This study's objectives were to create an environment-based learning framework and evaluate how well each element contributed to bettering student learning results. To develop environment-based learning, this study employs a developmental descriptive research approach. The findings demonstrate that using environment-based learning strategies when studying global challenges improves student learning outcomes and competencies. Students' enthusiasm to learn and their capacity to comprehend issues that are relevant to daily life should benefit from environment-based learning.
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan Best Practice Meningkatkan motivasi dan minat belajar pesrta didik dalam materi jaringan pada tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Base Learning kelas X ATPH SMK Negeri Kintap. Laporan ini disajikan untuk memenuhi tugas Uji Kinerja Daljab PPG 2023
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahPaulus Robert Tuerah
The aim of this research was to obtain information about basic literacy activities and reading interest of low grade elementary school students. This research is a research using literature study method or literature review. Teaching reading or the school literacy movement is not only expected to be able to improve reading skills, but also to increase students' interest in reading. Increasing interest and fondness for reading will have a positive effect on students' attitudes when reading. Students who have an interest in reading will also try to improve their reading skills and vice versa.
Human resources need to be managed properly so that they can play a role in accordance with their functions. That is why there is a need for human resource management. Human resource management is a process related to the implementation of human resource management or management functions which are directly handed over to the school education unit to be developed in accordance with the potential possessed by the school. The scope of human resource management includes: employee planning; employee procurement; employee coaching and development; promotion and mutation; dismissal of employees; compensation, and employee assessment. All of that needs to be done properly and correctly so that what is expected can be achieved
More Related Content
Similar to Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan Best Practice Meningkatkan motivasi dan minat belajar pesrta didik dalam materi jaringan pada tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Base Learning kelas X ATPH SMK Negeri Kintap. Laporan ini disajikan untuk memenuhi tugas Uji Kinerja Daljab PPG 2023
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahPaulus Robert Tuerah
The aim of this research was to obtain information about basic literacy activities and reading interest of low grade elementary school students. This research is a research using literature study method or literature review. Teaching reading or the school literacy movement is not only expected to be able to improve reading skills, but also to increase students' interest in reading. Increasing interest and fondness for reading will have a positive effect on students' attitudes when reading. Students who have an interest in reading will also try to improve their reading skills and vice versa.
Human resources need to be managed properly so that they can play a role in accordance with their functions. That is why there is a need for human resource management. Human resource management is a process related to the implementation of human resource management or management functions which are directly handed over to the school education unit to be developed in accordance with the potential possessed by the school. The scope of human resource management includes: employee planning; employee procurement; employee coaching and development; promotion and mutation; dismissal of employees; compensation, and employee assessment. All of that needs to be done properly and correctly so that what is expected can be achieved
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Paulus Robert Tuerah
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil analisis dan intepretasi tentang: 1) Pengaruh supervisi akdemik terhadap prestasi kerja guru. 2) pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja guru dan 3) adakah pengaruh supervisi akademik dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja guru SMA Negeri di kabupaten Minahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metose kuantitatif dengan menggunakan tehnik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner secara tertutup yang terdiri dari 5 alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Angket tersebut disebarkan ke 5 SMA Negeri yang ada di Kabupaten Minahasa dengan jumlah guru secara keseluruhan (populasi) berjumlah 166 guru dan yang dijadikan sebagai sampel (responden) berjumlah 62 orang. Berdasarkan data yang terkumpul ditemukan beberapa temuan: 1). Pelaksanaan supervisi akademik yang belum berjalan secara optimal. Kepala sekolah dalam fungsinya sebagai supervasior dalam perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi belum maksimal. 2). Sebagian guru belum membuat perangkat pembelajaran karena keterbatasan sarana, perbedaan bidang keahlian yang dimiliki dengan yang diajarkan serta kurangnya pengawasan dari pimpinan dan Dinas Pendidikan. 3). Penegakan disiplin kerja yang kurang dari kepala sekolah pada beberapa SMA Negeri di Kabupaten Minahasa, sehingga dalam pemberian hukuman maupun penghargaan belum maksimal. hal ini juga disebabkan karena kepala sekolah yang memimpin hanya merupakan pelaksana jabatan sementara (PJS) sehingga tidak mendapat dukungan dari guru-guru. Mengacu pada temuan-temuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa: 1). terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik terhadap prestasi kerja guru SMA Negeri di kabupaten Minahasa. 2). Ada pengaruh yang signifikan dari disiplin kerja terhadap prestasi kerja guru. 3). Terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik dan disiplin kerja secara bersama-sama mempengaruhi prestasi kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Minahasa. Dari kesimpulan di atas, saran diberikan kepada: 1). Guru-guru SMA Negeri di kabupaten Minahasa agar prestasi kerja dapat meningkat, perlu dilaksanakan supervisi akademik secara terencana dan berkelanjutan dan bersikap disiplin2). Kepala sekolah perlu menyusun program kerja yang dapat dicapai dan ditindaklanjuti, ciptakan disiplin kerja yang menyenangkan 3). Bagi Dinas Pendidikan kabupaten Minahasa diharapkan dapat menempatkan guru sesuai dengan kebutuhan juga meningkatkan fungsi pengawasan dan monitoring.
Leadership Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Pendidikan Di SMA Nege...Paulus Robert Tuerah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1) Kepemimpinan kepala sekolah pada SMA Negeri 1 Kakas, (2) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah pada SMA Negeri 1 Kakas. (3) Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala kepemimpinan kepala sekolah pada SMA Negeri 1 Kakas. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember 2022 sampai dengan Februari 2023, dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, studi dokumentasi, observasi pada SMA Negeri 1 Kakas. Berdasarkan paparan data, temuan penelitian dan pembahasan penelitian, disimpulkan bahwa: 1) Kepala SMA Negeri 1 Kakas menerapkan. Kepemimpinan persuasif yang tercermin pada beberapa faktor: Kepala Sekolah berusaha membangun kepercayaan bawahan terhadap dirinya dan membangun komunikasi yang baik kepada orang tua murid, menawarkan ide-idenya disertai alasan-alasan yang logis, sehingga idenya diterima sebagai keputusan bersama, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan idenya. 2) Kendala yang dihadapi Kepala Sekolah, respon yang kurang baik dari bawahan dan adanya orang tua murid memaksakan kehendak. 3) Kepala SMA Negeri 1 Kakas berupaya menanggulangi kendala yang dihadapinya, diantaranya memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar aturan, memberikan bantuan terhadap bawahannya, bekerjasama dengan orangtua murid untuk melengkapi sarana prasarana sekolah. Berdasarkan kesimpulan peneliti mengemukakan saran. Kepala SMA Negeri 1 Kakas dalam pelaksanaan kepemimpinannya perlu meningkatkan hubungan yang baik dengan bawahan dan orang tua murid.
