2. 119
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
A. PENDAHULUAN
1. Rasional dan Deskripsi Singkat
Industri di Indonesia saat ini tengah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Sudah barang tentu membutuhkan sumber daya manisia (SDM) yang
banyak pula untuk menggerakan usaha di industri-industri tersebut. Oleh karena
itu perlu adanya perlindungan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi para
tenaga kerja.
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja merupakan resiko yang harus
dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi
hilangnya sebagian atau seluruh pengasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko-
resiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik
maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan akan keselamatan dan
kesehatan kerja. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama, baik dari sisi
perusahaan untuk memberikan suasanan dan sistem kerja yang aman serta dari sisi
tenaga kerja untuk bertindak secara selamat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mencetak tenaga kerja tingkat menengah, perlu diberikan
pengetahuan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan
keterampilan tambahan untuk dapat menjaga kondisi kerja tetap sehat,
menghindari resiko kecelakaan kerja dan menguasai keterampilan melakukan
pertolongan pertama bila dilingkungan kerjanya terjadi resiko kecelakaan sebelum
diberikan tindakan pertolongan lebih lanjut.
Modul ini disusun untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
membantu para siswa yang mempelajari Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3). Pada akhirnya, kami harapkan modul ini bermanfaat dalam
pembelajaran dan menambah keterampilan siswa dalam penerapan K3 saat belajar
di bangku sekolah maupun pada saat bekerja dimanapun. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu terwujudnya modul ini,
semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan perlindungan kepadanya.
3. 120
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Oleh sebab itu, kegiatan belajar 4 ini disusun untuk memberikan
pengetahuan dasar tentang ketrampilan komputer dan pengelolaan informasi
dengan unit kompetensi mengoperasikan tehnologi perkantoran. Secara garis
besar kegiatan belajar 4. Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini
membahas tentang tujuh pokok materi yang akan menjadi acuan para peserta,.
Kegiatan belajar 4 ini dikemas dalam tujuh uraian materi, di mana masing-
masing uraian materi akan dijelaskan secara detail. keempat uraian materi
tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Materi 1 : Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Materi 2 : Polusi Lingkungan
3. Materi 3 : Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal)
Kegiatan belajar 4 ini akan dimulai dengan pemahaman terhadap peserta
mengenai konsep Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Materi
selanjutnya adalah polusi lingkungan. Pada kegiatan ini diharapkan peserta akan
memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menangani
polusi lingkungan.
Uraian materi berikutnya akan memberikan wawasan kepada peserta
tentang amdal, Hai lni merupakan keberlanjutan dari penanganan polusi
lingkungan. Diharapkan peserta dapat memahami penanganan Analisis mengenai
dampak lingkungan (Amdal)
2. Relevansi
Teori Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat
membantu seluruh aktivitas perkantoran. Dengan demikian, menjadi sangat
relevan bagi pemerintah untuk memasukkan materi Keamanan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) dalam kurikulum pembelajarannya.
Relevansi antara tuntutan dunia kerja dan urgensi dunia pendidikan untuk
menyiapkan pembelajaran yang memiliki kompetensi menerapkan Keamanan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat terlihat dalam modul ini yang
membahas tentang: 1) Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2) Polusi
Lingkungan, 3) Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
4. 121
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kompetensi-kompetensi tersebut di atas sangat diperlukan, khususnya bagi
siapa saja yang bekerja dalam dunia perkantoran maupun yang bergelut di bidang
lain yang membutuhkan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Dengan demikian, kehadiran modul ini memberikan pengetahuan dan kemampuan
dalam merealisasikan K3.
3. Petunjuk Belajar
Sebelum mempelajari modul ini peserta PPG Dalam Jabatan harus
memiliki kemampuan awal atau penguasaan tentang berbagai pengetahuan dasar
aplikasi tehnologi perkantoran secara umum dan telah dapat memahami esensi
pembelajaran aplikasi tehnologi perkantoran. Beberapa hal yang harus dikuasai
dengan tuntas sebelum mempelajari modul ini seperti materi; 1) Keamanan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2) Polusi Lingkungan, 3) Analisis mengenai
dampak lingkungan (Amdal). Adapun langkah-langkah atau petunjuk belajar dari
modul ini sebagai berikut:
a. Peserta
1) Bacalah setiap materi dalam modul ini dengan cermat dan pahami dengan
baik daftar pertanyaan pada “cek kemampuan” sebagai pengukur yang harus
dikuasai dalam modul ini.
