isu mengenai pentingnya 
pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 
selama perkuliahan berlangsung. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, 
dosen model mengajak mahasiswa mengkritisi pentingnya mengetahui kondisi 
pasar yang terkait dengan konsep turunan dan mengajak mereka untuk berdiskusi 
secara kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan mengamati 
permasalahan yang diberikan. Pelaksanaan diskusi berlangsung sekitar 20 menit, 
dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Setelah 
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan idenya, dosen 
model kembali memberikan masalah yang berkaitan dengan kondisi matematis 
dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan kembali 
pemecahan masalahnya. Hal yang terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam 
memecahkan masalah secara matematis, sehingga dosen model memberikan 
beberapa arahan kepada mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai 
langkah pemecahan masalahnya. 
Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang 
sama dengan siklus sebelumnyayakni memberikan kesempatan kepada mahasiswa 
untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang dipelajari 
hari ini serta saran perbaikan pembelajaran kedepannya. 
28 
3) Tahapan Refleksi (See) 
Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus 
tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua 
kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan 
yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah
a) Ada mahasiswa yang berkemampuan rendah masih kurang mampu aktif 
bertanya, bekerjasama dan memecahkan masalah serta cenderung kurang 
aktif dalam pembelajaran. 
b) Dalam satu kelompok, hamper setiap mahaiswa mempunyai kemampuan 
yang rendah sehingga pembagian kelompok kedepannya diusahakan 
mengacu pada tingkat pengetahuan mahasiswa. 
Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus keempat 
adalah 
a) Mahasiswa sudah mulai mengikuti instruksi dari dosen model dalam hal 
bekerjasama dalam pembelajaran, baik dalam diskusi maupun dalam 
memaparkan hasil pemecahan masalah. 
b) Mahasiswa sudah mampu menarik kesimpulan yang logis berdasarkan 
permasalahan yang diberikan dan sudah ada peningkatan berfikir secara 
kritis, meskipun itu terjadi secara individual saja. 
c) Evaluasi dengan mengungkapkan saran perbaikan pembelajaran yang 
diungkapkan mahasiswa menunjukkan pembelajaran yang tercapai pada 
hari ini sangat efektif. 
Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, dengan melihat pebaikan-perbaikan 
pada siklus sebelumnya, mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara 
kemampuan berpikir kritis mahasiswa sudah mulai berkembang dengan memberikan 
masalah kontekstual yang disertai dengan petunjuk yang dapat mengembangkan 
kemampuan berpikir kritis mahasiswa setapak demi setapak. 
Secara umum, keberhasilan pelaksanaan Lesson Study yang tujuannya 
mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui pemberian masalah kontekstual 
mengalami peningkatan baik dari segi pelaksanaan maupun perbaikan pembelajaran, 
diantaranya: 
29
a) Sebagian besar mahasiswa sudah memiliki pemahaman dan kesadaran akan 
kedisiplinan dan signifikansi kerjasama dalam kelompok karena mereka 
sangat menyadari bahwa setiap tema pembelajaran yang diberikan terkait 
dengan kondisi masyarakat yang terjadi dan berhubungan dengan konsep 
matematika. Hal ini dibuktikan dengan keseriusan beberapa mahasiswa yang 
diamati setiap siklus baik secara individual maupun secara berkelompok 
dalam mempresentasikan atau memaparkan pendapatnya. 
b) Guru model telah berhasil memberikan gambaran awal melalui masalah 
kontekstual dan memberi isu mengenai tujuan mempelajari materi tersebut, 
serta berhasil memotivasi mahasiswa dalam pemberian penguatan berkenaan 
dengan masalah kontekstual yang rancang dalam mengembangkan 
kemampuan berpikir kritis. Hal ini diidentifikasi dengan antusiasme 
mahasiswa dalam pembelajaran, meskipun masih ada beberapa mahasiswa 
yang belum mampu secara matematis 
c) Kekurangannya dalam pelaksanaan kegiatan Lesson Study ini, bagi 
mahasiswa yang terlihat kurang aktif dalam perkuliahan maupun dalam 
diskusi kelompok, meskipun dilakukan berbagai cara diantaranya dengan 
memasukkan mahasiswa tersebut kedalam kelompok yang aktif dalam 
belajar atau kelompok yang mahasiswanya tergolong mampu membantu 
teman kelompoknya. Akan tetapi, pada dasarnya maksud dari aktivitas 
tersebut sudah efektif dan sudah ada sedikit peningkatan, hanya saja 
mahasiswa yang tergolong pasif tersebut setelah diidentifikasi memang 
sudah memiliki track record yang kurang memuaskan baik pada perkuliahan 
matematika ekonomi maupun pda perkuliahan yang lainnya (jarang 
berpartisipasi dalam perkuliahan dan sering mengabaikan tugas-tugas) 
sehingga tidak mampu menunjukkan kemampuan berpikirnya. 
30 
2. Keterbatasan Penelitian 
Beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan Lesson Study dapat dideskripsikan sebagai 
berikut:
a. Dalam merancang masalah kontekstual dan terkait langsung dalam 
mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa kurang maksimal. Hal 
ini disebabkan karena rancangan pembelajaran tidak diuji cobakan di kelas 
lain sebagai bahan pertimbangan dan sebagai kajian awal. 
b. Permasalahan selanjutnya kemampuan berpikir kritis tidak dikaji dengan 
menggunakan pedoman wawancara, mengingat waktu yang digunakan tidak 
mampu dikondisikan sehingga informasi mengenai berkembangnya 
kemampuan berpikir kritis mahasiswa hanya digambarkan secara umum. 
D. KESIMPULAN DAN SARAN 
31 
1. Kesimpulan 
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaraan yang telah dilakukan, maka dapat 
disimpulkan bahwa: 
a) Pelaksanaan pembelajaran selama kegiatan Lesson Study dirasakan cukup efektif 
dalam mata kuliah matematika ekonomi, dikarenakan mata kuliah ini dirancang 
sebuah permasalahan yang kontekstual dengan memberikan beberapa kontribusi 
langsung bagi mahasiswa, yakni: (1) Design pembelajaran, (2) Media 
pembelajaran bersifat kontekstual, (3) Hand Out setiap pertemuan, (4) Alat 
evaluasi berupa saran-saran mengenai kekurangan pembelajaran di setiap 
pertemuan. 
b) Kegiatan Lesson Study yang dilaksanakan pada umumnya berjalan lancar, namun 
beberapa kendala yang terjadi berkaitan dengan kemampuan awal mahasiswa 
menjadikan permasalahan tersendiri yang harus dihadapi. 
c) Kemampuan berpikir kritis yang mengalami pengembangan dengan adanya 
rancangan masalah kontekstual melalui Lesson Study meliputi: 
a. Konflik kognitif, yang terlihat dari mahasiswa yang mengalamai 
peningkatan selama setiap siklus dan semakin terlihat pada saat menerapkan 
kemampuan berpikirnya untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan 
yang dihadapkan.
b. Eksplorasi, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini 
diidentifikasikan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk 
memahami, menggali dan menemukan penyelesaian masalah yang 
dihadapkan. 
c. Menarik kesimpulan, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini 
dikarenakan beberapa mahasiswa mengembangkan keterampilan personal 
mereka dengan berani untuk mengungkapkan apa yang mereka peroleh 
dengan mengedepankan fakta dan konsep yang mereka miliki. 
32 
2. Saran 
Mengacu kepada deskripsi pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka 
berikut akan dikemukakan beberapa saran antara lain: 
a. Perlunya alokasi waktu yang lebih memadai, sehingga pelaksanaan Lesson 
Study lebih memadai, sehingga pelaksanaan Lesson Study dapat berlangsung 
lebih maksimal, khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir 
kritis melalui rancangan masalah kontekstual 
b. Untuk penelitian yang relevan, agar meneliti kembali mengenai 
pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui rancangan 
masalah kontekstual dengan mengkaji secara kualitatif melalui wawancara 
dengan beberapa subjek penelitian 
c. Temuan lain dalam penelitian ini, adalah: (1) beberapa mahasiswa masih 
kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam 
memecahkan masalah kontekstual, ini diidentifikasikan bahwa kemampuan 
awal mahasiswa tersebut sangat kurang. Sehingga direkomendasikan untuk 
melakukan penelitian kualitatif dengan eksploratif untuk mengungkapkan 
kemampuan berpikir subjek rendah dalam memecahkan masalah 
kontekstual; (2) kegiatan Lesson Study dengan 4 siklus pelaksanaan, sangat 
minim informasi yang diperoleh khususnya dalam mengungkapkan fokus 
penelitian dalam hal ini kemampuan berpikir kritis. Sehingga
direkomendasikan untuk penelitian mengenai Lesson Study selanjutnya 
menggunakan lebih dari 4 siklus. 
E. DAFTAR PUSTAKA 
Anggo, Mustamin. 2011. Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Untuk 
Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa. Jurnal Nasional Volume 01 
Nomor 02. ISSN: 2088-2157. 
Ennis, Robert H & Weir, Eric. 1985. The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. 
International Journal. Midwest Publications 
_____________. 1993. Critical Thinking Assessment. Journal Volume 32 number 3. 
College of Education Ohio State University 
Manuharawati. 2009. Implementasi Lesson Study pada Mata Kuliah Analisis Real I. 
Proseding Seminar Nasional (310-316). Yogyakarta: Universitas Negeri 
Yogyakarta 
Mulyana. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka (Opend-Ended) Dalam Pembelajaran 
Matematika. Proseding Seminar Nasional (457-479). Yogyakarta: Universitas 
Negeri Yogyakarta 
Supriyanto, Bambang. 2005. Penerapan Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas 
Pembelajaran Mata Kuliah Matematika Ekonomi. Tesis. Tidak Diterbitkan. 
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta 
33