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan PendidikanPaulus Robert Tuerah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara konsekuensi infrastruktur terbatas dalam mengejar tujuan pendidikan. Sebagai pendekatan penelitian, tinjauan pustaka digunakan. Metode studi literatur memerlukan urutan langkah-langkah yang meliputi pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, dan menyusun bahan penelitian. Menurut temuan penelitian ini, konsekuensi keterbatasan infrastruktur dalam memenuhi tujuan pendidikan terkait dengan ukuran dan kepadatan kelas, lingkungan belajar dan teknologi pendidikan, serta implikasi kesetaraan. Berbagai penelitian dari seluruh dunia menunjukkan manfaat kursus yang lebih kecil, termasuk peningkatan hasil pembelajaran. Beberapa faktor, termasuk teknologi dan program pendidikan khusus, serta arsitektur bangunan dan kendala, memengaruhi ukuran ruang kelas. Jumlah kursi di ruang kelas yang tersedia secara fungsional. Ukuran ruang kelas dan sekolah merupakan aspek sisi penawaran yang penting dari pertumbuhan fasilitas dari sudut pandang numerik yang ketat
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...Paulus Robert Tuerah
Tujuan penulisan atikel ini adalah untuk mengetahui apa saja fakto-faktor yang menghambat keaktifan belajar siswa kelas IV SD Inpres Timbukar Tahun Ajaran 2022/2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penghambat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, yaitu faktor pertama adalah faktor internal atau faktor yang muncul dari dalam diri siswa tersebut seperti siswa yang tidak fokus belajar setelah lelah bermain pada saat jam istirahat. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal atau faktor yang muncul dari luar atau dari lingkungan siswa tersebut berada seperti gangguan dari teman sebaya yang mengajak bercerita ketika guru sedang menjelaskan
Budaya Menjalani Rutinitas Struktural dalam Dunia Pendidikan Berdasarkan Sudu...Paulus Robert Tuerah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana budaya menjalani rutinitas struktural dalam ranah pendidikan dari sudut pandang sosiologis dan manajemen pendidikan. Mengumpulkan data kepustakaan, membaca dan mencatat, serta mensintesis bahan penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam teknik studi pustaka. Sekolah, secara metaforis, adalah makhluk hidup, menurut kesimpulan penelitian ini. Sebagai hasil dari berbagai perkembangan sosial, budaya, dan ekonomi, fungsi sekolah terus-menerus didefinisikan ulang. Akibatnya, sekolah berbeda sebagai entitas nirlaba karena mereka membuka jalan baru. Akibatnya, sekolah berbeda dengan organisasi nirlaba karena menghadirkan tantangan baru di bidang sumber daya manusia. Namun, harus diakui bahwa setiap sekolah juga merupakan sebuah perusahaan
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...Paulus Robert Tuerah
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring masa pandemic covid-19 terhadap hasil belajar Teknologi Dasar Otomotif siswa kelas X TKR SMK Kristen 1 Tomohon. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semu jenis Non Equivalent Control Group Desain. Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian terdiri dari dua kelompok, satu kelompok sebagai kelas eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelas kontrol. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Teknologi Dasar Otomotif di SMK Kristen 1 Tomohon. Pengaruh Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 melalui uji statistik dengan menggunakan uji-t ternyata bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel atau thitung = 4,879 > ttabel = 1,717 pada α = 0,05 dk = n – 2. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis normal (H0) artinya terdapat pengaruh Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 terhadap hasil belajar siswa pada mata Teknologi Dasar Otomotif SMK Kristen 1 Tomohon.
Kontribusi Pedagogis Kondisi Ekosistem Kampus Bagi Lingkungan Internal Kaitan...Paulus Robert Tuerah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana kontribusi pedagogis kondisi ekosistem kampus bagi lingkungan internal kaitannya dengan motivasi belajar peserta didik. Mengumpulkan data kepustakaan, membaca dan mencatat, serta mensintesis bahan penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam teknik studi pustaka. Peneliti menyimpulkan bahwa kondisi kampus mempengaruhi motivasi belajar. Perguruan tinggi dapat secara konsisten memperbaiki lingkungan kampus, meningkatkan kenyamanan mahasiswa dalam beraktivitas. Kenyamanan dan keamanan mahasiswa selama proses belajar mengajar, serta kegiatan kampus lainnya, tentunya akan meningkatkan motivasi dan prestasi akademik mahasiswa
Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Minahasa Ten...Paulus Robert Tuerah
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan orang lain yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, agar tujuan pendidikan atau sekolah tercapai secara efektif dan efisien. Agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, kepala sekolah memerlukan kepemimpinan yang efektif. Ada tujuh kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang efektif: (1) visi yang jelas, (2) harapan yang tinggi untuk berprestasi; (3) memprogram dan memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif, (4) mendorong penggunaan waktu yang efektif, (5) menggunakan berbagai sumber belajar, (6) memantau kemajuan siswa baik secara individu maupun kelompok, (7) membuat penilaian dan berkesinambungan. Peningkatan.
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Paulus Robert Tuerah
Sekolah sebagai lingkungan belajar formal memiliki tanggung jawab dalam pembentuk civic disposition siswa ditengah kemajuan iptek yang begitu pesat. Penenlitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sumber data adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa dan orang tua. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengoptimalisasian manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam bembentukan civic dispositon di sekolah terlaksana melalui kegiatan di dalam kelas dan luar kelas yaitu dalam pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai Pancasila dan pembiasaan penanaman nilai-nilai karakter nasionalisme dan religius pada kegiatan ibadah pagi, upacara bendera, serta ekstrakurikuler. Selanjutnya faktor pendukung dalam pengoptimalisasian tersebut adalah sistem sekolah, fasilitias sekolah, koordinasi serta kerjasama yang baik antar guru mata pelajaran dan pembimbing, serta adanya RPP. Namun dalam pelaksanaanya ditemukan faktor penghambat yaitu rendahnya motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam kegiatan di luar kelas, dan kurangnya pengalaman atau contoh nyata dalam lingkungan keseharian yang dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran dalam proses pemahaman siswa terhadap materi. Optimalisasi manajemen sekolah sebagai lingkungan belajar dalam pembentukan civic disposition di SMA Katolik Karitas Tomohon belum berjalan secara maksimal.
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Paulus Robert Tuerah
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen penting dalam setiap organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal dan teknologi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa manusia merupakan pengendali dari elemenelemen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia di SD Negeri 2 Kema dan bagaimana hal tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik non-statistik dengan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis interaktif melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia di SD Negeri 2 Kema secara positif mempengaruhi pencapaian program dan visi misi sekolah. Faktor-faktor dalam pengelolaan sumber daya manusia berkontribusi pada dampak positif tersebut. Meskipun terdapat beberapa faktor penghambat, namun semuanya dapat diatasi.
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...Paulus Robert Tuerah
Kepemimpinan mahasiswa yang dijawantakan dalam organisasi kemahasiswaan patut menjadi perhatian bagi bagi pihak Universitas maupun di Fakultas. Secara khusus saat ini, penulis melakukan penelitian untuk organisasi kemahasiswaaan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial. Kepemimpinan mahasiswa di Fakultas Ilmu sudah berlangsung sejak lama yang sudah diwariskan secara turun temurun oleh para pendahulunya. Oleh sebab itu keberadaan nampak dalam pelbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa. Implementasi kepemimpinan di Fakultas Ilmu Sosial melipouti (1) kesiapan diri dari mahasiswa, (2) memahami persoalan mahasiswa, (2) menjadi mitra dengan pimpinan baik program studi/ Jurusan ataupun Fakultas. Dan dalam konteks kepemimpin diperlukan (1) sifat profesional, (2) tidak diperlukan sistim komando,(3) berani menerima konsekuensi, (3) mau bekerja sama, (4) melibatkan mahasiswa (5) bersikap inovatif, revolusioner dan kreatif, (6) distribusi program, (7) dan (8) bertanggung jawab. Sedangkan factor-faktor penunjangnya adalah (1) Adanya KBM mahasiswa baik yang dikeluarkan padan 2009 maupun 2020, (2) Pelibatan mahasiswa dari pihak fakultas, (3) Kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan kemahasiswan, (4) Adanya bantuan dana dari fakultas, (5) adanya pelatihan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Bidang Kemahaiswaan Universitas Negeri Manado. Tantangan yang nampak dala kepemimpinan kemahsiswaan yaitu: (1) Adanya keterbatasan pelaksanaan kegiatan karena adanya covid 19, (2) regenerasi kepemimpinan khususnya untuk Organisasi KPRM, DPM dan BEM, (3) Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi. (4) Perlu disediakan sekertariat untuk organisasi kemahiswaan di Fakultas Ilmu Sosial.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...Paulus Robert Tuerah
The Covid-19 disease outbreak that has hit more than 200 countries around the world has presented challenges for educational institutions, especially higher education. The government has issued policies to prevent the spread of the virus, such as isolation, social and physical distancing, and largescale social restrictions (PSBB). Therefore, people are required to stay at home and do their work, worship, and study from home. In this situation, educational institutions need to innovate in the learning process and develop learning models. One of the innovations adopted is online learning. This research aims to evaluate the condition of online learning. Based on the results of the research and discussion, the following conclusions can be drawn: (a) Faculty of Social Sciences in Universitas Negeri Manado must adapt to online learning, (b) Common challenges in online learning include limited internet quota and network instability. Online learning tends to be teacher-centered rather than student-centered, (c) The solution for online learning is to implement blended learning that combines face-to-face and online learning.
