Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bengkel sesuai dengan peraturan OSHA. Dokumen tersebut menjelaskan perlengkapan P3K, alat pelindung diri, undang-undang terkait K3, serta simbol-simbol K3 yang digunakan di tempat kerja.
1. JOBSHEET KERJA BENGKEL DAN GAMBAR TEKNIK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA
KOMPETENSI DASAR:
4.1 Mendemonstrasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA, dalam
bentuk poster dan kondisi riil di bengkel
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
4.1.1 Menjelaskan perlengkapan P3K
4.1.2 Menjelaskan alat pelindung diri
A. TUJUAN
Setelah melaksanakan pratikum siswa dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan perlengkapan P3K dengan displin, jujur, tanggung jawab, santun dan
percaya diri baik secara individu maupun kelompok.
2. Siswa dapat menjelaskan alat pelindung diri dengan displin, jujur, tanggung jawab, santun dan
percaya diri secara individu maupun kelompok.
B. TEORI SINGKAT
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bengkel
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan. Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya
untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran disekitar tempat kerjanya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang
memuat :
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………… 3. ……………………
2. …………………… 4. ……………………
Kelas / Jurusan :
2. Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a.
keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerjayang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut :
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja di bengkel
Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan
Mencegah/ mengurangi kematian
Mencegah/ mengurangi cacat tetap
Meningkatkan dan mengamankan produksi, industri dan pembangunan
Menjamin kegembiraan semangat kerja
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan, kapanpun dan di manapun.
Tindakan keselamatan kerja dilakukan di tempat kerja, di lingkungan keluarga/ rumah
tangga, lingkungan masyarakat. Adapun syarat – syarat pelaksanaan K3 diperuntukkan untuk
:
Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Membuat jalan penyelamatan (Emergency Exit)
Memberi pertolongan pertama (First Aids/ PPPK)
Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja
Mempertimbangkan faktor – faktor kenyamanan kerja
Mencegah dan mengendalikan timbunya penyakit fisik dan psychis
Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja
Untuk itu, perlu dilakukan tindakan preventif, dengan cara setiap pekerjaan harus
dilakukan secara benar sesuai dengan Standart Operational Prosedure (SOP) ; Menyiapkan
dokter kesehatan; dilakukannya pelatihan PPPK bagi semua SDM; kedisiplinan, ketaatan dan
kepatuhan; kontrol, evaluasi dan pengembangan; perencanaan jangka pendek dan panjang;
pendidikan dan pelatihan tentang potensi dan bahaya akibat kerja.
K3 difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. K3 tidak
3. dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan
pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas
kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal
tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan
dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU
No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokokmengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami
perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Undang-undang K3 juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk teknis dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Walaupun sudah
banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta
sarana yang ada.
3. Peralatan K3
Peralatan K3 terutama adalah Alat Pelindung Diri ( APD ) merupakan yang seperangkat
peralatan yang dikenakan sebagai perlindungan sebagian atau keseluruhan tubuh dari resiko
kecelakaan kerja. Sehingga pekerja lebih nyaman dan aman selama menjalankan tugasnya.
Penggunaan peralatan pelindung diri bermanfaat sebagai pelindung tenaga kerja dari berbagai
resiko kecelakaan kerja.Sekaligus meningkatkan produktivitas, efektivitas dan menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Peralatan yang dikenakan seharusnya memenuhi
berbagai kriteria yang ditentukan, untuk menunjang keamanan pekerja. Seperti nyaman
dikenakan, tidak mengganggu aktivitas bekerja dan memberikan perlindungan secara
optimal.
Secara teknis memang penggunaan berbagai alat tersebut tidak bisa menjamin
keselamatan jiwa secara menyeluruh. Tapi setidaknya bisa meminimalisir resiko keparahan
terhadap keluhan penyakit tertentu dan kecelakaan kerja. Setiap alat biasanya memiliki
kelemahan tersendiri,seperti kemampuan perlindungan kurang sempurna, kurang nyaman saat
dikenakan, mengganggu komunikasi dan lain sebagainya. Untuk memastikan alat bisa
berfungsi dengan baik, pengecekan secara rutin wajib diterapkan pada
Alat Pelindung Diri ada beragam Alat Pelindung Diri yang biasa digunakan sebagai ketika
sedang bekerja, seperti di kawasan tambang, pembangunan property dan sebagainya. Jenis-
jenis alat pelindung diri dapat dilihat pada Gambar 1.
4. Gambar 1. Alat Pelindung Diri K3
Nama alat pelindung diri dapat diuraikan sebagai berikut:
• Safety helmet.
• Safety google atau kacamata pengaman.
• Safety belt atau sabuk keselamatan.
• Full body hardness atau sabuk pengaman penuh.
• Respirator dan masker.
• Penutup dan pelindung telinga.
• Sarung tangan.
• Rubber boot atau sepatu karet.
• Safety shoes atau sepatu keselamatan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer pc
2. Internet
D. LANGKAH KERJA
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang
2. Amati secara teliti nama, fungsi, dan perintah dari gambar yang ada pada tabel pengamatan
3. Setelah selesai masing-masing individu wajib melaporkan hasil diskusi kelompok dan hasil
pengerjaan tugas
5. 4. Berikan kesimpulan dari hasil diskusi
E. LEMBAR PENGAMATAN
1. Alat Pelindung Diri
No Gambar Alat Pelindung Diri Nama Alat
Pelindung Diri
Fungsi Alat
Pelindung Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6. 2. Simbol Wajib Menggunakan Alat Pelindung Diri
No Gambar Simbol Alat Pelindung Diri Perintah Kewajiban
Penggunaan Alat
Pelindung Diri
Nama Alat Pelindung
Diri yang Digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
3. Simbol Waspada terhadap Bahaya
No Gambar Simbol Waspada Bahaya Perintah Waspada Bahaya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
7. 8.
9.
10.
4. Simbol Larangan
No Gambar Simbol Larangan Perintah Waspada Larangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
5. Simbol Petunjuk P3K
No Gambar Simbol Petunjuk P3K Petunjuk P3K
1.
8. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
F. TUGAS
1. Apa tindakan yang ananda lakukan jika terjadi korsleting saat mengerjakan suatu pekerjaan
di bengkel elektronika?
2.Sebutkan tindakan pertolongan pertama yang ananda lakukan saat ada orang yang kena
tersengat listrik di bengkel elektronika?
3. Apa fungsi dari kotak P3K dan sebutkan standart minimal isi dari P3K!
4. Sebutkan minimal 5 persyaratan keselamatan kerja sesuai dengan Pasal 3
ayat (1) UU 1/1970 tentang Keselamatan Kerja!
5.Jelaskan apa saja perlengkapan tambahan kotak P3K !
G. KESIMPULAN