More Related Content

What's hot

Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4ArifUtomo7
 
Contoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk utContoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk utAnshor jegong
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIF
Proposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIFProposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIF
Proposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIFCandra Sihotang
 
Naskah Model-model Pembelajaran
Naskah Model-model PembelajaranNaskah Model-model Pembelajaran
Naskah Model-model PembelajaranEdy Eko Santoso
 
Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Andi Patria
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...Operator Warnet Vast Raha
 
Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran
Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam PembelajaranJabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran
Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam PembelajaranAfrina Astuti
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1Mairiza Nopia
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amaliarichimaryadi
 
Modul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FModul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FEdris Zahroini
 

What's hot (20)

Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 4
 
Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3
 
Contoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk utContoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk ut
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Laporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniatiLaporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniati
 
Proposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIF
Proposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIFProposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIF
Proposal tesis PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI TEMATIK INTEGRATIF
 
Naskah Model-model Pembelajaran
Naskah Model-model PembelajaranNaskah Model-model Pembelajaran
Naskah Model-model Pembelajaran
 
Prposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sdPrposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sd
 
Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013
 
Ptk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ipsPtk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ips
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
PKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas IPKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas I
 
Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran
Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam PembelajaranJabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran
Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
Modul jadi suci
Modul jadi suciModul jadi suci
Modul jadi suci
 
Akzh1343183231
Akzh1343183231Akzh1343183231
Akzh1343183231
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amalia
 
Modul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK FModul Matematika SMP KK F
Modul Matematika SMP KK F
 
PKP_MAT
PKP_MATPKP_MAT
PKP_MAT
 

Similar to MENINGKATKAN HOTS MELALUI LESSON STUDY

Similar to MENINGKATKAN HOTS MELALUI LESSON STUDY (20)

1
11
1
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
Makalah 8
Makalah 8Makalah 8
Makalah 8
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
 
inovasi pendidikan dalam pembelajaran ips berbasis portofolio
inovasi pendidikan dalam pembelajaran ips berbasis portofolioinovasi pendidikan dalam pembelajaran ips berbasis portofolio
inovasi pendidikan dalam pembelajaran ips berbasis portofolio
 
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docxW PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1
 
Bab%201 08513245010
Bab%201 08513245010Bab%201 08513245010
Bab%201 08513245010
 
Lesson Study
Lesson StudyLesson Study
Lesson Study
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