Utilization of Go-Food Services in Students' Halal LifestylePaulus Robert Tuerah
In the current era, lifestyle is closely related to the times and technology. Ordinary lifestyle is also said to reflect the whole person who interacts with the environment. The halal lifestyle is currently becoming a global trend, a part of the halal lifestyle is
choosing food, go-food services are one of the tools used by most people to buy food, including students. User of go-food services in halal lifestyle of Muslim students in Manado State University. This study aims to determine the use of go-food applications to help students 'halal lifestyle and to determine the inhibiting factors for the use of go-food applications in students' halal lifestyle. This
research is a descriptive qualitative research. The research subjects were Muslim students at Manado State University. Data collection methods used were observation, interviews and documentation. The results showed that students with monthly order transactions 2 to 5 times were 16%, students with monthly orders 6 to 10 times were 25%, students with monthly orders 11 to 15 times were 35%, and
monthly order transactions more than 15 times were found. 24% of the total respondents. The use of go-food services helps students' halal lifestyle because go-food services provide many attractive promos, convenience in terms of payment systems, and convenience in ordering without needing to leave the house and being able to reach food places that are far from where students live. and what is
an inhibiting factor in the use of go-food services in the halal lifestyle of students, namely the costs incurred are greater whenusing go-food services than buying directly to the place where the food is sold and some food stores do not include halal labels and many food stores lawyers who have not collaborated with go-food
services.
Interpersonal Communication Challenges in Online Learning at the Faculty of S...Paulus Robert Tuerah
The Covid 19 Pandemic period had an impact on the implementation of online learning at the Faculty of Social Sciences, Manado State University. Interpersonal communication is needed in the context of building an educational civilization in shaping the whole student personality. The challenge today is the loss of
interpersonal communication caused by online learning. The purpose of this study is to see the problems about Interpersonal communication in online learning at the Faculty of Social Sciences, Manado State University. The data collection technique was carried out through observing student activities in online learning, direct
interviews and documentation. Researchers also performed data reduction, data display and data analysis. The findings and discussions in this study are (1) messages that are not conveyed optimally (2) There are many disturbances that arise in the online learning process such as network availability, noisy atmosphere
during online learning (3) Student responses are not optimal, such as seriousness and activeness in participating in online learning. The three findings are discussed in order to find the best solution. The conclusions and suggestions in this study are as follows: (1) Interpersonal communication between lecturers and students is an
important element to be maximized (2) Disturbances that arise during the online learning process need to be anticipated with the seriousness of the student. (3) Student responses need to be activated by finding the right solution.
The Principal’s Leadership in Airmadidi Senior High School in North Sulawesi ...Paulus Robert Tuerah
This study aims to describe the leadership of the Principal at SMA Negeri 1 Airmadidi. The method used is a qualitative research with informants, namely the principal, vice principal, teachers and staff who are directly involved every day with the activities of the education staff in the learning process at SMA Negeri 1 Airmadidi. Data collection techniques using the methods of observation, interviews and documentation. Test the validity of the data using the trigulation technique. The results of the studyfound that first, the principal's leadership in motivating the principal's teacher's work spirit such asgiving praise for each teacher's work success, making gratitude by eating together, providing constructive suggestions, providing a pleasant work atmosphere, setting the work environment. Although teachers have an important position in the world of education, their existence must still be supported by a leader who is able to foster, direct, supervise, improve, and assess all teacher activities related to their competence as educators and the learning process in the classroom. . There is a strong motivation from the principal and gives awards to teachers who have performed well. The management of workspaces, studies, libraries, and laboratories is arranged in such a way so that school residents feel comfortable. This arrangement involves the deputy head, teachers in the field of study, as well as supervisors of school facilities, such as libraries. As well as providing clear interaction or information to teachers, parents and students. Third, individuals do not have a high sense of cooperation, lack of
time, equipment and facilities that are not appropriate, instructions are not clear, the level ofperformance faced is not fair, the existing formal authority is not sufficient, work methods and procedures are weakly regulated, the division of tasks is not clear and there are overlapping tasks. Fourth, providing motivation, work spirit, coaching, discipline, providing consultation, awarding, conducting class visits, showing exemplary attitudes and behavior, building active, creative work,
developing the teaching profession.
Principal as Education Leader (Case Study at YPK Ransiki Junior High School)Paulus Robert Tuerah
This study aims to obtain a clear and detailed description of: (1) How the principal as an educational leader serves at YPK Ransiki Junior High School, (2) How the school principal as an educational leader becomes a good mediator at YPK Ransiki Junior High School, (3) How the principal as an Education leader becomes a true
politician at YPK Ransiki Junior High School, (4) How the principal as an Education leader becomes an excellent diplomat at YPK Ransiki Junior High School, (5) How the principal as an Education leader becomes a good motivator at YPK Ransiki Junior High School. The method used in this research is qualitative. Data
collection techniques were carried out through the stages of principal interviews, interviews with vice principals in the curriculum field, interviews with vice principals in student affairs. Interviews with vice principals in the field of facilities and infrastructure, interviews with senior teachers, interviews with school committees. In collecting data the researchers themselves were equipped with interview guidelines. Based on the results of the study, it was concluded that: (1) The principal as an educational leader who served at YPK Ransiki Junior High School. The principal always approaches each teacher and administrative staff and provides services for teachers through self-development activities for each teacher through webinars, workshops and BIMTEK, providing facilities and infrastructure. (2) The principal as an education leader becomes a good mediator at YPK Ransiki
Junior High School, the principal always acts neutrally in dealing with existing situations and problems. (3) The school principal as an education leader becomes a true politician at YPK Ransiki Junior High School, the principal is able to cooperate with anyone in the school environment and can provide good advice and input for
school residents and outside the school. (4) the principal as an education leader becomes an excellent diplomat at YPK Ransiki SMP the principal becomes a good role model and representative for the school (5) the principal as an education leader becomes a good motivator at YPK Ransiki SMP The principal invites school members to always follow the times, invites teachers to want to develop themselves through trainings, workshops, webinars and BIMTEK.
Implementation of Character Education at Don Bosco Frater High School ManadoPaulus Robert Tuerah
This study aims to find out how the general description of the implementation of character education at Brother Don Bosco High School Manado, the steps taken by school principals and teachers in the implementation of character education and the obstacles faced in the implementation of character education at the Brother Don
Bosco High School Manado as well as solutions to these obstacles. barriers to the implementation of character education. This research is a field research (Field Research), with a qualitative descriptive approach, where researchers go directly to the field to collect data directly. The data collection techniques are through interviews, documentation, and the research subjects involved are the principal, the head of the curriculum, the vice head of student affairs, the teacher in the field of study, the homeroom teacher for counseling guidance, and several students at Brother Don Bosco High School Manado. The required data has been collected, then the data is analyzed with reduction steps then interpreted qualitatively and conclusions are drawn using deductive and inductive methods. Based on the results of the researcher's interview with the school, that (1) the implementation of character education at Brother Don Bosco High School Manado has been going well enough, then to achieve complete character education, the school is obliged to establish good cooperation with parents. (2) The inhibiting factor in the implementation of character implementation at Frater Don Bosco High School externally and internally is an unavoidable condition faced by the school and parents as well as all existing stakeholders. it requires intense cooperation from all parties, and serious and ongoing supervision is needed from all parties. (3)
Frater Don Bosco High School Manado in overcoming obstacles or obstacles in the implementation of character education, namely by building directed communication between the school and parents in building a common
understanding in fostering and inculcating the character values of students.