2) Diskusikan dengan sesama peserta apa yang telah Anda cermati untuk
mendapatkan pemahaman yang baik tentang tujuanbelajar dan kompetensi
yang ingin dicapai dalam modul. Bila masih ragu, maka tanyakan kepada
instruktur sampai betul-betul anda sudah paham .
3) Bila proses memahami materi anda menemui kesulitan,diskusikan dengan
teman-teman anda atau konsultasikan dengan instruktur.
4) Kerjakan tugas-tugas, baik secara individu ataupun kelompok dengan jujur
dan teliti serta bertanggungjawab.
5) Peserta tidak dibenarkan melanjutkan kegiatan belajar berikutnya, bila
belum menguasai secara tuntas materi padakegiatan belajar sebelumnya.
6) Untuk kegiatan praktek diharapkan peserta selalu membacadan memahami
teori yang mendukung materi praktek.
5. 122
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
7) Perhatikan tentang alat-alat untuk kegiatan praktek, termasuktentang
keselamatan kerja dalam menggunakan alat-alat praktek.
b. Instruktur
1) Informasikan tentang bagaimana cara menggunakan modul, cara
pembelajaran, cara penilaian, alat yang digunakan dan waktu yang
dibutuhkan.
2) Berilah bimbingan kepada peserta bila mereka mendapatkan kesulitan.
3) Monitor dan catat kemajuan peserta dan berikan feedback atas pencapaian
pembelajaran peserta didik.
6. 123
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menganalisis dan menguasai Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, Polusi Lingkungan dan Analisis Amdal
2. Pokok-Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sebagai berikut:
a. Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
b. Polusi Lingkungan
c. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
3. Uraian Materi
a. Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1) Ruang Lingkup Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki ruang lingkup, Basir
Barthos (1995: 138) mengemukakan bahwa:
a) Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja berlaku disetiap tempat
kerja yang mencakup 3 (tiga) unsur pokok (tenaga kerja, bahaya
kerja, dan usaha baik bersifat ekonomis maupun sosial)
b) Ketentuan K3 berkaitan dengan perlindungan:
(1) Tenaga kerja
(2) Alat, bahan, dan mesin
(3) Lingkungan
(4) Proses produksi
(5) Sifat pekerjaan
(6) Cara kerja
c) Persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja ditetapkan sejak
perencanaan, pembuatan, pemakaian barang ataupun produk teknis.
d) Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tanggung jawab semua
pihak, khususnya pihak yang terkait dengan proses penyelenggaraan
suatu usaha.
7. 124
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
2) Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung
terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
Alat kemanan kerja/pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri, Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material
diantaranya sebagai berikut;
(a)Baju kerja
(1) Fungsi, Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia,
cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin,
peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen
dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan
jamur.
(2) Jenis, Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek
(Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian
atau seluruh bagian badan. Untuk dapat melakukan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja sebaiknya menetapkan sumber potensi penyebab utama
terjadinya kecelakaan. Ini dimaksudkan untuk mengambil langkah-langjkah
preventif upaya dalam menentukan penyebab kecelakaan, yang harus
dilakukan dengan mengadakan diagnosis, pencegahan dan penyelidikan.
Gambar. 4.1 Pakaian Pelindung (Rompi)
8. 125
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
(b)Helm
(1)Fungsi, Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda
tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh
radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro
organisme) dan suhu yang ekstrim.
(2)Jenis, Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety
helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-
lain.
Gambar. 4.2 Helm Kerja
(c)Kaca mata
(1) Fungsi, Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
paparan partikel- partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan
benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran
cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
(2) Jenis, Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
(spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng
muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).
9. 126
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Gambar. 4.3 Kecamata Pelindung
(d)Sarung tangan
(a) Fungsi, Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api,
suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus
listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen
(virus, bakteri) dan jasad renik.
(b) Jenis, Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari
logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung
tangan yang tahan bahan kimia.
Gambar. 4.4 Sarung Tangan
(e)Sepatu
(1) Fungsi, Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa
atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena
bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
10. 127
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
(2) Jenis, Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan
peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan
yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah
atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-
lain.
Gambar. 4.5 Alat Pelindung Kaki (Sepatu)
(f) Pernapasan
(a) Fungsi, berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara
menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan
kimia, mikroorganisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap,
asap, gas/ fume, dan sebagainya.