MENINGKATKAN HOTS MELALUI LESSON STUDY

  • 1. A. PENDAHULUAN Isu tentang pendidikan di Indonesia masih hangat untuk diperdebatkan, dari serangkaian pergantian kurikulum yang terjadi, hingga menerapkan Kurikulum 2013 belum menunjukkan perubahan yang signifikan terutama yang menyangkut masalah kualitas pembelajaran serta dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi bagi para mahasiswa. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, hal ini dikarenakan hasil laporan United Nasional Development Program mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relative rendah. Sadar akan hasil-hasil pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya tersebut diantaranya, melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkeseinambungan, program penataan kerja pendidik, proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen dan masih banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut. Dalam rangka meningkatkan Mutu Pendidikan, Pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Undang- Undang tersebut memuat peyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar profesional. Seorang pendidik dikatakan profesional jika mereka mempunyai kompetensi (pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial). Kompetensi tersebut antara lain dapat tercermin pada: memahami gaya belajar dan kesulitan belajar, menguasai teori dan prinsip belajar, merancang, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, menguasai substansi bidang ilmu, meningkatkan kualitas pembelajaran dan menguasai serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dari lain pihak, ada beberapa temuan tentang pengajaran yang ada di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Sato (Manuharawati, 2009). Temuan-temuan tersebut antara lain: (1) banyak pendidik di Indonesia tidak memiliki inisiatif untuk belajar, (2) banyak pendidik membuat perangkat pembelajaran sendirian tanpa mengkomunikasikan ke teman sejawat atau ahli lain, sehingga perangkat yang dihasilkan sedikit sekali mendapatkan masukan dari teman sejawat, (3) banyak pendidik belajar sendiri untuk memantapkan 1
  • 2. penguasaan materi pembelajaran, sehingga dimungkinkan terjadi salah konsep sangat besar, (4) banyak pendidik tidak ingin dicermati oleh orang lain di dalam kelas, sehingga guru tidak tahu kesalahan atau kekurangannya dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan, temuan-temuan Sato tersebut, juga terjadi di Jurusan Matematika Universitas Cokroaminoto Palopo, khususnya pada rumpun matematika terapan, dalam hal ini penerapan dalam teori ekonomi. Salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk diperbincangkan yaitu tentang Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana pendidik mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana mahasiswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran mahasiswa. Untuk merubah kebisaaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa memang tidak mudah, terutama di kalangan pendidik yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif. Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepangnya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di 2
  • 3. Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi. Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Mulyana (2008) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study pada hakekatnya merupakan salah satu upaya signifikan untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme dosen (pendidik) serta mengembangkan salah satu kemampuan mahasiswa dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang dirancang sebagai bagian penting dari internal quality assurance terhadap kompetensi pedagogi dan profesionalisme pendidik yang disinergikan dengan karakter mahasiswa ataupun sesuai dengan masalah kontekstual yang diberikan. Mata kuliah Matematika Ekonomi sengaja dipilih dari berbagai keterampilan yang dapat dikategorikan sebagai hard-skills ataupun dapat mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa. Mata kuliah ini secara luas mengkaji tentang konsep-konsep matematika yang berhubungan 3
  • 4. dengan masalah ekonomi dan memberikan permasalahan yang kontekstual agar mahasiswa merasakan manfaat langsung setelah mempelajari setiap materi yang diberikan. Menilik dari berbagai deskripsi dan fakta tentang mata kuliah mata kuliah Matematika Ekonomi, maka ada beberapa hal mendasar dan signifikan yang seharusnya dilaksanakan dan bersifat baik, yakni urgensnya suatu kebutuhan akan pembelajaran yang kolaboratif (collaborative learning) yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang kontekstual. Mengingat outcomes dalam mata kuliah ini adalah bukan hanya terjadi integrasi yang harmonis antara mahasiswa secara individual, namun yang manjadi poin utama adalah proses kolaborasi antar mahasiswa dengan pendidik diharapkan bisa terjadi secara signifikan melalui kerjasama antar individu atau antar kelompok dan setiap komponen-komponen pendukung terlaksananya pembelajaran tersedia, dalam hal ini komponen pendukung yang dimaksud yakni (1) Design Pembelajaran yang telah dirancang, (2) Media pembelajaran bersifat kontekstual, (3) Hand Out setiap pertemuan, (4) Alat evaluasi berupa saran-saran mengenai kekurangan pembelajaran di setiap pertemuan. Kenyataan yang terjadi melalui pengamatan awal khususnya para mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika kurang memiliki pengetahuan awal baik mengenai konsep-konsep matematika maupun hakikat pembelajaran kolaboratif sehingga cenderung timbul sifat individualism yang tidak mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Ini disebabkan mahasiswa yang telah terbisaa bekerja secara individu dan lebih menguntungkan mahasiswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik, sehingga mahasiswa yang kemampuan sedang atau rendah merasa tertinggal dengan kemampuan mahasiswa yang berkemampuan tinggi. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran seorang pendidik dituntut dapat mengembangkan sebuah pembelajaran baik dari segi model, pendekatan, metode agar mahasiswa yang berkemampuan sedang dan rendah saling bekerjasama dengan mahasiswa yang berkemampuan tinggi sehingga tercipta pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan bermanfaat. Sedangkan, isu mutakhir dalam pembelajaran matematika 4
  • 5. saat ini adalah mengembangkan High-Order Thinking Skills (HOTS) dan menjadikannya sebagai tujuan utama dalam pembelajaran matematika. Pernyataan ini antara lain didukung oleh The National Education Association Research Division (Ennis, 1993:1) dengan mengungkapkan bahwa “student acquisition of high-order thinking skills is now a nation goal”. Sejalan dengan pendapat tersebut, harapan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika khususnya di setiap jenjang sekolah di Indonesia adalah setiap mahasiswa mempunyai kemampuan berpikir matematis, khususnya berpikir matematis tingkat tinggi. Kemampuan itu diperlukan mahasiswa, terkait dengan kebutuhan para mahasiswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kemampuan berpikir matematis terutama yang menyangkut doing math (aktivitas matematika) perlu mendapatkan perhatian khusus dalam proses pembelajaran matematika. Selain mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dalam penelitian ini kemampuan berpikir kritis sangat didukung jika instrument atau permasalahan-permasalahan yang diberikan bersifat nyata (kontekstual). Penggunaaan masalah kontekstual memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan pola berpikir yang lebih kompleks karena melibatkan pengetahuan matematika formal dan informal. Melalui masalah kontekstual, mahasiswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya dan berkaitan proses berpikir. De Corte (Anggo, 2011). Ketika masalah matematika disajikan dengan menggunakan konteks tertentu, maka pemecahan yang dilakukan mahasiswa mungkin saja tidak menggunakan prosedur matematika formal, tetapi menggunakan prosedur informal berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya tentang konteks tersebut. Agar dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur matematika formal, maka mahasiswa harus menterjemahkan konteks tersebut ke dalam model matematika. Merefleksi kondisi dan persoalan pembelajaran pada mata kuliah Matematika Ekonomi, ada beberapa persoalan mendasar yang bisa diformulasikan: (1) Keterbatasan pengetahuan mahasiswa baik dalam tataran konsep dan praktek tentang pembelajaran kolaboratif, (2) minimnya sharing of experience (saling berbagi 5