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Paulus Robert Tuerah
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru-guru SMP Kristen Ebenhaezer Manado menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswa. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah, dan dilaksanakan di SMP Kristen Ebenhaezer Manado. Peningkatan kemampuan guru tersebut berdampak positif terhadap hasil belajar siswa: 1. Kemampuan guru membuat/ menyiapkan media pembelajaran sesuai SK/KD, indikator, t pembelajaan, materi pembelajaran dan karekteristik siswa dari 20 % pada siklus pertama meningkat 85 %pada siklus kedua.2. Kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran meningkat dari 30 % pada siklus pertama meningkat menjadi 90 % pada siklus kedua. 3. Kemampuan guru dalam menyampaikan pesan yang menarik melalui media pembelajaran pada siklus pertama 20 % meningkat menjadi 85 % pada siklus kedua. 4. Kemampuan guru dalam melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media pembelajaran siklus pertama 10 % meningkat menjadi 85 % pada siklus kedua.5. Hasil belajar siswameningkat dari rata-rata 20 % pada siklus pertama menjadi 86,25 % pada siklus kedua
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS
1. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…55
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
ABSTRACT
This study's objectives were to create an environment-based learning framework and evaluate how well
each element contributed to bettering student learning results. To develop environment-based learning,
this study employs a developmental descriptive research approach. The findings demonstrate that using
environment-based learning strategies when studying global challenges improves student learning
outcomes and competencies. Students' enthusiasm to learn and their capacity to comprehend issues that
are relevant to daily life should benefit from environment-based learning.
Keywords: Environmental-based learning, Global issues, Social Studies Education.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan kerangka pembelajaran berbasis lingkungan dan
mengevaluasi seberapa baik setiap elemen memberikan kontribusi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Untuk mengembangkan pembelajaran berbasis lingkungan, penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian deskriptif developmental. Temuan menunjukkan bahwa menggunakan strategi
pembelajaran berbasis lingkungan ketika mempelajari tantangan global meningkatkan hasil belajar
dan kompetensi siswa. Antusiasme siswa untuk belajar dan kemampuan mereka untuk memahami
masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari harus mendapat manfaat dari pembelajaran
berbasis lingkungan.
Kata Kunci: Isu-isu global, Pembelajaran berbasis lingkungan, Pendidikan IPS
PENDAHULUAN
Pengembangan pembelajaran inovatif
dipandang sebagai suatu tuntutan dan
kebutuhan proses pembelajaran dan
dilaksanakan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pembelajaran berbasis lingkungan
merupakan bentuk pembelajaran inovasi yang
dikembangkan guna menciptakan kondisi
belajar yang menyenangkan, termasuk dalam
pembelajaran pendidikan IPS. Hal ini
dilatarbelakangi oleh suatu pemikiran bahan
materi pembelajaran pada pendidikan IPS
adalah materi yang bersumber dari lingkungan
sehingga lingkungan menjadi sumber dan
wadah belajar penting.
Berdasarkan pada pemikiran sebagaimana
yang dikemukakan di atas, maka dapat
dijelaskan bahwa materi pembelajaran
pendidikan IPS harus dikembangkan
berdasarkan kondisi lingkungan kontekstual.
Dalam pembelajaran berbasis lingkungan
materi pembelajarannya harus diangkat dari
kondisi lingkungan nyata yang dekat dengan
kehidupan peserta belajar. Hal ini merupakan
jawaban atas persoalan yang dihadapi sekarang
ini dimana materi pembelajaran lebih
berorientasi pada tataran teoritis. Karena itu
Vol. 9 No. 2 (2022), Halaman 55-64
PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN DALAM
PEMBELAJARAN KAJIAN ISU-ISU GLOBAL PADA
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS
Manuel Estefanus Korompis1*
, Paulus Robert Tuerah2
12
Program Studi Pendidikan IPS Universitas Negeri Manado, Indonesia
Email: manuelkorompis@unima.ac.id1*
, paulustuerah@unima.ac.id2
Website Jurnal: http://ejournal.unima.ac.id/index.php/jss
Akses dibawah lisensi CC BY-SA 4.0
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
DOI:
(Diterima: 30-11-2022; Direvisi: 05-12-2022; Disetujui: 31-12-2022)
2. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…56
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
pembelajaran berbasis lingkungan merupakan
pembelajaran praktis karena materi
pembelajaran diangkat dan berdasarkan pada
kondisi nyata di lingkungan. Pengajar pada
Program Studi Pendidikan IPS akan
mendapatkan halangan atau hambatan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, apabila
proses pembelajaran hanya dilakukan pada
tataran teoritis, dan juga mahasiswa akan
mengalami hambatan dalam memahami materi
dalam pembelajaran, kalau pembelajaran hanya
dilakukan secara teori tanpa diikuti dengan
pembelajaran praktis yang memanfaatkan
lingkungan sebagai wadah dan sumber
pembelajaran.
Pada hakekatnya sifat pembelajaran pada
Program Studi Pendidikan IPS harus dilakukan
secara kontekstual, sehingga peserta didik atau
mahasiswa akan langsung mendapatkan
pemahaman yang jelas tentang materi
pembelajaran melalui kondisi lingkungan
sebagai tempat belajar dan sumber
pembelajaran. Pembelajaran IPS perlu
dikembangkan melalui model pembelajaran
berbasis lingkungan hidup, sebab fenomena IPS
terdapat dalam kehidupan nyata di masyarakat
dan lingkungan secara luas, karena itulah
pentingnya pengembangan pembelajaran
berbasil lingkungan pada pembelajaran (Suniti
& Mahdi, 2019). Model pembelajaran berbasis
lingkungan merupakan suatu model
pembelajaran yang benyak memberikan
kesempatan kepada peserta belajar untuk
melakukan pengamatan secara langsung
terhadap lingkungan yang ada. Pendidikan
harus mampu mengembangkan potensi peserta
didik agar mampu memecahkan berbagai
problematika yang ada di lingkungan yang
dekat dengan kehidupannya (Trianto, 2014).
Tujuan pengembangan pembelajaran
berbasis lingkungan dalam pembelajaran IPS,
yakni salah satunya untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran pendidikan IPS
berbasis lingkungan yang meliputi: sintaksis
pembelajaran, bahan ajar, model evaluasi, dan
media pembelajaran lingkungan. Bahan ajarnya
digali dan bersumber dari kondisi dan potensi
lingkungan nyata yang dekat dengan kehidupan
peserta pembelajaran dalam hal ini mahasiswa
sesuai dengan kondisi lingkungan fisik, sosial
dam budaya tempat tinggal mahasiswa.
Banyak alternatif yang dapat dipilih, salah
satunya adalah proses pembelajaran IPS yang
dikembangkan sekarang ini adalah
pembelajaran berbasis lingkungan, sebagai
suatu model pembelajaran kontekstual. Secara
khusus dalam pembelajaran untuk materi IPS,
pengembangan model pembelajaran berbasis
lingkungan telah menjadi suatu kebutuhan
pembelajaran. Kenyataan yang ada hingga saat
ini, staf pengajar pada semua satuan pendidikan
ternyata belum mengembangkan secara
maksimal proses pembelajaran berbasis
lingkungan secara efektif sebab kenyataan
menunjukkan bahwa hingga saat ini proses
pembelajaran pendidikan IPS masih didominasi
dengan pembelajaran berdasarkan buku teks
yang lebih menekankan pada tataran teoritis.
Sementara salah satu tuntutan dan kebutuhan
pembelajaran sekarang ini adalah berorientasi
pada tataran praktis, dimana peserta didik,
siswa ataupun mahasiswa diperkenalkan
dengan berbagai fenomena yang ada di
lingkungan. Proses pembelajaran IPS dewasa
ini harusnya dikembangkan dengan
memperhatikan kondisi dan kenyataan di
lingkungan kontekstual, yang banyak
melahirkan berbagai masalah IPS yang harus
dipelajari dan dikaji sebagai kebutuhan
pembelajaran kontekstual termasuk dalam
pembelajaran pendidikan IPS.