(b) Jenis, Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari
masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator,
Continues Air Supply Machine Air Hose Mask Respirator, tangki selam
dan regulator (Self-Contained Underwater Breathing Apparatus /SCUBA),
Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing
apparatus.
Gambar. 4.6 Alat pelindung Pernapasan (Masker Respirator)
11. 128
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
(g)Pelindung telinga
(1) Fungsi, Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan
(2) Jenis, Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan
penutup telinga (ear muff).
Gambar. 4.7 Alat Pelindung telinga (Ear Plug dan Ear Muff)
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah
sebagai berikut.
1) Buku petunjuk penggunaan alat
2) Himbauan-himbauan dari teman atau dari atasan
3) Rambu-rambu atau isyarat bahaya
4) Petugas keamanan yang siap siaga
3) Kesehatan Kerja
Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak
hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat
mempunyai makna sehat sevara fisik, mental dan juga sehat sevara sosial.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa
pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hnya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.
Menurut Widodo (2015) “Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan
yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum
12. 129
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Sedarmayanti (2011: 120), “Kesehatan kerja menyangkut kesehatan fisik
maupun kesehatan mental. Kesehatan pegawai dapat terganggu karena penyakit,
stress (ketegangan) maupun karena kecelakaan. Kesehatan pegawai yang rendah
atau buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan
produktivitas rendah.”
Menurut Lidya dalam Sayuti (2013: 196) pengertian kesehatan kerja
adalah hal yang menyangkut kemungkinan ancaman terhadap kesehatan seseorang
yang bekerja pada sesuatu tempat atau perusahaan selama waktu kerja yang
normal. Sedangkan menurut Santoso dalam Sayuti (2013: 196) pengertian
kesehatan kerja adalah kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan kerja adalah
bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan
kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial (Lalu Husni,2005).
4) Keselamatan Kerja
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakikatnya keselamatan
sebagai suatu pendekatan keilmuaan maupun sebagai suatu pendekatan praktis
mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan
berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil
risiko terjadinya kecelakaan (Syaaf, 2007).
Menurut Ridley (2002), keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
sedangakan menurut Widodo (2015: 240), keselamatan kerja merupakan suatu
bentuk keadaan yang menghindarkan kesalahan dan kerusakan kerja yang
dilakukan oleh para pekerja/karyawan.
Keselamatan kerja juga menunjuk pada suatu kondisi kerja yang aman dan
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Keselamatan
kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material dan metode yang
mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalamai cedera
menurut Mangkunegara dalam Sayuti (2013: 195).
13. 130
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Bab III pasal 3 tentang
keselamatan kerja disebutkan syarat-syarat keselamatan kerja sebagai berikut:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diripada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembapan, debu, kotoran asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l) Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja
Menurut Tarwaka (2008), 85% sebab kecelakaan kerja adalah faktor
manusia. Oleh karena itu sumber daya manusia dalam hal ini memegang peranan
penting dalam penciptaan keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga kerja yang
membiasakan dirinya dalam keadaan aman dan melakukan pekerjaan dengan
aman akan sangat membantu mengurangi angka kecelakaan kerja.
Manuaba, (2004: 164) menyatakan bahwa penyebab-penyebab kecelakaan
kerja adalah:
a) Perbuatan manusia yang tidak aman
(1) Melaksanakan pekerjaan tanpa wewenang atau yang berwenang
gagal mengamankan atau memperingatkan seseorang
14. 131
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
(2) Menjalankan alat-alat mesin diluar batas aman
(3) Menyebabkan alat-alat keselamatan kerja tidak bekerja
(4) Cara angkat,angkut menempatkan barang dan menyimpan yang
kurang baik /tidak aman
(5) Memakai sikap/posisi tubuh yang kurang baik/tidak aman
(6) Bekerja dengan alat/mesin bergerak atau berbahaya
(7) Melakukan tindakan mengacau, menyalahgunakan, melampui
batas.
b) Kondisi fisik dan mekanis yang tidak aman.
(1) Alat pengaman yang kurang/ tidak bekerja
(2) Tidak ada pengaman
(3) Adanya kondisi tidak aman
(4) Design yang kurang baik
(5) Pengaturan proses kerja yag berbahaya atau mengandung resiko
seperti : badan terlali berat, jalan yang sempit/tidak teratur
(6) Penerangan,ventilasi kurang baik
(7) Perencanaan proses kerja kurang/tidak aman
Menurut Rachmawati (2008: 173), “Faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja, baik penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan maupun
kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1) Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-
lain.
2) Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan
benda-benda padat. c. Faktor biologi, baik dari golongan hewan
maupun dari tumbuh-tumbuhan.
3) Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja
4) Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara
pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.
15. 132
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
6) Pencegahan Keselamatan Kerja
Ada beberapa upaya untuk memelihara keselamatan dan kesehatan pada
tempat kerja. Adapun upaya-upaya tersebut mencakup. Yakinkan para pekerja
mendapatkan udara bersih yang cukup; hindari materi bangunan dan
perlengkapannya yang tidak memenuhi syarat, uji kemungkinan adanya zat
beracun terhadap bangunan yang baru sebelum ditempati, sediakan daerah yang
bebas rokok; jaga agar saluran udara bersih dan kering; perhatikan keluhan-
keluhan dari pekerja. Dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja perlu dibuat suatu program sebagai berikut:
a) Libatkan manajemen dan karyawan dalam menyusun program
keselamatan dan kesehatan
b) Tentukan siapa yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program
tersebut.
c) Tentukan kebutuhan keselamatan dan kesehatan yang dibutuhkan
bagian anda.
d) Ketahui bagianmana dari fasilitas perusahaan yang membahayakan.
e) Perbaiki bagian-bagian yang berbahaya.
f) Latihan karyawan dalam teknik keselamatan dan kesehatan.
g) Ciptakan suatu mind-set para karyawan bahwa perusahaan harus bebas
dari potensi bahaya.
h) Secara terus menerus perbaiki dan sempurnakan program keselamatan
dan kesehatan yang ada.
Di samping program, perlu juga dibentuk komite keselamatan yang
tugasnya antara lain adalah: merekomendasi dan bisa juga mengkritik kebijakan
keselamatan yang dikeluarkan perusahaan; menyusun standar keselamatan
perusahaan yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara nasional’
menyediakan pelatihan mengenai keselamatan bagi karyawan dan supervisor;
melakukan inspeksi keselamatan; secara berkesinambungan mempromosikan
tema mengenai keselamatan kerja dengan cara menghilangkan kondisi dan
perilaku yang tidak aman.
16. 133
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Menurut Sedarmayanti (2011: 133-134), Kecelakaan dapat dikurangi
bahkan akan dapat dicegah atau dihindari. Tindakan pencegahan kecelakaan,
dapat dilakukan diantaranya dengan program tri-E (Program Triple E) yang
terdiri dari:
1) Teknik (engineering), Teknik (engineering) artinya tindakan pertama
adalah melengkapi semua perkakas dan mesin dengan alat pencegah
kecelakaan (safety guards) misalnya tombol untuk menghentikan
bekerjanya alat/mesin (cut of switches) serta alat lain, agar mereka
secara teknis dapat terlindungi.
2) Pendidikan (education), Pendidikan (education) artinya perlu
memberikan pendidikan dan latihan kepada para pegawai untuk
menanamkan kebiasaan bekerja dan cara kerja yang tepat dalam rangka
mencapai keadaan yang aman (safety) semaksimal mungkin.
3) Pelaksanaan (enforcement), Pelaksanaan (enforcement) artinya tindakan
pelaksanaan, yang memberi jaminan bahwa peraturan pengendalian
kecelakaan dilaksanakan.
7) Tujuan Penerapan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Menurut Mangkunegara (2002: 162) bahwa tujuan dari keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja sebagai berikut:
a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
17. 134
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Menurut Satria (2008) tujuan dari keamanan, kesehatan dan keselamatan
kerja yaitu:
a) Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
b) Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
eisien
c) Menjamin proses produksi berjalan lancar.
Seorang ahli dalam bidang keselamatan kerja Willie (2006) mengatakan
bahwa program keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja diadakan karena tiga
alasan penting yakni:
a) Berdasarkan perikemanusiaan. Pertama-tama para manajer akan
mengadakan pencegahan kecelakaan kerja atas dasar perikemanusiaan
yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi
sebanyak-banyaknya rasa sakit dari pekerjaan yang diderita luka serta
keluarga.
b) Berdasarkan Undang-Undang. Ada juga alasan mengadakan program
keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan Undang-Undang federal,
Undang-Undang Negara Bagian dan Undang-Undang kota perja tentang
keselamatan dan kesehatan kerja dan sebagian mereka melanggarnya
akan dijatuhi hukuman denda.
c) Berdasarkan Ekonomi. Alasan ekonomi untuk sadar keselamatan kerja
karena biaya kecelakaan dampaknya sangat besar bagi perusahaan.