  • 6. pengalaman) diantara mahasiswa, (3) merefleksi proses pembelajaran selama ini mata kuliah Matematika Ekonomi miskin akan pengalaman langsung bagi mahasiswa mengenai manfaat setiap materi yang diajarkan bagi kehidupan sehari-hari, (4) kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa (mahasiswa). Sehingga, kondisi tersebut harus diupayakan untuk diperbaiki. Upaya tersebut dilakukan diantaranya melalui perbaikan proses pembelajaran. Lesson Study dapat dijadikan jembatan untuk meniti kearah cita-cita proses pembelajaran yang ideal sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan. Oleh karena itu, sudah saatnya pendidik melakukan inovasi yang efektif dan efisien untuk mendorong mahasiswa belajar secara kolaboratif dan memenuhi kebutuhan masyarakat, belajar yang akan menuntun mereka mendapatkan kecakapan dalam mengikuti proses pembelajaran serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam menyikapi setiap permasalahan yang diberikan. Artinya secara teoritis, dalam pembelajaran matematika dapat mengakomodasi kebutuhan mahasiswa sesuai kemampuan berpikirnya dalam memahami materi. Dalam penelitian ini, dengan menerapkan konsep Lesson Study dalam mata kuliah Matematika Ekonomi diharapkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dapat berkembang sedikit demi sedikit. Kualitas pembelajaran yang diharapkan adalah terjadi interaksi antara pendidik dan mahasiswa yang didukung oleh design pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya (tahap Plan) yang telah direvisi untuk diterapkan pada saat pembelajaran (tahap Do) dan kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran (tahap See), Hand Out yang bercirikan masalah kontekstual, serta alat evaluasi berupa saran-saran perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya yang masih dianggap kurang efektif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2005) yang lebih fokus pada aktivitas mahasiswa diperoleh hasil bahwa kegiatan Lesson Study mendorong mahasiswa agar belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menerapkan Lesson Study dalam beberapa tahap, yakni: (1) membentuk tim, (2) menentukan tujuan pembelajaran, (3) merencanakan pembelajaran, (4) 6
  • 7. mengumpulkan fakta-fakta dari proses pembelajaran, (5) menganalisis fakta-fakta pada pembelajaran dan (6) mengulangi proses pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat penelitian-penelitian terdahulu serta kajian-kajian dan fakta-fakta yang terjadi, maka peneliti bermaksud megimplementasikan konsep Lesson Study dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui masalah kontekstual khususnya pada mata kuliah Matematika Ekonomi. B. METODE PENELITIAN 7 1. Tempat dan Waktu Kegiatan Kegiatan Lesson Study ini bertempat di KampusvIII Universitas Cokroaminoto Palopo Program Studi Pendidikan Matematika yang disetting sebagai kelas perkuliahan mata kuliah matematika ekonomi. Adapun waktu kegiatan pelaksanaan Lesson Study berlangsung selama 4 bulan yang terdiri dari 4 siklus kegiatan, dimana masing-masing siklus dilaksanakan dengan tahapan Plan, Do dan See. Waktu kegiatan Lesson Study disajikan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Waktu kegiatan Lesson Study Siklus Plan Do See I Jumat, 21 Maret 2014 Selasa, 25 Maret 2014 Selasa, 25 Maret 2014 II Rabu, 2 April 2014 Selasa, 8 April 2014 Selasa, 8 April 2014 III Jumat, 9 Mei 2014 Selasa, 20 Mei 2014 Selasa, 20 Mei 2014 IV Minggu, 13 Juli 2014 Selasa, 15 Juli 2014 Selasa, 15 Juli 2014 2. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan apa adanya tentang perkembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pemberian masalah kontekstual. Masalah kontekstual yang
  • 8. diberikan sebelumnya telah dirancang dengan mengikuti tahapan kegiatan Lesson Study. 8 3. Fokus Penelitian Fokus penelitian yang ditetapkan berfungsi mengarahkan peneliti sehingga dapat mencurahkan perhatian secara jelas tentang hal-hal yang semestinya diteliti agar pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan sebaik-baiknya. Untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan baik, maka fokus penelitian ini diarahkan untuk menelusuri perkembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pemberian masalah kontekstual yang sebelumnya telah mengikuti tahapan-tahapan kegiatan Lesson Study. Komponen kemampuan berpikir kritis yang akan diungkap yaitu (1) fase memicu kejadian (konflik kognitif), (2) eksplorasi (menggali atau menemukan), (3) menarik kesimpulan serta (4) klasifikasi dan resolusi. 4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Peneliti sebagai instrumen akan mempermudah menggali informasi yang menarik meliputi informasi: lain dari yang lain, yang tidak direncanakan sebelumnya, yang tidak diduga terlebih dahulu, atau yang tidak lazim terjadi. Pada penelitian ini juga digunakan instrumen pendukung lainnya yaitu rekaman video. Rekaman video berguna untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang sebelumnya diberikan masalah kontekstual yang telah dirancang dengan mengikuti tahanapan Lesson Study 5. Rancangan Penelitian Secara umum, urutan langkah-langkah rinci Lesson Study sejak penyusunan (Plan) sampai dengan terjadinya pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa adalah sebagai berikut:
  • 9. 9 a. Tahap Persiapan (Plan) Pada tahap persiapan dilakukan pertemuan awal dengan tim Lesson Study setelah sebelumnya dilakukan persiapan-persiapan. Adapun langkah-langkahnya: 1) Dosen model mempresentasikan maksud dan tujuan serta signifikansi dari Lesson Study bagi peningkatan profesionalisme pedagogik dosen. 2) Dosen model menyusun/merancang scenario pembelajaran. 3) Dosen model mempresentasikan satuan ajar perkuliahan (SAP) serta tujuan yang hendak dicapai dan scenario pembelajaran yang dipilih sebagai chapter design serta memberikan permasalahan bersifat kontekstual dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Dari aktivitas Persiapan Lesson Study yang meliputi kegiatan identifikasi masalah pembelajaran, analisis masalah pembelajaran tersebut dari sisi materi ajar, teaching material, serta alternative strategi pembelajaran yang mungkin diterapkan dan penyusunan rencana pembelajaran. Hasil perencanaan pembelajaran terlampir dalam satuan ajar perkuliahan (SAP) mata kuliah matematika ekonomi 4) Tim memberikan masukan dan saran terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Lembar observasi dikembangkan berdasarkan aspek-aspek penting pedagogis berdasarkan kompetensi yang hendak dicapai, berkembang menurut kebutuhan dalam setiap siklus. 5) Dosen model bersama tim melakukan perbaikan, membuat kesepakatan dari aktifitas pembelajaran berdasarkan SAP serta komitmen waktunya bersama. Termasuk teknis untuk melakukan rekaman proses sehingga seluruh aktivitas terdokumentasi dan menjadi layak sebagai sumber pelengkap bahan pembelajaran dalam kegiatan refleksi. b. Tahap Pelaksanaan (Do) Pada tahap pelaksanaan ini, seorang observer bertugas untuk merekam aktivitas yang terjadi selama kegiatan Open Lesson dilakukan secara menyeluruh
  • 10. kemudian akan dilakukan editing pada beberapa kejadian yang dianggap penting. Sementara dosen observer yang lain mengamati aktivitas mahasiswa. Secara umum langkah kegiatan sebagai berikut: 1) Dosen pelaksana melaksanakan proses perkuliahan mulai kontrak belajar sampai dengan pertemuan berikutnya. 2) Dosen observer membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang 10 dilakukan mahasiswa. 3) Dosen observer membuat catatan tentang situasi dimana mahasiswa melakukan kerjasama atau memilih untuk tidak melakuakan kerjasama. 4) Dosen observer mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses aktivitas berpikir kritis melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan mahasiswa. 5) Dosen observer membuat catatan tentang variasi pemecahan masalah mahasiswa secara individual atau kelompok, termasuk pengambilan strategi pemecahan masalah. c. Tahap Refleksi (See) Kegiatan ini dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dibuktikan pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Langkah-langkah dalam refleksi sebagai berikut: 1) Dosen model dan dosen observer merefleksi temuan-temuan selama pembelajaran berlangsung, dalam hal ini seluruh aktivitas kegiatan dikaji secara menyeluruh terhadap bukti-bukti yang sudah didokumentasikan. 2) Dosen model diberikan kesempatan untuk berbicara paling awal, yakni mengomentari proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, dosen model tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai harapan dan apa yang berubah dari rencana semula.
  • 11. 3) Berikutnya dosen observer diberikan kesempatan memberikan komentar tambahan dan memberikan pendapat mengenai perbaikan pembelajaran kedepannya. 4) Setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup, selanjutnya notulen merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. 6. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui rekaman video pada setiap siklus dan hasil pengamatan langsung peneliti (dosen model) yaitu dengan melakukan rekaman video saat open class berlangsung dan berdasarkan pengamatan para dosen observer dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan teknik validasi yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan di setiap siklus. Langkah-langkah pengumpulan dan validasi data, dilakukan sebagai berikut: a. Mengambil data melalui rekaman video (RV) pada saat pembelajaran 11 berlangsung (open class). b. Data siklus pertama hingga siklus keempat dibuatkan transkrip dan dikategorisasi berdasarkan konponen-komponen yang telah ditetapkan. c. Melakukan reduksi, abstraksi, transformasi, dan pengkategorian pada data siklus pertama hingga siklus keempat. d. Data setiap siklus dibandingkan. Semua data yang terkait dengan tujuan penelitian yang konsisten dijadikan acuan untuk melakukan analisis data. 7. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data sampai penarikan kesimpulan. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, yang ditandai dengan data yang sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data, dilakukan sebagai berikut: a. Menelaah data yang telah diperoleh dari rekaman video pada saat open class. b. Reduksi data adalah kegiatan yang mengacu kepada proses menyeleksi, memfokuskan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data mentah.