Pembelajaran berbasis lingkungan
menganut paham konstruktivistis, yakni suatu
pendekatan pembelajaran yang memadukan
antara teori dan praktis, dimana pengetahuan
dikembangkan berdasar kondisi lingkungan
kontekstual. Pembelajaran berbasis lingkungan
seirama dengan pembelajaran kontekstual yang
merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang bertujuan meningkatkan kemampuan
pembelajaran situasi (situated learning) dimana
pengetahuan dan proses belajar dikondisikan
dalam suatu bentuk fisik tertentu dan dalam
konteks sosial yang relevan dengan kondisi
kehidupan dan lingkungan peserta didik (Cecep
et al., 2021). Dengan pembelajaran tersebut
mahasiswa dapat mengkaji masalah-masalah
yang ada dalam kehidupan masyarakat secara
kontekstual.
Pembelajaran berbasis lingkungan atau
pembelajaran kontekstual merupakan
pengajaran yang memungkinkan peserta didik
dapat menguatkan, memperluas, menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan akademiknya
baik di dalam maupun di luar sekolah, serta
peserta didik dapat memecahkan berbagai
permasalahan di dunia nyata (Sumarmi, 2012).
Karena itu pengajar harus mampu
3. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…57
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
mengembangkan perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya bahan ajar dan alat
evaluasi yang mampu mengarahkan peserta
belajar untuk belajar secara efektif.
Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial atau IPS disusun berdasarkan realita dan
fenomena sosial (Nasution & Lubis, 2018).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan
ajar IPS itu sumbernya adalah lingkungan nyata
dan berbagai fenomena sosial yang ada dalam
lingkungan kontekstual. Karena itulah maka
proses pembelajaran IPS dapat dilakukan secara
kontekstual atau berbasis lingkungan, sebab
peserta belajar akan mempelajari materi yang
ada dalam kehidupan sosial dan realita di
lapangan.
Secara konseptual pengembangan model
pembelajaran berbasis lingkungan atau dengan
pendekatan kontekstual, merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang penting dan
menentukan dalam mengembangkan strategi
belajar yang berorientasi pada keterampilan
proses, dimana melalui pembelajaran tersebut
peserta pembelajaran akan mendapatkan
berbagai pengalaman belajar yang diharapkan
dapat mengembangkan ketrampilan peserta
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Pengembangan pembelajaran
berbasis lingkungan termasuk juga di dalamnya
pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan
yang merupakan bahan pelajaran yang
dikembangkan dengan memadukan konsep
teoritis dan kondisi nyata di lapangan atau
lingkungan kontekstual yang relevan dengan
kondisi sosial, budaya, teknologi dan
lingkungan yang terkait dengan bahan ajar yang
dikembangkan. Model pembelajaran berbasis
lingkungan merupakan suatu model
pembelajaran penting yang harusnya menjadi
model utama dalam pembelajaran termasuk
pembelajaran IPS (Sanjaya, 2011).
Sumber belajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran IPS akan lebih mudah
dipahami oleh peserta didik apabila guru
memanfaatkan lingkungan sekitar. Potensi
lingkungan sangat variatif, sehingga merupakan
sumber belajar yang potensial dan mudah
ditemui serta dipahami peserta didik. Potensi
lingkungan ini bisa berupa lingkungan sosial,
ekonomi, budaya dan geografi. Lingkunga
sosial dapat berupa pola-pola interaksi yang
dilakukan oleh masyarakat, kesadaran akan
manfaat pendidikan, mobilitas sosial, kesehatan
dan hidup bersih. Lingkungan ekonomi berupa
mata pencharian masyarakat setempat, potensi
wisata, kegiatan ekonomi masyarakat sekitar,
bentuk-bentuk usaha masyarakat. Lingkungan
budaya dapat berupa adat istiadat masyarakat,
gaya hidup masyarakat dan keberagaman
agama atau kepercayaan. Lingkungan geografi
misalnya berupa relief bumi, cuaca, letak
geografis dan lain sebagainya (Widiastuti,
2017).
Pembelajaran berbasis lingkungan adalah
pembelajaran yang menekankan lingkungan
sebagai media atau sumber belajar.
Pembelajaran berbasis lingkungan merupakan
implementasi dari pendidikan lingkungan yang
dilakukan secara formal. Ada beberapa alasan
yang menjadikan lingkungan itu sangat penting
dalam interaksi belajar mengajar, yaitu bernama
lingkungan: (a) sebagai sasaran belajar,
lingkungan adalah alam sekitar disekitar
mahasiswa, maka segala sesuatu disekitar
mahasiswa merupakan obyek untuk diajarkan
kepada mereka atau lingkungan merupakan
sasaran belajar bagi mahasiswa, (b) sebagai
sumber belajar yaitu lingkungan merupakan
salahsatu sumber belajar, dan (c) sebagai
sarana belajar, lingkungan merupakan suatu
sarana belajar yang baik bahkan lingkungan
yang alamiah menyediakan bahan-bahan yang
tidak perlu dibeli atau sasaran belajar yang
ekonomis (Wuryastuti & Ni’mah, 2013).
Pembelajaran berbasis lingkungan atau
pembelajaran kontekstual, merupakan
pengajaran yang memungkinkan peserta didik
dapat menguatkan, memperluas, menerapkan
pengetahuan dan keterampilan akademiknya
baik di dalam maupun di luar sekolah, serta
peserta didik dapat memecahkan berbagai
permasalahan di dunia nyata. Salah satu
kemampuan pengajar yang profesional salah
satunya adalah kemampuan menyusun
perangkat pembelajaran. Karena itu staf
pengajar harus mampu mengembangkan
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
bahan ajar dan alat evaluasi yang mampu
mengarahkan peserta didik untuk belajar secara
aktif (Sumarmi, 2012).
Pembelajaran berbasis lingkungan
merupakan suatu model pembelajaran yang
penting dalam rangka memahami kondisi
lingkungan (Mulyasa, 2013). Hasil kajian
menujukkan bahwa pembelajaran berbasis
lingkungan tidak hanya mengembangkan ranah
pengetahuan dan ketarampilan saja, tetapi juga
mengembangkan sikap, nilai dan kreativitas
4. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…58
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
peserta dalam memecahkan masalah yang
terkait dengan kehidupannya (Susilo, 2011).
Pengajar dituntut dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang mengkonstruksi
pemahaman (Rifani, 2013). Sejalan dengan
hasil riset tersebut Johnson berpandangan
bahwa dengan pembelajaran berbasis
kontekstual atau lingkungan tersebut,
membantu peserta dalam mengerti dan
memahami bahan pelajaran yang mereka
pelajari dengan kondisi nyata yang ada pada
lingkungan dimana mereka melakukan berbagai
aktivitas sehari-hari (Johnson, 2014).
Pembelajaran berbasis lingkungan
menekankan pada proses keterlibatan peserta
secara penuh untuk mempelajari bahan
pelajaran dan menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga mendorong
peserta berupaya untuk memecahkan masalah
yang ada dan menerapkan dalam kehidupan
nyata (Sanjaya, 2011). Pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan merupakan suatu
strategi pembelajaran yang berusaha
meningkatkan keterlibatan peserta
pembelajaran melalui pendayagunaan
lingkungan, termasuk pengembangan perangkat
dan bahan ajar yang berasal dari lingkungan
sebagai sumber belajar (Mulyasa, 2006).
Berdasarkan pandangan dan hasil-hasil
penelitian terdahulu sebagaimana dikemukakan
tersebut di atas, dapat dijelaskan betapa
pentingnya pembelajaran berbasis lingkungan
dalam pembelajaran pada program studi
Pendidikan IPS. Pembelajaran IPS akan
mengalami kesulitan untuk dipelajari apabila
hanya didasarkan pada konsep teoretis saja,
tetapi harus menghubungkan dengan kondisi
dunia nyata.