Menurut Rivai dan Sagala (2010: 793), tujuan keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja adalah:
a) Manfaat Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat
Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya
kecelakaankecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan
dengan stress, serta mampu mengingkatkan kualitas kehidupan kerja
para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif.
18. 135
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
b) Kerugian Lingkungan Kerja yang Tidak Aman dan Tidak Sehat
Jumlah biaya yang besar seing muncul karena ada kerugian-kerugian
akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan.
8) Program K-3
Ketika seorang karyawan/tenaga kerja merasa aman dan nyaman serta
memiliki fisik yang sehat dalam bekerja maka tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan akan sesuai dengan harapan. Menurut Dewan K3 Nasional,
program K3 adalah upaya untuk mengatasi ketimpangan pada empat unsur
produksi yaitu manusia, sarana, lingkungan kerja dan manajemen. Program
ini meliputi administrasi dan manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang,
peralatan K3, pengendalian bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran,
keadaan darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi program (DK3N, 1993).
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya program
keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau
dikembangkan semaunya. Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja
dibuat berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai
dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan financial, dan
lainnya.
Dalam usaha tersebut pihak perusahaan pun sudah selayaknya ikut
serta dalam mengoptimalkan peran K3 tersebut. Hal ini dapat digambarkan
dalam kerangka sebagai berikut:
19. 136
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kesadaran pentingnya
K3
Budaya penggunaan
APD
Meminimalisirkan kecelakaan kerja
Program K3
1. Manajemen K3
2. Pengawasan kerja
3. Pelatihan K3
4. Tersedianya alat pelindung diri (APD)
5. SOP
6. Sosialisasi K3
7. Poliklinik/ruang kesehatan
8. Kantin
9. Rest Area
Gambar. Alur Kerangka Program
Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur
yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian
resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak
aman, meliputi :
a) Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi
berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
b) Membuat prosedur keamanan.
c) Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan
peralatan baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan
berbahaya.
d) Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
e) Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
f) Rapat bulanan P2K3
g) Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3
seperti alat pelindung diri, standar keselamatan yang baru.
Produktivitas Kerja
20. 137
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
h) Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Program keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja harus dirancang
spesifik untuk masing-masing perusahaan sehingga tidak bisa sekedar meniru
atau mengikuti arahan dan pedoman dari pihak lain.
Efektifitas program keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja sangat
tergantung kepada komitmen dan keterlibatan semua pekerja. Keterlibatan
pekerja akan meningkatkan produktivitas. Beberapa kegiatan yang harus
melibatkan pekerja antara lain (Nasution, 2005) :
a) Kegiatan pemeriksaan bahan berbahaya dan beracun dan menyusulkan
rekomendasi bagi perbaikan.
b) Mengembangkan atau memperbaiki aturan keselamatan umum.
c) Melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja baru.
d) Membantu proses analisis penyebab kecelakaan kerja.
Unsur-unsur program keselamatan dan kesehatan kerja yang terpenting
adalah pernyataan dan kebijakan perusahaan, organisasi dan personil, menjaga
kondisi kerja untuk memenuhi syarat-syarat keselamatan, membuat laporan dan
analisis penyebab kecelakaan dan menyediakan fasilitas pertolongan pertama
pada kecelakaan (Nasution, 2005). Program keselamatan dan kesehatan kerja
akan memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja yang dapat menciptakan situasi kerja yang aman, tenteram dan
sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif.
Melalui program keselamatan dan kesehatan kerja, terjadinya kerugian
dapat dihindarkan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan
pekerjanya (Siregar, 2005). Heinrich menyatakan prinsip dasar dari program
keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu diterapkan dalam upaya pencegahan
kecelakaan, yaitu :
a) Melakukan usaha inspeksi keselamatan kerja untuk mengidentifikasikan
kondisi-kondisi yang tidak aman.
b) Mengadakan usaha pendidikan dan pelatihan para pekerja untuk
meningkatkan pengetahuan pekerja akan tugasnya sehari-hari dan cara
kerja yang aman.