  • 12. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat rangkuman yang terdiri dari: inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpanjangan pengamatan, sebagaimana dijelaskan pada bagian ketiga dari langkah-langkah pengumpulan dan validasi data. c. Penyajian data yang meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data, yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Dalam penelitian ini, data hasil rekaman video pembelajaran dari masing-masing subjek yang direduksi kemudian dikategorikan berdasarkan komponen-komponen pada setiap aspek yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang diperoleh dengan mudah dapat disimpulkan. d. Pemaparan data dan penafsiran data, yaitu data valid sebagaimana dijelaskan pada bagian keempat dari langkah-langkah pengumpulan dan validasi data dipaparkan kemudian ditafsirkan untuk mendapatkan kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Pelaksanaan Lesson Study Pada bagian ini, akan dijelaskan gambaran pelaksanaan Lesson Study yang terdiri dari empat siklus. Setiap siklus akan menjelaskan tentang kegiatan perencanaan (Plan), Pelaksanaan (Do) dan Refleksi Pelaksanaan (See). Setiap kegiatan Lesson Study mengacu pada rancangan masalah kontekstual yang akan digunakan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, selain itu komponen yang mendukung berkembangnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa yaitu: (1) Design pembelajaran, (2) Satuan Ajar Perkuliahan yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, (3) Masalah kontekstual yang memungkinkan mahasiswa untuk berpikir secara kritis, (4) Hand Out yang bercirikan masalah kontekstual, (5) Media pembelajaran yang digunakan dan (6) alat evaluasi mengenai pemahaman mahasiswa 12
  • 13. selama pembelajaran berlangsung. Gambaran kegiatan Lesson Study setiap siklus diapaparkan sebagai berikut: a. Siklus Pertama Kegiatan Lesson Study Tindakan dalam siklus pertama diawali dengan menerapkan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share. Tujuannya adalah agar mahasiswa saling bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran. Kerjasama yang dimaksud adalah terjadi diskusi antar mahasiswa dalam kelompok tersebut yang diawali dengan menggali kemampuan awal mahasiswa untuk berpikir mengenai permasalahan yang akan diberikan. Pemilihan anggota kelompok dibagi secara heterogen dengan menempatkan mahasiswa yang berkemampuan tinggi disetiap kelompok tersebut. Selain itu, pendekatan yang digunakan agar mahasiswa memahami apa yang dipelajari adalah pendekatan kontekstual, yang diartikan bahwa setiap permasalahan yang diberikan mahasiswa terkait dengan kehidupan nyata. Kemudian komponen pendukung terlaksananya pembelajaran pada siklus pertama yang dijadikan rancangan awal yaitu (1) Satuan Acuan Pembelajaran (SAP), (2) Design pembelajaran dan (3) Media Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan oleh satu dosen model yang bertugas untuk mengajar dan menjadi fasilitator pembelajaran dan beberapa dosen observer yang mengati proses pembelajaran. 13 1) Tahapan Perencanaan (Plan) Tahapan awal yang dilakukan pada siklus pertama adalah tahapan pelaksanaan (Plan) yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2014. Tahapan pelaksanaan (Plan) dimulai dengan menyusun rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan pada data awal kondisi mahasiswa yang disampaikan berdasarkan pengalaman beberapa dosen pengampuh mata kuliah matematika ekonomi yang juga berperan sebagai dosen observer pada pelaksanaan kegiatan Lesson Study ini. Rancangan pembelajaran dibuat dengan memfokuskan pada penekanan pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Tema materi
  • 14. yang akan dipaparkan pada siklus pertama adalah aplikasi teori fungsi dalam ekonomi. Rancangan awal yang dibuat adalah bagaimana mahasiswa menemukan istilah penawaran, permintaan dan keseimbangan pasar dengan memberikan masalah yang bersifat kontekstual serta rancangan tersebut mampu menggali kemampuan berfikir kritis mahasiswa mengenai permasalahan ekonomi yang berkaitan dengan penawaran, permintaan dan keseimbangan pasar. Berdasarkan rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan satuan acuan pembelajaran (SAP), design pembelajaran dan media pembelajaran pada tahapan plan ditunjukkan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Pertama 14 No Hal yang didiskusikan Perencanaan (Plan) Revisi 1 Design Pembelajaran Perencanaan awal mengenai design pembelajaran awalnya menggunakan model pembelajaran langsung. Ini dikarenakan pengetahuan mahasiswa yang masih bersifat kompetisi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi, model pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperatfif dengan menggunakan tipe Think Pair Share (TPS). 2 Dalam design pembelajaran, tujuan yang akan dicapai mahasiswa adalah “Melalui kegiatan menganalisa kondisi harga barang di pasar, mahasiswa mampu mengaplikasikan keterkaitan masalah fungsi penawaran, permintaan dan keseimbangan harga dengan cara pemecahan masalah pada lembar kerja setelah diskusi” Berdasarkan hasil diskusi tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan terlalu banyak sehingga diubah menjadi Melalui kegiatan menganalisa kondisi harga barang di pasar, mahasiswa mampu mengaplikasikan keterkaitan masalah fungsi penawaran dengan cara pemecahan masalah pada lembar kerja setelah diskusi Hal ini dikarenakan kondisi kemampuan awal mahasiswa yang belum terbentuk mengenai masalah ekonomi yang terkait dengan konsep fungsi. Sehingga hanya masalah fungsi penawaran yang
  • 15. 15 No Hal yang didiskusikan Perencanaan (Plan) Revisi dikaji. 3 Rencana awal pada pembelajaran siklus pertama mengikuti setiap fase-fase model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan setiap tahapan berpikir, berpasangan dan berbagi termuat didalam fase fase pembelajaran kooperatif Berdasarkan hasil diskusi, langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe think pair share digabungkan guna mengefisienkan waktu 4 Media Pembelajaran Rancangan awal media yang diberikan dalam menyajikan permasalahan ekonomi dibuat dengan menggunakan power point yang memuat konsep-konsep yang membantu mahasiswa mencermati apa yang akan dipelajari. Berdasararkan hasil diskusi, media yang memuat konsep-konsep saja, tidak akan menggali kemampuan berpikir mahasiswa. Sehingga pada media pembelajaran power point ditambahkan permasalahan yang bersifat kontekstual yang dijadikan langkah awal bagi mahasiswa untuk mengkonstruk pemahaman dan pengalaman belajarnya yang disesuaikan dengan masalah yang diberikan. 5 Rancangan awal mengenai Tugas individu dan tugas kelompok masing-masing berbeda Berdasarkan hasil diskusi, tugas individu dan kelompok digabungkan, selain berguna untuk mengefisienkan waktu, juga berguna agar mahasiswa saling bekerjasama memecahkan setiap permasalahan 6 Evaluasi Pemahaman Rancangan awal mengenai evaluasi pemahaman mahasiswa setalah pembelajaran menggunakan masalah yang bersifat abstrak yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa Berdasarkan hasil diskusi, untuk menggali pemahaman mahasiswa mengenai topik permasalahan yang dipelajari cukup dengan menuliskan secara kualitatif mengenai hal-hal apa yang mereka pahami serta hal-hal apa yang mereka tidak pahami. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada tahap perencanan (Plan) pada siklus pertama difokuskan pada design pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pemahaman mahasiswa. 2) Tahapan Pelaksanaan (Do)
  • 16. Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014, kelas yang dijadikan sebagai kelas penelitian adalah kelas VI E yang berjumlah 20 mahasiswa. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan dosen model membuka perkuliahan dengan memberikan materi awal melalui gambaran keadaan pasar yang ada di Kota Palopo dan mengajak mahasiswa untuk mengajukan pendapat mereka mengenai masalah awal yang diberikan. Tujuannya agar mahasiswa antusias dan mulai mengkritisi permasalahan awal yang diberikan. Secara umum, hanya ada beberapa mahasiswa yang mengungkapkan pendapatnya mengenai permasalahan yang diberikan. Sedangkan, beberapa mahasiswa lainnya hanya memperhatikan pendapat temannya tersebut. Langkah selanjutnya, dosen model mulai mengaitkan konsep fungsi dengan masalah perekonomian, namun ada beberapa mahasiswa yang mempunyai kemampuan awal yang rendah mengenai fungsi. Sehingga, dosen model berinisiatif memberikan beberapa contoh pemecahan masalah fungsi dengan menggambarkan grafik fungsi, metode eliminasi dan substitusi. Pada tahapan kegiatan inti pembelajaran yakni mengajak mahasiswa untuk berpikir dan berdiskusi secara berpasangan dengan memberikan masalah kontekstual, hal yang terjadi adalah beberapa mahasiswa kurang aktif dengan kelompoknya baik dalam memikirkan masalah yang diberikan maupun pada saat berdiskusi. Langkah terakhir (kegiatan penutup), dosen model memberikan evaluasi pemahaman dengan memberikan mahasiswa untuk mengungkapkan apa yang mereka pahami mengenai materi yang diberikan dan hal-hal apa yang perlu didiskusikan sebagai kekurangan dari pembelajaran tersebut. 16 3) Tahapan Refleksi (See) Tahap Refleksi (See) atau evaluasi pembelajaran dilakukan langsung setelah tahap pelaksanaan (do) selesai dilakukan. Pada tahap See, tim Lesson Study mendiskusikan semua kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap pelaksanaan.