Salah satu tujuan IPS adalah humanistic
education, dimana IPS diharapkan mampu
membentuk anak didik untuk memahami segala
pengalamannya serta diharapkan lebih mengerti
tentang arti kehidupan (Nasution & Lubis,
2018). Bertolak dari tujuan IPS tersebut
dapatlah dipahami bahwa pengalaman
berbicara mengenai keberadaan hidup
seseorang dalam lingkungan secara luas, jadi
berkaitan dengan lingkungan nyata dimana
seseorang itu melakukan aktivitas
kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran IPS harus dilakukan dengan
berbasis lingkungan.
IPS mempunyai konsep interaksi, saling
ketergantungan, kesinambungan dan
perubahan, keragaman/kesamaan/ perbedaan,
konflik dan konsesus, pola (patron), nilai
kepercayaan, keadilan pemerataan dan lain-lain
(Trianto, 2014). IPS juga mengkaji hubungan
antara manusia dengan lingkungan, yaitu
lingkungan masyarakat dimana anak tumbuh
dan berkembang sebagai bagian dari
masyarakat, dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang terjadi di lingkungannya.
Karakteristik pembelajaran IPS berbeda dengan
disiplin ilmu lain, IPS merupakan integrasi dari
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, rumusannya
berdasarkan realitas dan fenomena sosial
melalui pendekatan interdisipliner.
Pembelajaran yang tidak menganut paham
kontekstual atau berbasis lingkungan, akan
menyebabkan motivasi belajar sulit
dikembangkan dan ditumbuhkan dan pola
pembelajaran akan cenderung menghafal dan
tidak dapat mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah praktis dalam lingkungan
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003).
Pembelajaran berbasis lingkungan diharapkan
mampu menumbuhkan motivasi belajar
mahasiswa dan mengembangkan kemampuan
memahami masalah yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari.
Permasalahan pembelajaran pendidikan IPS
terpadu yang teramati dalam proses
pembelajaran pada Program Studi Pendidikan
IPS FISH UNIMA, sebagai berikut : (a) bahwa
proses pembelajaran berbasis lingkungan belum
dilakukan secara maksimal, (b) pembelajaran
belum didukung oleh perangkat pembelajaran
berbasis lingkungan, (c) dalam proses
pembelajaran IPS, pengajar belum
memanfaatkan secara maksimal lingkungan
sebagai media dan wadah belajar, dimana
banyak ditemukan masalah-masalah sosial yang
menjadi obyek kajian, (d) pengajar belum
menerapkan proses pembelajaran berbasis
lingkungan secara maksimal dalam proses
pembelajaran IPS.
Dengan adanya permasalahan sebagaimana
dikemukakan di atas, maka telah diupayakan
berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran seperti; perbaikan sarana
pembelajaran, memperbaiki manajemen
pembelajaran, pengembangan strategi
pembelajaran, namun kenyataan belum
menunjukkan indikator perubahan dan
kemajuan yang signifikan. Berbagai upaya telah
dilaksanakan dari tahun ke tahun agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan semakin
5. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…59
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
berkualitas, namun kenyataan menunjukkan
bahwa harapan tersebut belum terwujud secara
maksimal. Hal ini disebabkan karena kebutuhan
pendidikan memang selalu berkembang seiring
dengan tuntutan dan perkembangan zaman
yang semakin terbuka dan menantang.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat
developmental, yang bertujuan untuk
mengembangkan pembelajaran berbasis
lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk
menyusun mekanisme atau tahapan
pembelajaran berbasis lingkungan dalam
pembelajaran dan untuk mengetahui efektifitas
pembelajaran berbasis lingkungan dengan
efektif dalam upaya meningkatkan hasil belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas
Negeri Manado. Teknik penentuan sampel
dalam penelitian ini teknik purposive sampling.
Variabel penelitian adalah penerapan
pembelajaran berbasis lingkungan dan variabel
hasil belajar. Teknik pengumpulan data terdiri
observasi, dokumentasi, dan evaluasi. Cara
analisis penelitian meliputi; (a) pengumpulan
data melalui kegiatan evaluasi proses (b)
klasifikasi atau pengelompokkan data sesuai
kategori yang ditentukan, (c) analisi data, (d)
deskripsi data, dan (e) pengambilan
kesimpulan. Adapun standar keberhasilan
proses pembelajaran ditentukan berdasarkan
kriteria; (a) mahasiswa dinyatakan berhasil
apabila tergolong pada tingkat penguasaan ≥ 70
sebagai skor penguasaan yang baik, dan (b)
pengembangan metode pembelajaran
kontekstual dinyatakan efektif apabila 80%
mahasiswa peserta program pembelajaran
memperoleh skor tingkat penguasaan ≥ 70.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan Pembelajaran
Berdasarkan tujuan penelitian yakni untuk
menyusun mekanisme atau tahapan
pembelajaran berbasis lingkungan dalam
pembelajaran dan untuk mengetahui efektifitas
pembelajaran berbasis lingkungan dengan
efektif dalam upaya meningkatkan hasil belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS.
Maka hal yang pertama dilakukan adalah
penyusunan rancangan kegiatan pembelajaran
sebagai berikut; (a) menyusun rencana kegiatan
pembelajaran, (b) menyiapkan kelas termasuk
menyiapkan mahasiswa yang ditentukan
sebagai peserta program pembelajaran, (c)
menentukan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan tahapan pembelajaran berbasis
lingkungan, (d) menentukan bahan atau materi
penelitian sesuai dengan Rencana Pembelajaran
Semester yang ditentukan, dan (e) menentukan
lokasi atau lingkungan yang dijadikan sebagai
wadah belajar dalam pembelajaran berbasis
lingkungan.
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengamatan Isu-
isu penting dalam masyarakat
Pokok bahasan yang menjadi fokus
pelajaran pada kegiatan pembelajaran 1 adalah
isu-isu penting dalam masyarakat global. Pada
kegiatan 1 ini mahasiswa melaksanakan proses
pembelajaran di lingkungan untuk mengamati
tentang isu-isu terkemuka sekarang ini yang
dapat terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Tugas yang dilakukan peserta pembelajaran
yakni: 1) melakukan identifikasi tentang isu-isu
penting dalam kehidupan bermasyarakat; 2)
menjelaskan tentang faktor-faktor penyebab
terjadinya isu-isu tersebut; 3) cara masyarakat
merespon isu-isu global; 4) dampak isu tersebut
dalam masyarakat.
Setelah melakukan kegiatan pengamatan
sesuai dengan tugas yang diberikan, peserta
pembelajaran membuat laporan hasil
pengamatan sesuai dengan tugas yang telah
diberikan. Mahasiswa memasukkan laporan
hasil pengamatan sebagai hasil kegiatan
pembelajaran lingkungan terhadap isu-isu
global. Dengan berdasarkan laporan tersebut,
maka pengajar melakukan evaluasi terhadap
laporan tersebut. Hasil evaluasi tersebut
menjadi hasil capaian belajar mahasiswa pada
kegiatan pembelajaran 1 tersebut. Hasil
evaluasi kegiatan pembelajaran 1 ini dapat
dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas,
maka dilakukan perhitungan terhadap data.
Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh
data hasil perhitungan pada kegiatan observasi
pertama sebagai berikut: hasil pengukuran
diperoleh data 19 orang atau 86% mahasiswa
yang mendapatkan skor capaian ≥ 70 yang
dikategorikan sebagai tingkat penguasaan Baik
atau dinyatakan Berhasil, dan terdapat 3 orang
yang tergolong skor capaian ≤ 70 atau 14%
mahasiswa yang tergolong tingkat capaian
6. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…60
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
Tabel 1. Hasil Capaian Belajar Mahasiswa pada Pembelajaran 1
Mahasiswa
Aspek Penilaian Jumlah
Skor
Jumlah Skor /
Aspek
Kategori
Skor
1*)
2*)
3*)
4*)
1 75 70 75 70 290 72,5 B
2 75 75 70 70 290 72,5 B
3 70 65 70 65 270 67,5 BB
4 70 70 70 70 280 70 B
5 75 75 70 70 290 72,5 B
6 70 70 80 75 295 73,75 B
7 75 75 70 70 290 72,5 B
8 70 70 70 70 280 70 B
9 75 70 75 70 290 72,5 B
10 75 75 70 70 290 72,5 B
11 75 75 70 70 290 72,5 B
12 75 75 70 70 290 72,5 B
13 70 65 70 65 270 67,5 BB
14 75 75 70 70 290 72,5 B
15 75 70 75 70 290 72,5 B
16 75 75 70 70 290 72,5 B
17 70 65 70 65 270 67,5 BB
18 75 75 75 75 300 75 B
19 70 70 80 75 295 73,75 B
20 70 70 80 75 295 73,75 B
21 75 75 70 70 290 72,5 B
22 70 70 80 75 295 73,75 B
Sumber: hasil penelitian, 2022.