21. 138
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
c) Membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja yang harus ditaati
oleh semua pekerja.
d) Pembinaan displin dan ketaatan terhadap semua peraturan di bidang
keselamatan kerja.
b. Menganalisis Polusi Lingkungan
1) Pengertian Pencemaran Lingkungan (Polusi Lingkungan)
Polusi atau pencemaran
lingkungan adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh
proses alam
Gambar. 4.9 Pencemaran lingkungan
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
Pencemaran lingkungan adalah suatu perubahan pada lingkungan yang
tidak dikehendaki sehingga dapat mempengaruhi keselamatan, kesehatan dan
keberlangsungan kehidupan makhluk hidup secara normal. Pencemaran
lingkungan disebabkan oleh bahan-bahan pencemar atau polutan yang berasal dari
alam dan juga aktivitas manusia. Contoh bahan pencemar berasal dari alam adalah
gas atau debu dari aktivitas gunung meletus. Sedangkan bahan pencemar atau
polutan dari aktivitas manusia contohnya adalah sampah, asap kendaraan, asap
pabrik, limbah dan sebagainya.
22. 139
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
2) Macam-Macam Polusi Lingkungan
a. Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
(1)Pencemaran udara
Udara bisa dikatakan tercemar bila udara sudah mengandung beberapa
unsur tertentu yang mengotori keseluruhan komposisi udara. Pencemar
udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
(a)Karbon Monoksida (CO), Gas CO adalah hasil pembakaran yang tidak
sempurna oleh mesin kendaraan bermotor. Jika gas ini terhirup oleh
manusia maka akan ikut beredar pada darah manusia sehingga akan
mengakibatkan kepala menjadi pusing dan bahkan bisa menyebabkan
gangguan pada saraf.
(b)Karbon Dioksida (CO2), Gas CO2 adalah gas yang dihasilkan dari
proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik dan
pelabukan dari batuan. Bila gas ini di atmosfer jumlahnya meningkat,
maka akan menyebabkan peningkatan suhu pada bumi.
(c)Senyawa Nitrogen, Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi
dengan air maka akan membentuk sebuah senyawa asam.
(d)Senyawa Belerang, Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik yang
menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika
bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini
turun bersamaan dengan hujan, maka akan terjadilah hujan asam.
(e)Klorofluorokarbon (CFC), CFC sering kali digunakan untuk bahan
pendingin pada AC dan kulkas. Selain itu, CFC juga digunakan untuk
alat penyemprot rambut dan juga alat penyemprot nyamuk. CFC
sangat berbahaya sekali karena bisa merusak lapisan ozon pada
atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari radiasi sinar ultraviolet
akan berkurang.
23. 140
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan
radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif
masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan
terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia.
Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu,
dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan
bahkan kematian Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per
million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
Gambar. 4.10 Pencemaran Udara
(2)Pencemaran air
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia,
makhluk hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. kekurangan air
pada tubuh manusi bisa mneyebabkan dehidrasi karena ketahanan tubuh
manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh
manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai
sistem penyimpanan lemak. Air merupakan salah satu komponen yang
dibutuhkan kehidupan manusia. air merupakan sumber kehidupan Semua
makhluk membutuhkan air, untuk kepentingannya.
Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak
diperlukan”. Air di Indonesia sangat melimpah, hal ini karena Indonesia
merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan
24. 141
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat
kebanyakan menyalah gunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan
air antara lain seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih
untuk minum, memasak, mencuci, dan keperluan lainnya.
Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna, berbau,
dan beracun). dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat
air yang berwarna keruh dan berbau serta bercampur dengan benda-benda
sampah antara lain seperti kaleng, plastik, dan sampah organik. Sumber-
sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana.
Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai.
Semua akhirnya bermura di sungai dan pencemaran air ini dapat
merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda
oleh satu orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan
yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku
teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan
Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup
yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya,
pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh,
melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan
hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah
dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air
mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU
tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air,
pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya
atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
25. 142
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat
diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek
kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya
pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau
komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar.
Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya
buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh
alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak
dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi
pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan
penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat
kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas
air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai
ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu tertentu untuk
peruntukan air.
Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992
ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat,
harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan
kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter
kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik,
radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990.
▪ Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai
berikut:
(1) Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
(2) Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air
cucian, air kamar mandi.
(3) Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
26. 143
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
(4) Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
(5) Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
(6) Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
(7) Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur
minyak lepas pantai.
▪ Akibat yang ditimbulkan terjadinya polusi air sebagai berikut:
(1) Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh
air.Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang
biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai
yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan
yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu
fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat
menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang
rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan
fenomenakejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi
hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar,
karena meminta korban besar.