  • 17. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh dosen observer pada tahap pelaksanaan terdapat beberapa saran, antara lain: a) Pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran tidak diungkapkan. Sehingga mahasiswa belum memiliki pemahaman awal mengenai materi yang disajikan. b) Manajemen waktu yang dilaksanakan oleh dosen model masih kurang tertata dengan baik dan tidak sesuai dengan fase-fase pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Serta tidak semua kegiatan yang direncanakan dalam tahap plan terlaksana. c) Ada beberapa mahasiswa yang tidak disiplin dalam mengikuti perkuliahan, ini terlihat dari beberapa mahasiswa yang datang terlambat. Serta, tercatat beberapa mahasiswa tidak memperhatikan pemaparan dosen model saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini diidentifikasikan karena motivasi awal mahasiswa dalam pembelajaran sangat kurang. d) Kerjasama tim belum maksimal, saat memaparkan pendapat, saat diskusi kelompok dalam memecahkan masalah, tidak semuanya serius dalam mengikuti diskusi, ada beberapa mahasiswa dalam kelompok terlihat sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak terlibat dalam diskusi. Hanya satu kelompok saja yang berdiskusi secara optimal. e) Masalah kontekstual yang diberikan, kurang mengkaji kemampuan siswa dalam berpikir secara kritis. Ini diidentifikasikan karena mahasiswa masih kurang paham mengenai masalah ekonomi yang terkait langsung dengan konsep matematika khususnya pada materi teori fungsi. Berdasarkan hasil diskusi dari tim Lesson Study, maka perlu melakukan pembenahan dan perencanaan pembelajaran yang lebih matang untuk siklus kedua, agar pelaksanaan Lesson Study ini berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang direncanakan 17 .
  • 18. b. Siklus Kedua Kegiatan Lesson Study Pelaksanaan kegiatan siklus kedua lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa mulai dari memahami permasalahan awal dan mengkritisi setiap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan serta peningkatan kedisiplinan mahasiswa mulai dari ketepatan waktu kehadiran perkuliahan. Siklus kedua dilaksanakan satu kali dengan mengangkat tema pembelajaran yang berkaitan dengan pajak. Hal yang diinginkan terjadi adalah mahasiswa mampu mengkritisi pentingnya pajak bagi pemerintah dan mampu mengkritisi yang mana contoh pajak persatuan dan persentase dalam kehidupan sehari-hari. 18 1) Tahapan Perencanaan (Plan) Tahap perencanaan dalam siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014. Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus pertama. Pada siklus pertama lebih difokuskan keterlaksanaan pembelajaran dan kurang mengkaji setiap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan, serta difokuskan pada kedisiplinan mahasiswa baik ketepatan waktu masuk perkuliahan. Berdasarkan rancangan yang dibuat dalam siklus kedua, direncanakan mengangkat tema pajak dalam teori ekonomi. Dalam rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan media pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Kedua No Hal yang didiskusikan Perencanaan (Plan) Revisi 1 Media Pembelajaran Gambaran awal untuk mengungkapkan materi yang akan dipelajari masih rancu. Ini dikarenakan ada kemungkinan mahasiswa memberikan jawaban gambaran awal sudah sesuai dengan materi yang akan dipelajari
  • 19. 19 No Hal yang didiskusikan Perencanaan (Plan) Revisi yang kurang tepat. Sehingga tim pengamat memberikan saran agar mengubah masalah awal tersebut 2 Penyajian grafik bersifat abstrak Grafik direvisi berdasarkan keadaan keuangan penjual dan pembeli yang terjadi dipasar (transaksi jual-beli) dan disajikan diawal pembelajaran 3 Tujuan pembelajaran yang diungkap kurang mengacu pemahaman mahasiswa Setelah direvisi tujuan pembelajaran secara spesifik mengungkapkan isu mengenai kegunaan pajak jika berprofesi sebagai wiraswasta 4 Fase Pembelajaran Menyajikan secara langsung pengertian pajak Setelah direvisi, pengertian pajak diungkapkan secara langsung oleh mahasiswa setelah diberikan gambaran awal dan grafik 5 Rumus-rumus dijelaskan langsung dosen model Mahasiswa menarik kesimpulan sendiri mengenai bebrapa konsep rumus yang diberikan melalui grafik 6 Masalah Kontekstual Permasalahan yang abstrak dikerjakan langsung mahasiswa Untuk mengefisienkan waktu, permasalahan yang abstrak dijadikan bahan refleksi secara individu. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada tahap perencanan (Plan) pada siklus kedua difokuskan pada mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan mengefisienkan pembelajaran dan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. 2) Tahapan Pelaksanaan (Do) Tahapan pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014 di ruang M.1 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta perencanaan dalam siklus kedua. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan membuka perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang bertujuan untuk
  • 20. mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan pemahaman awal mereka. Setelah terjawab, dosen model mengungkapkan isu mengenai pentingnya pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama perkuliahan berlangsung. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, dosen model mengajak mahasiswa mengkritisi kembali grafik yang dipaparkan dan mengajak mereka untuk berdiskusi secara kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan mengamati permasalahan yang diberikan dalam grafik. Pelaksanaan diskusi berlangsung sekitar 20 menit, dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Setelah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan idenya, dosen model kembali memberikan masalah yang berkaitan dengan kondisi matematis dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan kembali pemecahan masalahnya. Hal yang terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam memecahkan masalah secara matematis, sehingga dosen model memberikan beberapa arahan kepada mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai langkah pemecahan masalahnya. Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang sama dengan siklus pertama yakni memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang dipelajari hari ini. 20 3) Tahapan Refleksi (See) Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah a) Ada sebagian besar mahasiswa masih kurang memperhatikan pemaparan dosen model diawal pembelajaran, ada juga sibuk dengan aktivitasnya
  • 21. sendiri mengakibatkan mahasiswa tidak mampu saling berbagi (share) dengan teman kelompoknya. b) Ada beberapa mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah masih kurang termotivasi mengikuti perkuliahan dan cenderung menunggu jawaban dari mahasiswa lainnya. c) Mahasiswa terkadang ingin mendengarkan arahan dari dosen pembimbing, terkadang ingin menulis pula. Sehingga tim observer memberikan saran untuk membagikan slide pada media pembelajaran atau membagikan hand out materi yang akan diajarkan disertai dengan lembar kerja mahasiswa. Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus kedua adalah a) Tampak jumlah mahasiswa yang datang terlambat mengalami penurunan yang signifikan pada awalnya hampir sebagian besar terlambat. b) Motivasi mahasiswa pada siklus kedua mengalami peningkatan, ini dikarenakan diawal pembelajaran mahasiswa diberikan masalah awal yang terkait langsung dengan pengalamannya, khususnya dalam teori ekonomi dan berkaitan dengan masalah pajak. c) Masalah kontekstual yang diberikan, sudah mulai mengkaji kemampuan mahasiswa dalam berpikir secara kritis. Ini diinkasikan Ada beberapa mahasiswa sudah mampu mengkritisi masalah kontekstual yang diberikan, meskipun belum termasuk berpikir secara kritis karena cenderung mengkritisi kemampuan matematisnya dan mengajukan pendapatnya sesuai dengan teori yang ada. d) Kerjasama tim sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan, meskipun masih ada beberapa mahasiswa yang masih menunggu jawaban dari kelompok lain atau mahasiswa yang diaanggap mampu dalam matematika. e) Evaluasi pemahaman untuk mahasiswa sudah cukup dalam hal pengembangan pemahaman mahasiswa dengan mengungkapkan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. 21
  • 22. Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, maka perlu melakukan pembenahan dan perencanaan pembelajaran dengan lebih menekankan peningkatan aktivitas berpikir mahasiswa yang lebih baik untuk siklus ketiga serta membuat beberapa perubahan keterlaksanaan pembelajaran dengan menyediakan Hand Out bagi mahasiswa, agar pelaksanaan Lesson Study ini berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang direncanakan. c. Siklus Ketiga Kegiatan Lesson Study Kegiatan siklus ketiga difokuskan pada aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan merancang masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis. Hal yang mendukung terlaksananya siklus ketiga adalah dengan membuatkan Hand Out yang berisi konsep materi dan contoh pemecahan masalah. Tema materi yang diangkat adalah aplikasi turunan dalam teori ekonomi, mengingat mahasiswa sudah mempunyai kemampuan awal mengenai konsep turunan pada mata kuliah kalkulus. Sementara kekurangan pada siklus kedua diusahakan mengalami perubahan menjadi lebih baik. 22 1) Tahapan Perancangan (Plan) Tahap perencanaan dalam siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014. Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran dan pembuatan Hand Out khususnya pada materi aplikasi turunan yang akan dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus kedua. Pada siklus ketiga lebih difokuskan peningkatan aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan merancang masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis dan keterlaksanaan pembelajaran yang mengacu mahasiswa untuk berpikir secara kritis. Berdasarkan rancangan yang dibuat dalam siklus ketiga dengan mengangkat tema biaya produksi yang terkait dengan konsep turunan. Dalam rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan media pembelajaran, Hand Out dan pelaksanaan pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.3