Keterangan:
Aspek penilaian (pertanyaan yang ditugaskan
kepada mahasiswa) yakni:
1) melakukan identifikasi tentang isu-isu
penting dalam kehidupan bermasyarakat;
2) menjelaskan tentang faktor-faktor penyebab
terjadinya isu-isu tersebut;
3) cara masyarakat merespon isu-isu global;
4) dampak isu tersebut dalam masyartakat.
Kategori Skor capaian ≥ 70 dinyatakan kategori
Berhasil (B) dalam pembelajaran
Kategori Skor capaian ≤ 70 dinyatakan kategori
Belum Berhasil (BB) dalam pembelajaran
kategori Belum Berhasil dalam proses
pembelajaran yang dilakukan.
Setelah memperhatikan data hasil
perhitungan tersebut di atas menunjukkan
bahwa pada kegiatan pembelajaran pertama
dengan topik jenis-jenis konflik dalam
masyarakat, ternyata sebagian besar mahasiswa
peserta program dinyatakan berhasil dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis
lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis lingkungan untuk
kegiatan pertama dalam hal pengamatan
kegiatan pertama dengan pembelajaran berbasis
lingkungan dinyatakan berhasil, dengan
demikian pembelajaran berbasis lingkungan
dapa dikatakan cukup baik dalam
mengembangkan kemampuan mahasiswa
melakukan kegiatan pembelajaran yang
bermakna, sehingga sebagian besar mahasiswa
dinyatakan berhasil dalam proses pembelajaran
tersebut. Jadi pembelajaran berbasis lingkungan
dinyatakan cukup baik dalam mengembangkan
kemampuan belajar mahasiswa. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa sebagian besar peserta
yakni sekitar 86% peserta program
pembelajaran dapat memberikan penjelasan
yang sangat baik tentang tugas yang diberikan.
Kegiatan Pembelajaran 2 Pengamatan Isu-
Isu Global dalam Masyarakat
Pada bagian ini peserta program
pembelajaran melaksanakan kegiatan
pengamatan untuk mengamati tentang kajian
isu-isu global di masyarakat. Tugas yang
diberikan sebagai berikut: 1) respon masyakat
terhadap berbagai isu dalam masyarakat, 2)
dampak positif isu-isu terhadap masyarakat,
dan 3) dampak negatif isu-isu tersebut dalam
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan tugas yang diberikan,
mahasiswa melakukan aktivitas pembelajaran
untuk mendapatkan data dan informasi sesuai
dengan tugas yang diberikan sebagaimana
dikemukakan di atas. Setelah melakukan
7. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…61
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
kegiatan pengamatan, mahasiswa membuat
laporan hasil pengamatan sesuai tugas yang
diberikan untuk selanjutnya dimasukkan
sebagai laporan kegiatan.
Berdasarkan laporan yang dibuat
mahasiswa, pengajar melakukan evaluasi
terhadap tugas tersebut, dan diperoleh skor
capaian belajar berbasis lingkungan untuk tugas
tersebut, sebagaimana dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Capaian Belajar Mahasiswa pada Pembelajaran 2
Mahasiswa
Aspek Penilaian Jumlah
Skor
Jumlah Skor /
Aspek
Kategori
Skor
1*)
2*)
3*)
1 75 75 75 225 75 B
2 80 80 80 240 80 B
3 70 75 75 220 73,3 B
4 75 75 75 225 75 B
5 75 80 75 230 76,7 B
6 80 80 80 240 80 B
7 65 70 70 205 68,3 BB
8 70 75 75 220 73,3 B
9 75 75 80 230 76,7 B
10 75 75 80 230 76,7 B
11 80 80 80 240 80 B
12 80 80 80 240 80 B
13 75 75 75 225 75 B
14 75 80 75 230 76,7 B
15 70 75 75 220 73,3 B
16 75 75 80 230 76,7 B
17 80 80 80 240 80 B
18 75 75 80 230 76,7 B
19 75 75 80 230 76,7 B
20 75 80 75 230 76,7 B
21 75 75 75 225 75 B
22 80 80 80 240 80 B
Sumber: hasil penelitian, 2022.
Keterangan:
Aspek penilaian (pertanyaan yang ditugaskan
kepada mahasiswa) yakni:
1) respon masyakat terhadap berbagai isu dalam
masyarakat,
2) dampak positif isuisu terhadap masyarakat,
3) dampak negatif isu-isu tersebut dalam
kehidupan masyaakat
Kategori Skor capaian ≥ 70 dinyatakan kategori
Berhasil (B) dalam pembelajaran
Kategori Skor capaian ≤ 70 dinyatakan kategori
Belum Berhasil (BB) dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas,
maka dilakukan perhitungan terhadap data.
Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh
data hasil perhitungan pada kegiatan observasi
pertama sebagai berikut: hasil pengukuran
diperoleh data 21 orang mahasiswa atau 95,4%
mahasiswa yang mendapatkan skor capaian ≥
70 yang dikategorikan sebagai tingkat
penguasaan Baik atau dinyatakan Berhasil, dan
terdapat 1 orang mahasiswa yang tergolong
skor capaian ≤ 70 atau 4,6% mahasiswa yang
tergolong tingkat capaian kategori Belum
Berhasil dalam proses pembelajaran yang
dilakukan.
Setelah memperhatikan data hasil
perhitungan tersebut di atas menunjukkan
bahwa pada kegiatan pembelajaran pertama
dengan kajian isus-isu global dalam
masyarakat, ternyata sebagian besar mahasiswa
peserta program dinyatakan berhasil dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis
lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis lingkungan untuk
kegiatan pertama dalam hal pengamatan
kegiatan pertama dengan pembelajaran berbasis
lingkungan dinyatakan berhasil, dengan
demikian pembelajaran berbasis lingkungan
dapa dikatakan cukup baik dalam
mengembangkan kemampuan mahasiswa
melakukan kegiatan pembelajaran yang
bermakna, sehingga sebagian besar mahasiswa
dinyatakan berhasil dalam proses pembelajaran
tersebut. Jadi pembelajaran berbasis lingkungan
8. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…62
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
dinyatakan cukup baik dalam mengembangkan
kemampuan belajar mahasiswa. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa sebagian besar peserta
yakni sekitar 95% peserta program
pembelajaran dapat memberikan penjelasan
yang cukup baik tentang tugas yang diberikan.
Hasil Keterpaduan Pembelajaran 1 dan
Pembelajaran 2
Guna mengetahui hasil perhitungan kegiatan
pembelajaran berbasis lingkungan, maka
dilakukan perhitungan terpadu antara kegiatan
observasi pertama dan kegiatan observasi kedua
dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Hasil perhitungan data observasi
pertama dan kedua, sebagaimana dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Capaian Pembelajaran 1 dan 2
Mahasiswa
Skor Penugasan Jumlah
Skor
Rerata
Skor
Kategori
Skor
Observasi 1*)
Observasi 2*)
1 72,5 75 147,5 73,8 B
2 72,5 80 152,5 76,3 B
3 67,5 73,3 140,8 70,4 B
4 70 75 145,0 72,5 B
5 72,5 76,7 149,2 74,6 B
6 73,75 80 153,8 76,9 B
7 72,5 68,3 140,8 70,4 B
8 70 73,3 143,3 71,7 B
9 72,5 76,7 149,2 74,6 B
10 72,5 76,7 149,2 74,6 B
11 72,5 80 152,5 76,3 B
12 72,5 80 152,5 76,3 B
13 67,5 75 142,5 71,3 B
14 72,5 76,7 149,2 74,6 B
15 72,5 73,3 145,8 72,9 B
16 72,5 76,7 149,2 74,6 B
17 67,5 80 147,5 73,8 B
18 75 76,7 151,7 75,9 B
19 73,75 76,7 150,5 75,2 B
20 73,75 76,7 150,5 75,2 B
21 72,5 75 147,5 73,8 B
22 73,75 80 153,8 76,9 B
Sumber: hasil penelitian, 2022.