(2) Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah,
batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin,air atau es,
karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah
pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama
dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses
penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik,
atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi adalah menipisnya
lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan
menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari
27. 144
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air
(infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan
tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang
terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di
sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan
mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian
yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara
berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air.
erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal
dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air
secara serentak.
(3) Menimbulkan Bebagai Penyakit
Limbah dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT)
dapat merangsang pertumbuhan kanker (bersifat karsinogen),
menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan kelahiran. DDT
(Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel (tidak
dapat terurai secara alamiah), karena itu jika dipergunakan dalam
pemberantasan hama DDT akan mengalami perpindahan melalui
rantai makanan, akhirnya tertimbun dalam tubuh konsumen
terakhir. Makin tinggi tingkat trofi makin pekat kadar zat
pencemarnya. Hal ini disebut biomagnifiation (pemekatan hayati).
Makin sedikit kadar oksigen terlarut menyebabkan kematian
organisme air. Pembusukan oleh organisme pengurai juga makin
menipiskan kadar oksigen terlarut. Pengaruh negatif dari
eutrofikasi adalah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan
antara tanaman air dengan hewan air, sehingga beberapa spesies
ikan mati. Menurut laporan hasil penelitian, kandungan nitrat yang
28. 145
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sistem
peredaran darah pada bayi berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini
disebut blue baby syndrome (gejala bayi biru), ditandai dengan
warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan pada beberapa bagian
tubuh.
▪ Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia
Upaya Menanggulangi Pencemaran Air. Pada dasarnya ada lima
cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran air,
yaitu:
(1) Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak
atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
(2) Tidak membuang sampah ke sungai.
(3) Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
(4) Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang
nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak
ekosistem.
(5) Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air
bersih lainnya tidak tercemar.
Gambar 4.11 Pencemaran Air
29. 146
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
a) Pencemaran tanah
Tanah bisa tercemar karena adanya sampah anorganik dan organik dari
limbah rumah tangga, limbah pasar, limbah industri, limbah peternakan,
limbah pertanian, dan lain sebagainya. Pencemaran tanah bisa
menimbulkan gangguan pada kehidupan mikroorganisme yang hidup di
dalam tanah. Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis
pencemaran berikut ini :
(1) Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
(2) Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami
sulit diuraikan)
(3) Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
Gambar. 4.12 Pencemaran Tanah
b) Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
30. 147
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Gambar. 4.13 Pencemaran Suara
2). Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:
a) Kimiawi
Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik,
pestisida, detergen dan minyak.
b) Biologi
Berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan
Salmonella thyposa.
c) Fisik;
Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
3) Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan
waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu
sebagai berikut :
a) Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
31. 148
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
b) Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh
dan menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
c) Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga
menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
Misalnya pencemaran nuklir.
(2)Parameter Pencemaran
Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran
adalah sebagai berikut :
(a) Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.
(b) Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut menteri
kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh
kurang dari 3 ppm.
(c) Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau kekeruhan, dan
radioaktivitas.
(d) Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya,
bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.
3) Penanggulangan Pencemaran
a) Penanggulangan secara administratif
Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan
merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan
32. 149
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain
sebagai berikut :
(1) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat
mencemari lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan
sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC
sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon
di stratofer.
(2) Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan
gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari
zat-zat yang membahayakan lingkungan.
(3) Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat
tertentu yang jauh dari pemukiman. Sebelum dilakukan pembangunan
pabrik atau proyek-proyek industri harus dilakukan analisis mengenai
dampak lingkungan (AM-DAL).
(4) Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan
baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku
mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar
bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam
buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar,
misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi
kepada pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang
melebihi standar baku mutu.
b) Penanggulangan secara teknologis, Penanggulangan pencemaran
lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan untuk
mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat
pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak
membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insenerator.
c) Penanggulangan secara Edukatif, Penangkalan pencemaran secara edukatif
dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Melalui
pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan
33. 150
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait,
misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan nonformal
dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian
lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan.
Dengan penyuluhan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran baik secara individu maupun secara berkelompok untuk memahami
pentingnya kelestarian lingkungan.
c. Mengevaluasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
1) Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
(Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan).
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud
lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum
AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang
“Izin Lingkungan Hidup” yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang
Amdal.
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan
negatif dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah
suatu kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif
dan negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik,
kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat.Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak
lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang
timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian
juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif Iebih besar
daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana
34. 151
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang
diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
2) Tujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Secara umum tujuan AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan Anekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah
mungkin. Dalam pelaksanaannya yang menjadi tujuan AMDAL yaitu :
a) Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
b) Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
c) Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantau lingkungan hidup.
d) Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
e) Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif
f) Digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberi ijin usaha dan/atau kegiatan.