  • 23. Tabel 3.3 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Ketiga 23 No Hal yang didiskusikan Perencanaan (Plan) Revisi 1 Media Pembelajaran Belum ada gambar yang sesuai dengan materi biaya produksi Berdasarkan revisi dosen pengamat, untuk mengkaji pemahaman awal mahasiswa menggunakan gambar kontekstual mengenai perusahaan 2 Hand Out Rancangan awal tidak memberikan gambaran tujuan materi yang akan diajarkan Berdasarkan revisi dosen pengamat, Hand Out dilengkapi dengan tujuan pembelajaran dan disingkronkan dengan media pembelajaran 3 Pemecahan Masalah Masalah yang diberikan bersifat abstrak dan kontekstual Berdasarkan pengamatan sebelumnya, mahasiswa sudah mampu mengkonstruk sendiri permasalahan yang bersifat kontekstual, sehingga masalah kontekstual yang diberikan sedikit diubah menjadi masalah abstrak. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada tahap perencanan (Plan) pada siklus ketiga difokuskan pada mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan memperhatikan aktivitas mahasiswa dan mengefisienkan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. 2) Tahapan pelaksanaan (Do) Tahapan pelaksanaan siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2014 di ruang M.2 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta perencanaan dalam siklus ketiga. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan membuka perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang bertujuan untuk mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan pemahaman awal mereka dan hampir sama dengan siklus kedua. Setelah terjawab, dosen model mengungkapkan isu mengenai pentingnya pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama
  • 24. perkuliahan berlangsung. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, dosen model mengajak mahasiswa mengkritisi pentingnya mengetahui kondisi pasar yang terkait dengan konsep turunan dan mengajak mereka untuk berdiskusi secara kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan mengamati permasalahan yang diberikan. Pelaksanaan diskusi berlangsung sekitar 20 menit, dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Setelah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan idenya, dosen model kembali memberikan masalah yang berkaitan dengan kondisi matematis dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan kembali pemecahan masalahnya. Hal yang terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam memecahkan masalah secara matematis, sehingga dosen model memberikan beberapa arahan kepada mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai langkah pemecahan masalahnya. Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang sama dengan siklus pertama dan kedua yakni memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang dipelajari hari ini dan memberikan masalah tambahan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa membuat soal tersendiri dan setelah itu teman sebangkunya mengerjakan masalah yang diberikan oleh mahasiswa lainnya. Sehingga setiap mahasiswa mempunyai masalah yang berbeda. 24 3) Tahapan Refleksi (See) Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah a) Ada beberapa mahasiswa yang ingin bertanya, namun kurang mampu mengkonstruk pertanyaan yang ingin ditanyakan dan hanya menunggu jawaban dari mahasiswa lainnya.
  • 25. b) Ada kecenderungan mahasiswa tidak mengikuti instruksi dosen model dalam hal bekerjasama dalam diskusi kelompok. c) Dalam pelaksanaan pembelajaran hubungan timbal balik antara mahasiswa dengan mahasiswa itu sendiri tidak terlaksana, dikarenakan tidak diberikan kesempatan kepada mahasiswa saling mengkritisi hasil pemecahan masalah Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus ketiga adalah a) Mahasiswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran ini diidentifikasikan karena masalah awal yang membangkitkan motivasi belajar siswa yang langsung terkait dengan pengalaman mahasiswa yang bersifat kontekstual b) Pemberian bimbingan arahan kepada mahasiswa sudah cukup efektif karena mahasiswa yanga walnya kurang mampu, hingga diakhir pembelajaran sudah mampu memecahkan sendiri permasalahan yang diberikan. c) Hand Out yang dibagikan ke mahasiswa sangat membantu keterlaksanaan pembelajaran sehingga kedepannya tetap membuatkan Hand Out. d) Masalah kontekstual yang diberikan, sudah mulai mengkaji kemampuan mahasiswa dalam berpikir secara kritis. Ini diidentifikasikan Ada beberapa mahasiswa sudah mampu mengkritisi masalah kontekstual yang diberikan, meskipun belum termasuk berpikir secara kritis karena cenderung mengkritisi kemampuan matematisnya e) Ada beberapa mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah sudah mulai bekerjasama meskipun kemampuannya dalam memecahkan masalah secara individu masih rendah. f) Evaluasi dengan mengungkapkan saran perbaikan pembelajaran yang diungkapkan mahasiswa menunjukkan pembelajaran yang tercapai pada hari ini sangat efektif dan sudah cukup dalam hal pengembangan pemahaman mahasiswa dengan mengungkapkan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. 25
  • 26. Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, dengan melihat pebaikan-perbaikan pada siklus sebelumnya, mengalami peningkatan yang signifikan. Perencanaan pada siklus keempat lebih mengacu pada perbaikan-perbaikan pada siklus sebelumnya yang masih dianggap kurang. Sementara kemampuan berpikir kritis mahasiswa sudah mulai berkembang dalam hal menarik kesimpulan dan ketika mahasiswa dihadapkan pada permasalahan yang mengacu kemampuan eksplorasi. Beberapa hal pada siklus ketiga yang mengalami perubahan akan tetap dipertahankan dengan tetapa mengacu pada pembuatan Hand Out bagi mahasiswa, agar pelaksanaan Lesson Study ini berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang direncanakan serta pemberian masalah kontekstual yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. d. Siklus Keempat Kegiatan Lesson Study Kegiatan siklus keempat sama dengan siklus ketiga difokuskan pada aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan merancang masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis. Hal yang dipertahankan terlaksananya siklus keempat adalah dengan membuatkan Hand Out yang berisi konsep materi dan contoh pemecahan masalah. Tema materi yang diangkat adalah masih aplikasi turunan dalam teori ekonomi, mengingat mahasiswa sudah mempunyai kemampuan awal mengenai konsep turunan pada mata kuliah kalkulus. Sementara kekurangan pada siklus ketiga diusahakan mengalami perubahan menjadi lebih baik dengan memperhatikan instruksi dosen model. 26 1) Tahapan Perancangan (Plan) Tahap perencanaan dalam siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2014. Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran dan pembuatan Hand Out khususnya pada materi aplikasi turunan yang akan dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus ketiga. Pada siklus keempat sama dengan siklus ketiga lebih difokuskan peningkatan aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan merancang
  • 27. masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis dan keterlaksanaan pembelajaran yang mengacu mahasiswa untuk berpikir secara kritis. Berdasarkan rancangan yang dibuat dalam siklus keempat dengan mengangkat tema struktur pasar. Dalam rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan media pembelajaran, Hand Out dan pelaksanaan pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Keempat 27 No Hal yang didiskusikan Perencanaan (Plan) Revisi 1 Media Pembelajaran Merancang video kontekstual yang dikondisikan Berdasarkan revisi tim pengamat, boleh menggunakan video tetapi tetap fokus pada hand out yang bersifat kontekstual dan tetap memberikan stimulus pemahaman bagi mahasiswa 2 Keterangan penyajian grafik tidak dituliskan Saran tim pengamat agar setiap grafik diberikan keterangan agar memudahkan mahasiswa dalam berpikir 3 Fase Pembelajaran Masalah kontekstual yang diberikan lebih menekankan kerjasama kelompok Berdasarkan revisi tim pengamat, masalah yang diberikan dilengkapi instruksi yang jelas dan penguatan untuk tugas lanjutan. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada tahap perencanan (Plan) pada siklus keempat difokuskan pada mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan memperhatikan aktivitas mahasiswa dan mengefisienkan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. 2) Tahapan pelaksanaan (Do) Tahapan pelaksanaan siklus keempat dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2014 di ruang M.2 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta
  • 28. perencanaan dalam siklus keempat. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan membuka perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang bertujuan untuk mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan pemahaman awal mereka dan hampir sama dengan siklus kedua dan ketiga. Setelah terjawab, dosen model mengungkapkan isu mengenai pentingnya pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama perkuliahan berlangsung. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, dosen model mengajak mahasiswa mengkritisi pentingnya mengetahui kondisi pasar yang terkait dengan konsep turunan dan mengajak mereka untuk berdiskusi secara kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan mengamati permasalahan yang diberikan. Pelaksanaan diskusi berlangsung sekitar 20 menit, dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Setelah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan idenya, dosen model kembali memberikan masalah yang berkaitan dengan kondisi matematis dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan kembali pemecahan masalahnya. Hal yang terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam memecahkan masalah secara matematis, sehingga dosen model memberikan beberapa arahan kepada mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai langkah pemecahan masalahnya. Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang sama dengan siklus sebelumnyayakni memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang dipelajari hari ini serta saran perbaikan pembelajaran kedepannya. 28 3) Tahapan Refleksi (See) Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah
  • 29. a) Ada mahasiswa yang berkemampuan rendah masih kurang mampu aktif bertanya, bekerjasama dan memecahkan masalah serta cenderung kurang aktif dalam pembelajaran. b) Dalam satu kelompok, hamper setiap mahaiswa mempunyai kemampuan yang rendah sehingga pembagian kelompok kedepannya diusahakan mengacu pada tingkat pengetahuan mahasiswa. Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus keempat adalah a) Mahasiswa sudah mulai mengikuti instruksi dari dosen model dalam hal bekerjasama dalam pembelajaran, baik dalam diskusi maupun dalam memaparkan hasil pemecahan masalah. b) Mahasiswa sudah mampu menarik kesimpulan yang logis berdasarkan permasalahan yang diberikan dan sudah ada peningkatan berfikir secara kritis, meskipun itu terjadi secara individual saja. c) Evaluasi dengan mengungkapkan saran perbaikan pembelajaran yang diungkapkan mahasiswa menunjukkan pembelajaran yang tercapai pada hari ini sangat efektif. Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, dengan melihat pebaikan-perbaikan pada siklus sebelumnya, mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara kemampuan berpikir kritis mahasiswa sudah mulai berkembang dengan memberikan masalah kontekstual yang disertai dengan petunjuk yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa setapak demi setapak. Secara umum, keberhasilan pelaksanaan Lesson Study yang tujuannya mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui pemberian masalah kontekstual mengalami peningkatan baik dari segi pelaksanaan maupun perbaikan pembelajaran, diantaranya: 29
  • 30. a) Sebagian besar mahasiswa sudah memiliki pemahaman dan kesadaran akan kedisiplinan dan signifikansi kerjasama dalam kelompok karena mereka sangat menyadari bahwa setiap tema pembelajaran yang diberikan terkait dengan kondisi masyarakat yang terjadi dan berhubungan dengan konsep matematika. Hal ini dibuktikan dengan keseriusan beberapa mahasiswa yang diamati setiap siklus baik secara individual maupun secara berkelompok dalam mempresentasikan atau memaparkan pendapatnya. b) Guru model telah berhasil memberikan gambaran awal melalui masalah kontekstual dan memberi isu mengenai tujuan mempelajari materi tersebut, serta berhasil memotivasi mahasiswa dalam pemberian penguatan berkenaan dengan masalah kontekstual yang rancang dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini diidentifikasi dengan antusiasme mahasiswa dalam pembelajaran, meskipun masih ada beberapa mahasiswa yang belum mampu secara matematis c) Kekurangannya dalam pelaksanaan kegiatan Lesson Study ini, bagi mahasiswa yang terlihat kurang aktif dalam perkuliahan maupun dalam diskusi kelompok, meskipun dilakukan berbagai cara diantaranya dengan memasukkan mahasiswa tersebut kedalam kelompok yang aktif dalam belajar atau kelompok yang mahasiswanya tergolong mampu membantu teman kelompoknya. Akan tetapi, pada dasarnya maksud dari aktivitas tersebut sudah efektif dan sudah ada sedikit peningkatan, hanya saja mahasiswa yang tergolong pasif tersebut setelah diidentifikasi memang sudah memiliki track record yang kurang memuaskan baik pada perkuliahan matematika ekonomi maupun pda perkuliahan yang lainnya (jarang berpartisipasi dalam perkuliahan dan sering mengabaikan tugas-tugas) sehingga tidak mampu menunjukkan kemampuan berpikirnya. 30 2. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan Lesson Study dapat dideskripsikan sebagai berikut:
  • 31. a. Dalam merancang masalah kontekstual dan terkait langsung dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena rancangan pembelajaran tidak diuji cobakan di kelas lain sebagai bahan pertimbangan dan sebagai kajian awal. b. Permasalahan selanjutnya kemampuan berpikir kritis tidak dikaji dengan menggunakan pedoman wawancara, mengingat waktu yang digunakan tidak mampu dikondisikan sehingga informasi mengenai berkembangnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa hanya digambarkan secara umum. D. KESIMPULAN DAN SARAN 31 1. Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan pembelajaraan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: a) Pelaksanaan pembelajaran selama kegiatan Lesson Study dirasakan cukup efektif dalam mata kuliah matematika ekonomi, dikarenakan mata kuliah ini dirancang sebuah permasalahan yang kontekstual dengan memberikan beberapa kontribusi langsung bagi mahasiswa, yakni: (1) Design pembelajaran, (2) Media pembelajaran bersifat kontekstual, (3) Hand Out setiap pertemuan, (4) Alat evaluasi berupa saran-saran mengenai kekurangan pembelajaran di setiap pertemuan. b) Kegiatan Lesson Study yang dilaksanakan pada umumnya berjalan lancar, namun beberapa kendala yang terjadi berkaitan dengan kemampuan awal mahasiswa menjadikan permasalahan tersendiri yang harus dihadapi. c) Kemampuan berpikir kritis yang mengalami pengembangan dengan adanya rancangan masalah kontekstual melalui Lesson Study meliputi: a. Konflik kognitif, yang terlihat dari mahasiswa yang mengalamai peningkatan selama setiap siklus dan semakin terlihat pada saat menerapkan kemampuan berpikirnya untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapkan.
  • 32. b. Eksplorasi, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini diidentifikasikan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami, menggali dan menemukan penyelesaian masalah yang dihadapkan. c. Menarik kesimpulan, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini dikarenakan beberapa mahasiswa mengembangkan keterampilan personal mereka dengan berani untuk mengungkapkan apa yang mereka peroleh dengan mengedepankan fakta dan konsep yang mereka miliki. 32 2. Saran Mengacu kepada deskripsi pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka berikut akan dikemukakan beberapa saran antara lain: a. Perlunya alokasi waktu yang lebih memadai, sehingga pelaksanaan Lesson Study lebih memadai, sehingga pelaksanaan Lesson Study dapat berlangsung lebih maksimal, khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui rancangan masalah kontekstual b. Untuk penelitian yang relevan, agar meneliti kembali mengenai pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui rancangan masalah kontekstual dengan mengkaji secara kualitatif melalui wawancara dengan beberapa subjek penelitian c. Temuan lain dalam penelitian ini, adalah: (1) beberapa mahasiswa masih kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam memecahkan masalah kontekstual, ini diidentifikasikan bahwa kemampuan awal mahasiswa tersebut sangat kurang. Sehingga direkomendasikan untuk melakukan penelitian kualitatif dengan eksploratif untuk mengungkapkan kemampuan berpikir subjek rendah dalam memecahkan masalah kontekstual; (2) kegiatan Lesson Study dengan 4 siklus pelaksanaan, sangat minim informasi yang diperoleh khususnya dalam mengungkapkan fokus penelitian dalam hal ini kemampuan berpikir kritis. Sehingga
  • 33. direkomendasikan untuk penelitian mengenai Lesson Study selanjutnya menggunakan lebih dari 4 siklus. E. DAFTAR PUSTAKA Anggo, Mustamin. 2011. Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa. Jurnal Nasional Volume 01 Nomor 02. ISSN: 2088-2157. Ennis, Robert H & Weir, Eric. 1985. The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. International Journal. Midwest Publications _____________. 1993. Critical Thinking Assessment. Journal Volume 32 number 3. College of Education Ohio State University Manuharawati. 2009. Implementasi Lesson Study pada Mata Kuliah Analisis Real I. Proseding Seminar Nasional (310-316). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Mulyana. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka (Opend-Ended) Dalam Pembelajaran Matematika. Proseding Seminar Nasional (457-479). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Supriyanto, Bambang. 2005. Penerapan Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Matematika Ekonomi. Tesis. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta 33