Keterangan :
Indikator penilaian: 1*) Hasil observasi
kegiatan pertama, 2*) hasil observasi kegiatan
kedua
Kategori Skor nilai ≥ 70 dinyatakan kategori
Berhasil (B) dalam pembelajaran
Kategori Skor nilai ≤ 70 dinyatakan kategori
BelumBerhasil (BB) dalam pembelajaran
Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap
data skor capaian mahasiswa peserta kegiatan
pembelajaran berbasis lingkungan pada
pembelajaran Kajian isu-isu global untuk
kegiatan observasi pertama dan kegiatan
observasi kedua, maka dapat dikemukakan hasil
perhitungan sebagai berikut:
Setelah dilakukan perhitungan, maka
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ada
22 peserta program pembelajaran atau 100%
mahasiswa peserta program pembelajaran yang
tergolong memperoleh hasil penguasaan ≥ 70
yang dikategorikan sebagai kategori tingkat
penguasaan kategori (B) atau berhasil.
Dengan berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dilakukan maka diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
peserta program pembelajaran dinyatakan
berhasil dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran berbasis lingkungan pada mata
kuliah Kajian isu-isu global berdasarkan hasil
observasi pembelajaran (observasi pertama dan
kedua).
Kondisi tersebut di atas memberikan
petunjuk bahwa pembelajaran berbasis
lingkungan pada pembelajaran Kajian isu-isu
global dinyatakan efektif dalam
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan
belajar peserta program pembelajaran dalam hal
9. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…63
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
ini mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas
Negeri Manado, sehingga berhasil dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis
lingkungan. Dengan hasil tersebut dapat
dinyatakan bahwa pembelajaran berbasis
lingkungan efektif memotivasi mahasiswa
dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan.
Dengan hasil tersebut memberikan
gambaran jelas bahwa proses pembelajaran
berbasis lingkungan sangat efektif dalam proses
pembelajaran Kajian isu-isu global, sebab
dengan proses pembelajaran tersebut telah
membuat proses pembelajaran menjadi
menyenangkan. Hal penting lainnya yang perlu
mendapatkan perhatian bahwa mahasiswa
sebagai peserta program pembelajaran telah
melaksanakan kegiatan belajar yang bermakna,
sehingga para peserta telah mampu
menghasilkan pengetahuan baru yang dibangun
berdasarkan kondisi nyata di lingkungan. Para
peserta pembelajaran telah menghasilkan suatu
gagasan baru yang berasal dari kondisi nyata di
lingkungan. Itulah yang menjadi keunggulan
dari proses pembelajaran berbasis lingkungan.
Pengembangan model pembelajaran
berbasis lingkungan (environmental learning)
pada pembelajaran mata kuliah Kajian isu-isu
global pada Program studi Pendidikan IPS
dapat dikatakan sangat relevan dan dapat
mendukung situasi pembelajaran, agar
pembelajaran menjadi menarik, mudah
dipahami dan menyenangkan bagi peserta
pembelajaran.
Sehubungan dengan pembelajarann berbasis
lingkungan, maka pengajar dituntut untuk
mengembangkan pembelajaran dengan
memanfaatkan sumber dan media yang relevan
dengan pembelajaran. Melalui kegiatan tersebut
diharapkan peserta pembelajaran akan
melakukan berbagai aktivitas belajar sesuai
dengan kemampuan dan potensi dirinya sendiri.
Dalam memanfaatkan media, maka secara
umumnya dapat dijelaskan ada 2 macam cara
menggunakan lingkungan sebagai sumber
pengajaran/belajar sebagai berikut: (1) dengan
cara membawa peserta pembelajaran secara
langsung terjun dalam lingkungan dan
masyarakat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
pembelajaran yang telah direncanakan (survey,
interview, service project), dan (2) dengan cara
membawa sumber-sumber dari lingkungan dan
masyarakat ke dalam kelas sebagai media
kontekstual (resources persons, benda-benda
dari lingkungan atau koleksi) (Ahmad &
Ahmadi, 2004). Dengan cara pembelajaran
tersebut maka pembelajaran berbasis
lingkungan dapat mengembangkan kemampuan
dan potensi diri peserta pembelajaran sehingga
dapat melakukan aktivitas pembelajaran yang
bermakna.
KESIMPULAN
Proses pembelajaran berbasis lingkungan
dalam pembelajaran kajian isu-isu global,
dinyatakan efektif dalam mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan belajar peserta
program pembelajaran. Pembelajaran berbasis
lingkungan ternyata efektif dalam
meningkatkan hasil belajar peserta
pembelajaran dalam pembelajaran kajian isu-
isu global pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial dan
Hukum Universitas Negeri Manado.
SARAN
Perlu semakin diefektifkan penerapan proses
pembelajaran berbasis lingkungan dalam
pembelajaran IPS pada program studi
Pendidikan IPS. Perlu adanya petunjuk
pelaksanan pembelajaran berbasis lingkungan
dalam pembelajaran pada Program studi
Pendidikan IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R., & Ahmadi, A. 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Cecep, H., Widyastuti, A., Subakti, H.,
Hasibuan, F. A., Sartika, S. H., Ardiana, D.
P. Y., Avicenna, A., Salim, N. A., Karwanto,
K., & Kato, I. 2021. Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta.
Indonesia.
Johnson, E. B. 2014. Contextual Teaching and
Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna
(Contextual Teaching and Learning: What it
is and why it’s here to stay). Penerjemah
Ibnu Setiawan, Penyunting Ida Sitompul.
Bandung: Kaifa.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru yang
Profesional: Menciptakan Pembelajaran
10. ME Korompis, PR Tuerah. Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian…64
SOCIAL SCIENCE Vol. 9 No. 2 (2022)
yang Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosadakarya.
Nasution, T., & Lubis, M. A. 2018. Konsep
Dasar IPS. Yogyakarta: Samudra Biru.
Rifani, I. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Learning Cycle dan Model Pembelajaran
Search, Solve, Create, and Share Terhadap
Pemahaman Konsep-Konsep Geografi.
Jurnal Geografi Gea, 13(1).
https://doi.org/10.17509/gea.v13i1.3305
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran
Geografi. Yogyakarta: Aditya Media
Publishing.
Suniti, S., & Mahdi, M. 2019. Model
Pembelajaran IPS Berbasis Lingkungan
Hidup di MTs Negeri I Kota Cirebon.
Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial &
Ekonomi, 8(1).
Susilo, H. 2011. Bended Learning untuk
Menyiapkan Mahasiswa Hidup di Abad 21.
Seminar Nasional Pengembangan
Pembelajaran Berbasis Blended Learning.
Universitas Negeri Malang.
Trianto, I. B. al-T. 2014. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Konstektual: Konsep Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum 2013
(Kurikulum Tematik/Integratif/KTI).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Widiastuti, E. H. 2017. Pemanfaatan
Lingkungan sebagai Sumber Pembelajaran
Mata Pelajaran IPS. Satya Widya, 33(1), 29–
36.
Wuryastuti, S., & Ni’mah, I. 2013. Model
Pembelajaran Berbasis Lingkungan untuk
Meningkatkan Kecakapan Hidup
Mahasiswa Melalui Pembuatan Kompor
Biogas. EduHumaniora| Jurnal Pendidikan
Dasar Kampus Cibiru, 5(2).