3) Fungsi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Secara garis besar AMDAL dapat memberikan fungsi sebagai berikut
a) Bahan perencanaan pembangunan wilayah
b) Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
c) Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari
rencana usaha dan/atau kegiatan
d) Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
e) Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
f) Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha
g) Merupakan Scientific Document dan Legal Document
h) Izin Kelayakan Lingkungan
35. 152
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
4) Manfaat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Apa manfat atau guna AMDAL. Ada banyak manfaat yang bisa
didapatkan dengan mengikuti Porsedur AMDAL yang benat. Berikut ini beberapa
secara umum manfaat yang bisa diperoleh dari adanya AMDAL:
a) Sebagai materi/bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
b) Membantu proses pengambilan keputusan yang benar tentang
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau
kegiatan/program.
c) Memberi masukan guna penyusunan disain secara rinci teknis dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
d) Memberi masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
e) Memberi informasi bagi masyarakat umum atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
f) AMDAL memberikan alternatif solusi minimalisasi dampaktidak baik
(negatif).
g) AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan atau pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
Bagi pemerintah, AMDAL sendiri bermanfaat untuk:
a) Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
pemborosan sumber daya alam secara lebih luas. Menghindari
timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya.
b) Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan.
5) Jenis Usaha Dan/Atau Kegiatan Wajib AMDAL
Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL (pasal 3 ayat 1 PP RI
No. 27 Tahun 1999):
a) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam,
b) Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun tidak,
36. 153
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
c) Proses dan kegiatan yang secara potensial menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan LH serta kemerosotan pemanfaatan SDA,
d) Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi
lingkungan alam, buatan dan sosial-budaya,
e) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi kelestarian
konservasi SDA dan/atau perlindungan cagar budaya,
f) Introduksi jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik,
g) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati,
h) Penerapan teknologi yang diperkirakan punya potensi besar untuk
mempengaruhi LH,
i) Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara.
Dalam studi AMDAL ada empat kelompok parameter komponen
lingkungan hidup, Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1990, yaitu:
a) Fisik-kimia (iklim, kualitas udara dan kebisingan, demografi, fisiografi,
hidro-oceanografi, ruang, lahan dan tanah serta hidrologi).
b) Biologi (flora dan fauna).
c) Sosial (budaya, ekonomi, pertahanan/keamanan)
d) Kesehatan masyarakat.
6) Prosedur Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Dalam pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
harus melalui prosedur dalam pelaksanaannya yang terdiri dari :
a) Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
b) Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat
c) Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)
d) Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan
atau kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL
atau tidak.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa
konsultan untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL
37. 154
Kegiatan Belajar 4
Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya.
Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09/2000.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di
tingkat Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup
Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi
pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang
berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili
di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi
Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup,
sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan
kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
Gambar. 4.15 Pembangunan yang memperhatikan AMDAL
Hasil-hasil dari program pembangunan wilayah yang luas (stasiun
pembangkit, bendungan, jalan raya, dsb.) harus dievaluasi pada tiga skala waktu;
a) Selama Masa Konstruksi, lingkungan terganggu oleh per alatan berat
pembongkar tanah, kemah-kemah dan jalan-jalan sementara untuk kerja
proyek. Bagi penduduk setempat, kualitas hidup terganggu oleh adanya
debu dan kebisingan serta oleh adanya konflik-konflik sosial.
38. 155
Modul 3
Otomatisasi Perkantoran dan Sarana Prasaranan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
b) Setelah selesainya pembangunan proyek, rumput dan pe pohonan
dita¬nam kembali, dan jalan-jalan dipadatkan. Tetapi jelas bahwa
lingkungan baru telah tercipta sebagai konsekwensi dari penggenangan
lembah, diversi sungai, relokasi jalur lalulintas atau pelepasan secara
rutin bahan polutan ke dalam udara dan air.
c) Selama periode beberapa dekade, pembangunan proyek dapat menarik
industri sekunder, dapat menyebabkan peningkatan populasi secara
signifikan, dan dapat menim-bulkan berbagai kegiatan manusia yang
tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Setelah 50 tahun, pada saat
struktur-struktur orisinil mungkin telah musnah, modifikasi lingkungan
regional tampaknya jauh lebih penting daripada yang dibayangkan oleh
pemrakarsa proyek.